Latar belakang reformas i
Pengadaan Barang dan
jasa
Latar belakang reformas i
Pengadaan Barang dan
jasa
Pengadaan
barang/jasa
pemerintah
adalah
aktifitas
pemerintah yang paling rawan
dengan korupsi;
(Kaufmann, World
Prinsip-prinsip Pengadaan
a. Efisien b. Efektif
c. Transparan d. Terbuka
e. Bersaing
ETIKA PENGADAAN
PASAL 6
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang /Jasa;
b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa; c. Tidak saling mempengaruhi baik langsungmaupun tidak
langsung yang berakibat terjadinya persainanga tidak sehat;
LANJUTAN ETIKA PENGADAAN
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsugn maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa; g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewnang
dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan ataupihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan
Organisasi
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
(PA/KPA);
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat
Pengadaan;
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Tugas dan Kewenangan
PA/KPA
Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan Barang/Jasa;
Penetapan pemenang penyedia oleh PA :
• Paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya di atas Rp 100 miliar;
Tugas dan Kewenangan
PPK
Menyusun dan menetapkan Rencana Pengadaan :
• Spesifikasi Teknis • Rincian HPS;
• Rancangan kontrak
Menandatangani kontrak;
Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani
Tugas dan Kewenangan
PPK
Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan pengadaan;
Dapat mengusulkan perubahan paket dan jadwal pekerjaan
kepada PA;
Dapat menetapkan :
• Tim pendukung
Tugas dan Kewenangan
Pokja ULP
Menetapkan dokumen pengadaan; Menetapkan pemenang untuk :
• Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya < Rp 100 miliar;
•
Pengadaan jasa konsultasi < Rp10 miliar;
Tugas dan Kewenangan
Pejabat Pengadaan
Melaksanakan pengadaan langsung; Pengadaan langsung untuk pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya < Rp 200 juta;
Tugas dan Kewenangan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Memeriksa hasil pekerjaan; Menerima hasil pekerjaan;
Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah
Permasalahan pada Tahap Perencanaan
Rencana pengadaan tidak berdasarkan kebutuhan
institusi, tetapi berdasarkan keinginan seseorang
atau kelompok;
Rencana pengadaan tidak diumumkan secara
terbuka pada awal tahun anggaran;
Rencana pengadaan tidak disusun secara
Permasalahan pada Tahap Perencanaan
Kesalahan dalam Penyusunan Rencana Teknis
Menyusun Spesifikasi :
• mengarah kepada produk tertentu
• Spesifikasi terlalu tinggi (over specification)
• Tidak menggunakan standar Nasional
Menyusun HPS :
• Penyusunan HPS tidak sesuai ketentuan
• Nilai HPS digelembungkan (mark-up)
• Nilai HPS diatur oleh pelaku usaha
Menyusun Rencana Kontrak :
• Rancangan kontrak belum dibuat saat pelelangan
• Penetapan jenis kontrak tidak sesuai
Permasalahan pada Tahap Perencanaan
Kesalahan dalam Penyusunan Perencanaan
Kesalahan menetapkan Sistem Pengadaan (Metode dan kriteria evaluasi, metode penyampaian dokumen);
menetapkan syarat penyedia yang sudah diarahkan kepada penyedia tertentu;
menyusun jadwal yang terlalu cepat, sehingga penyedia yang sudah dipersiapkan yang dapat menyampaikan penawaran;
Pembatasan informasi , sehingga penyedia tertentu saja yang mendapatkan informasi lengkap;
Permasalahan pada Tahap Pemilihan
Pengumuman Pelelangan (semu atau fiktif, isi tidak lengkap,
waktu pengumuman singkat);
Pokja tidak menguasai substansi teknis dan informasi penting
yang akan dijelaskan dalam aanwijzing;
Tidak melakukan addendum dokumen pemilihan dalam hal
terjadi perubahan pada saat aanwizjing;
Postbidding pada saat evaluasi;
Tidak melakukan koreksi aritmatik untuk kontrak harga satuan,
Tidak melakukan klarifikasi dalam proses evaluasi;
Permasalahan pada Tahap Serah Terima B/J
Pekerjaan fisik belum selesai 100%;
Kualitas barang/jasa tidak sesuai standar dan spesifikasi
yang tercantum dalam kontrak;
Perubahan spesifikasi dan volume yang diubah
berdasarkan permintaan penyedia atau kemauan bersama;
Pekerjaan tidak dilaksanakan atau hanya sebagian yang
dikerjakan (fiktif), namun telah memperoleh pembayaran penuh;
Permasalahan pada Tahap Pelaksanaan Kontrak
Pembayaran melebihi progres, atau pembayaran 100%
untuk pekerjaan yang belum selesai;
Tidak mengenakan sanksi kepada penyedia yang
terlambat;
Penyesuaian Harga; Pemutusan Kontrak;
Tidak memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
Solusi Mengatasi TPK dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
1. Patuh pada ketentuan dan peraturan pengadaan serta taat azas, norma dan etika pengadaan;
2. Melaksanakan sistem dan prinsip pengadaan secara tepat dan dengan sebaik-baiknya;
3. Organisasi, birokrasi dan manajemen pengadaan yang baik;
4. Profesionalisme dan kompetensi dari pejabat dan pelaksana pengadaan;
Solusi Mengatasi TPK dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
6. Penerapan sanksi yang tegas dan pengendalian serta pengawasan yang ketat;
7. Meningkatkan transparansi dalam proses pelaksanaan pengadaan;
8. Melaksanakan proses pengadaan secara elektronik (
e-Procurement);