• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK-PAIR-SHARE

(TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKASISWA

TUNARUNGU KELAS V SDLB-B DHARMA WANITA KAB. SIDOARJO

Qonita

Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Generally, the potentian intelegence of hearing impairment children was equal to the normal but the development was functionally influenced by their speech ability level. The low of speech skill would make the cognitive development of hearing impairment children less optimal. The cognitive development of hearing impairment chirdren was included mathematic material mastery. The observation result of mathematic value to the fifth class of hearing impairment student in SDLB-B Dharma Wanita Sidoarjo obtained the class value avarage, 60. Based on the background above, this research applied cooperative learning model of Think-Pair-Share type with the purpose of this study was to know the influence of cooperative learning model of think-pair-share type toward mathematic learning result to the fifth class of hearing impairment student in SDLB-B Dharma Wanita Sidoarjo.

The analisys result used sign test formula could be concluded that “there was significant influence using cooperative learning model of think-pair-share type toward mathematic learning result of the fifth class of hearing impairment student in SDLB-B Dharma Wanita Sidoarjo”, with the value ZH = 2,05 > Z table 5 % 1,96.

Keywords: Cooperative learning model of think-pair-share type, mathematic learning

result, hearing impairment children

Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematik dan dalam sistematik itu terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran guru mempertimbangkan model pembelajaran, metode dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Pembelajaran dirancang secara sistematik, bersifat konseptual, tetapi praktis, realistik dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pembelajaran, pengelolaan kelas, pendayagunaan sumber belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran. Dari proses pembelajaran harus dapat menjadi perhatian bagi para guru agar tercapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang memuaskan, terutama menyangkut model pembelajaran yang diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus.

Pada umumnya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak normal pendengaran, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi dan daya abstrak anak (Somantri 2006:97). Keterampilan berbahasa anak normal pendengaran diperoleh dari proses belajar bahasa dan bicara berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu akan membawa dampak pada perkembangan berbahasa yang mempengaruhi kemampuan berkomunikasi anak tunarungu.

(2)

verbal misalnya merumuskan pengertian, menghubungkan, menarik kesimpulan, dan meramalkan kejadian. Soemantri (2006) mengemukakan bahwa nilai anak tunarungu pada test mental yang bersifat verbal menunjukkan hasil yang lebih rendah dibanding dengan anak normal pendengaran, akan tetapi pada test non verbal mendekati hasil yang sama.

Selain itu, hambatan bahasa yang dialami oleh anak tunarungu juga mempengaruhi perkembangan sosialnya. Faktor sosial dan budaya memiliki arti yang sangat luas, yaitu lingkungan hidup dimana anak berinteraksi dengan individu lain, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Kemiskinan bahasa membuat anak tunarungu tidak mampu terlibat secara aktif dalam situasi soasialnya. Untuk itu, seluruh anggota keluarga, guru, dan masyarakat disekitar hendaknya berusaha mempelajari dan memahami keadaan mereka karena hal tersebut dapat menghambat perkembangan kepribadian yang negatif pada diri anak

Konsep matematika banyak memegang peranan penting dan pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan anak berkebutuhan khusus. Kehidupan sehari-hari secara langsung memerlukan keterampilan berkaitan dengan menghitung berupa pengembalian uang belanja, menginterpretasikan ukuran-ukuran dalam resep makanan, dan menghitung harga barang dibeli. Demikian pula dalam lingkungan sekolah, ternyata masalah-masalah serta kesulitan-kesulitan pelajaran matematika sering kali menjadi penyebab peserta didik selalu merasa gelisah dan takut.

Hakikat Matematika menurut Soedjadi, 2000 (dalam Heruman:1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Menurut Delphie (2009:2) ruang lingkup Matematika meliputi pengoprasian penghitungan, pengukuran, aritmetika, kalkulasi, geometri, dan aljabar. Dalam Matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan agar melekat dan bertahan lama dalam memori siswa. Untuk itulah diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian.

Keterbatasan anak tunarungu dalam menerima informasi yang bersifat auditif menyebabkan perkembangan kognitif menjadi terhambat. Hambatan yang dialami anak tunarungu berakibat pada turunnya prestasi akademik yang mengakibatkan hasil belajar cenderung rendah. Seperti pada bidang studi Matematika yang menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berfikir abstrak. Hal tersebut menjadi kendala bagi anak tunarungu dalam memahami konsep matematika.

Dalam mengatasi masalah di atas, pemberian bimbingan yang teratur terutama pada kecakapan berbahasa akan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu. Selain itu, hendaknya guru dapat mengembangkan berbagai metode dalam mengajarkan Matematika. Sehingga siswa diharapkan selama proses pembelajaran dapat belajar bermakna yaitu belajar yang ditekankan pada proses pembentukan konsep atau lebih mengutamakan proses. Oleh sebab itu, guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dan dapat berperan aktif di dalamnya serta saling bekerja sama dengan siswa lain untuk memahami konsep yang ada pada materi pembelajaran Matematika dengan bimbingan guru.

Upaya yang dilakukan agar terjadi interaksi sosial dan peningkatan hasil belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sebab model pembelajaran kooperatif lebih menekankan kepada proses kerja sama dan saling berinteraksi dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif akan dapat melatih para siswa tunarungu untuk menerima pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas kelompok akan dapat memacu para siswa untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

(3)

kooperatif terhadap hasil belajar. studi ini dilakukan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi bahasa, geografi, ilmu sosial, sains, matematika, bahasa inggris, sebagai bahasa kedua, membaca, dan menulis. Studi yang ditelaah itu dilaksanakan di sekolah-sekolah kota, pinggiran, dan pedesaan di Amerika Serikat, Nigeria dan Jerman. Dari 45 laporan tersebut 37 di antaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Delapan studi manunjukkan tidak ada perbedaan. Tidak satupun studi menunjukkan bahwa kooperatif memberikan pengaruh negatif (Ibrahim dkk, 2000:16).

Berdasarkan hasil observasi di SDLB-B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo selama ini pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, dalam artian guru sebagai sumber informasi. Sehingga selama proses pembelajaran tersebut umumnya hanya terjadi hubungan belajar dua arah yaitu antara guru dengan siswa, sedangkan hubungan siswa dengan siswa terlihat kurang aktif.

Maka dari itu peneliti menerapkan bentuk pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share kepada siswa tunarungu. Tipe Think-Pair-Share memiliki prosedur yang secara eksplisit memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, menjawab dan saling membantu sama lain. Selain itu tipe Think-Pair-Share ini relative sederhana, tidak menyita waktu dalam mengatur tempat duduk dimana siswa dikelompokkan secara berpasangan sehingga dapat mengaktifkan proses diskusi dalam pembelajaran kooperatif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat terjadi apabila siswa melibatkan diri mereka dalam pembelajaran. Melalui pengalaman belajar ini siswa dapat belajar secara langsung menanamkan konsep yang ingin disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Adakah pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika pada siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita, Kab.Sidoarjo?”

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan, maka penelitian ini ditujukan (1) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika pada siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita, Kab.Sidoarjo. (2) Untuk mengkaji hasil belajar matematika pada siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita, Kab.Sidoarjo sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. (3) Untuk mengkaji hasil belajar matematika pada siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita, Kab.Sidoarjo setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

METODE

Dalam kegiatan penelitian ilmiah metode ilmiah sangat diperlukan dan merupakan hal yang paling penting untuk dikuasai karena dalam metode penelitian akan dapat memberikan masukan dan panduan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian ilmiah sehingga penelitian yang dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan dan diakui kebenarannya secara ilmiah

Arikunto (2006:20) menjelaskan ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu : sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.

(4)

mengganggu. Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa penelitian eksperimen dalam pelaksanaannya salah satu kelompok diberikan perlakuan yaitu pada kelompok eksperimen.

Adapun pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pra eksperimen dengan menggunakan desain “pre-test and post-test Group”. Menurut Arikunto (2006:85) Pra eksperimen sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah “quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Design pre-test and post-test Group dengan pola 0ǽ X 0Ǿ. Menurut Arikunto (2006:85), di dalam desain ini test dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah

eksperimen. Test yang dilakukan sebelum eksperimen (0ǽ) disebut pre-test, dan test sesudah

eksperiment (0Ǿ) disebut post-test. Perbedaan antara (0ǽ) dan (0Ǿ) merupakan efek dari treatment atau eksperimen.

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan rancangan penelitian sebagai berikut :

Keterngan : 0ǽ : pre-test untuk mengukur hasil belajar Matematika siswa tunarungu sebelum diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. X : treatment atau eksperimen atau perlakuan pada subjek yang diberikan pada saat proses pembelajaran

Matematika yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. 0Ǿ : post-test untuk mengukur hasil belajar Matematika siswa tunarungu setelah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa siswi tunarungu kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kabupaten Sidoarjo yang berjumlah 6 siswa dengan menggunakan bahasa oral dan isyarat sebagai komunikasi sehari-hari di sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus pengolahan data untuk menegtahui nilai rata-rata siswa, dapat diketahui data hasil pre-test dan post-test sebagai berikut :

Tabel 1 Data Hasil Pre-Test (O1). Data Hasil Belajar Matematika Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Siswa Kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo

(5)

NAMA A B SKOR NILAI

Jawaban Benar Jawaban Benar

DK 4 1 7 38,88

YG 4 1 7 38,88

RY 3 1 6 33,33

TT 4 1 7 38,88

YY 4 0 4 22,22

YL 3 1 6 33,33

Jumlah 22 5 37 34,25

Keterangan : (A) menyebutkan ciri-ciri kubus dan balok, jawaban benar kali 1 (B) menghitung volume kubus dan balok, jawaban benar kali 3. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test siswa kelas V sebelum diberikan intervensi atau perlakuan adalah 34,25.

Tabel 2 Data Hasil Post-Test (O2). Data Hasil Belajar Matematika Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Siswa Kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo

NAMA A B SKOR NILAI

Jawaban Benar Jawaban Benar

DK 6 3 15 83,33

YG 6 3 15 83,33

RY 5 3 14 77,77

TT 5 3 14 77,77

YY 5 2 11 61,11

YL 5 3 14 77,77

Jumlah 32 17 83 76,84

Keterangan : (A) menyebutkan ciri-ciri kubus dan balok, jawaban benar kali 1 (B) menghitung volume kubus dan balok, jawaban benar kali 3

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test siswa tunarungu di kelas V Di SDLB-B Dharma Wanita kab.Sidoarjo setelah di berikan intervensi atau perlakuan adalah 76,84.

(6)

Tabel 3. Rekapitulasi Pre-Test Dan Post-Test Hasil Belajar Matematika Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Siswa Kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo

Pada tahap ini peneliti menganalisis secara cermat data yang telah terkumpul, dengan maksud memperolah kebenaran hasil penalitian terhadap sampel. Lebih lanjut diadakan analisis data bertujuan untuk menjawab permasalahan sekaligus menguji hipotesis yang berbunyi, “Ada pengaruh signifikan penggunaan Pemetaan Visual terhadap kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi siswa tunarungu kelas V di SDLB Surabaya”.

Tabel 4. Tabel Kerja Perubahan Nilai Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share di SDLB Sidoarjo

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis data statistik non parametrik dengan data kuantitatif dan jumlah sampel penelitiannya kecil yaitu n = 6. Maka rumus yang digunakan adalah “ Uji tanda” (Sign Test). Berikut ini disajikan dengan menggunakan “Uji Tanda” (Sign Test) Zh. Data diperoleh dari hasil penelitian nilai pre-test dan post-test. Perubahan diatas kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sign test (Zh).

Dari hasil analisis data, nilai Zh yang diperoleh dalam hitungan adalah 2,05 lebih besar dari pada nilai kritis α = 5% yaitu 1,96 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab.Sidoarjo

No Nama Nilai

Pre-test (X) Pos-test (Y)

1 DK 38,88 83,33

2 YG 38,88 83,33

3 RY 33,33 77,77

4 TT 38,88 77,77

5 YY 22,22 61,11

6 YL 33,33 77,77

Rata-rata (∑) 34,25 76,84

No Nama Nilai Perubahan

Tanda ( X2 – X1)

Pre-tes (X) Pos-tes (Y)

1 DK 38,88 83,33 +

2 YG 38,88 83,33 +

3 RY 33,33 77,77 +

4 TT 38,88 77,77 +

5 YY 22,22 61,11 +

6 YL 33,33 77,77 +

(7)

Berdasarkan hasil analisis data hasil penilaian hasil belajar matematika siswa tunarungu sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan data hasil penilaian hasil belajar matematika siswa tunarungu setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terdapat perbedaan jumlah skor dalam setiap aspek yaitu sebagai berikut: (1) Pada aspek menyebutkan ciri-ciri kubus dan balok terjadi pengaruh yang signifikan, itu terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi. (2) Pada aspek menghitung volume dengan menggunakan kubus satuan terjadi pengaruh yang signifikan, itu terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi. (3) Pada aspek menghitung volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus, semua indikator mengalami peningkatan. Pada aspek ini terjadi pengaruh yang signifikan, itu terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus uji tanda (sign test), untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo menunjukkan pengaruh yang signifikan. Dari hasil pengujian dua sisi yang dianalisis menunjukkan bahwa nilai Zh yang diperoleh dalam hitungan 2,05 > nilai kritis α = 5% yaitu 1,96 sehingga diketahui bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share diSDLB – B Dharma Wanita Kab. Sidoarjo. Dalam penelitian ini dibuktikan dari adanya perubahan yang lebih baik dari hasil pre-test ke post-test. Hal ini membuktikan bahwa pemilihan metode yang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tunarungu.

Data hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V SDLB-B Dharma Wamita Sidoarjo sebelum dilaksanakan intervensi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menunjukkan nilai dengan rata-rata rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan maupun dalam menghitung rumus matematika, sehingga dibutuhkan metode serta media yang tepat untuk mengatasi masalah belajar anak. Seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri (2010 :74) bahwa penggunaan metode yang tepat dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Saiful (2020:77) juga menambahkan salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

Gangguan pendengaran menjadikan kurang berkembangnya intelegensi anak tunarungu. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri (2006 : 22) yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan dalam bahasa akan menghambat pada aspek intelegensi anak tunarungu.

(8)

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Dari 14 kali intervensi yang diberikan serta dilihat dari hasil pre-test dengan rata-rata 34,25 dan hasil post test dengan milai rata-rata 76,84. Siswa dapat memahami materi yang diajarkan seperti menyebutkan ciri-ciri kubus dan balok. Sebelum mengajarkan menghitung volume, siswa terlebih dahulu diberikan materi perkalian untuk mengulang kembali dan agar anak lebih memahami konsep menghitung volume. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar (2001:32) yang menyatakan bahwa belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai dapat lebih mudah dipahami.

Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada pelajaran matematika siswa tunarungu. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ibrahim dkk (2000 : 16) yakni “dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan teknik-teknik dalam pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasl belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif”. Dengan menggunakan metode kooperatif, siswa belajar saling bekerja sama, bertukar pikiran, berani bertanya dan mengungkapkan pendapat sehingga pada akhirmya siswa akan dapat memahami materi pembelajaran secara keseluruhan.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dikemukakan oleh Nur Azizah (2008) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa tunarungu di SDLB-B Surabaya. Keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat terjadi apabila siswa melibatkan diri mereka dalam proses pembelajaran. Semakin banyak peran aktif yang dilakukan anak selama proses kegiatan belajar berlangsung, maka anak akan mampu dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.

Mengingat bahwa anak tunarungu mengalami gangguan dalam berbahasanya yang mempengaruhi kemampuan berkomunikasinya, sehingga hal ini membawa dampak pada kemampuan interaksi sosialnya. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat memberikan pengalaman saling berinteraksi dan bekerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan suatu permasalahan dari apa yang dipelajari.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah didasarkan atas fakta dan data yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa: (1)Terjadinya peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata pre tes 34,25 sebelum diberikan intervensi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menjadi 76,84 pada rata-rata post tes atau sesudah diberikan intervensi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. (2) Ada pengaruh yang signifikan berdasarkan hasil uji tanda dengan nilai ZH=2,05 > Z tabel 5% 1,96 pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V SDLB-B Dharma Wanita kab.Sidoarjo. (3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa tunarungu kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab.Sidoarjo.

(9)

model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran di kelas baik pada bidang studi matematika. (2) Disarankan kepada orang tua untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sebagai salah satu model pembelajaran anak dirumah. (3) Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai salah satu refrensi pada penelitian yang terkait model pembelajaran kooperatif

DAFTAR ACUAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta

Azizah, Nur. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap Aktivitas

Siswa dan Hasil Belajar Matemetika Anak Tunarungu. Jurnal Pendidikan Luar Biasa.

Volume 4, Nomor 1. Surabaya : Unesa University Press.

Bunawan, Lani. 1997. Komunikasi Total. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Dimyati dan Mudjiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Hamalik, O. 2001. Teknik Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Bandung : Mandar Maju.

Hariwijaya. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta : TUGUPUBLISHER

Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Kurikulum Pendidikan Luarbiasa. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SDLB-B. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Somantri, S. 2006. Psikologi

Anak Luar Biasa. Bandung : PT.Refika Aditama

Rudy. 2011. Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

http://www.rudyunesa.com./pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair.htm, diakses 21

Februari 2012

Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non Parametrik Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

Somad, P dan Tati Hernawati. 1995. Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung :

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya

Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru ALGen

Sindo

Sujana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suryanti, dkk. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Universitas Negeri

Surabaya.

Tim penyususn. 2006. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya:

(10)

Tineke Neering-Pleijsier. 1992. Pedoman Speech Terapi. Malang : PPRBM Bakti Luhur

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik. Jakarta :

Prestasi Pustaka Publisher.

Wagino dan Asmono. 2009. Model Pembelajajaran Think Pair Share untuk Meningkatkan

Kemampuan Mengoperasikan Komputer bagi Siswa Tunarungu. Jurnal Pendidikan

Gambar

Tabel 2 Data Hasil Post-Test (OV SDLB-B Dharma Wanita Kab. SidoarjoMenggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 2)
Tabel 3. Rekapitulasi Pre-Test Dan Post-Test Hasil Belajar Matematika Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Siswa Kelas V SDLB-B Dharma Wanita Kab

Referensi

Dokumen terkait

Asis, Hukum Acara P idana Suatu Pengantar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2014. Sutiyoso, Bambang, Sri Hastuti Puspitasari, Aspek – Aspek Perkembangan

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

Mastodon sangat menarik karena fauna ini hanya hadir pada masa yang paling tua dalam suksesi biostratigrafi fauna di Jawa, yaitu berada pada kurun Fauna ฀atir

[r]

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Keluarga klien merasa takut dan khawatir akan kelahiran klien terhadap prosedur invasif saat operasi SC yang akan dilakukan tidak lancar dan takut anaknya klien terjadi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil miskonsepsi siswa meliputi miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMA di Jepara pada materi bilangan kuantum dan