• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di Pos PAUD Ananda Nologaten) UMI MUSAROPAH

Tutor PENDAS UPBJJ-UT Surakarta satrianurfahmi@yahoo.com

Abstract

Exploring the implementation of environment vision based Islamic education at Ananda Post Early Childhood Education Nologaten in Sleman was done qualitatively. The methods used in data collection, among others: observation, in-depth interviews and documentation. Students who were respondents were only to find out their response on what they learned from their teachers. Results of the research reveals that Post Ananda s in islamic education instructions whose a conception is environment, aims at developing tradition friendly to environment through habituation and exemplary combined with the deepening of the Qur'anic texts relating to the environment through methods of advice, lectures, and discussions. During implementation it was also found some supporting and inhibiting factors that could become the foundation in the developing the better and effective environment-vision based islamic education instruction.

Keywords:Islamic Education, environment, early childhood

A. Pendahuluan

Persoalan lingkungan hidup merupakan masalah manusia sepanjang masa, sebab manusia dan lingkungan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.1Keterkaitan keduanya telah melahirkan suatu interaksi

yang mampu melahirkan bentuk lingkungan sosial yang secara psikologik sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa, dan secara pedagogik akan tercipta insan mandiri dalam arti kata dewasa dalam berpikir, berperilaku dan bertindak. Lingkungan hidup telah menjadi wahana pengembangan sikap, pola pikir dan perbuatan yang kreatif bagi manusia disamping tempat tumbuh dan berkembang baik dalam arti individual maupun sosial.

(2)

generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. Azizy kemudian menyimpulkan materi proses transformasi itu antara lain; nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi muda agar mampu hidup. Ia kemudian menyimpulkan PAI mencakup dua hal, (a) mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.2

Al-Quran sebagai sumber utama materi dan metode PAI puntelah menyediakan muatan yang secara spesifik tentang lingkungan hidup. Salah satu ayatnya menganjurkan manusia untuk berinteraksi secara baik dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Hal itu mengingat lingkungan alam bumi yang diciptakan Allah SWT. merupakan sumber rezeki bagi manusia.3

Karena kedekatan hubungan, PAI berwawasan lingkungan perlu di tanamkan sedini mungkin kepada anak. Hal ini dapat dikaitkan usia dini dengan the golden age, masa keemasan, adalah periode yang amat penting bagi seorang anak. Masa-masa emas tersebut berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Pendidikan pada rentang usia tersebut sangat menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya. Oleh karenanya sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai yang baik pada seorang anak dalam periode usia keemasan itu.4

Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi pelaksanaan PAI berwawasan lingkungan hidup pada Pos PAUD Ananda Nologaten di wilayah Kabupaten Sleman. PAUD itu mengimplementasikan tema Kebersihan Lingkunganku sebagai bagian dari pendidikan anak usia dininya. Kurikulum secara keseluruhan juga tidak jauh dari tema agama dan lingkungan seperti yang terlihat dalam alokasi tema sebagai berikut;

ALOKASI TEMA TAHUN AJARAN 2012-20135

NO WAKTU TEMA SUB TEMA

SEMESTER I

1 Juli Aku Identitas Diri dan Panca Indera

(3)

B. Metode Penelitian

Penelitian Kualitatif ini bersandar kepada metode pengumpulan data yang bertujuan memperdalam pemahaman terhadap pelaksanaan PAI berwawasan Lingkungan hidup di lokasi penelitian. Untuk itu, metode yang dipergunakan antara lain; Observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam wawancara mendalam, responden adalah kepala sekolah, guru dan wali murid. Siswa menjadi responden hanya untuk mengetahui respon mereka tentang apa yang mereka pelajari dari guru mereka. Hasil data kemudian dianalisis secara induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan perolehan data, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya didapatkan hasil yang memuaskan.

C. Kurikulum Dan Program PAI berwawasan Lingkungan

Pos PAUD Ananda Nologaten merupakan lembaga pendidikan pra-sekolah. jalur non formal, berada dibawah PKK dusun Nologaten yang menyelenggarakan kegiatan belajar sambil bermain dan berfungsi sebagai pusat pendidikan sosial yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan. Adapun kurikulum dan kegiatan belajar mengajar PAI berwawasan Lingkungan di Pos PAUD Ananda Nologaten di bagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Bidang pengembangan pembiasaan

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan anak sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembiasaan ini meliputi pengembangan moral dan

Rasa Aman.

4 Oktober Binatang Ayam; Ikan; Kelinci; dan Harimau. 5 November Tanaman Lidah Buaya; Padi; Mawar; Kecambah 6 Desember Pekerjaan Guru; Dokter; Polisi; dan Pedagang

SEMESTER II

7 Januari Air, Api dan Udara Asal, Guna dan Bahaya

8 Februari Transportasi Transportasi Darat; Laut; dan Udara 9 Maret Alam Semesta Matahari, Bulan, Bintang, Bumi

10 April Gejala Alam: Gunung Meletus, Tanah Longsor, Banjir, Kekeringan

11 Mei Komunikasi Televisi, Radio, Koran, dan Telephon 12 Juni Rekreasi Gembira Loka; Parang Tritis; dan

(4)

agama. Hal ini lakukan dalam rangka meletakkan dasar agama agar menjadi anak yang memiliki kepribadian yang luhur dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat. Sedangkan program pengembangan sosial dan kemandirian bertujuan untuk melatih emosi dan kecakapan anak agar dapat berinteraksi dengan sesama maupun orang dewasa di sekitarnya serta dapat menolong dirinya sendiri.

Pembiasaan merupakan salah satu model PAI berwawasan lingkungan yang diterapkan di Pos PAUD Ananda. Setiap hari Senin dan Kamis mereka diwajibkan untuk membawa sampah ke sekolah. Sampah kemudian dipilah-pilah secara bersama-sama antara guru dan siswa sambil dijelaskan kriteria-kriteria pemilahan secara berulang-ulang dan diucapkan bersama-sama. Hasil kegiatan pembiasaan itu kemudian dijual untuk ditabung di sekolah. Hasil yang terkumpul kemudian digunakan untuk membiayai sebagian kegiatan sekolah.

Siswa juga dibiasakan dengan kegiatan lainnya dalam memelihara lingkungan sekitarnya. Kegiatan pendukung secara periodik di mana anak dibawa berjalan-jalan untuk dikenalkan dengan lingkungan sekitar dengan dibekali kantong plastik. Setiap anak diberi kesempatan untuk memungut dan memasukkan sampah yang ditemui saat kegiatan jalan-jalan. Hasilnya kemudian dikumpulkan dengan mengulang kebiasaan sebelumnya dalam memperlakukan sampah yang terkumpul di sekolah.

Pembiasaan merupakan sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Metode pembiasaan dan pengulangan ini digunakan oleh pendidik sebagai cara agar anak didik dapat terbiasa melakukan membuang sampah pada tempatnya yang kemudian membawa sampah tersebut ke sekolah. Menurut Heri Jauhari Muchtar, dengan menggunakan metode pembiasaan diharapkan anak didik dapat melaksanakan tugas dan kewajiban secara benar dan rutin.6 Sebagai misal, anak agar didik tidak

membuang sampah sembarangan maka perlu dilatih untuk membuang sampah pada tempatnya sejak usia dini. Ke depannya, anak-anak ini akan memiliki kepekaan sosial dan keimanan yang kuat terhadap diri dan lingkungan serta agamannya.

Sebagaimana metode-metode yang lain, metode pembiasaan juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihannya adalah:

a. Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik

(5)

c. Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak.

Pembiasaan tak luput dari kelemahan. Metode itu membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan contoh tauladan. Keteladanan terutama dalam menanamkan sebuah nilai kepada anak didik. Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil. Seorang pendidik harus dapat memberikan contoh yang baik agar anak didiknya dapat dengan mudah meniru apa yang dilakukan pendidiknya/gurunya. Melalui metode keteladanan ini peserta didik dapat melihat, menyaksikan dan meyakini cara melaksanakan sesuatu yang sebenarnya sehingga mereka dapat melaksanakan dengan baik dan mudah.

Namun demikian, sebagai sebuah metode, keteladanan memiliki kelebihan dan kekurangan pula. Armai Arief menjebarkannya sebagai berikut;7

a. Kelebihan

1) Akan memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya

2) Memudahkan guru dalam mengevaluasi hasil belajar 3) Tujuan pendidikan lebih terarah dan tercapai dengan baik 4) Dapat menciptakan situasi lingkungan yang baik

5) Terciptanya hubungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik 6) Secara tidak langsung pendidik dapat menerapkan ilmu yang diajarkan 7) Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena semua prilakunya akan

menjadi contoh anak didiknya. b. Kekurangaan

1) Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka mereka cenderung untuk mengikuti apa yang dilakukan prilaku yang tidak baik tersebut

2) Jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme

D. Materi Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan

Materi Pendidikan Agama Islam berwawasan lingkungan yang diterapkan menggunakan dasar dari al-Qur an tentang lingkungan. Di antara surat dan ayat yang digunakan adalah:

(6)

Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

2. QS. Al-Mursalat (77): 27

dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar.

2. QS. Ar-Rum (30): 41-42

.

.

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang memper-sekutukan (Allah).

3. Q.S. Al-A raf (7): 56-58

.

.

.

(7)

mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

4. QS. Al-Baqarah (2): 164

.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

6. QS. Sad (38) : 27-28

.

.

Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. . Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma siat?

5. QS. Yunus (10) : 101

(8)

Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.

Dalam penyampaiannya kepada siswa, para guru cenderung menggunakan menggunakan metode nasihat, ceramah dan tanya jawab. Metode nasihat dapat digunakan ketika anak melakukan perbuatan yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai dalam agama Islam. Agar dalam memberikan nasihat dapat lebih efektif, nasihat harus diberikan dengan berbagai teknik/cara yaitu teknik langsung dengan anjuran, perintah, dan larangan. Teknik tak langsung bercerita dengan menggunakan perumpamaan dan contoh-contoh, baik dengan mengembalikan pada kisah-kisah al-Qur an maupun dari yang lain.

Penggunaan teknik tidak langsung dimaksudkan agar dalam memberikan nasihat, anak didik tidak merasa direndahkan atau digurui. Selain menggunakan teknik di atas, teknik bercerita dan perumpamaan pun dapat digunakan agar pesan yang ingin disampaikan kepada anak didik dapat tersampaikan dengan baik, mengena, lebih berkesan dan menarik hati anak didik.

Metode kedua adalah ceramah. Metode itu berupa penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Usai ceramah, untuk peresapan arti dan makna, para guru biasanya menggunakan metode Tanya Jawab. Mereka mengajar dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.

F. Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan PAI berwawasan Lingkungan

1. Faktor-faktor Pendukung

(9)

b. Adanya komunikasi yang intensif yang dilakukan pihak sekolah kepada orang tua melalui;

1) Kegiatan parenting tiap bulan sekali, bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada orang tua baik mengenai pola asuh, tumbuh kembang, dan gaya belajar anak.

2) Sekolah mengirimkan hasil perkembangan anak secara periodik yang ditandatangani oleh guru kelas dan ketua lembaga, serta orang tua di perbolehkan memberi masukan balik.

2. Faktor-faktor Penghambat

a. Anak didik yang tidak mentaati peraturan sekolah

b. Ketaatan tata tertib atau tugas yang dapat menunjang kegiatan anak di sekolah dari wali murid tidak optimal.

c. Model pola asuh yang tidak seirama dengan apa yang diterapkan disekolah.8

Catatan Akhir

1Bahri Gazali,Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta : Prasasti, 2003), h. 1 2Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi;Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004,(Bandung: Rosda Karya, 2006),h. 130-131

3QS. Al Mulk (67) : 15

4Slamet Suyanto, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005), h. 3

5Kurikulum Pos PAUD Ananda Nologaten,

6Heri Jauhari Muchtar,Fikih Pendidikan,(Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 19. 7 Arief, Armani. Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: (Ciputat Press, 2002), h. 123.

8Wawancara dengan Dra. Mardiyati selaku ketua II pada tanggal 15 Juli 2013.

Daftar Pustaka

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI). Al-Qur`An Dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Terjemah Al-Qur`an, 1997.

Abdillah, Mujiyono.Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur an, Cet. I; Jakarta: Paramadina, 2001.

Arief, Armani. Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Gazali, Bahri.Pesantren Berwawasan Lingkungan.Jakarta : Prasasti, 2003. Hd., Khaelany. Islam Kependudukan & Lingkungan Hidup, Cet. I; Jakarta:

(10)

Ismail Arianto et.all. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup,

Ujung Pandang: Ikip, 1988.

Musafa', Muh. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup. Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam, IAIN Sunan Kalijaga, 2003.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Slamet Suyanto. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan umur simpan permen hard candy pada kondisi RH 75% dan 3 suhu penyimpanan yang berbeda yaitu 25 o C, 35 o C dan 40 o C selama 14 hari menggunakan metode ASLT

1) Litologi utama penyusun daerah penelitian adalah endapan Kuarter Gunung Tilu yang merupakan bagian dari gunungapi Kuarter yang menindih komplek batuan gunungapi

Komunikasi yang dilakukan oleh Ketua Dewan Mahasiswa kadang tidak sesuai dengan yang disampaikan bapak wakil pengasuh, karena ketua Dewan Mahasiswa adalah bagian dari pada

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal, yaitu. 2) Nilai koefisien regresi POS sebesar 0,962 menunjukkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh positif

Simpanan dari Bank Lain, Surat Berharga, Nilai Tukar, BI rate, dan Inflasi. yang memiliki pengaruh dominan terhadap pertumbuhan kredit pada

Laporan Akhir dengan judul ” Pemanfaatan Ganggang Hijau sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Ditinjau dari Variasi Massa Ragi” merupakan salah satu persyaratan untuk

(a) Susunan struktur lamela sangat teratur dengan panjang dan pendek lamela sekunder bervarias; (b) Jaringan pada lamela primer yang berisi pembuluh darah terlihat

Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah Mahkamah Konstitusi dan beberapa lembaga negara lainnya yang menjadi kewenangan