• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS BAHASA INDONESIA TENTANG KARAKTERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS BAHASA INDONESIA TENTANG KARAKTERI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BAHASA INDONESIA

TENTANG

KARAKTERISTIK KARYA SASTRA SETIAP ANGKATAN

DI SUSUN OLEH : 1. ANNISAH MEYLIANA 2. NOER KHOTIJAH 3. DIAH UTAMI 4. FITRIYANIH 5. MELIYANA SARI

KELAS : XII IPS 6

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan . Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar dapat mengetahui dan memahami masa periodisasi sastra.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini banyak terdapat kekurangan, khususnya menyangkut masalah pembahasan periodisasi sastra yang kesemuanya itu disebabkan oleh minimnya pengetahuan kami, maka dari itu kami butuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan .

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

BALAI PUSTAKA Pengertian Balai Pustaka

Balai Pustaka (Ejaan Van Ophuijsen: Balai Poestaka, bahasa Jawa ejaan lama: Balé

(3)

didirikan dengan nama Commissie voor de Volkslectuur (bahasa Belanda: "Komisi untuk Bacaan Rakyat") oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 September 1908.

Commissie voor de Volkslectuur kemudian berubah menjadi "Balai Poestaka" pada tanggal 22

September 1917. Balai Pustaka menerbitkan kira-kira 350 judul buku per tahun yang meliputi kamus, buku referensi, keterampilan, sastra, sosial, politik, agama, ekonomi, dan penyuluhan. Menurut Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.

Balai Pustaka berawal dari komisi pemerintahan Kolonial Belanda yang ingin memberikan bacaan buat para pribumi dan bacaan Rakyat. Balai Pustaka muali dibentuk pada 14 September 1908, pada awal pembentukannya, Balai Pustaka Masih bernama awal Commissie Voor De Inlandsche en Volkslecturr yang di ketuai oleh Dr. G.A.J. Hazeu. Balai Pustaka resmi di buka sesudah mendapatkan keputusan dari Gubernemen. Sejak saat itu, Balai Pustkana mulai memproduksi bacaan-bacaan yang memiliki unsur moral dan budaya. Sejak saat itu juga muncul berbagai sastrawan yang menerbitkan karya-karyanya Melalui Balai Pustaka. Pada tahun 1917, Nama Balai Pustaka resmi digunakan untuk mengganti nama lama yang masih menggunakan Bahasa Belanda.

Tujuan utama didirikannya Balai Pustaka adalah untuk menyingkirkan bacaan-bacaan sastra Melayu Rendah yang kental dengan kisah Cabul, dan mayoritas isinya menyinggung pemerintahan dan memiliki unsur politis tertentu. Balai Pustaka juga mendirikan Komisi Bacaan Rakyat, yang bertujuan untuk menghanyutkan rakyat Indonesia ke dalam perintah Belanda melalui tulisan-tulisan atau buku-buku yang menguntungkan pihak Belanda. Selain itu, Belanda juga menerjemahkan beberapa Sastra Eropa ke Bahasa Indonesia, agar rakyat Indonesia melupakan identitas dan informasi bangsanya sendiri.

Ciri-ciri Sastra Angkatan Balai Pustaka

Jenis sastra periode ini terutama adalah roman dan juga cerita pendek, namun jumlahnya masih sangat minim. Puisi berupa syair dan pantun juga pada umumnya disisipkan dalam roman-roman untuk memberi nasihat kepada pembaca, yang bersifat tradisional. Adapun konsep pemikiran dan ciri-ciri angkatan Balai Pustaka, adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri Intrinsik

1. Gaya bahasanya mempergunakan perumpamaan klise, pepatah-pepatah, dan peribahasa, namun mempergunakan bahasa percakapan sehari-hari yang lain dari bahasa hikayat sastra lama;

2. Alur roman sebagian besar alur lurus, ada juga yang menggunakan alur sorot balik, tetapi sedikit;

3. Teknik penokohan dan perwatakannya banyak mempergunakan analisis langsung dan diskripsi fisik, tokoh-tokohnya berwatak datar;

(4)

5. Banyak digresi, yaitu banyak sisipan peristiwa yang tidak berhubungan langsung dengan isi cerita, seperti uraian adat, dongeng-dongeng, syair, dan pantun nasihat; 6. Bersifat didaktis, sifat ini berpengaruh sekali pada gaya penceritaan dan struktur

penceritaannya. Semuanya ditunjukkan kepada pembaca untuk memberi nasihat; dan 7. Bercorak romantis, melarikan diri dari masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang

menekan.

Ciri-ciri Ekstrinsik

1. Bermasalah adat, terutama masalah adat kawin paksa, permaduan, dan sebagainya; 2. Pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda. Kaum tua mempertahankan

adat lama, sedangkan kaum muda menghendaki kemajuan menurut paham kehidupan modern;

3. Latar cerita pada umumnya latar daerah, pedesaan, dan kehidupan daerah;

4. Cerita bermain di zaman sekarang, bukan di tempat dan zaman antah-berantah; dan 5. Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan, masalah-masalah bersifat kedaerahan.

Ciri-ciri Global 1. Agak dinamis.

2. Bercorak pasif-romantik. Ini berarti bahwa cita-cita baru senantiasa terkalahkan oleh adat lama yang membeku, sehingga merupakan angan-angan belaka. Itulah sebabnya dalam mencapai cita-citanya, pelaku utama senantiasa kandas, misalnya dimatikan oleh pengarangnya.

3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, yang tetap dihiasi ungkapan-unngkapan klise serta uraian-uraian panjang.

4. Menilik bentuknya, kesusastraan angkatan Balai Pustaka ini mempunyai ciri-ciri: a. Para penyairnya masih banyak yang mempergunakan bentuk-bentuk puisi lama,

pantun dan syair, seperti terlihat pada karya Tulis Sutan Ati, Abas, Sutan Pamunjtak.

b. Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat, seperti puisi lama, mulai dipergunakan oleh para penyair muda. Para penyair baru ini dipelopori oleh Moh. Yamin, yang mempergunakan bentuk sonata dalam kesusastraan Indonesia.

c. Bentuk prosa yang memegang peranan pada masa kesusastraan angkatan Balai Pustaka adalah Roman. Roman angkatan ini bertema perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama, misalnya kawin paksa.

Tokoh-tokoh angkatan Balai Pustaka beserta hasil karyanya

Menurut Rosidi (1986: 37) tokoh-tokoh yang termasuk dalam angkatan Balai Pustaka diantaranya adalah:

1. Nur Sutan Iskandar Lahir di Maninjau tahun 1893 Hasil karyanya:

(5)

Salah pilih (dikarang dengan nama samaran Nur Sinah tahun 1928), Karena Mertua (tahun 1932), Hulubalang Raja (novel sejarah oleh Teeuw dipandang yang terbaik), Katak Hendak Jadi lembu, Neraka Dunia (1973), Cinta tanah Air (novel yang terbit pada jaman Jepang tahun1944), Mutiara (1946), Cobaan (1947), Cinta dan Kewajiban (dikarang bersama dengan I.Wairata).

b. Karangan terjemahan

Anjing Setan – A. Canon Doyle, Gidang Intan Nabi Sulaiman – Rider Haggard, Kasih Beramuk dalam Hati – Beatrice Harraday, Tiga Panglima Perang - Alexander Dumas, Graaf De Monto Cristo – Alexander Dumas, Iman dan Pengasihan – H Sien Klewiex, Sepanjang Gaaris kehidupan – R Casimir.

c. Karangan saduran

Pengajaran Di Swedwn – Jan Lightair, Pengalaman Masa Kecil – Jan Lighard, Pelik-pelik Kehidupan – Jan Lighard, Si Bakil – Moliere Lavare, Abu Nawas, Jager Bali, Korban Karena Penciiptaan, Apa Dayaku karena Aku Seoarng Perempuan, Dewi Rimba

d. Catatan harian

Ujian Masa (21-7-1947 s/d 1-4-1948)

2. Abdul Muis Lahir di Minangkabau

Hasil karyannya : Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1933), Suropati (1950) - novel sejarah, Robert Anak suropati (1953) – novel sejarah, Sebatang Kara (Hector Mallot) – karangan terjemahan.

3. Marah Rusli

Lahir di Padang 7 Agustus 1989 dan meninggal di Bandung 17 Januari 1968. Karya-karyanya: Siti Nurbaya (1922) – Sub judul Kasih Tak Sampai, Anak dan Kemenakan (1956), Memang Jodoh – La Harni (1952).

4. Aman Datuk Majaindo Lahir di Solok pada tahun 1896.

Karya-karyanya: Si Doel Anak Betawi (cerita anak-anak), Anak Desa (cerita anak-anak), Si Cebol Rindukan Bulan (1934), Menebus Dosa, Perbuatan Dukun - Rusmala dewi (dikarang bersama S. Harja Sumarta), Sebabnya Rapiah Tersesat (1934), Syair Si Banso (Gadis Durhaka) terbit tahun 1931 – Kumpulan Syair, Syair Gul Bakawali (1936) – Kumpulan Syair.

5. Muhammad Kasim Lahir tahun 1886

Karya-karyanya : Pemandangan Dunia Anak-anak, Teman Dukun (kumpulan cerpen), Muda Terung, Pengeran Hindi, Niki Bahtera.

6. Tulis Sutan Sati Hasil karyanya:

Karangan yang berbentuk novel:

Tidak Membalas Guna (1932), Memutuskan Pertalian (1932), Sengsara Membaaw Nikmat (1928).

(6)

Hikayat lama yang ditulis kembali dalam bentuk prosa liris: Sabai Nan Aluih

7. Selasih dan Sa’adah Alim

Selasih sering memakai nama samaran Seleguri atau Sinamin. Lahir tahun 1909

Karya-karyanya: Kalau Tak Ujung (1933), Pengaruh Keadaan (1973). Sa’adam Alim

Karya-karyanya: Pembalasannya (1941) – sebuah sandiwara, Taman Penghibur Hati (1941) – kumpulan cerpen, Angin Timur angina Barat (Preal S. Buck) – karya terjemahan.

8. Merari Siregar

Hasil karyanya: Azab dan Saengsara (1920) 9. I Gusti Njoman Pandji Tisna

Karya-karyanya: Ni Rawi Ceti Penjual Orang (1935), I Swasta Setahun di Bedahulu (1941), Sukreni Gadis Bali, Dewi Karuna (1938), I Made Widiadi (Kembali Kepada Tuhan)

10. Paulus Supit

Hasil karyanya: Kasih Ibu (1932) 11. Suman H.S

Lahir di Bengkalis

Karya-karyanya: Kasih Tak Terlarai (1929), Percobaan Saetia (1931), Mencari Pencuri Anak Perawan (1932), Kawan Bergelut (1938) – Kumpulan Cerpen.

12. H.S.Muntu

Hasil karyanya: Pembalasan (1935), Karena Kerendahan Budi (1941) Authors and works of the Balai Pustaka Generation

Merari Siregar

Azab dan Sengsara (1920)

Binasa kerna Gadis Priangan (1931) Cinta dan Hawa Nafsu Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes (1934) Nur Sutan Iskandar

Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)

Cinta yang Membawa Maut (1926) Salah Pilih (1928)

Karena Mentua (1932)

Tuba Dibalas dengan Susu (1933) Hulubalang Raja (1934)

Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)

Tulis Sutan Sati

Si Cebol Rindukan Bulan (1934) Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

c. Konsep Pemikiran dan Ciri-ciri Periode Balai Pustaka

Adapun konsep pemikiran dan ciri-ciri angkatan Balai Pustaka, adalah sebagai berikut:

(7)

2. Bercorak pasif-romantik. Ini berarti bahwa cita-cita baru senantiasa terkalahkan oleh adat lama yang membeku, sehingga merupakan angan-angan belaka. Itulah sebabnya dalam mencapai cita-citanya, pelaku utama senantiasa kandas, misalnya dimatikan oleh pengarangnya.

3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, yang tetap dihiasi ungkapan-unngkapan klise serta uraian-uraian panjang.

Menilik bentuknya, kesusastraan angkatan Balai Pustaka ini mempunyai ciri-ciri:

a. Para penyairnya masih banyak yang mempergunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair, seperti terlihat pada karya Tulis Sutan Ati, Abas, Sutan Pamunjtak.

b. Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat, seperti puisi lama, mulai dipergunakan oleh para penyair muda. Para penyair baru ini dipelopori oleh Moh. Yamin, yang mempergunakan bentuk sonata dalam kesusastraan Indonesia.

c. Bentuk prosa yang memegang peranan pada masa kesusastraan angkatan Balai Pustaka adalah Roman. Roman angkatan ini bertema perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama, misalnya kawin paksa.

ANGKATAN PUJANGGA BARU Pengertian Angkatan Pujangga Baru

Menurut J.S. Badudu (1984 : 47), Pujangga baru adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara tahun 1933 sampai dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang (1942) setelah tentara Jepang berkuasa di Indonesia. Adapun pengasuhnya antara lain Sultan Takdir Alisjahbana, Armein Pane , Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Jadi Pujangga Baru bukanlah suatu konsepsi ataupun aliran. Namun demikian, orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat dalam majalah itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan mengarah kedepan. Hanya untuk memudahkan ingatan adanya angkatan baru itulah maka dipakai istilah Angkatan Pujangga Baru, yang tak lain adalah orang-orang yang tulisan-tulisannya pernah dimuat didalam majalah tersebut. Pujangga baru sebagai nama majalah bukanlah satu – satunya majalah yang ada di tanah air. Sebelumnya sudah ada majalah-majalah seperti Sri Pustaka, Panji Pustaka,Timbul dan banyak lagi yang lainnya.

(8)

pembimbing semangat baru yang dinamis untuk membentuk kebudayaan baru,kehidupan persatuan Indonesia. Majalah itu diterbitkan oleh Pustaka Rakyat, suatu badan yang memang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah kesenian. Tetapi seperti telah disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah Pujangga Baru ini dilarang oleh pemerintah Jepang dengan alasan karena kebarat-baratan. Namun setelah Indonesia merdeka, majalah ini diterbitkan lagi (hidup 1948 s/d 1953), dengan pemimpin Redaksi Sutan Takdir Alisjahbana dan beberapa tokoh-tokoh angkatan 45 seperti Asrul Sani, Rivai Apin dan S. Rukiah. Mengingat masa hidup Pujangga Baru ( I ) itu antara tahun 1933 sampai dengan zaman Jepang , maka diperkirakan para penyumbang karangan itu paling tidak kelahiran tahun 1915-an dan sebelumnya. Dengan demikian, boleh dikatan generasi Pujangga Baru adalah generasi lama.

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis. Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 – 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana, dkk.

Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :

1. Kelompok “Seni untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir

Hamzah

2. Kelompok “Seni untuk Pembangunan Masyarakat” yang dimotori oleh Sutan Takdir

Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Karakteristik Pujangga Baru

Pujangga Baru merupakan tempat berkumpulnya sejumlah pengarang yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, agama, kepercayaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka mempunyai cita-cita yang sama, yaitu membentuk kebudayaan baru, kebudayaan Indonesia. Dalam memajukan kebudayaan, khususnya sastra Indonesia para pengarang menerima pengaruh secara eksternal seperti terlihat dari karya-karya Sutan Takdir Alisyahbana, J.E. Ta Tengkeng ataupun Armyn Pane. Disamping itu pengaruh internal juga cukup kuat, seperti terlihat dalam karyanya Amir Hamzah dan sejumlah pengarang yang lainnya. Sebagai akibat dari pengaruh dari luar dan dalam ini, maka terjadi akulturasi budaya, yaitu pergeseran budaya di bidang sastra. Para pengarang dan penyair yang sebelumnya banyak berfikir soal kedaerahan, sejak jaman Pujangga Baru mulai mengarah pada hal-hal yang bersifat nasional dan universal.

Ciri-ciri karya sastra periode Angkatan Pujangga Baru meliputi dua aspek, yaitu ciri struktur estetik dan ciri ekstra estetik.

a. Ciri Struktur Estetik

1. Bentuknya teratur rapi, simetris. 2. Mempunyai persajakan akhir.

3. Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain. 4. Sebagai besar puisi empat seuntai.

5. Tiap-tiap barisnya terdiri atas dua periodus dan terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaktis)

6. Tiap gatranya pada umumnya terdiri atas dua kata.

7. Pilihan katanya menggunakan “kata-kata Pujangga” atau “bahasa nan indah”. 8. Gaya ekpresinya beraliran romantik.

(9)

b. Ciri Struktur EkstraEstetik

A. Masalahnya bersangkut-paut dengan kehidupan masyarakat kota, seperti masalah percintaan, masalah individu manusia, dan sebagainya.

B. Ide nasionalisme dan cita-cita kebangsaan banyak mengisi sajak-sajak Pujangga Baru. C. Ide keagamaan menonjol.

D. Curahan perasaan atau curahan jiwa tampak kuat : kegembiraan, kesedihan, kekecewaan, dan sebgainya.

E. Sifat didaktis masih tampak kuat.

Dilihat kedua ciri struktur estetik dan ekstra estetik maka dapat diuraikan secara umum karaterisrik dari periode Angkatan Pujangga Baru.

1. Tema pokok ceritanya tidak lagi berkisar pada masalah adat, tetapi masalah kehidupan kota atau modern. Hal ini dapat kita ketahui pada karya Sanusi Pane yang bejudul “Manusia Baru”, pada karya Sutan Takdir Alisyabana yang berjudul “ Layar Berkembang” dan lain-lainnya.

2. Mengandung nafas kebangsaan atau unsur nasional. Hal ini terlihat dalam karyanya Asmara Hadi yan berjudul “ Dalam Lingkungan Kawat Berduri”, pada karya Selasih yang berjudul “Pengaruh Keadaan”, dan karya A. Hasmy kumpulan sajak berjudul “ Kawat Berduri”.

3. Memiliki kebebasan dalam menentukan bentuk dan isi. Adanya kebebasan ini merangsang tumbuhnya keanekaragaman karya sastra, seperti novel, cerpen, puisi, kritik dan esai.

4. Bahasa sastra Pujangga Baru adalah bahasa Indonesia yang hidup dalam masyarakat, seperti kosa kata, kalimat dan ungkapan-ungkapan yang digunakan baru dan hidup. 5. Romantik idealisme menjadi cirinya juga. Dalam melukiskan sesuatu dengan bahasa

yang indah-indah, tetapi sering terasa berlebihan.

6. Pengaruh asing yang cukup kuat adalah negeri Belanda.

Sastrawan-satrawati angkatan pujangga baru 1. Sutan Takdir Alisyahbana

Kelahiran natal, sumatra utara. 11 februari 1908, meninggal dijakarta 17 juli 1986. Ia sangat terkenal dengan roman bertendennya layar terkembang(1936).

2. Amir Hamzah

Dilahirkan ditanjung pura, langkat, sumatra utara, 28 februari 1911. Penyair berdarah biru yang dijuluki “Raja Penyair Pujangga Baru” oleh H.B Jassin dan “Pangeran Dari Seberang” oleh N.H. Dini ini, mewariskan kita kumpulan-kumpulan sajak: Buah Rindu, Nyanyian Sunyi dan Setanggi Timur.

3. Sanusi Pane

Dilahirkan dimuara sipongi sumatra utara, 14 November 1905. Meninggal dijakarta 2 januari 1968. Ia menulis naskah drama Sandyakalaning Majapahit, Kertajaya dan cerita bersetting negerinya Rabindranath Tagore Manusia Baru.

4. Armijn Pane

Yaitu Adik kandung Sanusi Pane, dilahirkan dimuara sipongi, 18 agustus 1908, meninggal dijakarta 11 februari 1970. Ia terkenal dengan roman psikologinya yang sempat mencengangkan masyarakat yang moralis dan pernah terpalang Nota Rinkes karena terlalu beraninya, berjudul belenggu.jinak-jinak merpati (kumpulan cerpen), gamelan bejiwa dan jiwa berjiwa(keduanya kumpulan puisi). Dan kumpulan cerpen lainnya.

(10)

A. Yan engelbert tatengkeng, dilahirkan disangihe, sulawesi 19 Oktober 1907, meninggal dimakasar, 16 maret 1968. Ia terkenal dengan kumpulan sajaknya Rindu Dendam, kebanyakan puisinya bernfaskan religius kristiani.

B. Selasih/Sariamin, dilahirkan disumatra barat,31 juli 1909. dia tersohor dengan roman sosialnya Pengaruh Keadaan dan Kalau Tak Untung.

C. Gusti Nyoman Anak Agung Panji Tisna, termasuk keturunan raja dibali. Lahir disingraja, 8 februari 1908, meninggal disingaraja 1976, terkenal dengan roman-romannya Sukreni Gadis Bali, I Swasta Setahuin Di Bedahuludan karya-karyanya yang lain.

D. Hanidah/Fatimah Hasan Delais, dilahirkan dibangka, 8 juni 1914, meninggal pada tahun 1953, terkenal dengan novel sosialnya berjudul Kehilangan Mestika.

E. Suaman Hs (hasibuan). Dilahirkan dibengkalis 1905, meninggal dipekanbaru 8 mei 1999, termasyhur dengan karya-karya novelnya: Percobaan Setia, Kasih Tak Terlerai dan masih banyak karyanya yang lain.

F. F.Marius Damis Dayoh, lahir di airmadidi, manahasa 1909, meninggal dibanding 18 Mei 1975. Ia menulis Sejarah Pahlawan Minahasa, peperangan orang minahasa dendan orang spanyol (1931) dan sebagainya.

G. G.Saadah Alim, lhir dipadang, 9 Juni 1897, meninggal dijakarta18 Agustus 1968. Karya-karyanya: Drama Pembalasannya (1940); Terjemahan Novel Angin Timur Dan Angin Barat, Marga Tidak Tegak Sendiri, Zulaika Menyingsingkan Lengan Bajunya.

Selain diatas ada lagi sastrawan yang berkarya pada tahun pujangga baru tidak digolongkan sebagai sastrawan angkatan pujangga baru karena mereka mengorbit lewat jalur lain serta punya konsep yang berbeda dengan pujangga baru, mereka dikenal sebagai pengarang dan penyair islam. Mereka yang dimaksud yaitu :

1. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), lahir dimaninjau, sumatra barat, 16 Februari1908. Meninggal dijakarta 24 Juli 1981, terkenal dengan karya sastra romantiknya, bahasanya indah mendayu-dayu, cerita-ceritanya melankolis penuh dengan linangan air mata. HAMKA adalah sastrawan dari kalangan agama yang menaikkan citra kepengarangan.

2. Muhammad Ali Hasymi, lahir diseulemium, aceh 28 Maret 1914, meninggal di banda aceh 18 Januari 1998. Terkenal dengan sanjaknya yang berjudul Menyesal.dan masih banyak karya-karya lainnya.

3. Samadi, dilahirkan dimaninjau, sumatra barat 18 November 1918 hilang dalam peristiwa PPRI 1957-1958,terkenal dengan sanjaknya Senandung Hidup.

4. Rifai Ali, lahir dipadang panjang, sumatra barat 24afril 1909, terkenal dengan kumpulan puisinya Kata Hati (1941), Tuhan Ada (1968).

5. Matumona (Hasbullah Parinduri), lahir dimedan 21 Juni 1940, meninggal dijakarta 8 Juli1987. Ia pernah menjadi wartawan Pewarta Deli, Panji Pustaka, Selecta, merupakan pendiri koran Pejuang Rakyat.Mutumona adalah pemimpin sandiwara Ratu Timur (Zaman Belanda), Cahaya Timur dan Dewi Muda (Zaman Jepang).

Berikut ini adalah salah satu contoh karya sastra angkatan pujangga baru, karya Amir Hamzah :

“PADAMU JUA”

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu

(11)

Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu

Satu kekasihku Aku manusia Punya rasa Rindu rupa Di mana engkau Rupa tiada Suara sayup

Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu

Engkau ganas

Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menusuk ingin Berupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi

Menunggu seorang diri Lalu waktu – bukan giliranku Matahari – bukan kawanku

ANGKATAN 45 Pengertian Angkatan 45

Pujangga Angkatan ’45 lahir dan tumbuh di saat revolusi kemerdekaan. Jiwa nasionalisme telah mendarah daging, karena itu suaranya lantang dan keras.

Di zaman Jepang muncul sajak berjudul 1943 dari Chairil Anwar, prosa Radio Masyarakat dari Idrus, dan drama Citra dari Usmar Ismail.

Pada tanggal 29 November 1946 di Jakarta didirikan Gelanggang oleh Chairil Anwar, Asrul Sani,Baharudin, dan Henk Ngantung. Anggaran Dasarnya berbunyi:

Generasi Gelanggang terlahir dari pergolakan roh dan pikiran kita, yang sedang menciptakan manusia Indonesia yang hidup. Generasi yang harus mempertanggungjawabkan dengan sesungguhnya penjadian dari bangsa kita. Kita hendak melepaskan diri dari susunan lama yang telah mengakibatkan masyarakat lapuk dan kita berani menantang pandangan, sifat, dan anasir lama untuk menyalakan bara kekuatan baru.

(12)

samping itu Chairil Anwar juga banyak berjasa dalam memodernisasi kesusastraan Indonesia, dalam penjiwaannya yang menjulang tajam.

Setelah Chairil Anwar meninggal (Jakarta, 28 April 1949, dikuburkan di Karet), Surat Kepercayaan Gelanggang baru diumumkan dalam warta sepekan SIASAT tanggal 23 Oktober 1950. dokumen inilah yang dijadikan tempat berpaling untuk dasar segala konsepsi nilai hidup dan seni dari Angkatan ’45.

Karakteristik Karya Sastra Angkatan ‘45

a. Revolusioner dalam bentuk dan isi. Membuang tradisi lama dan menciptakan bentuk baru sesuai dengan getaran sukmanya yang merdeka.

b. Mengutamakan isi dalam pencapaian tujuan yang nyata. Karena itu bahasanya pendek, terpilih, padat berbobot. Dalam proses mencari dan menemukan hakikat hidup. Seni adalah sebagai sarana untuk menopang manusia dan dunia yang sedalam-dalamnya. c. Ekspresionis, mengutamakan ekspresi yang jernih.

d. Individualis, lebih mengutamakan cara-cara pribadi.

e. Humanisme universal, bersifat kemanusiaan umum. Indonesia dibawa dalam perjuangan keadilan dunia.

f. Tidak terikat oleh konvesi masyarakat yang penting adalah melakukan segala percobaan dengan kehidupan dalam mencapai nilai kemansiaan dan perdamaian dunia. g. Tema yang dibicarakan: humanisme, sahala (martabat manusia), penderitaan rakyat,

moral, keganasan perang dengan keroncongnya perut lapar.

Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Terjadi a. Penjajahan Jepang (1942—1945)

b. Proklamasi kemerdekaan (17 Agustus 1945)

c. Agresi Militer Belanda I dan II (21 Juli 1949 dan 18 Desember 1948) d. Penyerahan kedaulatan RI (12 Desember 1949)

e. Gebrakan Chairil Anwar dengan bahasa puisinya yang pendek, padat, berbobot, dan bernas dan struktur puisinya yang menyimpang dari pola sastra sebelumnya.

f. Diumumkannya Surat Kepercayaan Gelanggang pada 23 Oktober 1950.

Sastrawan-Sastrawan Angkatan ‘45

Di bawah ini beberapa sastrawan angkatan ’45 beserta karyanya.

a. Chairil Anwar (Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus [1949], Deru Campur Debu [1949], dll.)

b. Idrus (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma [1948], Aki [1949], dll.)

c. Pramoedya Ananta Toer (Cerita dari Blora [1963], Keluarga Gerilya [1951], dll.) d. Mochtar Lubis (Tidak Ada Esok [1982], Harimau! Harimau!, dll.)

(13)

Selain sastrawan yang disebutkan di atas, masih banyak lagi sastrawan Angkatan ’45 yang belum disebutkan.

Relevansi Antara Sastra Angkatan ’45 Dengan Kehidupan Saat Ini

Pada masa kehidupan sastra angkatan ’45, kita ketahui berbagai macam peristiwa terjadi. Hal ini menjadi nilai positif bagi sastrawan untuk berkarya secara bebas dan maksimal. Namun, karya-karya dan peristiwa-peristiwa yang dialami mereka tidak selesai sampai di situ saja karena ada kesamaan antara sastra Angkatan ’45 dengan kehidupan kita saat ini, antara lain sebagai berikut.

a. Pada masa angkatan ’45, Chairil Anwar—si binatang jalang—walaupun melakukan suatu gebrakan dengan bahasanya yang singkat tetapi bernas itu telah melakukan beberapa kebohongan yang membuatnya dicap sebagai plagiator. ia menjiplak puisi The Young Dead Soldiers Archibald Mac Leish dengan menggantinya dengan nama Krawang— Bekasi.

b. Dalam kehidupan kita saat ini, penjiplakan-penjiplakan karya seperti ini sering terjadi. Salah satu contoh perseteruan antara Ahmad Dhani (Dewa) dengan Yudhistira A.M.N. akibat penjipakan yang dilakukan Dhani terhadap karya Yudhistira, Arjuna Mencari Cinta.

c. Novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis yang mengisahkan tentang kebobrokan seorang pemimpin yang dalam karya itu diperankan oleh tokoh antagonis, Wak Katok. Wak Katok dalam karya Mochtar Lubis tersebut diceritakan sebagai pemimpin yang merupakan dukun yang ahli membuat jimat dan juga seorang yang ksatria dan sakti. Namun, pada akhir cerita, kebenaran bahwa Wak Katok adalah seorang dukun sakti tak terbukti. Ini mengindikasikan kebohongan yang dilakukan Wak Katok karena telah menipu masyarakat dengan ceritanya yang telah membunuh tiga ekor harimau hutan. Bahkan Wak Katok sendiri harus rela dibunuh oleh seorang anak muda yang menjadi pengikutnya.

d. Relevansi karya sastra tersebut dengan kehidupan kita di masa kini adalah banyak pemimpin kita yang akhlaknya bobrok. Mulai dari kebohongan-kebohongan, penyelewengan-penyelewengan, korupsi, hingga kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Bahkan kekalahan Wak Katok oleh pemuda dapat kita analogikan sebagai salah satu bentuk dari kekalahan rezim Soeharto dalam realitanya pada masa sekarang. e. Novel Harimau! Harimau! mengajak kita untuk merenungi arti pemimpin yang

sebenarnya dan penghentian pe-mitos-an terhadap seorang pemimpin.

f. Pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda yang terjadi antara sastrawan Angkatan tua (Angkatan sebelum ‘45) dengan Angkatan muda (Angkatan ‘45). Angkatan ’45 menginginkan sastra Indonesia menjadi bagian sastra dunia yang universal, artinya tidak hanya menjadi konsumsi bangsa Indonesia saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat dunia. Sehingga mereka melakukan perombakan berupa pernyataan yang terkandung dalam Surat Kepercayaan Gelanggang yang juga merupakan konsepsi Angkatan ’45.

Ciri Karya Sastra Angkatan 45  terbuka,

 pengaruh unsur sastra asing lebih luas dibandingkan angkatan sebelumnya,

 bercorak isi realis dan naturalis, meninggalkan corak romantis,

(14)

 dinamis dan kritis, berani menabrak pakem sastra yang mapan sebelumnya,

 penghematan kata dalam karya,  lebih ekspresif dan spontan,

 terlihat sinisme dan sarkasme, didominasi puisi, sedangkan bentuk prosa tampak

berkurang.

Contoh: AKU

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)

ANGKATAN 66 Pengertian Angkatan 66

Kenyataan sejarah membuktikan bahwa sejarah awal pertumbuhan sastra Indonesia, para pengarang sudah menunjukkan perhatian yang cukup serius terhadap dunia politik. Nama angkatan 66 pertama kali digunakan oleh H.B.Jassin. dalamangkatan 66:Prosa dan

Puisi. Dalam buku ini pertama kali H.B.Jassin menyampaikan penolakannya terhadap

(15)

golongan penulis yang terkumpul dalam lekra dan para seniman penandatangan manifest kebudayaan. Selain itu, terdapat sastrawan yang tidak terkumpul pada keduanya yang tetap pada posisi netral. Lekra, mulanya bukan lembaga budaya PKI. Menjadi salah satu media dalam metode penyerangan terhadap berbagai bidang PKI yang agresif. Serangan dilakukan pada orang-orang yang tidak bersedia mendukung PKI. Salah satu tokoh yang diserang adalah Hamka.

Maka pada awal Agustus 1963 di Bogor dan di Jakarta diadakan pertemuan-pertemuan antara tokoh budaya, pengarang dan seniman lainnya untuk membahas manifest kebudayaan. Manifest kebudayaan adalah perlawanan-perlawanan yang dilakukan para budayawan dan sastrawan akibat tekanan yang bertambah besar dari pihak komunis dan pemimpin bangsa yang mau menyelewengkan negara. Hasil rumusan itu dibawa kedalam siding lengkap pada tanggan 24 Agustus 1963. Selaku pimpinan sidang Gunawan Muhamad dan sekretarisnya Bokor Hutasuhut siding memutuskan naskah manifest kebudayaan yang bunyinya sebagai berikut.

1. Kami para seniman dan cendikiawan Indonesia dengan ini mengumumkan sebuah Manifes Kebudayaan yang menyatakan pendirian, cita-cita dan politik Kabudayaan Nasional kami.

2. Bagi kami kebudayaan adalah perjuangan untuk menyempurnakan kondisi hidup manusia. Kami tidak mengutamakan salah satu sector kebudayaan di atas sector kebudayaan yang lain. stiap sector berjuang bersama-sama untuk kebudayaan itu sesuai dengan kodratnya.

3. Dalam melaksanakan kebudayaan nasional kami berusaha menciptakan dengan kesungguhan yang sejujur-jujurnya sebagai perjuangan untuk mempertahankan dan mengembangkan martabat dari kami sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah masyarakat bangsa-bangsa.

4. Pancasila dalah falsafah kebudayaan kami.

Ciri-ciri Angkatan 66

 Mulai dikenal gaya efik (bercerita), dan pada puisi muncul puisi-puisi balada.

 Puisinya menggambarkan kemuraman (batin), hidup yang menderita

 Prosanya menggambarkan maslah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.

 Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.

 Banyak terdapat penggunaangayaretorikdan slogan dalampuisi.

 Munculpuisi mantra dan surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak berisi tentang kritik social dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah.

Gaya Bahasa Agkatan 66

(16)

menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dan PKI. Sastra Angkatan ’66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati. Yang paling terkenal adalah “Tirani” dan “Benteng” antologi puisi Taufiq Ismail. Hampir seluruh tokohnya adalah pendukung utama Manifes Kebudayaan yang sempat berseteru dengan LEKRA.

Unsur Estetik Angkatan 66

Angkatan ini lahir diantara anak-anak muda dalam barisan perjuangan. Angkatan ini mendobrak kemacetan-kemacetan yang disebabkan olehpemimpin-pemimpin yang salah arus. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut ditegakannya keadilan dan kebenaran.

Ciri-ciri sastra padaangkatan 66 adalah:

 Bercorak perjuangan anti tirani

 Protes politik, anti kezaliman dan kebatilan

 Bercorak membela keadilan, mencintai nusa, bangsa Negara, dan persatuan.

 Berontak terhadap ketidakadilan.

 Pembelaan terhadap pancasila.

 Berisi protes social dan politik.

 Berisi pergolakan.

 Menegakan keadilan dan pergerakan.

 Tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Hal diatasdisebutkan dalam karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain: Pabrik (Putu Wijaya), Ziarah (Iwan Simatupang),

Serta Tirani dan Benteng (Taufik Ismail), Pariksit (Goenawan Mohamad), dan sebagainya.

Dibawah ini merupakan contoh puisi karyaTaufik Ismail:

Mimbar

(Taufik Ismail)

Dari mimbar ini telahdibicarakan

Pikiran-pikiran dunia

Suara-suara kebebasan

Tanpa ketakutan

Dari mimbar ini diputar lagi

Sejarah kemanusiaan

Pengembangan teknologi

Tanpa ketakutan

Di kampus ini

Telah dipahatkan

Kemerdekaan

Segala despot dan tirani

Tidak bias dirobohkan

(17)

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 66

Abdul Hadi WM

Laut Belum Pasang (kumpulan puisi)

Meditasi (kumpulan puisi)

Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (kumpulan puisi)

Tergantung Pada Angin (kumpulan puisi)

Anak Laut Anak Angin (kumpulan puisi)

Sapardi Djoko Damono

Dukamu Abadi (kumpulan puisi)

Mata Pisau dan Akuarium (kumpulan puisi)

Perahu Kertas (kumpulan puisi)

Sihir Hujan (kumpulan puisi)

Hujan Bulan Juni (kumpulan puisi)

Arloji (kumpulan puisi)

Ayat-Ayat Api (kumpulan puisi)

Goenawan Mohamad

Interlude

(18)

Potert Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (kumpulan esai)

Asmarandana

Misalkan Kita di Sarajevo

Umar Kayam

Seribu Kunang-kunang di Manhattan

Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan cerita pendek)

Lebaran di Karet, di Karet (kumpulan cerita pendek)

Pada Suatu Saat di Bandar Sangging

Kelir Tanpa Batas

Para Priyayi

Jalan Menikung

Danarto

Godlob

Adam Makripat

Berhala

Putu Wijaya

Telegram

Stasiun

Pabrik

Gres

Bom

Aduh (drama)

Edan (drama)

Dag Dig Dug (drama)

Iwan Simatupang

Ziarah

Kering

Merahnya Merah

Koong

RT Nol/ RW Nol (drama)

Tegak Lurus Dengan Langit

Arifin C. Noer

Tengul (drama)

Sungai Tanpa Dasar (drama)

(19)

Djamil Suherman

Sarip Tambak-Oso

Umi Kulsum (kumpulan cerita pendek)

Perjalanan ke Akherat

Sakerah

Taufik Ismail

Jaket Berlumur Darah

Harmoni

Jalan Segara

Karangan Bunga (kumpulan puisi)

Salemba (kumpulan puisi)

SeorangTukang Rambutan Kepad aIstrinya (kumpulan puisi)

ANGKATAN 70 Pengertian Angkatan 70

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dami N. Toda. Menurut Dami angkatan 70 dimulai dengan novel-novel Iwan Simatupang, yang jelas punya wawasan estetika novel tersendiri. Dalam angkatan 70-an mulai bergesernya sikap berpikir dan bertindak dalam menghasilkan wawasan estetik dalam menghasilkan karya sastra bercorak baru baik dibidang puisi , prosa maupun drama.

Pengarang yang dapat dikelompokan ke dalam akangkatan 70 adalah: Iwan Simatupang, W. S. Rendra, Sutarji Calzoum Bachri, Danarto, Budi Darma, Putu Wijaya, Arifin C. Noer, dan lain-lain. Pengarang yang disebut sebagai Angkatan 70 ini ada yang sudah tergolongkan juga pada masa-masa sebelumnya. Hal inilah yang menandakan bahwa karya mereka terus berkembang.

MEDIA

Pada masa 70 –an para penulis menggunakan media buku , majalah , maupun koran untuk mempublikasikan karya – karya nya . sebagai contoh , sutarji mempublikasikan karyanya berupa puisi , dan cerpen di koran harian , begitu pula mangun wijaya yang mempublikasikan novel khotbah di atas bukan sebagai cerita bersambung di koran sebelum mempublikasikannya dalam media buku.

Pada masa kini bahkan dimungkinkan untuk mempublikasikan karya sastra menggunakan media elektronik : televisi dan internet

(20)

Pada masa ini para pengarang sangat bebas berkesperimen dalam penggunaan bahasa dan bentuk , seperti dikatakan ajip rosidi ( 1977; 6) dalam laut biru langit biru bahwa mereka seakan – akan menjajaki sampai batas kemungkinan bahasa indonesia sebagai alat pengucapan sastra , disamping mencoba batasa – batas kemungkinan berbagai bentuk , baik prosa maupun puisi ,sehingga perbedaan antara prosa dan puisi kian tidak jelas.

1. PUISI Struktur fisik

Puisi bergaya mantera menggunakan sarana kepuitisan berupa : ulangan , kata , frase atau kalimat .

 Gaya bahasa paraleisme dikombinasikan dengan gaya hiperbola untuk memperoleh efek yang sebesar – besarnya serta menonjolkan tipografi

 Puisi kongret sebagai eksperimen

 Banyak menggunakan kata – kata daerah untuk memberi kesan ekspresif

 Banyak menggunakan permainan bunyi

 Gaya penulisan yang prosaic

 Menggunakan kata yang sebelumnya tabu

Struktur Tematik

 Protes terhadap kepincangan masyarakat pada awal industrialisasi

 Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subyek dan bukan obyek pembangunan

 Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius dan cenderung mistik

 Ceritadan pelukisan bersifat alegoris dan parable

 Perjuangan hak – hak asasi manusia , kebebasan , persamaan , pemeratan dan terhindar dari pencemaran teknologi modern

 Kritik sosial terhadap si kuat yang bertindak sewqenag – wenang terhadap mereka yang lemah dan kritik terhadap penyeleweng

2. PROSA DAN DRAMA Struktur fisik

Melepaskan ciri konvensional , menggunakan pola sastra ” absurd ” dalam tema , alur , tokoh maupun latar. Menampakkan ciri latar kedaeraan ” warna lokal ”.

Struktur Tematik

Sosial : politik , kemiskinan ,Kejiwaan ,Metafisik

Sastrawan dan Karya Sastra Angkatan 70-an 1.Putu Wijaya

a) Orang-orang Mandiri (drama); b) Lautan Bernyanyi (drama); c) Telegram (novel);

d) Aduh (drama); e) Pabrik (novel); f) Stasiun (novel); g) Hah (novel); h) Keok (novel); i) Anu (drama); j) MS (novel); k) Sobat (novel);

(21)

m) Dadaku adalah perisaiku (kumupulan sajak); n) Ratu (novel);

o) Edan (novel);

p) Bom (kumpulan cerpen). 2.Iwan Simatupang

a) Merahnya Merah (roman); b) Kering (roman);

c) Ziarah (roman); d) Kooong (roman); 3. Danarto

a) Godolb (kumpulan cerpen);

b) Obrok owok-owok, Ebrek ewek-ewek (drama); c) Adam ma’rifat (kumpulan cerpen);

d) Berhala;

e) Orang Jawa Naik Haji (1984); f) Bel Geduwel Beh (1976) 4. Budi Darma

a) Solilokui (kumpulan essai); b) Olenka (novel);

c) Orang-orang Bloomington (kumpulan cerpen); 5. Sutardji Calzoum Bachri

a) (kumpulan sajak); b) Amuk ( kumpulan sajak); c) Kapak (kumpulan sajak). 6. Arifin C. Noer

a) Kapai-kapai (drama);

b) Kasir Kita (drama satu babak); c) Orkes Madun (drama);

d) Selamat Pagi, Jajang (kumpulan sajak); e) Sumur tanpa dasar (drama);

f) Tengul (drama). 7. Darmanto Jatman

a) Sajak-sajak Putih (kumpulan sajak); b) Dalam Kejaran Waktu (novel); c) Bangsat (kumpulan sajak);

d) Sang Darmanto (kumpulan sajak); e) Ki Balaka Suta (kumpulan sajak). 8. Linus Suryadi

a) Langit Kelabu (kumpulan sajak); b) Pengakuan Pariyem (novel)

c) Syair-syair dari Jogja (kumpulan sajak); d) Perang Troya (cerita anak);

e) Dari Desa ke Kota (kumpulan essai); f) Perkutut Manggung (kumpulan sajak) g) Gerhana Bulan (kumpulan sajak).

Karya puisi W.S Rendra

”DENGAN KASIH SAYANG” Dengan kasih sayang

(22)

Punahlah gairahpada darah Jangan !

Jangan dibunuh para lintah darat Ciumlah mesra anak janda tak berayah Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan kena darah para bajak dan perombak

akan mudah mendidih oleh pelor mereka bukan tapir atau badak hatinyapun berurusan cinta kasih

seperti jendela terbuka bagai angi sejuk¡ kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka Cuma membenci yang nampak rompak

Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak Lahiriah yang terlalu banyak meminta !

Terhadap sajak yang paling utopis Bacalah dengan senyuman yang sabar Jangan dibenci para pembunuh

Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri Kere – ker jangan mengemis lagi

Dan terhadap penjahat yang paling laknat Pandanglah dari jendela hati yang bersih

ANGKATAN 80 Sejarah Sastra Angkatan 80-an

Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian Indonesia.

Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.

Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya pada kata.Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.

(23)

mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.

Latar Belakang Munculnya Sastra Angkatan 80-an

Sastra Angkatan 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik. Politik stabilitas, security approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada Horison dan Basis.

Karakteristik Sastra Angkatan 80-an

Setiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:

1. Puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib;

2. Sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme; 3. Sastrawan menggunakan konsep improvisasi;

4. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;

5. Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;

6. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis; 7. Terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;

8. Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur;

9. Didominansi oleh roman percintaan;

10. Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

Tokoh-tokoh Sastra Angkatan 80-an

Adapun tokoh-tokoh didalam sastra angkatan 80-an , sebagai berikut: 1. Hilman Hariwijaya

2. Marga T 3. Nh. Dini 4. Mira Widjaja

5. Ahmadun Yosi Herfanda

Karya-karya Sastra Angkatan 80-an

Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya.

Berikut adalah beberapa karya sastra pada angkatan 80-an: 1. Hilman Hariwijaya

Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya: a. Lupus

(24)

pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu.

b. Olga

Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, danSissy Priscillia berperan sebagai Olga.

c. Lulu

Lulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman bersama Boim LeBondan Gusur Adhikarya.

d. Keluarga Hantu

Keluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim. Mengisahkan tentang Luyut, anak hantu yang ingin mencoba bergaul dengan manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk(ibu).

e. Vanya

Vanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.

f. Vladd

Vladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius.Selain buku, Hilman Hariwijaya juga menciptakan sinematografi.

Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil (sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989, Makhluk Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun 1992, Lupus 5,

2. Marga T

Daftar berikut ini memuat sebagian dari karya Marga Tjoa:

no judul tahun

(25)

3. Nh. Dini

Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.

4. Mira Widjaja

Novel Mira Widjaja yang paling terkenal berjudul “di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi” yangditerbitkan pada tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini,Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng. 5. Ahmadun Yosi Herfanda

Karya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001), Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).

Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain:

a) Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980),

b) Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984),

c) Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986).

d) Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990), e) Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997),

f) Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997), g) Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),

Contoh Puisi Angkatan 80

Dulu pernah kaubelikan aku sebuah layang-layang pada hari ulang tahun.

Aku pun bersorak sebagai kanak-kanak tapi hanya sejenak.

Sebab layang-layang itu kemudian hilang, entah ke mana ia terbang.

Seperti aku pun tak pernah tahu kapan kau hilang dan kembali kutemu.

(26)

Sekarang umur pun tak pernah lagi dirayakan selain dibasahkuyupkan di bawah hujan.

Tapi kutemukan juga layang-layang itu di sebuah dahan meskipun tanpa benang dan tinggal robekan.

Aku ingin berteduh di bawah pohon yang rindang.

ANGKATAN 2000 Latar Belakang Lahirnya Angkatan 2000

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul,namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki ‘Juru bicara’ . Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal yang diterbitkan oleh Gramedia,Jakarta tahun 2002,seratus lebih penyaiir,cerpennis,novelis,esais dan kritikus sastra dimasukan Korrie ke dalam Angkatan 2000,termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak tahun 1980-an,seperti Afrisal Malna,Abmadun Yossi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma. Serta yang muncul pada akhir tahun 1990-an seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany. Menurut Korrie,Afrisal Malna melansir estetik baru yang digali dari sifat missal benda-benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwa tertentu dari interaksi missal.

Setelah terjadi reformasi,ruang gerak masyarakat pada awalnya merasa selalu dibekap dan terganjal oleh gaya pemerintahan Orde Baru yang represif tiba-tiba memperoleh saluran kebebasan yang leluasa.

Kesusastraan seperti dalam sebuah pentas terbuka dan luas. Para pemainnya boleh berbuat dan melakukan apa saja namun ada suasana tertentu yang mematangkannya. Angkatan 2000 adalah nama yang diberikan oleh Korrie Layun Rampan. Ada sejumlah pengarang yang melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 1990-an dan tokoh-tokoh Angkatan ini adalah: 1. Afrisal Malna

2. Seno Gumira Ajidarma 3. Ayu Utami

Peristiwa-Peristiwa Penting Angkatan 2000

1. Terbitnya Jurnal Cerpen (2002),oleh Joni Ariadinata,dkk.

2. Lomba Sayembata Menulis Novel,Dewan Kesenian Jakarta (2003). 3. Festival Seni Surabaya (2005).

(27)

Ciri-Ciri Angkatan 2000

1. Pilihan kata diambil dari bahasa sehari-hari yang disebut bahasa ‘kerakyatjelataan’. 2. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret. 3. Penggunaan estetika baru yang disebut “antromofisme” (gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai ‘aku lirik’ dengan benda-benda)

4. Karya-karyanya profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan penggambaran yang lebih konkret melalui alam.

5. Kritik social juga muncul lebih keras.

Penyair dan Karya-Karyanya 1. Afrisal Malna

Karya-karyanya adalah:

Sajak : a. Abad yang Berlari (1984) b. Mitis-Mitis Kecemasan (1985)

c. Yang Berdiam dalam Mikropon (1990) d. Arsitek Hujan (1995)

e. Kacung dari Taman (1999) f. Yang tak Bersih (2000)

2. Seno Gumira Ajidarma Karya-karyanya adalah:

Sajak : a. Granat dan Dinamit (1975) b. Mati Mati Mati (1975)

c. Bayi Mati (1978)

Cerpen : a. Manusia Kamar(1987) b. Saksi Mata (1994)

c. Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta (1996) d. Negeri Kabut (1996)

e. Atas Nama Cinta (1996)

f. Wisanneni Sang Buronan (2000)

3. Ayu Utami

Karya-karyanya adalah: Novel :a. Zaman (2000)

b. Larung (lanjutan dari cerita Zaman)

4. Dorothea Rosa Herliany Karya-karyanya adalah:

Puisi : a. Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)

5. Gustaf Sakai

Karya-karyanya adalah:

Puisi : a. Sangkar Daging (1997)

(28)

b. Perantau c. Gadis Terindah d. 707 Lidah Emas e. Belatung

f. Hilangnya Malam g. Jajak Yang Kekal h. Kami Lepas Anak Kami i. Tok Sakat

j. Kota Tiga Kota k. Sumur

l. Stafani dan Stefanny

6. Djaenar Maesa Ayu Karya-karyanya adalah:

Cerpen : a. Mereka Bilang Saya Monyet (2002) b. Jangan Main-Main (dengan kelaminmu) (2004) c. Cerita Cinta Pendek (2006)

d. Menyusu Ayah (20020 e. SMS (2001)

f. Nayla (2003)

7. Eka Kurniawan Karya-karyanya adalah:

Novel : a. Cantik Itu Luka (2002) b. Lelaki Harimau (2004)

Cerpen : Cinta Tak Ada Mati (2005)

8. Dewi Lestari

Karyanya : Supernova (2001)

9. Taufik Ikram Djamil Karya-karyanya adalah :

Novel :Hempasan Gelombang (1999)

10. Korrie Layun Rampan Karya-karyanya adalah : Novel : Perawan (2000)

11. Habiburrahman El Shirazy Karya-karyanya adalah : a. Ayat-Ayat Cinta (2004) b. Di atas Sejadah Cinta (2004) c. Ketika Cinta Berbuah Surga (2005) d. Pudarnya Pesona Cleopatra (2005) e. Dalam Mihrab Cinta (2007)

12. Andrea Hirata Karya-karyanya adalah : a. Laskar Pelangi

(29)

c. Edensor (2007)

d. Maryamah Karpov (2008) e. Padang Bulan (2010) f. Cinta Dalam Gelas (2010)

Contoh karya sastra Angkatan 2000 : Negeri Bencana

alangkah giris lagu hujan, musim yang terlalu cepat menyeberangi tanahtanah pecah dan padang tandus. kunikmati kehangatan rindu yang berhamburan bersama uap hujan

tapi tak bisa kurasakan tanah bencana mangkukmangkuk bubur diaaduk debu. Dan burung bangkai yang tak sabar menunggu.

tak tak bisa kurasakan tubuh yang gemetar. Tulangtulang gemerutuk dan pasirpaasir yang tiba-tiba berdarah

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Rumusan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini bagaimana Peran Dinas Pendapatan Daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandar

To optimize the abundant geothermal potential in Indonesia, particularly in JaMaLi area, the second scenario of long- term electricity planning is to enlarge the

Menu-menu tersebut antara lain adalah menu home yang akan menampilkan halaman home , menu data yang akan menampilkan halaman data pendonor, menu proses data yang

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh lag volume impor, volume produksi domestik, harga domestik, harga impor, nilai tukar dan PDB terhadap

41. Melakukan tindakan tap sub dural *) 42. Melakukan tindakan bronchial lavage **) 43. Melakukan tindakan pemasangan EEG *) 44. Melakukan tindakan pemasangan BERA 45.

Hasil penelitian berdasarkan kriteria bank dunia 1 US perkapita perhari 25 % petani tanaman terpadu hortikultura dan ternak miskin atau tidak sejahtera, dan 2 US

Scaffolding adalah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat

Jika dalam repliknya Jaksa Penuntut Umum menyatakan pledoi saya tidak berdasarkan hukum dan tdak dilandasi argumen yuridis, jangan- jangan hal tersebut terjadi justru