• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA PENGGUNAAN FASILITAS DAN FUNGSI TAMPILAN

MICROSOFT EXCEL MELALUI PEMANFAATAN MODUL

PEMBELAJARAN

EFFORTS TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES OF THE USE OF FACILITIES AND FUNCTIONS DISPLAY MICROSOFT EXCEL

MODULE THROUGH THE USE OF LEARNING

JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH :

Drs. ASEP RAJAB GANDA PERMANA NIP. 196112221995021001

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS PENDIDIKAN

(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA PENGGUNAAN FASILITAS DAN FUNGSI TAMPILAN

MICROSOFT EXCEL MELALUI PEMANFAATAN MODUL

PEMBELAJARAN

Drs. ASEP RAJAB GANDA PERMANA SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi

ABSTRAK

Proses pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan tradisional secara nyata berpotensi menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Hampir 50 % peserta didik memperoleh nilai di bawah rata-rata 72, dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.

Dalam usaha pemecahan terhadap kesulitan tersebut, pada tahun ajaran 2013/2014 semester 2 saya mencoba meneliti proses pembelajaran dengan memanfaatkan

Modul yang didalamnya merupakan Lembar Kerja Peserta didik sendiri yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik, dengan berpatokan pada pembuatan sebuah proyek (dalam hal ini membuat sebuah tabel penilaian peserta didik)..

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bukan April 2014 semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 di kelas 8 F bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan serta meningkatkan mutu pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran secara mandiri, mengajak peserta didik untuk turut berpartisipasi serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Kata Kunci : hasil belajar, modul

ABSTRACT

The learning process is still using the traditional approach significantly potentially cause burnout, boredom and lack of interest and motivation of learners. Almost 50% of students scored below the average of 72, from a predetermined KKM is 75.

In an effort towards solving these difficulties, in the academic year 2013/2014 2nd half I tried to examine the learning process by utilizing a module that includes a Worksheet Learners themselves adapted to the conditions and situation of learners, based on the creation of a project (in this case make an assessment tables learners) . This classroom action research conducted in March 2014 instead of April 2014 until the second half of the school year 2013/2014 in the class 8 F aims to make learning more fun, not boring and improve the quality of learning. So as to increase the activity of learners in the learning independently, invites students to participate and can improve the learning outcomes of students in the subject of Information and Communication Technology.

(3)

PENDAHULUAN

Pembelajaran Microsoft Excel sebagai salah satu materi pembelajaran yang harus diikuti dalam kurikulum, merupakan materi yang dipandang sulit dipahami oleh peserta didik. Kehadiran banyaknya buku atau LKS yang dipakai sebagai rujukan, belum bisa membuat trampil peserta didik dalam memanfaatkan Microsoft Excel sebagai pengolah angka, apalagi dengan hadirnya program yang memiliki versi yang terus berkembang yang berbeda dari program-program sebelumnya, demikian pula halnya dengan tampilan dan fungsi serta perhitungan perhitungan yang menggunakan rumus/formula, membuat pusing peserta didik.

Secara umum pembelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik tahu dan trampil dalam mengolah informasi dan komunikasi, sebagaimana dalam kurikulum dijelaskan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Dengan melihat kecenderungan seperti itu maka pembelajaran TIK akan lebih banyak menggunakan laboratorium daripada di kelas, akan lebih banyak praktek dibanding dengan pembelajaran teori. Secara konseptual bahwa pembelajaran TIK dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang akan bermanfaat sebagai bekal hidup.

Sementara itu dari hasil pengamatan sewaktu mengajar maupun diskusi dengan beberapa guru yang lain, menunjukan adanya suatu permasalahan yang dialami peserta didik maupun guru.

Masalah yang dihadapi, antara lain :

- Peserta didik masih kesulitan memanfaatkan fasilitas-fasilitas dan fungsi

yang terdapat pada tampilan maupun perintah-perintah dari atas keyboard dalam program aplikasi pengolah angka Microsof Excel, terutama dalam pengerjaan yang berhubungan dengan pembuatan tabel dan penggunaan rumus atau fungsi, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan rata-rata nilai praktek lebih dari 50% masih dibawah KKM,

- Peserta didik cenderung terlalu banyak melihat dan menghapal

urutan-urutan yang sudah baku pada buku paket tanpa melihat karakteristik masing-masing bagian tampilan program aplikasi pengolah angka.

Maka dari itu perlu dicarikan pemecahan bagaimana agar peserta didik lebih memahami sehingga konsep pembelajaran yang diberikan dapat diterima. Pemilihan suatu metode pembelajaran yang dapat langsung membimbing peserta didik serta pemilihan media pembelajaran memungkinkan peserta didik akan lebih mudah untuk dipahami, dan tentu saja nilai praktek akan meningkat.

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

(4)

pembelajaran praktek Microsoft Excel di kelas 8 F semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 SMPN 1 Sukaraja?”

TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan secara khusus adalah:

1. Peserta didik tidak lagi merasakan kesulitan dalam pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya pembelajaran program aplikasi pengolah angka Microsoft Excel.

2. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

3. Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok

4. Seluruh peserta didik menguasai materi pelajaran secara tuntas sehingga hasil belajar lebih meningkat

KAJIAN TEORITIS

Belajar dan Hasil Belajar

Belajar mencakup semua aspek tingkat laku dan dapat dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak begitu saja tetapi merupakan proses secara internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat berupa reaksi-reaksi, perangsangan-perangsangan dan perangsangan- reaksi.

Dari uraian tentang belajar diatas, dapat kita ambil kesimpulan betapa pentingnya proses belajar dalam kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1991;27-28) yaitu :

1) Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya.

3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan

4) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut discovery 5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery

6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai tujuan instruksional yang harus dicapai

7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang.

8) Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif

9) Belajar perlu ada interaksi.

(5)

harus aktif. Dalam sistem pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, peserta didik harus lebih aktif dari pada guru,. guru hanya bertindak sebagai fasilitator, ini yang disebut interaksi edukasi, sebagaimana dikemukakan oleh Abu Achmadi dan Shuyudi (1985;47), ”Interaksi edukasi adalah suatu gambaran yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan”. Penggunaan variasi pola interaksi mutlak dilakukan oleh guru, hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik. Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan, maka peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan. Seseorang supaya tahu dapat membaca sendiri dari buku-buku yang tersedia, tetapi untuk keterampilan peserta didik harus lebih banyak praktek, oleh karena itu maka perlu kiranya diupayakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Pembelajaran TIK merupakan suatu pembelajaran yang penuh dengan prosedural menurut urutan-urutan tertentu. Dalam prosesnya, untuk mempelajari mata pelajaran TIK, peserta didik harus mengerjakan tahapan-tahapan tertentu pula.

Tahapan-tahapan tersebut dapat diikuti oleh peserta didik dengan berbagai cara antara lain dengan cara melihat sumber belajar sebagai bahan ajar. Bahan ajar dapat berupa bahan ajar cetak, audio, diskusi dalam kelompok, atau tayangan media dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru.

Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan peserta didik. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi peserta didik, tanpa adanya bahan ajar peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

1. Modul sebagai Bahan ajar

Jenis bahan ajar yang sering digunakan adalah bahan ajar cetak, karena bahan ajar ini mudah didapatkan. Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik digunakan dalam pembelajaran. Diknas menjelaskan dalam buku Pedoman Umum

Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar (2004) bahwa modul adalah sebuah buku

yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa arahan atau bimbingan guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak ada pengajar.

Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul peserta didik dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Dengan modul peserta didik dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya

Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar,2010).

Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di desain guna membantu peserta didik menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam program untuk keperluan belajar yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran tertentu untuk mencapai kompetensi tertentu.

Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran.

(6)

1) Bersifat self-instructional.

Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar peserta didik melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana peserta didik terlibat secara aktif belajar.

2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual

Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual peserta didik, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh peserta didik secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, peserta didik diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

3). Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit. Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi peserta didik. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran.

4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan

Proses asosiasi terjadi karena dengan modul peserta didik dapat membaca teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian peserta didik dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara teratur.

5) Penggunaan berbagai macam media (multi media)

Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik peserta didik berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.

6) Partisipasi aktif dari peserta didik

Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.

7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon peserta didik

Respon yang diberikan peserta didik mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

(7)

berada pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan patokannya.

Pengajaran modul merupakan usaha penyelEnggaraan pengajaran individual yang memungkinkan peserta didik menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.

Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.

Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi:

1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)

Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik.

2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)

Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik.

3. Penataan Informasi (Compilation)

Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukaraja untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas 8F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah peserta didik sebanyak 40 orang, terdiri peserta didik perempuan.

Waktu pelaksanaan penelitian di mulai bulan Maret hingga pertengahan April 2014. Persiapan awal dilakukan bulan Februari 2014.

(8)

penelitian tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan penelitian tindakan kelas.

Khususnya kompetensi dasar (KD) : 2.4. Membuat dokumen pengolah angka sederhana.

Alat pengumpul data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi :

a. Soal tertulis dan unjuk kerja: untuk mengukur hasil belajar peserta didik ulangan dan dalam pencapaian urutan materi modul.

b. Lembar Observasi : untuk mengukur tingkat partisipasi baik aktivitas, kterampilan proses dan ketrerampilan sikap peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Lembar Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap peserta didik tentang pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan modul.

Siklus Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui strategi pembelajaran dengan menggunakan modul, dengan teknik pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara.

a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi peserta

didik dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan menggunakan modul. Kuesioner : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran inovatif pembelajaran dengan menggunakan modul.

Analisis Data dalam penelitian ini berupa kegiatan observasi yang dianalisis secara deskriptif kualitatif dan komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara deskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus maupun indikator dalam penelitian.

Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus.

1. Aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi : dengan menganalisis tingkat keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan dan unjuk kerja dalam penyelesaian urutan materi modul.

3. Implementasi pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan modul : dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan menggunakan modul.

RANCANGAN PENELITIAN

SIKLUS I, meliputi :

1. Perencanaan

a. Menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik

(9)

d. Menyiapkan alat, bahan dan media yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.

e. Menyusun perangkat evaluasi,

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.

a. Guru mempersiapkan ruangan laboratorium komputer yang akan dipakai kegiatan pembelajaran.

b. Guru mempersiapkan peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran. c. Untuk mengantisipasi kekurangan komputer peserta didik di bagi 2

kelompok.

d. Peserta didik kelompok pertama yang memiliki nilai Ulangan pertama di atas KKM. Kelompok kedua yang memiliki kesulitan dalam pembelajaran pertama. Kelompok pertama duduk mendampingi masing-masing peserta didik kelompok kedua.

a. Guru menjelaskan materi fungsi fasilitas tampilan Microsof Excel baik melalui mouse atau keyboard dengan terlebih dahulu diberikan apersepsi dan penguatan penggunaan modul.

b. Setelah menyaksikan tayangan dan penjelasan guru, peserta didik kelompok pertama melakukan praktek sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam modul dan diskusi tentang fungsi masing-masing fasilitas microsoft excel yang ada dalam komputer masing-masing dan diikuti pasangannya.

c. Setelah selesai, pasangan peserta didik ditugaskan untuk melakukan pembuatan dokumen sederhana sesuai dengan lembar tugas yang diberikan guru.

3. Pengamatan/Penelitian

Pengamatan dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamatan meliputi :

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Kemampuan peserta didik dalam memahami kegiatan pembelajaran yang menggunakan modul.

c. Ketelitian dalam membaca setiap langkah dalam modul.

d. Keaktifan peserta didik dalam penyelesaian tugas praktek pembuatan dokumen sederhana sesuai dengan urutan materi dalam modul.

4. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil pengamatan penelitian pada siklus ini maka dihasilkan :

a. Sebagian besar (75% dari peserta didik) belum memahami pembelajaran dengan menggunakan modul

b. Hanya sebagian kecil (25% dari peserta didik) yang memiliki kemampuan untuk memahami dan menguasai materi yang dijelaskan guru.

c. Sebagian besar (80% dari peserta didik) masih bingung saat mengidentifikasi fungsi dan kegunaan fasilitas pada program aplikasi pengolah angka.

(10)

e. Sebagian besar (70% dari peserta didik) belum berani dan mampu bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu.

f. Penyelesaian tugas masih belum sesuai dengan waktu yang disediakan .

SIKLUS II, meliputi :

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada siklus pertama sesuai hasil refleksi,

b. Menyusun alternatif pemecahan

c. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran

d. Membentuk kelompok diberi tugas membaca buku sumber

2. Tindakan

a. Guru menyampaikan gambaran tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

b. Pasangan peserta didik membiasakan untuk membaca dengan seksama dalam mengidentifikasi setiap langkah dalam modul mengenai fasilitas yang ada pada tampilan microsof excel pada komputer masing-masing.

c. Setiap peserta didik ditugaskan mengerjakan tugas lanjutan pada dokumen yang sudah tersimpan sebelumnya dengan mengikuti langkah-langkah sesuai dengan urutan pada modul.

d. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tanya jawab dan membimbing merumuskan kesimpulan

3. Pengamatan

a. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung b. Melakukan pemeriksaan terhadap hasil kerja peserta didik. c. Melaksanakan evaluasi dengan tes identifikasi tertulis.

4. Refleksi

Peneliti melaksanakan analisis setelah siklus II berakhir, yaitu setelah dilakukan evaluasi penilaian hasil pembelajaran ditambah dengan hasil observasi.

Komponen yang dianalisis :

a. Metode yang digunakan

b. Strategi pembelajaran yang digunakan

c. Sarana-prasarana pembelajaran

d. Setting kelas

e. Jenis evaluasi

f. Prestasi belajar yang telah dicapai

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Laporan Hasil

Hasil Observasi Siklus 1. Aktivitas Guru dalam PBM

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih tergolong rendah dengan perolehan skor 26 atau 59,09% sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada peserta didik bagaimana melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul.

(11)

Penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran.

Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 47 atau 46,77 %.

Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut :

a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 59,09%.

b. Sebagian peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. Mereka belum merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam PBM hanya mencapai skor 22 dari yang seharusnya 48 atau mencapai 46,77%.

c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 75.

d. Masih ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena peserta didik kurang mampu dalam memahami langkah-langkah yang diberikan.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut :

a) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

b) Lebih intensif membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan. c) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward)

Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi yang dibagikan kepada pengurus kelas untuk mengamati kehadiran guru dikelas. Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat kehadiran guru dikelas pada proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) pada Siklus 2

a. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 44 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.

b. Hasil evaluasi penguasaan peserta didik terhadap aktivitas ketrampilan proses pembelajaran pada siklus kedua juga tergolong tinggi yakni dari nilai skor ideal 32 nilai rata-rata skor perolehan adalah 23 atau 71,72%.

c. Hasil Ulangan Harian Kedua juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya yaitu 75 menjadi 78 setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan modul. Ini berarti naik 28 %.

Refleksi (Reflecting)

Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai berikut a. Aktivitas peserta didik dalam PBM sudah lebih meningkat dalam proses

(12)

membangun secara mandiri terhadap pemahaman materi dan terjalin kerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Peserta didik mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Peserta didik mulai mampu mempresentasikan pemahaman dengan baik. Hasil ini dapat dilihat dari data observasi terhadap aktivitas peserta didik meningkat dari 46.77% pada siklus pertama menjadi 67,75 % pada siklus kedua.

b. Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan menggunakan modul.

c. Meningkatnya aktivitas guru dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 46,33 pada siklus pertama meningkat menjadi 71,72 pada siklus kedua.

d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 72 (ulangan harian sebelum menggunakan modul) lalu meningkat lagi menjadi 75 (ulangan harian II setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul), dan terakhir diperoleh rata-rata nilai 78.

GRAFIK PROSENTASE KONDISI SETELAH SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2

Awal Siklus 1 Siklus 2

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut : Pembelajaran dengan menggunakan modul relevan dengan pembelajaran konstekstual.

(13)

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih menyenangkan dengan pembelajaran menggunakan modul

Sebagian besar peserta didik lebih senang menggunakan modul sebagai bahan pembelajaran karena lebih mudah dipahami dan dipraktekkan, dan setuju menggunakan modul pada pembelajaran berikutnya, atau mata pelajaran lainnya. Sebagian besar peserta didik merasakan lebih mudah dalam mempelajari Microsoft Excel secara mandiri, tetapi beranggapan juga guru masih diperlukan sebagai pendamping praktek.

SARAN

Setelah dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka disarankan hal-hal berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran

dengan menggunakan modul sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran TIK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan peserta didik, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran TIK maupun pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 1985, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Bandung: ARMICO Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung.

Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press

Slameto. 1987. Belajar Dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Insan Cendekia

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY Vembriarto, St. (1985). Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Wijaya, Cece,.dkk. 1988. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya

………...http://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/bahan-ajar/fungsi-modul-dalam-pembelajaran/, 20 Februari 2015

Gambar

GRAFIK PROSENTASE KONDISI SETELAH SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2

Referensi

Dokumen terkait

Revolusi mental dalam pandangan akhlak yaitu, melihat konsep perubahan yang dikaitkan dengan akhlak, artinya mental di sana sangat erat kaitannya dengan akhlak,

Sebagaimana syirkah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES pada Pasal 136 tentang syirkah yaitu kerjasama dapat dilakukan antara dua pihak pemilik modal atau lebih untuk

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan, akan memberikan sumbangan pemikiran mengenai perlindungan hukum yang seharusnya diterima oleh konsumen yang tidak mendapat

Dosen koordinator merekap semua nilai yang sudah terkumpul selama 1 semester yang terdiri dari :.. Nilai akhir praktikum sesuai perhitungan di atas kemudian dikonversi

• Aliran getah atau latex biasanya lebih rendah saat pagi hari daripada saat sore hari untuk hasil panen seperti mangga dan pepaya • Buah jeruk sebaiknya jangan dipanen pagi-.

Perkawinan silang tiram mutiara dari dua populasi berbeda dengan warna nacre kuning dan putih dapat memperbaiki sintasan dan keragaan morfologi benih tiram mutiara dan