• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Kerja Komunikasi Magang P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kuliah Kerja Komunikasi Magang P"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TVRI JAWA TENGAH

LAPORAN KULIAH KERJA KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :

SYAIFUL ISLAM RAMADHAN

G.311.12.0050

PROGRAM STUDI S1-ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2016

(2)

Laporan Kuliah Kerja Komunikasi dengan judul “Produksi Program Acara Kromatis (Keroncong Romantis) di LPP TVRI Jawa Tengah”. Disusun berdasarkan hasil Kuliah Kerja Komunikasi yang dilaksanakan di “LPP TVRI Jawa Tengah”, pada tanggal 11 Januari – sampai dengan 11 Maret 2015 oleh :

Nama : Syaiful Islam Ramadhan NIM : G.311.12.0050

Semarang, 27 Mei 2016

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Fajriannoor Fanani, S. Sos, M.I.Kom Budi Wiyono S.Sos

NIS. 06557000606017 NIP. 195809061983021001

Koordinator Ka.Sie. Program

Kuliah Kerja Komunikasi LPP TVRI Jawa Tengah

Gita Aprinta E.B, S.Sos.,M.Si. Heru Wahyu Widodo, SH NIS. 06557003102138 NIP. 196307221983021001

Kepala Jurusan Ilmu Komunikasi

Fajriannoor Fanani, S. Sos, M.I.Kom NIS. 06557000606017

(3)

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi serta dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Komunikasi dengan sebaik – baiknya. Penulisan laporan ini, mengambil judul “Produksi Program Acara Kromatis (Keroncong Romantis) di LPP TVRI Jawa Tengah”.

Dengan selesainya penyusunan Laporan Kuliah Kerja Komunikasi ini, tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Fajriannoor Fanani, M.I.Kom selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Sekaligus Sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dalam pembuatan laporan ini hingga selesai.

2. Bapak Kemas A. Tolib, ST, M.Si selaku Kepala LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah.

3. Bapak Heru Wahyu Widodo, S.H, MM selaku Kepala Seksi Program TVRI Jawa Tengah.

4. Bapak Yuliyanto Budi Setiawan, S.Kom, M.Si selaku Koordinator Kuliah Kerja Komunikasi.

5. Bapak Budi Wiyono, S.Sos Selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan banyak ilmu serta nasehat yang baik.

(4)

tak akan terlupakan kepada penulis.

7. Teman – teman baru yang magang di LPP TVRI Jawa Tengah dari berbagai daerah dan Universitas.

8. Keluarga tercinta, yang selalu mendoakan saya akan kelancaran dan kesuksesan saya selama melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi dan juga penyelesaian laporan Kuliah Kerja Komunikasi.

9. Teman – teman ILKOM 2012 yang melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi.

10. Serta pihak – pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik itu untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi maupun dalam penyelesaian Laporan Kuliah Kerja Komunikasi ini.

Penulis sangat menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa di dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan Laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya sehingga dapat menambah sedikit pengetahuan bagi para pembaca.

Semarang, 27 Mei 2016

(5)

Syaiful Islam Ramadhan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 4 1.3 Tujuan 4

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah TVRI 6

2.2 Sejarah TVRI Jawa Tengah 8 2.3 Tujuan TVRI 10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Komunikasi Massa 11

(6)

3.3 Produksi Siaran Televisi 15 3.4 Tahapan Produksi 16

3.4.1 Pra Produksi 16 3.4.2 Produksi 18

3.4.1 Pasca Produksi 20 BAB IV METODOLOGI

4.1 Waktu Dan Lokasi21 4.2 Sumber Data 21 4.2.1 Data Primer 21

4.2.2 Data Sekunder 22

4.3 Teknik Pengumpulan Data 22 4.3.1 Observasi 22

4.3.2 Wawancara 22

4.3.3 Metode Pustaka 23

BAB V HASIL KULIAH KERJA KOMUNIKASI 5.1 Aktivitas Pra Lapangan 24

5.2 Aktivitas Saat di Lapangan 26 5.3 Aktivitas Pasca di Lapangan 29 5.4 Evaluasi 29

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan 34 6.2 Saran 34

(7)

LAMPIRAN

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan media massa elektronik yang modern namun paling akhir kehadirannya. Televisi juga dinilai sebagai media massa paling efektif saat ini, dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Hal ini di sebabkan sifat audio visual yang tidak di miliki oleh media massa lainnya dan penayangannya juga mempunyai jangkauan yang relative tidak terbatas (Darwanto, 2007: 32).

Penulis mempunyai keinginan untuk bekerja di televisi, karena menurut penulis sebuah kreativitas dan ketelitian sangat di perlukan untuk bekerja di televisi. Stasiun Televisi menjadi ketertarikan penulis melakukan Kuliah Kerja Komunikasi untuk mendalami proses produksi yang ada di televisi. Televisi sekarang ini menjadi media massa audio visual dengan ciri dan sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas, ini juga sangat mempengaruhi cara penyampaian pesan yaitu selain harus menarik perhatian juga harus mudah dimengerti oleh pemirsanya.

(9)

LPP TVRI Jawa Tengah menjadi alasan penulis untuk melakukan Kuliah Kerja Komunikasi.Karena TVRI yang masih berpegang teguh terhadap kata Independen dan tetap dalam pendiriannya sebagai alat penyampaian informasi yang sehat, netral dan bukan untuk kepentingan politik dan pencintraan.Televisi milik pemerintah tersebut memiliki karyawan yang berpengalaman dan berkompeten di bidangnya.

Program yang dikembangkan di TVRI lebih berpandangan pada kultur budaya jawa tengah. Artinya, walaupun program-program tersebut berisikan tampilan budaya tradisional, namun kemasan yang diproduksi secara langsung menggabungkan antara unsur budaya tradisional dengan perkembangan zaman. Selain beberapa program lokal, TVRI juga menayangkan program-program berkelas Nasional. Selain mengangkat budaya, TVRI juga memberikan acara pendidikan kepada masyarakat wilayah Jawa Tengah. Didukung oleh para kru yang rata-rata adalah para pekerja jiwa muda dan banyak pengalaman dan kreatif, program-program televisi yang ditayangkan di TVRI lebih dikemas dalam nuansa hiburan yang menarik namun masih berbudaya jawa tengah.

(10)

yang berdurasi 60 menit yang ditayangkan setiap minggu malam pukul 18.00 WIB. Juga reality show Dialog Publik yang menyajikan tentang dialog antara masyarakat dengan anggota dewan secara langsung dengan tema tertentu, seperti keresahan warga tentang halnya perampokan geng motor atau penanggulangan banjir yang sering terjadi. Acara Dialog Publik ini akan mengundang narasumber yang benar benar berkompetan seperti kepala dinas BMG (Badan Meteorolgi dan Geofisika) Jawa Tengah. Acara – acara yang ada di TVRI diantaranya adalah, Tombo Kangen, Solusi Sehat, Warung Kopi Gayeng, Gayung Bersambut, Aku Bisa Jadi bintang. Juga ada acara bertajuk Lestari budaya, Ronce Budoyo, Sinau Boso Jowo, Bina Bahasa.

(11)

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. (Mabruri 2013:21)

Dalam kegiatan produksi televisi banyak hal-hal terkait teori yang diajarkan di bangku kuliah terkadang tidak sesuai dengan praktik di lapangan.Proses penggunaan kamera TV, editing dan terutama kegiatan pra produksi yang menuntut orang broadcasting memiliki ide dan kreativitas yang tinggi. Dengan pertimbangan dan beberapa hal tersebut, pemagang memilih TVRI sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan di bidang komunikasi khususnya dalam bidang penyiaran pada pertelevisian atau produksi acara. Salah satu stasiun televisi yang berkonsentrasi pada budaya lokal dan memiliki komitmen yang kuat akan kemajuan bidang broadcasting, pemagang berharap akan banyak mendapatkan pengetahuan dan praktik di bidang pertelevisian.

1.2. Perumusan Masalah

(12)

1.3. Tujuan

(13)

BAB II

DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) didirikan tahun 1962, lembaga ini mengalami perubahan status hukum hingga beberapa kali. Pada awalnya merupakan sebuah Yayasan TVRI, kemudian berubah menjadi salah satu direktorat dalam struktur organisasi Departemen Penerangan RI. Selanjutnya pada tanggal 20 Mei 1999 Presiden Abdurahman Wahid membubarkan Departemen Penerangan. (surat keputusan nomer:07/KEP/DIRJEN/RTF/1982)

Sejak tanggal 7 Juni 2000, TVRI berubah menjadi Perusahaan Jawatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2000.Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 tanggal 17 April 2002, TVRI kembali berubah status menjadi PT. TVRI (Persero) dibawah pengawasan Departemen Keuangan dan Menteri Negara BUMN. Dengan disahkannya Undang-UndangNomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI kemudian berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP).

(14)

Kegiatan operasional TVRI SPK Semarang didukung oleh 1 unit mobil OB VAN dan 18 orang personal. Gedung kantor masih bergabung dengan TVRI Transmisi Gombel. Pada tahun 1984, gedung kantor pindah di Jalan Sultan Agung no. 180 Semarang, dan sejak bulan April 1987, menempati kantor di Jalan Roro Jonggrang VII Manyaran.

Wacana untuk medirikan stasiun penyiaran di Jawa Tengah telah muncul pada masa kepemimpinan Gubernur Soepardjo Roestam, tetapi baru terealisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Soewardi. Sebagai stasiun produksi penyiaran baru, TVRI Jawa Tengah menempati gedung kantor dan studio di Pucang Gading wilayah desa Batursari kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Uji coba penyiaran dilaksanakan selama bulan maret 1995 dan siaran perdana dilaksanakan pada tanggal 1 April 1995.

TVRI Stasiun Jawa Tengah diresmikan sebagai stasiun produksi penyiaran oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996. Tanggal 29 Mei itulah yang diambil sebagai momentum hari lahirnya TVRI Stasiun Jawa Tengah. Sejak diresmikannya pada Tahun 1996, mulai memproduksi dan menayangkan acara-acara hasil liputan sendiri, baik acara-acara yang bersifat hiburan, seni budaya tradisional dan siaran pendidikan.Selain itu juga produksi acara-acara yang sifatnya informatif seperti siaran berita dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, maupun acara-acara yang sifatnya sebagai kritik sosial bagi pemerintah dan paket acara pembangunan dipedesaan atau perkotaan.

(15)

LPP TVRI Jawa Tengah semula adalah TVRI Stasiun Produksi Keliling (SPK) Semarang yang diresmikan pada tanggal 12 Juli 1982, Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Radio Televisi dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia nomor : 07/KEP/DIRJEN/RTF/1982.

Perintisan berdirinya SPK sendiri telah dimulai sejak tahun 1970 sebagai TVRI perwakilan Jawa Tengah yang kegiatannya masih dibantu oleh TVRI Stasiun Yogyakarta dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

Kegiatan operasional TVRI SPK Semarang didukung oleh 1 (satu) unit mobil OB Van dan 18 orang personal.Kegiatan pertama dimulai bulan Agustus 1982 dengan meliput acara olahraga tennis lapangan Green Sand di Surakarta. Gedung kantor masih bergabung dengan TVRI transmisi Gombel. Pada tahun 1984, Gedung kantor pindah di jalan Sultan Agung nomor 180 Semarang, dan sejak bulan April 1987, menempati kantor di jalan Roro Jonggrang VII Manyaran – Semarang.

Wacana untuk mendirikan Stasiun Penyiaran di Jawa Tengah telah muncul pada masa kepemimpinan Gubernur Soepardjo Roestam, tetapi baru terealisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Soewardi.

(16)

Demak.Uji coba penyiaran dilaksanakan selama bulan maret 1995 dan siaran perdana dilaksanakan pada tanggal 1 April 1995.

TVRI Satsiun Semarang diresmikan sebagai Stasiun Produksi Penyiaran oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 mei 1996. Tanggal 29 Mei itulah yang diambil sebagai momentum hari lahirnya TVRI Stasiun Jawa Tengah.

Dalam perjalanannya, tata organisasi TVRI Stasiun Jawa Tengah yang semula bernaung dibawah Direktorat Televisi Departemen Penerangan Republik Indonesia, berubah menjadi perusahaan Jawatan (PERJAN) yang secara administratif berada dibawah naungan Departemen Keuangan dan secara Operasional dibawah Kementrian BUMN sesuai peraturan pemerintah nomor 36 tahun 2000, tanggal 7 juni 2000.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 2002, bentuk Perusahaan Jawatan kemudian berubah menjadi PT. TVRI (PERSERO) sejak tanggak 17 April 2002. Sedangkan dengan surat keputusan Direksi PT. TVRI (PERSERO) nomor : 036/KPTS/DIREKSI/TVRI/2003 tentang penetapan Nonemklatur dan Klasifikasi stasiun daerah, TVRI Stasiun Jawa Teangah masuk dalam kategori Stasiun Daerah Kelas “A”.

Pada tahun 2002 TVRI secara Nasional kembali mengalami masa transisi dengan dikeluarkannya UU no.32 Tentang Penyiaran.

(17)

Selama periode perintisan berdirinya Stasiun Produksi Keliling sampai dengan Mei 2007, TVRI Stasiun Jawa Tengah telah dipimpin oleh 1 Orang Koordinator Perwakilan, 1 Orang Manajer, dan 8 Orang Kepala Stasiun. Dan setelah memasuk tahun 2010 dengan bantuan dana Hibah dari Pememerintah Perancis, telah dibangun pemancar dengan kekuatan 39 KVa.

2.3. Tujuan TVRI

Tujuan berdirinya TVRI terdapat dalam Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran yaitu, Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.

Selain itu Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tujuan TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(18)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Komunikasi Massa

Kehadiran media secara serempak di berbagai tempat telah menghadirkan tantangan baru bagi para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini, terutama dengan kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan isu, memberikan kesamaan kerangka pikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah mengundang berbagai sumbangan teoretis terhadap kajian tentang komunikasi massa.

Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Analisis media mengenal adanya dua dmensi komunikasi massa.

(19)

Teori-teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut mengkaji posisi atau kedudukan media dalam masyarakat dan terjadinya saling mempengaruhi antara berbagai struktur kemasyarakatan dengan media. Pendekatan ini merupakan dimensi makro dari teori komunikasi massa.

Dimensi kedua melihat kepada hubungan antara media dengan audience, baik secara kelompok maupun individual. Teori-teori mengenai hubungan antara media-audience, terutama menekankan pada efek-efek individu dan kelompok sebagai basil interaksi dengan media. Pendekatan ini disebut sebagai dimensi mikro dari teori komunikasi massa. (Mc.Luhan, 2011:188)

3.2. Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat–alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002:88). Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen.

Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbata. (Nurrudin, 2007:45) Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh.

(20)

informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi. (Effendi, 2000:97)

Jenis – Jenis Media Massa:

a. Media Massa Traditional

Media Massa tradisional adalah media massa dengan otoritas danmemiliki organisasi yang jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:

1. Informasi dari lingkungan diseleksi,

diterjemahkan dan didistribusikan.

2. Media massa menjadi perantara dan

mengirim informasinya melalui saluran tertentu.

3. Penerima pesan tidak pasif dan

merupakan bagian dari masyarakat danmenyeleksi informasi yang mereka terima.

4. Interaksi antara sumber berita dan

penerima sedikit.

Macam-Macam Media Massa Tradisional:

(21)

lebih periodik dan untuk dijual kepada umum. Isi berita didalamnya dapat berupa kejadian–kejadian perang, politik dan pemerintahan ekonomi, kecelakaan, bencana, pendidikan serta seni kebudayaan.Disamping itu pula, berita yang termuat dalam bidang kesehatan,ilmu pengetahuan, liburan dan olahraga. Lingkup berita dapat menyangkut berita internasional, nasional, maupun berita darerah. Adapun fungsi dari surat kabar itusendiri adalah untuk memberikan saran informasi yang beragam, pendidikan bagi masyarakat luas serta hiburan dan surat kabar juga dapat mempengaruhi setiap pembacanya.

2. Majalah merupakan penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi.Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang.

3. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

(22)

5. Televisi merupakan sistem penyiaran gambar dengan disertai bunyi (Audio Visual).

3.3. Produksi Siaran Televisi

Program televisi ialah program yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik, dan artistic yang berlaku. (Guttenberg, 1962:78). Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut pada pola pencapaian tujuan program secara umum. Setiap program memiliki karakter waktunya sendiri, yaitu penempatan atau pengalokasian waktu siaran (Ferguson, 2009:4). Hal yang diperhatikan lainnya dalam sebuah program siaran dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran program. Sisi programatik berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam jadwal siaran, sisi penonton berhubungan dengan aspek geokultural sasaran program yang tersebar diseluruh negeri dengan tradisi yang berlainan.

(23)

kelompok sangat dibutuhkan agar tidak terjadi sebuah miss communication dalam proses produksi yang memungkinkan akan terjadi gangguan ketika proses penayangan berlangsung (wibowo, 2007:23).

3.4. Tahapan Produksi

3.4.1. Pra Produksi

Untuk membuat acara (program) televisi, hal pertama yang harus dilakukan adalah penggalian ide atau gagasan kreatif (Wibowo, 2007:25). Tentunya ide-ide yang akan dilahirkan juga harus mempertimbangkan berbagai hal. Berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum merancang program adalah:

a. Hukum

Acara harus dibuat seorisinil mungkin untuk menghindari pelanggaran hak cipta dan mentaati undang-undang yang berlaku di Indonesia.

b. Kultur

(24)

nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia juga menghindari hal yang dapat menyinggung SARA (Wibowo, 2007:30).

c. Pasar (Market)

Untuk acara yang dibuat untuk tujuan bisnis, para pembuat program harus mengenal pasar yang dituju. Kita tidak dapat membuat acara yang bagus menurut sudut pandang subjektif kita sendiri. Kita juga harus melihat dari sudut pandang calon pemirsa yang akan kita bidik. Untuk membidik calon pemirsa, para pembuat acara TV biasanya melakukan pengamatan sendiri atau mempelajari data-data yang dibuat oleh Nielsen Media Research mengenai calon pemirsa yang dituju untuk kemudian menyeleksi pasar potensialnya. Penyeleksian pasar potensial dilakukan dengan penggolongan berdasarakan jenis kelamin, umur, status ekonomi dan sebagainya.

d. Budget

Jika untuk tujuan profit, besarnya anggaran yang diperlukan untuk mewujudkan suatu ide program harus sebanding dengan kekuatan program tersebut untuk mendapatkan rating yang baik.

Selain dari empat aspek diatas, pra produksi harus melakukan kewajiban di dalam struktur pembuatan tahapan produksi sebagai berikut:

(25)

b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.

c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata suara, make up, wardrobe, dan fasilitas teknik.

d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.

e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukkan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera, perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian administrasi kontrak dan perijinan, budgeting, serta pemantapan produksi.

f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan. Dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog, dan adegan.

g) Pra-studio rehearsal dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.

h) Run trough dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistic, dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.

3.4.2. Produksi

Setelah melakukan perencanaan dengan matang, maka proses sebelum produksi adalah menyusun crew produksi, diantaranya:

(26)

Seorang yang mendesain sebuah produksi program acara sekaligus bertanggung jawab terhadap teknis eksekusi produksi program tersebut dan bertugas untuk mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dalam sebuah produksi program acara Kromatis (Keroncong Romantis) dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis maupun estetis serta mampu menerjemahkan rundown program Kromatis (Keroncong Romantis).

2. Program Director

Seorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelasksanaan produksi satu mata acara Kromatis (Keroncong Romantis) dan menyutradarai program acara Kromatis (Keroncong Romantis).

3. Switcherman

Seseorang yang bertanggung jawab terhadap pergantian gambar, baik atas permintaan pengarah acara atau sesuai dengan rundown.

4. Floor Director

Bertugas sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan pengarah acara kepada kerabat kerja dan para artis pendukung dalam produksi acara Kromatis (Keroncong Romantis).

5. Lighting Director

Bertugas sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan penataan cahaya di studio baik secara artistic maupun yang mampu menyetuh perasaan yang sesuai dengan tuntutan naskah.

(27)

Bertugas mengatur keseimbangan suara dari berbagai sumber, melakukan set up mikrofon, music atau backsound.

Setelah disusun crew produksi, masing-masing crew melaksanakan tugasnya seperti yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada (Wibowo, 2007:38).

3.4.3. Pasca Produksi

Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara Kromatis (Keroncong Romantis), setelah produksi lapangan maka masuk dalam tiga tahapan diantaranya:

a. Editing, proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan berkesinambungan sesuai dengan konsep naskah.

b. Preview, sebelum program di print untuk disiarkan, maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikan program benar-benar sudah sesuai dengan naskah dan konsep. Jika ternyata masih terjadi kesalahan maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan revisi kembali. Setelah revisi sesuai dengan konsep dan naskah baru akan di print on tape dan siap tayang. Kaset atau tape yang digunakan masing-masing stasiun televisi belum tentu sama, ada yang menggunakan jenis pita Betacam, DVCPro, DVCam, dan lainnya.

c. Transmisi, setelah semua urusan editing selesai, selanjutnya masuk pada bagian transmisi. Yaitu bagian on air penyiaran program (Wibowo, 2007:45).

(28)

METODOLOGI

.1 Waktu dan Lokasi

Pelaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi di LPP TVRI Jawa Tengah dengan alasan agar penulis dapat mengetahui kesamaan dan perbedaan antara program acara di lembaga penyiaran milik pemerintah dengan program acara pada lembaga penyiaran lainnya.

Kuliah Kerja Komunikasiyang dilakukan di LPP TVRI Jawa Tengah yang berlokasi di Jl. Pucang Gading Batursari, Mranggen Demak. Penulis ditempatkan di bidang Program dan pengembangan usaha bagian Seksi Program. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi selama 2 bulan terhitung dari tanggal 11 Januari – 11 Maret 2015 yang dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat pukul 09.00 WIB – 19.00 WIB dan Sabtu sampai dengan Minggu pukul 15.00 WIB – 19.00 WIB.

.2 Sumber Data .2.1 Data Primer

(29)

.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, sehingga data sekunder telah melewati satu atau lebih pihak yang bukan penulis (Marzuki, 2002: 56).Dengan data sekunder penulis memperoleh data dari studi pustaka oleh buku–buku yang membahas mengenai ilmu komunikasi.

.3 Teknik Pengumpulan Data

Selain memperoleh data dari sumber langsung, penulis juga melakukan pengumpulan data lain dengan berbagai macam teknik. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan cara observasi dan wawancara dengan bagian personalia, kepala bagian, karyawan dan dokumen–dokumen yang secara detail mencakup semua bidang pekerjaan, yang menjadi objek penelitian dan pengamatan komunikasi.

.3.1 Observasi

(30)

.3.2 Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau seseorang otoritas (seseorang yang ahli atau berwenang dalam suatu masalah) (Gorys Keraf,2001:161). Pengumpulan data dilakukan dengan cara bertanya secara langsung kepada informan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Adapun teknik ini penulis lakukan dengan cara bertanya langsung kepada pegawai TVRI Jawa Tengah.

.3.3 Metode Pustaka

(31)

BAB V

HASIL KULIAH KERJA KOMUNIKASI

5.1 Aktifitas Pra Lapangan

Sebelum Penulis melakukan penulisan laporan, terlebih dahulu mengikuti prosedur administrasi Kuliah Kerja Komunikasi (K3), sebagai berikut :

A. Mencari lokasi Kuliah Kerja Komunikasi

B. Menyiapkan persyaratan administrasi Kuliah Kerja Komunikasi, seperti :

B.1 Membawa sumbangan buku di bidang ilmu komunikasi, minimal 200 halaman dengan kualitas cetakan kertas putih (bukan fotocopyan) , yang disetujui oleh koordinator K3.

B.2 Membawa fotocopy KRS, untuk menunjukan mata perkuliahan K3 telah diambil di KRS.

B.3 Membawa fotocopy kartu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang.

B.4 Membawa fotocopy bukti pembayaran K3, dan menunjukkan yang asli. C. Mahasiswa membawa persyaratan diatas dan mendaftar di tata usaha (TU)

fakultas dan mahasiswa akan mendapatkan : C.1 Buku pedoman K3.

C.2 Map.

(32)

C.4 Form penilaian K3 untuk perusahaan.

D. Konsultasi dengan coordinator K3 mengenai tempat K3 dan peminatan bidang kerja yang akan di ambil.

E. Mengisi formulir permohonan K3 atau form K3 -1, yang kemudian diserahkan ke TU fakultas untuk di buatkan surat pengantar keperusahaan.

F. Mahasiswa menyerahkan surat pengantar permohonan K3 keperusahaan atau instansi yang dipilih.

G. Setelah mendaptakan persetujuan dari perusahaan atau instansi, maka mahasiswa menyerahkan surat balasan tersebut kepada koordinator K3 untuk memproses : G.1 penentuan dosen pembimbing.

G.2 Pembuatan surat tugas K3.

H. Mahasiswa melaksanakan K3 sesuai jadwal dari mahasiswa itu sendiri. I. Setelah K3 di perusahaan, di lanjutkan pembuatan laporan dengan di bombing dosen pembimbing yang telah di tentukan.

5.2 Aktivitas saat di Lapangan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi di LPP TVRI Stasiun Jawa Tengah berlangsung selama dua bulan, yakni pada tanggal 11 Januari – 11 Maret 2015. Penulis ditempatkan pada bagian Program. Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi Penulis mengikuti kegiatan perkenalan dengan staff dan diberikan pembekalan secara langsung oleh Ketua Bagian Program bapak Heru. Beliau memberitahu apa saja yang dilakukan di bagian program di TVRI Jawa Tengah.

(33)

Minggu Pertama tanggal 11 s/d 16 Januari 2015, Penulis diperkenalkan kepada pegawai LPP TVRI Jawa Tengah yang berada di bidang program dan yang berhubungan dengan produksi sebuah acara. Penulis masih di dampingi berkeliling tempat yang ada di LPP TVRI Jawa Tengah seperti studio produksi acara, produksi berita, ruang control dll. Di beberapa ruangan seperti ruang control juga di jelaskan bagaimana proses sebuah program televisi bisa di siarkan.

5.2.2 Aktivitas Minggu Kedua

Minggu Kedua tanggal 19 s/d 23 Januari 2015, Penulis diberikan materi tentang program acara. Penulis mendapatkan beberapa ilmu yang sebelumnya belum pernah diketahui. Penulis di ajak untuk melihat produksi program acara TVRI seperti Kromatis (Keroncong Romantis) dan Solusi Sehat di studio, disitu penulis diajari bagaimana menjadi seorang FD (Floor Director). Dalam tugas menjadi FD acara Kromatis (Keroncong Romantis) adalah memepersiapkan segala kebutuhan sebelum produksi dimulai seperti persiapan penyanyi dan pengisi acara serta penataan letak sudut pengambilan kamera. Penulis juga di ajarkan untuk berinteraksi kepada pengisi acara agar komunikasi antara FD dengan pengisi acara dapat berjalan lancar dengan aba aba dari FD. Selain tugas memepersiapkan segala hal pra produksi penulis juga diminta untuk membagikan rundown kebagian controlling.

5.2.3 Aktivitas Minggu Ketiga

(34)

juga membantu FD program acara Kromatis (Keroncong Romantis) untuk mengatur Pengisi acara dan penyanyinya live program acara Kromatis (Keroncong Romantis). Selain itu penulis juga di berikan kesempatan untuk menjadi FD Kromatis (Keroncong Romantis) agar lebih paham dengan proses yang berlangsung dengan di dampingi oleh FD.

5.2.4 Aktivitas Minggu Keempat

Minggu Keempat tanggal 2 s/d 6 februari 2015, Penulis masih sama seperti biasanya membuat rundown membagikan rundown dan penulis juga diberikan kesempatan untuk menjadi FD program lain seperti acara Solusi Sehat. Penulis dan teman penulis di percaya untuk memegang peran FD tersebut sendirian tanpa pendamping. Penulis hanya berada di studio kecil bersama dua cameraman dan pengisi acara. Penulis juga diberikan tugas untuk mengisi laporan evaluasi dan pola acara yang sebelumnya telah di bimbing terlebih dahulu.

5.2.5 Aktivitas Minggu Kelima

(35)

nantinya akan di nyanyikan kepada pengisi acara sehingga penulis akan paham bagaiamana proses acara Kromatis (Keroncong Romantis).

5.2.6 Aktivitas Minggu Keenam

Minggu Keenam tanggal 17 s/d 21 Februari 2015, Penulis di ajarkan tentang bagaimana cara mengoprasikan camera di sebuah acara live Kromatis (Keroncong Romantis), Serta Taping program acara Cerita Anak SD untuk dua kali episode. Kemudian penulis di ajak survey lapangan untuk program acara kuliner di kotak laten pada tanggal 19 februrari 2015.

5.2.7 Aktivitas Minggu Ketujuh

(36)

(Rundown Harian Program Acara Di LPP TVRI Jawa Tengah)

5.2.8 Aktivitas Minggu Kedelapan

Minggu Kedelapan 3 s/d 11 Maret 2015 penulis dan teman penulis membantu dan ditugaskan menyeluruh untuk bertugas sebagai FD acara Kromatis (Keroncong Romantis) dengan ilmu ilmu yang diberikan minggu minggu lalu. Kenapa penulis diharuskan menjadi FD ? karena dengan menjadi FD penulis akan menjadi paham bagaimana proses jalannya acara Kromatis (Keroncong Romantis).

5.3 Aktivitas Pasca di lapangan

Pasca Kuliah Kerja Komunikasi, Penulis menjadi lebih paham dan mengerti tentang apa yang dilakukan pada proses produksi acara Kromatis (Keroncong Romantis) di stasiun TVRI Jawa Tengah. Penulis juga mengerti bagaimana koordinasi dan ketepatan waktu sangat penting dalam menjalankan aktivitas di dalam instansi media massa. Setelah melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi selama kurang lebih 2 bulan, Penulis di haruskan membuat laporan secara mandiri tentang hasil Kuliah Kerja Komunikasi yang telah dilaksanakan. Penyerahan Laporan Kuliah Kerja Komunikasi dilampiri dengan form nilai dari pembimbing lapangan dari LPP TVRI Jawa Tengah dan lembar pengesahan yang di sahkan oleh Bussines Representative Manager, dosen pembimbing dan ketua jurusan.

5.4 Evaluasi

(37)

individu yang mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Di bagian manapun kita berperan, harus di sadari bahwa proses produksi televisi adalah suatu team work. Banyaknya peralatan dan bagian untuk mendukung suatu produksi siaran TV, maka kemampuan berkomunikasi dalam kelompok sangat dibutuhkan agar tidak terjadi sebuah miss communication dalam proses produksi yang memungkinkan akan terjadi gangguan ketika proses penayangan berlangsung.

Di saat menjalankan Kuliah Kerja Komunikasi di LPP TVRI Jawa Tengah, Penulis dan teman teman penulis selalu dituntut untuk bisa bekerja dalam tim atau team work, ini karena dalam sebuah proses produksi acara televisi dibutuhkan kerjasama tim yang solid agar tidak terjadi kesalahan sekecil apapun. Penulis juga diajak untuk berfikir kreatif dalam proses pembuatan program acara televisi. Selain itu, penulis juga diminta untuk membantu mempersiapkan tahapan tahapan untuk memproduksi program acara Kromatis (Keroncong Romantis).

(38)

Kemudian masuk ke Proses Produksi, Memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara agar dapat dinikmati pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering), karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat brainstorming maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap peralatan yang dioperasikan atau lebih dikenal dengan istilah production service (Ciptono Setyobudi, 2012 : 55).

Pada tahapan produksi ada 3 elemen yang paling mendasar dan menjadi sebuah perangkat sistem yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu :

1. Tata Kamera

Beragam angle kamera, seperti Extreme Long Shoot (ELS), Very Long Shoot (VLS), Long Shoot, Full Shoot, Medium Shoot, Medium Close Up, Close Up, Extreme Close Up (Ciptono Setyobudi, 2012 : 35-38).

2. Tata Cahaya

Hal dasar yang harus diketahui dari penataan cahaya yaitu key light (sinar utama pada subyek), fill light (untuk mengurangi bayangan), back light (terarah, menghasilkan latar yang gelap), base light (penyinaran yang menyebar dan rata) dan over exposure (pencahayaan yang berlebih intensitas dan waktu pencahayaan yang lama) (Ciptono Setyobudi, 2012 : 38-39).

(39)

Tata suara (audio) merupakan elemen yang penting juga dalam produksi televisi, karena tata suara mampu mengekspresikan situasi secara jelas juga sebagai pendukung elemen yang lain seperti tata artistik (Ciptono Setyobudi, 2012 : 40)

Pada saat proses produksi, penulis dan teman teman penulis membantu para kameramen untuk menentukan tata kamera yang dibutuhkan untuk acara Kromatis (Keroncong Romantis) serta membantu FD atau Floor Director untuk mengatur pengisi acara kapan waktunya masuk ke panggung dan kapan waktunya keluar, Penulis pun juga diberikan tugas untuk memberi aba aba kepada pembawa acara untuk memulai acara dan menutup acara.

Pada tahap Pasca Produksi merupakan hasil dari semua kegiatan yang telah diproduksi. Ada beberapa tahapan sebelum program acara Kromatis (Keroncong Romantis) dipancarkan. Pertama Editing, proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan berkesinambungan sesuai dengan konsep naskah. Kemudian Preview, sebelum program di print untuk disiarkan, maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikan program benar-benar sudah sesuai dengan naskah dan konsep. Kemudian Transmisi, setelah semua urusan editing selesai, selanjutnya masuk pada bagian transmisi. Yaitu bagian on air penyiaran program (Wibowo, 2007:45).

(40)

dalam menerima tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing Kuliah Kerja Komunikasi.

(41)

BAB VI PENUTUP

.1 Kesimpulan

Dari hasil Kuliah Kerja Komunikasi yang telah penulis jalani selama dua bulan di TVRI Jawa Tengah, penulis mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penyiaran televisi dan mendapatkan pelajaran baik praktek maupun teori yang tidak didapat selama kuliah.

Dari pengalaman yang di peroleh, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa, dalam bidang program dibutuhkan kreatifitas untuk membuat sebuah program acara televisi. Tidak terkecuali acara Kromatis (Keroncong Romantis) yang sangat membutuhkan kreatifitas yang tinggi serta kerjasama tim yang di kedepankan. Penulis mendapatkan pengalaman memegang acara Kromatis (Keroncong Romantis) dengan mengemban peran sebagai seorang floor director.

Kegiatan magang ini tentunya menjadi bahan pelajaran dan pengalaman yang berharga bagi penulis, yang mungkin tidak bisa diperoleh orang lain dalam waktu dan kesempatan yang sama. Penulis tidak hanya mendapatkan pengalaman kerja broadcasting sesungguhnya (praktek) melainkan juga mendapatkan pelajaran bagaimana menghadapi orang lain dan membagi waktu agar tugas yang penulis peroleh tidak terlantar.

(42)

Berdasarkan pengalaman penulis selama magang, sebagai solusi dalam mengatasi kendala yang ada, penulis memberikan saran yang nantinya dapat menjadi masukan bagi pihak yang bersangkutan, khususnya pihak Fakultas dan TVRI selaku penyelenggara magang.

6.2.1 Kepada Pihak Fakultas

a. Dipermudahkan birokrasi administrasi dalam memperoleh surat yang dibutuhkan untuk mengajukan magang.

b. Adanya peraturan yang berlaku mengenai penentuan waktu magang agar mahasiswa tidak ada keterlambatan magang atau bahkan ketertinggalan kuliah dikarenakan magang.

6.2.2 Kepada Pihak LPP TVRI

(43)

Daftar Pustaka

Darwanto SS. 1991. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: MMTC.

___________. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ciptono Setyobudi. 2012. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Prasetya Widi Pratama.

Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Profil TVRI Jawa Tengah dari situs

http://www.tvrijateng.com/content.php?page=profile diakses pada 15 Maret 2016, pukul 19.00

WIB

Utterback, Andrew. 2007. Studio Television Production And Directing: Studio-Based Television. USA: Focal Press

(44)
(45)
(46)

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya di era dalam bidang teknologi komunikasi yang telah berkembang dengan cukup pesat, ada baiknya TVRI Jawa Barat dapat memperbaiki setiap fasilitas yang berkaitan

Setelah melaksanakan kegiatan magang di Toko Ayu Citra Bags, maka dapat disimpulkan berbagai manfaat yang di dapatkan, yaitu dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan

Pemilihan tempat kegiatan Kuliah Kerja Magang di CV.Hexacon Utama ini karena penulis ingin mengetahui sistem kompensasi seperti apa yang dilakukan oleh perusahaan

Dari hasil KKM (Kuliah Kerja Magang) yang dilaksanakan di Kecamatan Sukorame dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem input data keuangan, masyarakat serta dan

Berdasarkan pengamatan ditempat Kuliah Kerja Magang (KKM) di Kecamatan Jombang Masih banyak karyawan yang sering datang terlambat pada jam masuk kantor, hal ini disebabkan

Praktik kerja magang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang dengan alasan penempatan bagian dengan jobdesk yang sesuai dengan mata kuliah yang

Berdasarkan hasil Kuliah Kerja Magang di Bank BPR Jatim Bank UMKM Jawa Timur Cabang Jombang, jenis kredit yang paling diminati oleh konsumen adalah kredit Kusuma

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Gaya kepemipinan dan Iklim Komunikasi terhadap Motivasi kerja Pegawai di LPP TVRI Sumatera Utara” Tujuan penelitian ini adalah