• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi maka berkembang pula

pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor

industri dan perdagangan, dimana dari sektor industrilah berbagaiproduk yang

beranekaragam dihasilkan dengan menggunakan teknologi-teknologiyang canggih

dan modern yang dipersiapkan untuk menghadapipersaingan yang lebih ketat

dalam era globalisasi. Dalam menghadapipersaingan tersebut, pertumbuhan

ekonomi sangat memerlukan ilmupengetahuan dan teknologi karena ilmu

pengetahuan dan teknologi adalahsatu faktor yang dominan dalam memenangkan

persaingan dalam eraglobalisasi yang sangat berkaitan dengan bidang hak

kekayaan intelektual.4

1. Hak cipta diatur dalam UU No.28 Tahun 2014

Saat ini terdapat perangkat UU Hak kekayaan intelektual di Indonesia,

yakni;

2. Paten diatur dalam UU No. 13 Tahun 2016

3. Merek diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001

4. Perlindungan varietas baru tanaman diatur dalam UU No.29 Tahun 2000

5. Rahasia dagang diatur dalam UU No.31 Tahun 2001

6. Desain industri di atur dalam UU No. 31 Tahun 2000

4

(2)

7. Desain tata letak sirkuit terpadu diatur dalam UU No.32 Tahun 2000.5

Dalam penjelasan, ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.

28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta

atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang timbul secara

otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.6

Dikarenakan kedua revolusi tersebut, sehingga dorongan terhadap

perkembangan doktrin maupun objek perlindungan hak milik intelektual jadi

semakin besar.

Pada awal perkembangan hak cipta, permasalahannya sangatlah sederhana,

yaitu hanya menyangkut tuntutan supaya dapat dikuasainya dan dipergunakannya

untuk tujuan apapun, apa yang sudah ditemukannya, diciptakannya dengan

kemampuan tenaganya maupun intelektualnya. Kemudian muncul pertanyaan,

siapakah yang berhak menjadi pemilik dari suatu hasil karya bila bahan bakunya

berasal dari pihak lain. Permasalahan pun semakin majemuk dengan terjadinya

revolusi industri di Inggris maupun revolusi politik di Perancis.

7

5

OK Saidin,Aspek hukum kekayaan intelektual, (Jakarta :PT RajaGrasindo Persada,2010) , hlm. 17.

6

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

7

Hasbir,.Analisis Aspek Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta rekaman suara (lagu) di Kota Makassar (Makassar :Tesis, Hukum Perdata, Universitas

(3)

Indonesia mengenal hak cipta sebagai bagian penting dalam hak kekayaan

intelektual, yang mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta sejak 1982

dengan konsep hak ekonomi dan hak moral yangmelekat. Hukum hak cipta

bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual, atau

membuat turunan dari karya tersebut.8

Seperti halnya Desain Industri yang merupakan bagian dari Hak atas

Kekayaan Intelektual. Perlindungan atas Desain Industri didasarkan pada konsep

pemikiran bahwa lahirnya Desain Industri tidak terlepas dari kemampuan

kreativitas cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan

produk intelektual manusia, produk peradaban manusia.

Dalam upaya memahami hak cipta dapat

diawali dengan mengenal objeknya, yaitu segala bentuk ciptaan yang bermuatan

ilmu pengetahuan, berbobot seni, dan bernuansa sastra.

9

Definisi Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,

atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari

padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan

estetis dan dapat diwujudkan dengan pola tiga dimensi atau dua dimensi serta

dapat di pakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau

kerajinan tangan.10

8

Adrian Sutedi,Hak atas Kekayaan Intelektual,(Jakarta :Sinar Grafika, 2013), hlm. 116.

9

Ibid, hlm. 467. 10

Tim Lindsey , Suatu Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (Bandung: PT.ALUMNI, 2006), hlm. 220

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur unsur desain

(4)

1. Kreasi yang dilindungi olah undang-undang desain dapat berbentuk tiga

dimensi (bentuk dan konfigurasi) serta dua dimensi (komposisi garis atau

warna).

2. Kreasi tersebut memberikan kesan estetis.

3. Kreasi tersebut dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,

komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Dari ketiga unsur tersebut, kalimat yang menyimpulkan bahwa kreasi memberikan

kesan estetis merupakan hal yang dapat mendatangkan kesulitan baik bagi pemilik

desain maupun pemeriksa desain. Hal ini dikarenakan penilaian estetika bersifat

sangat subjektif.11

Dalam hal Desain Industri, pemerintah Indonesia membentuk

undang-undang mengenai Desain Industri, yaitu Undang-Undang nomor 31 tahun 2000

tentang Desain Industri yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Desain

Industri. Perlindungan hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya

intelektual sangat diperlukan untuk kepentingan pendesain dan untuk

menumbuhkan kreatifitas pendesain agar terus menerus menciptakan desain baru.

Selain untuk hal tersebut, undang-undang mengenai hak Desain Industri

dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang

curang antara sesama pelaku usaha.12

11

Ibid, hlm. 220.

12

Budi agus riswandi, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakarta: PT.RajaGrasindo, 2004), hlm. 54.

. Bagi Desain Industri yang yang dapat diberikan perlindungan tentunya

harus memenuhi syarat sebagaimana dituangkan didalam pasal 2 ayat 1, 2 dan 3

(5)

1. Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru.

2. Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, Desain

Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada

sebelumnya.

3. Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah

pengungkapan Desain Industri yang sebelum :

a. Tanggal penerimaan

b. Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.

c. Telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar

Indonesia.13

Berdasarkan pada ketentuan ini dapat dikemukakan bahwa Desain Industri

yang dapat diberikan perlindungan hukum adalah;

1. Desain Industri yang baru.

2. Desain Industri yang tidak sama pengungkapannya dengan Desain

Industri yang sebelumnya.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan Desain Industri yang tidak

mendapatkan perlindungan hukum, jika Desain Industri tersebut bertentangan

dengan peraturan perundang undangan, kesusilaan dan ketertiban umum.14

Di dalam Undang-undang Desain Industri diatur bahwa pemegang

HakDesain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain

Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa

persetujuannya membuat,memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau

13

Pasal 2 ayat 1,2 dan 3 undang undang no 31 tahun 2000 tenteng Desain Industri

14

(6)

mengedarkan barang yang diberi hak desain industri.15

Di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain Industri bersinggungan dan

memiliki perbedaan, Hak cipta dan Desain Industri memiliki peraturan Undang

Undang yang mengaturnya masing-masing, sehingga dari segi pengertian dan

peraturannya sudah berbeda, sehingga di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain

Industri tidak dapat digabungkan dalam pengaturan Hak Kekayaan Intelektual,

Hak Cipta itu sendiri memiliki pengertian bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif

bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jadi,seseorang tersebut

mempunyai kedudukan yang kuat terhadap pihak yangmelakukan pelanggaran

Hak Desain Industri, pemegang Hak Desain Industriatau pemegang lisensinya

dapat melakukan proses hukum yang berlakukarena perbuatan tersebut merupakan

perbuatan melanggar hukum.

16

Sedangkan Desain Industri itu adalah suatu kreasi tentang bentuk,

konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan

kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi

serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,

atau kerajinan tangan.17

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi ini

mengangkat tentang permasalahan tentang ‘persinggungan hak cipta dan desain

15

Pasal 9 undang undang no 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

16

Pasal 1 ayat 1 undang undang no 28 tahun 2014 tentang hak cipta

17

(7)

industri studi atas putusanNO: 31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.’

Di dalam kasus ini pada tanggal 16 April 2010 BHUN BHUN HUI

mendaftarkan Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan ‘PITA’ pada saat

yang bersamaan BHUN BHUN HUI juga mendaftarkan Desain Industri dengan

Judul ‘KEMASAN’ dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D dengan tanggal

penerimaan permohonan 16 februari 2012.

Ternyata tanggal 10 Mei 2013 PT. Tunisco Trading Investment

membentuk desain industri yang sama, dengan Judul ‘KEMASAN’ dan

didaftarkan kembalikepada Dirjen HKI dengan tanggal penerimaan 10 Mei 2013.

Bahwa di dalam hal ini yang menjadi persinggungan antara hak cipta dan

desain industri itu sendiri adalah bahwa di dalam gugatan nya penggugat

menggabungkan suatu Hak Cipta dan Desain Industri sebagai dasar gugatannya

yaitu Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan ‘PITA’ dan Desain Industri

dengan Judul ‘KEMASAN’ dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D dengan

tanggal penerimaan permohonan 16 februari 2012, yang keduanya tunduk

dibawah UU yang berbeda, kedua nya juga sangat bersinggungan dalam

pengertiannya.

Sedangkan dalam hal ini penggugat melakukan gugatan kepada PT.

Tunisco Trading Investment atas dasar gugatan Desain Industri dengan Judul

‘KEMASAN’dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D tanggal penerimaan 10

Mei 2013.

Terkait dengan ini, maka hal tersebut menjadi kajian menarik untuk

(8)

dengan nomor Pendaftaran yang sama dan keduanya juga memiliki suatu desain

pakaian wanita yang di produksi dengan konfigurasi garis dan warna yang hampir

sama.Dalam hal ini juga penggugat mengabungkan suatu Hak Cipta dan Desain

Industri yang keduanya tunduk dibawah hukum yang berbeda dan keduanya jelas

beringgungan dalam pengertiannya dan pengaturannya.

DESAIN INDUSTRI MILIK BHUN BHUN HUI Alias

RADHIMAN.

18

DESAIN INDUSTRI MILIK PT.TUNISCO TRADING

INVESTMENT.

19

18

Baju merk haibah dan

jak pukul 13.42 wib.

19

(9)

Dari kedua gambar diatas jenis pakaian tersebut memiliki desain dan

warna yang hampir sama.Dari desain industri milik BHUN BHUN HUI alias

radhiman memiliki warna putih dan garis corak yang berwarna putih dan garis

berwarna putih, sedangkan desain industri milik PT TUNISCO TRADING

INVESTMENT, juga memiliki desain industry dengan warna baju putih dan

corak yang putih juga serta desain garis yang berwarna putih sehingga keduanya

memiliki kemiripan akan tetapi berbeda sertifikat desain industri nya

Dari penjelasan diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penulisan skripsi yang di beri judul “Persinggungan Hak Cipta dan Desain

Industri (studi putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,

penulis memilih beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi

ini, Sebagai berikut :

1. Apa yang menjadi persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri?

2. Apakah Hak Cipta dapat didaftarkan bersamaan dengan Desain Industri?

3.

Bagaimana pertimbangan hakim atas putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN

(10)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Penulisan ini bertujuan

a. Untuk memahami persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri

b. Untuk mengetahui cara pendaftara Hak Cipta dan Desain Industri.

c. Untuk mengetahui pertimbangan hakim atas putusan NO:

31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.

2. Manfaat Penulisan

a. Manfaat teoritis

Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

dan menambah pengetahuan, terutama tentang hal yang berhubungan dengan

aspek hukum hak desain industri.

b. Manfaat praktis

Manfaat secara praktis di harapkan memberikan pengetahuan mengenai

tentang sistem-sistem pengaturan hak desain industri, seperti

1. Untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan pelaku bisnis

tentang pentingnya pendaftaran hak milik desain industri yang di daftarkan

direktorat jendaral HKI.

2. Memberikan pemahaman bagaimana undang undang desain industri dalam

melindungi suatu pelanggaran desain industri yang dilakukan oleh

masyarakat ataupun pelaku bisnis pakaian.

3. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di

bidang desain industri, dan memberikan pemahaman dan informasi bagi

(11)

cara mendaftarkan atau cara pengalihan suatu desain indutri tersebut

seseuai dengan undang undang desain industri no 31 tahun 2000.

D. Keaslian Penulisan

Pembahasan skripsi ini yang berjudul “Persinggungan Hak Cipta dan

Desain Industri (studi putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.)” ini disusun berdasarkan pengumpulan

bahan-bahan baik berupa bahan pustaka, literatur, undang-undang maupun

peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat dalam penulisan skripsi ini.

Adapun Penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini adalah :

1. Titik Singgung Perlindungan HKI : Hak Cipta, Merek dan Desain

Industri, Jurnal, Agus sardjono, Fakultas Hukum Universitas

Indonesia.

2. Perlindungan Hak Cipta, Hak Terkait,Desain Industri, Jurnal, Dina

widya Putri, Dosen Hukum Dagang Universitas Gadjah Mada.

Penelitian tersebut merupakan suatu penelitian penjelasannya hampir sama

dengan Skripsi yang sedang dibahas, Hanya saja di dalam penelitian tersebut

mengangkat topik tentang garis besar Persinggungan dan perbedaan dari

pengertian Hak cipta dan Desain industri saja, Sedangkan di dalam skripsi ini

membahas tentang Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri dengan studi

(12)

Penelitian tersebut juga memiliki kesamaan di dalam Skripsi ini, Yaitu,

menjelaskan tentang perbedaan dan persinggungan dari Hak Cipta dan Desain

Industri.

Dengan demikian Penelitian tersebut menjadi acuan penulis dalam

melakukan penulisan skripsi ini, di karenakan penelitian tersebut sangat berkaitan

dengan pokok pembahasan skripsi penulis.

Untuk mengetahui keaslian penulisan ini, sebelumnya sudah melakukan

penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada catalog skripsi

departemen hukum ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan

tidak menemukan judul yang sama. Melalui surat yang tertanggal 16 April 2017

yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa judul skripsi ini belum

pernah ditulis oleh orang lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara maupun

di lingkungan universitas/ perguruan tinggi lainnya dalam wilayah Republik

Indonesia. Apabila dikemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah

ditulis oleh orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini

dibuat, maka hal tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Kepustakaan

Adapun yang menjadi kerangka studi atau tinjauan kepustakaan dalam

(13)

A. Desain Industri

Desain industri berhubungan dengan perwujudan secara visual

produk-produk komersial dalam pola tiga atau dua dimensi. Desain industri biasanya tidak

melindungi fungsi dari suatu produk melainkan semata-mata melindungi

penampakan luarnya.

Desain orisinil dari produk-produk komersial dilindungi setelah desain

tersebut di daftarkan. Jangka waktu monopoli dari sebuah desain adalah sedikit

dibawah jangka waktu untuk paten. Banyak negara-negara berkembang baru

mampu mengembangkan industri-industrinya dalam waktu 50 tahun yang lalu,

sehingga bagi negara-negara tersebut peraturan mengenai desain menjadi relevan

baru pada saat ini.20

B. Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dengan kata lain,pencipta atau penerima hak memiliki hak

eksklusif untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya,atau memberikan

izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.21

20

Ibid. hlm. 8.

21

Tim Visi Yustisia, Panduan Resmi Hak Cipta,(Jakarta : Visimedia, 2015), Hal, 1. Sementara itu, pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak

cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain

(14)

C. Ruang lingkup perlindungan desain industri Dan Hak Cipta

Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiranbahwa

lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreatifitascipta, rasa dan

karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi desain industrimerupakan produk

intelektual manusia, produk peradaban manusia. Adayang mengatakan bahwa ada

kesamaan antara hak cipta bidang seni lukisatau seni grafika dengan desain

industri, akan tetapi perbedaannya akanterlihat ketika desain industri itu dalam

wujudnya lebih mendekati paten22

Ada dua pendekatan filosofis terhadap desain industri sebagai bagianhak

kekayaan intelektual

.

Jika desain industri itu semula diwujudkan dalam bentuk lukisan,karikatur

atau gambar atau grafik, suatu dimensi yang dapat diklaim sebagaihak cipta, maka

pada tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atautiga dimensi dan dapat

diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produkmateriil dan dapat diterapkan

dalam aktivitas industri. Dalam wujud itulahkemudian ia dirumuskan sebagai

desain industri.

23

a. Pendekatan hak cipta yang berpangkal di negara-negara Eropa

denganmelihat Hak Desain Industri sebagai karya, cipta dan karsa

(budaya). :

b. Pendekatan paten, yang berpangkal di Negara Jepang dan Amerikadengan

melihat desain industri sebagai produk yang bernilai bisnis.

22

OK. Saidin, 2004, Op.cit, hal. 467.

23

(15)

Perbedaan pada cara pendekatan filosofis terhadap desain industrisebagai

bagian dari hak kekayaan intelektual, menyebabkan terjadinyaperbedaan dalam

susunan normatif peraturan perundang-undangan itu diberbagai negara. Untuk

lebih memahami ruang lingkup desain industri ini,ada pandangan suatu ahli yang

sangat baik untuk membawa kita sehinggadapat lebih mampu melihat ruang

lingkup desain industri ini.

Ruang lingkup perlindungan hak cipta berdasarkan Pasal 40 Ayat (1)

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta meliputi Ciptaan dalam

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang terdiri atas:

1. Buku, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya

tulis lainnya;

2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis lainnya;

A. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

B. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

C. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, perwayangan, dan pantomim;

D. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, dll.

E. Karya seni terapan;

F. Karya arsitektur;

G. Peta;

H. Karya seni batik atau seni motif lain;

I. Karya fotografi;

J. Potret;

(16)

L. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai basis data, adaptasi, aransemen,

Modifikasi, dan karya lain dari transformasi.

M. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

budaya

N. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

Program computer maupun media lainnya.

O. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut,

Merupakan karya yang asli..

Apabila dilihat rincian yang tertera di atas berdasarkan urutan 1 sampai 13,

karya-karya tersebut dapat dikualifikasikan sebagai ciptaan asli. Sedangkan pada

butir 14 sampai 17 merupakan pengolahan selanjutnya dari ciptaan-ciptaan asli.24

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode,sistematika,dan pemikiran tertentu,yang bertujuan untuk mempelajari satu

atau beberapa gejala hukum tertentu,dengan cara melakukan analisis. Selain

itu,diadakan pada pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum yang

relevan,untuk kemudian mengupayakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan F. Metode Penelitian

25

. Untuk melengkapi

penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah, maka metode yang digunakan antara lain :

24

J.C.T. Simorangkir, Beberapa Catatan Mengenai Perubahan UU Mengenai Hak Cipta, (Jakarta : Kompas, 1987),hlm. 139.

25

(17)

1. Jenis dan sifat Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian hukum normatif. Dimana dalam penelitian

normatif hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam

peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepsikan

sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku

masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas. Penelitian hukum

normatif hanya meneliti peraturan perundang-undangan,dan

mempunyai beberapa konsekuensi,dan sumber data yang

digunakan berasal data data sekunder.26

Sifat penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

Deskriptif adalah penelitian untuk mempertegas hipotesa tertentu, dan

memberikan data seteliti mungkin. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

yuridis. Pendekatan yuridis tersebut melakukan pengkajian peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Sehingga dalam

Skripsi ini meneliti dari sebuah Undang Undang, Buku dan Suatu Putusan

Pengadilan yang mana didalam putusan pengadilan itu dijabarkan atas

pertimbangan Hakim dan analisis kasus nya. Di dalam Undang-Undang Sendiri

dikutip dari Pasal-Pasal yang berkaitan dengan skripsi ini, Kemudian diambil dari

refrensi Buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan skripsi ini, sehingga

Skripsi ini berisi data yang valid.

26

Penelitian Hukum Normatif, http://www.informasi –

(18)

2. Data Penelitian

Materi dari penelitian ini diambil dari data sekunder,dimana

data sekunder dapat diperoleh dari dari sumber pertama, data

sekunder bisa diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku

penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain

sebagainya .

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan peraturan

perundang-undangan terkait,antara lain adalah :

1) Undang-Undang No.31 Tahun 2000 Tentang Desain

industri.

2) Undang- undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta.

3) Putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.

4. Bahan Hukum Sekunder,

Yaitu berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul

skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan- laporan dan

sebagainya yang dapat diperoleh melalui media cetak maupun

media elektronik.

(19)

Yaitu semua dokumen yang memberikan petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti: jurnal ilmiah, kamus hukum, dan bahan-bahan

lain yang sesuai dan dapat digunakan dalam penyusunan skripsi

ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka

(library research) yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan

bantuan buku, karya ilmiah, dan juga peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan materi penelitian.

Menurut M. Nazil dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian, dikemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik

pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap

buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan

yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.27

4. Analisis Data

Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder

menyajikan data berikut dengan analisisnya.28

27

M.Nazil, Metode Penelitian(Jakarta:Ghalia Indonesia,2010), hlm. 111.

28

Soerjono Soekanto, Op. Cit, hl. 69.

Metode analisis data

yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif dengan penarikan

(20)

Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu

metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode

penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu proposisi umum

yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu

kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.29 Metode

penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari

proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir

pada kesimpulan (pengetahuan baru) berupa asas umum.30

29

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm. 11.

30

Ibid., hlm. 10.

Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode kesimpulan

deduktif Karena dalam penelitian ini merupakan suatu penelitian

putusan yang proporsi umum kebenarannya telah diketahui dan

berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka akan diberikan gambaran

secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan antara satu dengan

yang lainnya. Penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab untuk

mempermudah penulisan dan penjabaran dalam pembahasan permasalahan di

dalam skripsi ini. Sistematika Penulisan disusun sebagai berikut :

(21)

Bab ini dikemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode

penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II PERSINGGUNGAN ANTARA HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI

Di bab ini akan di paparkan mengenaidesain industri dan hak cipta. Bab

ini berisikan tentang pengertian, syarat dan objek , ketentuan pendaftaran dari

desain industry dan hak cipta itu sendiri.

BAB III PENDAFTARAN HAK CIPTA YANG BERSAMAAN DENGAN

DESAIN INDUSTRI

Bab ini akan di paparkan menganai, Jangka waktu perlindungan desain

industri dan hak cipta, tata cara pembatalan desain industri dan hak cipta, hak dan

kewajiban pemegang hak desain industri dan hak cipta serta pendaftran hak cipta

yang bersamaan dengan desain industri.

BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PUTUSAN NO:

31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.

Bab ini di paparkan mengenai putusan hakim terhadap pelanggaran desain

industri dan hak cipta yang dilakukan oleh sesama pelaku usaha pakaian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan

permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini juga dikemukakan

Referensi

Dokumen terkait

Pihak yang memanfaatkan karya cipta berupa musik atau lagu dari Pencipta atau Pemegang hak cipta untuk tujuan komersial sebelumnya telah memperoleh hak dan izin yang sah

• Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta 2014 menegaskan bahwa “ Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu

Ini sesuai dengan Pasal 2 Undang- Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002 yang menyebutkan :“ Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan

Perubahan pertama terhadap pengaturan Hak Cipta di Indonesia dilakukan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6

sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. d) Pemegang Hak Cipta adalah pencipta lagu sebagai pemilik hak cipta. atau pihak yang menerima hak tersebut

Yang dimaksud dengan pemegang Hak Cipta adalah, pencipta sebagai pemilik Hak Cipta atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih

sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten..

Apabila motif yang diterapkan pada produk tersebut adalah Hak Cipta milik pihak lain, maka untuk melaksanakan hak Desain Industri tersebut harus seizin dari pemilik Hak Cipta atas