• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

INDUSTRI

A. Pengertian Desain Industri dan Hak Cipta

1. Pengertian Desain Industri

Desain Industri adalah bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual.

Perlindungan atas Desain Industri di dasarkan pada konsep pemikiran bahwa

lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreatifitas cipta, rasa dan

karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan produk intelektual manusia,

produk perdaban manusia.31

Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi

garis atau warna atau garis dan warna atau gabungan daripadanya yang berbentuk

tiga dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola

tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu

produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Definisi normatif Desain Industri dirunuskan sebagai berikut :

32

1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna,

atau garis dan warna atau gabungan keduanya.

Merujuk pada definisi diatas maka, karakteristik desain industri itu dapat

dirumuskan sebagai berikut :

31

OK. Saidin, 2010, Op.cit, hal. 467

32

(2)

2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga

dimensi.

3. Bentuk tersebut harus pula memberi kesan estetis.

4. Kesemua itu (butir 1, 2 dan 3 diatas) harus dapat dipakai untuk

menghasilkan suatu produk, berupa barang, komoditas industri, atau

kerajinan tangan.

Unsur yang terdapat pada karakteristik 1,2 dan 3 lebih mendekati pada

perlindungan hak cipta, namun unsur yang terdapat pada butir 4 merupakan

unsur yang harus ada dalam paten.33

David. I. Brainbridge mengemukakan pendapatnya mengenai desain

bahwa desain merupakan aspek aspek dari atau fitur-fitur yang terdapat pada suatu

barang ; suatu desain bukan barang itu sendiri dan patut dicatat bahwa dalam

hukum HAKI kata “Desain” memiliki makna yang terbatas.David. I. Brainbridge

menjelaskan bahwa desain dapat dibuat untuk barang barang fungsional seperti

alat pembuka kaleng wadah penyimpanan makanan beku atau pipa knalpot

mobil.

Untuk memahami secara lebih mendalam menganai desain industri

terlebih dahulu akan diuraikan pengertian mengenai desain.

34

Dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut penulis di atas desain meliputi

segala aspek baik bentuk maupun susunan (secara internal maupun eksternal) dari

keseluruhan atau bagian dari suatu benda. Hal ini berarti berbagai aspek dari

33

Ibid, hal. 468 34

(3)

bentuk atau konfigurasi dari suatu artikel dapat menjadi subjek dari hak desain

yang berbeda.35

2. Pengertian Hak Cipta

Frasa hak cipta terdiri dari dua kata, yaitu hak dan cipta. Sehingga, dapat

diartikan hak cipta adalah hak yang dimiliki seorang pencipta atas suatu

ciptaannya. Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas

dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra

Pada awal mulanya, istilah untuk hak cipta yang dikenal adalah hak yang

dimiliki seorang pencipta atas suatu ciptaannya. Ciptaan adalah hasil setiap karya

pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan

ilmu pengetahuan, seni dan sastra.36

Hak cipta adalah hak eksklusif atau yang hanya dimiliki si Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah

gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk

menyalin suatu ciptaan" atau hak untuk menikmati suatu karya. Hak cipta juga

sekaligus memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi pemanfaatan,

dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah atas suatu ciptaan. Mengingat hak

eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa Secara yuridis, istilah Hak Cipta telah dipergunakan dalam Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1982 sebagai pengganti istilah hak pengarang yang

dipergunakan dalam Auteurswet 1912.

35

Ibid,Hal.50

36

(4)

membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa

berlaku tertentu yang terbatas.37

a. Hak Cipta adalah hak eksklusif

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta, berbunyi :

Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkandalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Cipta mempunyai sifat sifat sebagai berikut :

Dari definisi hak cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif; diartikan sebagai hak eksklusif

karena hak cipta hanya diberikan kepada pencipta atau pemilik/ pemegang hak,

dan orang lain tidak dapat memanfaatkannya atau dilarang menggunakannya

kecuali atas izin pencipta selaku pemilik hak, atau orang yang menerima hak dari

pencipta tersebut (pemegang hak).Pemegang hak cipta yang bukan pencipta ini

hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif tersebut yaitu hanya berupa hak

ekonominya saja.

b.Hak Cipta berkaitan dengan kepentingan umum

Seperti yang telah dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif

yang istimewa, tetapi ada pembatasan-pembatasan tertentu yang bahwa Hak Cipta

juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat atau umum yang juga turut

memanfaatkan ciptaan seseorang. Secara umum, hak cipta atas suatu ciptaan

tertentu yang dinilai penting demi kepentingan umum dibatasi penggunaannya

37

(5)

sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara kepentingan individu dan

kepentingan masyarakat(kepentingan umum). Kepentingan-kepentingan umum

tersebut antara lain: kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kegiatan

penelitian dan pengembangan. Apabila negara memandang perlu, maka negara

dapat mewajibkan pemegang hak cipta untuk menerjemahkan atau

memperbanyaknya atau pemegang hak cipta dapat memberi izin kepada pihak lain

untuk melakukannya.

c. Hak Cipta dapat beralih maupun dialihkan

Seperti halnya bentuk-bentuk benda bergerak lainnya, hak cipta juga dapat

beralih maupun dialihkan, baik sebagian maupun dalam keseluruhannya.

Pengalihan dalam hak cipta ini dikenal dengan dua macam cara, yaitu:

a. ‘transfer’: merupakan pengalihan hak cipta yang berupa pelepasan hak

kepada pihak/ orang lain, misalnya karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian

tertulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-

undangan.

b. ‘assignment’ : merupakan pengalihan hak cipta dari suatu pihak kepada

pihak lain berupa pemberian izin/ persetujuan untuk pemanfaatan hak cipta dalam

jangka waktu tertentu, misalnya perjanjian lisensi.

d. Hak Cipta dapat dibagi atau diperinci (divisibility)

Berdasarkan praktik-praktik pelaksanaan hak cipta dan juga norma ‘Principle

of Specification’ dalam hak cipta, maka hak cipta dibatasi oleh:

a. Waktu: misalnya lama produksi suatu barang sekian tahun,

(6)

c. Geografis: contohnya sampul kaset bertuliskan “For Sale in Indonesia

Only” atau slogan “Bandung Euy”.38

B. Obyekdan Subyek Desain Industri dan Hak Cipta

1. Obyek dan subyek Desain Industri

Di dalam Undang-undang Desain Industri telah jelas diatur bahwa tidak

semua desain industri dapat menjadi obyek desain industri. Desain industri yang

mendapat Hak Desain Industri adalah desain industri yang baru dan telah terdaftar

serta desain industri yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang

berlaku, ketertiban umum, kesusilaan atau agama. Adapun penjelasan dari kedua

obyek desain industri tersebut adalahsebagai berikut :

a. Desain industri yang baru:

Hak Desain Industri diberikan untuk desain industri yang baru. Hal

iniberarti bahwa hanya desain industri yang mempunyai unsur kebaruan sajayang

dapat diberikan perlindungan hukum dan dengan sendirinya dapatdidaftar, dimana

Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggalpenerimaan permohonan

pendaftaran oleh Direktorat Jenderal HakKekayaan Intelektual, desain industri

tersebut tidak sama denganpengungkapan yang telah ada sebelumnya, sedangkan

yang dimaksuddengan pengungkapan sebelumnya adalah pengungkapan desain

industrisebelum tanggal penerimaan permohonan atau tanggal prioritas dalam

halpermohonan diajukan dengan hak prioritas, atau telah diumumkan

ataudigunakan di Indonesia ataupun di luar Indonesia.39

Suatu desain industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalamjangka waktu

paling lama 6 bulan sebelum tanggal penerimaannya desaintersebut telah

38

Ibid,Hlm.15

39

(7)

dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional atauinternasional di Indonesia

ataupun di luar negeri, baik itu resmi atau diakuisebagai resmi dan juga telah

digunakan di Indonesia oleh pendesain dalamrangka percobaan dengan tujuan

pendidikan, penelitian, pengembangan.40

“Pameran resmi” yang dimaksudkan disini adalah pameran

yangdiselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan “pameran yang diakui

resmi”adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat, tetapi diakui

olehpemerintah.41

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak semua desain industriyang baru

dapat diberikan Hak Desain Industri. Pasal 4 Undang-undangDesain Industri

mengatur desain industri yang tidak mendapatkanperlindungan, yakni Hak Desain

Industri tidak dapat diberikan apabila desainindustri yang bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yangberlaku, ketertiban umum, agama atau

kesusilaan.

b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku,

ketertiban umum, agama atau kesusilaan :

42

Hak Desain Industri dapat diberikan kepada pendesain atau yangmenerima

hak tersebut dari pendesain. Jika pendesain terdiri dari beberapaorang, maka Hak Seperti batik cetakataupun desain berupa “kalimat tertentu” yang

menyinggung pemilik agamatertentu atau barang-barang yang berdesain

“pornografi”. Dan kamar mandiatau Closed yang menyinggung agama seperti

berbentuk masjid ataupungereja.

Subyek Desain industri diterangkan sebagai berikut :

40

Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

41

Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) Yang Benar, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,2010) hlm. 189.

42

(8)

Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersamakecuali jika diperjanjikan

lain. Jika suatu desain industri dibuat olehpendesain dalam hubungan dinas

dengan suatu instansi negara ataupemerintah, maka pemegang hak desain adalah

instansi tersebut, kecualiada perjanjian lain. Yang dimaksud dengan “hubungan

dinas” adalahhubungan kepegawaian antara pegawai negeri dan instansinya,

ketentuansemacam ini berlaku pula bagi desain industri yang dibuat orang

lainberdasarkan pesanan instansi negara atau pemerintah.

Hak Desain Industriyang dibuat seseorang berdasarkan pesanan dari

instansi negara ataupemerintah tetap dipegang oleh instansi tersebut, kecuali

diperjanjikan lain.Ketentuan ini tidak mengurangi hak pendesain untuk

mengklaim haknyaapabila desain industri tersebut digunakan untuk hal-hal di luar

hubungankedinasan.43Desain industri yang dibuat oleh seseorang yang bekerja

sebagaikaryawan di suatu lembaga swasta, tetap menjadi milik karyawan

tersebutbaik sebagai pendesain (pemilik desain) maupun sebagai pemegang

HakDesain Industri akan tetapi ketentuan ini bisa berubah jika ada perjanjian

antara kedua belah pihak. Ketentuan ini juga berlaku untuk desain yangdikerjakan

oleh orang lain (bukan karyawan) berdasarkan pesanan yangdibuat oleh lembaga

swasta atau perorangan. Ketentuan sebagaimanadimaksud tidak menghapus hak

pendesain untuk tetap dicantumkannamanya dalam sertifikat desain industri,

daftar umum desain industri danberita resmi desain industri. Pencantuman nama

pendesain merupakan suatukeharusan dalam bidang HAKI dan dikenal dengan

instilah Hak Moral (Moralright).44

43

Ibid,Hal.190

44

(9)

Dalam pemberian hak yang diberikan kepada pemegang Hak

DesainIndustri adalah hak ekslusif dimana hak tersebut merupakan hak

untukmelaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk

melarangorang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai,

menjual,mengimpor, mengekspor, dan atau mengedarkan barang yang diberi

HakDesain Industri akan tetapi dalam pelaksanaan tersebut dikecualikan

dariketentuan apabila pemakaian desain industri untuk kepentingan penelitiandan

pendidikan, sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar daripemegang

Hak Desain Industri.45

2. Obyek dan Subyek Hak Cipta

Setiap manusia mempunyai apa yang disebut dengan wewenang berhak

yaitu kewenangan untuk mempunyai hak hak dan setiap hak tentu punya objek

hak nya. Sebagai konsekuensinya adanya hak pada pemegang hak (subjek) maka

lahir kewajiban. Setiap pendukung hak dan kewajiban disebut sebagai subjek

hukum yang terdiri dari “manusia (natuurlik person) dan badan hukum (Recht

person)”.46

45

Pasal 9 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

46

Chainur Arasjid, Dasar dasar Ilmu Hukum, (jakarta : Sinar Grafika,2000).Hlm, 120. Maka yang menjadi subyek dari hak cipta adalah pemegang hak cipta yaitu

pencipta atau orang maupun badan hukum yang secara sah memperoleh hak itu.

Orang lain atau badan hukum dapat menjadi pemegang hak cipta karena adanya

pengalihan dari pencipta dengan cara yang ditentukan dengan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 16 ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menerangkan

(10)

Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian

karena:

a. pewarisan;

b. hibah;

c. wakaf;

d. wasiat;

e. perjanjian tertulis; atau

f. sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

undangan.47

Sedangkan yang menjadi objek dari hak cipta itu adalah Hak Cipta itu

sendiri sebagai benda immateril.

Subjek hak Cipta biasa disebut sebagai pemegang hak cipta atau pencipta

itu sendiri. Yang dimaksud dengan pencipta kita dapat melihat nya pada Pasal 1

ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak cipta yaitu :

“Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri

atau bersama-samamenghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.”48

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil

karya tulis lainnya;

Objek dari Hak Cipta itu Sendiri dapat dilihat dari Pasal 40 ayat 1 UU

No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yaitu :

Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,

seni, dan sastra, terdiri atas:

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

47

Pasal 16 ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 48

(11)

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung,atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

i. peta;

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi;

l. Potret;

m.karya sinematografi;

n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,

modifikasi dan karyalain dari hasil transformasi;

o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional;

p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

Program Komputermaupun media lainnya;

q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli;

r. permainan video; dan

s. Program Komputer.49

49

(12)

C. Ketentuan Pendaftaran Desain Industri dan Hak Cipta

1. Pendaftaran Desain Industri

Hak Desain Industri diberikan atas dasar Permohonan yang diajukansecara

tertulis dalam bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal denganmembayar biaya

sebagaimana diatur di dalam Undang-undang DesainIndustri dan kemudian

permohonan tersebut ditandatangani oleh pemohonatau kuasanya.50 Adapun

permohonan tersebut harus memuat hal-halsebagai berikut:51

a. Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan.

b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain.

c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon.

d. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan

melaluikuasa.

e. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama

kali,dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.

Memuat persyaratan di atas, permohonan yang diajukan ke Direktorat

Jenderal harus juga dilampirkan hal-hal sebagai berikut :52

a. Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri

yangdimohonkan pendaftarannya.

b. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa.

50

Pasal 11 angka 1 - 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

51

Pasal 11 angka 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

52

(13)

c. Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkanpendaftarannya

adalah milik pemohon atau milik pendesain.

Ketika permohonan tersebut diajukan secara bersama-sama oleh lebihdari

satu pemohon, permohonan tersebut harus ditandatangani oleh salahsatu pemohon

dengan melampirkan persetujuan tertulis dari pemohon lain.53

bersangkutan.

Dan apabila dalam hal permohonan diajukan bukan oleh pendesain,permohonan

tersebut harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan buktiyang cukup bahwa

pemohon berhak atas desain industri yang

54

Dari ketentuan-ketentuan sebelumnya, pihak yang mengajukan

pertamakali permohonan terhadap Hak Desain Industri adalah pihak yang

dianggapsebagai pemegang Hak Desain Industri, kecuali jika pihak tersebut

terbuktisebaliknya.55

Pengajuan setiap permohonan Hak Desain Industri hanya dapatuntuk satu

desain industri atau beberapa desain industri yang merupakansatu kesatuan desain

industri atau yang memiliki kelas yang sama. 56

Contohdari satu kesatuan desain industri adakah seperangkat barang

misalnya teko,cangkir, gelas dan toples yang memiliki konfigurasi atau komposisi

garis atauwarna yang sama atau memiliki kesamaan bentuk. Apabila pemohon

yangbertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia, pemohon

53

Pasal 11 angka 5 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

54

Pasal 11 angka 6 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

55

Pasal 12 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

56

(14)

harusmengajukan permohonan melalui kuasa dan pemohon sebagaimana

yangdimaksud harus menyatakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia.57

dianggap diajukan tanpa menggunakan Hak Prioritas.

Permohonan dengan menggunakan hak prioritas juga bisa

dilakukandengan pengajuan hak prioritas dalam waktu paling lama 6 (enam)

bulanterhitung sejak tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali

diterimadi negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris atau

anggotapersetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia dan

wajibdilengkapi dengan dokumen prioritas yang disahkan oleh kantor

yangmenyelenggarakan pendaftaran Desain Industri disertai terjemahannyadalam

bahasa Indonesia dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitungsetelah

berakhirnya jangka waktu pengajuan Permohonan dengan HakPrioritas. Apabila

syarat tersebut tidak dipenuhi maka Permohonan tersebut

58

dengan :

Selain salinan surat permohonan, Direktorat Jenderal dapat meminta

agar permohonan dengan menggunakan hak prioritas dilengkapi pula

59

a. Salinan lengkap Hak Desain Industri yang telah diberikan

sehubungandengan pendaftaran yang pertama kali diajukan di negara lain;

dan

b. Salinan sah dokumen lain yang diperlukan untuk mempermudahpenilaian

bahwa Desain Industri tersebut adalah baru.

57

Pasal 14 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

58

Pasal 16 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

59

(15)

Di samping itu, tanggal penerimaan permohonan menjadi sangatpenting

dikarenakan hal tersebut bersangkutan dengan titik awalperlindungan terhadap

Hak Desain Industri.

Secara normatif yang diatur di alam Undang-undang Desain

Industri,tanggal penerimaan adalah tanggal diterimanya permohonan dengan

syaratpemohon sebagai berikut:60

a. Mengisi formulir Permohonan.

b. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari

desainindustri yang dimohonkan pendaftarannya.

c. Membayar biaya Permohonan.

Dalam pemenuhan syarat-syarat dan kelengkapan permohonan apabilaternyata

memiliki kekurangan, Direktorat Jenderal memberitahukan kepadapemohon atau

kuasanya agar kekurangan tersebut dipenuhi dalam waktu 3(tiga) bulan terhitung

sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuankekurangan tersebut dan dapat

diperpanjang untuk paling lama 1 bulan ataspermintaan pemohon.61

Apabila kekurangan tersebut tidak dipenuhi, maka Direktorat

Jenderalmemberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya

bahwapermohonannya dianggap ditarik kembali dan segala biaya yang

telahdibayarkan kepada Direktorat Jenderal tidak dapat ditarik kembali.62

2. Pendaftaran Hak Cipta

Di dalam permintaan penarikan kembali permohonan tersebut,

dapatdiajukan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal oleh pemohon

ataukuasanya selama permohonan tersebut belum mendapat keputusan.

60

Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

61

Pasal 19 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

62

(16)

Dalam sistem pendaftaran hak cipta menurut perundang-undangan Hak

Cipta Indonesia disebutkan bahwa semua permohonan pendaftaran diterima

dengan tidak terlalu mengadakan penelitian mengenai hak pemohon, kecuali

sudah jelas ada pelanggaran hak cipta.

Pendaftran hak cipta tidak berarti secara substantif Ditjen HAKI

bertanggung jawab atas kebenaran (sebagai pemilik) karya cipta tersebut.

Ketentuan ini sangat penting boleh jadi dari sebagian kecil dari karya cipta itu

benar hasil ciptaannya tetapi sebagian lain di caplok atau di tiru dari karya cipta

orang lain. Dalam Keadaan seperti ini Ditjen HAKI tidak memasukan hal ini

sebagian dari yang harus di tanggungjawabi. Sistem pendaftaran deklaratif tidak

mengenal pemeriksaan substansif yakni pemeriksaan terhadap objek atau materi

ciptaan yang akan di daftarkan.

Selanjutnya dapat dipahami bahwa fungsi pendaftaran hak cipta

dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian dalam hal terjadi sengketa

mengenai hak cipta.

Pendaftaran ini tidak mutlak diharuskan karena tanpa pendaftaran hak

cipta di lindungi. Hanya mengenai ciptaan yang tidak didaftarkan akan lebih sukar

dan lebih memakan waktu dalam pembuktiannya.63

Di dalam UU No.28 Tahun 2014 Pendaftaran Hak Cipta diatur di dalam

Pasal 66-73 yang berisi tentang :64

63

Ok.Saidin, Op,Cit. Hal.90

64

(17)

(1) Pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait diajukan dengan Permohonan

secara tertulis dalam bahasaIndonesia oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta,

pemilik Hak Terkait, atau Kuasanya kepada Menteri.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara elektronik

dan/atau non elektronik

dengan:

a. menyertakan contoh Ciptaan, produk Hak Terkait, atau penggantinya;

b. melampirkan surat pernyataan kepemilikan Ciptaan dan Hak Terkait; dan

c. membayar biaya.

Pasal 67

(1) Dalam hal Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1)

diajukan oleh:

a. beberapa orang yang secara bersama-sama berhak atas suatu Ciptaan atau

produk Hak Terkait, Permohonan dilampiri keterangan tertulis yang

membuktikan hak tersebut; atau

b. badan hukum, Permohonan dilampiri salinan resmi akta pendirian badan

hukum yang telah disahkan oleh pejabat berwenang.

(2) Dalam hal Permohonan diajukan oleh beberapa orang, nama pemohon harus

dituliskan semua denganmenetapkan satu alamat pemohon yang terpilih.

(3) Dalam hal Permohonan diajukan oleh pemohon yang berasal dari luar wilayah

Negara Kesatuan RepublikIndonesia, Permohonan wajib dilakukan melalui

konsultan kekayaan intelektual yang terdaftar sebagaiKuasa.

(18)

(1) Menteri melakukan pemeriksaan terhadap Permohonan yang telah memenuhi

persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 66 dan Pasal 67.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

mengetahui Ciptaan atau produk HakTerkait yang dimohonkan tersebut secara

esensial sama atau tidak sama dengan Ciptaan yang tercatatdalam daftar umum

Ciptaan atau objek kekayaan intelektual lainnya.

www.hukumonline.com

(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai

bahan pertimbangan Menteriuntuk menerima atau menolak Permohonan.

(4) Menteri memberikan keputusan menerima atau menolak permohonan dalam

waktu paling lama 9(sembilan) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya

Permohonan yang memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 66

dan Pasal 67.

Pasal 69

(1) Dalam hal Menteri menerima Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 68 ayat (4), Menterimenerbitkan surat pencatatan Ciptaan dan mencatat

dalam daftar umum Ciptaan.

(2) Daftar umum Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:

a. nama Pencipta dan Pemegang Hak Cipta, atau nama pemilik produk Hak

Terkait ;

b. tanggal penerimaan surat Permohonan;

c. tanggal lengkapnya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66

(19)

d. nomor pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait.

(3) Daftar umum Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilihat oleh

setiap Orang tanpa dikenaibiaya.

(4) Kecuali terbukti sebaliknya, surat pencatatan Ciptaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakanbukti awal kepemilikan suatu Ciptaan atau produk Hak

Terkait.

Pasal 70

Dalam hal Menteri menolak Permohonan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 68 ayat (4), Menterimemberitahukan penolakan tersebut secara tertulis

kepada pemohon disertai alasan.

Pasal 71

(1) Terhadap Ciptaan atau produk Hak Terkait yang tercatat dalam daftar umum

Ciptaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) dapat diterbitkan petikan

resmi.

(2) Setiap Orang dapat memperoleh petikan resmi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dengan dikenaibiaya.

Pasal 72

Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam daftar umum Ciptaan

bukan merupakan pengesahan atasisi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau

produk Hak Terkait yang dicatat.

(20)

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan Ciptaan dan produk

Hak Terkait diatur dengan PeraturanPemerintah.

B. Persinggungan antar Desain Industri dan Hak Cipta

Seringkali kita saksikan bahwa ada iklan-iklan yang dimuat oleh berbagai

Patent Attorneys untuk pemilik 1 (satu) desain tertentu yang meminta

perlindungan melalui hak cipta dan menganggap haknya ini bisa melawan

merek-merek dagang dari pihak lawan merek-mereka yang telah mempergunakan “ciptaan”

mereka secara “bajakan”.65

Kalau dibandingkan dengan sistem paten, maka tujuan utama adalah

melindungi perkembangan dari penemuan-penemuan (inventions). Dan masalah

hak cipta segi estetika ini memang dipandang sebagai suatu unsur yang penting

untuk melindungi hak-hak dari karya yang sifatnya estetis. Jadi, kedua sistem

Paten dan hak cipta yang hendak melindungi karya estetis bisa bertumbuh secara

terpisah dan memisahkan satu dari lain. Dalam hubungan ini maka bisa dikatakan

ada suatu bidang di bidang HAKI ini yang dianggap sebagai “no mans land”

(daerah yang tidak bertuan). Disinilah bergerak apa yang dipandang sebagai

desain industri dan eksploitasinya oleh produk-produk industri.

Sehingga penulis menganggap bahwasanya ada kesamaan antara hak cipta

dengan desain industri, akan tetapi perbedaannya akan lebih terlihat ketika desain

itu dalam wujudnya lebih mendekati paten.

66

Jika desain industri itu semula diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur

atau gambar/grafik, satu dimensi yang dapat diklaim sebagai hak cipta maka, pada

65

Gautama, Sudargo dan Winata . R, Hak Atas Kekayaan Intelektual; Peraturan Baru Desain

Industri, (Bandung : Citra Aditya Bakti,2004), hal. 63.

66

(21)

tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat

diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produk materil dan dapat diterapkan

dalam aktivitas industri. Dalam wujud itulah kemudian ia disebut sebagai desain

industri.67

Gambaran dan pandangan seperti diatas tidaklah berlebihan melihat dari

esensi objek pengaturan perlindungan hukum di bidang desain yaitu karya-karya

berupa produk yang pada dasarnya merupakan “pattern” yang digunakan untuk

membuat/ memproduksi barang secara berulang. Elemen terakhir ini yang

sebenarnya memberi ciri dan bahkan menjadi kunci. Apabila ciri ini hilang, maka

konsepsi mengenai perlindungan hukumnya akan lebih tepat dikualifikasikan

sebagai hak cipta.

Penulis berpendapat bahwa jika dipandang dari segi artistic, maka dengan

jalan hak cipta dapat diberikan perlindungan kepada setiap desain. Namun jika

dipandang bahwa perlindungan hak cipta dianggap kurang memuaskan bagi pihak

yang hendak melakukan produksi berdasarkan desain tertentu yang telah

dibuatnya itu. Maka dihendakilah suatu perlindungan dari desain ini secara lebih

bermanfaat.

68

Jika mau merujuk pada definisi dari desain industri itu sendiri, maka

karakteristik desain industri itu dapat dirumuskan sebagai berikut :69

1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigusari, atau komposisi garis atau warna,

atau garis dan warna, atau gabungan keduanya;

67

Ibid, hal. 467.

68

Muhamad Djumhana, Aspek-aspek Desain Industri Di Indonesia, (Bandung : Citra Adtya Bakti,

1999), hal. 41.

69

(22)

2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga

dimensi;

3. Bentuk tersebut harus juga memberi kesan estetis

4. kesemua itu (point 1,2,3) harus digunakan untuk menghasilkan suatu

produk, berupa barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.

Unsur yang terdapat pada point 1,2,3 lebih mendekati pada perlindungan

hak cipta, namun unsur yang terdapat pada point 4 merupakan unsur yang harus

ada dalam paten.

Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni

yangmengandung unsur keindahan atau estetika itu adalah hasil kreasi manusia,

karenanya ia merupakan karya intelektualitas manusia yang semestinya dilindungi

sebagai property rights. Ada perbedaan perspektif antara keduanya. Pada hak cipta

terdapat nilai estetik, efek ratio dan rasa serta efek kegunaan. Sedangkan pada

desain industri penekanannya pada materi yang melahirkan kesan estetik dan

mengutamakan rasa dan efek estetika.

Tujuan perlindungan hukum keduanya pun berbeda, undang-undang hak

cipta misalnya, bertujuan untuk menetapkan hak-hak pencipta dan menjamin

perlindungan terhadap karyanya, yang berkaitan dengan eksploitasi kebudayaan

yang adil dan benar dan dengan demikian dapat memberi kontribusi bagi

kemajuan peradaban umat manusia. Berbeda dengan tujuan undang-undang

desain industri, kegunaannya adalah untuk mendorong terciptanya suatu karya

desain dengan mengedepankan unsur perlindungan dan kegunaannya, sehingga

dapat memberi kontribusi bagi kemajuan industri.70

70

(23)

Ada hubungan pula antara desain yang telah dikenal sebagai karya artistik.

Misalnya, karya artistik atau bordiran yang khusus untuk pakaian pengantin.

Adanya tindih menindih (overlapping) antara hak cipta dan desain industri seperti

telah dijelaskan diatas, dalam praktek menimbulkan berbagai kesulitan

interpretasi.71

Pasal 25 persetujuan TRIPs mengatur mengenai persyaratan untuk perlindungan

desain industri. Masing-masing negara anggota WTO diberikan hak atau dapat

menetapkan sendiri bahwa perlindungan desain industri yang diberikan tidak

mencakup desain yang pemakaiannya terkait dengan aspek teknis atau fungsional.

Persetujuan TRIPs juga memberikan kebebasan kepada negara anggota WTO

untuk mengatur desain industri dalam peraturan perundang-undangannya, baik

melalui peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur desain industri atau

digabungkan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur hak cipta.72

Oleh karena itu, menurut penulis sangatlah masuk akal dengan apa yang

telah dikemukakan diatas bahwasanya adanya kekaburan dan persinggungan

antara hak cipta dengan hak desain industri didalam praktek dan yurisprudensi

perkara-perkara di Indonesia.

71

Gautama, Sudargo & Winata R, op.cit, hal. 69.

72

Usman, Rachmadi, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual; Perlindungan & Dimensi Hukumnya

Referensi

Dokumen terkait

Pada perspektif pelanggan C-1 (Kesetiaan Pelanggan) memiliki nilai performance sebesar 15% artinya pelanggan yang setia membeli setiap tahun sebesar 15% dari 10%

a) Sirkulasi udara, ruangan yang lembap perlu ditambahkan ventilasi udara ataupun AC untuk memenuhi kebutuhan udara segar di dalam ruangan. b) Kondisi bangunan yang

Berdasarkan hasil tinjauan pada penelitian sebelumnya terdapat kesamaan yaitu untuk meningkatkan pelayanan guna untuk memenuhi kepuasan pelanggan, namun yang menjadi

Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan

Dari hasil koefesien korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa besar pendapatan orang tua (0,638) menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,

Ketiga, penerapan Asas Unus Testis Nullus Testis dalam perkara Nomor 48/Pid.Sus/2017/PN.Plg yang terbagi dengan deskripsi perkara nomor 48/Pid.Sus/2017/PN.Plg yang di

Tabel hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak samsu putih daun titanus terhadap bakteri Stapylococcus

Suku Bugis yang telah bergelar Hajji di Desa ini kini telah mengalami perubahan pada penampilan dimana dulu mereka sering memakai cipo’ dan mispa di dalam pesta,