• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Secara Online (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelayanan Pembuatan Paspor Secara Online (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang ditandai dengan semakin pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta transportasi semakin

memudahkan orang untuk melakukan perjalanan dari suatu negara ke negara lain.

Seperti halnya yang terjadi pada masyarakat Indonesia beberapa waktu

belakangan ini. Adapun alasan masyarakat Indonesia melakukan perjalanan ke

luar negeri diantara lain adalah untuk berliburan, berbelanja, bekerja, berobat atau

melakukan medical check-up, perjalanan bisnis dan menuntut ilmu. Perjalanan

keluar negeri saat ini telah menjadi suatu gaya hidup bagi masyarakat Indonesia.

Visa Global Travel Intentions Study 2015 menyatakan, masyarakat Indonesia

diperkirakan akan melakukan rata-rata lima perjalanan dalam dua tahun ke depan,

atau lebih banyak dari rata-rata global yaitu tiga perjalanan.1 Hal ini mengakibatkan laju lalu lintas baik masuk maupun keluar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengalami peningkatan yang signifikan.

Data World Tourism Organization (WTO) mencatat, jumlah wisatawan Indonesia

yang bepergian ke luar negeri pada tahun 2015 meningkat tiga persen dibanding

tahun 2014 atau sebesar 6,31 juta wisatawan.2 Tujuan wisata favorit wisatawan Indonesia terdiri dari lima negara Asia yakni Singapura yang mencapai 31%, lalu

disusul dengan Malaysia mencapai 25%. Kemudian berikutnya adalah China

1

Whisnu Bagus Prasetyo, Orang Indonesia Lakukan Lebih Banyak Perjalanan Bisnis Dibanding Pebisnis

Global. http://www.beritasatu.com. 2015, Diakses pada Tanggal 02 September 2016.

2Kormen Barus, Travel Kini Jadi Kebutuhan Primer Orang Indonesia. http://br-online.co. 2015, Diakses pada

(2)

2

sebesar 13%, selanjutnya Arab Saudi mencapai 7,5% dan Thailand mencapai

5,9%.3 Bepergian ke Asia Utara, terutama ke Jepang, Hongkong dan Korea, juga semakin popular.

Untuk melakukan perjalanan ke luar negeri tersebut, kita memerlukan

paspor. Paspor adalah dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh pemerintah

kepada warga negaranya dimana pemerintah memberi hak kepada yang

bersangkutan untuk dapat melakukan perjalanan ke luar negeri dan didalamnya

tertera identitas yang sah, kewarganegaraan dan hak perlindungan selama berada

di luar negeri dan hak untuk kembali ke tanah air.

Paspor Republik Indonesia adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah Republik Indonesia kepada warga Negara Indonesia untuk melakukan

perjalanan antarnegara yang berlaku selama jangka waktu tertentu.4 Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan,

tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan juga beberapa informasi

lain mengenai identitas pemiliknya. Paspor harus ditunjukkan ketika memasuki

perbatasan suatu negara dan Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel dengan

visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan.

Paspor RI dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Imigrasi yang berada

dibawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhum dan

HAM) sebagai instansi pemerintah yang memiliki peranan penting untuk

mengatur lalu lintas orang asing antarnegara dan mengawasi kedatangan,

keberadaan serta kegiatan orang asing sampai meninggalkan wilayah Republik

3

Endy Poerwanto, 2015, Jumlah Wisatawan Indonesia ke Luar Negeri Meningkat. http://bisniswisata.co.id. 2016, Diakses pada Tanggal 02 September 2016.

4

(3)

3

Indonesia. Direktorat Jendral Imigrasi merupakan salah satu instansi pemerintah

yang berfokus pada pelayanan publik.

Keanekaragaman dalam pelayanan publik mendorong untuk terciptanya

pelayanan inovatif. Pelayanan inovatif dapat dikaitkan dengan inovasi pelayanan

publik. Menurut Damanpour inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru,

teknologi yang baru, teknologi proses produksi yang baru, sistem struktur dan

administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.5

Perkembangan dunia informasi saat ini sudah berkembang semakin cepat

dan pesat yang mengakibatkan banyaknya instansi pemerintah yang meningkatkan

kualitas pelayanannya dalam berbagai hal. Salah satunya adalah dengan

penggunaan sistem komputer untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan

secara efisien, cepat dan valid.

Pada sektor pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah,

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan model

pelayanan publik yang dilakukan melalui Electronic Government (Selanjutnya

ditulis e-Government). E-Government menawarkan pelayanan publik bisa diakses

secara 24 jam, kapan pun, dan dari manapun pengguna berada. E-Government

juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face

sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. Dalam konsep e-government,

paradigma pelayanan harus dirubah total, face to face, satu atap, formulir, loket,

antrian, tidak nyaman, tanda tangan, dan kegiatan pelayanan sebagaimana bisa

kita lihat atau alami, harus segera di tinggalkan. Sebagai gantinya adalah papan

(4)

4

ketik computer (keyboard), central processing unit (CPU), layar monitor, dan

jaringan internet.

Sehingga pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah mengeluarkan

kebijakan tentang penerapan e-Government dalam bentuk Instruksi Presiden

Nomor 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

e-Government untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi didalam

proses pemerintahan dan menciptakan pemerintahan Indonesia berbasis informasi.

Yang menyebabkan setiap pemerintah baik pemerintah di tingkat pusat maupun

daerah untuk berlomba-lomba mengintroduksi teknologi informasi kedalam

organisasinya salah satunya yakni dengan membuat website.

Penerapan e-Government dimulai dari bentuk layanan yang sederhana

yaitu penyediaan informasi dan data-data berbasis komputer tentang pelaksanaan

dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk wujud

keterbukaan (transparancy) dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Adapun tujuan dari pemerintah untuk mengintroduksikan penerapan

e-Government ini adalah sebagai salah satu faktor pendukung atau pilar dalam

mewujudkan pemerintahan yang baik (good government) dan good governance

yang dengan penggunaan teknologi yang mempermudah masyarakat untuk

mengakses informasi tepat guna dan menekan lingkaran korupsi dengan cara

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga publik. Hal ini sesuai

dengan yang tertuang pada Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang

(5)

5

Dengan adanya Undang-Undang mengenai Keterbukaan Informasi Publik

ini semakin menegaskan bahwa akses publik terhadap suatu informasi merupakan

hak asasi manusia yang diakui juga oleh UUD 1945 Pasal 28 F. Hadirnya UU KIP

ini akan meningkatkan kualitas partisipasi masyarakat dalam perumusan

kebijakan publik serta pengawasan atas pelaksanaan roda pemerintahan.

Secara ringkas, tujuan yang ingin dicapai dengan implementasi

e-Government yakni untuk mencapai customer online dan bukan in-line.

E-Government bertujuan memberikan pelayanan tanpa adanya intervensi pegawai

institusi publik dan sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu

pelayanan.

Berkenaan dengan ini, Direktorat Jendral Imigrasi terus berusaha

memperbaiki pelayananya kepada masyarakat dengan melakukan beberapa

inovasi-inovasi. Diantaranya adalah memberlakukan pelayanan paspor secara

online. Pada dasarnya, pelayanan paspor secara online ini telah diberlakukan sejak

Juli 2008 yang berlandaskan pada Peraturan Dirjen Imigrasi Nomor

IMI-891.GR.01.01 Tahun 2008 Tentang Standar Operasional Prosedur Sistem

Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia. Aplikasi ini pertama kali dibuat

pada tanggal 23 Juli 2008 dan telah mengalami beberapa pembaharuan seperti

pada tabel I.1 Berikut:

Tabel I.1

Sejarah Revisi Dokumen

Tanggal Tindakan Versi

23 Juli 2008 Pembuatan dokumen pertama kali 1.0

19 November 2008 Update 1.1

5 Maret 2009 Update panduan pengisian data pemohon 1.2

10 November 2010 Update penambahan fitur permohonan perusahaan

1.3

4 Mei 2011 Update penambahan informasi kedatangan di

(6)

6

perusahaan

Sumber: Surat Edaran Dirjen Imigrasi No.IMI-PR.08.04-2481

Permohonan pembuatan paspor terus meningkat, hingga saat ini

peningkatan permohonan berkisar 20% sampai 30%. Peningkatan ini seiring

dengan dilakukannya perubahan-perubahan dalam sistem pelayanannya. Adapun

jumlah paspor yang telah dicetak oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

dalam 3 tahun terakhir adalah seperti pada tabel I.2 berikut:

Tabel I.2

Jumlah Pencetakan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

Tahun Paspor 24 Halaman Paspor 48 Halaman Total

2013 3.151 61.302 64.453

2014 6.007 67.182 73.189

2015 4.775 65.931 70.706

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan

Sampai dengan tahun 2015, pelayanan permohonan paspor dilakukan

dengan sistem kuota, dimana kuota yang tersedia adalah sebanyak 200 orang

untuk setiap harinya. Maka masyarakat yang ini mengurus paspor baik membuat

paspor baru maupun perpanjang, harus datang ke kantor imigrasi sepagi mungkin,

jika tidak maka akan kehabisan nomor antri (kuota) dan harus mengulangi hal

yang sama keesokan harinya. Pemohon paspor juga harus mendatangi kantor

imigrasi sebanyak 2 kali dalam proses kepengurusannya. Pada hari pertama,

pemohon datang ke kantor imigrasi untuk mengambil formulir pra permohonan

dengan mengisi data sesuai identitas dan melakukan proses foto, wawancara dan

(7)

7

imigrasi untuk mengambil paspor yang sudah selesai dengan jangka waktu yang

telah ditentukan oleh pihak kantor imigrasi.

Dirjen Imigrasi terus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat. Pada tahun 2016, dirjen imigrasi merubah

sistem pelayanannya dari sistem batasan kuota menjadi sistem batasan kerja. Hal

ini disampaikan dirjen imigrasi dalam Surat Edaran bernomor

IMI-GR.01.01-0047 yang ditandatangani oleh Dirjen Imigrasi Ronnie F Sompie pada 8 Januari

2016. Dalam surat edaran ini dijelaskan bahwa pengambilan nomor antrian

berdasarkan batas kuota diubah menajadi batasan waktu, dimana batasan waktu

ini disesuaikan dengan kondisi kewilayahan. Bagi kantor imigrasi yang relatif

rendah penerbitan paspornya, atau kurang dari 75 paspor per hari, maka jadwal

pengambilan nomor antrian sesuai dengan jam kerja. Sedangkan untuk kantor

imigrasi dengan penerbitan paspor lebih dari 75 per hari menyesuaikan sebagai

berikut:

a. Waktu pengambilan nomor antrian permohonan paspor:

1. Pukul 07.30 s/d 10.00 waktu setempat bagi kantor imigrasi dengan

jumlah penerbitan rata-rata per hari diatas 150.

2. Pukul 07.30 s/d 12.00 waktu setempat bagi kantor imigrasi dengan

jumlah penerbitan rata-rata per hari di atas 75 s/d 150.

b. Nomor antrian hanya diberikan kepada pemohon yang bersangkutan

dengan menunjukkan persyaratan permohonan paspor.

(8)

8

Artinya, masyarakat yang ingin mengurus paspor tidak perlu khawatir

kehabisan kuota, karena jika datang pada waktu yang telah ditentukan diatas,

maka masih tetap bisa dilayani dan mendapatkan nomor antrian.

Sistem pelayan secara online dipercaya dapat menjadi salah satu jawaban

terhadap instansi yang bergerak dalam bidang melayani masyarakat. Pelayanan

yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi perhatian utama dari organisasi

publik. Dengan adanya sistem pelayanan seperti ini, masyarakat yang

membutuhkan paspor RI untuk ke luar negeri tidak perlu lagi datang langsung ke

kantor imigrasi untuk melakukan pra permohonan, mereka bisa mengakses

melalui jaringan internet, dan hanya tinggal datang dua kali saja yaitu pada hari

pertama untuk melakukan pengecekkan keaslian dokumen, proses foto dan

wawancara tanpa harus mengantri terlebih dahulu, karena jadwal kedatangan ke

kantor imigrasi sudah ditentukan oleh pemohon di website resmi kantor imigrasi

pada saat melakukan pra permohonan. Sehingga lebih menghemat waktu dalam

kepengurusannya.

Mengingat hal itu, penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam

khususnya di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan dalam memberikan

pelayanan paspor secara online. Pentingnya meneliti pelayanan paspor ini dapat

kita lihat dari banyaknya permintaan pengurusan paspor dari masyarakat disetiap

bulannya, tetapi untuk kepengurusan paspor secara online minat masyarakat

masih sedikit. Pertanyaan yang kemudian muncul di benak kita ialah mengapa hal

(9)

9

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat konsep tersebut

sebagai bahan proposal penelitian dengan judul “Efektivitas Pelayanan

Pembuatan Paspor Secara Online (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan)”

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka

yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana efektivitas pelayanan pembuatan paspor secara online di

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan?”

I.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelayanan

pembuatan paspor secara online di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan dan mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi

(10)

10

2. Secara Teoritis, dari penelitian ini akan diperoleh informasi empirik

berdasarkan pijakan teori yang mendukung terhadap efektivitas

pelayanan.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

atau masukan bagi Kantor Imigrasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan paspor secara online di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus

Medan.

4. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi

peneliti lainnya yang tertarik dalam bidang ini.

I.5. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang teori-teori dan referensi lain yang

berhubungan dengan penelitian. Teori-teori ini berfungsi sebagai

bekal peneliti untuk memahami fenomena yang ada di lapangan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini terdapat penjelasan bentuk penelitian, lokasi

penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan

(11)

11

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari gambaran umum atau karakteristik lokasi

penelitian yang mencakup, visi dan misi, tugas dan fungsi serta

struktur operasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil pengumpulan data di lapangan.

Dalam bab ini akan dipaparkan atau dicantumkan semua data

yang diperoleh dari lapangan atau dari lokasi penelitian selama

proses penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan diolah

dengan interpretasi ilmiah secara deskriptif kualitatif.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan

saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan

pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

hasil-hasil dari pembahasan tersebut dan memberikan saran

Gambar

Tabel I.1 Sejarah Revisi Dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat akan menjadikan tingkat kesadaran hukum masyarakat semakin tinggi pula, dalam konteks kekinian pelayanan

Kesimpulan : Pemberian ekstrak kulit kacang tanah dosis 300, 600, dan 1200 mg/kgBB/hari pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak memiliki efek yang setara

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan konsumen terhadap kehalalan obat yaitu sebanyak (23%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai kehalalan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa terdapat hubungan negatif antara persepsi tentang peran ayah dengan bentuk kenakalan remaja yang

Pengaruh dukungan sosial terhadap penyesuaian sosial dapat dilihat pada remaja yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi akan memiliki konsep diri yang sehat, yang dibuktikan

The attitude that the researcher highlight is the importance of the Javanese language mastery (both Java and Ngapak dialect), the politeness level of the use of local dialect