BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Media Sosial adalah interaksi sosial antara manusia dalam berbagi dan
bertukar informasi. Media sosial mencakup gagasan dan berbagai konten dalam
komunitas virtual dan mampu menghadirkan serta mentranslasikan cara
berkomunikasi baru dengan teknologi yang sama sekali berbeda dari media
tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan
teknologi yang sudah semakin maju di era globalisasi sekarang ini telah
berdampak langsung bagi masyarakat terutama bagi kaum remaja. Kini untuk
mengakses media sosial misalnya instagram, path, twiter, facebook dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile
phone. Hal ini menjadi sebuah fenomena akan kebutuhan penggunaan media sosial
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada tahun 2013
menyatakan pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta orang. Dari angka
tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial dan
situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter.
Kemudian pada tahun 2014 pengguna internet di Indonesia mengalami
peningkatan hingga mencapai 82 juta orang. Dari jumlah pengguna internet
tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun
(www.kominfo.com). Selain itu, menurut data dari Internet Live Stats data per
berkontribusi sebesar 16,72% pengguna internet dunia. Persentase ini membuat
Indonesia berada di ranking 13 pengguna internet terbesar dunia. Menurut We Are
Social, pengguna internet aktif di seluruh dunia kini mencapai angka 31,7 miliar. Dari tahun ke tahun, jumlah pengguna internet bertumbuh hingga 7,6 persen.
Tingginya penggunaan internet menunjukkan sebuah fenomena besar dalam
masyarakat dalam menggunakan internet.
Tingginya intensitas penggunaan media sosial di dunia maupun di Indonesia
sendiri membuktikan bahwa jejaring sosial atau media sosial merupakan bagian
yang tidak terpisahkan tak terkecuali bagi remaja saat. Puworini dan Sugiyanti
penelitiannya yang berjudul “ Motif Personal Branding Mahasiswa UMS di Facebook” dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam (Syahruddin,
2014) menyatakan bahwa motif mahasiswa menggunakan media sosial melalui
facebook adalah untuk mengekspresikan diri ( personal branding) dapat dilihat dari empat motif yaitu update status, berbagi identitas, eksplorasi diri dan fasilitas
sosial. Oleh karena itu, dari keempat motif tersebut dapat dijelaskan bahwa
personal branding yang dilakukan mahasiswa melalui facebook merupakan salah satu upaya untuk menjadi bagian dari pergaulannya. Hasil survey Pew Internet
bersama American Life Project dalam (Abu Bakar, 2011) menunjukkan bahwa
sebagian besar remaja menggunakan situs jejaring sosial agar bisa tetap
berhubungan dengan orang-orang yang sudah pernah dikenalnya, baik itu teman
yang sering mereka temui ( 91%) maupun teman yang jarang mereka temui
(82%). Sedangkan 49% remaja menggunaka situs jejaring sosial untuk menjalin
Media sosial atau jejaring sosial telah menjadi daya tarik tersendiri pada
remaja karena remaja memiliki kekhasan untuk diterima oleh teman sebayanya.
Media sosial menjadi salah satu media yang digunakan remaja untuk menjalin
relasi dengan teman sekaligus sebagai media bagi remaja untuk dapat diterima
teman serta ada rasa ingin tampil beda dan populer.Memiliki akun dalam sebuah
media sosial membuat remaja merasa kan adanya “persamaan” dan secara tidak
langsung mempererat interaksi sosial mereka.
Seiring berkembangnya, kemunculan jejaring sosial ini menjadi gaya hidup
dan fenomena di kalangan remaja. Remaja sibuk memainkan gadget untuk
membuka media sosial dirumah, pada saat jam sekolah, bahkan di angkutan
umum maupun tempat umum sehingga tidak memperhatikan keadaan sekitar dan
dirinya.
Remaja dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengakses media sosial
seperti Facebook, Path, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya. Syamsoedin
dkk (2013) dalam penelitiannya berjudul “ Hubungan durasi penggunaan Media
Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Remaja di SMA N 9 Manado” dari
Universitas Sam Ratulangi Manado menyatakan bahwa ketika remaja
menggunakan media sosial dengan waktu yang lama, maka semakin tinggi tingkat
kejadian insomnia yang terjadi pada remaja. Qomariyah (2009) juga dalam
penelitiannya berjudul “ Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di
Perkotaan” dari Universitas Airlangga Surabaya didapatkan bahwa sebagian besar
remaja perkotaan lebih sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah
laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Remaja tersebut dapat
menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan dalam penggunan
internet seperti media sosial.
Remaja tentunya menggunakan media elektronik dalam mengakses media
sosial. Media elektronik dalam penggunaannya bersifat tidak terbatas, artinya
seseorang bebas menggunakan media sosial tersebut kapan saja. Oleh karena itu,
waktu yang seharusnya digunakan untuk aktivitas lain, misalnya tidur, seringkali
dihabiskan untuk menggunakan media elektronik. Teori ini kemudian
menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial tidak hanya mempengaruhi
jumlah atau durasi tidur seseorang, melainkan juga kualitas tidurnya akibat
waktu tidur yang tidak teratur.
Dr Heather Cleland Woods, pimpinan penelitian dari University of
Glasgow,menemukan bahwa anak-anak yang biasa menggunakan media sosial
di malam hari dengan melibatkan sisi emosionalnya ternyata berhubungan
dengan kualitas tidur yang buruk.
Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kualitas tidur dan penggunaan media
sosial dari 467 remaja. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa remaja
dengan tekanan untuk selalu online selama 24 jam dan membalas tiap pesan
yang ditujukan berdampak pada kualitas tidur yang buruk .
Peneliti memilih SMA Negeri 2 Medan sebagai lokasi penelitian . Hal ini
berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, bahwa siswa-siswi
SMA N 2 Medan salah satu sekolah negeri favorit dan banyak berasal dari
gadgeddi sekolah tersebut. Dengan adanya gadget tersebut siswa – siswinya
tentu memiliki berbagai akun dalam media sosial. Oleh karena itu peneliti
memilih SMA N 2 sebagai lokasi dilakukannya penelitian ini karena dapat
mendapatkan sampel sesuai kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Tingginya pengguna media sosial di Indonesia dan berbagai penelitian yang
telah dipaparkan diatas, penulis memandang perlu melakukan penelitian
mengenai gambaran intensitas penggunaan media sosial dan kualitas tidur
remaja di SMA N 2 Medan, Sumatera Utara.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah yang akan
diteliti yaitu mengidentifikasi antara Intensitas penggunaan media sosial dan
kualitas tidur remaja di SMA N 2 Medan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1.3.1. Bagaimana intensitas penggunaan media sosial pada remaja?
1.3.2. Bagaimana kualitas tidur yang menggunakan media sosial pada
remaja?
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran intensitas penggunaan media sosial dan
kualitas tidur remaja di SMA N 2 Medan
1.4.2. Tujuan Khusus
1.4.2.1. Menggambarkan distribusi penggunaan media sosial
messenger, dan path pada remaja di SMA Negeri 2 Medan
1.4.2.2. Mengidentifikasi gambaran durasi penggunaan media
sosial dalam menggunakan media sosial facebook, line, instagram, Blackberry messenger, twitter dan path termasuk ke dalam kategori Light users, Medium users,
atau Heavy users pada remaja di SMA Negeri 2 Medan 1.4.2.3. Menggambarkan waktu yang sering digunakan oleh
remaja SMA Negeri 2 Medan dalam menggunaakan
media sosial
1.4.2.4. Mengidentifikasi gambaran kualitas tidur berdasarkan
parameter kualitas tidur yaitu waktu untuk memulai
tidur, totalitas jam tidur dalam 24 jam, frekuensi
terbangun, kepuasan tidur, rasa segar saat bangun tidur,
kedalaman tidur, dan konsentrasi dalam melakukan
aktivitas
1.5. Manfaat Penelitian
Pelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak yaitu:
1.5.1. Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan informasi dalam rangka mengembangkan
mempengaruhinya seiring dengan perkembangan teknologi dan
informasi
1.5.2. Pelayanan Keperawatan
Dapat mengetahui lebih dalam mengenai kualitas tidur remaja
sehingga dapat membantu di dalam pemberian pelayanan yang tepat
apabila berhadapan dengan penggunaan jasa pelayanan keperawatan
khususnya remaja
1.5.3. Penelitian Keperawatan
Sebagai data tambahan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut
berkaitan dengan kualitas tidur pada remaja yang menggunakan
sosial media
1.5.4. Pihak Sekolah
Dapat mengawasi siswa yang menggunakan media sosial dan
memberikan bimbingan kepada murid sekolah agar memperhatikan
dan meningkatkan kualitas tidur siswanya karena penggunaan media