• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Waterpark Hairos Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Waterpark Hairos Medan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 pemasaran dan Pemasaran Jasa

Pemasaran menurut Kotler (2007:7) adalah proses sosial yang dengan

proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Miller & Layton (dalam Tjiptono, 2005:2) menyatakan bahwa “Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis

yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan

pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organnisasional”.

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran dilakukan secara terstruktur yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen,

memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang menguntungkan,

dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan tersebut dengan tujuan yang jelas yakni menarik konsumen. Pemasaran

merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar

dimana bekerja dengan pasar memiliki tujuan untuk mewujudkan pertukaran yang

potensial dengan maksud memuaskan kebutuhaan dan keinginan manusia. Dari

(2)

merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan

pertukaran antara perusahaan dengan konsumen. Akan tetapi, pemasaran bukanlah

sekadar menghasilkan penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa

sebenarnya pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

Menurut Cannon dkk (2008:287), jasa (service) merupakan tindakan yang

dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lain. Ketika anda menyediakan jasa bagi

pelanggan, pelanggan tidak dapat menyimpannya tetapi jasa itu akan dialami,

digunakan atau dikonsumsi. Misalnya ketika mendatangi sebuah salon kecantikan

untuk perawatan tubuh, anda akan langsung diberikan pelayanan dari pegawai

mulai dari pertama kali masuk saat proses perawatan tubuh yang diinginkan

sampai tahap akhir selesai perawatan tubuh. Saat berlangsungnya kegiatan proses

perawatan di salon anda akan merasakan terlayani dengan baik, tetapi setelahnya

yang anda miliki hanyalah ingatan bahwa pelayanan di salon kecantikan tersebuat

baik sesuai dengan yang diharapkan. Anda menonton film di bioskop dengan

sebelumnya membeli tiket film, anda merasakan kenyamanan saat menonton

didalam bioskop kenyamanan itu tidak bisa dibawa pulang hanya bisa dirasakan

saat didalam bioskop itu saja. Jasa tidak berwujud, tidak nyata. Anda dapat

“menyimpan” dipikiran sebuah jasa.

Tjiptono (2008:16) menyatakan, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik

(3)

dan konsultasi manajemen), namun ada jasa yang membutukan produk fisik

sebagai persyaratan utama (misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut,kereta api

dan bus untuk angkutan darat, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di

restoran).

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di

dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,

untuk mendapatkan kepuasan. Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan,

jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai macam jasa lainnya. Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa terdiri atas (Tjiptono, 2008:18) :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat

atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,

kinerja (performance) atau usaha.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan

dan dimana jasa tersebut diproduksi.

(4)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan

dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan

yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat

produk yang dibelinya.

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai

keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap

perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran jasa. Tjiptono

(2005:30) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat

yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:98) mengatakan, Marketing Mix

adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable

variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix terdiri dari 4

(empat) unsur, yaitu:

(5)

4. Promotion (Promosi)

Terdapat kelemahan pada 4P, sehingga mendorong banyak pakar

pemasaran untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa

sehingga lebih applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan

ditambahkan dengan unsur lainnya, yaitu People, process, Physical Evidence dan

Customer Service. Menurut Alma (2003:36), bauran pemasaran jasa terdiri dari: Produk (product), Promosi (promotion), Harga (price) Lokasi (place), Orang

(people), Bukti Fisik (physical evidence) dan Proses (process).

2.1.3 Produk

Tjiptono (2009:84) mengungkapkan bahwa produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau

keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi

barang fisik (seperti sepeda motor, tv, komputer, baju, buku teks), jasa (restoran,

penginapan, transportasi, konsultasi) jadi, produk bisa berupa manfaat fisik

maupun non fisik yang dapat memuaskan pelanggan.

Laksana (2008:67) menyebutkan produk adalah segala sesuatu baik yang

bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk,

yaitu:

1. Goods: barang-barang fisik

(6)

3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.

4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak. 5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah)atau keindahan.

7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) ataufinansial (saham dan obligasi).

8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.

9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,surat kabar).

10. Ideas: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.

Aspek kualitas dari produk jasa merupakan faktor yang berperan penting

dalam menghasilkan suatu produk. Jika sebuah produk didesain dengan buruk,

maka tidak akan menciptakan nilai yang berarti bagi para pelanggan, meskipun

elemen-elemen lain dari 7P dilaksanakan dengan baik. Aspek pengembangan

produk baru juga memiliki keunikan khusus, menciptakan suatu produk yang

berbeda dari produk pesaing juga merupakan faktor penting dalam konsep

pemasaran. Salah satu konsep pemasaran adalah fokus pada kemauan dan

keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari

produk yang ditawarkan oleh para pesaing (Lamb, dkk, 2001:8).Merencanakan

(7)

memberikan nilai kepada pelanggan yang dituju dan memuaskan kebutuhan

mereka lebih baik dari pada alternative dari pesaing lain.

Menurut Yoeti (2005:126), “yang dimaksudkan dengan produk pariwisata

adalah keseluruhan pengalaman termasuk di dalamnya akomodasi, sumber

sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan dayatarik

lainnya”. Menurut Yoeti (2005:126), “Produk nyata pariwisata tidak lain adalah

kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur, tetapi

sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri

ini.

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa produk industri pariwisata

merupakan produk gabungan (Composite Product), campuran dari berbagai (as a

amalgam of) objek dan atraksi wisata (tourist atraction), transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan (entertainment). Tiap komponen disediakan oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok

industri pariwisata.

Menurut Yoeti (2005:129) karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka

pemasaran produk industri pariwisata:

a. Intangibility

Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility),produk itu

tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan bahkan dalam transaksi tidak

terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen. Oleh karena itu

dalam pemasaran produk industri pariwisata, hendaknya dan bahkan merupakan

(8)

itu dituntut diperlukan eksekutif yang profesional untuk memberikan informasi

yang dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan

penawaran paket wisata.

b. Inseparability

Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa pada

umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam

proses produksi dan konsumsi, karena antara produsen dan konsumen tidak ada

jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk

mengkonsumsinya orang tersebut harus ikut tour yang diselenggarakan oleh Tour

Operator yang menjual paket wisata. c. Stressing The Products Benefits

Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu

penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan manfaat.

Bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator mereka. Untuk itu,

seorang salesman harus memiliki "Product Knowledge", tanpa memahami produk

yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh calon wisatawan.

d. Variability

Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya

standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa produsen yang

mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena tidak

konsistennya kualitas produk yang dihasilkan, maka sering menimbulkan

(9)

e. Building A Trusting Relationship

Orang-orang yang bekerja pada suatu Tour Operator, hendaknya memiliki

kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan jalan

menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga mereka memiliki

keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu Tour Operator

tertentu. Untuk jangka panjang, strategi ini dapat meningkatkan loyalitas

pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk jasa perjalanannya pada kita.

f. Inceasing The Tangibility

Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya

menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan program atau

rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak pernah berupa sesuatu

benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya. Setelah dibayar, pakaian

yang dipilih dapat dibawa pulang. Si pembeli atau calon wisatawan hanya

memiliki pelayanan purna jual (After Sales Service) yang merupakan kewajiban

Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap

sebagai wanprestasi dan boleh diadukan kepada yang berwajib.

g. Perishability

Service atau produk jasa tidak bisa ditabung atau disimpan, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk yang tidak laku hari ini. Hal

ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk (seats) pada airline, kereta api, kapal,

(10)

lebih 450 seats. Bila dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali

penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan (departure),

baik di Jakarta maupun di Denpasar.

2.1.4. Harga

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) adalah sejumlah uang

yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Laksana (2008:105) harga adalah

jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan

jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan

bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan

sesuatu yaitu produk dan jasa.

Harga akan mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik

yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin

dicapai oleh suatu usaha.Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah

barang dan jasa. Menetapkan harga suatu produk tidaklah semudah yang kita

bayangkan, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga

suatu produk. Menurut Laksana (2008:114), perusahaan menetapkan suatu harga

memiliki tiga maksud yaitu:

1. Berorientasi pada laba :

a. Untuk mencapai target laba investasi laba penjualan bersih

(11)

2. Berorientasi pada penjualan :

a. Untuk meningkatkan penjualan

b. Untuk mempertahankan atau meningkatkan bagian pasar dan penjualan.

3. Berorientasi pada status quo:

a. Untuk menstabilkan laba

b. Untuk menangkal persaingan

Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat beli yang

juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus menerus. Tidak mudah

menetapkan harga suatu produk atau barang, banyak faktor yang perlu diketahui

sebelum menetapkan harga suatu produk terdapat tiga faktor yang harus

diperhatikan, yaitu:

a) Tingkat nilai tambah (value-added)

Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan ke dalam produk

sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image lebih berperan dalam

perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen akan membeli harga yang

termurah. Jadi harganya sangat sensitif sekali. Misalnya kalau beras sudah

menjadi nasi goreng dan dijual hotel berbintang, maka harga tidak lagi dominan,

tamu hotel akan membayarnya walau harga relatif mahal.

b) Faktor "Information Availability"

Sulitnya konsumen mencari informasi tentang harga suatu produk atau

(12)

yang berlaku pada pejualan beras di atas. Banyak barang dijual dengan cara sales

promotions yang ditawarkan kepada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena mereka tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan

barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan iming-iming

cicilan yang ringan.

c) Tergantung struktur industri

Perusahaan yang memegang monopoli dapat menentukan harga

seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu ada beberapa

perusahaan sejenis, maka harga dapat ditetapkan dengan cara harga tetap (fixing

price) atas kesepakatan mereka bersama. Bagi konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.

Yoeti (2007:146) ada tiga cara yang lebih sederhana untuk menetapkan

harga seperti :

a. Skim The Cream, atau disebut juga dengan istilah Premium Pricing. Di sini harga ditetapkan setinggi mungkin tanpa menghiraukan keluhan

masyarakat.

b. Going rate pricing atau Average Rate Pricing, di mana harga harga produk atau barang ditetapkan atas harga rata-rata produk lain.

c. Penetration Pricing, di mana suatu perusahaan menetapkan harga produknya di bawah harga rata-rata produk lain.

Menurut Yoeti (2005:151) dalam industri pariwisata, penetapan harga

(13)

a. Surplus Maximation

Cara ini disebut dengan istilah penetapan harga dengan kelebihan yang

maksimal. Dalam banyak kesempatan seringkali terjadi bahwa suatu unit usaha

industri pariwisata dalam menetapkan harga cendrung menetapkan harga dengan

harga lebih tinggi untuk memperoleh profit yang lebih besar. Kelebihan atau

surplus diperoleh dari perbedaan harga jual dibandingkan dengan harga pokok

produk yang dihasilkan. Cara ini sering terjadi atau dilakukan dengan

memperhatikan events tertentu dimana diperhitungkan wisatawan akan banyak datang berkunjung, seperti paket-paket wisata yang dijual pada akhir tahun ke

Bali atau untuk menginap di hotel yang jauh lebih mahal bila dibandingkan

dengan harga hari-hari biasa.

b. Usage Maximation

Cara ini dikenal sebagai penetapan harga dengan istilah penggunaan secara

maksimal'. Cara ini mempunyai prinsip dalam penetapan harga yang lebih rendah,

karena dengan cara itu diharapkan wisatawan akan lebih banyak datang. Jadi

berbeda dengan cara surplus maximation yang datang hanya wisatawan kelas kakap raja, tetapi dalam usage maximation kelompok menengah dan bawah masih

tertampung dengan penetapan harga seperti itu.

c. Cost Recovery

Cara ini disebut sebagai `perbaikan biaya. Dalam hal ini unit usaha

industri pariwisata mencari keseimbangan dengan cara bagaimana dapat menutup

biaya-biaya tetap (fix cost) dan biaya-biaya variabel (variable cost). Tentu saja

(14)

produksi produk yang dijual. Yang penting di sini harga penjualan sudah melewati

titik impas dengan perhitungan semakin banyak terjual, maka semakin besar profit

atau keuntungan diperoleh.

2.1.5 Lokasi.

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42), berhubungan dengan di mana

perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal

ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya

seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,

dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus

tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Lokasi fasilitas jasa merupakan faktor pe yang penting berpengaruh

terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat kaitannya dengan pasar

potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan

dalam hal lokasi fasilitas jasa Pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa.

(15)

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap

beberapa faktor berikut :

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), yaitu banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan

peluang yang besar terhadap terjadinya keputusan pembelian yang seringkali

terjadi spontan.

4. Tempat parkir yang luas, aman, dan nyaman baik untuk kendaraan bermotor.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di

kemudian hari.

6. Lingkungan , yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Kompetisi , yaitu lokasi pesaing.

2.1.6 Promosi

Menurut Tjiptono (2009:91) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi

pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal

pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Adapun tujuan dari promosi (Machfoedz, 2007:143) adalah sebagai

(16)

a. Mengidentifikasikan dan menarik konsumen baru

b. Memperkenalkan produk baru

c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yaang telah dikenal secara luas

d. Mendorong penggunaan yang lebih banyak diantara konsumen yang telah

terjangkau

e. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk

f. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan produk

g. Menstabilkan pola penjualan yang berfluktuasi

h. Meningkatkan persediaan bagi perantara

i. Mengimbangi upaya pemasaran pihak pesaing

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:153) Bauran promosi meliputi

berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan

potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan (advertising),

promosi penjualan (sales promotion), publisitas (public relations), penjualan tatap

muka (personal selling).

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk

melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau

jasa.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau

penjualan dari suatu produk atau jasa, dan tidak dilakukan secara berulang serta

(17)

pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan yang

berbeda.

c. Publisitas (Public Relation)

Public relation adalah salah satu alat promosi yang membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan dengan memperoleh

publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan

menangani atau meredam rumor, cerita dan peristiwa yang merugikan.

d. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Merupakan suatu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu

atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan.

Kartajaya dan Darwin (2010:163) berpendapat bahwa New Wave

Marketing Mix: Promotion is Conversation. Adalah bagaimana pemasar

menghorizontalkan diri dan sadar diri bahwa posisi antara dirinya dan konsumen

sudah semakin sejajar. Di era seperti sekarang, konsumen semakin memegang

kendali dalam segi konteks dan konten. Mereka kini mempunyai media. Mereka

bisa membuat konten mereka sendiri. Mereka bisa memberi masukan untuk

pengembangan produk baru. Mereka bisa membuat iklan yang mungkin lebih baik

daripada biro iklan. Mereka bisa jadi reporter. Mereka bisa jadi promoter.

Konsumen juga semakin komunal, saling terhubung di jaringannya dan

lebih sosialis. Pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke

dalam media yang di kendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun jika tidak

masuk ke medianya konsumen, mereka juga bisa membuat connecting platform

(18)

Semua hal itu dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya

membujuki, namun untuk “berbincang-bincang” dengan konsumen, dan

menjadikan brandnya sebagai ide bahan perbincangan antara satu konsumen dengan yang lain.

2.1.7. Orang

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan

pemasaran jasa, maka orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat

memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam orang ini berarti

berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya

manusia.Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih

untukmenyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen

kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

Pentingnya mengadakan pelatihan harus disadari oleh perusahaan untuk

mencapai kualitas terbaik dan pegawai harus menyadari pentingnya pekerjaan

mereka yakni memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi

kebutuhannya. Pentingnya orang dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan

pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antara

setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat

diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal. Tujuan dari adanya

hubungan tersebut adalah untuk mendorong orang dalam kinerja memberikan

kepuasan kepada konsumen.

Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek orang yang

(19)

a. Contactors yaitu orang di sini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan konsumen

untuk membeli.

b. Modifiers yaitu orang di sini tidak secara langsung memengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh: resepsionis.

c. Influencers yaitu orang di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

d. Isolateds yaitu orang di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh: karyawan

bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data.

2.1.8. Bentuk Fisik

Menurut Tjiptono (2005:32), karakteristik intangible pada jasa

menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum

mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam

keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting

dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan

jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam

berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang attraktif dan membuat foto

lokasi liburan dan tempat menginap; penampilan staf yang rapi dan sopan;baju

seragam pilot dan pramugari yang mencerminkan kompetensi mereka; dekorasi

internal dan eksternal bangunan yang attraktif.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang

(20)

memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam

para petugas atau karyawan. Untuk lebih rinci lagi, contoh-contoh bukti fisik

untuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain

eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya.

2.1.9. Proses

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), proses merupakan gabungan

semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,

mekanisme,aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan

kepadakonsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses.

2. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah

proses yang dapat dipilih oleh pemasar yaitu:

1. Mengurangi keragaman (Reduced Divergence), dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.

2. Menambah keragaman (Increased Divergence), berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam produksi yang dapat menimbulkan naiknya

harga.

(21)

4. Menambah kompleksitas (Increased Complexity), berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan cara menambah jasa yang diberikan.

2.1.10. Minat Berkunjung Kembali

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat

menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat sangat berkaitan dengan kebutuhan

karena minat berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang dirasakan

seseorang. Minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian

individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Dapat

kita lihat bahwa minat erat dengan kecendrungan yang berlangsung lama pada

suatu objek yang didasari atas perasaan tertarik, senang yang muncul dari dalam

diri.

Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan,

mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Minat

merupakan unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi. Minat

mendorong(memetivasi) seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah

minatnya. Antara kebutuhan, minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat.

Minat muncul karena rasa kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan.

Pemuasan ini diperoleh dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang

akhirnya memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu. Minat berhubungan

dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk

(22)

Minat berkunjung merupakan perilaku yang muncul sebagai respon

terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan

pembelian ulang. Minat kunjungan ulang juga dapat diartikan sebagai bagian dari

tahapan loyalitas konsumen. Menurut Oliver (1996) dalam Hurriyati ( 2005:129)

bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk

berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih

secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan

usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Olson ( dalam Mushanto, 2004 : 128) berpendapat bahwa

loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian

secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetian pelanggan terhadap suatu

produk maupun jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut melalui suatu

proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.

Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga

kelangsungan usahanya maupun kegiatan usahanya. Pelanggan yang setia adalah

mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga

mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka

kenal. Selanjuntnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas kesetian

mereka pada produk-produk lain buatan perusahaan yang sama. Dan pada

akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada perusahaan tertentu untuk

selamanya. (

(23)

1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang dan

orang lain.

2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.

3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhi motivasi.

4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dan dapat

berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode.

Minat mempunyai karateristik pokok tersendiri yaitu melakukan kegiatan

yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu

kebiasaan dalam diri seseorang. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan

minat yaitu : kebutuhan fisik, sosial dan egoistik serta pengalaman. Karena setiap

manusia mempunyai kebutuhan dan pengalaman yang berbeda beda seperti

halnya kebutuhan untuk berwisata.

Minat berhubungan dengan sesuatu yang pribadi dan sikap. Minat dan

sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil

keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang termotivasi atau giat melakukan

menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:

a. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik

di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap

(24)

dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap

kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan

atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

c. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.

Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan

meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Minat berkembang dari hasil pengalaman belajar, baik minat dalam aspek

kognitif maupun dalam aspek afektif. Pengalaman didapat dari lingkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Dari

lingkungan-lingkungan tersebut seseorang belajar tentang lingkungan-lingkungan mana yang dapat

memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan.

Yang tidak memuaskan akan menghambat perkembangan minat, sedangkan yang

memuaskan, akan menjadi minat. Sehingga menjadi motivasi yang terus terekam

dalam pikiran dan menjadi kegiatan yang kuat pada akhirnya ketika seseorang

ingin memenuhi kebutuhannya maka akan mengaktualisasikan apa yang menjadi

motivasi dalam pikirannya.

Dalam penelitian ini, teori minat beli ulang dapat digunakan sebagai salah

satu referensi Minat Berkunjung Kembali. Karena Minat Berkunjung Kemabali

sama dengan membeli tiket untuk masuk ke wahana permainan air ke waterpark

Hairos Medan. Minat beli merupakan dorongan untuk melakukan pembelian atau

(25)

melakukan pengalaman pembelian sebelumnya. Kesesuaian antara hasil yang

diterima oleh konsumen dari produk yang dibelinya akan menumbuhkan rasa puas

pada diri konsumen, rasa puas tersebut nantinya akan menumbuhkan minat untuk

mengkonsumsi produk tersebut diwaktu yang akan datang. Konsumen yang

merasa puas akan menumbuhkan rasa komitmen pada diri mereka sehingga dapat

menjadi rekomendasi positif bagi konsumen ( dari mulut ke mulut ).

Menurut Yoeti (2005:101) minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi

oleh :

1. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di dapat

dari media massa.

2. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari keluarga dan

sanak saudara.

3. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung mengenai

tempat wisata tersebut.

Menurut Yoeti (2005:102) atribut-atribut yang dipertimbangkan

masyarakat dalam berkunjung, yaitu :

1. Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh

masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari dan

disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka produk

(26)

kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan citra dari tempat

wisata tersebut.

2. Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.

Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk

kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik bagi

calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar

pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu tergantung dari

kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang diukur dengan harga karcis

masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.

3. Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Dengan

adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat melihat dan

membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat lokasi wisata, luas lokasi

dan kondisi jalan tempat wisata.

4. Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang

orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata.

Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari banyaknya

informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan. Promosi

dapat berupa promosi langsung (consumer promotion) dan promosi tidak

langsung (agent promotion), yang diukur dengan papan reklame, pamplet dan

(27)

5. Pelayanan dan Fasilitas

Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam

jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang

memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan tempat

parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.

Pada minat, masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau

tidak mencari informasi yang lebih banyak. Bila masyarakat mencari bahan

bacaan, menanyakan kepada teman temannya dan ikut terlibat dalam berbagai

pencarian lainnya, untuk menghimpun informasi tentang produk, maka dapat

dikatakan masyarakat aktif mencari informasi.

Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi tergantung pada

kekuatan dorongannya ketika memulai pencarian, kemudahan mencari informasi

lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan

yang diperolehnya dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi

oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari

keputusan yang melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam

penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh

informasi dari banyak sumber.

Dalam penelitian ini, teori minat beli ulang dapat digunakan sebagai salah

satu referensi Minat Berkunjung Kembali. Karena Minar Berkunjung Kemabali

sama dengan membeli tiket untuk masuk ke wahana permainan air ke waterpark

Hairos Medan. Minat beli merupakan dorongan untuk melakukan pembelian atau

(28)

melakukan pengalaman pembelian sebelumnya. Kesesuaian antara hasil yang

diterima oleh konsumen dari produk yang dibelinya akan menumbuhkan rasa puas

pada diri konsumen, rasa puas tersebut nantinya akan menumbuhkan minat untuk

mengkonsumsi produk tersebut diwaktu yang akan datang. Konsumen yang

merasa puas akan menumbuhkan rasa komitmen pada diri mereka sehingga dapat

menjadi rekomendasi positif bagi konsumen ( dari mulut ke mulut ).

Sehingga dapat diambil kesimpulan Minat berkunjung kembali adalah

keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke

Waterpark Hairos Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan sebelumnya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Metode / Alat Analisis Hasil penelitian Rambe

Analisi linear berganda Secara simultan variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif

Analisi linear berganda Variabel produk

(29)

Lanjutan Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Metode / Alat Analisis Hasil penelitian Kembali Di dan signifikan terhadap Minat Berkunjung Kembali di Taman Bermain dan Kolam Renang Hairos Medan.

Pada uji t diketahui bahwa variabel Harga yang

Analisis linear berganda Variabel produk, harga,

lokasi dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Tetapi orang, bentuk fisik, dan proses berpengaruh

(30)

Lanjutan Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Metode / Alat Analisis Hasil penelitian Dhiba

Kausalitas Variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik serta layanan berpengaruh

Kausalitas Bauran pemasaran jasa meliputi produk, harga, promosi, lokasi, orang. Proses dan bukti fisik berpengaruh secara

(31)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Sugiyono (2011:88). Minat berkunjung kembali dari

pengunjung sangat dipengaruhi oleh Bauran Pemasaran Jasa yang dikenal dengan

7P, product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process yang

dilakukan oleh pihak waterpark Hairos Medan.

Produk adalah barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dapat berbentuk fisik dan non fisik. Setiap

masyarakat menginginkan produk yang berkualitas. Pemberian produk yang

berkualitas kepada konsumen harus dilakukan untuk mempertahankan persaingan

di dalam pasar. Ketersediaan produk yang lengkap juga sangat mempengaruhi

konsumen untuk mengunjungi tempat rekreasi. Produk dengan kualitas baik dan

lengkap akan mempengaruhi konsumen untuk berkunjung kembali waterpark Hairos Medan.

Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan oleh konsumen untuk menggunakan produk atau jasa agar memperoleh manfaat dari produk atau jasa.

Harga haruslah dihubungkan dengan pelayanan atau produk, sehingga penetapan

harga yang tepat sangat penting dilakukan oleh suatu perusahaan. Karena harga

menjadi pertimbangan utama dari konsumen untuk menggunakan produk atau

jasa. Harga yang terjaungkau dan sesuai dengan kualitas sangat mempengaruhi

(32)

Promosi adalah alat komunikasi yang dilakukan perusahaan kepada pasar dalam hal untuk memperkenalkan, menarik, merubah sikap dan tingkah laku

konsumen. Melalui kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan akan dapat

memberikan informasi yang nyata dan langsung kepada konsumen. Promosi yang

rutin dilakukan setiap tahun yang disesuaikan dengan hari libur nasional ataupun

hari libur besar lainnya berpengaruh untuk menarik minat konsumen. Perpaduan

antara produk, harga, dan promosi dapat mempengaruhi minat untuk berkunjung

ke waterpark Hairos Medan.

Orang ini berpengaruh terhadap kualitas jasa yang diberikan, karena orang ini berhubungan langsung dengan konsumen. Tanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan, kesigapan dalam melayani permintaan pengunjung dan

mampu memahami dengan tepat apa saja yang diminta oleh pengunjung, sopan

santun dan keramah tamahan merupakan hal wajib yang dimiliki oleh pegawai

yang bertugas di waterpark Hairos Medan. Keberandaan pegawai di area bermain

memberikan dampak positif terhadap persepsi pelayanan yang diberikan kepada

pengunjung sehingga menimbulkan minat untuk datang berkunjung kembali ke

waterpark Hairos Medan.

Lokasi berhubungan dimana perusahaan akan beroperasi. Lokasi yang mudah dijangkau oleh seluruh kendaraan baik milik pribadi ataupun

pengangkutan, tidak terlalu jauh dari pusat kota terhindar dari suasana ramai

perkotaan dapat menciptakan suasana nyaman, aman, dan udara bersih. Suasana

seperti ini memunculkan minat konsumen untuk berkunjung kembali ke

(33)

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan

memperhatikan pakaian seragam pegawai, area parkir yang luas, papan petunjuk,

serta fasilitas pengunjung seperti mushola, klinik (untuk P3K), ruang bilas serta

area khusus rombongan. Semua ini tersedia secara lengkap demi kenyamanan

pengunjung dalam menghabiskan waktu di waterpark Hairos Medan.

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal hal rutin, di mana jasa

dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Kecepatan dan ketepatan adalah

faktor penting yang diutamakan oleh pegawai demi terwujudnya kepuasan bagi

pengunjung sehingga memunculkan minat untuk berkunjung kembali ke

waterpark Hairos Medan. Ketika berkunjung pengunjung dapat menilai proses yang sedang berlangsung, kegiatan ini menjadi perhatian perusahaan untuk

menciptakan hal positif bagi konsumen.

Berdasarkan ketujuh elemen yang terdiri dari produk, harga, lokasi,

promosi, orang , bentuk fisik dan proses memiliki pengaruh terhadap minat

konsumen untuk berkunjung kembali. Hal ini sangat berkaitan dimana produk

merupakan suatu barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen dan

dapat memberi manfaat terhadap produk atau jasa tersebut. Selain itu harga,

lokasi serta promosi juga mempunyai keterkaitannya terhadap minat konsumen

untuk berkunjung kembali. Karena harga, lokasi dan promosi merupakan titik

pertemuan produk yang ditawarkan, dimana lokasi merupakan tempat yang

(34)

Dengan lokasi yang startegis maka konsumen dapat melihat langsung

produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Lokasi yang mendukung

ditambah promosi yang menarik perhatian konsumen akan produk atau jasa yang

ditawarkan maka akan semakin menarik minat konsumen untuk berkunjung

kembali ke tempat tersebut. Kemudian orang, bentuk fisik serta proses memiliki

keterkaitan terhadap minat berkunjung kembali, hal ini terlihat ketika orang yang

berfungsi sebagai penyedia jasa mampu mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ketika orang

sudah berhasil memempengaruhi konsumen untuk datang menggunakan produk

atau jasa yang ditawarkan maka konsumen akan memperhatikan bentuk fisik dari

perusahaan tersebut. Bentuk fisik berarti konseumen akan memperhatikan desain

interior, perlengkapan, fasilitas, keadaan lingkungan yang ada di perusahaan

tersebut, jika diberengi dengan proses yang merupakan gabungan semua aktivitas

seperti prosedur dimana produk atau jasa dihasilkan dapat disampaikan kepada

konsumen dengan baik maka hal ini semakin mempengaruhi minat konsumen

untuk berkunjung kembali.

Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti

mempengaruhi minat berkunjung kembali maka dapat digambarkan sebagai

(35)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali

ke waterpark Hairos Medan.

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali

ke waterpark Hairos Medan.

3. Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali

ke waterpark Hairos Medan.

4. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung

kembali ke waterpark Hairos Medan. Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi (X3)

Lokasi (X4)

Orang (X5)

Bentuk Fisik (X6)

Proses (X7)

(36)

5. Orang berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali

ke waterpark Hairos Medan.

6. Bentuk fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung

waterpark Hairos Medan.

7. Proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali

ke waterpark Hairos Medan.

8. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari Produk, harga, lokasi, promosi, orang,

bentuk fisik dan proses secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RENCANA KERJA

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W2, 2013 XXIV International CIPA Symposium, 2 – 6 September 2013,

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Tingkat SKPD)

This paper presents a case-study of application of photogrammetry technique for archaeological field documentation record in course of underwater excavations of the

DPA- SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program

Two rural sanctuaries constitute the major archaeological remains present in the landscape: the first, located in the village of Niha , is composed of two roman temples with

(3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 dan Rancangan

[r]