kelinci, gigi insisivus sentralis atas dan bawah sebanyak 4 buah dilakukan perforasi pulpa, lalu bahan coba diaplikasikan sebanyak 20 mikroliter ke masing masing
kavitas gigi, lalu ditumpat RM-GIC. Pada hari ke-1, 3, dan 7 kelinci didekapitasi kemudian gigi kelinci diekstraksi, setelah itu dilakukan persiapan HE dan sel-sel inflamasi dilihat dengan perbesaran 400x.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik Kruskal-Wallis Test terdapat perbedaan respons inflamasi yang signifikan pada kelompok ekstrak
kulit manggis 10% (P=0,047) antara hari ke-1, 3, dan 7. Sebaliknya pada ekstrak kulit manggis 5% tidak ada perbedaan respons inflamasi yang signifikan (P=0,061). Selain itu berdasarkan hasil uji Mann Whitney Test tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara ekstrak kulit manggis 5% (P=0,062) dan 10% (P=0,373) terhadap biodentin. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis 10% memiliki efek antiinflamasi
yang lebih baik dibandingkan ekstrak manggis 5%.
Kata kunci : ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.), inflamasi pulpa, kaping pulpa
Daftar rujukan : 54 (1994-2016)