• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Second Carrier Untuk Mengatasi Kongesti Jaringan 3g

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan Second Carrier Untuk Mengatasi Kongesti Jaringan 3g"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II JARINGAN 3G 2.1 Teknologi Jaringan Seluler 3G

Secara sederhana 3G merupakan jaringan broadband untuk telepon seluler. Jaringan 3G menawarkan suara, gambar statis dan bergerak, email, akses internet cepat, dan lain-lain dalam satu perangkat genggam.

3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris yaituthird generation technology atau biasa dibaca triji, yaitu sebuah istilah bersama untuk prosedur, standar, dan perangkat komunikasi baru yang memberikan kecepatan dan kualitas layanan komunikasi bergerak.

3G adalah istilah yang digunakan untuk teknologi telepon bergerak generasi ketiga, Teknologi ini merupakan pengembangan dari generasi kedua (2G).3G merepresentasikan evolusi untuk kapasitas, kecepatan data dan kemampuan layanan baru. Layanan yang terkait dengan 3G adalah layanan perpindahan data baik berupa data suara maupun bukan data suara .

Jaringan 3G menawarkan peningkatan aplikasi yang ada sekarang sehingga aktifitas jelajah di internet lebih cepat, kualitas panggilan suara lebih bagus, pengiriman data lebih instant dan masih banyak lagi. Salah satu teknologi komunikasi seluler untuk standar 3G adalah wideband code division multiple access (WCDMA).

(2)

atau 2 Mbps dalam keadaan berdiri diam, yang berarti jauh lebih cepat daripada kebanyakan koneksi broadband rumahan.

2.1.1 Teknologi Radio WCDMA

Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem 3G/UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Teknologi WCDMA sangat berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan 3G dibutuhkan kualitas suara yang lebih baik, data rate yang semakin tinggi (mencapai 2Mbps dengan menggunakan R99, dan mencapai 10Mbps dengan menggunakan HSDPA) oleh sebab itu bandwidth sebesar 5 MHz dibutuhkan pada sistem WCDMA. Posibilitas setiap penggunauntuk mendapatkan bandwidth yang bervariasi sesuai permintaan layanan pengguna adalah salah satu figur keunggulan jaringan UMTS.Teknik diversitas digunakan untuk meningkatkan kapasitas user downlink, karena hanya satu frekuensi yang digunakan, aktifitas frequency planning yang rumit pada GSM tidak perlu dilakukan.Packet data scheduling

tergantung pada kapasitas jaringan GSM yang bergantung pada kapasitas timeslot.

2.1.2 Alokasi Spektrum Frekuensi Sistem 3G/UMTS

Alokasi frekuensi untuk sistem 3Gdibagi menjadi dua yaitu:

1. Sitem Time Division Duplex (TDD) rentang frekuensinya adalah 1900 MHz – 1920 MHz dan 2010 – 2025 MHz yang digunakan kedua range tersebut untuk transmisi uplink dan downlink secara beresamaan.

(3)

TDD FDD UL MSS TDD FDD DL MSS

1900 1950 2000 2050 2100 2150 2200

f

MHz

Gambar 2.1 Alokasi Frekuensi pada sistem 3G

Pada Gambar 2.1 menunjukkan rentang frekuensi untuk sistem TDD dan sistem FDD.Pada saat ini sistem FDD digunakan pada jaringan 3G di Indonesia. Salah satu alasan digunakannya sistem FDD dibandingkan dengan sistem TDD adalah alokasi frekuensi yang dapat dibagikan oleh operator dengan bandwidth 5 MHz pada sistem FDD lebih banyak sejumlah 12frequency carrier dibandingkan dengan sistem TDDyang hanya 7 frequency carrier.

Alasan kedua adalah masalahharmonic distortion yang dihasilkan oleh sistem GSM 900 apabila terdapat collocated site antara sistem GSM 900 dengan WCDMA TDD, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.

(4)

GSM900

935 – 960 MHz WCDMA FDD1920 - 1980 WCDMA

TDD

· 2nd

harmonics can be filtered out at the output of GSM900 BTS

Fgsm = 950 – 960 MHz

2nd harmonics

1900 – 1920 MHz

...

Gambar 2.2 Harmonic Distortion pada GSM 900 tepat pada frekuensi WCDMA TDD

2.1.3 GSM dan WCDMA

Sistem WCDMA memiliki beberapa kemiripan dengan teknologi GSM, meskipun secara teknik keduanya sangat berbeda dalam pengaksesan jamak dimana pada WCDMA memungkinkan beberapa user untuk menggunakan spektrum frekuensi yang sama. Dan beberapa keunggulan yang dikembangkan pada sistem WCDMA antara lain adalah:

a. Soft Handover

Tidak seperti pada sistem GSM yang menerapkan sistem Hard Handover

(5)

b. Multipath Reception

Rake receiver yang terpasang pada UE memungkinkan untuk mendekode beberapa sinyal yang melewati halangan-halangan yang berbeda saat terkirim dari node B ke UE.

c. Power Control

Pentransmisian sinyal dari UE harus dapat dikontrol sehingga node B

menerima sinyal yang berkekuatan sama dari beberapa UE. Apabila tidak diimplementasikan power control maka efek near-far dapat terjadi dimana sinyal UE yang berada dekat dengan node B akan memancarkan daya yang lebih kuat daripada UE yang berjarak jauh dan mempunyai daya yang lemah. Node B menggunakan fast power control system untuk menaikkan atau menurunkan daya kirim dari UE. Hal yang sama juga dilakukan pada komunikasi downlink untuk mengurangi inteferensi secara keseluruhan pada sistem jaringan.

d. Frequency Reuse of One

Setiap WCDMA node B menggunakan frekuensi yang sama sesuai frekuensi carrier yang dialokasikan pada setiap operator. Sehingga tidak dibutuhkan frequency planning untuk sistem WCDMA. Hal yang sama juga berlaku pada sistem CDMA tetapi tidak pada sistem GSM,frequency planning yang rumit dan cermat harus dilakukan untuk menghindari adanya interferensi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas.

e. Soft Capacity

(6)

sistem dan juga batas interferensi yang diperbolehkan. Apabila batas ini telah melampaui maka akan terjadi blocked call pada pengguna yang ingin melakukan panggilan. Dengan menyeting batas interferensi lebih rendah maka coverageakan semakin luas tetapi jumlah kapasitas semakin sedikit. Berkebalikan dengan itu apabila batas interferensi diseting lebih tinggi maka coverageakan semakin sempit tetapi jumlah kapasitas pengguna yang dapat ditampung semakin besar. Karena kapasitas dan jangkauan saling berhubungan maka node B yang memiliki trafik rendah tetapi memiliki jangkauan luas dapat membagi kapasitasnya dengan node B yang memiliki trafik penuh dengan jangkauan pendek disekitarnya. Gambar 2.3 menunjukkan grafik perbandingan spektrum frekuensi antara GSM dan WCDMA.

Gambar 2.3 GSM Versus WCDMA pada spektrum frekuensi

Ada beberapa perbedaan yang terdapat pada sistem GSM dan sistem WCDMA, antara lain terlihat pada Tabel 2.1.

(7)
(8)

Kanal logika iformasi, data, data kontrol diorganisasikan pada kanal yang berbeda-beda pada kanal logika (sistem informasi, paging, data user)

Kanal transport informasi pada kanal logika diorganisasikan pada kanal transport sebelum akhirnya secara fisik ditransmisikan

Kanal fisik

(UARFCN, Kode spreading) Frame interface Iub

RNC NodeB

UE

Site

Gambar 2.4 Tipe kanal pada sistem WCDMA 2.2.1 Kanal Logika WCDMA

Kanal logika berfungsi untuk mentransmisikan cell system information,

informasi paging dan data user. Kanal logika digunakan oleh layer MAC sebagai data servis transfer. Kanal logika digunakan antara UE dan RNC.

Pada dasarnya terdapat dua jenis kanal logika yaitu control channels dan

traffic channels.

a. Control Channels (CCH)

(9)

2. PCCH (Paging Control Channel), merupakan kanal yang diberikan ke MS apabila terdapat panggilan melalui satu atau lebih sel.

3. CCCH (Common Control Channel), merupakan kanal yang digunakan pada saat uplink oleh terminal yang belum memiliki koneksi sama sekali dengan jaringan. CCCH dapat digunakan pada saat downlink untuk merspon percobaan panggilan oleh terminal.

4. DCCH (Dedicated Control Channel), merupakan kanal control point to point dua arah antara MS dan jaringan untuk mengirimkan informasi control.

b. Traffic Channels (TCH)

1. DTCH (Dedicated Traffic Channel), merupakan kanal point to point

yang diperuntukkan bagi satu MS untuk mentransfer data pelanggan. 2. CTCH(Common Traffic Channel), merupakan kanal unidirectional

point to multipoint yang digunakan pada saat downlink untuk mentransfer data pelanggan untuk satu atau beberapa MS.

2.2.2 Kanal Transport WCDMA

MAC (Medium Acces Control) menggunakan kanal transport untuk dapat mengorganisasikan kanal logika ke kanal terbawah yaitu kanal fisik.MAC bertanggung jawab untuk mengorganisasikan kanal logika ke kanal

(10)

Secara umum terdapat dua jenis kanal transport, yaitu CTCH (Common Transport Channel) dan DTCH (Dedicated Traffic Channel). CTCH ditunjukkan baik kepada semua pelanggan atau pelanggan tertentu.

a. Common Transport Channels

1. RACH (Random Acces Channel), kanal yang digunakan pada saat

uplink ketika pelanggan ingin mengakses jaringan atau sebagai

signaling dari pelanggan.

2. BCH (Broadcast Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink

untuk mengirimkan informasi sistem termasuk FCCH keseluruh cakupan area pada sel.

3. PCH (Paging Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink

untuk memanggil pelanggan ketika jaringan ingin memulai komunikasi dengan pelanggan.

4. FACH (Forward Access Channel), kanal yang digunakan untuk mengirimkan informasi control downlink ke satu atau lebih pelanggan dalam sel.

5. CPCH (Common Packet Channel), kanal yang digunakan pada saat

uplink hampir sama dengan RACH tetapi dapat menangani beberapa

frame. Berguna pada saat transmisi data.

(11)

b. Dedicated Transport Channels

1. DCH (Dedicated Channel), merupakan kanal point to point baik secara

uplink atau downlink yang dipruntukkan bagi satu MS untuk mentransfer data pelanggan.

2.2.3 Kanal Fisik WCDMA

Kanal fisik adalah layer terbawah untuk transport data-data dari layer diatasnya. Saat mentransmisikan data antara RNC dan UE, medium fisiknya berubah. Antara RNC dan NodeB, informasi transport secara fisik diorganisasikan dalam frame (tentang antarmuka Iub). Antara NodeB dan UE, atau yang disebut sebagai antarmuka radio Uu, informasi transport secara fisik diorganisasikan dalam kanal fisik ini. Kanal fisik direfresentasikan kedalam bentuk UARFCN,

scrambling code dan channelization code. Kanal fisik meliputi :

1. SCH (Synchronization Channel), kanal yang berfungsi untuk sinkronisasi antara UE dan BS. Terdiri dari Primary SCH berguna untuk timeslot synchronization dan secondary SCH berguna untuk

frame synchronization.

2. CPICH (Common Pilot Channel), kanal yang selalu dikirimkan oleh BS dan discramble menggunakan scrambling code dengan spreading factor.

3. Primary CCPCH (Primary Common Control Physical Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink untuk membawa kanal transport

(12)

4. Secondary CCPCH (Secondary Common Control Physical Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink untuk membawa dua kanal

transport secara bersamaan, FACH dan PCH. Berguna pada saat

paging.

5. PRACH (Physical Random Acces Channel), kanal yang digunakan pada saat uplink untuk membawa kanal transport RACH.

6. PCPCH (Physical Common Packet Channel), kanal yang digunakan pada saat uplink untuk membawa uplink kanal transport CPCH.

7. PDSCH (Physical Downlink Shared Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink untuk membawa kanal transport DSCH.

8. PICH (Paging Indicator Channel), kanal yang digunakan pelanggan ketika akan registrasi ke jaringan. Kanal indikator ini terdiri dari AICH (Acquisition Indication Channel), AP-AICH, dan CD/CA-ICH.

9. DCH (Dedicated Channel), kanal yang terdiri dari dua kanal fisik DPDCH dan DPCCH. DPDCH berfungsi membawa da ta pelanggan yang aktual sedangkan DPCCH berfungsi membawa informasi kontrol. Pada komunikasi uplink keduakanal ini terpisah tetapi pada komunikasi downlink kedua kanal menjadi satu dengan frame yang berbeda.

2.3 WCDMA Carrier

WCDMA menggunakan sistem DS-CDMA (Direct Squence

(13)

informasi yang digunakan oleh user disebar di bandwidthyang lebar dengan mengalikan bit-bit informasi tersebut denganbit quasi random yang dinamakan

chip.Presentasi seberapa besar jumlah data yang disebar disebut dengan chip rate. Ratio chip rate dengan simbol spreading factor (SF). Setiap pengguna mobile phone 3G atau yang disebut UE (user equipment) menggunakan spreading code

yang sama dengan spreading code pada sisi pengirim dan dilakukan korelasi agar bit-bit informasi dapat diterjemahkan disisi UE. Chip rate sebesar 3.84 Mcps (megachip per second) dilewatkan pada carrier sebesar 5 MHz.

Bit Informasi Apabila bit yang dikirimkan semakin banyak,

sinyal power yang dibuutuhkan makin tinggi pula

Gambar 2.5 Hubungan antara sinyal informasi, sinyal power dan bandwidth Semua pengguna di WCDMA dapat dialokasikan pada frekuensi dan

timeframe yang sama tetapi hanya dibedakan dengan kode sehingga hasilnya interferensi dapat dikurangi.

2.4 Arsitektur 3G UMTS

(14)

diperkenalkan UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) sebagai RAN (Radio Access Network) yang baru dalam UMTS. Arsitektur jaringan Sistem selular 2G dan 3Gdapat dilihat pada Gambar 2.6. Jaringan arsitektur UMTS digambarkan sepertiGambar 2.6 , dimana menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau perkembangan dari jaringan inti GSM.

Gambar 2.6 Arsitektur Sistem selular 2G dan 3G 2.4.1 UTRAN

(15)

yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya soft handover diantara RNC tersebut.

RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa

node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC.

BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama seperti pada GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman dan penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation,

dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan

power control.Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem (RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni

interface Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda. Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.

Perangkatpelanggan adalah UE yang terdiri dari mobile equipment (ME) UMTS subscriber identity module (USIM). UTRAN berhubung dengan CN melalui interface Iu yang terdiri dari interface Iu-CS yang mendukung layanan

circuit-switch, dan interface Iu-PS yang mendukung layanan packet –switch.

Interface Iu-CS menghubungkan RNS ke MSC dan memiliki kesamaan dengan

(16)

analog dengan interface Gb GPRS. Dalam 3GPP Rel. 1999, seluruh interface

pada UTRAN, sebagaimana interface antara UTRAN dan CN, menggunakan

Asyncronous Transfer Mode (ATM) sebagai mekanisme transport. 2.4.2 RNC

RNC yang mengontrol node B dibawahnya disebut dengan CRNC (Controlling RNC).CRNC bertanggungjawab memanajemen sumber radio yang tersedia pada node B yang mendukung.RNC yang menghubungkan UE dengan CN disebut SRNC (Serving RNC). Selama UE beroperasi, SRNC mengontrol sumber radio yang digunakan oleh UE dan mengakhiri interface Iuke dan dari CN untuk layanan yang digunakan oleh UE.

UTRAN mendukung soft handover, terjadi antara node B yang dikontrol oleh RNC yang berbeda.Selama dan setelah soft handover antara RNC, kemungkinan ditemukan situasi dimana UE berhubungan dengan node B yang dikontrol oleh RNC tetapi bukan SRNC.RNC yang demikian disebut DRNC (Drift RNC).

Apabila UE berpindah dan berpindah lagi dari node B yang dikontrol oleh SRNC, hal ini menyebabkan SRNC tidak mampu mengontrol pergerakan UE sendirian, sehingga memungkinkan UTRAN memutuskan mengalihkan pengontrolan hubungan ke RNC yang lain. Kemudian disebut dengan Serving

RNS (SRNS) relocation. 2.4.3 Node B

Node B adalah unit fisik untuk mengirim atau menerima frekuensi pada sel. Node B tunggal dapat mendukung baik mode FDD maupun TDD dan dapat

(17)

radio Uu dan berhubungan dengan RNC melalui interface Iub ATM. Tugas utama

node B adalah mengkonversi data interface Iub dan Uu, termasuk forward error correction (FEC). WCDMA Spreading/dispreading dan modulasi QPSK pada

interface radio.Node B mengukur kualitas dan kekuatan hubungan dan menentukan Frame Error Rate (FER), transmisi data ke RNC sebagai laporan pengukuran pada handover dan penggabungan macro diversity. Node B juga bertanggung jawab pada FDD softer handover .penggabunganmicro diversity

Gambar

Gambar 2.1 Alokasi Frekuensi pada sistem 3G
Gambar 2.2 Harmonic Distortion pada GSM 900 tepat pada frekuensi
Gambar 2.3  GSM Versus WCDMA pada spektrum frekuensi
Gambar 2.4 Tipe kanal pada sistem WCDMA
+3

Referensi

Dokumen terkait

Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal

Banyak iklan di televisi yang memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang indah, hal ini menyebabkan bahwa pandangan masyarakat mengenai perempuan cantik adalah perempuan yang

Berdasarkan hasil pengkategorian di atas diketahui bahwa, persentase dan frekuensi Pengambilan keputusan Mahasiswa Fakultas Psikologi dari jumlah total keseluruhan

Pemanfaatan gulma sebagai pakan ternak ruminansia tidak hanya dapat mengatasi kurangnya produksi hijauan yang berkualitas namun dapat mengendalikan gulma perkebunan

Habibie langsung diangkat sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa bersejarah ini disambut dengan haru biru

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran wait time dan kesiapan belajar siswa, maka dapat diketahui rekapitulasi proses

Tujuan penelitian ini untuk menge- tahui apakah nilai Ki peptidoid hasil rancangan lebih tinggi daripada peptida utama dan menge- tahui pengaruh interaksi yang terbentuk

PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PEDESAAN DESA SRI GUNUNG DUSUN VI LORONG SD KECAMATAN SUNGAI LILIN. LOKASI : KECAMATAN