• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Anak Tentang Program Tentang Acara TV Studi Korelasi Tentang Hubungan Persepsi Siswa Dengan Tayangan Acara Hitam Putih Pada Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Anak Tentang Program Tentang Acara TV Studi Korelasi Tentang Hubungan Persepsi Siswa Dengan Tayangan Acara Hitam Putih Pada Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Teori merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penelitian.

Seorang peneliti harus memilih dan menentukan teori apa yang digunakannya

dalam penelitian. Sebagaimana yang di defenisikan oleh Nawawi dalam bukunya

Metode Penelitian Sosial, mengemukakan bahwa penelitian memerlukan

kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti

masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuatkan pokok-pokok

pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah peneliti akan disoroti.

Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi

proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang

menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala

tersebut (Rakhmad, 2004 : 6). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap

relevan adalah :

2.1.1 Komunikasi Massa

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication, berasal dari

bahasa latin communis, yang berarti “sama”. Sama dalam artian ini adalah makna, maka komunikasi dapat terjadi apabila adanya kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang akan disampaikan oleh sumber kepada khalayak yang tujuannya untuk

mengubah atau membentuk perilaku orang lain (Effendy, 2007: 3). Komunikasi

tidak akan berjalan dengan sukses tanpa adanya media sebagai jembatan antara

(2)

Komunikasi massa pertama kali muncul pada akhir tahun 1930-an. Dalam

arti komunikasi massa lebih menunjuk kepada penerima pesan yang berkaitan

dengan media massa. Ada beberapa bentuk media massa antara lain media

elektronik, media cetak, buku serta film. Oleh karena itu, komunikasi massa dapat

didefenisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim

pesan kepada audiens yang luas dengan tujuan untuk memberikan informasi,

menghibur atau membujuk (Vivian, 2008: 450).

Komunikasi massa merupakan suatu proses yang begitu kompleks karena

didalamnya meliputi hubungan antara publik dan sarana saluran, termasuk

diantaranya beberapa aspek dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi

kelompok, komunikasi organisasi yang secara keseluruhan masuk dalam

komunikasi organisasi massa.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih

rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner

dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta

paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan menurut

Rakhmat ( 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media

cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak

(3)

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan

oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat

dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:

1. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim

2. Pesan disampaikan secara terbuka

3. Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat

sekilas (khusus untuk media elektronik)

4. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang

kompleks yang melibatkan biaya besar.

Dari defenisi komunikasi massa yang dipaparkan diatas, dapat diketahui

bahwa komunikasi massa yaitu bahwa komunikasi massa harus menggunakan

media massa sebagai penghubung untuk disampaikan kepada khalayak. Kelebihan

dari komunikasi massa ini yaitu komunikan atau penerima informasi sangatlah

banyak dan jumlahnya tidak terbatas.

Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17)

yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi

mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat

membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretation (Penasiran)

Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas

wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi

(4)

3. Linkage (Pertalian)

Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota

masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian)

berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)

Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran

masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa

memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa

yang mereka harapkan.

5. Entertainment (Hiburan)

Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak,

karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan

hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

Komunikasi menggunakan media massa pada masa ini banyak mendapat

penelitian dari para ahli disebabkan semakin majunya teknologi di bidang media

massa. Kemajuan teknologi di dunia pertelevisian berhasil membuat khalayak

menjadi ketergantungan pada televisi tersebut bahkan menjadi kebutuhan primer

di tengah-tengah masyarakat. Kemajuan teknologi di bidang televisi yang dengan

satelitnya mampu menghubungkan dengan seluruh dunia secara visual auditif, dan

pada saat suatu tempat mengalami kejadian atau peristiwa; itu semua berpengaruh

besar pada kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya (Effendy, 2007: 83).

Komunikasi pada komunikasi massa melibatkan lembaga dan

komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks karena media massa

(5)

orang lain, bukan individual. misalnya, sebuah sinetron yang ditayangkan di

televisi tentunya didukung atau disponsori oleh iklan. Maka dari itu komunikator

pada komunikasi massa disebut juga komunikator kolektif karena tersebarnya

pesan yang berupa informasi merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja.

Menurut Effendy, terdapat 5 ciri dari komunikasi massa diantaranya

adalah :

a. Komunikasi massa berlangsung satu arah

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

d. Media massa menimbulkan keserempakan

e. Komunikan komunikasi bersifat heterogen (Fajar, 2009: 226).

2.1.1.1 Televisi

Sejak teknologi televisi hadir, televisi mulai diperkenalkan di berbagai

negara di dunia sebagai sarana yang dapat memberikan informasi kepada

masyarakat umum. Sering perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari, kita

selalu tidak bisa lepas dari yang namanya televisi, bahkan televisi sudah menjadi

kebutuhan primer dan kebiasaan bagi manusia. Program-program acaranya yang

mampu menghipnotis khalayak dan rela menghabiskan waktu menonton televisi.

Televisi berasal dari dua suku kata yaitu dalam bahasa Yunani yaitu tele berarti “jarak” dan dalam bahasa latin visi yang berarti “citra atau gambar”. Jadi

kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar dan suara dari suatu tempat

yang berjarak jauh (Effendy, 2007: 174). Apa yang dilihat penonton merupakan

siaran gambar-gambar dan juga suara yang dipancarkan oleh pemancar televisi.

(6)

daya tarik yang kuat sehingga membuat para penonton merasa sumber sedang

berbicara langsung kepada kita sebagai penonton.

Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society: an Incuest and

Agenda” (1965), dibandingkan dengan media massa lainnya televisi tampaknya

mempunyai keistimewaan. Menurut hasil survei, dari semua media komunikasi,

televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto &

Erdinaya, 2004: 125). Jika televisi tidak muncul kemungkinan khalayak akan

sedikit mendapatkan informasi-informasi teraktual sehingga minimnya wawasan

yang didapat. Televisi sendiri merupakan gabungan dari media dengar dan

gambar yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan dan pendidikan. Televisi

menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk

santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan

seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan

oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan jelas

terlihat secara visual.

Televisi melakukan berpikir dalam gambar, yakni mengenai visualisasi

dan penggambaran. Maksudnya adalah televisi menghadirkan program acara yang

disiarkan agar khalayak bisa mendengarkan kata-kata yang disampaikan oleh

sumber baik itu berupa hiburan ataupun informatif, selain mendengarkan khalayak

dapat melihat gambar yang disajikan didalamnya sehingga kita sebagai penonton

dapat melihat penampilan, suasana, tempat dan lain-lain.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan

melalui televisi (dalam Ardianto dan Erdinaya, 2004: 130) diantaranya adalah :

(7)

Dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun,

seorang komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang

komunikannya. Tetapi dalam komunikasi melalui televisi, faktor pemirsa

menjadi perhatian lebih, disebabkan komunikator harus mengalami

kebiasaan dan minat pemirsa baik dalam kategori anak-anak, remaja

ataupun dewasa. Misalnya dengan aktivitas anak-anak, di pagi hari

pastinya kegiatan mereka adalah sekolah dan belajar, disiang harinya

mereka beristirahat atau mengerjakan tugas pekerjaan rumah, di waktu

sore hari mereka akan bermain-main atau bersantai-santai sambil

menonton televisi.

b. Waktu

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara yang

ditayangkan dapat secara proporsional dan dapat diterima oleh sasaran

khalayak. Pada umumnya manusia membutuhkan informasi secepatnya

atau sepagi mungkin untuk mendapatkan berita yang teraktual. Misalnya

Mnctv pada pukul 04.30 WIB menyiarkan berita “Lintas pagi“, SCTV

pada pukul 05.30 WIB dalam “Liputan 6 Pagi”, TV One dalam “Kabar

Pagi” dan sebagainya.

Sementara untuk acara anak-anak biasanya disiarkan pagi dan sore hari

sampai menjelang pukul 19.00 WIB, dikarenakan anak-anak bersekolah

ada yang pagi hingga siang hari bahkan ada dari yang siang sampai sore

hari. Sehingga biasanya diasumsikan dari pukul 07.00 – 11.20 WIB dan

12.00 WIB – 14.30 WIB untuk belajar. Sedangkan bagi semua stasiun

(8)

utama, yakni waktu yang dianggap paling baik untuk menayangkan acara

pilihan, karena pada saat itulah seluruh anggota keluarga berkumpul dan

memiliki waktu untuk menonton televisi. Hal-hal itu merupakan sedikit

gambaran mengenai kesesuaian faktor waktu dengan kebiasaan pemirsa

dan kategori khalayaknya.

2. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap

penayangan acara. Misalnya acara Tayangan Acara Hitam Putih di Tran

TV berdurasi 60 menit, Sedangkan acara-acara film bioskop yang diputar

televisi biasanya berdurasi 120 menit. Durasi dari masing-masing acara

disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah.

3. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi pada umumnya menurut khalayak adalah untuk

menghibur, dan mendapatkan informasi. Bukan berarti fungsi mendidik

dan membujuk diabaikan, fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap

ada karena sama pentingnya bagi komunikator dan komunikan. Agar

fungsi mendidik dan membujuk tetap ada dan tetap diminati pemirsa,

maka hal yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode penyajian

tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengandung unsur hiburan.

Seperti misalnya dalam suatu acara dakwah agama oleh seorang ustadz

yang ingin menyampaikan informasi mengenai puasa, maka informasi itu

akan lebih baik jika dikemas mengandung unsur candaan. Atau pesan

nonhiburan ditempelkan pada acara hiburan. Misalnya dalam sinetron atau

(9)

dan informasi yang terselubung sehingga pemirsa tidak merasa terganggu

dengan adanya sisipan tersebut.

2.1.2 Teori S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari stimulus-organism-response. Menurut stimuus respon efek yang ditimbulkan adalah reaksi stimulus khusus, sehingga seseorang

dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan (Effendy, 2007: 254). Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu

prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli

tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan

suatu ikatan yang erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.

Menurut pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa

dalam menelaah sikap yang baru ada 3 (tiga) variabel penting (Effendy, 2007:

255). Adalah sebagai berikut:

1. Perhatian

2. Pengertian mencakup pengetahuan dan pemahaman

3. Penerimaan yaitu :

a. Opini Positif

b. Opini negatif

(10)

Gambar 1 Teori S-O-R

Sumber: (Effendy, 2007 : 255)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organism. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya

kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan

perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Stimulus Organism

Perhatian  Pengertian  Penerimaan

Respon

Persepsi

Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan.

(11)

Perubahan yang terjadi pada individu sangat bergantung pada proses yang

terjadi pada individu itu sendiri. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan bisa jadi diterima atau ditolak. Setelah terjadi proses-proses yang ada

dalam diri komunikan, maka perubahan yang terjadi adalah :

1. Perubahan kognitif,

Pada perubahan ini pesan ditujukan kepada komunikan, bertujuan

hanya untuk mengubah pikiran dari komunikan yang nantinya akan

menghasilkan perilaku. Perilaku seseorang didasarkan pada kognisi yaitu

tindakkan dan memikirkan sesuatu dalam situasi atau keadaan dimana

tingkah laku itu terjadi.

2. Perubahan afektif,

Dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan hanya untuk

diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan adanya timbul suatu

bentuk perasaan tertentu seperti keterbukaan, adanya tujuan

masing-masing individu dalam meningkatkan kinerja serta memiliki kredibilitas

dalam membuat keputusan.

3. Perubahan behavioral,

Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku,

tindakan atau aktivitas. Dimana behaviorisme ini biasanya mengutamakan

unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan

lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan

pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,

mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh

(12)

2.1.3 Persepsi

Persepsi merupakan proses psikologis yang diasosiasikan dengan

interpretasi dalam pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu (Fajar,

2009 : 149). Adanya pesan yang ingin dikirimkan dapat diperoleh melalui sensasi

atau indera yang kita punya. Representasi dari penginderaan itu maksudnya kita

masih belum bisa mengartikan makna suatu objek secara langsung, karena kita

hanya bisa mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek

tersebut.

Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi

adalahkemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses

untukmenerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia.

Persepsimanusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada

yangmempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun

persepsinegatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau

nyata.Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu

proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh

organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan

aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagaiakibat dari persepsi

dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang

akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang

bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir,

pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam

mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar

(13)

Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan

tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005:

23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau

menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia”.

Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan

kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sehingga proses

tersebut mempengaruhi kita. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa

persepsi merupakan inti dari komunikasi kita, dimana persepsi kita yang

menentukan apakah kita menerima pesan atau menolak pesan tersebut. (Mulyana,

2009 : 27)

Atensi merupakan faktor utama dalam suatu rangsangan yang menentukan

selektifitas, sehingga mempengaruhi faktor biologis (rasa lapar, haus dan

sebagainya) faktor fisiologis (tinggi, pendek, sakit, cacat tubuh dan sebagainya),

faktor sosial (gender,agama, pekerjaan dan sebagainya), faktor psikologis

(keinginan, motivasi, pengharapan dan sebagainya) serta atribut-atribut objek

yang dipersepsikan seperti gerakan, intensitas, stimuli sehingga lebih menarik

perhatian. Interpretasi didefenisikan sebagai pemaknaan dalam meletakkan suatu

rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi sebuah keseluruhan.

Manusia cenderung berpersepsi dalam bias-bias tertentu ketika hendak

membentuk kesan terhadap orang lain. sebagai contoh, kita selalu berpersepsi

(14)

pendidikan tinggi. Berikut ini merupakan tiga (3) komponen utama dalam proses

terjadinya persepsi (Sobur, 2010 : 447) :

1) Seleksi, yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar

yang intensitas maupun jenisnya terdapat banyak atau sedikit.

2) Interpretasi, yaitu proses pengorganisasian informasi yang menimbulkan

makna pesan bagi seseorang.

3) Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah

laku.

Menurut Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi

seseorang adalah sebagai berikut :

1) Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,

gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,

pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,

pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu

objek.

Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam

persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

(15)

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus

disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu

otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon

diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu

sekumpulan objek

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama

lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek,

stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau

kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun

situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya

perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan- perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan-perbedaan dalam

sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi

ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh

(16)

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang

bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai.

Dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawai, 1995 : 40) koonsep

menggambarkan suatu fenomena suatu abstrak yang dibentuk dengan jalan

membuat generalisasi terhadap suatu yang khas(nazir, 1988 : 148) jika kerangka

konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan

hipotesis yang sederhana merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji

kebenarannya. Agar konsep konsep dapat d teliti secara epiri, maka harus d

oprasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun komponen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : Persepsi Siswa SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan terhadap Tayangan Acara Hitam Putih. Berdasarkan

komponen tersebut, maka terbentuklah suatu skema model teoritis penelitian

sebagai berikut:

Gambar 2

Model Teoritis Penelitian

Tayangan Acara Hitam Putih Persepsi Siswa SMA

(17)

2.3 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan,

maka untuk mempermudah penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variabel

sebagai berikut :

Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai

cara-cara untuk mengukur konsep-konsep yang akan diteliti menjadi bersifat

operasional (Sarwono, 2006: 27). Adapun yang menjadi defenisi operasional

dalam penelitian ini adalah :

(18)

a. Tingkat kepercayaan tingkat kepercayaan yaitu siswa Siswa SMA

Kemala Bhayangkari 1 Medan terhadap Tayangan Acara Hitam Putih

di Trans TV.

b. Konteks (context) adalah penayangan yang disajikan berisi hubungan-hubungan yang menggambarkan kehidupan nyata.

c. Kejelasan makna dari penayangan Tayangan Acara Hitam Putih di

Trans TV.

d. Kejelasan bahasa yang digunakan dalam penayangan Tayangan Acara

Hitam Putih di Trans TV memiliki bahasa yang jelas dan mudah

dimengerti oleh khalayak.

e. Capability adalah kemampuan Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan menerima pesan yang disampaikan dalam penayangan Acara

Hitam Putih di Trans TV.

2. Persepsi Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

a. Seleksi adalah proses penyaringan informasi oleh Siswa SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan mengenai Tayangan Acara Hitam Putih di Trans

TV, serta rangsangan yang menimbulkan perhatian siswa.

b. Interpretasi adalah proses dimana siswa Siswa SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan memahami dan menerima informasi dari

tayangan pemberitaan tersebut sehingga memiliki makna bagi siswa.

c. Reaksi adalah respon yang diterima berdasarkan stimulus atau

rangsangan yang diterima oleh alat indera. Respon dalam hal ini

berkaitan dengan reaksi atau emosi terhadap tayangan Tayangan Acara

(19)

3. Karakteristik responden

a. Jenis kelamin dari Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medanyaitu

laki-laki atau perempuan

b. Kelas (tingkatan) dari siswa Siswa SMA Kemala Bhayangkari 1

Medankelas 5 dan 6.

c. Frekuensi menonton yaitu frekuensi menonton Siswa SMA Kemala

Bhayangkari 1 Medan yang pernah menonton Tayangan Acara Hitam

Gambar

Gambar 1 Teori S-O-R
Tabel 1. Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau menganalisis suatu obyek melalui ekspresi luar dari obyek tersebut dalam bentuk karya lukisan atau tulisan.. Metode ini dipakai

[r]

Dalam Penyusunan Profil yang sangat sederhana ini mencakup gambaran dari hasil kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar Tahun 2011.. Kami menyadari bahwa isi

Ada baiknya perusahaan dalam menetapkan harga pokok produknya dapat mencoba dengan pendekatan full costing untuk dapat merinci unsurunsur biaya kedalam perhitungan harga pokok

Aplikasi Administrasi Pada Puskesmas Pancoran Mas Depok Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0, adalah program terapan yang penulis buat berdasarkan penelitian secara

Dengan penyedia layanannya atau yang disebut Internet Service Provider dapat memenuhi kebutuhan setiap orang yang memerlukan suatu informasi kapan dan dimanapun dengan fasilitas

Secara internal Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 pada dasarnya dapat memberikan sebagian gambaran dari pembangunan kesehatan Kebupaten Polewali

Puji syukur atas ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan izinnya-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi