• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional Indonesia adalah

terbangun atas pengalam

seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila

sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Dari amanat tersebut disadari bahwa

penjelmaan pula dari proses perubaha

bangsa, di dalam kebulatannya. Pembangunan Nasional merupakan cerminan

kehendak terus-menerus meningkatka

Indonesia secar

dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.

Sistem pembangunan Indonesia diselenggarakan secara simultan antara

sistem pembangunan nasional dan sistem pembangunan daerah. Sistem

pembangunan Indonesia tersebut ditandai salah satunya dengan sistem

pembangunan Indonesia yang meliputi pembangunan nasional, yaitu proses

pembangunan yang manajemennya dilakukan oleh pemerintah pusat, dan

pembangunan daerah yang proses pembangunannya dilakukan pemerintah daerah.

Pembangunan tentang peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peranan

serta masyarakat dalam berbagai sektor untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat secara efektif dan efisien dalam sistem NKRI maka Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tenatang Pemerintahan Daerah disahkan menjadi dasar

(2)

2014 menjadi acuan Pemerintah Daerah bergerak memenuhi kewajiban

Pemerintah Daerah dalam melakukan segala kegiatan/program kerja yang telah

diatur dengan kata lain sudah diamanahkan sesuai hukum dari Pemerintah Pusat

ke daerah.

Desa adalah daerah politik yang otonom. Fungsi kecamatan dalam konteks

ini adalah sekedar menjalankan fungsi administratif dan koordinatif di wilayah

kecamatan, sesuai dengan status kecamatan yang tidak lagi menjadi sebuah

wilayah kekuasaan melainkan sekedar sebagai perpanjangan dari kabupaten. Di

desa, pembangunan ditujukan untuk kemajuan desa dan berdampak pada

kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan desa harus dapat melihat apa saja

yang menjadi potensi dari desa yang bisa diangkat dan dijadikan suatu peluang

untuk desa agar desa tersebut dapat memiliki keunggulan yang berbeda dengan

desa lainnya meskipun desa-desa tersebut berada didalam suatu kecamatan yang

sama. Pembangunan di desa dapat meliputi pembangunan dalam bidang petanian,

perternakan, perkebunan atau lain sebagainya sesuai dengan potensi-potensi yang

ada di setiap daerah desa tersebut.

Wilayah pedesaan sangat luas, jumlah penduduk sangat banyak namun

jumlah penduduk disetiap desa relatif sedikit, tingkat pendapatan, pendidikan dan

derajat kesehatan rendah, ditambah lagi aksesbilitas terhadap faktor-faktor

produktif, modal usaha dan investasi, dan memperoleh informasi sangat rendah,

sehingga kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan jauh tertinggal

dibandingkan masyarakat perkotaan. Daerah pedesaan mempunyai fungsi dan

peranan yang sangat penting, yaitu seperti menghasilkan berbagai jenis komoditas

(3)

penduduk perkotaan, sebagai bahan baku untuk industri dan sebagian lagi untuk

ekspor. Oleh karena itu upaya pembangunan pedesaan haruslah menjadi salah satu

prioritas dan harus mendapatkan perhatian yang lebih pada saat ini maupun

dimasa mendatang.

Pada saat melaksanakan pembangunan didesa, desa sering mengalami

hambatan dan kendala yang tidak ringan dari segi geografis, topografi,

demografis, ketersediaan sarana dan prasarana, kelemahan akses terhadap

informasi dan modal pasar, partisipasi masyarakat yang belum proaktif, dan masih

banyak kelemahan fungsi organisasional dan fungsional-oprasional lainnya.

Pembangunan desa dikaji menggunakan pendekatan partisipatif yang

diartikan pembangunan dilakukan dari bawah (bottom-up development), dimana masyarakat terlibat langsung dan mengambil peran serta dalam pembangunan.

Dalam menciptakan ketatapemerintahan yang optimal, maka dikenallah istilah

dengan good governance. Lingkungan ketatapemerintahan yang optimal , diyakiniharus memiliki elemen-elemen yang saling berkolaborasi secara sinergis

dan menciptakan keserasian sepanjang masa. Elemen pemerintahan desa,

masyarakat desa dan pihak swasta harus memiliki keinginan kuat untuk

berasama-sama membangun desa.

Mengembangkan desa, desa tidak boleh mengharapkan bantuan dari

elemen luar desa saja, namun harus mampu mandiri dalam melaksanakan proses

pembangunan itu sendiri. Mendorong, meningkatkan kesadaran dan aktualisai

kekuatan dan kelemahan adalah hal yang paling penting untuk menciptakan

kemandirian desa. Upaya pengentasan kelemahan dan rintangan desa hanya bisa

(4)

sendiri yang tau program-program pembangunan apa yang paling dibutuhkan

masyarakat local atau dikenal dengan partisipasi masyarakat dalam pembengunan.

Partisipasi masyarakat desa merupakan gebrakan pembangunan bagi

pedesaan dimana masyarakat desa memiliki kesadaran dan kemauan penuh

dengan memberikan kontribusi aktif secara swadaya membangunan desa.

Pembangunan desa harus dipelopori oleh elemen masyarakat desa untuk

menciptakan keselarasan diantara setiap elemen pembangunan. Pembangunan

desa bukan hanya dapat dilakukan oleh aparatur desa dan masyarakat secara

individual tetapi juga kelompok masyarakat yang dapat menjadi rekan kerja dan

sebagai utusan masyarakt untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada

pembangunan desa. Adanya kelompok-kelompok masyarakat bisa dijadikan

sebuah alternatih sumber daya manusia yang baik bagi pembangunan desa.

Desa Kepala Sungai adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat yang sedang menggalakan pembangunan desa

dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat dan kelompok-kelompok

masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai. Desa Kepala Sungai memiliki luas

wilayah 946 Hektar dan terdiri dari 11 Dusun dengan luas wilayah pertanian

seluas + 785 Hektar, dengan tanah sawah tadah hujan seluas 425 Hektar dan

tanah pertanian bukan sawah seluas 360 Hektar. Desa Kepala Sungai memiliki

jumlah penduduk sebanyak 5375 penduduk desa yang 88,5% penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani, dengan pembagian, Petani/Berternak +

25,5%, Petani/Pengerajin Batu Bata + 27,5%, Petani/Pekebun + 12%, dan

Petani/Buruh Musiman + 35%. . Disetiap dusunnya terdapat kelompok-kelompok

(5)

pekerjaan mayoritas masyarakatnya. Dengan luas wilayah tersebut dan luas

wilayah pertanian serta jumlah penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai

petani sebesar 88,5% dan ada nya kelompok-kelompok tani yang tersebar disetiap

dusun tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah desa sebagai mitra dalam

pembangunan desa. Namun pemanfaatan kelompok masyarakat dalam

pembangunan desa belum berjalan optimal. Hal tersebut terjadi karena

kelompok-kelompok masayarakat terutama kelompok-kelompok tani tersebut masih hanya menjalankan

kegiatan pertanian saja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sendiri tanpa

ikut bersinergi dengan pemerintahan desa untuk bergabung dalam pembangunan

desa melalui kegiatan dan program pemerintah desa. Hal tersebut terjadi karena

pemerintah desa kurang menyadari bahwa pembangunan adalah berawal dari

masyarakat dan diperuntukkan untuk masyarakat itu juga sehingga kurang optimal

dalam melibatkan kelompok masyarakat yang ada. Dan juga kelompok

masyarakat itu sendiri kurang proaktif dalam melihat kondisi dan kemampuan

mereka untuk bersinergi dengan pemerintah desa dalam pembangunan desa yang

seharusnya mampu dijalakan bersama oelah kedua pihak.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) Dalam Pembangunan Desa” (Studi Kasus di Desa Kepala

Sungai Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting agar di ketahui arah jalannya suatu

(6)

yang mencampur adukkan kedua jenis batasan tersebut. Ada yang menganggap

sebagai dua hal tetapi sama. Ada yang mengunakan secara tebalik. Batasan

masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertayaan penelitian yang

akan dicari jawabannya melalui penelitian. Dengan makna tersebut maka batasan

masalah sebenarnya adalah batasan permasalahan. (Arikunto, 2005:14).

Dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Bagaimana Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam

Pembangunan Desa di Desa Kepala Sungai.

1. Bagaimana peranan Pemerintah Desa dalam mengikutsertakan Gabungan

Kelompok tani (GAPOKTAN) pada pembangunan desa di Desa Kepala

Sungai?

2. Bagaimana bentuk-bentuk peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai?

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menganalisa peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

dalam pembangunan di Desa Kepala Sungai.

1. Untuk mengetahui bagaimana Pemerintah Desa dalam mengikutsertakan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada pembangunan desa di Desa

(7)

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk peranan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah selesai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang

baik bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian

ini. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian

perbandingan bagi yang mengunakannya.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai

permasalahan dan juga masukan bagi pemerintah desa dan masyarakat di Desa

Kepala Sungai dalam melaksanakan pembangunan.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan terutama pemerintah

desa dan masyarakat dalam pembangunan desa.

4. Bagi penulis, berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

berfikir dan melatih penulis dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh

selama masa perkuliahan.

1.5. Tinjauan Teoritik

Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam

penulisan skripsi, peneliti tidak dapat mengembangkan masalah yang mungkin

ditemui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang

(8)

teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan

bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).

Landasan teroti adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang

telah disusun rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah

penelitian. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi

yang berfungsi melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi hubungan

antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan

fenomena.

Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bagian ini penulis akan

mengemukakan teori, pendapat, serta gagasan yang akan menjadi titik tolak

landasan berfikir dalam penelitian ini, yaitu:

1.5.1. Good Governance

Menurut United National UNOP (Sedarmayanti, 2003:7) good governance dipahami sebagai hubungan yang kontuktif dan sinergis diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat. Hal yang sama juga dinyatakan oleh

Lembaga Administrasi Negara yang menyatakan bahwa good governance

sebagai penyelenggaraan pemerintahan Negara yang solid dan bertanggung

jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang

konstruktif di antara domain-domain Negara, sektor swasta dan masyarakat.

Sementara menurut Leftwich (Wibowo, 2010:49) good governance

diartikan sebagai administrasi yang sehat dan sekaligus politik yang

demokratis dengan serangkaian yang non-ekonomis, seperti kesamaan,

keseimbangan gender, menghormati hokum, toleransi sosial, structural, dan

(9)

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu sentral yang paling menegemuka dalam pengelolaan administrasi publik pada saat

ini. Tuntutan dari segi fungsional, aspek governance ditinjau melalui

pemerintah yang bertindak secara efektif dan efisien dalam uapaya mencapai

tujuan yang telah digariskan. Good governance dideskripsikan melalui 3 kaki yaitu:

1. Economic governance yang meliputi proses pembuatan kepitusan yang memfasilitasi terhadap persamaan, kemiskinan, dan taraf kehidupan.

2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan. 3. Administrative governance adalah sistem implementasi kebijakan.

Oleh karena itu institusi adalah governance yang meliputi tiga domain, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat yang saling berinteraksi dan

menjalankan fungsi masing-masing dengan tujuan yang sama. Pemerintah

bertindak sebagai menciptakan lingkungan politik dan hokum yang kondusif,

swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan masyarakat

berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk

mengajak kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktifitas

ekonomi, sosial dan politik.

Berdasarkan pemahaman tentang good governance yang dipaparkan oleh beberapa tokoh diatasdapat dipahami bahwa good governance

merupakan salah satu wujud penyelenggaraan pemerintahan yang

bertanggung jawab secara efektif dan efisien dalam mewujudkan

(10)

pemerintah, masyarakat dan swasta sebagai oknum yang berperan paling

penting dalam pelaksanaan pemerintahan tersebut.

1.5.1.1. Orientasi Good Governance

Good governance berorientasi dalam dua hal, yaitu:

1. Orientasi ideal, Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan

nasional. Orientasi ini bertitik tolak pada demokratisasi dalam

kehidupan bernegara dengan elemen konstituennya seperti,

legitimasi (apakah pemerintah dipilih dan mendapat kepercayaan

dari rakyat), akuntabilitas, securing of human rights, autonomy and devolution of power dan assurance of civilian control.

2. Pemerintah yang berfungsi secara ideal, yaitusecara efektif dan

efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional.

Orientasi kedua ini tergantungpada sejauh mana pemerintah

mempunyai kompetensi, dan sejauh mana struktur serta mekanisme

politik serta administrasi berfungsi secara efektif dan efisien.

1.5.2. Peranan

Nasution (1994:74) menyatakan bahwa peranan adalah mencakup

kewajiban hak yang bertalian kedudukan”. Peranan adalah suatu aspek

dinamika berupa pola tindakan baik yang abstrak maupun yang kongkrit dan

setiap status yang ada dalam organisasi.

Peranan juga dapat diartikan terciptanya serangkaian tingkah laku

yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta

(11)

Adapun beberapa pengertian peranan sesorang yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan disini di artikan sebagai

rangkaian peraturan yang memimbing seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

sebagai struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

peranan adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik

secara individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan

suatu peristiwa.

1.5.3. Kelompok Masyarakat

Kelompok masyarakat atau yang disebut juga dengan kelompok sosial

menurut Soerjono Soekanto (2002:68) adalah himpunan atau kesatuan

kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara

mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Menurut

berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan

(12)

1.5.3.1. Ciri-Ciri Kelompok

Menurut Soerjono Soekamto (2002:68), suatu himpunan

manusia atau yang dikatan sebagai kelompok sosial memiliki ciri

kurang lebih sebagai berikut :

1. Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia

adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan

anggota yang lainnya.

3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan

antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama,

kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang

sama, dan lain-lain.

4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

5. Bersistem dan berproses.

6. Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok

tergantung pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan

perannya

7. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para

anggotanya

8. Memiliki kepentingan bersama.

1.5.3.2. Pembagian Kelompok

Bierstedt (1948:700) kemudian membagi kelompok menjadi

(13)

1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang buka

memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.

Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah

2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki

persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan

sosial di antara anggotanya.

3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki

kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya,

tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok

pertemuan, kerabat.

4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya

mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan

pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para

anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi,

serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh:

1.5.3.3. Jenis Kelompok

Kelompok sosial adalah

lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian

1. Kelompok primer(primary group)

adalah kelompok yang saling mengenal anggotanya serta terdapat

(14)

adalah keluarga, kelompok sepermainan,dan rukun tetangga. Jadi

kelompok primer merupakan suatu kelompok di mana orang

dapat mengenal orang lain secara pribadi dan akrab hal tersebut

di lakukan melalui hubungan yang bersifat informal, akrab,

personal, spontan, dan ekslusif.

Syarat-syarat kelompok primer adalah sebagai berikut:

1. anggota kelompok secara fisik saling berdekatan dan terdapat

interaksi yang intensif

2. kelompok tersebut merupakan kelompok kecil sehingga tiap

individu relatif mudah untuk berinteraksi secara langsuog

3. terdapat hubungan yang langgeng antar anggota yang

bersangkutan biasany ada hubungan darah, kekerabatan,

ataupun pertemanan.

2. Kelompok sekunder (secondary group)

adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang

hubungan tidak harus saling mengenal secara pribadi,kurang

akrab,dan sifatnya tidak begitu langgeng karena mereka

berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama Contoh dari

kelompok sekunder: kumpulan orang-orang yang melakukan

hubungan kontrak(jual beli) yang melibatkan munculnya hak dan

kewajiban dari masing" pihak, hubungan ini sangat rentan

terhadap konflik terutama jika salah satu pihak melanggar

(15)

1.5.4. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor

82/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani

dan Gabungan Kelompok Tani, Gabungan kelompoktani berfungsi untuk

memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama mulai dari sektor hulu sampai

hilir secara komersial dan berorientasi pasar. Pada tahap pengembangannya

gapoktan tersebut dapat memberikan pelayanan informasi, teknologi dan

permodalan kepada anggota kelompoknya serta menjalin kerjasama dengan

pihak lain. Diharapkan penggabungan Kelompok Tani (POKTAN) dalam

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) akan menjadikan kelembagaan

petani yang kuat dan mandiri serta berdaya saing. Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) sebagai gabungan kelompok tani yang bergabung dan

bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

Gapoktan dibentuk untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada,

sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran

yang jelas. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang ada di

masing-masing desa yang beranggotakan seluruh petani, peternak, dan nelayan di

desa tersebut. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut akan

senantiasa dibina dan dikawal hingga menjadi lembaga usaha yang mandiri,

profesional dan memiliki jaringan kerja luas.

Lembaga pendamping yang utama adalah Dinas Pertanian setempat,

di mana para penyuluh merupakan ujung tombak di lapangan. Penguatan dari

(16)

didistribusikan ke desa, dimana Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang memungkinkan.

1.5.4.1. Dasar Pembentukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dibentuk atas dasar:

1. Kepentingan bersama antara anggota

2. Berada pada kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab

bersama diantara anggota

3. Mempunyai kader pengelolaan yang berdedikasi untuk

menggerakkan petani

4. Memiliki kader atau pimpinan yang diterima oleh petani lainnya

5. Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh

sebagian besar anggotanya

6. Adanya dorongan atau manfaat dari tokoh masyarakat setempat

1.5.4.2. Ciri-Ciri Kelompok Tani

1. Beranggotakan petani/ peternak/ pekebun dan nelayan.

2. Hubungan antara anggota erat, saling mengenal, akrab dan saling

percaya diantara sesama anggota.

3. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam

mengelola usaha tani dalam kelompok tani

4. Mempunyai kesamaan jenis komoditas usaha dan memiliki

kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan usaha, status

ekonomi, sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.

(17)

6. Mempunyai tujuan yang sama dan pembagian tugas serta

tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan

bersama.

1.5.4.3. Tujuan Kelompok Tani

Kelompok tani yang berdasarkan dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat. dan mempunyai tujuan :

1. Membantu petani dalam mengelola lahan di bidang perkebunan

dan pertanian serta menyukseskan program pemerintah dalam

bidang pertanian dan perkebunan dalam rangka meningkatkan

kehidupan bangsa Indonesia dan masyarakat pada umumnya.

2. Sebagai wadah berhimpun bagi masyarakat yang tergabung dalam

kelompok tani untuk melaksanakan koordinasi dan konsultasi serta

komunikasi antar petani

3. Mewujudkan cita-cita petani dalam memperoleh akses bantuan dan

layanan di bidang pertanian dan perkebunan.

4. Memberikan pelatihan kepada petani mengenai cara budidaya

tanaman yang tepat dan cara pengembangannya.

1.5.4.4. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Terdapat tiga peran pokok yang diharapkan dapat dijalankan

oleh Gapoktan:

1. Gapoktan berperan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang

terbangun, misalnya terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi

yaitu bertugas merekap daftar permintaan benih dan nama

(18)

dengan menerima voucher dari Dinas Pertanian setempat.

Gapoktan merupakan lembaga strategis yang akan merangkum

seluruh aktifitas kelembagaan petani di wilayah tersebut.

Gapoktan dijadikan sebagai basis usaha petani di setiap

pedesaan.

2. Gapoktan berperan untuk peningkatan ketahanan pangan di

tingkat lokal. Mulai tahun 2006 melalui Badan Ketahanan

Pangan telah dilaksanakan “Program Desa Mandiri Pangan”

dalam rangka mengatasi kerawanan dan kemiskinan di pedesaan.

Pengentasan kemiskinan dan kerawanan pangan dilakukan

melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.

Masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok tani

dibimbing agar mampu menemukan dan mengenali permasalahan

yang dihadapi dan potensi yang mereka miliki, serta mampu

secara mandiri membuat rencana kerja untuk meningkatkan

pendapatannya melalui usahatani dan usaha agribisnis berbasis

pedesaan. Beberapa kelompok tani dalam satu desa yang telah

dibina kemudian difasilitasi untuk membentuk Gapoktan.

Dengan cara ini, petani miskin dan rawan pangan akan

meningkat kemampuannya dalam mengatasi masalah pangan dan

kemiskinan di dalam suatu ikatan kelompok dan gabungan

kelompok tani untuk memperjuangkan nasib para anggotanya

dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bersama

(19)

3. Gapoktan dianggap sebagai Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan

(LUEP) sehingga dapat menerima Dana Penguatan Modal

(DPM), yaitu dana pinjaman yang dapat digunakan untuk

membeli gabah petani pada saat panen raya, sehingga harga tidak

terlalu jatuh. Kegiatan DPM-LUEP telah dimulai semenjak tahun

2003, namun baru mulai tahun 2007 Gapoktan dapat sebagai

penerima. Gapoktan dapat bertindak sebagai pedagang gabah,

dimana ia akan membeli gabah dari petani lalu menjualkannya

berikut berbagai fungsi pemasaran lainnya.

1.5.5. Desa

Desa Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014

Pasal 1 yaitu:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

(20)

yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

9. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

10.Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

11.Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

12.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

13.Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

14.Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15.Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

16.Menteri adalah menteri yang menangani Desa.

1.5.5.1. Syarat – Syarat Desa

1. Mempunyai wilayah

2. Adanya penduduk

3. Mempunyai pemerintahan

4. Berada langsung di bawah camat

(21)

1.5.5.2. Unsur-Unsur Desa

1. Daerah (lingkungan geografis)

2. Penduduk, yang meliputi berbagai hal tentang kependudukan

seperti : jumlah, persebaran, mata pencaharian dll

3. Tata kehidupan, meliputi segala hal yang yang menyangkut seluk

beluk kehidupan masyarakat desa.

1.5.5.3. Klasifikasi Desa

Desa dapat diklasifikasikan menurut:

1. Menurut aktivitasnya:

1. Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama

penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunan.

2. Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama

penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.

3. Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama

penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.

2. Menurut tingkat perkembangannya:

1. Desa Swadaya

Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi

dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:

1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.

2. Penduduknya jarang.

3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.

4. Bersifat tertutup.

(22)

6. Teknologi masih rendah.

7. Sarana dan prasarana sangat kurang.

8. Hubungan antarmanusia sangat erat.

9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

2. Desa Swakarya

Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya

menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah:

1. Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.

2. Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi

3. Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya

jauh dari pusat perekonomian.

4. Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu

lintas dan prasarana lain.

5. Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.

3. Desa Swasembada

Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah

mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam

dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

Ciri-ciri desa swasembada

1. Kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.

2. Penduduknya padat-padat.

3. Tidak terikat dengan adat istiadat

4. Telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih

(23)

5. Partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.

1.5.5.4. Fungsi Desa

1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota) 2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan

3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota

4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan

Negara Republik Indonesia

1.5.6. Pemerintah Desa

Pemerintah Desa merupakan simbol formal dari pada kesatuan

masyarakat desa. Pemerintah Desa diselenggarakan di bawah pimpinan

seorang Kepala Desa beserta perangkatnya, mewakili masyarakat desa guna

hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan (Saparin,

2009:19). Perangkat desa terdiri dari Sekretaris Desa (SEKDES) dan

perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang

memenuhi persyaratan. Pembentukan, penghapusan, dan penggabungan desa

dengan memperhatikan asal usul dan prakarsa masyarakat. Desa di kabupaten

secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan

sesuai usul dan prakarsa pemerintah desa bersama BPD yang ditetapkan

dengan Peraturan Daerah (PERDA).

Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa warga Negara

Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihan diatur

oleh Peraturan Daerah yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon

kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa

(24)

masyarakat hukum dapat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup

dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan, hukum adat istiadat setempat

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah.

1.5.6.1. Peranan Pemerintah Desa

Pemerintah Desa merupakan simbol formal dari pada kesatuan

masyarakat desa. Pemerintah Desa diselenggarakan di bawah

pimpinan seorang Kepala Desa beserta perangkatnya, mewakili

masyarakat desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat

yang bersangkutan. Pemerintah desa adalah unsur penyelenggaraan

pemerintah desa, menurut Nurcholis (2005:138) pemerintah desa

mempunyai peran:

1. Melaksanakan urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan

umum, membangun dan membina masyarakat

2. Menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten .

1.5.6.2. Fungsi Pemerintah Desa

Pemerintahan desa juga memiliki fungsi. Fungsi pemerintah

desa merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam

interaksi antar individu didalam situasi sosial suatu kelompok

masyarakat.

Adapun fungsi pemerintah desa secara operasional dapat

(25)

1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,

bilamana, dan dimana pemerintah itu dikerjakan agar keputusan

dapat dilaksanakan secara efektif.

2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut

digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang

memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi

dengan masayarakat-masyarakat yang di pimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemerintah desa berusaha

mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan

secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak

mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau menetapkan baik melalui persetujuan

maupun tanpa persetujuan pemerintah. Fungsi delegasi ini pada

(26)

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang

efektif harus mampu mengantar aktivitas anggotanya secara

terarah dan dalam. Koordinasi yang efektif, sehingga

memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Dalam melaksankan fungsi pengendalian pemimpin dapat

mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi

dan pengawasan.

Seluruh fungsi pemerintah desa tersebut dilaksanakan atau

diselenggarakan dalam aktivitas pemerintah desa secara

integral.Pelaksanaan berlangsung sebagai berikut:

1. Pemerintah desa berkewajiban manjabarkan program kerja

2. Pemerintah desa harus berusaha mengembangkan kebebasan

berfikir dan mengeluarkan pendapat

3. Pemerintah desa harus berusaha memberikan petunjuk yang jelas

4. Pemerintah desa harus mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan masalah sesuai dengan tanggung jawabnya

masing-masing

5. Pemerintah desa harus mampu mengembangkan kerjasama yang

harmonis

6. Pemerintah desa harus mampu menumbuh dan mengembangkan

kemampuan memiliki tanggung jawab

7. Pemerintah desa harus mampu mendayagunakan pengawasan

(27)

1.5.6.3. Tugas Pemerintah Desa

Berdasarkan pasal 14 dan 15 Peraturan Pemerintah No. 72

Tahun 2005 bahwa pemerintah desa mempunyai tugas

penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan. Pertama,urusan pemerintahan yang dimaksud adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa

seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga

kemasyarakatan,pembentukan Badan Usaha Milik Desa, kerjasama

antar desa. Kedua,urusan pembangunan yang dimaksud adalah pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana

fasilitas umum desa seperti jalan desa, jembatan desa, irigasi desa,

pasar desa. Ketiga,urusan kemasyarakatan ialah pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat

seperti bidang kesehatan, pendidikan,adat istiadat.

1.5.6.3.1. Wewenang Kepala Desa

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas kepala

desa mempunyai wewenang:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama BPD

2. Mengajukan rancangan pengaturan desa

3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat

(28)

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa

mangenai APB Desa untukdibahas dan ditetapkan

bersama BPD

5. Membina kehidupan masyarakat desa

6. Membina preekonomian desa

7. Mengkoordinasi pembangunan desa secara partisipatif

8. Mewakili desanya didalam dan diluar pengendalian dan

dapat menunjukan kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dan

9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

1.5.7. Pembangunan Desa

Pembangunan seharusnya merupakan suatu proses yang saling terkait

antara proses pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan demokrasi politik

yang terjadi dalam lingkaran sebab akibat kumulatif (circular cumulative caution). Pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara umum, kata pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan

kehidupan masyarakat dan warga negaranya (Budiman, 1995:1).

Guna penetapan tujuan dan sasaran pembangunan pada tiap tahap,

untuk alokasi sumber-sumber serta untuk mengatasi rintangan keterbatasan

dan pertentangan ini dan untuk melakukan koordinasi kegiatan, di perlukan

kebijaksanaan yang memuat program dan cara-cara yang relevan dan efektif

yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan. Dengan kata

(29)

hendak dicapai pada tiap tahap pembangunan, cara yang perlukan dilakukan

untuk mengatasi semua atau berbagai keterbatasan, rintangan-rintangan dan

pertentangan yang ada atau di perkirakan akan terjadi, cara mengalokasikan

sumber-sumber pembangunan yang optimal, serta cara melakukan koordinasi

semua kegiatan yang efektif.

Pembangunan pedesaan adalah

dengan mengedepankan

struktur

fis

kota, sektor

dikatakan juga, Pembangunan Desa merupakan proses perubahan yang terus

menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat

beserta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, materi

dan spiritual berdasarkan pancasila yang berlangsung di Desa. Dengan

demikian, maka pembangunan desa perlu terus diupayakan karena secara

keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh rakyat

Indonesia. Selain untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu ,

pelaksanaan pembangunan diberbagai aspek kehidupan baik aspek ideology,

politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan

dan keamanan dan harus langsung secara terus menerus demi tercapainya

kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Melalui

pembangunan desa diupayakan agar masyarakat memiliki keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengatasi berbagai masalah

(30)

1.6. Definisi Konsep

Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pembangunan

1. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan sebagai organisasi

ekonomi. Pertanian modern tidak hanya identik dengan mesin pertanian

yang modern tetapi perlu ada organisasi yang dicirikan dengan adanya

organisasi ekonomi yang mampu menyentuh dan menggerakkan

perekonomian di perdesaan melalui pertanian, di antaranya adalah dengan

membentuk Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).

2. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan sebagai Lembaga

Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) yang bekerjasama langsung dengan

Pemerintah Desa. Unit-unit usaha dalam Gapoktan dapat menjadi

penggerak perekonomian di perdesaan.

3. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan untuk meningkatkan

ketahanan pangan ditingkat lokal. Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) merupakan suatu program dari pemerintah sebagai wadah

pembinaan dan mengembangkan potensi masyarakat petani dalam

meningkatkan hasil panen serta dapat hidup lebih mandiri dan mampu

untuk meningkatkan kesejahteraan. Pengentasan kemiskinan dan rawan

pangan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat secara partisipatif

yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika yang disusun dalam rangka memaparkan secara keseluruhan

(31)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang metode penelitian

yang dipakai dalam melakukan penelitian, pengumpulan data,

dan analisis data.

BAB 3 : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang profil dan gambaran umum

mengenai Desa Kepala Sungai yang merupakan tempat

dilaksanakannya penelitian ini.

BAB 4 : PENYAJIAN DATA

Bab ini memaparkan data yang diperoleh berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan mengenai peran Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) terhadap pembangunan desa.

BAB 5 : ANALISIS DATA

Bab ini akan memaparkan hasil analisis berdasarkan data yang

diperoleh berkaitan dengan penelitian yang dilakukan mengenai

peran Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) terhadap

(32)

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini mengenai kesimpulan yang diperoleh dari seluruh hasil

penelitian dan didalamnya juga terdapat saran-saran yang

berguna dan bermanfaat serta sifatnya membangun terkait

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, desa ini memiliki potensi yang masih dikemabangkan berupa Wisata kuliner, “ikan cere” Dengan adanya dukungan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadikan Desa

Tradisi yang di gunakan dalam upacara adat Suku Betawi dalam konteks ini adalah penggunaan Roti Buaya dalam pernikahan adat di kampung Petukangan Utara, Jakarta

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan baik observasi maupun analisis yang telah dilakukan oleh

 Mengembangkan dan memantau anggaran kegiatan dan berbagai acara, serta secara proaktif menyediakan update dan mengecek dengan anggota team terkait arus

Jika Anda belajar lebih baik dalam pengaturan kuliah langsung, kursus ini mungkin merupakan pilihan yang baik untuk Anda, tetapi Anda tidak perlu. menghadiri kursus untuk

ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan terhadap pemberian terapi dzikir Ism adz-Dzat untuk kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, (1) Kurikulum sains harus tetap berupaya mengintegrasikan antara Al-Quran, sains kealaman dan sains

Diperlukan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan pertumbuhan usaha dan keunggulan bersaing UMKM, diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan (literasi) keuangan dan