• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PERTANYAAN

INFORMAN KUNCI

Kepala Desa dan Sekertaris Desa

1. Desa Kepala Sungai memiliki beberapa kelompok masyarakat yang salah

satunya adalah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), apa sajakah

kegiatan yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

2. Apakah pembangunan desa mengikutsertakan masyarakat maupun

kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai? Dan

bagaimana cara Pemerintah Desa mengikutsertakan masyarakat maupun

kelompok-kelompok masyarakat terutama Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai?

3. Apa program atau kebijakan yang dilakukan Pemerintah Desa untuk

Pembangunan Desa?

4. Apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan

yang mendukung pembangunan desa?

5. Pada bagian pembangunan apa saja Pemerintah Desa mengikutsertakan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di

Desa Kepala Sungai? (pemikiran, tenaga, materi dan dana)

6. Pada program pembangunan apa saja yang melibatkan Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

7. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan desa yang

(2)

8. Apa saja hasil pembangunan desa yang sudah dapat dirasakan yang

dikerjakan melibatkan masyarakat maupun kelompok-kelompok

masyarakat terutama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

INFORMAN UTAMA

Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan Ketua Kelompok Tani (POKTAN)

1. Apa tujuan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Desa Kepala

Sungai didirikan?

2. Apakah program kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

3. Apakah menurut Bapak Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang

anggotanya merupakanwarga asli Desa Kepala Sungai ikut bertanggung

jawab dalam pembangunan desa? Mengapa?

4. Apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan

yang mendukung pembangunan desa?

5. Bagaimana cara Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bergabung

dalam pembangunan desa? Apakah atas dasar inisiatif sendiri ataukah ada

peran Pemerintah Desa yang mengajak Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) bergabung?

6. Dalam bentuk apa saja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

berperan dalam pembangunan desa? (pemikiran, tenaga, materi dan dana)

7. Pada program pembangunan apa saja Gabungan Kelompok Tani

(3)

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan desa

yang dirasakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) selama

ikutserta dalam pembangunan desa?

9. Apa saja hasil pembangunan desa yang sudah dapat dirasakan yang

dikerjakan melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) baik

secara pikiran, tenaga, materi dan dana?

INFORMAN TAMBAHAN Masyarakat Desa

1. Apakah menurut Bapak/Ibu pembangunan desa merupakan tanggung

jawab Bapak/Ibu?

2. Apakah pembangunan desa mengikutsertakan masyarakat maupun

kelompok-kelopak masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai?

3. Apakah Bapak/Ibu dilibatkan dalam pembangunan desa? Bagaimana

bentuknya?

4. Apakah menurut Bapak/Ibu pembangunan desa sudah dijalankan sesuai

dengan program yang telah direncanakan dan tepat sasaran sesuai

(4)

LAMPIRAN FOTO Foto Lokasi Penelitian

1. Pintu Masuk Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

2. Balai Desa Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

Foto Wawancara Dengan Narasumber 1. Nama : Masriadi

(5)

2. Nama : Purwanto Jabatan : Sekertaris Desa Status : Informan Kunci Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016

3. Nama : Turimun

Jabatan : Ketua Gabungan Kelompok Tani Status : Informan Utama Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016

4. Nama : Teguh

Jabatan : Ketua Kelompok Tani Status : Informan Utama Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016

5. Nama : Mairatih

Jabatan : Petugas Penyuluh Lapangan Status : Informan Utama

(6)

6. Nama : Legimanlele

Jabatan : Anggota Kelompok Tani Status : Informan Utama

Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016

7. Nama : Suryani Jabatan : Masyarakat

Status : Informan Tambahan Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016

8. Nama : Khoir Jabatan : Masyarakat

(7)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bierstedt, Robert R 1948, The sosiology of majority. American Sosiological

Review.

Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustakan Utama.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, A.H.. 1994. Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid 2B. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada.

Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Grasindo.

Saparin.1986. Tata Pemerintahan Dan Adminitrasi Pemerintahan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung : Mandar Maju.

Silalahi, Ulbert. 2006. Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV.Alfabeta.

(8)

Wibowo, I. 2010. Negara Centeng: Negara dan Saudagar di Era Globalisasi. Yogyakarta : KANISIUS

B. Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 14 dan 15

Peraturan Mentri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

C. Sumber Internet

(9)

BAB 3

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Peta Desa

Desa Kepala Sungai merupakan desa yang ditemui pertama kali saat

memasuki kecamatan secanggang. Dimana desa tersebut memiliki 11 dusun yang

sudah tersedia pada tabel berikut ini.

Gambar 3.1 Peta Desa Kepala Sungai

Sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

3.2 . Demografi

Desa Kepala Sungai yang terbentuk 11 Dusun dan memiliki luas 946

hektar yang terdiri dari :

1. Tanah Sawah Tada Hujan : 425 Hektar

2. Tanah Pertanian Bukan Sawah : 360 Hektar

(10)

4. Tanah Lainya : 15 Hektar

Desa Kepala Sungai masuk dalam wilayah Kecamatan Secanggang

Kabupaten langkat Provinsi Sumatera Utara. Berjarak ±10 Km dari Kantor Pusat

Adminitrasi Kecamatan Secanggang, dan berjarak ±8 Km dari Kantor Adminitrasi

Bupati Kabupaten Langkat.

Dengan batas - batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan - Desa Suka Mulia, Kecamatan Secanggang

- Desa Teluk, Kecamatan Secanggang

- Desa Perkotaan, Kecamatan Secanggang

2. Sebelah Timur berbatasan - Desa Karang Anyar, Kecamatan

Secanggang

3. Sebelah Selatan berbatasan - Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat

- Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat

4. Sebalah Barat berbatasan - Sungai Wampu, Kecamatan Stabat

Desa kepala sungai terletak pada ketinggian ± 6 – 8 Meter dari permukaan

air laut. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian luas wilayah Desa Kepala

Sungai kecamatan Secanggang memiliki potensi dalam sektor pertanian, dimana

dari luas wilayah tersebut menunjukkan bahwa desa Kepala Sungai didominasi

oleh wilayah tanah sawah tada hujan dan tanah pertanian bukan sawah.

3.3. Kondisi Desa

Kondisi Desa Kepala Sungai tak jauh beda dengan desa - desa yang ada di

wilayah Kabupaten Langakat atau wilayah Provinsi Sumatera Utara dan wilayah

(11)

daerah ditopang dari pemasukan dana dari surat menyurat yang dikeluarkan dari

kantor desa, sedangkan pendapatan lainya diperoleh dari bantuan dana Pemerintah

Daerah Kabupaten atau Dana Pemerintah Provinsi. Minimnya dana yang dikelola

oleh Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang yang menyebabkan Desa

Kepala Sungai sangat sulit untuk mengembangkan infrastruktur seperti jalan,

jembatan dan pengembang dibidang ekonomi, bidang pertanian, bidang

perternakan, pembinaan sumber daya manusia untuk ditingkatkan menjadi

sumberdaya manusia yang berkualitas. Apalagi Indonesia sudah mencanangkan

kerjasama antar Negara-Negara ASEAN tahun 2015 tentang perdagangan bebas

antara Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka dari itu sebagai masyarakat

desa harus siap dan bangkit untuk mengejar ketertinggalan ini.

3.4. Sejarah Desa

Desa Kepala Sungai salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat dan Desa yang sudah berdiri sejak jaman

Belanda akan tetapi kepastinya belum diketahui. Nama Kepala Sungai diambil

dari sungai yang membelah desa dari Sungai Wampu sampai Ke Sungai Bengkel

dan Masyarakat banyak tinggal Hulu Sungai Yang membelah Desa. Sebagai desa

induk yang dimekarkan sejak Tahun 2002 dan menjadi dua desa yaitu :

1. Desa Kepala Sungai

2. Desa Karang Anyar

Yang sampai sekarang belum terlihat kemajuan dalam bidang

(12)

masih kurang berkembang. Masyarakat Desa Kepala Sungai ingin meningkatkan

taraf kehidupan yang lebih baik dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Desa Kepala Sungai yang sudah terbentuk dan berdiri sejak jaman

penjajahan dan jaman kemerdekaan yang dipimpin dari masa orde lama, orde

baru, masa transisi dan masa reformasi sampai sekarang dan sudah dipimpin oleh

11 Kepala Desa yaitu :

1. Tengku Pen (Penghulu Kampung)

2. Tengku Mahdin (Penghulu Kampung)

3. Muin (Penghulu Kampung)

4. Maskun (Penghulu Kampung)

5. Ariyanto (Kepala Desa)

6. Ngaliman Joni (Pelaksana Tugas)

7. Saifudin (Kepala Desa)

8. Jemarun (Kepala Desa)

9. Suhedi (Kepala Desa)

10.Sukarman (Pelaksana Tugas)

11.Masriadi (Kepala Desa)

3.5. Keadaan Tanah

Status kepemilikan tanah Di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :

1. Tanah Milik Rakyat

2. Tanah Milik Pemerintahan

(13)

3.6. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Komposisi Penduduk Desa Kepala Sungai

NO. NAMA DUSUN JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

LK PR JUMLAH

1 Dusun I Kampung Nangka 132 251 243 494

2 Dusun II A Suka Ramai 145 263 248 511

3 Dusun II B Suka Ramai 123 110 129 239

4 Dusun Sukaramai Tengah 109 107 180 287

5 Dusun III Kayu Lima 120 240 202 442

6 Dusun IV A Paya Kangkung 215 341 350 691

7 Dusun IV B Paya Kangkung 105 157 142 229

8 Dusun V Tebasan 187 331 395 726

9 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 150 283 248 531

10 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 114 214 223 437

11 Dusun VII Sei Cabang Kiri 182 360 358 718

JUMLAH 1582 2657 2718 5375

Sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk secara

keseluruhan 5375 jiwa yang tersebar di 11 dusun, berasal dari 1582 KK, yang

terdiri dari 2657 jumlah penduduk laki-laki dan 2718 penduduk perempuan.

3.7. Keadaan Sosial

Penduduk Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten

Langkat mayoritas beragama Islam dengan perkiraan 99,99 % dan agama Lainya

(Kristen, Budah, Hindu, Khohungcu) hanya 1 %.

(14)

1. Etnis Jawa : ± 51,7 %

2. Etnis Melayu : ± 38,3 %

3. Banjar Kalimantan : ± 5,5 %

4. Dan suku-suku lainya yang terdiri dari Batak Karo, Batak Mandailing, Padang

Warga keturanan Cina, Banten : ± 4,5 %

Berbagai suku dan agama hidup di sekitar Desa Kepala Sungai Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat semuanya hidup berdampingan damai dan saling

menghargai satu sama lainya walaupun mereka memiliki latar belakang agama

dan suku yang berbeda. Pemerintah Desa dan penduduk desa selalu menanamkan

Budaya Gotong Royong dan saling menghargai satu sama lainya dan menjunjung

nilai-nilai agama dan kebudayaan yang dianut.

3.8. Keadaan Ekonomi

Desa Kepala Sungai mayoritas penduduknya adalah seorang Petani,

Pekebun, dan ada juga yang sebagai Peternak, Pedagang, Buruh harian Lepas,

PNS, TNI, POLRI, Karyawan Swasta, Tenaga Honorer, Pekerja Bangunan,

Pengerajin Batu Bata dan Home Industri.

1. Ada 88,5 % penduduk Desa Kepala Sungai Petani

1) Petani/Berternak : ± 25,5 %

2) Petani/Pengerajin batu bata ada : ± 27,5 %

3) Petani/Pekebun : ±12 %

4) Petani/Buruh Musiman

(apabila selesai musim panen padi

(15)

2. Peternak ada sekitar : ±0,5 % 3. TNI, POLRI dan PNS : ± 0,5 %

4. Home Industri : ± 1 %

5. Pengeraji Batu Bata : ±5 %

6. Padagang : ± 1,5 %

7. Pekerja Bangunan : ± 2 %

8. Tenaga Honorer : ± 0,3 %

9. Kariyawan Swasta : ±0,7 %

Dari data diatas menunjukkan sebagian besar masyarakat desa Kepala

Sungai bermata pencaharian sebagai petani.

3.9. Kondisi Pemerintahan Desa

Keadan atau kondisi Pemerintahan Desa Kepala Sungai saat ini sangat

baik antara Perangkat Desa dan Lembaga Desa lainya termasuk hubungan dengan

masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai, Perangkat Desa, Lembaga Desa,

Organisasi Kemasyarakatan, saling kerjasama dan mendukung program yang

sifatnya membangun untuk kemajuan Desa.

3.9.1. Pembagian Wilayah

Desa Kepala Sungai semula terbagi menjadi 8 (delapan) dusun namun

karena aspirasi yang berkembang dan tumbuh di masyarakat seperti luas

suatu dusun dan perkembangan penduduk yang terdapat didusun tersebut,

maka terjadi pemekaran dusun bertambah 3 dusun menjadi 11 dusun yaitu

(16)

1. Dusun I Kampung Nangka

2. Dusun II A Suka Ramai

3. Dusun II B Suka Ramai

4. Dusun III Kayu Lima

5. Dusun IV A Paya Kangkung

6. Dusun V Tebasan

7. Dusun VI A Sei Cabang Kiri

8. Dusun VII Sei Cabang Kiri

9. Dusun Sukaramai Tengah (Pemekaran Tahun 2010)

10.Dusun IV B Paya Kangkung (Pemekaran Tahun 2010)

11.Dusun VI B Sei Cabang Kiri (Pemekaran Tahun 2010)

Dari data diatas menunjukkan bahwa Desa Kepala Sungai memiliki 11

dusun. Dimana 3 diantaranya yaitu Dusun Sukaramai Tengah, Dusun IV B

Paya Kangkung, dan Dusun IV B Sei Cabang Kiri merupakan hasil

(17)

3.9.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Gambar 3.2 Struktur Pemerintah Desa Kepala Sungai

Sumber : RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015-2020 Kepala Desa

Sekertaris Desa

KAUR Pembangunan KAUR Kesejahteraan

Rakyat

KAUR Pemerintahan Bendahara

(18)

1. Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai

Tabel 3.2 Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai

NO JABATAN NAMA USIA PENDIDIKAN

1 Kepala Desa Masriadi 41 SLTA

2 Sekeretaris Desa Purwanto 40 D3

3 Kaur Pemerintahan Hidayah 44 S1

4 Kaur Pembangunan Tegu 47 SLTA

5 Kaur Kesra Rohbania 32 SLTA

6 Kaur Keuangan Susila Wardani 24 SLTA

7 Kadus I Kampung Nangka Rusly 54 SLTA

8 Kadus II A Suka Ramai H. Zakaria 73 SMP

9 Kadus II B Suka Ramai Saimin 60 SMP

10 Kadus Sukaramai Tengah Fakharuddin 34 SMP

11 Kadus III Kayu Lima M. Rahmad Edi 44 SLTA

12 Kadus IV A PayaKangkung Kami 51 SLTA

13 Kadus IV B Paya Kangkung Legiman L 54 SMP

14 Kadus V Tebasan Rusli 56 SMP

15 Kadus VI A Sei Cabang Kiri Suwardi 51 SLTA

16 Kadus VI B Sei Cabang Kiri Mesno 30 SLTA

17 Kadus VII Sei Cabang kiri Sagimin 59 SMP

Sumber : RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015-2020

2. Susunan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kepala Sungai

1) Ketua : M. Kasir

2) Wakil Ketua : Ahmad Helmi. SH

3) Sekeretaris : Zulkifli Simorangkir

(19)

Misliadi

Hafizan

Suriono

Iyo Sinambela

Suherman

3. Susunan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Kepala

Sungai

1) Ketua : Rajali, S.PdI

2) Wakil Ketua : Suwardi, S.Ag

3) Sekeretaris : Selamet Riadi

4) Bendahara : Lili Purweni

5) Anggota : 1. Suwandi

2. Salomah

3. Darji

4. Anton Wihana

5. Sri Amin

6. Sugiman

7. Parida

8. Afifuddin

9. Musa Faun

10.Mushat Sukmana

4. Susun PKK Desa Kepala Sungai

1) Ketua : Yuniati Saloma

(20)

3) Sekeretaris : Faridah Hariani. S.Pd

4) Bendahara : Yudha

5) Pokja I : Sarweni

6) Pokja II : Rusmiati

7) Pokja III : Legiah

8) Pokja IV : Rasijah

5. Susunan Forum Komunikasi Polisi Masyarakat Desa kepala Sungai

1) Ketua : Marheidi

2) Anggota : Kadus I Kampung Nangka

Kadus II A Suka Ramai

Kadus II B Suka Ramai

Kadus Sukaramai Tengah

Kadus III Kayu Lima

Kadus IV A Paya Kangkung

Kadus IV B Paya Kangkung

Kadus V Tebasan

Kadus VI A Sei Cabang Kiri

Kadus VI B Sei Cabang Kiri

Kadus VII Sei Cabang Kiri

6. Susunan Karang Taruna Desa Kepala Sungai

1) Ketua : Suherman

2) Wakil Ketua : Pariono

3) Sekeretaris : Selamet Riadi

(21)

5) Seksi Pendidikan : Legian, S.Pd

6) Seksi Pemuda dan Olah Raga : Sulaiman, S.Pd

7) Seksi Agama : Rohim

8) Seksi UKM : Mishayati

9) Seksi Sosial : Legiah

3.10. Kondisi Pertanian

Desa Kepala Sungai secara keseluruhan memiliki luas 946 Hektar tanah

yang didominasi oleh tanah untuk pertanian seperti Tanah Sawah Tada Hujan dan

Tanah pertanian bukan sawah. Keadaan seperti ini dimanfaat oleh masyarakat

sebagai cara untuk mendapatkan hasil dan bermatapencaharian dari pertanian di

Desa Kepala Sungai. Itu mengapa kondisi perekonomian di Desa Kepala Sungai

di dominasi dari masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Pertanian di

desa ini memiliki karakteristik tanah tadah hujan, dimana sistem pengairannya

mengandalkan curah hujan . Pada umumnya, jenis tanah pertanian seperti ini

hanya menghasilkan atau panen saat musim hujan. Dimusim kering sawah ini

dibiarkan dan tidak diolah karena sulit untuk mengambil hasil. Biasanya tanah

pertanian tadah hujan hanya dapat dipanen setahun sekali. Akan tetapi Di Desa

Kepala Sungai masa panen dalam setahun itu terjadi 2 (dua) kali. Ini dikarenakan

Desa Kepala Sungai sudah mencoba irigasi air permukaan walaupun hal ini juga

tidak terlalu bisa diharapkan. Hal seperti ini yang sebenarnya masih menjadi

kendala sektor pertanian di Desa Kepala Sungai untuk lebih maju dan

(22)

Untuk hasil pertanian, Desa Kepala Sungai menghasilkan beberapa tanaman

seperti padi dan sayuran. Sayuran yang dihasilkan misalnya berupa, kangkung,

kacang panjang, cabai, dan lain sebagainya.

3.10.1. Kelompok Tani Desa

Desa kepala sungai memiliki 10 Kelompok Tani yang terdiri dari :

Tabel 3.3 Kelompok Tani Di Desa Kepala Sungai

No. Nama Kelompok Tani Lokasi

1. Kelompok Tani Setia Tani Dusun I Kampung Nangka

2. Kelompok Tani Sukaramai Dusun II A Suka Ramai

3. Kelompok Tani Jaya Dusun II B Suka Ramai

4. Kelompok Tani Tunas Jaya Dusun Suka Ramai Tengah

5. Kelompok Tani Sepakat Dusun III Kayu Lima

6. Kelompok Tani Sidojadi Dusun IV A Paya Kangkung

7. Kelompok Tani Sidorejo Dusun V Tebasan

8. Kelompok Tani Ingin Giat Dusun VI B Sei Cabang Kiri

9. Kelompok Tani Budi Makmur Dusun VII Sei Cabang Kiri

Sumber : Data Kelompok Tani Kepala Sungai

Kelompok Tani Desa Kepala Sungai awalnya hanya berjumlah 9

(sembilan) tetapi salah satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Ingin Giat

melakukan pemekaran yang menghasilkan 1 (satu) kelompok tani tambahan

yaitu Kelompok Tani Bina Insan. Setiap kelompok tani terdiri dari ketua

kelompok tani, sekertaris, bendahara dan anggota kelompok tani seperti :

1. Kelompok Setia Tani di Dusun I Kampung Nangka

Ketua : Suyatno

Sekertaris : Sarifudin

(23)

2. Kelompok Tani Sukaramai di Dusun II A Suka Ramai

Ketua : Boiman

Sekertaris : Suyanto

Bendahara : Tugiman

3. Kelompok Tani Tunas Jaya di Dusun Suka Ramai Tengah

Ketua : Zulkifli

Sekertaris : Ramli

Bendahara : Suprapto

4. Kelompok Tani Jaya di Dusun II B Sukaramai

Ketua : Turiman (sekertaris merangkap ketua)

Sekertaris : Turiman

Bendahara : Ngatiyah

5. Kelompok Tani Sepakat di Dusun III Kayu Lima

Ketua : Ngadirun

Sekertaris : Adi Suwarso

Bendahara : Marisun

6. Kelompok Tani Sidojadi di Dusun IV A Paya Kangkung

Ketua : Burhan

Sekertaris : Paisah

Bendahara : Soile

7. Kelompok Tani Sidorejo di Dusun V Tebasan

Ketua : Selamet

Sekertaris : Sutris

(24)

8. Kelompok Tani Ingin Giat di Dusun VI B Sei Cabang Kiri

Ketua : Tegu

Sekertaris : Warjo

Bendahara : Wisno

9. Kelompok Tani Budi Makmur di Dusun VII Sei Cabang Kiri

Ketua : Turimun

Sekertaris : Sarino

Bendahara : Supri

Untuk anggota, anggota yang dimiliki setiap kelompok tani tidak dapat

disebutkan satu persatu. Ini dikarenakan besarnya jumlah anggota kelompok

yang terdapat pada setiap kelompok tani di Desa Kepala Sungai.

3.10.2. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)

Selain memiliki Kelompok Tani Desa Kepala Sungai memiliki

GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) agar mempermudah komunikasi

antara para kelompok tani yang ada di setiap dusun. Gapoktan terdiri atas :

1. Ketua : Turimun

2. Sekertaris : Sutrisna

(25)

BAB 4

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui

penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk

dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data

tersebut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder merupakan

data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer.

Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu peranan

gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa

Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

4.1. Pelaksanaan Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 14 April 2016

dibeberapa tempat yang berbeda dikarenakan informan berada ditempat yang

berbeda. Adapun tempat pelaksanaan wawancara antara lain Balai Desa Kepala

Sungai Kecamatan Secanggang yang terletak di Jl. Paya Kangkung No.348 Desa

Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan beberapa tempat

tinggal para informan yang masih berada di Desa Kepala Sungai.

Saat proses melakukan wawancara, peneliti melakukan beberapa tahapan

yaitu, pertama peneliti menghubungi para informan untuk menentukan waktu dan

(26)

waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Wawancara dilakukan hanya dalam dua

hari saja dikarenakan para informan masih berada di desa yang sama yaitu Desa

Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Sedangkan

observasi dilakukan dalam tiga hari yaitu tanggal 14 April 2016 dikarnakan pada

hari ketiga Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) mengadakan

pertemuan dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Pertanian yang dapat

memberikan peneliti informasi terkait penelitian.

Prihal data sekunder, peneliti mendapatkan sebagian data pada saat Praktik

Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Agustus 2015 karena kelompok magang

peneliti di tempatkan di Desa Kepala Sungai, Data yang didapatkan berupa

RPJMDes yang memuat beberapa informasi penting yang berkaitan dengan

penelitian ini dan kemudian data berupa informasi mengenai Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) didapatkan pada saat wawancara ketua GAPOKTAN.

Saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara

berstruktur. Sebelum memulai wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun

daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada para informan yang terkait.

Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam

penelitian ini. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan

munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih

(27)

4.2. Karakteristik Informan

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai delapan informan yang terdiri

dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan yang antara lain

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Informan Penelitian

No. Jenis Informan Jabatan Jumlah Nama

1. Informan Kunci

Kepala Desa 1 Masriadi

Sekertaris Desa 1 Purwanto

2. Informan Utama

Ketua Gabungan

Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

1 Turimun

Ketua Kelompok Tani 1 Tegu

Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) 1 Mairatih

Anggota Kelompok

Tani 1 Legimanlele

3. Informan

Tambahan Masyarakat 2

Khoir

Suryani

Sumber : Penelitian, 2016

Adapun karakteristik para informan berdasarkan jenis kelamin antara lain

(28)

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-Laki 6 75%

2. Perempuan 2 25%

Jumlah 8 100 %

Sumber : Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih

didominasi oleh laki-laki sebanyak 75%, tetapi dalam penelitian ini penentuan

informan penelitian tidak ditentukan oleh jenis kelamin tetapi informan yang

dimaksud adalah informan yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat

dalam penelitian ini.

Pemahaman terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini

juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan

keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan

pendidikan antara lain:

Tabel 4.3. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Presentase

1. D4 1 12,5%

2. D3 1 12,5%

3. SMA 6 75%

Jumlah 8 100%

(29)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan dominasi tingkat pendidikan pada

tingkat SMA yaitu sebanyak 75 % tetapi pemahaman terkait judul penelitian ini

tidak terlalu berpengaruh pada tingkat pendidikan. Bukan berarti tingkat

pendidikan SMA tidak begitu memahami dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti.

Selain dari tingkat pendidikan, pemahaman terkait dengan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi berdasarkan golongan atau jabatan

dari masing-masing informan tersebut, ada pun penggolongan tersebut antara lain

sebagai berikut ini:

Tabel 4.4 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah Presentase

1. Kepala Desa Kepala Desa 1 12,5%

2. Sekertaris Desa 1 12,5%

3. Ketua Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN)

1 12,5%

4. Ketua Kelompok Tani

(POKTAN)

1 12,5%

5. Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL)

1 12,5%

6. Anggota Kelompok Tani 1 12,5%

7. Masyarakat 2 25%

Jumlah 8 100%

(30)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian

ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait

dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini dan dianggap mampu

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

4.3. Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para

informan tentang Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam

pembangunan Desa, dengan jumlah informan yang akan dilakukan wawancara

sebanyak delapan orang. Delapan orang yang ditetapkan sebagai Informan dalam

penelitian ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu Informan Kunci adalah Kepala Desa

dan Sekertaris Desa sedangkan Informan Utama adalah Ketua Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN), Ketua Kelompok Tani, Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) dan Anggota Kelompok Tani dan yang menjadi Informan

Tambahan adalah masyarakat Desa Kepala Sungai. Adapun yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini berhubungan tentang bagaimana peranan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa.

Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara

berstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis

menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun

sudah pasti berhubungan dengan peranan gabungan kelompok tani

(GAPOKTAN) dalam pembangunan desa. Namun, di dalam prosesnya sendiri

penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru

(31)

4.3.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Suatu desa tidak hanya terdiri dari Pemerintah Desa dan

masyarakat saja melainkan terdapat juga kelompok-kelompok masyarakat

yang terbentuk dari adanya kebutuhan dan tujuan yang sama. Hal tersebut

juga tidak terlepas dari Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat. Desa Kepala Sungai memiliki kelompok-kelompok

masyarakat salah satunya adalah Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN). Adapun tujuan dari dibentuknya Gabungan Kelompok

Tani adalah seperti yang dijelaskan oleh Bapak Turimun selaku Ketua

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ketika ditanya apakah tujuan

didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN):

“Tujuan awal Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan sebenarnya ya untuk mempersatukan juga membawahi seluruh petani yang ada disini, kan semua petani tergabung di masing-masing Kelompok Tani (POKTAN), ada sembilan kelompok tani di sini. Biar pertanian kita itu seragam jenis tanaman dan juga cara penanamannya, agar hasil panennya naik”

(Hasil wawancara pada tanggal 14 April 2016)

Hal serupa di ungkapkan oleh Bapak Teguh selaku Ketua

Kelompok Tani (POKTAN) yang menyatakan bahwa:

“Tujuannya itu ya untuk mempersatukan petani, supaya kompak jenis pertaniannya. Bisa tukar informasi juga di Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ini. Jadi hasil panennya naik”

(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Dari pernyataan di atas, mengemukakan bahwa Tujuan

didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah untuk

mempersatukan seluruh petani dan kelompok-kelompok tani yang ada di

(32)

terjadinya keseragaman jenis tanaman pertanian dan juga cara penanaman.

Selain itu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga dijadikan wadah

untuk pertukaran informasi bagi para petani untuk masalah pertanian.

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan selain

memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai, tetapi juga memiliki

kegiatan untuk mencapai tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN). Kegiatan tersebut umumnya mencakup tentang pertanian

itu sendiri mulai dari hilir hingga hulu. Kegiatan tersebut tidak lepas dari

peranan para pengurus Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Hal ini

dijelaskan oleh Ibu Mairatih selaku Penyuluh Peranian Lapangan (PPL)

ketika ditanya apakah kegiatan yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) yaitu sebagai berikut:

“Program Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yaitu pertama, ada perkumpulan satu bulan sekali yang membahas pertanian untuk saling tukar informasi dan membahas pertanian dari awal masa tanam sampai perdagangan atau bisa dibilang dari hulu sampai hilir tetapi tidak jarang membahas tentang seputaran kegiatan desa. Anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) biasa menyebutnya arisan. Yang kedua ada kegiatan penyuluhan yang disebut Anjangsana, itu kegiatan mendatangi anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dari rumah kerumah. Ketiga itu ada temu antar kelompok tani yang dilakukan tiga bulan sekali yang juga membahas tentang pertanian”.

(Hasil wawancara pada tanggal 14 April 2016)

Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa juga menjawab hal yang

hampir serupa dengan jawaban Ibu Mairatih dengan menyatakan:

“Kegiatan yang pertama itu yaitu melakukan pembinaan, yang kedua melakukan tukar informasi antar Kelompok Tani (POKTAN) yang semuanya ada sembilan kelompok disini. Pak Turimun itulah yang melakukan pembinaan Kelompok Tani (POKTAN) di Desa Kepala Sungai ini, tapi bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)”

(33)

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai kegiatan Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah melakukan

perkumpulan sebulan sekali untuk pertukaran informasi mengenani

pertanian dari hulu hingga hilir, selain itu juga melakukan penyuluran dari

rumah kerumah untuk langsung dapat bertemu setiap anggota dan

memfokuskan penyuluhan pada satu anggota saja yang disebut dengan

Anjangsana dan yang terakhir adalah kegiatan temu antar kelompok tani

dengan durasi tiga bulan sekali yang keseluruan kegiatan tersebut

bertujuan untuk membahas pertanian agar dapat meningkatkan hasil

pertanian

4.3.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan Masyarakat Pada Pembangunan Desa

Pembangunan desa tidak boleh hanya mengharapkan bantuan dari

elemen luar desa saja, namun harus mampu mandiri dalam melaksanakan

proses pembangunan itu sendiri. Mendorong, meningkatkan kesadaran dan

aktualisai kekuatan dan kelemahan adalah hal yang paling penting untuk

menciptakan kemandirian desa. Keberhasilan dalam suatu pembangunan

yang dilakukan di desa merupakan hasil kerja keras yang salah satunya

dilakukan oleh Pemerintah Desa, namun tidak akan sepenuhnya berjalan

dengan baik, jika masyarakat tidak dilibatkan dalam pembangunan desa

tersebut. Pembangunan desa juga dapat dikatakan berhasil, jika manfaat

yang dihasilkan dari pembangunan tersebut berdaya guna bagi masyarakat

(34)

Untuk dapat terjadinya keikutsertaan masyarakat maupun kelompok

masyarakat dalam pembangunan desa yang bersinergi dengan pemerintah

desa maka harus adanya proses bergabungnya masyarakat maupun

kelompok masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) dengan Pemerintah Desa. Seperti ini lah ketika Bapak

Masriadi selaku Kepala Desa ditanya, bagaimana peranan Pemerintah

Desa dalam mengikutsertakan masyarakat maupun kelompo-kelompok

masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada

pembangunan desa di Desa Kepala Sungai:

“Kita lah yang berperan aktif mbak, karna kan kita yang lebih memahami pembangunan desa, dalam mengikut sertakan masyarakat caranya ya seluruh elemen masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan yang tidak kalah penting Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) karena desa ini merupakan desa pertanian, untuk melakukan Musyawarah Keadaan Dusun (RKD) untuk mengetahui bagaimana keadaan di dusun tersebut, seperti berbagi informasi gitu, barulah kita melakukan penyusunan kegiatan dusun. Karna desa ini desa pertanian jadi, kita sering langsung ikut bantu juga di pertanian mbak, soal pupuk, kadang juga cara pertanian, selain usulan tentang kehidupan sosial, biasanya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) lah yang paling banyak memberikan usul, lebih lanjutnya biasnya kita undang untuk mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG). Begitu lah mbak Sisca cara kita mengajak masyarakat juga kelompok masyarakat untuk ikut bergabung di pembangunan desa”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Selain itu Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa juga mengatakan

hal yang hampir sama dengan mengatakan:

(35)

masalah itu ya pertanian, orang pak Turimun itu, yang orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) paling sering kita ajak kominukasi, ujung-ujungnya nanti kalu hal besar kami bawa ke Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG)”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Turimun selaku Ketua

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dengan menyatakan:

“Awalnya itu pemerintah selalu mengaja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kalau ada musyawarah desa. Selain itu juga Pemerintah Desa sering ikut membantu permaslahan yang ada dipertanian, disitulah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) menyampaikan permaslahannya kepada Pemerintah Desa yang nantinya sering dijadikan usulan waktu Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG)”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah

Desa di Desa Kepala Sungai lah yang sangat berperan aktif untuk

mendorang masyarakat agar ikut serta dalam pembangunan desa dengan

cara selalu mengundang untuk bermusyawarah ataupun dengan ikut

langsung membantu permasalahan yang ada di masyarakat maupun

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) baik ditingkatan dusun maupun

maupun ditingkatan yang lebih tinggi lagi seperti pada saat Musyawarah

Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG).

4.3.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa

Pembangunan desa bukan hanya dapat dilakukan oleh aparatur

desa dan masyarakat secara individual tetapi juga kelompok masyarakat

yang dapat menjadi rekan kerja dan sebagai utusan masyarakt untuk

memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pembangunan desa.

Adanya kelompok-kelompok masyarakat bisa dijadikan sebuah alternatih

(36)

yang disadari betul oleh pemerintah Desa Kepala Sungai dan juga

masyarakat maupun kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala

Sungai khususnya oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).

Terbukti dengan jawaban dari Bapak Legimanlele selaku anggota dari

Kelompok Tani (POKTAN) ketika ditanya apakah menurut Bapak,

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang anggotanya merupakan

warga asli Desa Kepala Sungai ikut bertanggungjawab dalam

pembangunan desa:

“Oh jelas iya, karena pembangunan itu kan yang mengetahui seluk beluk masalah itu ya pasti kita-kita warga ini yang terlibat langsung dengan hal itu, ya seperti misalnya anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tahu jelas mengenai masalah yang ada dibawah terutama tentang pertanian, ternak dan lain-lain, itulah yang dijadikan usulan untuk pembangunan desa kita ini ditingkat atas, ya itu orang-orang yang ada dibalai desa itu”

(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Hal tersebut juga sama dengan apa yang disampaikan oleh Bapak

Khoir sebagai warga Desa Kepala Sungai yaitu:

“Pembangunan Desa tentu tanggung jawab kita, kan pembanguan itu untuk kita juga jadi kita juga yang harus ngerjain pembangunannya, apalagi pembangunannya di desa sendiri, tempat tinggal sendiri, ya pasti tanggung jawab kita sendiri juga”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Tidak hanya sekedar bergabung saja untuk pembangunan desa

dengan Pemerintah Desa, tetapi masyarakat maupun kelompok masyarakat

khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) mendukung secara

nyata pembangunan desa tersebut agar yang diinginkan dapat berjalan

sebagaimana yang mestinya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

(37)

apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan

yang mendukung pembangunan desa:

“Mendukung, karena kan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kegiatan pertanian mereka juga merupakan program pembangunan jadi mereka biasanya sangat membantu pembangunan desa yang udah kita (Pemerintah Desa dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)) rencanakan sama-sama, tentunya sudah disetujui Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten dulu. Biasanya orang-orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu mendukung sekali yang kegiatannya biasa dikerjakan manusia”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga hampir sama dengan yang disampaikan oleh

Bapak Teguh selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) sebagai berikut:

“Jelas iya, contohnya kan di Desa Kepala Sungai ini ada Kelompok Tani yang induknya itu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang sebulan sekali itu kumpul untuk bicarain pertanian, kan memajukan pertanian itu juga membantu pemerintah dibidang ekonomi, ya walaupun lingkupnya kita masih kecil-kecilan aja, masih dipertanian aja, tapi setidaknya bisa menaikan perekonomian petani, kadang-kadang kita juga mau ikut kalau ada yang bisa dibantu selain urusan pertanian kita”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dapat disimpulkan bahwa dukungan yang diberikan Gabunga

Kelompok Tani (GAPOKTAN) mendukung pembangunan secara nyata

yang berorientasi kepada apa yang menjadi kegiatan utama dari Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut yaitu dibidang pertanian.

Dukungan tersebut dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bertujuan untuk membangun

pertanian yang secara tidak langsung membantu terjadinya peningkatan

(38)

4.3.4. Program Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Desa

Pembanguan haruslah memiliki sasaran atau tujuan pembangunan

yang jelas. Karena sasaran dalam pembangunan mencakup banyak hal

seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan,

politik, serta spritual dalam kehidupan masyarakat maka alangkah lebih

baiknya sasaran suatu pembangunan dipusatkan pada hal-hal terpenting

agar pembangunan tersebut dapat dijalankan dengan tepat sasaran sesuai

kebutuhan prioritas dari suatu daerah pembangunan.

Hal itu juga sangat diperhatikan oleh Pemerintah Desa di Desa

Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, terlihat dari

dipusatkan nya pembangunan kepada beberapa bidang saja yang menjadi

prioritas desa. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Masriadi selaku Kepala

Desa ketika ditanya apa program yang dilakukan Pemerintah Desa dalam

Pembangunan Desa:

“Inti dan fokus dari program pembangunan desa ini ada tiga bidang mbak yaitu yang pertama, pembangunan infrastruktur yaitu pembangunan jalan Usaha Tani (2014 dan 2015), pengaspalan di jalan Paya Kangkung, pembanguan jembatan di dusun tujuh, pembuatan sumur dangkal untuk pertanian, pembangunan pompanisasi untuk pertanian. Yang ke dua yaitu pembangunan ekonomi. Kita berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat terutama di pertanian dengan mengajukan pupuk bersubsidi, ikut membantu program pertanian dengan pembanungan infrastuktur. Dan yang ketiga adalah pembangunan dibidang sosial budaya. Di bidang ini pemerintah menitik beratkan pada kegiatan pemudan dan perempuan. Program yang disusun yaitu penyuluhan narkoba, menggalakkan kegitan dan keikutsertaan pemuda, sedangkan untuk pemberdayaan perempuan pemerintah desa menjalankan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dikelola langsung oleh ibu-ibu di desa ini”

(39)

Jawaban seperti itu juga disampaikan oleh Bapak Purwanto Selaku

Sekertaris Desa di Desa Kepala Sungai sebagai berikut:

“Program pembangunan pokoknya ada tiga, yang pertama pembangunan infrastruktur , seperti pembangunan jalan jembatan dan lain-lain. Yang ke dua itu pembangunan ekonomi, fokusnya sih ke pertanian. Kalau yang ke tiga itu pembangunan sosial budaya, ya seperti di masalah dikehidupan sehari-hari”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara dengan kedua Pemerintah Desa di Desa

Kepala Sungai tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pembangunan

desa terfokus pada bidang ekonomi, infrastruktur dan sosial budaya.

Dimana pembanguan imfrastruktur mencakup pembangunan jalan Usaha

Tani (2014 dan 2015), pengaspalan di jalan Paya Kangkung, pembanguan

jembatan di dusun tujuh, pembuatan sumur dangkal untuk pertanian,

pembangunan pompanisasi untuk pertanian. Sedangkan untuk

pembangunan ekonomi terfokus pada membantu memajukan pertanian.

Dan yang terakhir yaitu pembangunan sosial bidaya yang berorientasi pada

peningkatan kegiatan pemuda, penyuluhan, dan kegiatan Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK).

4.3.5. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Desa Kepala Sungai adalah salah satu desa yang sedang

menggalakan pembangunan desa dengan mengikutsertakan partisipasi

masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala

Sungai. Disetiap dusunnya terdapat kelompok-kelompok masyarakat

terutama pada bidang pertanian yang juga merupakan salah satu pekerjaan

mayoritas masyarakatnya. Dengan penduduk desa yang bermata

(40)

kelompok-kelompok tani yang tersebar disetiap dusun tersebut dapat dimanfaatkan

oleh pemerintah desa sebagai mitra dalam pembangunan desa. Hal itu juga

disadari betul oleh Pemerintah Desa maupun Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) itu sendiri. Terlihat dari jawaban Bapak Purwanto selaku

Sekertaris Desa ketika ditanya dalam bentuk apa saja Pemerintah Desa

mengikut sertakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam

pembangunan desa seperti berikut ini:

“Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu banyak membantu dalam berbagai bentuk. Dari pemikiran itu ya biasanya memberikan masukan pada saat musyawarah ataupun Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG). Tapi paling sering itu di tenaga, orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sering sekali bahkan hampir selalu ikut gotong royong, mau itu yang rutin, atau gotong royong untuk membantu program pembangunan, kayak baktu pembangunan jalan dan pembuatan pompanisasi. Kalau secara materi itu ada kemarin waktu tahun 2014 sama 2015 waktu pembangunan jalan usaha tani, tanah yang diambil untuk jalan itu pakai tanah masyarakat punya, nah masyarakat nya itu orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga kebanyakan, tapi gak ada dibayar sedikit pun. Itu paling nyata kalu materi yang dari program pemerintah. Kalau dana, khusus buat pembangunan desa belum ada, tapi kalau swadaya mereka sendiri itu ada banyak yang dibuat Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), contohnya di dusun VI-B ada tiga jembatan yang dibangun dari uang, pengerjaannya pokoknya semuanya orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tanggung sampai selesai”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Selain itu Bapak Turimun selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) juga menjawaba hal yang hampir sama ketika ditanya

dalam bentuk apa saja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan

dalam pembangunan desa, yaitu:

(41)

kita ada kegiatan rutin gotong royong, mau itu gotong royong pertanian atau yang membantu Pemerintah Desa. Kan di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) kemarin udah disahkan untuk pembangunan jalan usaha tani itu, itu kita yang bangun, sama-sama lah sama Pemerintah Desa juga, ada juga buat jembatan. Kalau materi kita pernah kasi tanah kita untuk pembuatan jalan usaha tani itu tadi, dua kali itu kalo gak salah, tahun lalu sama tahun 2014, tapi gak kita minta ganti rugi nak, ya karna kan untuk kita juga nanti manfaatnya. Ikhlas semua jadinya. Nah kalo dana dikumpulin untuk desa belum ada nak, paling dana untuk perkumpulan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) aja, pendanaan kita kan sendiri, tapi waktu bangun jembatan di dusun VI-B kita yang kerjain sendiri, duit nya juga kita, ada tiga lo itu nak, soalnya itu gak disahkan waktu diusulkan di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) tapi karna kita butuh, ya kita bangun aja sendiri, duitnya kita sumbang-sumbang”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) memiliki peran penting didalam

pembangunan desa yang dapat dilihat dari empat bagian. Yaitu secara

pemikiran, tenaga, materi maupun dana. Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) bukan hanya sebagai pendukung dan mitra kerja

Pemerintah Desa saja saat menjalankan program pembangunan melaikan

juga dapat secara mandiri berinisiatif dan mengambil keputusan untuk

melakukan pembangunan diluar program pemerintah. Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga sangat antusias dalam pembangunan

terlihat dari sukarelanya anggota Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) dalam merelakan tanah/materi milik mereka guna

pembangunan desa tanpa harapan balasan apapun.

Selain dalam empat bagian tersebut Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) juga terlibat langsung dalam program pembangunan yang

(42)

Masriadi Selaku Kepala Desa ketika ditanya pada program pembangunan

apa saja yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), dan

jawabannya adalah:

“Sebenarnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu hampir terlibat di semua program tapi kalu lebih khusus nya, program yang resmi dari pemerintah yang ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) ya, itu ada empat. Yang pertma, pada program pembangun jalan Usaha Tani, kedua, pembangunan pombanisasi, yang ketiga pembuatan sumur dangkal pertanian, dan yang keempat itu program pembangunan jelmbatan di dusun VII. Karna yang didusun VII itu jembatannya terbilang besar, jadi didanai pemerintah”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga sama dengan yang disampaikan oleh Bapak teguh

selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ketika ditanyakan

hal yang sama seperti berikut ini:

“Kalau yang dari program pemerintah sih Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu seingat saya ada pembuatan jalan usaha tani, pembuatan pompanisasi, pembuatan sumur dangkal sama oh iya itu yang jembatan besar, di dusun VII itu nak. Kalo itu ada di bahas di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) semua. Yang diterima di Kabupaten setau bapak sih itu aja nak”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) ikut dalam empat program pembangunan

yang disusun Pemerintah Desa yaitu pada program pembangunan jalan

Usaha Tani, pembuatan sumur dangkal pertanian, pembuatan pompanisasi

dan pembangunan jembatan di dusun VII. Terlihat bahwa Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) lebih dilibatkan di program yang terkait

(43)

4.3.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembanguan Desa

Pembangunan desa terjadi apabila selulur elemen yang

mempengaruhi terlibat dan mendukung pembangunan yang direncanakan.

Faktor pendorong tersebut berasal baik dari internal atraupun eksternal.

Faktor internal merupakan pendukung yang berasal dari dalam masyarakat

seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan

lainnya. Sedangkan faktor eksternal ialah pendukung yang berasal dari

luar masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada.

Seperti yang diutarakan oleh Kepala Desa, Bapak Masriadi saat

diwawancarai dengan pertanyaan apa faktor ppendukung dalam

pembangunan desa sebagai berikut:

“Faktor pendukung pembangunan di desa ini sebenarnya berawal dari kita nya dulu mbak, yaitu peran dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang mendukung dari hulu hinga hilir, dari menyimpulkan masalah hinga memecahkan masalah, dari ide hingga tenaga. Dukungan dari kami Pemerintah Desa ini juga sangat besar, kami harus terus mendukung dengan menjadi pelayan masyarakat, menjadi jembatan dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Selain faktor dari dalam itu pembangunan desa kita juga mendapat dorongan dari luar, yaitu dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat melalui penyaluran dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dengan ada nya APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) baru lah kita bisa menjalankan pembangunan”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh bapak Teguh selaku

Ketua Kelompok Tani (POKTAN) sebagai berikut:

(44)

kita-kita juga tapi kalo dana ya tetap harus minta pemerintah yang diatas”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari wawancara diatas dapat kita pahami bahwa faktor

pembangunan desa dari internal mau pun eksternal sama pentingnya.

Faktor internal terdiri dari partisipasi masyarakat yang membutuhkan

perubahan dan pembangunan itu sendiri sehingga mendukung

pembangunan desa, yang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah

Desa selaku yang menjalankan birokrasi. Sedangkan faktor eksternal lebih

kepada dukungan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah pusat untuk

mendukung secara dana.

Dalam pembangunan desa juga, tidak semua yang diharapkan atau

yang dilakukan berjalan dengan lancar. Begitupun yang dialami oleh

Pemerintah Desa Kepala Sungai beserta masyarakat juga memiliki

kendala. Hambatan yang mungkin mempengaruhi pembangunan desa

tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan hambatan yang berasal dari dalam masyarakat seperti

kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya.

Sedangkan faktor eksternal ialah hambatan yang berasal dari luar

masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada. Dalam

hal ini faktor-faktor penghambat ini bisa saja menjadi kesulita dalam

pembangunan desa. Kepala desa mengakui hambatan yang terjadi berasal

dari faktor internal dan eksternal. Seperti yang diutarakan oleh Kepala

desa, Bapak Masriadi saat diwawancarai dengan pertanyaan apa faktor

(45)

“…faktor pengambat dari dalam itu terasa sekali dari tingkat pemahaman masyrakat yang berbeda, biasanya itu terjadi karna bedanya jenjang pendidikan mbak sis, beda sekali pemahaman orang yang sekolahnya tinggi sama orang yang sekolahnya pas-pasan. Lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk membantu kalau dia lebih tau tanggung jawab siapa desa ini sama pentingnya pembangunan, kalu udah ketemu yang susuah paling kita harus sering kasi pemahaman. Selain itu juga faktor keahlian jadi penghalang mbak, gak semua masyarakat memiliki keahlian contoh pertukangan, itukan sangat bemembantu untuk mengerjakan program pembangunan yang bentuk pembangunannya fisik kaya pembuatan jembatan, paling kita jadikan kelompok-kelpok sesuai keahlian aja mbak biar gampang. Ada juga itu paling di jenis kelamin, ya pasti pembangian porsi nya beda, kalau di sini yang menonjol itu dari laki-lakinya, karna mereka itu bisa membantu disemua aspek, tapi kalu yang perempuan palingan lebih bergerak di PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) aja. Kalau faktor dari luar itu, biasanya Pemerintah Daerah sering kali gak merealisasikan program pembangunan yang diusulkan, itu terkait dengan dana yang gak ada. Contohnya kita usulkan lima tapi yang diterima itu tiga usulan aja, disitulah kita sering pakai alternatife swadaya masyarakat”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Jawaban tersebut juga sama dengan yang diutarakan Pak Teguh

selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) seperti berikut ini:

“…paling itu ya karna pengertian masyarakat untuk bantu itu gak bisa dipaksakan sama. Contohnya kaya kemaren untuk pembebasan lahan yang buat jalan usaha tani, kalo yang tau itu penting ya gampang aja kasi tanah nya, tapi kalo yang gak tau manfaatnya agak susah kasi lahannya, harus banyak cara biar dia itu paham. Terus biasanya itu bantu pembangunan orang-orangnya sesuai kemampuan yang dia tau aja, kaya kami GPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) paling Cuma bisa bantu yang bisa kami lakuin aja, paling ya tenaga, itu pun seputara pertanian aja. Kalo dari luar itu biasanya Pemerintah Desa yang lebih tahu, setau saya sih sering dana gak turun dari atas”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari hasil wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa

penghambat pembangunan desa faktor internal itu terdapat tiga garis besar

yaitu faktor tingkat pendidikan dan pemahaman, faktor keahlian dan faktor

(46)

pemerintahan yang menyangkut dengan persetujuan dan dana. Tetapi

Setiap hambatan harus ada cara penanggulangan yang tepat agar tidak

menjadi masalah besar saat pengaplikasian program pembangunan yang

telah diagendakan.

4.3.7. Hasil Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Suatu pembangunan desa dilakukan dengan harapan dan tujuan

agar terjadinya perbaikan dan kemajuan dari suatu desa. Terwujudnya

pembanguan desa tersebut dapat dilihat dari hasil yang didapatkan dengan

mengacu pada program yang telah direncankan sebelumnya sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan dari desa tersebut. Ada pun hasil dari

pembangunan Desa Kepala Sungai yang melibatkan Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) seperti yang dijelaskan oleh Bapak Purwanto selaku

Sekertaris Desa sebagai berikut:

“Hasil dari pembangunan desa yang GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) kalo yang sesuai dengan program pemerintah itu di 2015 lebih condong ke pembangunan infrastruktur ada beberapa, yang pertama pompanisasi, kedua sumur dangkal pertanian, ketiga jalan usaha tani, kalo ini ada ditahun 2014 dan 2015, sama yang keempat itu jembatan besar di dusun VII. Tapi gak Cuma itu aja, yang dari swadaya GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) itu ada jembatan di dusun VI-B, ada tiga jembatan yang dibuta orang GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) sendiri. Dari semua itu ada juga efeknya ke pembangunan ekonomi, yang paling terasa itu hasilnya ya jadinya hasil panen meningkat, perekonomian masyarakat pun jadi meningkat”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal yang sama disampaikan oleh Pak Turimun selaku Ketua

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai berikut:

(47)

ngebul. tapi setau saya, kalo yang dari program pemerintah itu ada jalan usaha tani 2014 dan 2015, sumur dangkal pertanian, pompanisasi, sama jembatan di dusun VII, kalo itu jembatannya lumayan besar. Oh iya, kami (Gabungan Kelompok Tani) pernah bangun jembatan di dusun VI-B tiga jembatan nak, kecil-kecil memang, tapi uang nya dari kami

lo, kami juga yang ngerjain, pokoknya kami semua la”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga penulis tanyakan kepada salah satu masyarakat yaitu Ibu

Suryani, dan jawabannya adalah:

“Banyak juga sih mbak, tapi yang saya tau itu jalan yang untuk usaha tani itu, sama bangun jembatan di dusun VII. Tapi masih banyak itu mbak, orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu sering kali gotong-royong”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa hasil

pembangunan desa yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) lebih condong ke pembangunan infrastruktur, yaitu yang

pertama pompanisasi, kedua sumur dangkal pertanian, ketiga jalan usaha

tani ditahun 2014 dan 2015, dan keempat jembatan di dusun VII. Dan di

pembangunan ekonomi terlihat dari hasil panen yang meningkat dari 4 ton

menjadi 7,2 ton. Pembangunan yang terjadi memiliki efek yang saling

terkait. Dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur membawa efek

(48)

BAB 5 ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti akan melakukan analisis terhadap semua data yang

diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya.

Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode

deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai

rumusan masalah dalam penelitian ini.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui

studi pustaka, wawancara dengan informan yang hanya diwakilkan oleh beberapa

saja seperti dari pihak Pemerintah Desa, Petani dan Masyarakat yang ada di Desa

Kepala Sungai. Data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara

sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara, observasi di lokasi

penelitian, dan juga data sekunder berupa berkas maupun catatan-catatan yang

diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini.

Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang peranan pemerintah desa

dalam pemberdayaan kelompok tani. Dalam melakukan analisis, data yang telah

disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan teori-teori

yang berhubungan dengan tujuan kegiatan penelitian ini sehingga analisis yang

dilakukan oleh penulis dapat disajikan dengan baik.

5.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Sektor pertanian masih menjadi dominan di berbagai daerah di Indonesia.

Tidak hanya di pedesaan Indonesia, sebagian besar masyarakat pedesaan di

(49)

pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari umumnya desa-desa

di dunia. Itu mengapa sektor pertanian masih bisa diandalkan untuk memperoleh

pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan harian seperti misalnya mengandalkan

pekerjaan disektor pertanian sebagai sumber matapencaharian. Pemberdayaan

petani atau kelompok tani, di Indonesia sudah dilakukan dibeberapa daerah

pedesaan. Kegiatan ini bertujuan agar sektor pertanian dapat lebih maju dan

berkembang, serta menjadikan para anggota kelompok tani lebih mandiri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didirikannya Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah untuk mempersatukan seluruh petani dan

kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Kepala Sungai, Kecamatan

Secanggang, Kabupaten Langkat, agar terjadinya keseragaman jenis tanaman

pertanian dan juga cara penanaman. Selain itu Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) juga dijadikan wadah untuk pertukaran informasi bagi para petani

untuk masalah pertanian. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan

selain memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai, tetapi juga memiliki kegiatan

untuk mencapai tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kegiatan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) adalah melakukan perkumpulan sebulan sekali untuk pertukaran

informasi mengenani pertanian dari hulu hingga hilir, selain itu juga melakukan

penyuluran dari rumah kerumah untuk langsung dapat bertemu setiap anggota dan

memfokuskan penyuluhan pada satu anggota saja yang disebut dengan

(50)

durasi tiga bulan sekali yang keseluruan kegiatan tersebut bertujuan untuk

membahas pertanian agar dapat meningkatkan hasil pertanian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kegiatan kelompok tani di

Desa Kepala Sungai membawa dampak yang positif bagi sektor pertanian di desa

tersebut. Ini terlihat dari perubahan yang terjadi di Desa Kepala Sungai pada

sektor pertanian kearah yang lebih baik dan moderen. Contohnya saja perubahan

dari waktu memanen yang lebih cepat, sistem tanam yang semula jaraknya rapat

dan tidak beraturan menjadi lebih rapih dan mengikuti aturan pemerintah sesuai

jarak yang telah ditentukan, penggunaan bibit yang unggul, dan hasil yang

didapatkan juga lebih bagus.

5.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan Masyarakat Pada Pembangunan Desa

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan desa dipengaruhi pada peranan

Pemerintah Desa dan masyarakatnya maupun kelompok-kelompok masyarakat

yang ada. Semuanya harus mampu menciptakan kerjasama yang baik. Tanpa

melibatkan masyarakat maka pembangunan itu tidak akan pernah berjalan dan

tidak akan mencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan yang tidak

melibatkan masyarakat, hanya akan melahirkan program-program yang tidak

berarti bagi masyarakat, karena program tersebut bukan suatu kebutuhan untuk

masyarakat desa. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran Pemerintah Desa, maka

pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah, yang akhirnya

akan menimbulkan kendala-kendala baru. Selain memerlukan keterlibatan

(51)

dapat lebih efisien dari segi anggaran dan efektif dalam pengaplikasian, hal ini

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya

dalam pembangunan. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka

masyarakat akan merasa diakui sebagai masyarakat desanya dan memiliki rasa

tanggung jawab terhadap kemajuan pembangunan desanya.

Untuk dapat terjadinya keikutsertaan masyarakat maupun kelompok

masyarakat dalam pembangunan desa yang bersinergi dengan pemerintah desa

maka harus adanya proses bergabungnya masyarakat maupun kelompok

masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dengan

Pemerintah Desa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

Pemerintah Desa di Desa Kepala Sungai lah yang sangat berperan aktif untuk

mendorang masyarakat agar ikut serta dalam pembangunan desa dengan cara

selalu mengundang untuk bermusyawarah ataupun dengan ikut langsung

membantu permasalahan yang ada di masyarakat maupun Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) baik ditingkatan dusun maupun maupun ditingkatan yang

lebih tinggi lagi seperti pada saat Musyawarah Perencanaan Pembanguan

(MUSRENBANG).

5.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa

Membangun desa, tidak boleh mengharapkan bantuan dari elemen luar

desa saja, namun harus mampu mandiri dalam melaksanakan proses

pembangunan itu sendiri. Mendorong, meningkatkan kesadaran dan aktualisai

(52)

kemandirian desa. Partisipasi masyarakat desa merupakan gebrakan

pembangunan bagi pedesaan dimana masyarakat desa memiliki kesadaran dan

kemauan penuh dengan memberikan kontribusi aktif secara swadaya

membangunan desa. Pembangunan desa harus dipelopori oleh elemen masyarakat

desa untuk menciptakan keselarasan diantara setiap elemen pembangunan.

Pembangunan desa bukan hanya dapat dilakukan oleh aparatur desa dan

masyarakat secara individual tetapi juga kelompok masyarakat yang dapat

menjadi rekan kerja dan sebagai utusan masyarakt untuk memberikan kontribusi

yang lebih besar kepada pembangunan desa.

Hal itu juga lah yang disadari betul oleh pemerintah Desa Kepala Sungai dan

juga masyarakat maupun kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai

khususnya oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan dukungan yang diberikan masyarakat terlihat dari

partisipasi masyarakat yang selalu ikut serta dalam berbagai kegiatan desa, baik

musyawarah anatar dusun maupun musyawarah desa yang lebih besar konteksnya

seperti pada Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG).

Dukungan yang diberikan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam

pembangunan secara nyata berorientasi kepada apa yang menjadi kegiatan utama

dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut yaitu dibidang pertanian.

Dukungan tersebut dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) bertujuan untuk membangun pertanian yang

secara tidak langsung membantu terjadinya peningkatan ekonomi dan terjadinya

Gambar

Gambar 3.1 Peta Desa Kepala Sungai
Tabel 3.1 Komposisi Penduduk Desa Kepala Sungai
Gambar 3.2 Struktur Pemerintah Desa Kepala Sungai
Tabel 3.2 Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai siapa lagi yang terlibat pada kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya para kelompok tani yang ada di desa Kepala Sungai saja

Perkembangan unit usaha Gapoktan Tani Maju semakin meningkat dari hanya berupa simpan pinjam sekarang sudah berkembang ke arah unit usaha saprodi, permodalan, pemasaran, dan

Merujuk dari penjelasan-penjelasan diatas yang ingin penulis tegaskan dalam penegasan judul ini adalah adanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam kontribusinya

Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Langkat yang telah memberikan izin penelitian dan membantu selama proses penelitian mulai dari

Begitu halnya dengan kegiatan pemberdayaan kelompok tani di Desa Kepala Sungai yang diselenggarakan oleh Lembaga yang terkait yang diwakilkan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan)

Untuk mewujudkan kelompok tani yang efektif peran pemerintah lebih3. kepada pihak mengembangkan kepemimpinan lokal terutama

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. Undang-Undang No.6 Tahun 2014

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, dimana demokrasi yang dimaksud adalah bahwa dalam