• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSIPS 0901699 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S PSIPS 0901699 Chapter3"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP SMP Darul

Salam Al Mubarokah Kota Bandung. SMP Darul Salam Al Mubarokah

Kota Bandung ini terletak di Jalan Bojong Raya No.19 Bandung.

Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

yaitu Fadilla Rahma S.Pd., Kurnia, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 11 orang, yaitu terdiri

dari 8 orang siswa perempuan dan 3 orang siswa laki-laki. Alasan peneliti

memilih kelas VIII karena dikelas ini di temukan permasalahan yang

sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses

(2)

B. Desain Penelitian

Ada lima macam model PTK yang sampai saat ini masih sering

digunakan di dalam dunia pendidikan. : (1) Model Lewin yang ditafsirkan

oleh Kemmis (2) Model Lewin yang ditafsirkan oleh Elliot (3) Model spiral

Kemmis dan Taggart (4) Model Ebbutt (5) Model McKernan.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan model spiral

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart.

Gambar 3.1 Model Spiral(Wiraatmadja 2010,hlm.66)

Identifikasi masalah

observasi

Perencanaan 1

pelaksanaan refleksi

Hasil refleksi

Perencanaan 2

pelaksanaan refleksi

(3)

Dari gambar 3.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah, yaitu peneliti melakukan identifikasi

permasalahan peneltian melalui pra observasi terhadap sekolah serta

kelas yang menjadi tempat penelitian.

b. Perencanaan, dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian

rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru

mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis

masalah yang diperoleh saat melakukan pra observasi.Adapun rencana

yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian.

2) menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi

kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

3) Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas

yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

4) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

5) Mendiskusikan langkah-langkah metode pembelajaran dengan

metode Role Playing yang akan diterapkan dalam penelitian

tindakan kelas

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

7) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk

menumbuhkan pemahaman konsep materi siswa dalam

pembelajaran IPS.

8) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan

kolaborator peneliti.

9) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagi tindak lanjut

dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator.

10)Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam

penelitian.

(4)

yang akan dilaksanakan dengan penerapan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya untuk mengembangkan metode Role

Playing.

d. Observasi, pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan

dengan dilaksakannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi ini

peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses

pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer

dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar

observasi yang telah disiapkan meliputi: 1) fokus aktivitas siswa

dikelas yaitu pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing; 2) fokus

aktivitas guru yakni saat kegiatan saat pelaksanaan metode Role

Playing dilakukan; 3) wawancara dengan siswa. Kegiatan observasi

dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang

terjadi dikelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dikelas tersebut, sehingga

peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk

melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi

bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyususnan tindakan

selanjutnya. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi

kegiatan:

e. melakukan observasi (pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti).

f. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Role Playing

dengan pokok bahasan.

g. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Role Playing

dengan kaitan terhadap materi yang ada.

h. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan metode Role Playing

dalam mata pelajaran IPS.

i. Mengamati perkembangan motivasi siswa setelah penerapan metode

Role Playing dalam pembelajaran IPS.

j. Refleksi, dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan.

(5)

pelaksanaan tindakan, sebagai langkah perbaikan tindakan

selanjutnya. Refleksi penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan:

k. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan

tindakan.

l. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau

dilanjutkan kesiklus selanjutnya.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian

inkuiri-naturalistik. Ini berarti bahwa situasi serta objek yang akan diteliti tidak

diciptakan, akan tetapi memang telah ada dan tidak bisa diada-adakan.

Arikunto (2008: hal. 32), mengatakan ada delapan tahap prosedural yang mesti

dilakukan seorang guru dalam hal ini sekaligus peneliti dalam melakukan

Penelitian Tindakan Kelas: (1) Dialog Awal (2) Pratindakan (3) Perencanaan

(4) Tindakan (5) Pengamatan (6) Refleksi (7) Evaluasi (8) Penyusunan laporan.

a. Dialog Awal

Dialog awal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar

permasalahan ini benar-benar menggangu ketika pembelajaran

berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan mewawancarai Guru yang

(6)

b. Pratindakan

Pratindakan ini dimaksud untuk mengetahui secara detail kondisi

kelas yang akan diteliti. Menurut Depdikbud (1996) dalam Arikunto

(2008:hal40), mengemukakan bahwa:

Bagi para pengajar yang akan melakukan penelitian tindakan kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvei, karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik berkaitan dengan kemajuan siswa belajar, sarana pengajarnya maupun sikap siswa.

Akan tetapi karena dalam hal ini peneliti bukan pengajar di tempat

tersebut, maka proses pratindakan ini perlu dilakukan peneliti melalui

pengalaman mengajar dan adaptasi kelas selama kurang lebih sepuluh

pertemuan atau satu bulan lamanya.

c. Perencanaan

Secara umum perencanaan dalam Penelitian tindakan Kelas ini

terbagi kepada dua macam, yang pertama perencanaan umum dan yang

kedua adalah perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk

menyusun rancangan yang mencakup seluruh aspek dalam PTK.

Sedangkan perencanaan khusus adalah dimaksudkan untuk rencana

persiklus.

Adapun perencanaan umum yang dibuat mencakup kegiatan

sebagai berikut,

1) Menentukan Metode Pembelajaran. Metode sering kita analogikan

seperti cara kerja dari sebuah sistem yang sudah disusun. Dalam

kaitannya dengan praktek mengajar Rohani (2004) mengungkapkan

empat hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan metode

pengajaran yang akan dilakukan:

(7)

b) Relevansi dengan bahan

c) Relevansi dengan kemampuan guru

d) Relevansi dengan keadaan peserta didik

e) Relevasi dengan situasi pengajaran

Sedangkan perencanaan khusus mencakup kegiatan persiklus yang

direncanakan akan dijalankan selama tiga siklus, sebagai berikut:

1) Dalam Siklus Pertama memilih materi mengenai “Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia”.

2) Siklus Kedua direncanakan materi mengenai “Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI)”.

3) Siklus Ketiga direncanakan materi mengenai “Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia”.

d. Tindakan

Tahap tindakan ini merupakan implemetasi dari perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang baik sangat bergantung pada

perencanaan yang baik juga. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan

perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar mengajar di kelas.

Pada tahap ini, siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk

diberikan materi Sejarah sebagai bahan dalam pembelajaran.

e. Pengamatan

Kunandar (2008: hal, 143) mengatakan observasi biasanya

digunakan sebagai penyelidikan tingkah laku individu atau proses

terjadinya sesuatu peristiwa yang dapat diamati baik dalam situasi

sesungguhnya ataupun situasi buatan. Tujuan dari pengamatan ini adalah

untuk mendapatkan data berupa aktivitas guru dan siswa selama

(8)

Kegiatan pengamatan ini akan dilakukan oleh guru mitra atau guru

lainnya yang ditempatkan pada sekolah yang sama. Dalam hal ini

pengamatan dilakukan oleh guru mitra yang juga merupakan teman guru

peneliti yang ditempatkan di sekolah tesebut.Dari kegiatan ini, maka

peneliti bersama observer akan bersama-sama mendiskusikan hasil

pengamatannya untuk melakukan refleksi sejauh mana pembelajaran

berlangsung dan hal apa saja yang mesti diperbaiki untuk siklus atau

pertemuan selanjutnya. Untuk memfokuskan hasil dari penelitian ini maka

peneliti akan menggunakan Observasi terfokus.

f. Refleksi

Refleksi adalah suatu upaya evaluasi yang dilakukan oleh para

kolaborator atau partisipan yang terkait dalam PTK yang dilaksanakan

(Depdikbud, 1999: hal28). Dalam penelitian ini maka peneliti sebagai salah

satu partisipan (guru) dalam penelitian ini pun perlu melakukan refleksi

bersama observer lainnya.

Refleksi ini dimaksudkan untuk melakukan pengkajian terhadap apa

yang telah dilakukan peneliti terhadap objek penelitian selama proses

tindakan berlangsung yang telah dicatat selama pengamatan. Refleksi ini

untuk menilai serta menganalisis berbagai macam hal yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung, baik itu hambatan atau pun masalah baru yang

muncul. Sehingga pada akhirnya guru bersama observer lainnya dapat

menyimpulkan,

1) Apakah tindakan yang dilakukan telah sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?Kendala apa saja yang muncul selama proses

pembelajaran?

2) Seberapa jauh ketercapaian atau proses yang berlangsung terhadap

siswa dengan menggunakan lembaran observasi tertututup yang

(9)

Jika di dalam refleksi ini kita masih menemukan masalah, maka

diperlukanlah kembali perbaikan di siklus selanjutnya maka selain

merefleksikan diperlukanlah tindakan evaluasi.

g. Evaluasi

Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah dan

menyajikan informasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengambilan

keputusan selanjutnya. Evaluasi ini juga bertujuan untuk menemukan bukti

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah

seberapa jauh karakter toleransi tersebut telah menginternalisasi dalam diri

siswa.

h. Penyusunan Laporan

Sama halnya dengan penelitian lainnya, dalam PTK penyusunan

laporan juga dilakukan diakhir ketika penelitian telah usai, namun yang

perlu menjadi catatan, PTK yang merupakan penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif juga perlu melampirkan setiap proses yang dilalui

(10)

D. Pendekatan Penelitian

Dalam rencana penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, hal ini disebabkan bahwa posisi penelitian tindakan kelas

tergolong ke dalam penelitian kualitatif. Creswell (1998) dalam Wiriatmadja

(2010:hal8) menjabarkan sebagai berikut,

Kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holisitik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan, dan keseluruhan penelitian berlangsung dalam latar situasi yang alamiah.

Dari pengertian diatas, bisa kita perinci bahwa:

a. Penelitian kualitiatif bersifat naturalistik atau alamiah, ini artinya bahwa

dalam penelitian tindakan kelas yang peneliti akan lakukan, peneliti

menggunakan subjek penelitian yang telah ada dan tidak direkayasa

seperti halnya banyak dilakukan dalam penelitian kuantitatif.

b. Dalam penelitian kualitiatif ini juga bahwa peneliti disebutkan sebagai

instrumen utama. Ini berarti pula bahwa secara langsung dalam Penelitian

tindakan kelas yang akan dilakukan, peneliti secara langsung turun ke

lapangan dan menjadi orang yang secara langsung pula meneliti di dalam

kelas tanpa ada jarak dengan subjek penelitian.

c. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dalam kata-kata. Dalam Penelitian

tindakan kelas juga angka tidak menjadi data-data yang secara mutlak

diperlukan, angka hanya digunakan sebagai alat pembantu dan harus tetap

di deskripsikan dalam bentuk kata-kata.

d. Proses dengan produk sama pentingnya. Ini artinya bahwa peneliti

diarahkan kepada pemahaman dan menganalisis seluruh kejadian selama

(11)

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunkan metode penelitian Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriatmadja

(2005: hlm, 11) adalah:

“penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang

sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan

perubahan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukaakan oleh Wiriatmadja, pada

hakikatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses antara

guru dan siswa untuk melalukan perbaikan, peningkatan, perubahan

dalam pembelajaran yang lebih baik. Agar tujuan dalam pembelajaran

dapat tercapai secara optimal. Penelitian dengan melakukan PTK pada

umumnya sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kualitas dalam

pembelajaran dikelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam

PTK ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar siswa dikelas

VIII, dengan tujuan untuk meningkatkanmotivasi melalui metode

(12)

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang

ingin dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan,

meliputi :

1. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang

bertingkah laku. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara

dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada

keinginan melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Atau dengan

kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap

perorangan atau orang-orang sebagai kekuatan yang terdapat dalam

individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat.

Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih

baik dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Role Playing

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak

yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur

senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada

situasi tertentu diluar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di

dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai

suatu aktivitas dimana para peserta didik membayangkan dirinya

seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran yang lain (Basri Syamsu,

(13)

Role playing adalah strategi pengajaran yang termasuk ke dalam

kelompok model pembelajaran sosial (social models). Strategi ini

menekankan sifat sosial pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku

kooperatif dapat merangsang siswa baik secara sosial maupun intelektual

(Joyce dan Weil, 2000).

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama

mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah dan nama program

studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” di

negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih di

kenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan

para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic

Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di

persekolahan, pertama kali digunakan dalam Kurikulum 1975.

Dalam struktur disiplin ilmu baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu

pendidikan, belum ditemukan adanya nama social studies ataupun pendidikan

IPS sebagai sub disiplin ilmu. Hal ini mungkin terjadi karena social studies

adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu (Somantri,

2001: hal 89). Selain mengkaji prilaku manusia, disiplin ilmu-ilmu sosial

memandang situasi peristiwa umat manusia dari perspektif berbeda dan unik.

Karena ada perbedaan persepsi maka metodologi dan teknik penelitiannya

pun berbeda. IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan

sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan

humaniora.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu konsep untuk

mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian

(14)

teori tentang IPS, maka harus mengenal disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut,

diantaranya: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Politik, Psikologi,

Sosiologi (Dahdendorf, 2000: hal 999)

G. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka dibutuhkan

instrumen dalam penelitian ini. oleh karena itu dalam mengumpulkan

semua data yang ada dilapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian,

yaitu sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Teknik observasi merupakan teknik yang menuntut peneliti untuk

melakukan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung terhadap objek penelitian. Alasan melakukan observasi yaitu

dapat menggambarkan secara jelas perilaku atau kejadian yang berada di

lapangan, dan dapat menjawab pertanyaan dari hlm yang belum diketahui.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan

agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu

merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud

dalam diskusi balikan (Arikunto, 2002:hlm 25).

Adapun lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut

No Aspek yang dinilai

KriteriaPenlaian

SK K C B SB

1 MerencanakanPengelolaanKegiatanBelajarMengajar

 MerumuskanTujuanPembelajaran  MenentukanMetode

(15)

Menentukanlangkah-langkahpembelajaran

4 MerencanakanPenggunaanAlatdan Media Pengajaran

a. Menentukan media pengajaran

b. MenentukanSumberPengajaran

5 MerencanakanPenilaianPrestasi murid untukkepentinganpengajaran

Menentukanbermacam-Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan

siswa mengeani pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role

(16)

dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh

peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009, hlm 219).

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung,

seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode Role Playing

Observasi yang dilalukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi

terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiyono (2008,hlm. 146)

adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang

diteliti, kapan dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur ini

dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Oleh karena

itu peneliti telah menentukan bentu-bentuk aktivitas siswa yang menjadi

fokus dalam penelitian ini. aktivitas siswa yang dimaksud di sisni adalah

indikator yang telah dikembangkan oleh peneliti dari variabel metode Role

(17)

2. Wawancara

Menurut Wiriaatmadja (2005: hlm, 117) Swawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang

yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai

hlm-hlm yang dianggap perlu.Peneliti mengumpulkan data melalui proses

wawancara tidak baku yaitu wawancara yang berbentuk

pertanyaan-pertanyaan umum dan khusus yang diantisipasi pewawancara dalam

urutan dan kesempatan yang tersedia (Wiriaatmadja, 2005: hlm 117).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode pembelajaran Role Playing. Sebelum melakukan wawancara

dengan siswa peneliti terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan. Alat yang akan digunakan dalam proses wawancara

adalah lembar pedoman wawancara dan alat tulis. kegiatan ini dilakukan

dengan mengambil sampel perwakilan siswa sebanyak tiga siswa untuk

diwawancarai mengenai proses pembelajaran IPS melalui metode Role

Playing.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi

bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen

ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil

(18)

silabus RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam

belajar serta foto-foto atau rekaman dalam proses belajar.

I. Teknik Pengolahan Data

Sebanyak apapun data yang kita peroleh dari hasil penelitan

jika tidak diolah dan dianalisis maka tidak akan berarti apa-apa. Maka

dari itu suatu data didalam PTK sangat penting untuk diolah dan

dianalisis. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 106) menganalisis data yaitu

suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk

mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga

memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

Bogdan & Biklen dalam Meleong (2010, hlm. 248) bahwa

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. Analisis data kualitatif dilakukan dari awal penelitian sampai

akhir penelitian.

Adapun data yang bersifat kuantitatif digunakan sebagai salah

satu dukungan data yang akan diolah dengan menggunakan statistik

deksriptif persentase (%) pengamatan dengan menggunakan nilai

rata-rata. Pengolah data observasi tersebut menggunakan perhitungan

(19)

Persentase Aktivitas guru = Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas

Persentase Aktivitas siswa = Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas

Gambar 3.2 Perhitungan Format Observasi (I Wayan Santyasa, 2007: hal. 24)

Setelah diperoleh persentasi selanjutnya akan diklasifikasi dengan menggunakan acuan sebagai berikut sebagai berikut,

Rentang Skor Kategori

85% - 100 % Sangat baik

70% - 84,99% Baik

55% - 69,99 % Cukup

40% - 54,99 % Kurang

0 – 39,99% Sangat Kurang

(20)

J. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm.89) analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Dalam hal ini dilakukan setiap siklus penelitian tindakan kelas

sehingga penelitian akan menilai setiap tindakan dalam proses

pembelajaran, dan selanjutnya akan memutuskan perencanaan untuk siklus

berikutnya.Teknis analis data yang dikemukan oleh Miles & Huberman

yang dikutip dari Basrowi & Suwandi (2008: hlm 20) mencakup tiga

kegiatan yang bersamaan, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap

data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara

merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah meumbuhkan

kemampuan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran

(21)

2. Display (penyajian data)

Penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat

gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dan kemudian dialkukan klasifikasi. Penyajian data yang

dilakukan secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan

memudahkan untuk memahami gambaran terhadap aspek yang

diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam

bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi

Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk

mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang

dikumpulkan dengan mencari hlm-hlm yang penting. Agar

memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut

kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung.

K. Validasi Data

Validasi data digunakan untuk membuktikan apa yang telah

diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang terjadi, maka

peneliti melakukan validasi data tahap validasi data dilakukan melalui:

1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara dari

nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan ini

tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan

keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya (Wiriaatmadja,

2005: hlm. 168).

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain,

misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang

(22)

dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru,

siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta

prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan

buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada

sumber data pertama guru dan siswa (Wiriaatmadja, 2005: hlm 168).

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan

penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen

pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaikan,

modifikasi, atau penghlmusan berdasarkan arahan atau opini pakar

(pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan

meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

5. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa

mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian

tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan

meminta pendapatnya.(Wiriaatmadja, 2005: hlm. 171).

6. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil dikumpulkan (Wiriaatmadja, 2005: hlm. 170).

Glaser dan Strauss (1967: hlm 68) juga mengemukakan bahwa tidak

ada tambahan data baru berarti sudah tercapai kejenuhan, yang disebut

(23)

L. Interpretasi Data

Data yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan

yang diperoleh antara peneliti dan guru. Interpretasi dilakukan untuk

menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan

normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses

pembelajaran dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. Ada beberapa

hal yang dilakukan peneliti, yaitu:

1. Mendeskripsikan perencanaan tindakan

2. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus

3. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral(Wiraatmadja 2010,hlm.66)
Tabel 3.8 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa ( I Wayan Santyasa, 2007,hlm. 24)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

“ Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistemastis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data