BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Adanya lokasi penelitian tentu merupakan hal yang penting bagi
berlangsungnya sebuah proses penelitian. Lokasi penelitian merujuk pada sebuah
tempat dimana terdapat pelaku dan fenomena yang akan diteliti. Untuk
mendapatkan segala informasi yang peneliti butuhkan demi menunjang
terlaksananya penelitian mengenai peran peergroup dalam membentuk gaya
hidup konsumtif remaja, oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian di
sekolah menengah atas. Karena rentang usia remaja SMA berkisar antara 15
sampai 17 tahun maka peneliti merasa tepat apabila melakukannya di SMA.
Dalam penelitian ini SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di Jalan
Lengkong Kecil No. 53 dipilih sebagai lokasi penelitian. Sekolah ini merupakan
salah satu sekolah yang letaknya strategis di tengah-tengah kota Bandung. SMA
Negeri 7 Bandung juga merupakan sekolah yang cukup diminati pendaftar.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian disini adalah karena karakteristik
siswa-siswi di sini sangat heterogen. Selain itu juga mereka berasal dari status
sosial yang berbeda-beda. Banyak siswa yang datang ke sekolah dengan mobil,
motor, bus, kereta api dan bahkan jalan kaki. Tetapi kebanyakan siswa
mengendarai motor ke sekolah. Selain itu juga, berdasarkan pengamatan penulis
siswa-siswi SMA Negeri 7 Bandung bergaul secara berkelompok yang dari setiap
kelompoknya tentu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Lokasi
penelitian juga dekat dengan peneliti, sehingga dapat memudahkan pengambilan
data dan peneliti dapat berkomunikasi dengan intensif dengan sumber informasi
Subjek merupakan pelaku, dalam hal ini adalah semua orang yang dapat
dimintai informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian. Menurut
Sugiyono (2013, hlm. 216):
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Tujuan dari digunakannya purposive karena peneliti ingin memperoleh data
yang lengkap dari informan-informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data yang akurat. Kemudian yang menjadi subjek
penelitian dalam pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah:
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
No Subjek Penelitian Jumlah
1 Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 7 Bandung
1 orang
2 Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Bandung 15 orang
Jumlah 16 orang
B. DESAIN PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN DESAIN
Untuk lebih memudahkan dalam melakukan penelitian, diperlukan
pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan kualitatif. Dikemukakan oleh Bungin (2008, hlm.302) bahwa
“Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam
Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting.
Sedangkan menurut Herdiansyah (2010, hlm.9) “Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti”.
Sementara itu Sukmadinata (2006, hlm.60) menyatakan bahwa “Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individu maupun kelompok”. Berdasarkan beberapa
pendapat diatas maka pendekatan kualitatif dipandang tepat untuk melihat lebih
jelas aktifitas sosial kelompok teman sebaya (peergroup).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk terjun ke lapangan untuk
menemukan jawaban dengan secara langsung melihat, mengamati dan
mendengarnya langsung dari objek yang akan diteliti. Tujuan dari pemilihan
pendekatan kualitatif agar didapatkan informasi yang mendalam dengan
wawancara dan observasi yang dilakukan antara peneliti dengan objek penelitian.
Karena yang menjadi masalah penelitian yaitu bagaimana peran teman sebaya
(peergroup) dalam membentuk gaya hidup konsumtif maka diperlukan data yang
benar-benar dapat menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena tersebut
melalui data yang berupa kata-kata atau lisan dari perilaku kelompok yang
diamati. Untuk itulah pendekatan kualitatif dirasa tepat apabila digunakan dalam
penelitian ini.
C. METODE PENELITIAN DAN JUSTIFIKASI PEMILIHAN
METODE
Metode adalah jalan yang digunakan untuk mencari informasi melalui data
menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai metode penelitian.
Metode penelitian merupakan cara atau proses yang digunakan dalam pendekatan
masalah penelitian untuk menemukan jawaban atas suatu masalah. Seperti yang
dikemukakan oleh Surakhmad (1992, hlm.121):
Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya mengkaji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Menurut Ruslan (2008, hlm.24) “Metode adalah kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau
objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya”. Sedangkan
Menurut Sugiyono (2013, hlm.2) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dapat
disimpulkan bahwa metode merupakan unsur penting dalam penelitian yaitu
sebagai jalan untuk menemukan jawaban. Pemilihan metode yang tepat dapat
menunjang keberhasilan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
Yin (2002, hlm.1):
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.Studi kasus juga bisa memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan sebagai suatu hal yang bersifat umum.
Kemudian dikemukakan oleh Raco (2010, hlm.50) “Studi kasus ini dapat
membantu peneliti untuk mengadakan studi mendalam tentang perorangan,
kelompok, program, organisasi, budaya, agama, daerah atau bahkan Negara”.
Penelitian ini ingin melihat proses interaksi yang dilakukan oleh peergroup
bersama anggotanya sehingga menimbulkan gaya hidup yang konsumtif.
Pandangan ini didukung oleh pendapat Muin (2013, hlm.230) yang mengatakan
yang berkenaan dengan suatu fase khusus atau khas dari keseluruhan kejadian”.
Dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (Mulyana, 2004, hlm.201) penggunaan
metode studi kasus dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya:
a.Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti;
b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari;
c.Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan responden;
d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas;
Berdasarkan beberapa pandangan dari beberapa ahli serta
keuntungan-keuntungannya, peneliti menimbang bahwa metode studi kasus adalah metode
yang tepat jika digunakan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin menghasilkan
data yang berupa kata-kata yang dapat mendeskripsikan perilaku yang telah
diamati peneliti. Kemudian tujuan dari penelitian ini juga untuk memberikan
gambaran pola interaksi dari peergroup yang menyebabkan gaya hidup konsumtif.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini maka
diperlukan data yang menunjang penelitian ini. Dalam pengumpulan data-data
maka diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data tentulah
harus disesuaikan dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Menurut
Sugiyono (2013, hlm. 224) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian
adalah mendapatkan data”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi
kepustakaan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm.62)
bahwa:
interview (wawancara), kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Untuk menunjang hal tersebut penulis menggunakan beberapa teknik yaitu
sebagai berikut:
1. Observasi
Pengertian observasi menurut Kartono (1980, hlm.142) adalah “Studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan
jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi
adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam
pola-pola kulturil tertentu”. Menurut Nawawi dan Martini (1992, hlm.74) “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian”.
Dalam Sugiyono (2013, hlm.227) “Observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation”. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah participant
observation dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek
yang sedang diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati hal yang
dikerjakan oleh sumber data, mengamati, mencatat, menganalisis dan selanjutnya
membuat kesimpulan mengenai perilaku remaja bersama peergroupnya serta
melihat aktivitas mereka sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.228) “Manfaat dari
observasi salah satunya adalah dengan observasi peneliti dapat menemukan
hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara
karena bersifat sensitiF”. Untuk itulah peneliti memandang bahwa observasi
dirasa tepat dalam penelitian ini karena peneliti terlibat langsung sehingga antara
peneliti dan objek penelitian tidak ada yang dirahasiakan.
Menurut Sugiyono (2013, hlm.231):
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.
Melalui wawancara ini peneliti ingin mendapatkan informasi secara verbal
mengenai sikap, pengetahuan dan tindakan yang menjadi target penelitian yaitu
tentang peranan peergroup dalam membentuk gaya hidup konsumtif pada remaja
di SMAN 7 Bandung. Wawancara digunakan peneliti dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada informan untuk mengetahui
kejelasan dari suatu permasalahan. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara tak berstrukur (unstructured interview) dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara
sistematis. Pedoman wawancara disusun secara sederhana. Teknik ini dilakukan
agar interaksi yang dilakukan antara peneliti dengan responden lebih lugas dan
tidak ada yang merasa diintimidasi. Wawancara ini juga dilakukan agar suasana
diantara peneliti dan informan tidak ada rasa canggung. Sehingga peneliti dengan
responden dapat berbincang seperti layaknya teman yang sedang mendengarkan
curahan hati remaja. Pendekatan seperti ini sangat tepat apabila respondennya
para remaja. Tujuannya adalah untuk memperkuat suatu data yang telah diperoleh
serta untuk memperoleh informasi secara meluas dan mendalam. Alasan tersebut
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2013, hlm.267) bahwa:
Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan dalam kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari partisipan.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap dua kelompok teman
sebaya yang berada di SMA Negeri 7 Bandung sebagai informan utama, yang
3. Studi Dokumentasi
Menurut Moleong (2006, hlm.161) mendefinisikan bahwa “Studi
dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis di lapangan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti”. Sedangkan dikemukakan oleh Arikunto (2006,
hlm.231), “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Studi dokumentasi dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
Studi dokumentasi yang akan dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan
berbagai dokumen seperti catatan yang ada pada guru BK, wali kelas, dan guru
lainnya, buku laporan pribadi siswa serta catatan lain yang berkaitan dengan
sumber data. Kemudian dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan
cara mengamati social media yang digunakan oleh informan. Informasi yang
didapatkkan dari social media merupakan data pendukung yang dianggap penting
oleh peneliti, sebab melalui social media biasanya para remaja suka
mempublikasikan kegiatanya bersama teman-temannya.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Arikunto (2006, hlm.134), “Instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya”. Instrumen merupaka alat bantu yang digunakan peneliti untuk
memperoleh sebuah data. Teknik pengumpulan data akan menjadi lebih mudah
apabila didukung dengan intrumen penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013,
hlm.305) menjelaskan bahwa “…dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Selanjutnya Sugiyono
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Merujuk pada pendapat diatas, sudah jelas bahwa intrumen utama dalam
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, selebihnya instrumen-instrumen
pendukung disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan.
Adapun instrumen-instrumen tersebut adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara, tape recorder, kamera serta catatan lapangan.
F. PROSEDUR PENELITIAN
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini peneliti mengajukan proposal usulan penelitian kepada pihak
Prodi Pendidikan Sosiologi. Setelah disetujui, peneliti mengikuti seminar proposal
penelitian pada tanggal 24 Juni 2013 dan diuji oleh 2 dosen penguji. Setelah
ditetapkan bahwa usulan penelitian ini layak untuk diteliti, maka Prodi Pendidikan
Sosiologi mengeluarkan SK yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2013 dan disetujui
oleh Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Rangkaian selanjutnya peneliti melakukan observasi dengan terlebih dahulu
mengunjungi SMA Negeri 7 Bandung. Tujuan dilakukannya observasi ini adalah
untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 7 Bandung, terutama yang
terkait dengan objek penelitian yaitu peer group. Observasi ini dilakukan dengan
cara mengamati perilaku siswa-siswi bersama dengan peer groupnya. Hal tersebut
dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai peergroup yang ada di SMA
Setelah melakukan kegiatan tersebut, peneliti membuat rancangan
penelitian sederhana serta membuat kelengkapan penelitian yang meliputi surat
penelitian yang merupakan prosedur penelitian serta guna mendapatkan izin dari
instansi terkait. Prosedur perizinan yang dilakukan antara lain:
a. Mengajukan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial melalui prodi Pendidikan Sosiologi yang
ditandatangani oleh Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi.
b. Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Pembantu
Dekan I mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk
disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung.
c. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung melalui Wakil Kepala Sekolah
Bidang Humas memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di sekolahnya.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah pada tahap pra penelitian, peneliti melengkapi segala kelengkapan
yang diperlukan selama penelitian, tahap selanjutnya peneliti mulai terjun ke
lapangan untuk memulai pelaksanaan penelitian. Karena dalam penelitian
kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama sebuah penelitian, maka peneliti
secara langsung berhubungan dengan responden. Dalam kegiatan penelitian,
peneliti dibantu dengan pedoman wawancara sederhana. Kegiatan wawancara ini
dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya:
a.Wawancara yang dilakukan kepada Wakasek Humas SMA Negeri 7
Bandung. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keseluruhan
mengenai gambaran sekolah di SMA Negeri 7 Bandung.
b. Wawancara yang dilakukan kepada dua kelompok teman sebaya
(peergroup) yang ada di SMA Negeri 7 Bandung. Pada tahap ini tentu
saja peneliti bertujuan untuk mendapatkan data selengkap-lengkapnya
berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka bergaul dan apakah
karenanya dapat menimbulkan gaya hidup konsumtif.
Setelah melakukan proses wawancara dengan para responden, penulis
menyusun secara runut kemudian menuliskan kembali informasi-informasi yang
telah didapatkan. Tidak lupa pula menuliskan catatan tambahan yang berasal dari
catatan pengamatan, foto maupun dokumen lainnya. Tujuan dilakukannya hal ini
agar peneliti dapat melihat data apalagi yang harus peneliti cari dan lengkapi. Hal
ini juga dilakukan sampai peneliti sampai pada titik jenuh dan tidak ada lagi
mendapat informasi yang baru.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Tahap pengolahan dan analisis data merupakan tahap yang paling penting.
Setelah peneliti melakukan serangkaian penelitian, data yang diperoleh dari
berbagai responden kemudian diolah dan dianalisis. Maka diperlukan tahap ini
untuk mengemas sebuah penelitian dalam sebuah laporan yang mudah dimengerti
oleh pembaca. Hal-hal yang berkaitan dengan tahap pengolahan dan analisis data
akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
Teknik pengolahan data dan analisis data merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian proses yang
akan mengasilkan interpretasi data secara sistematis, mudah dibaca dan dipahami.
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm.244)”
Selebihnya Cresswell (2013, hlm.275) mengemukakan bahwa “analisis data
kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah
seringkali menjadi model analisis yang umum digunakan”. Dalam model analisis
tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, menganalisisnya berdasarkan
tema atau perpektif tertentu dan melaporkannya. Dalam penelitian ini juga peneliti
memilah informasi yang informasi yang mendukung serta tidak memasukkan
informasi yang tidak penting.
Menurut Sugiyono (2013, hlm.245) “analisis data pada penelitian kualitatif
telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Dalam
penelitian ini analisis sebelum di lapangan dilakukan untuk memberikan
gambaran awal mengenai hasil penelitian. Namun menurut Sugiyono (2013,
hlm.245) “…focus penelitian ini masih bersifat sementara , dan akan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama di lapangan”. Demikian pula juga dalam
penelitian ini gambaran awal mengenai penelitian ini dapat berkembang seiring
dengan proses penelitian.
Kemudian beberapa aktivitas analisis di lapangan menurut Sugiyono (2013,
hlm.246) “…berdasarkan Model Miles dan Huberman terdiri dari 3 aktivitas
yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verivication”. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam analisis
tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Daymon dan Holloway (2008, hlm.369) “Reduksi data adalah
proses memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang
lebih teratur dengan mengoding, menyusunnya menjadi kategori (memoing), dan
merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana”. Untuk itulah dengan
adanya reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan informasi
selanjutnya dan melengkapi data yang diperlukan. Hal tersebut sejalan dengan
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya”. Sementara Nasution (2003, hlm.128)
mengungkapkan bahwa:
Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih-pilih hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.
Kondisi-kondisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, merupakan hal
yang sangat relevan dengan apa yang peneliti temui di lapangan. Terkadang
peneliti kesulitan dalam menganalisis data karena data terlalu banyak dan tidak
fokus pada pokok penelitiannya. Setelah melakukan beberapa observasi dan
wawancara data yang diperoleh semakin lama semakin bertambah dan semakin
rumit jika analisis dilakukan pada keseluruhan data yang diperoleh. Untuk itulah
penulis melakukan proses pemilahan terhadap data. Dengan cara seperti itu dapat
mempermudah penulis untuk melengkapi data yang sekiranya masih diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah melakukan kegiatan reduksi data, langkah selanjutnya yang
dilakukan dalan analisis data adalah data display atau penyajian data. Menurut
Rasyad (2002, hlm.15) “Penyajian data dilakukan untuk menganalisis masalah
agar mudah dicari pemecahannya”. Penyajian data juga dilakukan untuk
mempermudah melihat gambaran di lapangan secara tertulis.
Penyajian data dapat dilakukan ke dalam beberapa bentuk. Menurut
Sugiyono (2013, hlm.49) “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Nasution (2003, hlm.128) beliau mengungkapkan bahwa:
dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik.
Berdasarkan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013,hlm.249) “…yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif”. Merujuk pada pendapat para ahli diatas,
peneliti melakukan penyajian data ke dalam bentuk uraian narasi. Tujuan
digunakannya teknik itu agar peneliti mudah membaca, mempermudah proses
penyusunan laporan, serta mempermudah memahami gejala di lapangan.
3. Conclusion Drawing/Verification
Langkah yang terakhir dalam analisis data adalah conclusion
drawing/verification atau penarikan kesimpulan/verifikasi. Dikemukakan oleh
Sugiyono (2013, hlm.252) bahwa:
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
Sama halnya dengan penelitian ini, bahwa kesimpulan yang ditarik
merupakan kesimpulan yang masih bersifat sementara. Keadaan itu akan berubah
apabila peneliti tidak menemukan penemuan-penemuan atau informasi baru di
lapangan yang dapat mendukung pernyataan peneliti. Maka kesimpulan yang
telah dibuat mestilah dirubah. Tetapi apabila fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan sesuai dan didukung oleh bukti serta teori yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka kesimpulan tersebut dapat dinyatakan benar.
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013,
hlm.252) bahwa:
H. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA
1. Triangulasi
Dikemukakan oleh Sugiyono (2013,hlm. 273) bahwa “Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Proses triangulasi dalam penelitian ini
dilakukan pada informasi yang diberikan oleh responden-responden yang terkait.
Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan pada teknik pengumpulan data. Pada
mulanya peneliti melakukan observasi, lalu setelah data terkumpul peneliti
melakukan wawancara serta studi dokumentasi. Setelah mendapatkan data dari
ketiga teknik pengumpulan tersebut barulah dicocokkan untuk menguji
kredibilitas data. Untuk itu bagan proses triangulasi dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
Bagan 3.1
Triangulasi Sumber Data
Observasi Wawancara