Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Pendekatan
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat serta
desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan
pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik serta alat yang digunakan
dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan.
Metode merupakan syarat yang mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari
sebuah masalah. Ketepatan metode dalam penelitian merupakan cara atau alat
untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Sesuai dengan judul penelitian
yang diambil, peneliti menetapkan metode yang digunakan dalam adalah
deskriptif analisis, dengan tujuan untuk membuat gambaran yang faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan ciri khas tertentu dalam objek penelitian. Metode
desktiptif analisis merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status gejala menurut fakta yang ada. Azwar (1997:7)
menyatakan bahwa:
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai popularitas atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambrakan situasi atau kejadian.
Hal ini dijelaskan pula oleh Surakhmad (1990:139),
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini peneliti hanya mendeskripsikan hasil penelitian. Saat
peneliti memasukan objek yang diteliti, peneliti melihat segala sesuatu yang
terlibat dengan objek secara langsung maupun yang tidak langsung. Segala
aktivitas yang dilakukan oleh objek dilihat dan diperhatikan secara jelas. Peneliti
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan diperhatikan secara
jelas. Peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan ditanyakan.
Kemudian peneliti memilah data yang penting dan menarik dan menyingkirkan
data yang tidak perlu. Dari data yang ada, peneliti menetapkan data tersebut
sebagai fokus penelitian. Setelah sampaipada fokus penelitian, langkah
selanjutnya adalah memaparkan data-data tersebut, kemudian
mengkonstruksikannya menjadi data dalam bentuk susunan yang beruntun.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang bersifat
eksploratoris karena berusaha mengeksplorasi terhadap suatu permasalahan
walaupun dengan sedikit informan. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Basrowi
(2008:1) menyatakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau lisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengebali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Pendapat lain, menurut moleong (2010:6) bahwa penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut:
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memandaatkan sebagai metode alamiah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini diharapkan dapat
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari
Kabupaten Cilacap.
B. Lokasi dan Subjek penelitian
a) Lokasi penelitian
Lokasi merupakan daerah atau tempat yang digunakan peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Lokasi penelitian dalam penelitian ini difokuskan di
desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap. Alasan dipilihnya
desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap sebagai lokasi
penelitian, karena merupakan daerah dimana tari Lengger Calung
Banyumasan dilestarikan dan tempat berdirinya Paguyuban Ngesti Laras
yang merupakan paguyuban tari Lengger Calung Banyumasan. b) Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah makna pada berbagai aspek ritual
dalam tari Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap. Karena, di dalam seni tari ini masih terdapat
unsur-unsur yang masih primitif dan mistis. Unsur mistis yang dimaksud
adalah keyakinan adanya roh halus yang merasuk dalam diri penari yang
disebut Indhang. Sebagai gambaran mengenai keadaan masyarakat pada mitos yang dahulu pernah hidup dan mereka yakini. Subjek ini dipilih selain
untuk mempelajari tariannya itu sendiri, juga khususnya agar dapat lebih
memahami makna ritual yang terkandung dalam tari Lengger Calung
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah dan menghindari kesalah pahaman dalam
penafsiran, maka diberikan batasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian,
adalah sebagai berikut:
a. Lengger Calung Banyumasan adalah seni tari yang berasal dari desa Rawa
Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap, yang merupakan tari tradisi
rakyat Rawa Jaya yang diwariskan turun temurun dari leluhurnya.
Tarian ini dibagi menjadi empat babak yaitu: (a) babak
Gambyongan/Lenggeran, (b) babak badud, (c) babak kuda calung
(ebeg-ebegan), dan (d) babak yang terakhir babak baladewaan. Uniknya dalam
pagelarannya, tarian ini diiringi oleh Gamelan calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong, tiup, ketipung dan kendang.
b. Desa Rawa Jaya adalah nama desa yang berada di Kecamatan Bantarsari
Kabupaten Cilacap, tempat dimana penelitian dilaksanakan.
c. Ritual merupakan serangkaian tindakan keagamaan atau magis dengan urutan
yang didasarkan tradisi.
D. Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa instrumen
penelitian. Instrumen penelitian menurut Suryabrata (2008:52), yaitu:
Instumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknik biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Untuk atribut kognitif perangsangnya adalah pertanyaan, sedangkan untuk atribut non kognitif perangsangnya adalah pernyataan.
Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyiapkan beberapa panduan diantaranya pedoman observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dengan adanya panduan tersebut peneliti akan lebih fokus terhadap
topik pembahasan dimana dengan cara ini peneliti bisa berfokus mengetahui pada
topik penelitian Sugiyono (2013:305), mengungkapkan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Adapun instrumen atau alat yang digunakan untuk mendukung
kelancaran berlangsungnya penelitian ini antara lain:
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara adalah kumpulan atau hal pokok yang
menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus
dilakukan dalam wawancara, sehingga wawancara tersebut dapat
menghasilkan sesuatu hal yang diinginkan. Wawancara dilakukan langsung
kepada narasumber, yaitu (1) Seniman dalam bidang-bidang seni tradisi yang
memberikan informasi tentang seni tari Lengger Calung Banyumasan, yakni S. Darsono (seniman tari Lengger Calung Banyumasan), Sunardi (seniman tari Lengger Calung Banyumasan) dan Eja Rosida, S.sen (seniman tari
Lengger Calung Banyumasan), (2) Tokoh masyarakat desa Rawa Jaya, yakni
Sugeng Sanmiharso. Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan dua pedoman yaitu wawancara terstruktur (structured
interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Sugiyono
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Selain kepada narasumber, wawancara juga dilakukan kepada
masyarakat guna mengetahui seberapa jauh pengetahuan masyarakat
mengenai tari Lengger Calung Banyumasan. b. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi adalah kumpulan atau hal pokok yang menjadikan
dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus dilakukan
dalam observasi, sehingga observasi yang dilakukan tersebut dapat
menghasilkan suatu hal yang diinginkan. Dari segi pelaksanaan pengumpulan
data, Sugiyono (2013:204) menyatakan bahwa observasi dapat dibedakan
menjadi:
1. Observasi berperanserta (participant observation)
Peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian
2. Observasi non partisipan (non participant observation)
Peneliti hanya mengamati saja sebagai pengamat independen, tidak
terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti.
Selanjutnya dari segi instrumen yang digunakan, Sugiyono (2013:205)
menyatakan bahwa observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi terstruktur
Observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen
penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
2. Observasi tidak terstruktur
Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi. Hali ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti jika dilihat dari segi proses
pengumpulan data dan segi instrumen yang digunakan adalah observasi
nonpartisipan dan observasi yang tidak berstruktur. Karena peneliti hanya
mengamati saja, tidak terjun langsung sebagai pelaku yang akan diteliti. Selain
itu, instrumen yang digunakan tidak menggunakan instrumen yang baku yaitu
kamera foto dan kamera video karena hasil yang ingin didapat berupa gambar,
rekaman suara dan video. Adapun pedoman observasi serta tabel hasil observasi
akan berada dalam lampiran penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sumber data yang dipakai sebagai
bahan pembuatan penelitian terdiri dari 2 jenis sumber data, yakni sumber data
primer dan data sekunder, antara lain:
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari
hasil wawancara langsung dengan narasumber kunci antara lain adalah seniman
tari Lengger calung banyumasan dan tokoh masyarakat desa Rawa Jaya serta hasil dokumentasi berupa photo dan rekaman tari Lengger calung banyumasan.
2. Sumber data sekunder
Merupakan data yang diambil secara tidak langsung melalui
keterangan-keterangan kepustakaan dari buku-buku, diktat kuliah dan yang lainnya untuk
memperoleh data mengenai teori-teori yang menunjang kegiatan penelitian.
Selanjutnya bisa dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka ada
beberapa teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini, di antaranya:
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 1988). Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
nyata yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan
menggunakan berbagai alat yang canggih sehingga benda-benda yang sangat
kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa)
dapat diobservasi dengan jelas.
Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan atau
mengumpulkan data-data penelitian secara langsung dengan mengamati tari
Lengger Calung Bnayumasan. Observasi awal dilakukan yaitu pada tanggal 11
November 2013 dengan mencari tahu tentang tari Lengger Calung
Banyumasan yang berada di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari. Kemudian
peneliti mengkaji hal apa saja yang dapat diteliti dan dijadikan masalah dalam
sebuah penelitian pada tari Lengger Calung Banyumasan tersebut. Observasi selanjutnya dilakukan dengan melihat langsung pertunjukan tari Lengger
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti merasa masih kurang lengkap dalam penelitian sebelumnya, maka
diputuskan observasi akhir dilakukan pada tanggal 11 April 2014.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai langkah berikutnya dalam rangka
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk memecahkan
masalah-masalah dalam penelitian yang tidak dapat ditemukan melalui kegiatan
observasi. Sugiyono (2013:319-320) menyatakan bahwa:
Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemastis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dikarenakan peneliti
belum mengetahui pasti mengenai informasi yang akan diperoleh, sehingga
menggunakan perdoman waancara yang tidak terstruktur. Hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti melakukan
wawancara terhadap Seniman dalam bidang-bidang seni tradisi dan tokoh
masyarakat yang memberikan informasi tentang seni tari Lengger Calung
Banyumasan, yakni:
1. Bapak S. Darsono selaku seniman tari Lengger Calung Banyumasan sekaligus pimpinan paguyuban Ngesti Laras di desa Rawa Jaya Kecamatan
Bantarsari Kabupaten Cilacap. Bapak S. Darsono dijadikan sebagai
narasumber inti oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau,
diperoleh data mengenai latar belakang terciptanya dan penciptaan tari
Lengger Calung Banyumasan beserta ritual dan makna ritual yang terdapat
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bapak Sunardi selaku seniman tari Lengger Calung Banyumasan sekaligus pimpinan paguyuban Madya laras dan sebagai penata musik tari Lengger
Calung Banyumasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau,
diperoleh data mengenai struktur koreografi, alat musik, tata busana dan
tata rias pada tari Lengger Calung Banyumasan.
3. Bapak Eja Rosida, S.Sen selaku seniman tari Lengger Calung
Banyumasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau, diperoleh data
mengenai ritual dan makna ritual beserta penciptaan tari Lengger Calung
Banyumasan.
4. Bapak Sugeng Sanmiharso selaku tokoh masyarakat desa Rawa Jaya
Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap. berdasarkan hasil wawancara
dengan beliau diperoleh data mengenai awal mula datangnya tari Lengger
Calung Banyumasan ke desa Rawa Jaya.
Peneliti melakukan beberapakali wawancara kepada narasumber.
Wawancara yang peneliti lakukan yakni secara langsung bertatap muka dengan
responden yang dijadikan narasumber primer maupun sekunder. Peneliti
melakukan penelitian dengan wawancara salah satu tokoh seniman tari
Lengger Calung Banyumasan yakni S. Darsono, pada tanggal 11 November
2013 pukul 13.00 s/d 14.30 WITA di rumah narasumber. Pada tanggal 11
November 2013 pukul 15.00 s/d 17.00 WITA melakukan wawancara dengan
seniman tari Lengger Calung Banyumasan yakni Sunardi, di rumah narasumber.
Pada tanggal 12 November 2013 pukul 13.00 s/d 15.00 WITA peneliti
melakukan wawancara kepada narasumber yakni Eja Rosida, S.sen di rumah
narasumber. Selain melakukan wawancara kepada tokoh seniman tari Lengger
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada tokoh masyarakat yakni Sugeng Sanmiharso pada pukul 15.00 s/d
17.00 WITA di rumah narasumber.
Setelah itu peneliti melihat langsung pertunjukan kesenian tari
Lengger Calung Banyumasan pada tanggal 18 Januari 2014. Dari hasil
apresiasi tersebut peneliti mendapatkan data tambahan mengenai tari Lengger
Calung Banyumasan, karena peneliti merasa masih kurang lengkap dalam
penelitian sebelumnya, diputuskan pada tanggal 11 April 2014 peneliti
melakukan penelitian lagi dimulai pada pukul 10.00 s/d 18.00 WITA
melakukan wawancara ulang lagi kepada narasumber yaitu S. Darsono untuk
melengkapi bahan yang merasa kurang lengkap, dan setelah wawancara
dilakukan peneliti mengunjungi Paguyuban Ngesti Laras. 3. Studi Pustaka
Untuk memecahkan permasalahan yang ada pada penelitian, peneliti
melakukan studi pustaka dengan cara membaca buku-buku referensi, internet,
hasil-hasil penelitian, serta hasil-hasil lain yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti seperti jurnal, koran, majalah dan lain-lain. Beberapa pustaka yang
peneliti gunakan untuk menunjang penulisan karya ilmiah ini di antaranya:
1. Agama dalam Transpormasi Budaya Nusantara pengarang
Kasmahidayat (2010). Buku ini sangat membantu peneliti karena di
dalam buku ini terdapat berbagai penjelasan yang mempermudah
peneliti dalam menganalisis aspek dan makna ritual yang terkandung
dalam tari Lengger Calung Banyumasan.
2. Metode Penelitian Pendidikan pengarang Sugiyono (2013). Buku ini
sangat membantu peneliti untuk menentukan dan menyusun
metode-metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam meneliti
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Calung Saepulloh, Aep dan Supandi, Pandi (1998). Buku ini sangat
membantu peneliti untuk melengkapi teori mengenai instrumen calung,
yang merupakan instrumen musik yang digunakan pada tari Lengger
Calung Banyumasan, kemudian akan dibubuhkan pada hasil penelitian
berupa karya tulis pada bab II.
4. Dokumentasi
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih dapat
dipercaya apabila didukung oleh data dari dokumen-dokumen. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku baik berbentuk tulisan,
gambar dan karya-karya seseorang lainnya. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa dokumen berupa foto, video struktur pertunjukan tari
Lenger calung Banyumasan dan sertifikat-sertifikat paguyuban Ngesti Laras.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya yang
harus dilakukan adalah menganalisis data. Sugiyono (2013:335) mengemukakan
bahwa:
Analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistemastis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang lain.
Analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama proses penelitian di lapangan dan setelah selesai penelitian di
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tetapi dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Adapun proses analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan, yaitu analisis tehadap studi pendahuluan atau data sekunder
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus
penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
masuk di lapangan.
Penelitian yang dilakukan adalah melihat dan mengamati keberadaan
paguyuban Ngesti Laras di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap. Selanjutnya melakukan Tanya jawab terhadap para seniman tari Lengger
Calung Banyumasan yang dianggap mengetahui tentang kesenian tari Lengger
Calung Banyumasan. Kemudian dari berbagai jawaban, terdapat beberapa hal
menarik untuk diteliti lebih lanjut yaitu mengenai unsur ritual pada tari Lengger
Calung Banyumasan.
2. Analisis selama di lapangan
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013:337) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display) dan kesimpulan (Conclusion Drawing / Verification).
Bagan 3.1.
Komponen Dalam Analisis Data
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Data reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan tentu dalam jumlah banyak, maka dari
itu perlu dicatat secara rinci, teliti dan segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok.
Memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Hal pokok
yang diambil dalam penelitian yaitu mengenai struktur pertunjukan dan nilai ritual
tari Lengger Calung Banyumasan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah dilakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data
yaitu menyajikan data secara jelas dan singkat. Penyajian data secara jelas dan
singkat, akan memudahkan dalam memahami aspek-aspek yang diteliti, baik
secara keseluruhan maupun bagian demi bagian yang selanjutnya data disajikan
dalam bentuk deskripsi dan interpretasi sesuai dengan data yang didapat.
Data Collection
Data Display
Data Reduction
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Penyajian data
bertujuan untuk menyusun informasi yang diperoleh dari peneliti di lapangan
guna menarik kesimpulan mengenai tari Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap.
Dalam penyajian data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi
merupakan gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang
berbeda. Menurut Sugiyono (2010:330) yang menyebutkan bahwa triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pengumpula data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data serta sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan, menggaris bawahi pengujian
kredibilitas, maka penelitian ini secara garis besar teknik yang digunakan untuk
validasi data adalah triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah data yang
terkumpul dari berbagai metode akan divalidasi oleh beberapa sumber. Pada
penelitian ini peneliti memperoleh data dari berbagai sumber mengenai tari
Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari
Kabupaten Cilacap.
c. Conclusion Drawing / Verification (Kesimpulan)
Langkah terakhir dalam analisis data yaitu membuat kesimpulan atau
conlusion drawing. Kesimpulan akan dianggap kredibel apabila didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten. Kesimpulan yang dicapai merupakan
Galih Mardyanti , 2014
Tari Lengger Calung Banyumasan Di Desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran mengenai tari Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap.
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dari data yang tersaji.
Kesimpulan dalam bentuk penelitian kualitatif harus menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2011:345).
Adapun data yang dianalisis dan disimpulkan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana latar belakang terciptanya tari Lengger Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap?
b. Bagaimana kegiatan ritual yang dilakukan pada tari Lengger Calung
Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten
Cilacap?
c. Apa makna yang terkandung pada berbagai aspek ritual dalam tari Lengger
Calung Banyumasan di desa Rawa Jaya Kecamatan Bantarsari Kabupaten