BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1.Simpulan
Penelitian peran strategis humas ini dianalisa menggunakan konsep Waters (2007, hlm. 18) mengenai peran humas dalam organisasi nirlaba dan hubungannya dengan anggota dewan organisasi, Berdasarkan penelitian ini, didapatkan kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan dan tujuan penelitian yang dipaparkan di bagian awal penelitian sebagai berikut.
5.1.1. Akuntabilitas (Accountability)
bidang-bidang dan audit keuangan, kedua, sebagai fasilitator komunikasi, yaitu menyampaikan informasi akuntabilitas kepada publik dan menjembatani komunikasi organisasi melalui penggunaan berbagai teknis laporan dan taktik komunikasi yang meliputi taktik komunikasi inpersonal, media organisasi dan pemberitaan media. Ketika, sebagai penentu ahli dengan diberikannya kewenangan untuk menjalankan fungsi komunikasi organisasi kepada publik oleh pimpinan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia.
5.1.2. Komunikasi (Communication)
lobbying melalui taktik audiensi dan pertemuan secara personal dengan pihak di DPR, memasyarakatkan pemahaman lambang kepada masyarakat melalui pelayanan dan jejaring media dan memafaatkan jejaring internasional terkait sentiment dan solidaritas Negara islam.
5.1.3. Penjangkauan Masyarakat (Community Outreach)
Aspek penjangkauan masyarakat telah diterapkan oleh Departemen Humas LSM Bulan Sabit Merah Indonesia dengan mempertimbangkan isu-isu yang berkembang di masyarakat sebagai sumber informasi publik dan pendapat aliansi strategis organisasi. Secara umum Departemen Humas organisasi telah melaksanakan poin-poin penting dalam menjalankan peran penjangkauan masyarakat yang meliputi sumber informasi masyarakat dan aliansi strategis. Poin sumber informasi masyarakat isu publik merupakan hal penting yang harus dipetimbagkan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia dalam menyusun dan menentukan program. Menurut informan, dengan mempertimbangkan isu di masyarakat, program organisasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhan publik. Selain itu, dalam hal media dan kehumasan dapat menjadi konten menarik yang dapat dimanfaatkan Departemen Humas dalam membuat pesan komunikasi. Poin aliansi strategis dibentuk untuk meningkatkan koordinasi dan kedekatan personal dengan organisasi, terlebih ketika ada program yang bersifat kerjasama. Departemen Humas diberikan kewenangan untuk menjembatani komunikasi antara organisasi dengan sasaran aliansi yang akan dibentuk organisasi. Proses pengambilan keputusan, aliansi strategis dapat menyampaikan saran dan masukanya kepada Departemen Humas sebagai fasilitator komunikasi untuk disampaikan kepada pimpinan organisasi dalam rapat pengambilan keputusan.
5.1.4. Penggalangan Dana (Fundraising)
penggalangan dana institusional. LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki kebijakan penggalangan dana formal kepada para anggota dan publik internalnya, meskipun kebijakan tersebut belum berjalan dengan baik. Departemen Humas berperan sebagai fasilitator komunikasi, yakni menyampaikan informasi dan mengingatkan kebijakan tersebut kepada anggota dan publik internal organisasi. Poin penggalangan dana internal organisasi, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia belum memiliki staf khusus yang menangani program penggalangan daa organisasi. Saat ini LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memberdayakan para relawan organisasi dalam membantu proses penggalangan organisasi yang dikoordinatori langsung oleh humas. Poin penggalanga dana institusional, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki kampanye penggalangan dana organisasi, hanya belum berjalan dengan baik karena tidak ada bidang yang fokus menangani program penggalangan dana. LSM Bulan Sabit Merah Indonesia memanfaatkan event-event publik dengan memberikan layanan publik dan proposal penggalangan dana kepada mitra dan perusahaan untuk kerjasama program. Departemen Humas berperan sebagai teknisi komunikasi dan fasilitator komunikasi, yakni menyampaikan informasi kepada publik organisasi melalui teknik komunikasi personal, media organisasi dan pemberitaan media.
5.1.5. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Merah Indonesia menerapkan gaya kepemimpinan fleksibel bertanggungjawab yang dapat diterapkan dari bahwak ke atas atau pun sebaliknya. Penggunaan kepemimpinan ini memberikan pengaruh pada efektifitas kerja staf, karena melihat pimpinan dapat memberikan teladan yang baik kepada bawahannya. Pengambilan keputusan LSM Bulan Sabit Merah Indonesia ditetapkan dalam siding MPA yang hanya dihadiri oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan didasarkan pada keselarasan pimpinan dengan staf dan pengurus lainnya dengan ketentuan yag diatur dalam AD/ART, visi dan misi organisasi. Penggunaan perencanaan strategis, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia menyusun dan menentukan pedoman instrument program organisasi dalam bentuk standar operasional prosedur (SOP) dan surat keputusan (SK) yang dibuat untuk masing-masing bidang kerja dan program-program organisasi. Pedoman terseebut dibuat sebagai pedoman organisasi dalam menjalankan program-program yang telah ditetapkan. Departemen Humas cenderung berperan sebagai fasilitator komunikasi dalam pelaksanaan perencanaan strategis, yakni melakukan sosialisasi hasil kebijakan dan keputusan organisasi kepada publik internal organisasi, menjembatani pimpinan organisasi dalam berkomunikasi dengan publik, menjembatani pemetaan isu di lingkungan publik, pendapat pemangku kepentingan dan menyampaikannya kepada pimpinan organisasi. Selain itu dalam pelaksanaan persiapan perencanaan strategis, Departemen Humas juga berperan sebagai teknisi komunikasi, yakni mempersiapkan bahan dan data untuk menyusun draft perencanaan strategis, serta dalam pelaksanaan kapasitas orgaisasi, penentu ahli dalam hal ini menjadi kontributor dalam memberikan materi mengenai media dan kehumasan.
5.2.Implikasi
5.2.1. Implikasi Akademik
menangani permasalahan minimnya sumber daya dan alokasi anggaran dana dalam menjalankan program organisasi.
5.2.2. Implikasi Praktis
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi organisasi nirlaba untuk dapat menyesuaikan peran humas dalam pelaksanaan program dan organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja humas untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Secara aspek akuntabilitas, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada humas dan organisasi nirlaba untuk dapat membuka informasi secara luas menggunakan media-media yang efektif kepada publik. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan mitra dan masyarakat mengenai peran humas sebagai komunikator dan sumber informasi organisasi.
2. Secara aspek komunikasi, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada humas dan organisasi untuk lebih mengintensifkan komunikasi program dan mensosialisaskan isu advokasi dalam sebuah program nyata yang bersifat massif di masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan pengertian kepada mitra dan masyarakat untuk bersikap aktif dalam setiap program organisasi.
3. Secara aspek penjangkauan masyarakat, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada humas dan organisasi untuk selalu mempertimbangkan informasi dan pendapat publik dalam menentukan program. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan pengertian kepada publik untuk dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan publik.
5. Secara aspek perencanaan strategis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada humas organisasi untuk meningkatkan pengetahuan strategis kehumasan dalam perencanaan dan pelaksanaan program organisasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada mitra organisasi untuk dapat menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan organisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan organisasi untuk mencapai kerjasama organisasi yang baik. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat sebagai publik sasaran pelayanan organisasi mengenai peran humas dalam organisasi dengan baik.
5.3.Rekomendasi
5.3.1. Rekomendasi Akademis
Secara akademis, penelitian ini hanya memfokuskan pada peranan strategis humas pada organisasi nirlaba yang secara struktural posisi humas tidak langsung di bawah pimpinan dan tidak termasuk pada top manajemen, sehingga humas tidak dilibatkan dalam rapat perencanaan strategis. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada organisasi nirlaba yang posisi humasnya berada di bawah pimpinan langsung dan memiliki keterlibatan dalam rapat perencanaan strategis bersama pimpinan organisasi.
5.3.2. Rekomendasi Praktis
Secara umum melalui penelitian ini ditemukan beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh humas dan organisasi dapat menyesuaikan peran humas dalam pelaksanaan program dan organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja humas untuk mencapai tujuan organisasi.
itu, sebaiknya pimpinan meningkatkan pemahaman mengenai kehumasan sehingga dapat mendukung kinerja humas.
2. Secara aspek komunikasi dan advokasi, melalui penelitian ini diketahui bahwa LSM Bulan Sabit Merah Indonesia belum dapat memainkan isu dan sentiment keislaman dalam setiap penyusunan program organisasi. Organisasi terlalu fokus pada penanganan isu melalui audiensi dan kunjungan mitra tanpa memainkannya dalam pelaksanaan program-program organisasi. Oleh karena itu, sebaiknya organisasi terutama bagian humas dapat mulai memainkan isu dan sentiment keislaman dalam setiap program-program organisasi. Misalnya dengan mengagelar program ‘One
Day BSMI’, yaitu penggunaan lambing di media sosial serentak oleh
anggota dan relawan di seluruh Indonesia.
3. Secara aspek penjangkauan masyarakat, melalui penelitian ini diketahui humas dan organisasi telah melaksanakan pemetaan informasi publik dengan survey advance dan jaringan aliansi organisasi. Organisasi harus lebih meningkatkan pemetaan informasi dan pemanfaatan jaringan aliansi dengan sebaik-baiknya untuk mendukung eksistensi organisasi dalam melaksanakan program-programnya.
4. Secara aspek penggalangan dana, melalui penelitian ini diketahui organisasi belum memiliki staf khusus penggalangan dana yang berdampak pada tidak berjalannya kampanye penggalangan dana secara optimal. Oleh karena itu, organisasi perlu membentuk staf khusus yang bekerjasama dengan humas untuk menyusun program kampenye penggalangan dana organisasi yang massif.