• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempen (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempen (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 61

PERAN KESADARAN HIDUP SEHAT DALAM MEMPENGARUHI KESEDIAAN

KONSUMEN MENERIMA PENAWARAN BARU PADA JASA KESEHATAN

Endi Rekarti

ABSTRACT

Marketing of Health Services is currently driven by the growing needs of the community to be able to live life well. Hospital which has always been a place for the sick diopandang need to redefined again, because in principle the aims Sakir home healthy. Thus Harapan Kita Hospital develop their services addressed to the sound that will always maintain the health of their heart. This service was developed in a concept / new product called Healthy Homes. Is the marketing of Healthy Homes will be more determined by the Healthy Living Awareness service provided in addition to quality? Although service quality showed a significant effect on the behavior tendencies Healthy Homes, but the results showed that awareness of Healthy Living signikan apparently not influenced the tendency to use these new services.

Keywords: awareness, health, consumen, order

PENDAHULUAN

Berbagai tantangan dihadapi oleh berbagai bidang bisnis termasuk juga jasa kesehatan. Jasa kesehatan

saat ini bukan saja hanya dilayani oleh rumah sakit, klinik dan praktek bersama dokter, namun berbagai

bentuk pelayanan tumbuh subur dimana mana. Jasa kesehatan alternatif seperti pijat, terapi dari berbagai

bahan alami, pusat pusat kebugaran dan olah raga juga diarahkan untuk aspek penyembuhan dan

pencegahan. Semua pelayanan itu tidak hanya muncul dari lokal / domestik Indonesia, tetapi juga berasal

dari luar Indonesia sehingga persaingan yang mereka hadapi sudah bersifat global. Begitu juga dengan

rumah sakit, saat ini berhadapan berhadapan dengan persaingan yang bersifat global secara langsung atau

tidak langsung.

Saat ini, sebagian pasien Indonesia berobat ke luar negeri karena keyakinan pelayanan di luar sana akan

lebih baik dari Indonesia. Pelayanan inipun bukan sekedar untuk berobat tetapi juga untuk sekalian

berekreasi di negara yang dituju. Hal ini dapat kita lihat kunjungan orang Indonesia ke Rumah sakit di

Singapur atau di Malaysia. Untuk menangani situasi persaingan ini maka beberapa Rumah Sakit saat ini

berupaya untuk menciptakan citra global dengan cara memasang standar pelayanan rumah sakit

Internasional, menjadi bagian dari jaringan atau korporasi global dan ada yang bahkan menggunakan nama

Internasional mendampingi nama rumah sakitnya walaupun kadang kurang sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Keseriusan persoalan ini juga terlihat, ada rumah sakit yang mempekerjakan tenaga asing untuk

memperkuat pelayanan dan citra rumah sakit.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) menyatakan bahwa rumah sakit mempunyai

(2)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 62

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan derajat

kesehatan dan pencegahan penyakit. Keberadaan rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting

sebagai penyedia jasa kesehatan yang menjalankan fungsi preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Dari

beberapa peran tadi, saat ini rumah sakit masih dominan bergerak di bidang kuratif atau penyembuhan

penyakit. Peran peran lain yang semestinya harus lebih aktif seringkali tertinggal jauh dari peran kuratif.

Saat ini rumah sakit sudah mengembangkan produk jasa mereka selain dari penyembuhan seperti

medical ceck up, seminar seminar kesehatan, senam kesehatan, pembinaan organisasi komunitas pasien yang

sembuh dalam upaya pemeliharaan kondisi mereka. Namun sayang jasa kesehatan ini masih sangat kurang

digunakan oleh masyarakat, sebagian besar digunakan oleh mantan pasien atau pasien yang tingkat

kesembuhannya belum pada taraf sempurna. Padahal jika, upaya rumah sakit bersama pemerintah dalam

meningkatkan kesehatan berhasil tentunya jasa jasa pelayanan inilah yang semestinya dapat

mempertahankan eksistensi rumah sakit di tengah industri kesehatan ini.

Hal ini juga disadari oleh rumah sakit jantung Harapan Kita, dimana selama ini masih sangat dominan di

pelayanan kuratif. Para pengunjungnya hampir semua orang sakit (pasien) dan sangat sedikit yang datang ke

sana untuk melakukan pengecekan kesehatan janting mereka apalagi untuk berlatih atau merawat kesehatan.

Sebagian mereka masih berfikir bahwa rumah sakit buat orang sakit bukan orang sehat seperti mereka. Oleh

karena itu Rumah Sakit Jantung Harapan Kita melakukan upaya dengan membuat satu bagian dari gedung

mereka berubah nama menjadi Rumah Sehat. Apakah pelayanan ini akan menunjukan penerimaan yang

tinggi dari konsumen tentunya salah satunya ditentukan oleh kual;itas yang diberikan.

Namun dari beberapa pendapat dokter yang ada di rumah sakit masih kurang yakin kalau penawaran

Rumah Sehat ini akan meninkat dengan cepat karena menurut mereka sebaik baiknya layanan rumah sehat

ini tentunya juga tergantung pada kesadaran akan hidup sehat yang ada pada diri masing masing konsumen.

Kualitas Jasa keshatan memang diperlukan, namun kalau pasiennya merasa tidak memerlukan layanan ini

tentu pertumbuhan rumah sehat ini menjadi kurang memuaskan. Oleh karena ini, perlu dikaji bagaimana

Kualitas Jasa Kesehatan ini mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap Rumah Sehat Harapan Kita dan

bagaimana besarnya peran Kesadaran hidup sehat konsumen dalam mendorong penerimaan penawaran jasa

yang dikemas baru ini.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas tentang hal yang terkait

dengan permasalahan berikut :

1. Bagaimanakah Kualitas Jasa mempengaruhi penerimaan terhadap ”Rumah Sehat” ?

2. Bagaimanakah peran kesadaran Hidup Sehat turut menentukan pengaruh Kualitas Jasa terhadap

(3)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 63

KAJIAN PUSTAKA

Jasa Kesehatan

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain, dimana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu (Kotler, 2001). Rumah Sakit adalah salah satu dari bentuk organisasi penyedia jasa

kesehatan. Rumah sakit ditinjau dari sudut pandang organisasi sebagai wadah dari para tenaga medis

proffesional terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien

(Soejadi, 1996).

Rumah sakit merupakan suatu institusi yang kompleks dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan

dengan berbagai kelompok penyakit dan keahlian dokternya. Kondisi ini lebih membuat kompleks lagi jika

ukurannya menjadi lebih besar ataupun peran tambahan yang perlu dilakukan seperti Rumah Sakit

Pendidikan dan Riset. Kompleksitas ini juga tergambar dalam hubungan masing – masing pihak seperti

dokter dan pasien, demikian juga hubungan sosial antar individu (Soejadi, 1996).

Dari definisi diatas dapat kita lihat adanya tiga tujuan utama rumah sakit. Pertama, menyediakan

pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kedua, melakukan proses

pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (dokter maupun para medis lainnya) jika rumah sakit ini

merupakan rumahsakit pendidikan. Ketiga, melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknik

teknik kedokteran yang dibutuhkan dimasa depan. Untuk peran pertama, saat ini masih t banyak nerkutat

pada tindakan kuratif dan rehbilitatif sehingga peran rumah sakit perlu untuk dikembangkan lebih baik lagi.

Saat ini rumah sakit sangat memerlukan pemasaran baik untuk menjaga keberadaan rumah sakit

sebagai institusi maupun untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang jasa jasa kesehatan lainnya

dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarajkat. Pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial

dan manajerial didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk bernilai dengan pihak lain (Kotler,

2001).Jadi manajemen manajemen rumah sakit harus mampu menciptakan proses social dan manajerial

tersebut sehingga bisa bertahan dan tumbuh dalam masyarakat.

Paradigm masyarakat terhadap rumah sakit adalah institusi yang dibutuhkan ketika mereka

mengalami sakit sehingga maknanya menjadi rumah untuk orang sakit. Diperlukan merubah paradigma dari

paradigma sakit ke paradigma sehat. Artinya rumah sakit perlu menyadari bawa tugas utamanya adalah

menyehatkan pasien dan masyarakat, baik di dalam maupun di luar rumah sakit (Moeloek, 2004).

Berdasarkan paradigma pelayanan kesehatan diatas maka Rumah Sakit Jantung Harapan Kita menawarkan

(4)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 64

menekankan kepada unsur preventif dan unsur promotif sebagai upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat secara optimal.

Ini perlu dilakukan agar keunggulan sumber daya yang ada di rumah sakit dapat didayagunakan

secara optimal untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Jaringan ini harus meliputi kegiatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif secara lengkap, bukan hanya pemanfaatan sarana rumah sakit untuk kuratif

saja. Jaringan yang tertata baik akan membuat sistem rujukan berjalan dengan lancar, baik sarana kesehatan

lain di rumah sakit maupun sebaliknya. Kegiatan promotif dan preventif dapat pula dilakukan oleh petugas

rumah sakit di luar dinding rumah sakit, atau dengan menyebarkan pengetahuan kepada petugas lain di

rumah sakit untuk kemudian diterusakan kepada masyarakat luas. Seluruh jaringan pelayanan kesehatan –

termasuk rumah sakit – memang ditata untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia.

Kualitas Jasa

Kualitas merupakan tingkat kesesuaian dengan persyaratan, dalam hal ini persyaratan pelanggan.

Diminati atau tidaknya suatu jasa sangat ditentukan oleh persepsi kualitas yang ada dalam benak konsumen

terhadap jasa tersbut. Persepsi Kualitas adalah proses dimana sensasi dipilih, diorganisir dan

diinterprestasikan. Sensasi di sini adalah tanggapan segera dan langsung dari alat indera untuk

menyederhanakan rangsangan. Sensasi sendiri tergantung pada perubahan energi yang dipengaruhi oleh

faktor eksternal dan faktor internal (Hoyer, 2007). Isyarat untuk menduga kualitas sebuah produk bisa

bersifat intrinsik yaitu berkenaan dengan karakteristik fisik produk tersebut seperti ukuran, warna dan

bentuk.

Gronroos (1984) membagi dimensi kualitas jasa menjadi 3, yaitu: technical (kualitas teknik) dan

functional (kualitas fungsional) Kualitas teknik dan Image (Citra). Kualitas fungsional menyangkut tentang

bagaimana suatu jasa disampikan dan dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi konsumen.

SedangkanKualitas teknikal menyangkut tentang kemampuan teknis dalam menghasil pelayanan terhadap

konsumen. Keduanya merupakan hal utama sebagai dasar tercapainya tujuan jasa. Sementara Citra tentu ikut

mempengaruhi bagaimana suatu jasa digunakan oleh konsumen.

Kesadaran Hidup Sehat

Kesadaran Hidup Sehat merupakan kecenrungan perilaku seseorang untuk menjalani hidupnya

sesuai dengan kebutuhan diri untuk selalu seimbang dan jauh dari kondisi sakit. Kesadaran ini paling dapat

(5)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 65

Menurut Taufik (2007) , preventif mempunyai lima tingkat (Five Level of Prevention from Leavell &

Clarck) meliputi:

a. Promosi Kesehatan (Health Promotion), merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga

keseimbangan dan menahan berkembangnya bibit penyakit dengan cara meningkatkan daya tahan manusia

dan memperbaiki lingkungan. Misal promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, tidak

merokok bahkan menganjurkan orang lain untuk tidak merokok dan lain sebagainya

b. Perlindungan Khusus (Special Protection), merupakan tindakan yang masih terkait dengan

pencegahan penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit pejamu dan lingkungan dalam tahap awal

terkena penyakit yang sudah mengarah kepada penyakit tertentu.. Pemberian imunisasi, Keluarga Berencana

, mengkonsumsi vitamin sebelum sakit dan lain lain merupakan bentuk bentuk tindakan terkait perlindungan

khusus.

c. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment), merupakan upaya

untuk segera menyadari adanya penyakit sedini mungkin dan melakukan tindakan segera dengan terapi yang

tepat. Misal dengan cepat ke dokter apabila merasa ada gangguan kesehatan

d. Pembatasan ketidakmampuan (Disability Limitation), merupakan upaya mengatasi resiko terhadap

penaykit tertentu yang sudah menyerang. Dengan terapi tertentu untuk mencegah penyakit menjadi lebih

berat, menyembuhkan pasien serta mengurangi kemungkinan kecacatan yang timbul, misal sanggup

melakukan diet.

e. Rehabilitasi (Rehabilitation), tindakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat

agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar atau agar tidak menjadi beban orang lain, misal bersedia

melakukan olah raga yang rutin dan teratur.

Untuk pengujian hipotesis dua, kesadaran terhadap tindakan preventif merupakan variabel independen (dapat

dilihat pada Tabel 4.1.).

Penerimaan Jasa dan Intensi Perilaku

Penerimaan konsumen atas suatu jasa tertentu merupakan awal dari keberhasilan produk di pasar.

Penerimaan ini dapat terlihat sebertapa besar intensi perilakunya terhadap objek. Intensi perilaku merupakan

suatu kecenrungan perilaku yang akan dilakukan seseorang atas respon dari linbgkungan yang mereka

terima. Corsini (2002) dalam The Dictionary of Psychology mendefinisikan intensi sebagai suatu keputusan

untuk berperilaku secara tertentu. Selain itu, menurut Ajzen (2005), intensi dapat dijelaskan melalui teori

perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan. Intensi merefleksikan

(6)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 66

Intensi perilaku merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap produk atau jasa. Intensi

perilaku juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan

pembelian ulang. Beberapa pengertian intensi perilaku (Shiffman, 2004) adalah sebagai berikut :

1. Intensi perilaku dianggap sebagai sebuah perantara faktor – faktor motivasi yang mempengaruhi

perilaku sehingga intentions dapat pula menunjukkan pengukuran kehendak / niat seseorang.

2. Intensi perilaku juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba.

3. Intensi perilaku berhubungan dengan perilaku yang terus menerus dan merekomendasikan kepada

orang lain.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa perilaku itu tersebut akan muncul jika konsumen sudah memahami

kualitas produk atau jasa yang mereka akan gunakan. Selain itu betapa mereka merasa butuh dengan produk

dimana dalam kaitan dengan produk jasa kesehatan berarti kesadaran akan hidup sehat. Pengaruh kesadaran

ini tentu tidak langsung mempengaruhi intensi menggunakan, namun akan memiliki pengaruh bagaimana

suatu jasa diputuskan untuk dibeli atau direkomendasikan berdasarkan peniolaian terhadap kualitas..

Model Penelitian dan Hipotesis.

Dari konsep dan teori di atas maka dapat digambarkan model penelitian beserta Hipotesis sebagai

berikut.

Hipotesis

Hipotesa pada penelitian ini adalah :

H 1 : Kualitas Jasa mempengaruhi Intensi Perilaku

H 2 : Kesadaran Hidup Sehat menentukan Pengaruh Kualitas Terhadap Intensi Perilaku.

Kualitas

Jasa

Intensi

Perilaku

(7)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 67

METODE PENELITIAN

Metode dan Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif pada produk

layanan Rumah Sehat dari RSJPD – HK di Jakarta untuk memecahkan masalah praktis dan menggali

informasi untuk memecahkan rumusan masalah. Berdasarkan metode yang dilakukan termasuk penelitian

survei. Adapun prosedur sampel diambil dengan metode Convinience Sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan berdasarkan kenyamanan. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah orang –

orang (pasien atau keluarga pasien rawat jalan) sedang memeriksaan kesehatan (medical check up) di Rumah

Sehat.

Populasi dan Sample.

Adapun yang menjadi populasi adalah konsumen pengguna Rumah Sehat Harapan Kita melakukan

kunjungan rutin untuk memeriksakan kesehatan jantung mereka. Sedang sampel yang diambil adalah

sebanyak 200 orang pengunjung rumah sehat. Metode penentuan sampel adalah dengan Convinience

sampling, yaitu pengunjung yang kebetulan datang selama satu minggu tertentu dan bersedia untuk dimintai

mengisi kuesioner.

Varibel dan Operasionalisasi.

Pengukuran masing masing varibel dilakukan dengan bhantuan kuesioner yang terdiri dari beberapa

kelompok variabel yaitu Variabel Kualitas, Kesadaran Hidup Sehat dan Intensi Perilaku. Masing masing

(8)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 68

Variabel dan Pengukuran

No Nama Variabel Nama Sub Variabel Indikator

1 Persepsi Atribut Fungsional Penampilan dokter dan Karyawan

Kualitas Kelengkapan Peralatan Medis

Kecepatan dalam pelayanan

Terpercaya sebagai Pusat Rujukan Nasional

Memiliki Dokter yang Terkenal & Terbaik Dibidangnya

2

Kesadaran

Preventif Promosi Kesehatan Kebiasaan Hidup Sehat

Perlindungan Khusus Konsumsi Vitamin Untuk Menjaga Kesehatan

Diagnosis Dini & Pengobatan Segera Rutin Memeriksakan Kesehatan

Pembatasan Cacat Kemampuan untuk diet.

Rehabilitasi Melakukan Olah Raga Teratur & Rutin

3 Intensi Perilaku Proses Ambil Keputusan Akan selalu menggunakan

Proses Penggunaan Jasa Mencoba Pelayanan Kesehatan Baru

Proses Pemberitahuan Merekomendasikan Kepada Kenalan / Kerabat

Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor untuk konfirmasi dan regresi dengan

menggunakan faktor interaksi. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPPS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Agar bisa melakukan interpretasi yang baik terhadap penelitian ini, maka perlu dipaparkan kharakteristik

responden yang membnerikan jawaban sebagai data untuk diolah. Dari sisi usia responden yang diambil

adalah umur 20 tahuanan sampai di atas 45 tahun dimana jumlah yang dibawah 45 tahun dan di atas 45 tahun

relatif berimbang. Begitu juga dari pendidikan sebgian belum perguruan tinggi dan sebagian lainnya

berpendidikan pergturuan tinggi dengan penyebaran pendapatan yang proporsional antara yang tinggi,

sedang dan rendah. Sebagian besar dari responden merupakan pengguna jasa kesehatan yang dibiayai oleh

(9)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 69

Uji Reliabilitas dan Validitas.

Pengujian keandalan / reliabel (test of reliability) dari alat ukur perlu dilakukan untuk melihat alat

ukur yang dipakai dapat dipercaya dan menguji kebenaran jawaban responden. Sehingga dikatakan reliabel

apabila memberikan hasil score yang konsisten (internal consistency score) secara keseluruhan berdasarkan

model koefisien Alpha Cronbach.

Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach's Alpha Reliabel

ά

1 Persepsi 0,876 Reliabel

2 Kesadaran Preventif 0,668 Reliabel

3 Intensi Perilaku 0,854 Reliabel

Dari data Tabel 5.5. diperoleh nilai Alpha Cronbach > 0.60 dan skala pengukuran yang reliabel

sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,60 (Priyatno, 2008). Maka dapat disimpulkan bahwa

variabel penelitian tersebut reliabel.

Dengan menggunakan analisa faktor pada program SPSS berdasarkan Keiser Meyer Olkin dan

Bartlett untuk mengetahui nilai dari KMO dan Anti Image Korelasi. Dimana pertanyaan akan diuji apakah

merupakan suatu kesatuan variabel atau menjadi dua atau lebih variabel, syarat yang harus dipenuhi adalah :

KMO > 0.5 dan Anti Image Korelasi > 0..5

Jika terjadi nilai yang tidak sesuai dengan persyaratan tersebut di atas maka pertanyaan yang mempunyai

nilai rendah harus dibuang untuk menjadi satu kesatuan variabel.

Untuk analisa keseluruhan dari sub variabel fungsional, sub variabel teknikal dan sub variabel citra

secara bersamaan dari variabel persepsi kualitas terhadap Rumah Sehat hasil output SPSS dapat diamati

(10)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

1 Kualitas Fungsional 0,693 0,913

0,728 0,000 Satu faktor

menjalani diet 0,590 0,861

4

Kesehatan Baru 0,664 0,910

3 Merekomendasikan 0,814 0,836

Dari tabel terlihat bahwa semua indikator untuk memenuhi syarat dan dapat membentuk satu varibel

yang dimaksud. Dengan demikian semua pertanyaan dapat dikatakan valid.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunaka regresi dimana hasil pengolahan dapat di lihat pada

tabel berikut. Untukl F terlihat bahwa angka sig. berada pada nilai di bawah 0,05 yang berarti medua variabel

baik kualitras maupun interaksi variabel kesadaran hidup sehat memilki pengaruh bersama sama secara

(11)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 71

Hasil Uji F

Untuk melihat bagaimana masing masing varibel mempengaruhi secara sendiri sendiri dapat

digunakan uji t. Hasil pengujian dengan SPSS dapat di lihat pada tabel berikut.

Hasil Uji t

Sehingga berdasarkan analisis regresi diatas maka persamaan regresi linier berganda adalah :

Y = ß 0 + ß 1 X 1 + ß 2 X 1 X 2

Dari tabel terlihat nilai t dan angka signifikan. Terlihat bahwa kualitas jasa memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap intensi perilaku karena memiliki amngka sig yang lebih kecil dari pada 0,05. Sedangkan

faktor interaksi terlihat memiliki angka signifikan yang lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukan pengaruh

yang tidak signifikan. Berarti Kesadaran Hidup sehat ternyata memiliki peran yang signifikan dalam

44.500 2 22.250 37.381 .000a

(12)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 72

menentukan besarnya pengaruh Kualitas Jasa terhadap intensi perilaku. Hal ini mungkin dapat disebabkan

oleh sebagian besar dari responden merupakan karyawan yang dibiayai oleh perusahaan dan asuransi. Bagi

mereka datang ke Rumah Sehat karena adanya keharusan yang diminta oleh perusahaan. Selain itu kondisi

ini bisa juga disebabkan oleh pemahaman mereka terhadap rumah sehat, dimana varibel ini tidak masuk

dalam penelitian ini. Bisa dipahami juga kehadiran mereka ke rumah sakit ini atas permintaan perusahaan

yang hanya mengenalnya sebagai rumah sakit bukan rumah sehat.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Kualitas Jasa

terbukti memiliki pengaruh yang berarti terhadap intensi perilaku terhadap Rumah Sehat. Hal ini sesuai

dengan konsep dan dugaan sebelumnya. Namun demikian pengaruh Kualitas Jasa terhadap intensi perilaku

pada Rumah Sehat tidak tergantung kepada Kesadaran Hidup Sehat. Jadi dengan demikian kehadiran rumah

sehat belum dipahami dan masih diperlakukan sebagai rumah sakit sehingga kesadaran hidup sehat tidak

memilki pengaruh terhadap intensi perilakunya.

Rekomendasi

Dari kesimpulan dan pembahasan di atas terdapat beberapa hal yang bisa disarankan untuk pengelola

rumah sehat dan penelitian berikutnya, yaitu :

1. Kualitas Jasa tetap perlu diperhatikan karena dari analisis diketahui bahwa memilki pengaruh terhadap

intensi perilaku pengguna.

2. Rumah sehat perlu melakukan sosialisasi yang agresif tentang keberadaan Rumah Sehat, sehingga

kedatangan ke Rumah Sehat bukan saja karena mendapat tugas atau merasakan keluhan pada kesehatan

mereka. Dengan demikian kesadaran akan hidup sehat akan beriringan dengan kebutuhan terhadap

Rumah Sehat.

3. Perlu mempertimbangkan memasukan variabel lain untuk menyempurnakan penelitian untuk

mendukung keputusan pengelola dalam memasarkan Rumah Sehat ini. Adapun variabel yang perlu

dimasukan adalah mengenali pemahaman responden tentang konsep datang ke rumah sakit, pemahaman

(13)

Peran Kesadaran Hidup Sehat Dalam Mempengaruhi Kesediaan Konsumen Menerima

Penawaran Baru Pada Jasa Kesehatan

E. Rekarti

JE/08/Des/2010 73

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, C. Yoga. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Ed. 2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Moeloek, Anfasa. 2004. Departemen Kesehatan RI.: Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Gronross, 1984, A SZervice Quality Modeland itsMarketing Implication, EU J Market.

Gronroos, 1994, From Scientific Management to Service Management : A Management perspective for the

age of Service Quality Competition.

Hoyer, Wayne D. and MacInnis Deborah. 2007. Consumer Behavior. forth edition, Boston: Houghton

Mifflin Company.

Kotler, Philip. 2001. Marketing Management. The Millenium Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Pabundu, Moh. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Penerbit Mediakom.

Yayasan Jantung. 2008. Konsultan Renumerasi dan RENSTRA (Rencana Strategi Lima Tahun): 2007-2011.

Jakarta : Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Shiffman, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Soejadi, Sunartini. 1996. Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Katiga Bina.

Solomon, Michael R. 1999. Consumer Behaviour: Buying, Having and Being. Fourth edition. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Penerbit Graha

Ilmu.

Taufik, M. 2007. Prinsip Prinsip Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Infomedika.

Tjiptono, Fandy & Chandra Gregorius. 2007. Service, Quality & Satisfaction. Jogja : Penerbit Andi..

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PenerbitGramedia Pustaka Utama.

Gambar

tabel berikut. Untukl F terlihat bahwa angka sig. berada pada nilai di bawah 0,05 yang berarti medua variabel

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perlakuan akuntansi aset tetap dalam Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pengendalian internal yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada sistem yang berjalan saat ini terdapat beberapa kendala seperti proses pencatatan data karyawan, lambatnya

Yang dimasukkan dalam analisis tulisan ini adalah ibu nifas dengan data yang lengkap dalam karakteristik rumah tangga (sosial ekonomi, umur, pendidikan, dan pekerjaan kepala

mengetahui sejauh mana reputasi perusahaan dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru maka dari itu

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa e-Module kimia berbasis POGIL materi reaksi reduksi-oksidasi yang dikembangkan sangat baik dan sudah layak digunakan dalam

turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956, para pembeli obligasi banyak dari warga Negara belanda, namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958 karena pada saat