MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah desain pembelajaran Dosen : Dr. Crist. Ismaniani, M.Pd
Disusun Oleh: Adrie Satrio, S.Pd
Azizah, S.Pd Ence Surahman, S.Pd Galih Widiatmojo, S.Pd
KATA PENGANTAR
Segala puji beserta syukur kita panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang dengan nikmatNya, makalah yang berjudul “Hubungan Antara
Tujuan Pembelajaran dengan Desain Pembelajaran” ini tersaji untuk
dipresentasikan dan bisa dibaca oleh para pembaca yang budiman.
Dalam makalah ini, kami tim penyusun mencoba menggali dan
memaparkan penjelasan tentang konsep dasar tujuan pembelajaran, meliputi
definisi, manfaat dan taksonomi tujuan pembelajaran, kemudian konsep dasar
desain pembelajaran meliputi defisini, model-model yang populer dan pembasan
tentang hubungan tujuan pembelajaran dengan desain pembelaran meliputi
pemaparan tentang urgensi, manfaat dan contoh pemilihan desain pembelajaran
yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran.
Demikian pengantar dari penyusun, semoga makalah singkat ini
bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang kuliah desain pembelajaran
umumnya bagi semua pembaca makalah ini.
DAFTAR ISI
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN PEMBELAJARAN...8
A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran...8
1. Definisi Tujuan Intruksional...8
2. Manfaat dari Tujuan Intruksional...10
3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran...11
B. Konsep Dasar Desain Pembelajaran...17
1. Definisi desain pembelajaran...17
2. Model desain yang populer...19
C. Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran dengan Desain Pembelajaran...20
1. Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran...20
2. Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara simultan...21
3. Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran...22
BAB III... 23
PENUTUP... 23
3.1 Simpulan...23
3.2 Saran...24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab (UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3).
Guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut maka semua
elemen yang terlibat didalamnya khususnya pasa pendidikan formal sudah
semestinya memahami hakikat dan prinsip-prinsip dasar berkaitan dengan
8 standar yang telah ditetapkan undang-undang. Salah satu standar
penting dari 8 standar pendidikan tersebut adalah standar proses.
Didalam standar proses pembelajaran, elemen yang penting untuk
memahaminya secara mendalam salahsatunya adalah guru yang
melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran. guru sebagai pendidik
dan pengajar idealnya memahami betul bagaimana menurunkan tujuan
pendidikan nasional tujuan institusional pendidikan, tujuan mata pelajaran
Terlebih ketika dipahami bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen penting di dalamnya, maka guru
benar-benar harus memahami bagaimana memadukan semua komponen
tersebut. Dua komponen diantaranya adalah komponen tujuan dan desain
pembelajaran yang kemudian dituruntukan menjadi pemilihan metode,
media, bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. sebagaimana yang terlihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1.1 Komponen-komponen pembelajaran
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilakukan
terlaksana dengan efektif dan efesien. Hal ini dapat diwujud apa bila
sebelum pembelajaran terlaksana sang guru terlebih dahulu membuat
Desain pembelajaran merupakan ranjangan pembelajaran yang
disusun oleh pendidik dangan tujuan agar proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efesien.
Untuk memwujudkan tujuan ini, tentu saja di dalam desain
pembelajaran harus ada tujuan pembelajar, karena tanpa tujuan pembelajar
yang jelas, maka proses pembelajaran yang berlangsung tidak terarah.
Sehingga materi yang disampaikan akan berkemungkinan kurang
dipahami oleh peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas, rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana konsep dasar tujuan pembelajaran? 2. Bagaimana konsep dasar desain pembelajaran?
3. Bagimana hubungan antara tujuan pembelajaran dengan desain
pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu.
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar tujuan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar desain
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui dan mampu menerapkan tentang hubungan
BAB II
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN DESAIN PEMBELAJARAN
A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran
1. Definisi Tujuan Intruksional
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu
dicantumkan dalam sebuah desain pembelajaran. Sebab, kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran semuanya menganrah
kepada ketercapaiannya tujuan pembelajaran.
Sebelum disahkan kurikulum berbasi kompetensi, yaitu sejak
diberlakukannya kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum 1994,
tujuan pembelajaran dikenal dengan istilah tujuan instruksionak khusus.
Jika dikaji lebih jauh kedua istilah ini sama yaitu keduanya sama-sama
merupakan pernyataan untuk menggambarkan apa yang akan pesrta didik
mampu lakukan setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran.
Yaumi (2013) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus
dipahami sebagai deskripsi dari suatu kinerja yang diinginkan untuk
mampu ditunjukkan oleh peserta didik sebelum guru, dosen, atau
instruktur menganggap mereka berkomputen. Tujuan pembelajaran khusus
(2013) mengutip dari Theacher and Education Defelopment of Unifersity
of New Mexico yang mengemukakan tentang definisi tujuan pembelajaran
khusus, yaitu tujuan pembelajaran khusus adalah pernyataan hasil yang
secara khusus menangkap bagaimana pengetahuan, keterampilan, sikap
yang harus peserta didik dapat tunjukkan dalam mengikuti pembelajaran.
Yaumi (2013) juga mengutip dari Gordon yang menyatakan bahwa,
instructional objective describe the skills, knowledge, abilities or attitudes
students should prosess or demonstraste after they complete the training.
Dari beberapa definisi tersebut Yaumi menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran khusus merupakan pernyataan khusus yang mencangkup
pengetahuan, kenterampilan dan sikap berdasarkan standar tertentu yang
hendak dicapai.
Adapun isi dari tujuan pembelajaran adalah Atwi (2012)
kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik setela menyelesaikan
proses pembelajaran. kompetensi itu berbentuk kinerja atau unjuk kerja
yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan. Kinerja yang baik itu
dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku. Bila digambarkan dalam bentuk bagan hubungan antara
Gambar : hubungan antara komputensi, kemampuan atau kapabilitas dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
2. Manfaat dari Tujuan Intruksional
Hamzah, Nina dan Satria mengemukakan bahwa keuntungan yang
dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi
pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang
dapat/sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran
secara tepat, artinya perletakan masing-masing materi pelajaran
akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran. Kompetensi
Diperoleh sebagai hasil belajar dari pengalaman dan pendidikan serta menjadi dasar untuk mencapai kapabilitas & kompetensi, disebut juga kompetensi dasar.
Kapabilitas atau kemampuan disebut kompetensi dasar yang diperoleh sebagai hasil perpaduan bakat, pengalaman, dan
pendidikan. Ia menjadi dasar untuk mencapai kompetensi.
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan
strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar.
h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
daripada dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan,
keterampilan dan sikap yang ada pada peserta didik. Atwi (2012) menulis
dalam bukunya yang dikutip dari Bloom (1956) yang menyatakan bahwa
tujuan pendidikan/pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga kawasan,
yaitu:
a. Kawasan kognitif
Kawasan kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan
ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan
kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Wilayah
kognitif ini terdiri atas 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut
Yang dimaksud mengingat yaitu perilaku-perilaku yang
berfokus pada mengingat atau menghafal, seperti
mengingat peristiwa, menghafal rumus, menghafal isi
peraturan perundangan, dan lain-lain. Contoh:
Siswa dapat menyebutkan kembali bangun-bangun
geometris yang berdimensi tiga.
Pemahaman
Pemahaman yaitu perilaku yang berkaitan dengan
menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan konsep yang
diungkapkan kembali dengan gaya bahasanya sendiri. Contoh:
Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri
tentang perbedaan bangun-bangun geometri yang
berdimensi dua dan berdimensi tiga. Penerapan
Penerapan merupakan kemampuan dalam penggunaan
konsep atau ide, prinsip, teori, prosedur, atau metode yang
telah dipahami oleh peserta didik dalam menyelesaikan
masalah atau melakukan suatu pekerjaan. Contoh:
Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga
Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistika
sehingga dapat diperoleh nilai range, inteval kelas, panjang
kelas, rata-rata, dan standar deviasinya. Sintesis
Sintesis yaitu kemampuat atau keterampilan siswa dalam
menyatukan bagian-bagian secara terintergrasi menjadi
suatu bentuk tertentu yang semula belum ada. Contoh:
Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing
sesuai dengan kebijakan yang berlaku disekolah. Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan dalam membuat perkiraan
atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan miliknya. Contoh:
Siswa dapat menilai unsur kepadatan isi, cangkupan materi,
kualitas analisis, dan gaya bahasa yang dipakai oleh
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk
pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. Contohnya seperti
menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti
diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong
orang lain.
Berkeyakinan
Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan
menerima sistem nilai tertentu pada diri individu seperti
menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi
(penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah, atau kesungguhan
(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial. Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap
berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu
sistem nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh menyadari
pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab,
bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami
menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri atau menyadari
peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan. Ketekunan dan Ketelitian
Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi
yang tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem
nilai, selalu menyelaraskan perilakunya sesuai sistem nilai yang
dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap segala hal. c. Wilayah Psikomotor
Wilayah psikomotor mencangkup tujuan yang berkaitan
sebagaiman kedua wilayah yang lain, wilayah ini juga memiliki
berbagai tingkatan. Urutan tingkatan yang paling sederhana sampai
ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah sebagai berikut:
Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam
melakukan kegiatan. Sebagai contoh, mengenal kerusakan mesin
dari suara deru mesin yang sumbang atau menghubungkan suara
musik dengan tarian tertentu. Kesiapan melakukan kegiatan
Kesiapan berkenaan dengan melakukan suatu kegiatan.
Termasuk didalamnya kesiapan mental, kesiapan fisik, atau
kesiapan emosi untuk melakuan suatu tindakan.
Mekanisme
Mekanisme dalam wilayah psikomotorik berkenaan dengan
penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi
kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu
kemahiran. Seperti menulis halus, menari atau mengatur/menata
laboratorium.
Respon terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh
orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerak motorik dengan
Adaptasi biasanya berkenaan dengan keterampilan yang
sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan
mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti
pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan
dengan kebutuhan pemain lawan. Organisasi
Organisasi menunjukan pada penciptaan pola gerakan baru
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya
hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai
keterampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, komposisi
musik atau menciptakan tarian.
B. Konsep Dasar Desain Pembelajaran
1. Definisi desain pembelajaran
Ada beberapa kata terkait dengan kata 'Instruction'. Yang paling
umum yaitu intructionalscience, intructional technology, and intructional
design. Menurut Mukopadhyay (2001) intructional science menyediakan
konstruk teoritis untuk proses pembelajaran'. Instructional Technology
adalah aspek terapan dari Instructional science berdasarkan Instructional
design '.
Makna Instructional design ditandai dengan kata 'desain' sendiri.
Desain telah diklaim sebagai ilmu dengan sendirinya. (Van Patten, 1989).
tujuan'. Desain instruksional sebagai kesatuan yang terpisah, yang
terpisah dari instruksional sains dan teknologi. Instructional design adalah
disiplin belajar dan telah berkembang selama empat puluh tahun terakhir
sebagai sebuah ilmu. Ini adalah profesi baru yang diturunkan dari bidang
komunikasi, psikologi, media dan lain-lain untuk membentuk teori sendiri.
Berbagai penulis telah menetapkan definisi desain instructional. Beberapa
definisi instructional design sebagaimana berikut ini.
Menurut McAdrle (Madhu, 2003) Instructional design berarti
menggunakan proses yang sistematis untuk memahami masalah kinerja
manusia, mencari tahu apa yang harus dilakukan tentang hal itu dan
kemudian melakukan sesuatu tentang hal itu.
Sementara menurut Richey (Madhu, 2003) instructional design
adalah ilmu menciptakan spesifikasi rinci untuk pengembangan, evaluasi
dan pemeliharaan situasi yang memfasilitasi belajar.
Briggs (Madhu, 2003) berpendapat bahwa instructional design
adalah seluruh proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
sistem pengiriman untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Dengan kata sederhana, desain instruksional adalah perangkat
pedagogik atau pengajaran yang membuat instruksi serta materi
2. Model desain yang populer
Madhu (2003:33) meramu beberapa model desain pembelajaran yang
populer yang bisa menjadi rujukan dalam menyusun rancangan
pembelajaran. Sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini:
Model desain intruksional Keterangan
Gagne-Briggs Model Untuk merancang pembelajaran Mengkategorikan hasil belajar
Mengatur aktivitas pembelajaran untuk setiap jenis hasil belajar
Ada sembilan kegiatan pembelajaran
kegiatan adalah sesuatu yang disesuaikan dengan jenis hasil akhir yang akan dicapai Model disesuaikan dengan Instruksi Berbasis
Web
David Merrill Model David Merrill (Komponen Display Theory) didasarkan pada asumsi-asumsi berikut
Kelas yang berbeda dari hasil pembelajaran memerlukan prosedur yang berbeda untuk mengajar dan penilaian
Mengajar konsep individu
Mengklasifikasikan tujuan pada dua dimensi pembelajaran format memberikan arah
pengajaran siswa. Dick and Carey Model ini
Menggunakan pendekatan sistem untuk merancang pembelajaran
mengidentifikasi tujuan instruksional pada awal dan berakhir dengan evaluasi sumatif berlaku untuk K-12 untuk bisnis pada
pemerintah
Hannafin and Peck Model ini memilili 3 fase
Membutuhkan pengkajian yang dilakukan pada tahap pertama
Kedua adalah tahap desain
pembelajaran dikembangkan dan
diimplementasikan pada tahap terakhir
Semua tahapan melibatkan proses evaluasi dan revisi
Gerlach and Ely Model ini
termasuk media dalam pembelajaran Cocok untuk pendidikan tinggi
C. Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran dengan Desain Pembelajaran
1. Urgensi memahami tujuan dan desain pembelajaran
Memahami tujuan dan desain pembelajaran merupakan hal
mendasar yang harus dikuasai oleh para pendidik. Karena penentuan
tujuan dan desain pembelajaran merupakan bagian dari
langkah-langkah dalam menyusun rancangan sistem pembelajaran yang akan
dilakukan oleh pendidik.
Ketidaktahuan pendidik dalam mengombinasikan antara tujuan
dengan desain pembelajaran akan berdampak pada kurang terarahnya
proses dan kegiatan pembelajaran, kurang jelasnya tujuan yang hendak
dicapai, kurang maksimalnya pemilihan bahan ajar dan media yang
digunakan. Serta hilangnya ruh inti dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Kecakapan pendidik dalam mengombinasikan tentang tujuan
dengan desain pembelajaran meliputi dua dimensi baik dimensi yang
lahir, maupun batin, artinya baik pada dimensi randangan konseptual
Dengan begitu desain pembelajaran yang dikembangkan oleh
pendidik agar dikemas seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pendidik akan meminimalisir bahkan idealnya
menghilangkan rancangan-rancangan yang tidak mendukung
pencapain tujuan pembelajaran maupun akan menghambat percepatan
pencapaian tujuan yang diharapkan.
2. Manfaat memahami tujuan dan desain pembelajaran secara simultan
Beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh pendidik yang
memahami dengan betul antara tujuan dan desain pembelajaran
diantaranya:
1. Konsistensi arah dan upaya pencapaian tujuan pembelajaran, baik
tujuan umum maupun kompetensi inti.
2. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif, karena rancangan
yang dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Memudahkan pendidik, pengawas bahkan peserta didik dalam
rangka melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan
4. Terjadinya proses belajar yang bermakna, karena semua upaya dan
faktor pendukung yang digunakan selama proses pembelajaran
3. Memilih desain yang sesuai (padu) dengan tujuan pembelajaran Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam
mengemas desain pembelajaran yang seiraham dengan tujuan
pembelajaran diantaranya:
1. Pendidik harus menentukan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapainya dengan kriteria dan indikator yang jelas terukur.
2. Pendidik menyiapkan beberapa model desain pembelajaran yang
relavan dengan tujuan yang sudah ditentukan
3. Pendidik memilih salah satu model desain yang akan digunakan
dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yan
sudah ditetapkannya.
4. Pendidik mencancang dan mendeskripsikan dengan jelas desain
pembelajaran yang akan dilakukannya
5. Pendidik memilih dan menentukan komponen-komponen
pendukung desain pembelajannya, baik pemilihan media, bahan
ajar, sarana, alat, lingkungan dan lain sebagainya secara efektif
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penentuan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik maupun perancang kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan salahsatu inti dari komponen-komponen
pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik apabila didukung
dengan kecermatan analisi pendidik dalam memilih dan menentukan model,
media, bahan ajar, alat dan lingkungan pembelajaran.
Desain pembelajaran berperan sangat besar dalam mensukseskan tujuan
pembelajaran, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh
pendidik. Maka dari itu kemampuan memilih, merancang dan mengembangkan
desain yang efektif merupakan hal penting bagi pendidik.
Beberapa langkah dalam memilih dan menentukan desain yang padu
dengan tujuan pembelajaran diantaranya (1) penentuan tujuan pembelajaran, (2)
pemunculan beberapa alternatif desain pembelajaran, (3) menentukan model
desain yang akan digunakan, (4) merancang dan mengembangkan model desain
yang sudah dipilih, (5) memilih dan menentukan komponen pendukung model
3.2 Saran
Pemahaman pendidik tentang hubungan antara tujuan
pembelajaran dengan desain pembelajaran merupakan kebutuhan prinsip
dalam pengembangan sistem pembelajaran yang berkualitas untuk
menghasilkan tujuan yang sesuai dengan harapan. Untuk itu, setiap calon
pendidik selayaknya memahami secara mendalam tentang hubungan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT
Rosda Karya.
KEMP, Jerrold E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan Asril
Marjohan. Bandung. Penerbit ITB.
Redi. (2003). Educational Multimedia, a Handbook for Teacher and Develloper.
New Delhi. Cemca.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan