• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE. docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Lukman Gafar*

Program StudiPendidikanMatematika, Program Pascasarjana, UniversitasNegeri Surabaya loeqman99@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan melihat kenyataan bahwa sekarang ini pembelajaran matematika masih banyak dilakukan dengan metode ceramah, hal ini mengakibatkan pelajaran berjalan membosankan dan siswa menjadi pasif karena tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Pemecahan masalah yang direncanakan adalah melalui penerapan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Untuk mengakomodir hal tersebut maka dalam penelitian ini dikembangkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok dan saling bekerja sama yang positif serta bertanggungjawab secara mandiri. Dalam pembelajaran ini terdapat dua jenis kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli sehingga ciri khas dalam pembelajaran ini adalah setiap siswa menjadi anggota dari dua kelompok sekaligus, yaitu anggota dari kelompok asal dan kelompok ahli. Setiap anggota kelompok ahli bertanggungjawab menguasai materi tertentu dan selanjutnya mempresentasikan keahliannya tersebut kepada anggota lain dalam kelompok asalnya. Tujuan pokok pembelajaran ini adalah: 1) hasil belajar akademik, 2) penerimaan terhadap perbedaan individu, dan 3) pengembangan keterampilan sosial.

Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang baik untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII semester 4 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 23 Simbang Kab. Maros tahun ajaran 2012/2013 dengan siswa sebanyak 21 orang. Penelitian ini diawali dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), lembar materi ahli (LMA), dan tes hasil belajar (THB). Perangkat pembelajaran ini dikatakan baik jika telah divalidasi dan dinyatakan valid oleh validator serta dari hasil uji coba memenuhi kriteria: kemampuan guru mengelola pembelajaran minimal baik, aktivitas siswa dalam pembelajaran efektif, respon siswa terhadap pembelajaran positif, serta tes hasil belajar memenuhi kriteria valid, reliabel dan sensitif.

Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D Thiagarajan, Semmel & Semmel (define, design, develop, disseminate) dengan sedikit modifikasi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa penelitian ini telah menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik karena telah memenuhi semua kriteria yang ditetapkan.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, perangkat pembelajaran yang baik, pengembangan perangkat pembelajaran.

Abstract: The research conducted by look at the reality that now a day the mathematics learning still was implemented using speech method. It caused the student feel bored with subject and become passive as they never had opportunity to discover concept by them self. Problem solving which planned is by implemented active learning. To accommodate that problem, this study had developed the package of Cooperative Learning Type Jigsaw.

Cooperative Learning Type Jigsaw is cooperative learning where the students study in group and work together in positive case and has independent responsibility. In this learning there are two kinds of group, namely original group and expert group. The characteristic in this learning is every student become member of two groups, namely member of original group and expert group. Each member of original group has responsibility to comprehend the matter and then present their skill to another member in his original group. The purposes of this learning are: 1) the academic learning outcome, 2) the acceptance of individual differences, and 3) the development of social skill.

The research aimed to produce a good cooperative learning type Jigsaw package for of three dimension flat side in grade VIII semester 4 Junior High School (SMP). The research subject was 21 student of grade VIIIB SMP Negeri 23 Simbang Regency Maros school year 2012/2013. The first step in this research was developing learning package. The learning package developed were lesson plan (RPP), worksheet (LKS), expert matter sheet (LMA), and test of learning outcome (THB). It would be categorized good if it has been valid and tryout result adjust the criteria: the skill of teacher to manage leaning with minimum good value, student activities in effective learning, student respond to positive learning, and THB overcome valid criteria, reliable, and sensitive,

(2)

The development of learning package used model of 4-D Semmel & Semmel (define, design, develop, disseminate) with limited modification. The result of data analysis showed that this research has produced a good learning package cause of has completed all criteria.

Keywords: Cooperative Learning Type Jigsaw, good learning package, development of learning package..

Pendahuluan

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara bangsa tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya terutama kepada peserta didik. Dasar inilah yang harus digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong potensi SDM yang bersikap kritis, logis dan inovatif. Pencapaian SDM yang handal dapat ditempuh melalui lembaga pedidikan formal maupun non formal, bahkan di lembaga latihan kerja sekalipun sumber daya manuasia dapat ditingkatkan.

Meningkatnya mutu pendidikan suatu bangsa

dilakukan dengan cara memperbaiki proses pembelajaran. Berkembangnya berbagai jenis model pembelajaran pada prinsipnya didasari pemikiran tentang keragaman siswa, baik dilihat dari perbedaan kemampuan, modalitas belajar, motivasi, minat dan beberapa dimensi psikologis lainnya. Selain dasar pemikiran tersebut, keragaman model pembelajaran juga dikembangkan untuk menyesuaikan karakteristik mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu yang tidak memungkinkan guru hanya terpaku pada model pembelajaran tertentu. Pemilihan dan penentuan salah satu atau beberapa model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan terjadinya peran aktif siswa dalam mengeksplorasi hal-hal baru yang terkait dengan apa yang sedang dipelajari. Ketepatan model pembelajaran juga dapat mendorong tumbuhannya motivasi siswa, terjadinya iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa mampu memusatkan aktivitas serta perhatian terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung.

Sekarang ini pembelajaran matematika masih banyak dilakukan dengan metode ceramah, hal ini mengakibatkan pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan (siswa hanya aktif membuat catatan saja), kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak

mampu menguasai bahan yang diajarkan, pengetahuan yang diperoleh melaui metode ceramah lebih cepat terlupakan dan menyebabkan belajar siswa menjadi “belajar menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. Dampak lainnya ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, siswa masih tergantung dengan siswa yang lain, kurang optimis, kurang dapat menghargai pendapat siswa yang lain, siswa kurang dapat memecahkan masalah dalam materi pembelajaran, siswa juga cenderung lebih diam dan takut bertanya sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Keberhasilan dari kegiatan pembelajaran dipengaruhi juga oleh tingkat kesukaran dari materi pelajaran. Materi sulit tidak akan mudah dipahami siswa jika tidak disampaikan dengan metode yang tepat.

Model pembelajaran yang menarik dan banyak digunakan saat ini adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu model pembelajaran yang lebih menekankan proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini tidak hanya kemampuan akademik dalam arti penguasaan terhadap materi pelajaran, tetapi juga kemampuan bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai materi tersebut. Pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa menghargai perbedaan di antara mereka dan saling bantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Menurut Isjoni (2007: 76), model pembelajaran kooperatif membuka peluang bagi upaya mencapai tujuan meningkatkan keterampilan sosial peserta didik karena setiap anggota kelompok saling bergantung satu sama lain, dan seorang yang memiliki keunggulan tertentu akan membagi keunggulan tersebut dengan anggota lainnya.

(3)

masalah. Dalam situasi pemecahan masalah seperti mengajukan konjektur dan menjustifikasinya, menyelesaikan masalah, dan menemukan aturan umum. Hal-hal tersebut merupakan ciri dari kemampuan menyediakan kesempatan untuk berlatih berbicara, menyampaikan pendapat/ide serta gagasan dan juga meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan materi bangun ruang sisi datar dipilih karena materi ini merupakan bagian dari materi matematika yang diajarkan di kelas VIII semester 4, disamping itu materi ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi yang setara, dalam arti bahwa bagian materi tertentu bukan merupakan prasyarat bagi materi yang lain.

A. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses dan hasil pengembangan perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang baik untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) ?

2.

Bagaimana keefektifan pembelajaran koperatif tipe

jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) ? B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang baik untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2. Untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII Sekolah pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Materi Ahli (LMA), dan Tes Hasil

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model 4-D. Model pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D, menurut Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974: 5) terdiri dari empat tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Berikut adalah uraian kegiatan pada setiap tahapnya.

a. Tahap pendefinisian (define)

Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan berikut: 1) Analisis awal-akhir

Pada analisis awal-akhir dilakuakan identifikasi terhadap masalah mendasar yang dihadapi guru matematika SMP Negeri 23 Simbang Kab. Maros dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII. Hasil identifikasi tersebut menjadi acuan untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang

Pada penelitian ini analisis dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Simbang Kab. Maros, mengenai latar belakang pengetahuan, mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis bagian-bagian materi trigonometri. Materi bangun ruang sisi datar keterampilan akademik tersebut dituangkan dalam indikator pencapaian hasil belajar. 5) Spesifikasi indikator pencapaian hasil belajar

(4)

sebagai dasar penyusunan tes hasil belajar dan rancangan perangkat pembelajaran.

b. Tahap perancangan (design)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Perangkat pembelajaran yang dirancang meliputi: RPP, LKS, LMA, dan THB. Kegiatan pada tahap ini adalah:

1) Pemilihan media

Kegiatan ini dilakukan untuk memillih dan menentukan media yang tepat dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar. Proses pemilihan media ini disesuaikan dengan analisis materi, analisis tugas, karakteristik siswa, dan fasilitas yang tersedia di sekolah. 2) Pemilihan format belajar yang digunakan adalah LKS dan LMA yang dikerjakan secara berkelompok.

3) Perancangan awal

Pada perancangan awal, yang dilakukan adalah merancang perangkat pembelajaran, meliputi RPP, LKS, LMA, THB, dan instrumen penelitian yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran, angket respon siswa, dan lembar validasi perangkat pembelajaran.

c. Tahap pengembangan (develop)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Validasi ahli

Kepada validator diberikan instrumen berupa lembar validasi beserta perangkat pembelajaran yang akan divalidasi. Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapat dan saran para ahli mengenai perangkat pembelajaran yang ada. Validasi terhadap perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah validasi terhadap format, isi, dan bahasa. Hasil validasi ini dianalisis, untuk memperoleh penilaian dan masukan dari guru, siswa, dan pengamat terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang telah disusun. Hasil uji coba juga dijadikan dasar untuk penyempurnaan agar perangkat pembelajaran menjadi perangkat yang baik dan siap digunakan (naskah final).

d. Tahap penyebaran (disseminate)

Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan sampai pada langkah uji coba dan telah direvisi berdasarkan masukan dari guru, pengamat, dan siswa, diterapkan di kelas lain pada sekolah yang sama. Tujuannya adalah untuk melihat keefektifan pembelajaran.

b. Instrumen Pengumpulan Data Uji Coba Perangkat Pembelajaran

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba terdiri dari lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar pengamatan, angket respon siswa, dan tes hasil belajar.

c. Teknik Analisis Data Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran

Data hasil uji coba perangkat pembelajaran yang dianalisis adalah data validitas perangkat pembelajaran, data kemampuan guru mengelola pembelajaran, data aktivitas siswa, data respon siswa, dan data tes hasil belajar.

a. Analisis data hasil validasi perangkat pembelajaran Data hasil validasi RPP, LKS, dan LMA dianalisis dengan menghitung rata-rata skor yang diberikan oleh ketiga validator pada tiap-tiap aspek yang dinilai untuk tiap pertemuan. Data hasil validasi THB dianalisis dengan menghitung rata-rata skor yang diberikan oleh ketiga validator pada tiap-tiap aspek yang dinilai.

b. Analisis data kemampuan guru mengelola pembelajaran

Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan mendeskripsikan aspek-aspek yang memperoleh nilai 3 pada tiap pertemuan. Kriteria penilaian tiap aspek yang diamati menggunakan rentangan nilai 1 sampai 4. c. Analisis data aktivitas siswa

Data pengamatan aktivitas siswa dianalisis berdasarkan persentase. Persentase aktivitas siswa diperoleh dari frekuensi setiap aspek yang diamati dibagi jumlah frekuensi semua aspek dikalikan 100%. Penentuan kriteria keefektifan aktivitas siswa didasarkan pada jumlah frekuensi aktivitas aktif lebih besar daripada jumlah frekuensi aktivitas pasif.

d. Analisis data respons siswa

Data respons siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis berdasarkan persentase. Persentase tiap respons diperoleh dari jumlah respons siswa tiap aspek yang muncul dibagi jumlah seluruh siswa, dikalikan 100%. Respons siswa dikatakan positif jika persentase yang diperoleh lebih dari 80% dari rata-rata setiap aspek berada dalam kategori setuju, senang, baru, dan mengerti.

e. Analisis data tes hasil belajar

(5)

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan baik jika setelah divalidasi dan diuji coba memenuhi kriteria: (1) valid, yaitu perangkat pembelajaran dinilai valid oleh validator; (2) praktis, yaitu ditandai dengan kemampuan guru mengelola pembelajaran baik dan tes hasil belajar valid, reliabel, dan sensitif; (3) efektif, yaitu ditandai dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran efektif dan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran positif.

3. Metode Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pada penelitian ini penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilakukan di kelas lain pada sekolah yang sama. Penerapan pembelajaran ini untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.

a. Rancangan penelitian

Penelitian untuk penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dilakukan dalam dua tahap yaitu (1) pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada subjek penelitian dan (2) pemberian THB. b. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan pada penerapan pembelajaran sama dengan yang digunakan pada tahap uji coba perangkat pembelajaran.

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

1) Data kemampuan guru mengelola pembelajaran dianalisis menggunakan nilai rata-rata tingkat kemampuan guru (TKG) tiap aspek yang diamati. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatakan baik jika rata-rata nilai tiap aspek berada pada kategori minimal baik.

2) Data aktivitas siswa, dan data respons siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan cara yang sama dengan analisis pada pengembangan perangkat pembelajaran.

3) Data hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar secara individu dan klasikal. Kriteria tersebut adalah:

a) Siswa secara individu dikatakan tuntas belajar jika mampu mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran untuk materi bangun nruang sisi datar yang didasarkan pada empat aspek yaitu tes hasil belajar tuntas, kemampuan guru mengelola pembelajaran baik, aktivitas siswa efektif, dan respon siswa terhadap pembelajaran positif. Pembelajaran dikatakan efektif jika semua aspek terpenuhi. D. PEMBAHASAN

1. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Secara umum ketiga validator menyatakan bahwa RPP, LKS, LMA, dan THB valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran efektif. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran setiap aspek penilaian berada pada kategori baik. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran efektif, yang ditunjukkan oleh hasil analisis aktivitas siswa yaitu jumlah frekuensi aktivitas aktif lebih besar daripada jumlah frekuensi aktivitas pasif. Respons siswa terhadap perangkat dan pelaksanaan pembelajaran positif dengan persentase 93,34 % pada kelas uji coba dan 96,67 % pada kelas implementasi.. Hasil analisis THB adalah valid, reliabel, dan sensitif. Dengan demikian perangkat pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar memenuhi kriteria perangkat pembelajaran yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Nieveen (1999: 127) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran dikatakan baik jika perangkat tersebut memenuhi aspek kualitas yaitu validitas (validity), kepraktisan (practicality), dan keefektifan (effectiveness). 2. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai keefektifan pembelajaran, diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar mencapai ketuntasan hasil memenuhi kriteria keefektifan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar efektif.

Penutup A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas,maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(6)

2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif untuk mengajarkan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP Negeri 23 Simbang Kab. Maros. Hal ini ditunjukkan oleh terpenuhinya syarat-syarat keefektifan pembelajaran yaitu: ketuntasan belajar secara ndividual dan klasikal tecapai, kemampuan guru mengelola pembelajaran memenuhi kriteria baik, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria efektif, dan respons siswa terhadap pembelajaran positif.

B. Saran

Dengan memperhatikan proses dan hasil pengembangan serta penerapan perangkat pembelajaran pada penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada guru dan peneliti lain sebagai berikut:

1. Menyarankan kepada guru agar dalam pembelajaran sebaiknya menerapkan model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimana perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat digunakan sebagai alternatif perangkat pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP.

2. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitia serupa, disarankan untuk melakukan penerapan pembelajaran pada lebih banyak kelas atau ke sekolah lain. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada keterampilan sosial, agar dapat melihat dan mendalami keterampilan sosial yang dimiliki dan dilakukan siswa secara spesifik.

Daftar Pustaka

Arends, R.I. 1997. Clasroom Instruction and Management. McGraw-Hill

Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, Muslimin dkk. 2005. Pembelajaran

Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Nieveen, N. 1999. Design Approaches and Tools in Education and Training. Nederlands: Kluwer Academy Publisher

Nur, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran

Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Surabaya.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya mulai pada rektum dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

Apabila permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik, permasalahan tersebut dapat dibawa ke tribunal (pengadilan) industrial. Pengadilan industrial memastikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara pelaksanaan program pembelajaran IPS SMP/MTs di Kota Bima dengan standar proses pendidikan adalah sebagai

Digunakan untuk menggambarkan hubungan antar use case, yang termasuk didalam use case lain (diharuskan).. Digunakan untuk menggambarkan hubungan antar use case,

Dengan mengacu kepada masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi akuntansi keuangan agar dapat mengetahui bagaimana

Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Riwayat dan pola perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara

Perlawanan publick transcript dilakukan dengan cara membuat video balasan: parodi, puisi balasan, lagu, tanggapan dan komentar dalam bentuk hyperlink.. Kata kunci: