• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: EKO DJUNIADI, S.H., M.Hum. (INSPEKTUR KABUPATEN BANJARNEGARA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: EKO DJUNIADI, S.H., M.Hum. (INSPEKTUR KABUPATEN BANJARNEGARA)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

EKO DJUNIADI, S.H., M.Hum.

(2)

PENDAHULUAN

 merupakan salah satu kata yang

cukup populer di masyarakat, namun

belum banyak yang memahaminya.

Pada umumnya, masyarakat memahami

korupsi sebagai sesuatu yang merugikan

negara semata, padahal dalam UU No. 31

Tahun 1999

juncto

UU No. 20 Tahun 2001

tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi

yang dikelompokkan menjadi tujuh jenis.

(3)

3. Penggelapan dalam jabatan

4. Benturan kepentingan dlm pengadaan 5. Suap menyuap

6. Perbuatan curang

7. Pemerasan

1. Gratifikasi

(4)

 Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai tujuan

tersebut, antara lain:

a) Merosotnya kewibawaan negara;

b) Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional; dan

c) Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian

(5)

 Pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk mengatasi

permasalahan bangsa, yaitu NAWACITA, yang merupakan

sembilan agenda prioritas menuju Indonesia yang

berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,

dan berkepribadian.

 Untuk mewujudkan NAWACITA, dimulai dengan

percepatan di berbagai bidang yang difokuskan pada

bidang ekonomi, khususnya percepatan pembangunan

infrastruktur, pembangunan manusia, dan deregulasi

ekonomi.

 Percepatan tersebut akan berhasil dengan ditopang oleh

stabilitas politik dan keamanan serta kepastian hukum,

sehingga perlu adanya reformasi hukum.

(6)
(7)

1. Penataan regulasi agar menghasilkan

regulasi yang berkualitas;

P

ILAR-PILAR

REFORMASI HUKUM

2. Pembenahan lembaga/aparat penegak

hukum agar tercipta profesionalitas

penegak hukum;

3. Pembangunan budaya hukum untuk

(8)

Pemberantasan praktik pungutan liar (pungli) dalam sentra

pelayanan publik

1.

2.

Pemberantasan Penyelundupan Percepatan pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan SKCK

Perbaikan layanan hak paten, merk, dan desain bebas korupsi dengan teknologi

informasi yg transparan

Relokasi dan pemisahan penghuni LAPAS

(narkoba, terorisme dan radikalisme)

3.

4.

5.

(9)

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

DASAR HUKUM

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

4. Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014

5. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 180/3935/SJ tentang Pengawasan Pungutan Liar dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

8. Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290 Tahun 2016 tanggal 22 Desember 2016 tentang Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Kabupaten Banjarnegara

(10)

U

PAYA PERCEPATAN PEMEBERANTASAN KORUPSI

DI KABUPATEN BANJARNEGARA

 18 Oktober 2016 telah ditandatangani Pakta Integritas/ Pernyataan Komitmen bersama antara Gubernur Jawa Tengah dengan Para Bupati/Walikota Se-Jawa Tengah, disaksikan oleh Pimpinan KPK.

 Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 700/331 Tahun 2016).

Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Gratifikasi dan Penandatanganan Pernyataan Komitmen Pengendalian Gratifikasi Peserta Pimpinan SKPD dan Pimpinan serta Anggota DPRD Kabupaten

(11)

Paparan di depan KPK tentang Rencana Aksi Percepatan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Tanggal 17

Januari 2017.

 Rencana Bulan Oktober 2017 =

Workshop

Tunas Integritas bagi

Pimpinan SKPD, Pimpinan DPRD dan

Para Ketua Komisi DPRD dg

Narasumber dari KPK.

(12)

 Pembentukan Tim Pembina dan Penilai Internal Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 (Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor : 700/1232 Tahun 2016 tanggal 18 Oktober 2016).

PEMBANGUNAN

 Sosialisasi Pembentukan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani kepada OPD yang direncanakan sebagai pilot project di Kabupaten Banjarnegara :

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

2. DPMPTSP; 3. RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

(13)

Sosialisasi Permenpan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani

di Lingkungan Instansi Pemerintah pada tanggal 2 Februari 2017 oleh Pejabat Inspektorat Prov. Jawa Tengah, yang dikuti

oleh Pimpinan dan seluruh Pejabat Struktural/Fungisonal pada:

 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;  DPMPTSP;

 RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

Pembinaan dan

Assesment

oleh Tim Pembina dan Penilai

Internal terhadap 3 OPD tersebut secara berkelanjutan mulai

bulan Maret 2017 sampai dengan ditetapkannya OPD sebagai

(14)

P

ELAYANAN PUBLIK

(15)

Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Penyelenggara Negara.

(16)
(17)

PERKEMBANGAN PEMBERANTASAN PUNGUTAN LIAR

UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Inpres No. 9 Tahun 1977 tentang Operasi Penertiban

TAP MPR No.

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas KKN

UU No.31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU

No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi

Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi Inpres No. 9 Tahun 2011

dan Inpres No. 17 Tahun 2011 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Inpres No. 10 Tahun

2016 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi

Perpres No. 87 Tahun 2016 tentang

Satgas Saber Pungli

(18)
(19)

A. SITUASI

 Berbagai upaya untuk memberantas

praktik pungli telah dilakukan sejak

zaman orde baru sampai dengan era

reformasi, namun praktik pungli masih

terus terjadi.

 Maraknya kasus pungutan liar telah merusak sendi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan pungutan

liar, Presiden mengeluarkan

Perpres Nomor 87 Tahun

2016

tentang

Satuan

Tugas

Sapu

Bersih

Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli)

pada tanggal

20 Oktober 2016.

(20)

VISI :

“Terwujudnya pelayanan publik pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang terbebas dari pungutan liar”.

MISI:

1. Membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungutan liar;

2.Membangun sistem pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi dari Kementerian/Lembaga dan pihak lain yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi;

3.Membangun dan menginternalisasi budaya anti pungli pada tata pemerintahan dan masyarakat;

4.Mengkoordinasikan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan pemberantasan pungutan liar;

5.Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui transparansi dan standarisasi pelayanan, sesuai peraturan perundang-undangan dan menghapuskan pungutan liar.

(21)

C. STRATEGI

SATGAS

STRATEGI SATGAS Strategi PreEmptif (Pembinaan) Strategi Preventif (Pencegahan) Strategi Represif (Penegakan Hukum)

(22)

1. Strategi PreEmptif (Pembinaan) a)Mapping pungli yang ada di

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dengan menggunakan teknologi informasi;

b)Membangun budaya anti pungli, baik masyarakat, aparatur maupun pengusaha;

c) Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dalam Gerakan Nasional Pemberantasan Pungli (zero pungli);

d)Melakukan penggalangan untuk antisipasi terjadinya pungli

2. Strategi Preventif (Pencegahan)

a)Mensosialisasikan pemetaan rawan pungli di setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

b)Mengoptimalkan peran fungsi satuan pengawasan internal Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, baik pengawasan melekat maupun pengawasan fungsional atau internal terhadap tempat/kegiatan rawan pungli;

c) Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi serta pengawasan pada sistem pelayanan publik.

(23)

3. Strategi Represif (Penegakan Hukum)

a) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam

Operasi Tangkap Tangan (OTT) sesuai target

yang telah ditentukan;

b) Menindak tegas oknum aparat penyelenggara

negara/pegawai negeri dan masyarakat yang

terlibat dalam pungutan liar sesuai ketentuan

Perundang-undangan yang berlaku;

c) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam

memberikan rekomendasi sanksi kepada pelaku

pungli sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(24)

D. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG

TUGAS

:

Melaksanakan

pemberantasan

pungutan liar secara efektif dan

efisien dengan mengoptimalkan

pemanfaatan personil, satuan kerja,

dan sarana prasarana, baik yang

berada di Kementerian/ Lembaga

maupun Pemerintah Daerah.

:

1. Intelijen;

2. Pencegahan;

3.Penindakan;

4. Yustisi.

(25)

5. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan Kementerian/Lembaga serta Kepala Pemerintah Daerah untuk memberikan sanksi kepada pelaku pungli sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

6. Memberikan rekomendasi pembentukan dan pelaksanaan tugas unit Saber Pungli di setiap instansi penyelenggara publik kepada pimpinan Kementerian/Lembaga dan Kepala Pemerintah Daerah;

7. Melaksanakan evaluasi kegiatan pemberantasan pungutan liar.

 WEWENANG:

1. Membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungutan liar;

2. Melakukan pengumpulan data dan informasi dari Kementerian/ Lembaga dan pihak lain yang terkait, dengan menggunakan teknologi informasi;

3. Mengkoordinasikan, merencanakan, dan melaksanakan operasi pemberantasan pungutan liar;

(26)

E. TUJUAN, SASARAN, DAN WILAYAH KEGIATAN

 TUJUAN :

1) Tertanggulanginya praktek pungli yang dilakukan

oleh aparatur negara dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat;

2) Terbangunnya perubahan

mindset aparatur

negara dalam pelayanan masyarakat dengan

prinsip

zero

pungli namun tetap mengutamakan

pelayanan prima; dan

3) Terbangun dan terciptanya sikap tegas dan

kesadaran masyarakat menolak segala bentuk

pungli dan mematuhi aturan yang berlaku.

(27)

 WILAYAH KEGIATAN

Kegiatan Saber Pungli dilaksanakan di seluruh wilayah yuridiksi

Indonesia, khususnya pada Kementerian/Lembaga dan 34

Provinsi serta 541 Kota/Kabupaten.

1. Pelayanan Publik; 2. Ekspor dan Impor; 3. Penegakan Hukum; 4. Perijinan;

5. Kepegawaian; 6. Pendidikan;

7. Pengadaan Barang dan Jasa; dan 8. Kegiatan pungli lainnya yang

meresahkan masyarakat.

 SASARAN

(28)

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 180/3935/SJ Tanggal 24 Oktober 2016, menyebutkan bahwa Inspektur Provinsi

dan Inspektur Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka mencegah dan menghapus

pungli, khususnya pada area:

1. Perizinan, dengan fokus:

a. Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan; b. Penerbitan Izin Gangguan;

c. Penerbitan Izin Trayek;

d. Penerbitan Izin Pertambangan;

e. Penerbitan Izin Perhubungan Darat, Perhubungan Laut, dan Perhubungan Udara;

f. Rekomendasi Tidak Sengketa Tanah; dan g. Penerbitan Izin Usaha.

(29)

2. Hibah dan Bantuan Sosial, dengan fokus:

a. Pencairan Dana Hibah dan Bantuan Sosial; b. Pemotongan Dana Bantuan Sosial.

3. Kepegawaian, dengan fokus:

a. Mutasi Pegawai; b. Kenaikan Pangkat; c. Promosi Jabatan; dan

d. Pemotongan Gaji Guru, Tenaga Kesehatan dan Pegawai Tidak Tetap.

4. Pendidikan, dengan fokus:

a. Pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS); b. Pemotongan Uang Makan Guru.

(30)

5. Dana Desa, dengan fokus:

a. Pemotongan Dana Desa; dan b. Pengambilan Bunga Bank pada

Penempatan Dana Desa.

\

6. Pelayanan Publik, dengan fokus:

a. Penyaluran Beras Miskin;

b. Pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil;

c. Pelayanan di Bidang Kesehatan dan Pendidikan; dan

d. Pelayanan pada Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).

7. Pengadaan Barang dan Jasa, dengan fokus:

a. Perencanaan Pengadaan; dan b. Penentuan Pemenang.

8. Kegiatan lainnya yang mempunyai risiko

(31)

AERAH UNIT PP/K/L/DAERAH

UNIT PP K/L/DAERAH

F. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONIL SATGAS

PRESIDEN

1) Tingkat Pusat

PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB (MENKO POLHUKAM)

KETUA PELAKSANA SATGAS (IRWASUM POLRI) (POK AHLI) SEKRETARIS KETUA POKJA INTELIJEN KETUA POKJA PENCEGAHAN KETUA POKJA PENINDAKAN KETUA POKJA YUSTISI SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA Bid. Ops logistik Bid. Bid.

Adum

Bid. Keu.

Bid. Data Informasi

(32)

AERAH UNIT PP/K/L/DAERAH

UNIT PP PADA KANWIL

2) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat K/L

PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB (MENTERI/KEPALA LEMBAGA)

KETUA PELAKSANA UNIT SATGAS (WAS INTERNAL/PEJABAT YANG DITUNJUK) (POK AHLI) SEKRETARIS KETUA POKJA PENCEGAHAN KETUA POKJA INTELIJEN KETUA POKJA PENINDAKAN KETUA POKJA YUSTISI SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA Bid. Ops logistik Bid. Bid.

Adum

Bid. Keu.

Bid. Data Informasi

(33)

AERAH UNIT PP KOTA/KAB

3) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat Provinsi

PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB (GUBERNUR)

KETUA PELAKSANA SATGAS (IRWASDA)

WAKIL I : INSPEKTUR PROVINSI WAKIL II : AS WAS KEJATI

(POK AHLI) SEKRETARIS KETUA POKJA INTELIJEN KETUA POKJA PENCEGAHAN KETUA POKJA PENINDAKAN KETUA POKJA YUSTISI SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA Bid. Ops logistik Bid. Bid.

Adum

Bid. Keu.

Bid. Data Informasi

(34)

4) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat Kabupaten

PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB (BUPATI/WALIKOTA)

KETUA PELAKSANA UNIT SATGAS (WAKAPOLRES)

WAKIL I : INSPEKTUR KABUPATEN WAKIL II : KASI INTEL KEJARI

(POK AHLI) SEKRETARIS KETUA POKJA INTELIJEN KETUA POKJA PENCEGAHAN KETUA POKJA PENINDAKAN KETUA POKJA YUSTISI SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA SEKRETARIS ANGGOTA Bid. Ops logistik Bid. Bid.

Adum

Bid. Keu.

Bid. Data Informasi

(35)

SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR KABUPATEN BANJARNEGARA

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

(Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai

dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

Tahun 2016 tanggal 22 Desember 2016.

 Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari

Unsur:

1. Pemerintah Daerah:

a. Bupati Banjarnegara (Penanggung jawab);

b. Wakil Bupati Banjarnegara (Penasehat);

c. Sekretaris Daerah Kab. Banjarnegara (Penasehat);

d. Inspektur Kab. Banjarnegara (Wk. Ketua I);

(36)

1. Pemerintah Daerah:

a. Bupati Banjarnegara (Penanggung jawab);

b. Wakil Bupati Banjarnegara (Penasehat);

c. Sekretaris Daerah Kab. Banjarnegara (Penasehat); d. Inspektur Kab. Banjarnegara

(Wk. Ketua I);

 Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari

Unsur:

e. Kepala BPPKAD Kab. Banjarnegara;

f. Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan;

g. Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kab. Banjarnegara;

h. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Banjarnegara;

i. Kepala Dinas Kominfo Kab. Banjarnegara;

j. Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Kab. Banjarnegara;

k. Kepala Bagian Hukum Setda Kab. Banjarnegara; l. Sekretaris Inspektorat Kab. Banjarnegara;

m. Kepala Kantor Kesbangpollinmas Kab. Banjarnegara; n. Kepala Satpol PP Kabupaten Banjarnegara;

(37)

o. Irban Bidang Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;

p. Irban Bidang Ekonomi dan Keuangan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;

q. Kabid. Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kabupaten Banjarnegara;

r. Kabid. Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kabupaten Banjarnegara.

s. Kasubbag. Administrasi dan Umum pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;

t. Kasubbag. Evaluasi dan Pelaporan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;

 Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari

Unsur:

(38)

2. Polres Banjarnegara:

a. Kapolres Banjarnegara (Penasehat); b. Wakapolres Banjarnegara (Ketua); c. Kabag. Ops. Polres Banjarnegara; d. Kasat Reskrim Polres Banjarnegara; e. Kasat Intelkam Polres Banjarnegara; f. Kasat Bimas Polres Banjarnegara;

g. Kasi Pengawasan Polres Banjarnegara; h. Kasi Propam Polres Banjarnegara; i. Kasubag. Humas Polres Banjarnegara; j. Kanit Tipikor Polres Banjarnegara

k. Kaur Bin Ops Lantas Polres Banjarnegara; l. Kaur Bin Ops Narkoba Polres Banjarnegara; m. Kaur Bin Ops Reskrim Banjarnegara;

(39)

3. Kodim 0704 Banjarnegara:

a. Dandim 0704 Banjarnegara (Penasehat);

b. Kepala Staf Kodim 0704 Banjarnegara

(Koordinator Kelompok Ahli);

c. Pasi Intel Kodim 0704 Banjarnegara

(Satgas Intelijen);

(40)

4. Kejaksaan Negeri Banjarnegara:

a. Kajari Banjarnegara (Penasehat);

b. Kasi Intel Kejari Banjarnegara

(Wk. Ketua II);

c. Kasi Datun Kejari Banjarnegara;

d. Kasi Pidsus Kejari Banjarnegara;

e. Kasi Pidum Kejari Banjarnegara;

f. Staf Kasi Intel Kejari Banjarnegara.

(41)

Penanggung jawab

(Bupati)

Bertanggung jawab atas

pelaksanaan tugas Satgas Saber Pungli

Lanjutan…

Penasehat

Memberikan arahan yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Satgas Saber Pungli

Kelompok Ahli

Memberikan saran pertimbangan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan keahliannya

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

(42)

Pelaksana

a. Ketua :

Mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas Satgas Saber Pungli kepada Bupati.

b. Wakil Ketua:

Membantu kelancaran tugas Ketua Pelaksana Satgas Saber Pungli.

c. Sekretaris:

Membantu tugas Ketua Pelaksana Satgas Saber Pungli, yang dibantu oleh Sekretariat.

(43)

Satgas Intelijen

a) Melaksanakan kegiatan pemetaan terhadap modus operandi yang dilaksanakan oleh oknum pelaku pungutan liar;

b) Melakukan kegiatan penyusupan

eliciting dalam rangka

memperoleh bahan keterangan yang diperlukan;

c) Membantu melaporkan

perkembangan hasil penyelidikan kepada Ketua Pelaksana Tugas; d) Membantu pelaksanaan

pengamanan internal terhadap kegiatan penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Satgas Saber Pungli dari kemungkinan adanya upaya yang dapat melemahkan Satuan Tugas.

(44)

Satgas Pencegahan,

Edukasi, dan Sosialisasi

Melakukan upaya-upaya preventif baik melalui sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan kegiatan lain dalam rangka

mencegah terjadinya pungutan liar.

Lanjutan…

Satgas Penindakan

Melakukan upaya-upaya represif Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap para pelaku pungutan liar di wilayah

Kabupaten Banjarnegara.

Satgas Yustisi

Melakukan usaha dan kegiatan yang

bertujuan memberantas pelaku pungutan liar.

(45)

G. TAHAPAN PELAKSANAAN SATGAS SABER PUNGLI

Dilaksanakan selama enam bulan

mulai bulan Oktober 2016 sampai

dengan bulan April 2017

2.

Dilaksanakan dalam waktu enam

bulan mulai bulan April 2017

sampai dengan Oktober 2017

Dilaksanakan sampai dengan

Oktober 2019

1.

(46)

Pengukuhan

Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 19 Januari 2017 di Pendopo Dipayuda Adhigraha.

(47)

 Penanganan aduan masyarakat:

a) Dugaan pungutan liar sebesar Rp20.000,- setiap truk yang lewat di Desa Kebondalem Kec. Bawang;

b) Dugaan pungutan sebesar Rp5.000,- di Terminal Induk Banjarnegara; c) Dugaan pemungutan kepada warga yang membuat sertifikat tanah

dalam program pemutihan di Desa Somawangi Kec. Mandiraja sebesar Rp500.000,- per sertifikat dan biaya pengukuran Rp100.000,- per bidang;

d) Dugaan pemungutan sebesar Rp5.000,- per satu SPPT dalam program pemutihan surat tanah dan biaya pengukuran sebesar Rp100.000,- per bidang.

(48)

H. SISTEM PELAPORAN

 Posko Satgas Saber Pungli Terpadu:

- Kantor Kemenko Polhukam

Jl. Merdeka Barat Nomor 15 Jakarta Pusat 10110, Kantor Itwasum Polri

Jl. Trunojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

 Unit Satgas Saber Pungli Kementerian/Lembaga dan Daerah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Pelaksana Satgas setiap harinya melalui e-mail:

(49)

 Posko Satgas Saber Pungli Kab. Banjarnegara:

Dinas Kominfo Kab. Banjarnegara

Jl. A. Yani No. 16 Banjarnegara

 Sekretariat : 1. Polres Banjarnegara

Jl. Pemuda No. 39 Banjarnegara 2. Inspektorat Kab. Banjarnegara

Jl. Dipayuda No. 9 Banjarnegara

SMS Center : 081-228-124-447 E-mail :

(50)

I. KOMITMEN

PIMPINAN

 Kepemimpinan merupakan komponen vital yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.

 Seorang pemimpin adalah figure yang menentukan arah organisasi, termasuk pengembangan kualitas anggota-anggota dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 Oleh karena itu diperlukan komitmen yang kuat secara tulus dan sungguh-sungguh dalam menjalankan roda organisasi sesuai aturan.

 Komitmen merupakan suatu ketentuan untuk berjanji kepada diri sendiri yang akan memacu seseorang untuk terus berjuang dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.

(51)
(52)

P

ENGGUNAA

N

 Logo : Dipakai untuk Logo Rompi, Kaos, Jaket,

dan Topi (Field Cap).

 Pin : Dipakai untuk Baju Dinas, pada Saku sebelah

kiri atau Pakaian Sipil Harian di dada kiri;

 Digunakan untuk simbol resmi sosialisasi (logo

pembuatan video clip, leaflet, video tron, dan

media elektronik); dan lain-lain selama tidak

menurunkan harkat dan martabat Satgas Saber

Pungli.

(53)

ARTI

LAMBANG

1. Lingkaran dengan diameter 4 (empat)

cm menandakan empat fungsi dalam

Satgas Saberpungli, yaitu Fungsi

Intelijen, Pencegahan, Penindakan, dan

Yustisi;

2. Bulat dengan lingkaran merah berarti larangan/ STOP, sehingga dengan tulisan

“STOP PUNGLI” di dalam lingkaran artinya

perintah secara tegas untuk berhenti melakukan pungli atau larangan untuk tidak pungli atau wajib berhenti melakukan pungli;

(54)

4. Tulisan “SATGAS SABER PUNGLI” artinya:

Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar yang diberikan kewenangan oleh Presiden melalui Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar untuk melakukan upaya pemberantasan pungutan liar, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Telapak tangan berwarna hitam diartikan: Tangan kotor akibat dari perilaku pungli;

(55)
(56)
(57)

Referensi

Dokumen terkait

Rencananya hari ini DPR akan menggelar pemilihan pimpinan komisi setelah pada Selasa (28/10/2014) dilakukan sidang paripurna pengesahan anggota komisi dan alat kelengkapan

Kolom dielusi dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dari pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolarannya ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap

Untuk melindungi hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka orang lain yang tanpa izin

1) Guru memberikan nilai kepada siswa. Untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar maka guru memberikan nilai kepada siswa. Nilai adalah bentuk dari reward yang

Namun, Serambi Botani memiliki potensi untuk memilih huruf yang lebih menarik dan lebih unik sehingga dapat meningkatkan persepsi konsumen untuk memberikan nilai yang

Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk belajar mengambil keputusan melalui materi pesawat sederhana memperoleh skor 3,5 dengan kategori

Perlu dilakukan pengembangan aplikasi dengan beberapa penambahan fitur yang akan membuat sistem pendaftaran online pada Essential English Course menjadi lebih

Dengan dibangunnya Sirkuit nya Medan International Circuit sebagai pusat aktivitas olahraga otomotif di Indonesia, diharapkan Indonesia dapat menjadi tuan rumah