• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah hama dan penyakit tanaman murbei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah hama dan penyakit tanaman murbei"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MURBEI

Anggota Kelompok :

PUNTOJIWO K 115050107111023

YULI PUSPITA 125050101111041

ARYO PRADITYO B. 125050101111112

M.WAIS ALQORNI 125050101111115

MOH. SARI 125050101111125

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Murbei” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan..

Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baik untuk kami maupun pembaca kelak. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan komentar positif agar dapat diperbaiki di kesempatan yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa ada saran yang membangun.

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Daun tanaman murbei (Morus sp) merupakan pakan alami ulat sutera (Bombyx mori). Tersedianya daun murbei yang cukup dengan mutu yang baik merupakan salah satu persyaratan utama untuk menghasilkan kokon berkualitas baik.Serangan oleh hama dan penyakit pada tanaman murbei dapat merusak tanaman sehingga hasil produksi daun untuk pakan ulat sutera sangat merosot. Di Indonesia terdapat sekitar 5 jenis hama yang merusak tanaman murbei yaitu : hama pucuk (G. pulverulentalis), kutu daun(Maconellicoccus hirsutus), hama penggerek batang (pectes plarator ), kutu batang (Pseudaulacapsis pentagona) dan rayap (Macrotermes sp.),(Susanto, 1997).Menjelang musim kemarau hama yang banyak menyerang adalah hama breng/kutu kebul atau (B. myricae) (F.A.O.1988). Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman murbei adalah : penyakit powderymildew (Phyllactini sp), penyakit bintik dan (Sirosporium mori), penyakit bercak dan dan penyakit plasta. Penanganan dan penggunaan pestisida untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman murbei harus mempunyai residu yang singkat agar daun murbei yang dimakan ulat sutera tidak menimbulkan kematian bagi ulat tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

 Hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman murbei?

 Bagaimana penanganan yang tepat terhadap hama dan penyakit tanaman murbei?

 Pestisida apa saja yang efektif sehingga dapat menekan hama penyakit tanaman murbei tetapi

tidak menimbulkan kematian bagi ulat sutera yang memakan daun murbei? 1.3. Tujuan

 Untuk mengidentifikasi hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman murbei.

 Untuk menentukan cara pengendalian yang efektif terhadap hama dan penyakit pada tanaman

murbei.

 Untuk menentukan pestisida yang efektif untuk hama dan penyakit pada tanaman murbei tetapi

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Hama Penyakit Tanaman Murbei

Tanaman murbei yang umumnya ditanam di Indonesia adalah Morus multicaulis, M.cathayana dan M. Nigra. Daun tanaman murbei merupakan makanan pokok ulat sutera (Bombyx mori).Hama yang banyak menyerang pucuk daun murbei adalah :

a. Glyphodes pulverulentalis

Serangga ini termasuk ordo Lepidoptera. Ulatnya lebih menyukai daun tanaman murbei M.multicaulis karena daunnya lebih lembut dibandingkan dengan varietas yang lain. Kerusakan terjadi pada tanaman murbei di persemaian dan di lapangan terutama 1– 2 bulan setelahpangkas. Siklus hama ini kurang lebih 25 hari, larva berwarna hijau bening, kepala coklat dan setelah dewasa menjadi coklat kemerah-merahan. Umur larva 8– 10 hari, ulat yang baru menetasakan memakan daun yang masih lunak sedangkan ulat instar IV memakan jaringan daun, akibatnya daun berubah menjadi coklat transparan dan meninggalkan kotoran hitam. Kerusakan terjadi diantara musim hujan dan awal musim kemarau.Sebelum menjadi pupa, ulat menggulung daun yang dimakannya dengan mengeluarkan serat dan membuat kokon didalamnya. Umur pupa 7 hari kemudian berubah menjadi ngengat, panjang badan 10 mm, sayap berwarna coklat dengan bintik-bintik kelabu (Sunanto, 1997).

(5)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, mengalami metamorfosa tidak sempurna, badannya ditutupi oleh tepung putih. Siklus hidup kira-kira 35 hari, nimpha dan dewasa mengeluarka nembun madu yang menyebabkan semut berdatangan atau embun tersebut dapat menjadi media tumbuh cendawan Septobasidium dan diikuti dengan cendawan (Corticidium) yang berwarna hitam.Kutu ini merusak daun, kuncup dan tunas muda dengan menghisap cairan, sehinggapertumbuhan pucuk terhalang atau terhenti. Daun mengkerut, keriting dan berubah bentuk.Pertumbuhan tunas terhenti, kuncup daun membengkak, ruas antara pucuk daun menjadi pendek yang mengakibatkan cabang membengkak tidak dapat berkembang serta mudah patah BalaiPersuteraan Alam Sulawesi Selatan, 1996).

c. Kutu batang (Psedaulacapsis pentagona)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, menyerang tanaman murbei yang terlindungi olehpohon-pohon besar atau karena kondisi lembab. Bentuk nimpha dan dewasa terdapat padacabang atau batang, menghisap cairan tanaman menyebabkan kulit cabang atau batang menjadiputih keabu-abuan. Jika serangan cukup berat akan menyebabkan kematian tanaman (Sunanto,1997).

d. Hama breng/Kutu kebul (Bemisia myricae)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, family: Aleurodidae, banyak ditemukan di bawah permukaan daun. Serangan serangga ini banyak terjadi pada bulan Mei dan Juni. Bentuk nimpha dan dewasa menusuk cairan daun dan meninggalkan sekresi berupa embun madu yang menyebabkan daun berwarna hitam karena pada embun tersebut tumbuh cendawan jelaga (F.A.O., 1988). Daun murbei yang telah diisap cairannya baik oleh kutu daun dan kutu kebul tidak dapat digunakan sebagai pakan ulat sutera karena bila termakan akan mengakibatkan ulat sutera sakit dan mati.

Berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman murbei adalah :

(6)

Penyakit ini menyerang daun dengan muculnya bintik-bintik putih atau keputih-putihan padabagian bawah daun kemudian menyebar pada permukaan daun seperti tepung putih. Biasanyamenyerang daun yang telah dewasa (Balai Persuteraan Alam Sulsel, 1996).

b. Penyakit Bintik Daun oleh cendawan (Sirosporium mori).

Penyakit ini menyerang permukaan bawah daun ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna hitam, menyebar dan akhirnya seluruh bagian bawah daun menjadi hitam.

c. Penyakit Plasta (Septobasidium bogoriensi).

Pada cabang muncul bintik-bintik kecil yang lama-kelamaan meluas melingkari cabang.Bintik penyakit ini berwarna kelabu, muncul pada cabang dan batang terlihat seperti plesteryang ditempel, permukaannya licin. Selanjutnya bagian tengah berubah menjadi warna coklattua dan retak. Serangan penyakit ini bersimbiose dengan serangan kutu batang terutamaberkembang pada jelaga yang dikeluarkan oleh kutu tersebut (Balai Persuteraan Alam Sulsel,1996).

2.2. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Murbei

a. Pengendalian secara mekanis, cabang-cabang kecil dan daun yang terserang dipangkas. b. Pengendalian secara biologis, menggunakan musuh-musuh alami seperti parasit dan predator. c. Pengendalian secara kultur teknis, jarak tanam diperlebar.

d. Pengendalian secara kimia, menggunakan insektisida dengan konsentrasi formulasi 1-2 cc/ltdengan volume semprot 1000– 1500 lt / ha

2.3. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman

a. Pengendalian secara mekanis, cabang, batang dan daun yang terserang dipangkas dandibakar. b. Pengendalian secara kimia, menggunakan fungisida Benlate konst. Form. 0,5 grm/lt denganvolume

semprot 1000– 1500 lt / ha. 2.4. Insektisida yang Digunakan

(7)

(Alpinia galangal).Daun nimba mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antifeedant, repellent dan racunkontak. Kandungan minyak yang terdapat dalam daun serai wangi berfungsi sebagai pewangi detergent dan juga sebagai penghalau serangga. Rimpang lengkuas banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Hill dan Waller (1988) menyatakan respon serangga yang terkena ekstrak nimba dapat langsung mati dan ada juga yang menjadi cacat tubuhnya akibat terganggunya proses ganti kulit,Ekstrak daun serai wangi yang mengandung minyak atsiri, senyawa aldehid diduga mempunyai sifat menolak terhadap serangga. Sedangkan rimpang lengkuas mempunyai difat mengurangi nafsu makan terhadap serangga. Campuran daun nimba : daun serai wangi : rimpang lengkuas dengan ratio 8 kg : 6 kg : 6 kg per ha mampu menekan hama yang bentuk dewasa dan terbang,berpindah-pindah, lincah seperti hama breng (kutu kebul) (Kardinan, 2002 dan Pasetriyani,1996).

2. Insektisida kimia, Confidor 200 SL.Bahan aktif insektisida ini adalah imidokloporid 200 gr/liter. Insektisida ini bersifat sistemik,kontak dan lambung. Insektisida ini sangat efektif untuk hama-hama yang berterbangan danlincah seperti hama-hama bring pada tanaman murbei (Bayer).Hasil penelitian di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang ternyata insektisida inisangat efektif mengendalikan hama kutu kebul (bemisia tabaci) pada tanaman kentang dengan konsentrasi formulasi 2 cc/lt). 3. Insektisida Succes 25 ECBahan aktif insektisida ini adalah spinosad 25 gr/lt. Insektisida ini

merupakan insektisida alami karena bahan aktifnya menyerupai cendawan, bersifat racun kontak dan lambung sangat efektif untuk ulat-ulat daun. Interval penggunaan insektisida ini 30– 40 hari sekali dan hanya digunakan apabila populasi hama sudah mencapai ambang ekonomi (Dow Agro Sciences).

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hama dan penyakit pada tanaman murbei seperti kutu daun, kutu batang, penyakit palsta dsb merupakan masalah yang harus diatasi untuk dapat memaksimalkan usaha produksi ulat sutera. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan diantaranya pengendalian secara mekanis maupun secara kimia. Pemberian intesektisida harus diperhatikan agar dapat efektif dalam mebunuh hama dan penyakit yang mneyerang tanman murbei tanpa membahayakan ulat sutera saat dikonsumsi. 3.2. Saran

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan. 1996.Hama Penyakit Murbei dan Pengendaliannya. Departemen Kehutanan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan,

Maros.F.A.O., 1988. Mulberry Cultivation.Agriculture Service. Bulletin 73 (1).

Hill, A.D. and Waller. 1988. Basic Characteristic of Botanical. The Suistanable Agriculture.NeyLetters Vol. I (4).

Kardinan, A, 2002.Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Pasetriyani E.T., B,K. Udiarto, dan S. Supriyanto. 1996. Efikasi Insektisida Iorasional Terhadap Hama (Thrips palmi) pada Tanaman Kentang Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Lembang.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang ditemukan selama PK-PHT adalah adanya serangan serangga hama Dasyc/~ira nzendosa Hiibner (Lepidoptera: Lymantriidae) yang merusak daun, dan penyakit

Produktivitas daun murbei yang masih rendah tersebut disebabkan selain karena penanaman jenis tanaman murbei bukan dari jenis yang unggul, kultur teknis

Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala serangan penyakit, yaitu dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman

Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Gejala/Tanda/Ciri Pada Tanaman Padi Yang Terindikasi Serangan Hama Wereng Coklat, Hama Walang Sangit, Hama Putih Palsu, Hama

Adapun tujuan penyuluhan dan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para petani setempat tentang bahaya serangan hama dan penyakit serta

Komposisi kandungan dan struktur tanaman murbei baik pada akar, batang/ranting, daun dan buah memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak, panganan,

Ketidaktahuan para petani terhadap serangan awal hama dan penyakit ini sebenarnya dapat diminimalisir dengan adanya sebuah panduan akan ciri-ciri serangan hama dan

Pada seluruh bagian tanaman jagung yang terserang baik akar, batang, daun dan tongkol juga perlu diidentifikasi untuk mengetahui gejala kerusakan yang diakibatkan oleh