• Tidak ada hasil yang ditemukan

estimasi serangan hama dan penyakit deng (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "estimasi serangan hama dan penyakit deng (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Seiring dengan

perkembangan penduduk maka konsumsi pangan akan meningkat. Peningkatan

pangan terutama dalam hal ini produksi beras merupakan salah satu aset yang

cukup berharga dalam mensejahterakan masyarakat, perubahan produksi beras

disebabkan oleh beberapa factor diantaranya, kondisi musim dan faktor internal

tanaman padi, yaitu hama dan penyakit.

Kondisi musim yang tidak menentu dapat menjadi salah satu faktor

penyebab kemunduran produksi beras, sehingga terjadi gagal panen. Selain itu

serangan hama dan penyakit tanaman padi juga dapat menjadi salah satu faktor

pemicu terjadinya gagal panen sehingga jika kondisi ini tidak ditanggulangi maka

dalam jangka kurun waktu tertentu dapat menyebabkan masalah krisis pangan

yang cukup serius. Dalam perkembangan teknologi sekarang ini, peran informasi

sangat penting. Dengan membuat sistem yang dapat memberikan informasi

mengenai kondisi luas lahan, hama dan penyakit tanaman padi, maka masyarakat

dan pemerintah dapat mengetahui pola serangan hama dan penyakit tanaman padi

sehingga penyerangannya dapat dihindari dan diprediksi sehingga produksi beras

akan meningkat dan membantu mensejahterakan masyarakat. Dengan

(2)

Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan

tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan

informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG)

yang mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran,

penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual.

B. Tujuan

1. Mengetahui estimasi serangan hama dan penyakit

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis

(SIG) sangatlah beragam. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang

beredar di berbagai sumber pustaka. Definisi SIG kemungkinan besar masih

berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi, karena SIG merupakan suatu

bidang kajian ilmu dan teknologi yang digunakan oleh berbagai bidang atau

disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Berikut adalah beberapa definisi SIG

yang telah beredar di berbagai sumber pustaka (Prahasta, 2009) :

1. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan

untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG

dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek

dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang

penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan

sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam

menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen

data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data,

dan (d) keluaran (Aronoff, 1989).

2. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data,

manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan meyebarkan

(4)

3. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data

geografis. Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat

keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) akusisi dan

verifikasi data, (b) kompilasi data, (c) penyimpanan data, (d) perubahan dan

atau updating data, (e) manajemen dan pertukaran data, (f) manipulasi data,

(g) pemanggilan dan presentasi data, dan (h) analisa data (Bern, 1992)

4. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang

berhubungan dengan permukaan bumi (Demers, 1997).

5. SIG adalah sistem yang dapat mendukung (proses) pengambilan keputusan

(terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi

lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi

tersebut. SIG yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang

diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur

organisasi (Gistut, 1994).

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, maka SIG dapat

diuraikan menjadi beberapa sub-sistem sebagai berikut:

a. Data Input: sub-sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan,

dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem

ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau

mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format (native) yang

(5)

b. Data Output: sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau

sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy

seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.

c. Data Management: sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial

maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data

sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve (di-load ke

memori), di-update, dan di-edit.

d. Data Manipulation & Analysis: sub-sistem ini menentukan

informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga

melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator

matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan. (Prahasta, 2009)

Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data

spasial dan data atribut. Perbedaan antara dua jenis data tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Data Spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi objek di

bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi

dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan

(6)

bumi, tetapi berkembang menjadi representasi objek di atas muka bumi (di udara)

dan di bawah permukaan bumi. (Ekadinata, dkk., 2008)

Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format.

Sumber data spasial antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara,

citra satelit, survei lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan

menggunakan global positioning systems (GPS) dan lain-lain.

2. Data Atribut

Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena

yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan

dengan posisi geografi. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi,

dan lain sebagainya, yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan dan

sensus, dan lain-lain.

Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada umumnya diperlukan

beberapa data masukan, berupa data spasial seperti: peta rupa bumi, peta geologi,

foto udara, citra satelit atau citra radar, dan data atribut seperti: data iklim, dan

data social penduduk. Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta

curah hujan/ intensitas hujan dan juga dapat di hubungkan dengan keberadaan

suatu hama dan penyakit pada suatu lahan pertanian.

Kajian Serangan Hama Penyakit Tanaman, Kajian serangan hama penyakit

tanaman data geospasial yang diperlukan antara lain data fisiografi wilayah,

seperti bentuk lahan (landform), kelerengan, jenis tanah, dan sebaran vegetasi/

tanaman, data iklim, terutama curah hujan, intensitas penyinaran matahari, dan

(7)

adat istiadat/ perilaku masyarakat, mata pencaharian, tingkat perekonomian, dan

(8)

III. PEMBAHASAN

1. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

Berikut ini adalah tahapan SDLC (System Development Life Cycle) dari

perancangan aplikasi yang dibuat seperti yang terlihat pada Gambar 1, yaitu:

1. Requirements analysis and definition

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT)

sebagai Balai peramalan di bawah koordinasi Kementrian Pertanian Indonesia

memiliki tanggung jawab salah satunya adalah proses peramalan serangan hama

dan penyakit tanaman padi seluruh Indonesia, hasil ramalan akan berguna dalam

pengambilan keputusan. Parameternya berdasarkan serangan dan intensitas hama

dan penyakit tanaman padi. BBPOPT memerlukan aplikasi Sistem Informasi

Geografis yang berbasis web untuk dapat mengetahui serangan hama dan penyakit

tanaman padi, BBPOPT dapat mengetahui serangan hama dan penyakit tanaman

padi yaitu dengan cara meramal luas serangan dan intensitas hama dan penyakit

tanaman padi, berdasarkan rumus peramalan yang digunakan di BBPOPT. Hasil

dari peramalan tersebut akan menjadi peringatan dini dalam pertanian, Serangan

hama dan penyakit tanaman padi akan dideteksi lebih awal melalui proses

peramalannya. Sebelum menggunakan aplikasi berbasis web, BBPOPT

menggunakan aplikasi berbasis desktop, aplikasi desktop memiliki kelebihan dan

kekurangan, kelebihannya adalah mudah dalam instalasi, instalasi dilakukan di

setiap komputer PC yang akan melakukan peramalan berikut hasilnya. Sedangkan

(9)

Selain itu kekurangannya adalah kurang praktis. Jika user ingin menggunakan

aplikasi desktop maka harus menginstall dahulu aplikasi tersebut, sehingga

aplikasi tersebut terlihat sulit dalam penggunaannya (not user friendly).

Sedangkan keinginan daari BPPOPT adalah dengan adanya aplikasi maka dapat

dengan mudah dalam penggunaannya. Keunggulan aplikasi berbasis web adalah

praktis dalam penggunaannya, hanya terhubung dengan jaringan lokal atau

internet maka user dapat menggunakannya sewaktu-waktu tanpa instalasi aplikasi

pada komputer. Aplikasi berbasis web menggunakan system client-server.

Instalasi dan konfigurasi aplikasi dilakukan di server, sedangkan client hanya

terhubung dengan server untuk menjalankan aplikasinya. Sistem client-server

dijalankan pada jaringan lokal ataupun internet, terhubung antar jaringan. Aplikasi

berbasis web dapat dengan mudah digunakan, cukup dengan hanya klik menu

yang ditampilkan maka user akan memperoleh informasi yang diinginkan,

tampilan yang disajikan cukup mudah dicerna oleh user, bahkan untuk tingkat

(10)

2. System and software design

Pada proses ini menjelaskan tentang tahapan perancangan system yang akan

dibuat, beberapa langkah dalam pembuatan tahap-tahap perancangan system

yaitu:

a. Studi Literatur dan Studi Pustaka

Dalam studi literatur, berisi informasi mengenai data tanaman padi, luas lahan

yang menjadi lahan tanaman padi, intensitas penyerangan hama terhadap daerah

tersebut. Studi pustaka tentang alur sistem yang sudah ada.

b. Analisa Data Yang Didapat

Setelah dilakukan studi literature dan studi pustaka, maka selanjutnya akan

dilakukan analisa terhadap luas lahan tanam yang cocok untuk tanaman padi yang

kemudian diukur dengan tingkat intensitas serangan hama dan dampak yang

ditimbulkan. Hasil analisa tersebut kemudian dimasukan kedalam bentuk tabel

data yang mendeskripsikan luas lahan, tingkat intensitas serangan hama, luas

serangan hama.

c. Studi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Setelah data hasil analisis sudah didapatkan, kemudian dilakukan studi GIS

dengan mencari informasi yang berkaitan dengan penggunaan GIS di beberapa

bidang, penelitan dan pengembangan yang telah dilakukan.

d. Penentuan Wilayah

Menentukan wilayah lahan tanaman berupa warna yang menggambarkan

(11)

e. Pembuatan Layer Peta

Setelah memahami mengenai mekanisme kerja GIS, kemudian akan dilakukan

pembuatan layerlayer peta yang mendeskripsikan simbol dari luas perluasan lahan

sawah, tingkat intensitas serangan hama pada tanaman padi. Setelah layer peta

dibentuk kemudian dilakukan integrasi terhadap mapserver guna menampilkan

data yang secara visual.

f. Pemindahan data kedalam PostgreSQL

Tahap ini akan memindahkan data yang terdapat pada file .shp ke PostgreSQL

yang digunakan untuk keperluan merubah data nantinya.

g. Pembuatan Web SIG menggunakan MapServer

Setelah memindahkan data ke PostgreSQL, selanjutnya membuat WebGIS

dengan menggunakan mapserver yang memakai framework sebagai landasan

pembuatan peta GIS. Kemudian menggunakan PHP sebagai pemrograman Web

untuk menghubungkan web dengan GIS sehingga peta dapat ditampilkan pada

halaman web.

h. Dokumentasi

Pada tahap ini penulis akan mendokumentasikan aplikasi SIG yang telah

dibuatnya secara terperinci.

3. Implementation and unit testing

Pada tahap ini rancanganan sistem aplikasi yang dibuat akan memerlukan

aplikasi pendukung, yaitu webserver, database maupun framework, berikut adalah

(12)

b) Database server: PostgreSQL beserta plugin PostGIS

4. Integration and system testing

Setelah aplikasi sudah implementasi, maka selanjutnya adalah bertemu

dengan user, aplikasi baru ini memerlukan follow up dari user pengguna di

BBPOPT, aplikasi harus sesuai dengan user, jika aplikasi masih belum berjalan

dengan baik atau masih terjadi error, maka perlu adanya perbaikan sistem.

Perbaikan sistem ini tidak seluruhnya diganti atau diperbaiki, melainkan hanya

sebagian saja dari aplikasi tersebut, hal ini dilakukan karena adanya dokumentasi

atau user manual dalam pembuatan rancangan sistem.

5. Operation and maintenance

Pada tahapan ini dilakukan proses pemeliharaan aplikasi. Pemeliharaan

dilakukan berjangka waktu, setelah aplikasi sudah implementasi, user akan

memberikan feedback tentang aplikasi yang dibuat. Jika masih terdapat kesalahan

baik dari sistem maupun user maka aplikasi tersebut akan dilakukan perubahan.

Perubahan dilihat berdasarkan tingkat kesalahan atau kerusakan, user hanya

memerlukan update aplikasi ataupun

(13)

Kesimpulan pada makalah ini adalah:

1. Sistem informasi geografis merupakan teknologi berbasis computer

yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan

menganalisa serta menyajikan data dari suatu objek atau fenomena yang

berkaitan dengan letak atau keberadaannya di permukaan bumi.

2. SIG dapat digunakan untuk peramalan, yang dapat menjadi peringatan

dini terhadap tanaman padi yang terserang berdasarkan luas serangan

dan intensitas dari hama dan penyakit tanaman padi tersebut, sehingga

petani dapat mengetahui musim tanam padi yang aman dari serangan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ekadinata A, Dewi S, Hadi D, Nugroho D, dan Johana F. 2008. Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam Buku1: Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source.World Agroforestry Centre. Bogor Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Metode membaca Al-Qur‟an qiro‟ati merupakan metode pertama yang ada di Indonesia bahkan di dunia. Metode ini disusun pertama kali sekitar tahun 1963, oleh Ust. Dahlan

Perusahaan non regulated, dengan alasan pada umumnya perusahaan milik pemerintah ( regulated ) cenderung membagikan deviden yang konstan, berapapun besarnya keuntungan

Sekretariat: Kp.Cibungur Rt.02/10 Kel.Setiawargi Kec.Tamansari Kota Tasikmalaya Jawa Barat. JADWAL KEGIATAN DAN RENCANA PENGGUNAAN HIBAH Kegiatan pembangunan Majlis Taklim

Untuk dapat mengakses Login Sistem Informasi Masjid (SIMAS) dapat mengklik menu login pada halaman portal atau bila menu login tidak muncul pada menu diatas, anda dapat juga

Akuntabilitas dalam hal ini adalah bagaimana pemerintah atau aparatur dapat menjelaskan semua aktifitasnya dengan memberikan data dan informasi yang akurat terhadap

Alkaloid ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin

Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN