• Tidak ada hasil yang ditemukan

prakraan lstrk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "prakraan lstrk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK

KABUPATEN KENDAL

Ayu Adinda Putri1, Susatyo Handoko, ST. MT.2

1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Email : ayuadindaputri@yahoo.com

Abstrak - Energi listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat moderen. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktifitas ekonomi akan mendorong peningkatan kebutuhan listrik. Jika terus terjadi peningkatan kebutuhan energi listrik maka akan terjadi ketidak seimbangan antara kebutuhan beban yang meningkat dengan suplai tenaga listrik yang tersedia.

Untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan listrik, diperlukan suatu perencanaan distribusi tenaga listrik, dimana prakiraan kebutuhan beban dan energi merupakan salah satu bagian dalam perencanaan. Prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik ini memanfaatkan data perkembangan kelistrikan masa lalu yang diolah dengan menggunakan sebuah metode perhitungan yang ditrendkan.

Kata kunci:Prakiraan beban, metode perhitungan, trend eksponensial

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dapat dipastikan bahwa dalam pertumbuhan suatu komunitas modern, kebutuhan energi pada umumnya dan listrik pada khususnya akan meningkat sebanding dengan tingkat aktifitas ekonomi dan juga jumlah warga dalam komunitas tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, maka diperlukan suatu Perencanaan (master plan) pengembangan kelistrikan sebagai acuan untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di waktu mendatang. Master plan pengembangan kelistrikan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : tahap pengumpulan data, tahap prakiraan kebutuhan beban dan energi, tahap analisa pengembangan, dan tahap pengembangan jaringan listrik.

Dari hal diatas maka dibuat prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik serta prakiraan kebutuhan pengembangan jaringan listrik yang merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan Master plan kelistrikan. Untuk menghitung prakiraan kebutuhan beban dan jaringan digunakan metode yang memanfaatkan data perkembangan kelistrikan beberapa tahun sebelumnya. Perhitungan akan menghasilkan prakiraan kebutuhan beban listrik dan jaringan listrik dalam waktu mendatang.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah : 1. Untuk mendapatkan ilmu praktis dan

pengalaman serta menerapkan teori yang sudah didapat dari bangku kuliah

2. Pengenalan dari dekat keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan

3. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai cara memprakirakan kebutuhan beban dan energi listrik disuatu daerah

1.3 Pembatasan Masalah

Materi kerja praktek ini dibatasi pada cara memprakirakan beban dan energi listrik Kabupaten Kendal serta proses perhitungannya.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Metode Prakiraan Kebutuhan Energi

Listrik

Dalam melakukan prakiraan kebutuhan energi metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode Time Series dengan model kurva kecenderungan trend dimana teknik perhitungan yang digunakan trend eksponensial.

Metode Time Series adalah metode yang disusun berdasarkan hubungan data-data masa lalu tanpa memperhatikan faktor-faktor penyebab (pengaruh ekonomi, iklim, teknologi dan sebagainya). Kurva kecenderungan trend merupakan suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata (smooth).

 trend eksponensial (exponential trend) Menghitung nilai trend dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan persamaan: Y = a(1+b)X (2.1)

dimana;

Y adalah data time series periode X

X adalah waktu (hari, minggu, bulan, triwulan, tahun)

(2)

2.2 Tahapan Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik

Tahapan prakiraan kebutuhan energi listrik ditunjukkan pada bagan berikut :

Gambar 2.1 Bagan Alur Proses Prakiraan kebutuhan

energi listrik

Prakiraan = Data awal + Pertambahan Dimana pertambahan merupakan laju pertumbuhan (g) dikalikan dengan data awal. Untuk t = 1

Y(1) = Y(0) + g . Y(0) = Y(0) (1+ g) maka prakiraan : Y(t) = Y(0) (1+ g)

t

(2.2) Dimana :

Y(t) = Prakiraan variabel pada tahun ke t Y(0) = Data awal variabel

g = Laju pertumbuhan variabel t = Prakiraan pada tahun ke t

Laju pertumbuhan (growht) suatu variabel merupakan pertumbuhan variabel tiap tahun. Maka dapat diformulasikan pertumbuhan (g) sebagai berikut :

sebelumnya tahun

variabel

sebelumnya tahun

variabel -itu tahun variabel

(2.3) Persamaan 2.2 digunakan apabila data yang dimasukkan berjumlah 2 tahun saja, jika data lebih dari 2 tahun maka laju pertumbuhan diambil dari rata-rata laju pertumbuhan per tahun. Jika terdapat sejumlah n laju pertumbuhan maka formulasinya dapat dinyatakan sebagai berikut :

g rata-rata (2.4)

2.3 Perhitungan prakiraan kebutuhan energi

setiap sektor

2.3.1 Sektor Rumah Tangga

A. Penduduk

Untuk prakiraan jumlah penduduk digunakan persamaan 2.2, dengan variabel

penduduk. Sedangkan laju petumbuhan penduduk (g) diambil dengan cara menghitung rata-rata pertumbuhan dari data jumlah penduduk yang dimasukkan. Untuk menghitung pertumbuhan penduduk pertahun dengan menggunakan persamaan 2.3 dan untuk mencari rata-rata pertumbuhan penduduk menggunakan persamaan 2.4.

B. Jumlah Rumah Tangga

Untuk memprakiraan jumlah Rumah Tangga, dirumuskan sebagai berikut :

T

R

P

h

P

t t t

(2.5) Dimana :

RTt : Jumlah Rumah Tangga pada tahun ke t. Pt : Jumlah penduduk tahun ke t

Pht : Jumlah pengguni rumah tangga pada tahun ke t.

Dari hasil penghuni tiap tahun dari data input diprakirakan dengan persamaan 2.2 dengan variabel jumlah penghuni, hasil data prakiraan jumlah penghuni dimasukkan dalam persamaan 2.5 untuk diketahui prakiraan jumlah rumah tangga pada tahun ke t.

C. Pendapatan Daerah Regional Bruto

Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) dihitung sebagai berikut :

Perkapita =

(2.6) Setelah nilai perkapita tiap tahun dari data diketahui maka dapat dihitung pertumbuhan perkapita pertahun dengan menggunakan rumus 2.3 dan pertumbuhan rata-rata perkapita dengan menggunakan rumus 2.4. Sehingga perhitungan prakiraan perkapita pada tahun ke t dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel perkapita.

Maka prakiraan PDRB pada tahun ke t dapat dihitung dengan mengalikan perkapita tahun ke t dengan jumlah penduduk pada tahun ke t.

D. Rasio Elektrifikasi (RE) Rasio Elektrifikasi

(2.7) Prakiraan Rasio Elektrifikasi menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel RE. Sedangkan laju pertumbuhan RE (g) tiap tahun digunakan rumus 2.3 dan rata-rata laju pertumbuhan dari perhitungan RE digunakan rumus 2.4.

E. Pelanggan Rumah Tangga

Prakiraan jumlah pelanggan rumah tangga ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Pel Rt = Ht x REt (2.8) Dimana :

penduduk

jumlah

PDRB

Tangga Rumah Jumlah

Pelanggan Jumlah

(3)

Ht : Jumlah Rumah Tangga pada tahun ke t. Pel. Rt : Pelanggan Rumah tangga total pada tahun ke t

REt : Rasio Elektrifikasi pada tahun ke t. F. Daya Tersambung Rumah Tangga

Prakiraan Daya Tersambung Rumah Tangga total ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

VARt = Pel Rt x VR (2.9) Dimana :

VARt : Daya Tersambung rumah tangga pada tahun ke t.

VR : Daya Tersambung per pelanggan rumah tangga

G. Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB serta fluktuasi pertumbuhan pelanggan rumah tangga. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi rumah tangga adalah pertumbuhan PDRB (gPDRB) dan pertumbuhan pelanggan rumah tangga (gPel_R). Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel konsumsi energi sektor rumah tangga.

2.3.2 Sektor Bisnis

A. Pelanggan Bisnis

Pelanggan bisnis merupakan pelanggan yang ruang lingkupnya komersial, misalnya pertokoan, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, perhotelan, perbankan, dan lain-lain. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan bisnis, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan bisnis adalah pertumbuhan pelanggan rumah tangga pada tahun ke t, laju pertumbuhan rumah tangga dihitung dengan rumus 2.3 dengan variabel pelanggan rumah tangga pada tahun ke t.

B. Daya Tersambung Bisnis

Prakiraan Daya tersambung sektor Bisnis ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

VABt = Pel Bt x VB (2.10) Dimana :

Pel Bt : Pelanggan Bisnis

VABt : Daya Tersambung Bisnis pada tahun ke t.

VB : Daya Tersambung per pelanggan bisnis/komersial

C. Konsumsi Energi Sektor Bisnis

Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi

dalam memprakirakan konsumsi energi bisnis adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel konsumsi energi sektor bisnis

2.3.3 Sektor Publik

A. Pelanggan Publik

Pelanggan publik merupakan pelanggan yang ruang lingkupnya pelayanan masyarakat, misalnya kantor pemerintahan, gedung MPR/DPR/DPRD, kantor departemen, kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan lain-lain. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan publik, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan publik adalah pertumbuhan pelanggan rumah tangga pada tahun ke t, laju pertumbuhan rumah tangga dihitung dengan rumus 2.3 dengan variabel pelanggan rumah tangga pada tahun ke t.

B. Daya Tersambung Publik

Prakiraan Daya tersambung sektor Publik ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

VAPt = Pel Pt x VP (2.11) Dimana :

Pel Pt : Pelanggan Publik

VAPt : Daya Tersambung Publik pada tahun ke t.

VP : Daya Tersambung per pelanggan publik C. Konsumsi Energi Sektor Publik

Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi publik adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel konsumsi energi sektor publik.

2.3.4 Sektor Industri

A. Pelanggan Industri

Pelanggan industri merupakan pelanggan yang menggunakan tenaga listrik untuk kegiatan industri pengolahan yakni selain keperluan rumah tangga, bisnis dan publik. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan sektor industri, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan industri adalah pertumbuhan PDRB pada tahun ke t, laju pertumbuhan PDRB dihitung dengan rumus 2.3 dengan variabel PDRB pada tahun ke t.

B. Daya Tersambung Industri

(4)

VAIt = Pel It x VI (2.12) Dimana :

Pel It : Pelanggan Industri

VAIt : Daya Tersambung Industri pada tahun ke t.

VI : Daya Tersambung per pelanggan Industri C. Konsumsi Energi Sektor Industri

Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi industri adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan 2.2 dengan variabel konsumsi energi sektor industri.

2.3.5 Kebutuhan Konsumsi Energi

Prakiraan Total kebutuhan Konsumsi Energi diperoleh dengan menjumlahkan konsumsi energi sektor rumah tangga, Bisnis, Publik dan sektor Industri, dengan rumus sebagai berikut :

ETt = ERt + EBt + EPt + EIt (2.13) Dimana :

ETt : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t.

ERt : Konsumsi Energi sektor Rumah Tangga pada tahun ke t.

EBt : Konsumsi Energi sektor Bisnis pada tahun ke t.

EPt : Konsumsi Energi sektor Publik pada tahun ke t.

EIt : Konsumsi Energi sektor Industri pada tahun ke t

2.3.6 Energi Listrik Terserap Dan Beban

Puncak.

Prakiraan perhitungan energi listrik terserap merupakan penjumlahan antara Kebutuhan konsumsi energi listrik dan susut energi pada kurun waktu tertentu, maka di rumuskan sebagai berikut :

PTt = ETt + SEt (2.14) Dimana :

PTt : Total Energi Terserap pada tahun ke t. ETt : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t.

SEt : Susut Energi pada tahun ke t.

Susut energi pada umumnya adalah sebesar 5%. Sedangkan prakiraan Beban Puncak di rumuskan sebagai berikut :

FB

*

JO

PT

BB

t t

t t

(2.15) Dimana :

BBt : Beban Puncak pada tahun ke t (Wh). PTt : Total Produksi Energi pada tahun ke t. FB : Faktor beban

JOt :Jam Operasi selama kurun waktu tertentu (8.760 jam/tahun).

2.3.7 Kebutuhan Volume Fisik.

2.3.7.1 Jaringan Tegangan Menengah.

Untuk menghitung prakiraan panjang Jaringan Tegangan Menengah digunakan Rasio antara panjang JTM per Energi dikalikan dengan kebutuhan konsumsi energi pada kurun waktu tertentu, dapat di rumuskan sebagai berikut :

JTM t = RJTM x ETt (2.16) Dimana :

JTM t : Total Panjang Jaringan Tegangan Menengah pada tahun ke t (KMS). RJTM : Rata-rata Rasio Panjang Jaringan

Tegangan Menengah per Konsumsi Energi pada kurun waktu tertentu. ETt : Total Kebutuhan Konsumsi Energi

pada tahun ke t.

RJTM merupakan rata-rata rasio panjang jaringan tegangan menengah perkonsumsi energi pada kurun waktu tertentu, RJTM diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total panjang jaringan tegangan menengah.

2.3.7.2 Jaringan Tegangan Rendah.

Untuk menghitung prakiraan panjang Jaringan Tegangan Rendah di rumuskan sebagai berikut :

JTRt = RJTR x ETt (2.17) Dimana :

JTRt : Total Panjang Jaringan Tegangan Rendah pada tahun ke t (KMS).

RJTR : Rata-rata Rasio Panjang Jaringan Tegangan Rendah per Konsumsi Energi pada kurun waktu tertentu.

ETt : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t.

RJTR merupakan rata-rata rasio panjang jaringan tegangan menengah perkonsumsi energi pada kurun waktu tertentu, RJTR diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total panjang jaringan tegangan menengah

2.3.7.3 Kapasitas Terpasang Trafo Distribusi.

Prakiraan kapasitas terpasang trafo Distribusi secara umum dapat di rumuskan sebagai berikut :

TDKt = RTRDT x DTt (2.18) Dimana :

TDKt : Total Kapasitas terpasang Trafo Distribusi pada tahun ke t (Unit).

(5)

RTRDT: Rata-rata Rasio antara Kapasitas terpasang Trafo Distribusi per Daya Tersambung pada kurun waktu tertentu.

RTRDT merupakan rata-rata rasio kapasitas terpasang trafo distribusi per daya tersambung pada kurun waktu tertentu, RTRDT diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total kapasitas terpasang trafo distribusi

III. Analisa dan Pembahasan

3.1 Perhitungan Prakiraan Kebutuhan

Beban dan Energi Listrik 3.1.1 Data Input

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik yang digunakan dalam penyusunan ini dengan menggunakan Model LEAP yaitu suatu model yang disusun dengan menggabungkan beberapa model seperti ekonometri, kecenderungan, dan analitis dengan pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral yaitu suatu pendekatan dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (Rumah Tangga, Industri, Bisnis, dan Publik).

Tabel 3.1 Data penduduk, PDRB, jumlah rumah

tangga

Tabel 3.2 Data pelanggan sektor rumah tangga,

bisnis, industri, publik.

Tabel 3.3 Data daya tersambung sektor rumah tangga,

bisnis, industri, publik (kVA)

Tabel 3.4 Data konsumsi energi sektor rumah tangga,

bisnis, industri, publik (kwh)

Tabel 3.5 Data sarana pemakaian fisik

Tabel 3.6 Data konsumsi energi total, rasio

elektrifikasi

3.1.2 Perhitungan Tiap Sektor 3.1.2.1 Sektor Rumah Tangga

A. Penduduk

Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah :

g 0,62%

2 % 75 , 0 % 50 , 0

 

maka prakiraan jumlah penduduk pada tahun ke t adalah :

Tahun 2004

P2012 = 964568 x ( 1 + 0,62/100 )(2004-2003) = 970548

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2013 pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Hasil Perkiraan jumlah penduduk

B. Jumlah Rumah Tangga

jumlah rumah tangga pada tiap tahunnya yaitu :

242637 3

970548 3

P

H 2012

2012   

244141,25 4

976565 4

P

H 2013

2013   

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.9 Hasil Perkiraan jumlah rumah tangga

C. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Dari data jumlah PDRB (tabel 3.1), Nilai perkapita tiap tahun dihitung dari rumus 2.6 sebagai berikut :

Perkapita2009 = 9,78

(6)

Perkapita2010 = 11,11

969416 10778661 Perkapita2011 = 12,56

964568 12123157

pertumbuhan tiap tahun adalah sebagai berikut : g 2010 100% 13,5%

9,78 9,78 -11,11

 x

g 2011= 13,05%

pertumbuhan rata-rata (g) perkapita dari data adalah :

g 13,2%

2 % 05 , 13 % 5 , 13

 

prakiraan untuk perkapita adalah : Tahun 2012

Perkapita2012 = Perkapita2011x ( 1 + g) (2012-2011) dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.10 Hasil perkiraan perkapita

Maka PDRB tahun ke t sebagai berikut Tahun 2012

PDRB2012= 12,57633 x 970548 = 12205929,99

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.11 Hasil perkiraan PDRB

D. Rasio Elektrifikasi

Rasio Elektrifikasi dihitung menggunakan rumus 2.7 sebagai berikut :

- RE2009 100% 77,2%

269489

208239

 x

- RE2010 100% 81,8%

265454 217327

 x

- RE2011 100% 85,3%

264067 225476

 x

Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai berikut :

g 2010 100% 5,95% 0,772

0,772 -0,818

 x

g 20114,27% g =

2 % 27 , 4 % 95 ,

5  = 5,11%

prakiraan untuk rasio elektrifikasi adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

RE 2012= 85,3 x (1 + (5,11/100))

(2012-2011) = 82,0125%

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.12 Hasil Perkiraan RE

A. Pelanggan Rumah Tangga

Prakiraan jumlah pelanggan rumah tangga langsung dapat dihitung sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

Pel R2012 = 323516 x83,43621% =269929,49 dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.13 Hasil perkiraan jumlah pelanggan rumah

tangga

B. Daya Tersambung Rumah Tangga

Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah :

g 2010 100% 5,52%

127222,435 127222,435

-134254,950

 x

g 2011 =7,51% g =

2 % 51 , 7 % 52 ,

5  = 6,51%

Prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

VARt 2012 =134254,950 x (1 + (6,51/100)) (2012-2011)

(7)

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.14 Hasil perkiraan jumlah daya tersambung

rumah tangga

C. Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga Nilai pertumbuhan PDRB pada tahun ke t, sebagai berikut :

gPDRB 2012 100% 0,68%

2 12123157,4

2 12123157,4

-9

12205929,9

 x

dengan cara yang sama maka pertumbuhan PDRB hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15 Pertumbuhan PDRB (gPDRB)

Pertumbuhan pelanggan pada setiap tahunnya, adalah sebagai berikut

Tabel 3.16 Pertumbuhan pelanggan rumah tangga

pada tahun t (gPel_R)

Maka perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor rumah tangga adalah sebagai berikut : Prakiraan tahun 2012

= 12287,979 [ 1 + { 0,682764128x (0,001635)}] (2012-2011)

= 12301,7

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.17 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor

rumahtangga

3.1.2.2 Sektor Bisnis

A. Pelanggan Bisnis

Perhitungan prakiraan pelanggan bisnis adalah sebagai berikut :

Untuk prakiraan tahun 2012 Pel.B2012 = 5920

100

0,16

1

 

= 5929,679

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.18 Hasil prakiraan pelanggan bisnis

B. Daya Tersambung Bisnis

Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai berikut :

g 2010 100% -6,41%

16317,099 16317,099

-15270,45

 x

g 2011= 10,56% g =

2

10,56% 6,41%

- 

= 2,07%

prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

VAR2012= 16883,25 x (1 + (6,5/100))

(2012-2011) = 17233,33636

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.19 Hasil prakiraan daya tersambung sektor

bisnis

C. Konsumsi Energi Sektor Bisnis

Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor bisnis adalah sebagai berikut:

Prakiraan tahun 2012

EB2012 = EB2011 [ 1 + gPDRB2012]

(2012-2011) = 2430,583 [1+0,68]

(8)

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut :

Tabel 3.20 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor

bisnis

3.1.2.3 Sektor Publik

A. Pelanggan Publik

Perhitungan prakiraan pelanggan publik adalah sebagai berikut :

Untuk prakiraan tahun 2012 Pel.P2012 = 1102

100

0,16

1

 

= 1103,802

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.21 Hasil prakiraan pelanggan sektor publik

B. Daya Tersambung Publik

Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai berikut :

g 2010 100% 3,25%

6195,699 6195,699

-6397,324

 x

g 2011= 2,39%

g =

2 2,39% 3,25%

= 2,82%

prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

VARt 2012= VARt 2011 x (1 + g)

(2012-2011) VAR2012 = 6550,624x (1 + (2,82/100))

(2012-2011) = 6735,69839

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.22 Hasil prakiraan daya tersambung sektor

publik

C. Konsumsi Energi Sektor Publik

Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor publik adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012 EB2012 = 1462,446 [1+0,68]

= 2460,951667

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.23 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor

publik

3.1.2.4 Sektor Industri

A. Pelanggan Industri

Perhitungan prakiraan pelanggan publik adalah sebagai berikut :

Untuk prakiraan tahun 2012 Pel.P2012 = 128

100

0,16

1

 

= 1063,238437 dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut

Tabel 3.24 Hasil prakiraan pelanggan sektor industri

B. Daya Tersambung Industri

Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai berikut :

g 2010 100% 3,89% 126660,2

126660,2

-131588,4

 x

(9)

g =

2 8,15% 3,89%

= 6,02%

prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

VARt 2012= VARt 2011 x (1 + g)

(2012-2011) VAR2012=142321,1 x (1 + (2,82/100))

(2012-2011) = 150893,9174

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.25 Hasil prakiraan daya tersambung sektor

industri

C. Konsumsi Energi Sektor Industri

Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor industri adalah sebagai berikut :

Prakiraan tahun 2012

EI2012 = 43360,406 [1+0,68] = 72965,33578

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.26 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor

industri

3.1.3 Perhitungan Total Kebutuhan Konsumsi Energi , Pelanggan, Daya Tersambung

A. Konsumsi Energi

Berikut adalah tabel prakiraan konsumsi energi total :

Tabel 3.27 Prakiraan konsumsi energi total

Gambar 3.1 Grafik konsumsi energi tahun 2012

hingga tahun 2021

Gambar 3.1 merupakan grafik hasil prakiraan konsumsi energi, dimana grafik tersebut menunjukkan hasil perhitungan jumlah prakiraan total konsumsi energi dari pelanggan kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 2012 hingga tahun 2021. Grafik tersebut menunjukkan bahwa konsumsi energi kabupaten kendal meningkat, hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah pelanggan dan tingkat ekonomi daerah yang ditunjukkan oleh nilai pdrb.

B. Pelanggan

Berikut adalah tabel jumlah pelanggan total.

Tabel 3.28 Prakiraan Total Jumlah pelanggan

Gambar 3.2 Grafik pelanggan tahun 2021 hingga

tahun 2021

(10)

C. Daya Tersambung

Berikut adalah tabel jumlah daya tersambung total.

Tabel 3.29 Prakiraan Daya tersambung total

Gambar 3.3 Grafik daya tersambung tahun 2012

hingga tahun 2021

Gambar 3.3 merupakan grafik hasil prakiraan daya tersambung yang menunjukkan jumlah prakiraan daya tersambung total di kabupaten Kendalpada tahun 2012 hingga tahun 2021. Grafik tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan daya tersambung yang merupakan dampak dari peningkatan jumlah pelanggan.

3.1.4 Perhitungan Energi Listrik Terserap

Dan Beban Puncak.

Dengan seting susut energi adalah sebesar 5%, maka susut energi adalah :

SEt = x xETt

5

100

100

100

5

SE2012= 92,09946577 4,847340304MWh

5 100

100 100

5

 x

x

Dan energi terserap (production energy) pada tahun 2004 :

PT2012 = 92,09946577+4,847340304 = 96,94680607

Faktor bebannya 63% dan Jam operasi selama 8.760 jam/tahun. prakiraan beban puncak dalam VA dengan asumsi faktor daya sistem sebesar 0,8.

17,566646 kwh 8760

* 63/100

7 96,9468060

BB2012  

kVA 3 21,9583075 8

, 0

1 54138,3547

BB2012  

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.30 Prakiraan energi terserap dan beban

puncak

Gambar 3.4 Grafik energi terserap tahun 2012 hingga

tahun 2021

Gambar 3.4 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan energi terserap, dimana hasil prakiraan energi terserap menunjukkan jumlah energi (kwh) yang dibutuhkan oleh kabupaten Kendal setiap tahun, grafik menunjukkan adanya terjadinya peningkatan konsumsi energi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah PDRB.

Gambar 3.5Grafik beban puncak 2012 hingga tahun

2021

Gambar 3.5 menunjukkan grafik hasil perhitungan prakiraan beban puncak kabupaten Kendal hingga tahun 2021. Prakiraan beban puncak tersebut akan menunjukkan besarnya prakiraan kebutuhan beban di daerah tersebut.

3.1.5 Kebutuhan Volume Fisik. 3.1.5.1 Jaringan Tegangan Menengah.

Rasio JTM pertahun adalah sebagai berikut : Rasio JTM 2009

2,07932E

-

03

53856870

1119,856

Rasio JTM 2010= 1,74638E-03 Rasio JTM 2011= 1,68864E-03 Maka RJTM adalah sebagai berikut : RJTM =

03 -1,83811E

Maka untuk Prakiraan panjang Jaringan Tegangan Menengah adalah sebagai berikut : JTM 2012 = RJTM x ET2012

3

03 -1,68864E 03 -1,74638E 03

-2,07932E  

(11)

J4= 0,00183811x 92099,46577

J =1692,892111 kms

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.31Prakiraan panjang JTM

Gambar 3.6 Grafik prakiraan panjang JTM tahun

2012 hingga tahun 2021

Gambar 3.6 merupakan grafik hasil prakiraan panjang JTMdi kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 2012 hingga tahun 2021,grafik tersebut menunjukkan adanya peningkatan panjang JTM, hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi, sehingga diperlukan pula penambahan jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah.

3.1.5.2 Jaringan Tegangan Rendah.

Rasio JTR pertahun adalah sebagai berikut : Rasio JTR 2009 0,009594078

53856,87 516,707

Rasio JTR 2010 = 0,008092416 Rasio JTR 2011 = 0,007713009 Maka RJTR adalah sebagai berikut : RJTR

3

9 0,00771300 6

0,00809241 8

0,00959407  

= 0,008466501

Maka untuk Prakiraan panjang Jaringan Tegangan Rendah adalah sebagai berikut:

JTR2012 0,008466501x 92099,46577 J = 779,7602234 kms

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

Tabel 3.32 Prakiraan panjang JTR

Gambar 3.7 Grafik prakiraan panjang JTR tahun

2012 hingga tahun 2021

Gambar 3.7 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan panjang JTR di kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 2012 hingga tahun 2021. Grafik tersebut menunjukkan terjadi peningkatan panjang JTR, hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi, sehingga diperlukan pula penambahan jaringan untuk menjangkau pelanggan dalam memenuhi kebutuhan energi.

3.1.6 Kapasitas Terpasang Trafo Distribusi.

Rasio trafo pertahun adalah sebagai berikut :

Rasio trafo2009

0,01027709

283154,083

2910

Rasio trafo2010= 0,03920554 Rasio trafo2011= 0,037616266

Maka RTRDT adalah sebagai berikut : RTRDT

3

6 0,03761626 0,03920554

0,01027709 

O= 0,029032965

Maka untuk Prakiraan kapasitas trafo distribusi adalah sebagai berikut:

TDK20120,701435404x 174548,88 kVA = 122434,761 kVA

dengan cara yang sama akan diperoleh hasil perhitungan perkiraan hingga tahun 2021 pada tabel berikut:

(12)

Gambar 3.8 Grafik kapasitas total trafo distribusi

tahun 2012 hingga tahun 2021

Gambar 3.8 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan kapasitas total trafo distribusi di kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 2012 hingga tahun 2021,Dari grafik menunjukkan bahwa prakiraan kapasitas trafo distribusi mengalami peningkatan pada tahun-tahun mendatang, hal ini dikarenakan peningkatan daya tersambung pelanggan di kabupaten Kendal, maka untuk mengantisipasi penambahan jumlah pelanggan diperlukan penambahan trafo distribusi.

IV PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pura Barutama Kudus Divisi Engineering, dengan mengambil tema otomasi PLC penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam penyusunan metode yang digunakan

dalam prakiraan adalah metode time series dengan model trend exponensial, yaitu akan dilakukan prakiraan setiap variabel dengan pertumbuhan datanya, kemudian dihubungkan dengan variabel yang lain sehingga menghasilkan prakiraan beban dan energi listrik per tahun dan kebutuhan jaringan listrik. Metode ini juga menggunakan pendekatan sektoral yaitu yaitu suatu pendekatan dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (Rumah Tangga, Industri, Bisnis, dan Publik).

2. Perhitungan Prakiraan Kebutuhan Beban dan Energi listrik ini dapat digunakan untuk :

- Menghasilkan angka-angka prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik beserta kebutuhan jaringan yang dapat digunakan dalam penyusunan rencana pengembangan sistem distribusi. Hasil prakiraan dapat dihasilkan antara lain : Penduduk (tabel 4.5), PDRB (tabel 4.9), Rasio Elektrifikasi (tabel 4.12), Pelanggan (tabel 4.28), Daya Tersambung (tabel 4.29), Konsumsi Energi Listrik (tabel 4.27), Energi yang terserap dan beban puncak (tabel 4.30), panjang jaringan tegangan menengah (tabel 4.31), panjang jaringan tegangan rendah (tabel 4.32) dan kapasitas total trafo distribusi (tabel 4.33).

3. Hasil prakiraan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bagian dalam

penyusunan perencanaan kebutuhan beban dan energi dalam RUKD Kabupaten Kendal

4.2 Saran

Setelah pelaksanaan Kerja Praktek di CV. Graha Rekha, penulis banyak mendapatkan pelajaran dan ilmu yang berharga, serta pengalaman baru di dunia kerja yang bermanfaat di hari kemudian. Penulis juga mengharapkan adanya kerja sama antara pihak CV. Graha Rekha dan pihak kampus baik dalam hal akademis maupun non akademis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hadi, Sutrisno. Drs. Prof, Statistik jilid 3, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2004 [2] PLN Divisi Perencanaan Sistem, Penyusunan

Prakiraan Kebutuhan Listrik, Dinas Penyusunan Kebutuhan Listrik, 1990. [3] Sulasno. Ir, Teknik Dan Sistem Distribusi

Tenaga Listrik, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2001.

[4] Tarif Dasar Listrik 2003, PT PLN (PERSERO)

[5] Laporan Akhir Penyusunan Rencana Umum Kelistrikan Daerah Kabupaten Kendal tahun Anggaran 2012, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

BIODATA PENULIS

Ayu Adinda Putri (21060110141111)

Penulis lahir di Depok, 12 Agustus 1992. Menempuh jalur pendidikan dasar di TK Bunga Bangsa, SD Negeri Depok Jaya I, dan SMA Negeri 2 Depok dan saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik Energi Listrik. Semarang, 27 Desember 2013

Mengetahui Dosen Pembimbing

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Alur Proses Prakiraan kebutuhan energi listrik Prakiraan = Data awal + Pertambahan
Tabel 3.13 Hasil perkiraan jumlah pelanggan rumah tangga

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan atas analisis hubungan panjang dan berat ikan tongkol komo dari perairan Laut Jawa dihasilkan persamaan W = 0,00001L 3,1267 (r 2 = 0,986) dengan nilai b =

Pada makalah skripsi ini akan dirancang sebuah alat kontroler sederhana menggunakan mikrokontroler yang dapat membantu menentukan nilai kapasitor yang diperlukan

Dosen dapat melakukan kuliah tatap muka secara sinkronus dengan kuliah online menggunakan Microsoft teams/Zoom/Big Blue Button, dan kamera yang disediakan di ruang

Nilai R Square = 0,275, menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh dari efikasi diri dan aktualisasi diri secara bersama-sama terhadap kecenderungan menyontek pada siswa

Fenomena tersebut terjadi karena Desa Pakraman hanya mewajibkan Krama Desa Pakraman (krama wed) untuk mendukung apapun yang diselenggarakan oleh Desa Pakraman,

Berdasarkan perhitungan statistik dari unsur logam dalam conto tanah, menunjukkan adanya anomali Au terutama menempati bagian timur yang berhubungan dengan mineralisasi

Dari capaian Program analisis beban kerja dalam Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur yaitu Rekrutmen Pegawai yang dilakukan atas dasar Analisis Beban Kerja (ABK)

Pada bab sebelumnya dikemukakan bahwa rumusan hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap