• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian, nilai harapan banyaknya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian, nilai harapan banyaknya"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan sistem persamaan lengkap untuk sistem antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian. Sistem persamaan lengkap tersebut terdiri dari persamaan probabilitas sistem antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian, nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem antrian (𝐿𝑠), nilai harapan banyaknya pelanggan dalan antrian (𝐿𝑞), nilai harapan waktu tunggu dalam sistem antrian (𝑊𝑠) dan nilai harapan waktu tunggu dalam antrian (𝑊𝑞).

A. Probabilitas Model Antrian M/M/1/N dengan Retensi Pelanggan yang Membatalkan Antrian

Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan karakteristik model antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian adalah menentukan probabilitas kejadian terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem (𝑃𝑛).

Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu notasi-notasi yang digunakan untuk menentukan probabilitas kejadian terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem, yaitu:

𝜆𝑛 : laju kedatangan jika ada 𝑛 pelanggan dalam sistem, jika laju kedatangan konstan untuk semua 𝑛 maka cukup ditulis dengan 𝜆

µ𝑛 : laju pelayanan jika ada 𝑛 pelanggan dalam sistem, jika laju pelayanan konstan untuk semua 𝑛 maka cukup ditulis dengan µ

(2)

46

𝜉 : reneging times (dalam waktu: jam, menit, atau detik) 𝑝 : probabilitas dari reneging

𝑜(∆𝑡) : probabilitas terjadi lebih dari 1 kejadian pada kondisi saat 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡 yang bernilai sangat kecil, sehingga 𝑜(∆𝑡) dapat diabaikan.

Kemudian ditentukan bebarapa probabilitas-probabilitas sebagai berikut:

1. Probabilitas ada satu kedatangan dari t sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan

𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 1) = 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡) (3.1) 2. Probabilitas tidak ada kedatangan dari 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan

𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 0) = 1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡) (3.2) 3. Probabilitas ada satu kepergian dari 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan

𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 1) = µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡) (3.3) 4. Probabilitas tidak ada kepergian dari 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan

𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 0) = 1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡) (3.4) 5. Probabilitas ada satu customer reneging dari 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan 𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 1) = 𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 0(∆𝑡) (3.5) 6. Probabilitas tidak ada customer reneging dari 𝑡 sampai 𝑡 + ∆𝑡, dinyatakan dengan 𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) = 0) = 1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 0(∆𝑡) (3.6)

(3)

47

7. Probalititas terjadi lebih dari satu kejadian pada selang waktu yang sangat pendek adalah sangat kecil sehingga dapat diabaikan, dapat dinyatakan dengan

𝑃 ((𝑋(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑋(𝑡)) > 1) = 𝑜(∆𝑡) (3.7) Dari probabilitas-probabilitas yang telah didapatkan, probabilitas-probabilitas tersebut dapat digambarkan dalam bentuk state flow sebagai berikut:

Gambar 3.1 Proses kedatangan dan kepergian dalam sistem antrian M/M/1/N Berdasarkan gambar 3.1 terdapat 3 kondisi yang berbeda pada state flow tersebut sehingga kemungkinan-kemungkinan kejadian saling bebas yang dapat terjadi jika terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 dapat dibagi menjadi 3 kasus kemungkinan kejadian, yaitu :

1. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem untuk 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1 adalah :

a. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah :

1. Tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian, dan tidak ada reneging 2. Ada kedatangan, ada kepergian, dan tidak ada reneging

3. Ada kedatangan, tidak ada kepergian, dan ada reneging

0 1 2

. . .

n-1 n n+1

. . .

N-1 N

N-1

n-1 n

n n+1 N

n+2

n+2

n+1

(4)

48

b. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 + 1 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah :

1. Tidak ada kedatangan, ada kepergian, dan tidak ada reneging 2. Tidak ada kedatangan, tidak ada keperian, dan ada reneging

c. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 + 2 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah : tidak ada kedatangan, ada kepergian, dan ada reneging

d. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 − 1 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah : ada kedatangan, tidak ada kepergian, dan tidak ada reneging.

Dari kemungkinan-kemungkinan yang telah diperoleh, kemudian disajikan kedalam tabel sebagai berikut ini.

Tabel 3.1 Kemungkinan Kejadian Terdapat 𝑛 Pelanggan dalam Sistem pada Saat 𝑡 +

∆𝑡 dengan 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1

Kasus

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡

Jumlah kedatangan pada waktu

∆𝑡

Jumlah kepergian pada waktu

∆𝑡

Jumlah reneging

pada waktu ∆𝑡

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡 + ∆𝑡

1 𝑛 0 0 0 𝑛

2 𝑛 1 1 0 𝑛

(5)

49 Kasus

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡

Jumlah kedatangan pada waktu

∆𝑡

Jumlah kepergian pada waktu

∆𝑡

Jumlah reneging

pada waktu ∆𝑡

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡 + ∆𝑡

3 𝑛 1 0 1 𝑛

4 𝑛 + 1 0 1 0 𝑛

5 𝑛 + 1 0 0 1 𝑛

6 𝑛 + 2 0 1 1 𝑛

7 𝑛 − 1 1 0 0 𝑛

Menurut asumsi (vi) mengacu dari bab 2, kedatangan dan kepergian merupakan kejadian-kejadian yang saling bebas, sehingga kejadian-kejadian pada interval waktu tertentu tidak mempengaruhi kejadian ada interval waktu sesudahnya maka peluangdari masing-masing kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Probabilitas kasus 1 =

𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.8) 2. Probablitas kasus 2 =

𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) = 𝑜(∆𝑡) (3.9) 3. Probabilitas kasus 3 =

𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) = 𝑜(∆𝑡) (3.10)

(6)

50 4. Probabilitas kasus 4 =

𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.11) 5. Probabilitas kasus 5 =

𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.12) 6. Probabilitas kasus 6 =

𝑃𝑛+2(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+2∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+2∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) = 𝑜(∆𝑡) (3.13) 7. Probabilitas kasus 7 =

𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.14) Maka probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem dengan 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1 pada saat (𝑡 + ∆𝑡) dinyatakan dengan:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃 (kasus 1 atau kasus 2 atau kasus 3 atau kasus 4 atau kasus 5 atau kasus 6 atau kasus 7)

Karena kasus-kasus tersebut tidak dapat terjadi secara bersamaan atau saling asing, maka probabilitasnya adalah:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) =(probabilitas kasus 1 + probabilitas kasus + probabilitas kasus 2 + probabilitas kasus 3 + probabilitas kasus 4 + probabilitas kasus 5 + probabilitas kasus 6 + probabilitas kasus 7) (3.15)

(7)

51

Substitusi persamaan (3.8), (3.9), (3.10), (3.11), (3.12), (3.13) dan (3.14) ke persamaan (3.15), sehingga didapatkan:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡) + 𝑜(∆𝑡)

+ 𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))

+ 𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡)

+ 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + µ𝑛∆𝑡)(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1∆𝑡)(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + µ𝑛∆𝑡)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))

+ 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡)(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡) 𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 − µ𝑛∆𝑡 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1∆𝑡)

+ 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡) + 𝑜(∆𝑡)

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)(µ𝑛∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)((𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡) +

𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1∆𝑡) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡) + 𝑜(∆𝑡) (3.16)

(8)

52

Pada persamaan (3.16) dikurangkan 𝑃𝑛(𝑡) pada ruas kiri dan kanan kemudian dibagi dengan ∆𝑡 maka diperoleh:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)

= −𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)(µ𝑛∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)((𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1∆𝑡) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡)

𝑃𝑛(𝑡+∆𝑡)−𝑃𝑛(𝑡)

∆𝑡 = −𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)(µ𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)((𝑛 − 1)𝜉𝑝) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1) (3.17) Karena ∆𝑡 sangat kecil dan mendekati nol, maka berdasarkan Definisi 2.7 didapatkan:

∆𝑡→0lim

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)

∆𝑡

= lim

∆𝑡→0[−𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)(µ𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)((𝑛 − 1)𝜉𝑝) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1)]

𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = −𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)(µ𝑛) − 𝑃𝑛(𝑡)((𝑛 − 1)𝜉𝑝) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1)

𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = −(𝜆𝑛+ µ𝑛 + (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (µ𝑛+1+ 𝑛𝜉𝑝)𝑃𝑛+1(𝑡) + (𝜆𝑛−1)𝑃𝑛−1(𝑡) (3.18) 2. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem pada saat 𝑛 = 0 adalah:

a. Kemungkinan kejadian terdapat 0 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 0 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah :

1. Tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian dan tidak ada reneging

(9)

53

2. Ada kedatangan, ada kepergian dan tidak ada reneging

b. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 + 1 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah :

1. Tidak ada kedatangan, ada kepergian dan tidak ada reneging 2. Tidak ada kedatangan,tidak ada kepergian, dan ada reneging

Dari kemungkinan-kemungkinan yang telah diperoleh, kemudian disajikan kedalam tabel sebagai berikut ini.

Tabel 3.2 Kemungkina Kejadian Terdapat 0 Pelanggan dalam Sistem pada Saat 𝑡 +

∆𝑡 dengan 𝑛 = 0

Kasus

Jumlah pelanggan

pada waktu 𝑡

Jumlah kedatangan pada waktu

∆𝑡

Jumlah kepergian pada waktu

∆𝑡

Jumlah reneging

pada waktu ∆𝑡

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡 + ∆𝑡

1 𝑛 0 0 0 𝑛

2 𝑛 1 1 0 𝑛

3 𝑛 + 1 0 1 0 𝑛

4 𝑛 + 1 0 0 1 𝑛

Selanjutnya akan dibahas secara khusus probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan untuk nilai 𝑛 = 0. Pada saat jumlah pelanggan dalam sistem adalah nol, maka probabilitas

(10)

54

terjadinya nol kepergian pada kasus 1 dan kasus 4 serta nol reneging pada kasus 1, kasus 2 dan kasus 3 adalah satu.

Menurut asumsi (vi) mengacu dari bab 2, kedatangan dan kepergian merupakan kejadian-kejadian yang saling bebas, sehingga kejadian-kejadian pada interval waktu tertentu tidak mempengaruhi kejadian ada interval waktu sesudahnya maka peluangdari masing-masing kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Probabilitas kasus 1 =

𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1)(1) (3.19) 2. Probablitas kasus 2 =

𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1) = 𝑜(∆𝑡) (3.20) 3. Probabilitas kasus 3 =

𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1) (3.21) 4. Probabilitas kasus 4 =

𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.22)

Probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem dengan 𝑛 = 0 pada saat (𝑡 + ∆𝑡) adalah :

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃 (kasus 1 atau kasus 2 atau kasus 3 atau kasus 4)

Karena kasus-kasus tersebut tidak dapat terjadi secara bersamaan atau saling asing, maka probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem dengan 𝑛 = 0 pada saat (𝑡 + ∆𝑡) dinyatakan dengan:

(11)

55

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = (Probabilitas kasus 1 + Probabilitas kasus 2 + Probabilitas kasus 3 +

Probabilitas kasus 4) (3.23)

Substitusikan persamaan (3.19), (3.20), (3.21), dan (3.22) ke persamaan (3.23) sehingga didapatkan :

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1)(1) + 𝑜(∆𝑡)

+ 𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(1 − 𝜆𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − 𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃𝑛+1(𝑡)(µ𝑛+1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) +

𝑃𝑛+1(𝑡)(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡) (3.24) Substitusi 𝑛 = 0 pada persamaan (3.24), diperoleh :

𝑃0(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃0(𝑡)(1 − 𝜆0∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃1(𝑡)(µ1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃1(𝑡)(0𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡)

𝑃0(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃0(𝑡)(1 − 𝜆0∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑃1(𝑡)(µ1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡) 𝑃0(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃0(𝑡) − (𝜆0∆𝑡)𝑃0(𝑡) + (µ1∆𝑡)𝑃1(𝑡) + 𝑜(∆𝑡) (3.25) Pada persamaan (3.25) dikurangkan 𝑃0(𝑡) pada ruas kiri dan kanan kemudian dibagi dengan ∆𝑡 maka diperoleh:

𝑃0(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃0(𝑡) = −(𝜆0∆𝑡)𝑃0(𝑡) + (µ1∆𝑡)𝑃1(𝑡)

(12)

56

𝑃0(𝑡+∆𝑡)−𝑃0(𝑡)

∆𝑡 = −(𝜆0)𝑃0(𝑡) + (µ1)𝑃1(𝑡) (3.26) Karena ∆𝑡 sangat kecil dan mendakati nol, maka berdasarkan Definisi 2.7 didapatkan:

∆𝑡→0lim

𝑃0(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃0(𝑡)

∆𝑡 = lim

∆𝑡→0(−(𝜆0)𝑃0(𝑡) + (µ1)𝑃1(𝑡))

𝑑𝑃0(𝑡)

𝑑𝑡 = −(𝜆0)𝑃0(𝑡) + (µ1)𝑃1(𝑡) (3.27)

3. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem pada saat 𝑛 = 𝑁 adalah:

a. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah :

1. Tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian dan tidak ada reneging 2. Ada kedatangan, ada kepergian dan tidak ada reneging

3. Ada kedatangan, tidak ada kepergian, dan ada reneging

b. Kemungkinan kejadian terdapat 𝑛 − 1 pelanggan pada waktu 𝑡 dan terdapat 𝑛 pelanggan pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 adalah : tidak ada kedatangan, ada kepergian dan tidak ada reneging.

Dari kemungkinan-kemungkinan yang telah diperoleh, kemudian disajikan kedalam tabel sebagai berikut ini.

(13)

57

Tabel 3.3 Kemungkinan Kejadian terdapat 𝑛 Pelanggan dalam Sistem pada Saat 𝑡 +

∆𝑡 dengan 𝑛 = 𝑁

Kasus

Jumlah pelanggan

pada waktu 𝑡

Jumlah kedatangan pada waktu

∆𝑡

Jumlah kepergian pada waktu

∆𝑡

Jumlah reneging

pada waktu ∆𝑡

Jumlah pelanggan pada waktu

𝑡 + ∆𝑡

1 𝑛 0 0 0 𝑛

2 𝑛 1 1 0 𝑛

3 𝑛 1 0 1 𝑛

4 𝑛 − 1 1 0 0 𝑛

Selanjutnya akan dibahas secara khusus probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan untuk nilai 𝑛 = 𝑁. Pada saat jumlah pelanggan dalam sistem adalah N, maka probabilitas terjadinya nol kedatangan pada kasus 1 adalah satu.

Menurut asumsi (vi) mengacu dari bab 2, kedatangan dan kepergian merupakan kejadian-kejadian yang saling bebas, sehingga kejadian-kejadian pada interval waktu tertentu tidak mempengaruhi kejadian ada interval waktu sesudahnya maka peluangdari masing-masing kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Probabilitas kasus 1 =

𝑃𝑛(𝑡)(1)(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.28)

(14)

58 2. Probablitas kasus 2 =

𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) = 𝑜(∆𝑡) (3.29) 3. Probabilitas kasus 3 =

𝑃𝑛(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(𝑛𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) = 𝑜(∆𝑡)

(3.30) 4. Probabilitas kasus 4 =

𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) (3.31) Probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem dengan 𝑛 = 𝑁 dalam waktu (𝑡 +

∆𝑡) adalah:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃 (kasus 1 atau kasus 2 atau kasus 3 atau kasus 4)

Karena kasus-kasus tersebut tidak dapat terjadi secara bersamaan atau saling asing, maka probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem dengan 𝑛 = 𝑁 pada saat (𝑡 + ∆𝑡) dinyatakan dengan:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = (Probabilitas kasus 1 + Probabilitas kasus 2 + Probabilitas kasus 3 +

Probabilitas kasus 4) (3.32)

Substitusi persamaan (3.28), (3.29), (3.30), dan (3.31) pada persamaan (3.32) sehingga diperoleh :

(15)

59

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1)(1 − µ𝑛∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡)) + 𝑜(∆𝑡) + 𝑜(∆𝑡) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1 − µ𝑛−1∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))(1

− (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡 + 𝑜(∆𝑡))

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡)(1 − µ𝑛∆𝑡 − (𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡) + 𝑃𝑛−1(𝑡)(𝜆𝑛∆𝑡) + 𝑜(∆𝑡)

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) = 𝑃𝑛(𝑡) − (µ𝑛∆𝑡)𝑃𝑛(𝑡) − ((𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡)𝑃𝑛(𝑡) + (𝜆𝑛∆𝑡)𝑃𝑛−1(𝑡) +

𝑜(∆𝑡) (3.33)

Pada persamaan (3.33) dikurangkan 𝑃𝑛(𝑡) pada ruas kiri dan kanan kemudian dibagi dengan ∆𝑡 maka diperoleh:

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡) = −(µ𝑛∆𝑡)𝑃𝑛(𝑡) − ((𝑛 − 1)𝜉𝑝∆𝑡)𝑃𝑛(𝑡) + (𝜆𝑛∆𝑡)𝑃𝑛−1(𝑡)

𝑃𝑛(𝑡+∆𝑡)−𝑃𝑛(𝑡)

∆𝑡 = −(µ𝑛)𝑃𝑛(𝑡) − ((𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (𝜆𝑛)𝑃𝑛−1(𝑡) (3.34) Karena ∆𝑡 sangat kecil dan mendakati nol, maka berdasarkan Definisi 2.7 didapatkan:

∆𝑡→0lim

𝑃𝑛(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑃𝑛(𝑡)

∆𝑡 = lim

∆𝑡→0(−(µ𝑛)𝑃𝑛(𝑡) − ((𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (𝜆𝑛)𝑃𝑛−1(𝑡)) 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = −(µ𝑛)𝑃𝑛(𝑡) − ((𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (𝜆𝑛)𝑃𝑛−1(𝑡) 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = (𝜆𝑛)𝑃𝑛−1(𝑡) − (µ𝑛− (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) Substitusi nilai 𝑛 = 𝑁 maka diperoleh :

𝑑𝑃𝑁(𝑡)

𝑑𝑡 = (𝜆𝑁)𝑃𝑁−1(𝑡) − (µ𝑁− (𝑁 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑁(𝑡) (3.35)

(16)

60

Jadi dari ke tiga kasus kemungkinan-kemungkinan kejadian saling asing yang dapat terjadi jika terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem pada waktu 𝑡 + ∆𝑡 diperoleh tiga sistem persamaan diferensial, yaitu persamaan (3.11), (3.20), dan (3.28) sebagai berikut :

1. 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = −(𝜆𝑛+ µ𝑛 + (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (µ𝑛+1+ 𝑛𝜉𝑝)𝑃𝑛+1(𝑡) +

(𝜆𝑛−1)𝑃𝑛−1(𝑡) ; 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1

2. 𝑑𝑃0(𝑡)

𝑑𝑡 = −(𝜆0)𝑃0(𝑡) + (µ1)𝑃1(𝑡) ; 𝑛 = 0 3. 𝑑𝑃𝑁(𝑡)

𝑑𝑡 = (𝜆𝑁)𝑃𝑁−1(𝑡) − (µ𝑁− (𝑁 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑁(𝑡) ; 𝑛 = 𝑁

Dari ke tiga persamaan diferensial tersebut, karena pada kasus ini laju kedatangan (𝜆𝑛) dan laju pelayanan (µ𝑛) konstan untuk semua 𝑛 maka dapat ditulis menjadi :

1. 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = −(𝜆 + µ + (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛(𝑡) + (µ + 𝑛𝜉𝑝)𝑃𝑛+1(𝑡) + (𝜆)𝑃𝑛−1(𝑡) ; 1 ≤

𝑛 ≤ 𝑁 − 1 (3.36)

2. 𝑑𝑃0(𝑡)

𝑑𝑡 = µ𝑃1(𝑡) − 𝜆𝑃0(𝑡) ; 𝑛 = 0 (3.37)

3. 𝑑𝑃𝑁(𝑡)

𝑑𝑡 = 𝜆𝑃𝑁−1(𝑡) − (µ − (𝑁 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑁(𝑡) ; 𝑛 = 𝑁 (3.38) Dalam kondisi steady-state lim

𝑡→∞𝑃𝑛(𝑡) = 𝑃𝑛, oleh karena itu 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = 0 untuk 𝑡 →

∞. Kondisi steady-state yaitu keadaan sistem yang tidak bergantung pada keadaan awal maupun waktu yang telah dilalui. Untuk memperoleh kondisi steady-state,

(17)

61 substitusikan 𝑑𝑃𝑛(𝑡)

𝑑𝑡 = 0 dan 𝑃𝑛(𝑡) = 𝑃𝑛 ke persamaan (3.36), (3.37), dan (3.38) sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

1. 0 = −(𝜆 + µ + (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛+ (µ + 𝑛𝜉𝑝)𝑃𝑛+1+ (𝜆)𝑃𝑛−1 ; 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1 (3.39)

2. 0 = µ𝑃1− 𝜆𝑃0 ; 𝑛 = 0 (3.40)

3. 0 = 𝜆𝑃𝑁−1− (µ − (𝑁 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑁 ; 𝑛 = 𝑁 (3.41) Atau

1. (𝜆 + µ + (𝑛 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑛 = (µ + 𝑛𝜉𝑝)𝑃𝑛+1+ (𝜆)𝑃𝑛−1 (3.42) 2. 𝜆𝑃0 = 𝑃1µ

𝑃1 = 𝜆

µ𝑃0 (3.43)

3. (µ − (𝑁 − 1)𝜉𝑝)𝑃𝑁= (𝜆)𝑃𝑁−1

𝑃𝑁 = (𝜆)

(µ−(𝑁−1)𝜉𝑝)𝑃𝑁−1 (3.44)

Untuk mencari solusi rekursif dari kondisi steady-state, dilakukan perhitungan sebagai berikut:

substitusi 𝑛 = 1 pada persamaan (3.42), sehingga

[𝜆 + µ + (1 − 1)𝜉𝑝]𝑃1 = (µ + 1𝜉𝑝)𝑃1+1+ 𝜆𝑃1−1 Jadi,

(𝜆 + µ)𝑃1= (µ + 𝜉𝑝)𝑃2+ 𝜆𝑃0

(18)

62

(µ + 𝜉𝑝)𝑃2 = (𝜆 + µ)𝑃1− 𝜆𝑃0

(µ + 𝜉𝑝)𝑃2 = 𝜆𝑃1+ (µ𝑃1− 𝜆𝑃0) (3.45)

Dengan menggunakan persamaan (3.40) yaitu µ𝑃1− 𝜆𝑃0 = 0, persamaan (3.45) menjadi

(µ + 𝜉𝑝)𝑃2 = 𝜆𝑃1 (3.46) Kemudian persamaan (3.46) dibagi dengan (µ + 𝜉𝑝) menjadi

𝑃2 = 𝜆𝑃1

(µ+𝜉𝑝) (3.47)

Substitusikan persamaan (3.43) pada persamaan (3.47) sehingga diperoleh

𝑃2 = 𝜆 (𝜆

µ) 𝑃0 (µ + 𝜉𝑝)

𝑃2 = 𝑃0(𝜆 µ) 𝜆

(µ + 𝜉𝑝)

𝑃2 = 𝑃0( 𝜆

µ + 0𝜉𝑝) ( 𝜆 (µ + 𝜉𝑝))

𝑃2 = 𝑃0( 𝜆

µ+(1−1)𝜉𝑝) ( 𝜆

(µ+(2−1)𝜉𝑝)) (4.48) Dengan menggunakan notasi sigma, maka persamaan (3.41) menjadi,

𝑃2 = 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

2𝑘=1 (3.49)

(19)

63 Substitusi 𝑛 = 2 pada persamaan (3.42), sehingga

[𝜆 + µ + (2 − 1)𝜉𝑝]𝑃2 = (µ + 2𝜉𝑝)𝑃2+1+ 𝜆𝑃2−1 Jadi,

(µ + 2𝜉𝑝)𝑃3 = [𝜆 + µ + 𝜉𝑝]𝑃2− 𝜆𝑃1

(µ + 2𝜉𝑝)𝑃3 = 𝜆𝑃2+ (µ𝑃2+ 𝜉𝑝𝑃2) − 𝜆𝑃1 (3.50)

Dengan menggunakan persamaan (3.46) yaitu (µ + 𝜉𝑝)𝑃2 = 𝜆𝑃1, persamaan (3.50) menjadi

(µ + 2𝜉𝑝)𝑃3 = 𝜆𝑃2+ 𝜆𝑃1− 𝜆𝑃1

sehingga

(µ + 2𝜉𝑝)𝑃3 = 𝜆𝑃2 (3.51) Kemudian persamaan (3.44) dibagi dengan (µ + 2𝜉𝑝) maka menjadi

𝑃3 = 𝜆𝑃2

(µ+2𝜉𝑝) (3.52)

Substitusi persamaan (3.49) pada persamaan (3.52) sehingga

𝑃3 = 𝜆

(µ+2𝜉𝑝)𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

2𝑘=1 (3.53)

Dengan menggunakan notasi sigma, maka persamaan (3.53) menjadi,

𝑃3 = 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

3𝑘=1 (3.54)

(20)

64 Substitusi 𝑛 = 3 pada persamaan (3.35), sehingga

[𝜆 + µ + (3 − 1)𝜉𝑝]𝑃3 = (µ + 3𝜉𝑝)𝑃3+1+ 𝜆𝑃3−1 Jadi,

(µ + 3𝜉𝑝)𝑃4 = [𝜆 + µ + 2𝜉𝑝]𝑃3− 𝜆𝑃2

(µ + 3𝜉𝑝)𝑃4 = 𝜆𝑃3+ (µ𝑃3+ 2𝜉𝑝𝑃3) − 𝜆𝑃2 (3.55)

Dengan menggunakan persamaan (3.44) yaitu (µ + 2𝜉𝑝)𝑃3 = 𝜆𝑃2, persamaan (3.48) menjadi

(µ + 3𝜉𝑝)𝑃4 = 𝜆𝑃3+ 𝜆𝑃2− 𝜆𝑃2

Sehingga

(µ + 3𝜉𝑝)𝑃4 = 𝜆𝑃3 (3.56) Kemudian persamaan (3.56) dibagi dengan (µ + 3𝜉𝑝) maka menjadi

𝑃4 = 𝜆𝑃3

(µ+3𝜉𝑝) (3.57) Substitusi persamaan (3.54) pada persamaan (3.57) sehingga

𝑃4 = 𝜆

(µ+3𝜉𝑝)𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

3𝑘=1 (3.58)

Dengan menggunakan notasi sigma, maka persamaan (3.58) menjadi,

𝑃4 = 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

4𝑘=1 (3.59)

(21)

65

Untuk 4 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1 dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh:

𝑃𝑛 = 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 ; 1 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁 − 1 (3.60)

Untuk = 𝑁 , substitusikan persamaan (3.60) pada persamaan (3.44)

𝑃𝑁= 𝜆𝑃𝑁−1 [µ + (𝑁 − 1)𝜉𝑝]

Jadi,

𝑃𝑁 = 𝜆

[µ+(𝑁−1)𝜉𝑝]𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑁−1𝑘=1 (3.61)

Dengan menggunakan notasi sigma, maka persamaan (3.61) menjadi,

𝑃𝑁= 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑁𝑘=1 (3.62)

Selanjutnya, akan dicari probabilitas nol pelanggan dalam sistem. Jumlah kumpulan dari berbagai kemungkinan terjadinya probabilitas terdapat n pelanggan dalam sistem (𝑃𝑛) adalah sama dengan 1. Dalam kalimat matematika ditulis:

𝑁𝑛=0𝑃𝑛 = 1 (3.63) Oleh karena itu dapat dicari probabilitas nol pelanggan dalam sistem, yaitu

𝑃0+ ∑𝑁𝑛=1𝑃𝑛 = 1 (3.64) Substitusi persamaan persamaan (3.60) ke persamaan (3.64) sehingga

𝑃0+ ∑ ∏ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 𝑃0 = 1

𝑁𝑛=1 (3.65)

(22)

66

Dengan menggunakan operasi pemfaktoran pada persamaan (3.65) menjadi

[1 + ∑ ∏ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝 𝑛𝑘=1

𝑁𝑛=1 ] 𝑃0 = 1 (3.66)

Kemudian persamaan (3.66) dibagi dengan [1 + ∑ ∏ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝 𝑛𝑘=1

𝑁𝑛=1 ] diperoleh

𝑃0 = 1

1+∑ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝 𝑛𝑘=1

𝑁𝑛=1

(3.67)

Jadi persamaan rekursif kondisi steady-state dari model adalah:

𝑃𝑛 = 𝑃0∏ 𝜆 µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛

𝑘=1

; 0 ≤ 𝑛 ≤ 𝑁

dengan

𝑃0 = 1

1 + ∑ ∏ 𝜆

µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 𝑁𝑛=1

B. Ukuran Keefektifan Sistem Antrian M/M/1/N dengan Retensi Pelanggan yang Membatalkan Antrian

Nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem (𝐿𝑠) mempunyai hubungan sederhana antara jumlah pelanggan yang antri (𝑛) dan berbagai kemungkinan 𝑃𝑛 dengan batas maksimum tempat antrian sebesar 𝑁.

(23)

67

Akan dicari nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem (𝐿𝑠) menggunakan persamaan umum nilai harapan berdasarkan persamaan (2.50)

𝐿𝑠 = ∑ 𝑛𝑃𝑛

𝑁

𝑛=0

Substitusi persamaan (3.60) pada persamaan (2.50) sehingga

𝐿𝑠 = ∑𝑁𝑛=0𝑛𝑃0(∏ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 ) (3.68)

Rata-rata waktu tunggu dalam sistem (𝑊𝑠) dipengaruhi jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem dibanding tingkat kedatangan dalam sistem.

Akan dicari nilai harapan waktu tunggu dalam sistem (𝑊𝑠) menggunakan little formula berdasarkan persamaan (2.52) sebagai berikut:

𝐿𝑠 = 𝜆𝑊𝑠

𝑊𝑠 = 𝐿𝑠

𝜆 (3.69)

Substitusi persamaan (3.68) ke persamaan (3.69) sehingga diperoleh

𝑊𝑠 = 𝑛

𝑁𝑛=0 𝑃0(∏𝑛𝑘=1µ+(𝑘−1)𝜉𝑝𝜆 )

𝜆 (3.70)

Rata-rata waktu tunggu dalam antrian (𝑊𝑞) dipengaruhi oleh rata-rata waktu menunggu dalam sistem dengan waktu pelayanan.

(24)

68

Akan dicari nilai harapan waktu tunggu dalam antrian (𝑊𝑞) menggunakan little formula sebagai berikut:

𝑊𝑞 = 𝑊𝑠1

µ (3.71)

Substitusi persamaan (3.70) pada persamaan (3.71) sehingga diperoleh

𝑊𝑞= 𝑛

𝑁𝑛=0 𝑃0(∏𝑛𝑘=1µ+(𝑘−1)𝜉𝑝𝜆 )

𝜆1

µ (3.72) Nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian (𝐿𝑞) berkaitan erat dengan lamanya tingkat kedatangan dikali rata-rata waktu menunggu pelanggan dalam antrian.

Akan dicari nilai harapan waktu tunggu dalam sistem (𝑊𝑠) menggunakan little formula berdasarkan persamaan (2.53) sebagai berikut:

𝐿𝑞= 𝜆𝑊𝑞

Substitusi persamaan (3.72) pada persamaan (2.53) sehingga diperoleh

𝐿𝑞 = 𝜆 ( 𝑛

𝑁𝑛=0 𝑃0(∏𝑛𝑘=1µ+(𝑘−1)𝜉𝑝𝜆 )

𝜆1

µ) (3.73)

Dengan operasi perkalian biasa pada persamaan (3.73) sehingga diperoleh nilai 𝐿𝑞 sebagai berikut

𝐿𝑞 = ∑𝑁𝑛=0𝑛𝑃0(∏ 𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 ) −𝜆

µ (7.74)

(25)

69 C. SIMULASI

Simulasi yang dilakukan adalah membandingkan hasil perhitungan probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem serta perhitungan ukuran keefektifan pada sistem antrian M/M/1/N dengan sistem antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian.

Contoh kasus sistem antrian M/M/1/N

Dalam sebuah sarana jasa pembersihan mobil, informasi yang dikumpulkan menunjukan bahwa kedatangan mobil terdistribusi Poisson dengan rata-rata 2 mobil perjam. Waktu untuk mencuci mobil bervariasi, tetapi mengikuti distribusi eksponensial dengan rata-rata 20 menit per mobil. Sarana pelayanan hanya dapat menangani satu mobil setiap saat serta tempat pakir yang tersedia hanya dapat memuat sebanyak 9 mobil. Tentukan ukuran keefektifan dari sistem antrian sarana jasa pembersihan mobil tersebut jika diketahui probabilitas dari retention adalah sebesar 0.6 dan reneging times 0.1 jam.

Diketahui : 𝜆 = 2 mobil/jam

1

µ= 20 menit/mobil , µ = 3 mobil/jam Kapasitas sistem (𝑁) = 10 mobil Probabilitas dari retention (𝑞) = 0.6

(26)

70 Probabilitas dari reneging (𝑝) = 1 − 𝑞 = 0.4 Reneging times (𝜉) = 0.1 jam

Ditanyakan:

1. Probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem (𝑃𝑛) 2. Nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem (𝐿𝑠) 3. Nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian (𝐿𝑞) 4. Nilai harapan waktu tunggu pelanggan dalam sistem (𝑊𝑠) 5. Nilai harapan waktu tunggu pelanggan dalam antrian (𝑊𝑞)

Jawab:

A. Menentukan probabilitas dan ukuran keefektifan sistem antrian M/M/1/N sederhana:

1. Menentuka probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem (𝑃𝑛)

𝑃𝑛 = (𝜆 µ)

𝑁

𝑃0

dengan

𝑃0 =

1 − (𝜆 µ) 1 − (𝜆

µ)

𝑁+1

untuk 𝑁 = 10, maka nilai 𝑃0

(27)

71 𝑃0 = 1 − (2

3) 1 − (2

3)

10+1

𝑃0 =1 − 0.66667

1 − 0.01156= 0.33728 untuk 𝑛 = 𝑁 = 10, maka nilai 𝑃10

𝑃10 = (2 3)

10

𝑃0

𝑃10 = (0.01734)(0.33728) 𝑃10 = 0.00585

Jadi probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem adalah 𝑃𝑛 = (𝜆

µ)𝑁𝑃0 dan probabilitas terdapat 10 pelanggan dalam sistem adalah sebesar 0.00585.

2. Menentukan nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem (𝐿𝑠)

𝐿𝑠 = (𝜆

µ) (1 −(𝑁 + 1) (𝜆 µ)

𝑁

+ 𝑁 (𝜆 µ)

𝑁+1

) (1 − (𝜆

µ)) (1 − ( 𝜆 µ)

𝑁+1

)

𝐿𝑠 = (2

3) (1 −(10 + 1) (2 3)

10

+ 10 (2 3)

10+1

) (1 − (2

3)) (1 − ( 2 3)

10+1

)

𝐿𝑠 = (2

3) (1 −(11) (2 3)

10

+ 10 (2 3)

11

) (1 − (2

3)) (1 − ( 2 3)

11

)

(28)

72 𝐿𝑠 = 0.61657

0.32948= 1.87134

Jadi nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem adalah sebesar 1.87134 pelanggan.

3. Menentukan nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian (𝐿𝑞)

𝐿𝑞 = (𝜆

µ) (1 −(𝑁 + 1) (𝜆 µ)

𝑁

+ 𝑁 (𝜆 µ)

𝑁+1

) (1 − (𝜆

µ)) (1 − ( 𝜆 µ)

𝑁+1

)

−𝜆(1 − 𝑃𝑁) µ

𝐿𝑞 = 𝐿𝑠−𝜆(1 − 𝑃𝑁) µ

𝐿𝑞= 1.87134 −2(1 − 0.00585) 3

𝐿𝑞 = 1.87134 − 0.66278 = 1.20857

Jadi nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian adalah sebesar 1.20857 pelanggan.

4. Menentukan nilai harapan waktu tunggu pelanggan dalam sistem (𝑊𝑠)

𝑊𝑠 = 𝐿𝑠 𝜆(1 − 𝑃𝑁)

𝑊𝑠 = 1.87134

2(1 − 0.00585)= 0.94118

Jadi nilai harapan waktu tunggu dalam sistem adalah sebesar 0.94118 jam.

5. Menentukan nilai harapan waktu tunggu pelanggan dalam antrian (𝑊𝑞) 𝑊𝑞 = 𝐿𝑞

𝜆(1 − 𝑃𝑁) 𝑊𝑞= 1.20857

2(1 − 0.00585)= 0.60784

(29)

73

Jadi nilai harapan waktu tunggu dalam antrian adalah sebesar 0.60784 jam.

B. Menentukan probabilitas dan ukuran keefektifan sistem antrian M/M/1/N dengan reneging customers:

1. Menentukan probabilitas terdapat 𝑛 pelanggan dalam sistem (𝑃𝑛)

𝑃𝑛 = 𝑃0∏ 𝜆 µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛

𝑘=1

; 𝑛 = 0,1,2, … 𝑁

dengan

𝑃0 = 1

1 + ∑ ∏ 𝜆

µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 𝑁𝑛=1

untuk 𝑁 = 10, maka nilai 𝑃_0

𝑃0 = 1

1 + ∑ ∏ 2

3 + (𝑘 − 1)(0.1)(0.4)

𝑛𝑘=1 10𝑛=1

dengan menggunakan Microsoft exel diperoleh 𝑃0 = 0.34986 untuk 𝑛 = 𝑁 = 10, maka nilai 𝑃10

𝑃10= 𝑃0∏ 2

3 + (𝑘 − 1)(0.1)(0.4)

𝑛

𝑘=1

𝑃10 = (0.34986)(0.00975) 𝑃10 = 0.00341

(30)

74 Jadi 𝑃𝑛 = 𝑃0𝜆

µ+(𝑘−1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 dan probabilitas terdapat 10 pelanggan dalam sistem adalah sebesar 0.00341.

2. Menentukan nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem (𝐿𝑠)

𝐿𝑠 = ∑ 𝑛

𝑁

𝑛=0

𝑃0(∏ 𝜆

µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛

𝑘=1

)

𝐿𝑠 = ∑ 𝑛

10

𝑛=0

𝑃0(∏ 𝜆

µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

10

𝑘=1

)

𝐿𝑠 = 1𝑃0𝑘1+ 2𝑃0𝑘2+ ⋯ + 10𝑃0𝑘10

𝐿𝑠 = (1)(0.34986)(0.66667) + (2)(0.34986)(0.43859) + ⋯ + (10)(0.34986)(0.00975)

𝐿𝑠 = 0.23324 + 0.30689 + ⋯ + 0.03410 𝐿𝑠 = 1.71920

jadi diperoleh nilai harapan banyaknya pelanggan dalam sistem adalah sebesar 1.71920 pelanggan.

3. Menentukan nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian (𝐿𝑞)

𝐿𝑞= ∑ 𝑛

𝑁

𝑛=0

𝑃0(∏ 𝜆

µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛

𝑘=1

) −𝜆 µ

𝐿𝑞= 𝐿𝑠−𝜆 µ

(31)

75

𝐿𝑞 = 1.71920 −2 3

𝐿𝑞 = 1.71920 − 0.66667 = 1.05253

jadi nilai harapan banyaknya pelanggan dalam antrian adalah sebesar 1.05253 pelanggan.

4. Menentukan nilai harapan waktu tunggu dalam sistem (𝑊𝑠)

𝑊𝑠 =

𝑁𝑛=0𝑛𝑃0(∏ 𝜆 µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 )

𝜆 𝑊𝑠 = 𝐿𝑠 𝜆 𝑊𝑠 =1.71920

2 = 0.85960

Jadi nilai harapan waktu tunggu dalam sistem adalah sebesar 0.85960 jam.

5. Menentukan nilai harapan waktu tunggu dalam antrian (𝑊𝑞)

𝑊𝑞 =

𝑁𝑛=0𝑛𝑃0(∏ 𝜆 µ + (𝑘 − 1)𝜉𝑝

𝑛𝑘=1 )

𝜆 −1

µ 𝑊𝑞 = 𝑊𝑠 −1

µ 𝑊𝑞 = 0.85960 −1

3= 0.53637

Jadi nilai harapan waktu tunggu dalam antrian adalah sebesar 0.53637 jam.

(32)

76

Tabel 3.4 Perbandingan Probabilitas dan Ukuran-ukuran Keefektifan Sistem Antrian M/M/1/N dengan Sistem Antrian M/M/1/N dengan Retensi Pelanggan yang

Membatalkan Antrian

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa adanya reneging pada sistem antrian berpengaruh terhadap ukuran sistem yang diharapkan dan ukuran-ukuran keefektifan pada sistem antrian M/M/1/N lebih tinggi daripada ukuran-ukuran keefektifan sistem antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian.

Gambar

Gambar 3.1 Proses kedatangan dan kepergian dalam sistem antrian M/M/1/N  Berdasarkan gambar 3.1 terdapat 3 kondisi yang berbeda pada state flow tersebut  sehingga  kemungkinan-kemungkinan  kejadian  saling  bebas  yang  dapat  terjadi  jika  terdapat
Tabel 3.1 Kemungkinan Kejadian Terdapat
Tabel 3.2 Kemungkina Kejadian Terdapat 0 Pelanggan dalam Sistem pada Saat
Tabel 3.3 Kemungkinan Kejadian terdapat
+2

Referensi

Dokumen terkait

6.2.1 Luas Areal Tanam, Produksi, Rata-Rata Produksi dan Jumlah Petani Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kerinci Tahun 2013 Planted Area, Production, Yield Rate and Number of Estate

[r]

[r]

Perawat yang membantu melakukan Tindakan Medik Operatif mendapat jasa pelayanan sebesar 17,5 % (tujuh belas koma lima persen) dari Jasa Pelayanan Dokter pelaksana Tindakan

yaitu mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diobati 3.

Tujuan penelitian ini untuk menetukan konsentrasi program studi yang akan diambil oleh mahasiswa dengan teknik Data Mining menggunakan metode Algoritma

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK DENGAN ALGORITMA ELGAMAL DAN METODE PEMBANGKITAN BILANGAN PRIMA RABIN-.. MILLER UNTUK PENGAMANAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsui saya yang berjudul “Pengaruh Right Issue Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan