• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Pengolahan Pangan Mentega id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknologi Pengolahan Pangan Mentega id"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU DAN TELUR

MENTEGA

(Bovine sp.)

Oleh

Nama : Sarah R Putri NRP : 123020173 No. Meja : 3 (Tiga) Kelompok : G

Tanggal Praktikum : 16 April 2015 Asisten : Asri Nisa Sakinah

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

(2)

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang

Susu merupakan emulsi lemak dalam air yang mengandung garam-garam

mineral, gula, dan protein. Kisaran komposisi paling besar terjadi pada kandungan

lemak, hal ini disebabkan karena kadar lemak susu sangat dipengaruhi baik oleh

faktor internal maupun eksternal (Muchtadi, 1992).

Air susu sebagai salah satu makanan yang tinggi nilai gizinya, mepunyai

sifat baik untuk menunjang kesehatan manusia tetapi mempunyai sifat baik pula

untuk media pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga untuk mempertahankan

sifat-sifat baik tersebut, perlu dilakukan usaha ditujukan kepada pencegahan

terhadap setiap kemungkinan perusakan kualitas air susu (Anjarsari, 2010).

Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu dimana kedalamnya

dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untuk

menjaga mutu. Warna kuning pada mentega disebabkan zat warna β karoten yang

terdapat dalam krim (cream) (Kersani, 2011)

Mentega adalah hasil olahan susu. Ada dua jenis rasa yaitu asin (salted

butter) dan tidak asin (unsalted butter). Dijual dalam bentuk krim yang dikemas

dalam kaleng atau kaleng plastik, dan dalam bentuk batangan yang dikemas dalam

kertas aluminium (Ketaren, 1987).

(3)

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk untuk diversifikasi produk olahan

susu, salah satu cara pengawetan susu dan untuk mengetahui proses pengolahan

mentega.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan penambahan kedudukan

globula lemak yang semula merupakan emulsi lemak dalam air (susu) menjadi

(4)

BAB II BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan Percobaan yang

digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan, (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan mentega adalah susu murni,

whipping cream, dan air es.

2.2. Alat-Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam pembuatan mentega adalah mixer, baskom,

neraca, alumunium foil, saringan, spatula.

2.3. Metode Percobaan

Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Mentega

Bahan-bahan Pencampuran Curning Air dingin

Pembuatan bakal mentega Bakal mentega

(5)
(6)

III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan Pembuatan

mentega, (2) Pembahasan.

3.3. Hasil Percobaan

Berdasarkan pengamatan terhadap mentega yang telah dilakukan maka

diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mentega

No Analisa Hasil

1. Nama Produk Mentega 2. Basis 200 gram

3. Bahan Utama Susu murni 100 gram 4. Bahan Tambahan Whipping cream 100 gram 5. Berat Produk 53 gram

6. % Produk 26,5%

(Sumber : Kelompok G, Meja 3, 2015).

(7)

Berdasarkan hasil percobaan pembuatan mentega dengan berat basis 200

gram dan berat produk 53 gram maka mempunyai % produk adalah 26,5%. Hasil

dari pengamatan secara oraganoleptik pada mentega memiliki warna putih gading

rasa khas mentega beraroma khas mentega tekstur lembut dan kenampakannya

menarik.

Susu yang digunakan untuk pembuatan mentega harus memenuhi

beberapa persyaratan yaitu pertama berasal dari ternak yang sehat, kedua susu

yang ditangani dan disimpan pada kondisi yang bersih dan suhu rendah, dan bau

tidak enak yang berkembang saat susu dihasilkan dapat pindah kementega. Satu

contoh adalah ketengikan yang disebabkan oleh pembebasan asam lemak oleh

enzim lipase yang disebut lipolysis (Saleh, 2004).

Proses penumbukan bertujuan memisahkan bahan mentega dari

buttermilk. Suhu krim harus dipertahankan tidak melebihi 10⁰C agar bahan

mentega tidak meleleh yang berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar

lemak mentega menjadi rendah. Selama proses penumbukan, globula lemak

bergabung. Diawali dengan terlihat pembentukan busa dan krim mengental

dikarenakan terjadi pemasukan udara akibat proses penumbukan sehingga

viskositas krim meningkat dan mulai terlihat butiran-butiran lemak terpisah.

Dalam proses penumbukan, krim mengalami perubahan fisik dari granula yang

kecil atau lemak yang tidak tertumbuk akan larut kedalam butter milk sehingga

terjadi kehilangan lemak, oleh karenanya kehilangan lemak harus ditekan sekecil

(8)

Proses pencucian bahan mentega dengan menggunakan air matang yang

bersuhu 40⁰C yang merupakan suhu awal penumbukan bertujuan membilas

granula-granula mentega agar bebas dari buttermilk terutama partikel curd,

disamping menurunkan suhu mentega ke suhu semula. Pemerasan bertujuan

disamping untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilk juga untuk menurunkan kadar

air sesuai dengan persyaratan (maksimal 16%). Pemerasan dilakukan dengan

menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air pencuci keluar, dan dengan

menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega menjadi lebih homogen,

lebih kompak dan tidak terlihat granula-granula lemak yang memisah. Air yang

masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh bahan mentega sehingga

permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih bebas akan mempercepat

rusaknya mentega (Kersani, 2011).

Bakal mentega ini dibungkus dengan aluminium foil agar tidak terkena

panas, cahaya, oksigen, yang dapat mempengaruhi proses ketengikan pada lemak

juga agar bentuknya tidak berubah. Ketengikan terjadi diakibatkan oleh adanya

proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak yang

terjadi pada suhu kamar atau saat proses pengolahan produk. Cahaya merupakan

akselator terhadap timbulnya ketengikan, dan kombinasi antara cahaya dan udara

dapat mempercepat proses oksidasi. Ketengikan terjadi karena adanya

dekomposisi peroksida dalam lemak (Ketaren, 1986)

Mentega yang sudah dikemas dengan rapat dan disimpan dalam kulkas

tahan beberapa bulan, semakin rendah suhu penyimpanan semakin lama waktu

(9)

Susu ditambahkan whipping cream untuk membantu terjadinya bakal

mentega. Pasteurisasi krim dengan suhu 90-95⁰C 30 menit bertujuan untuk

membunuh sejumlah besar bakteri dan enzim-enzim seperti lipase sehingga

meningkatkan mutu simpan produk akhir.

Perubahan fisik pada mentega adalah adanya perubahan bentuk menjadi

lebih plastis, jika warna mentega kuning maka di tambahkan dengan vitamin A

yang mengandung pigmen beta karoten. Perubahan kimia yang terjadi bisa saja

mengakibatkan ketengikan. Perubahan mikrobiologis dimungkinkan tidak ada

karena kondisi bahan yang mengandung lemak tinggi dan mengandung kadar air

yang rendah.

Churning adalah pengocokan krim secara mekanis untuk waktu tertentu

sehingga diperoleh butiran-butiran lemak mentega (raw butter/butter grain) yang

terpisah dengan cairan butter (butter milk). Butter grains yang diperoleh

selanjutnya diuleni dengan atau tanpa penambahan garam sehingga butiran lemak

menjadi kompak dan semi padat. Mentega yang telah jadi lalu dikemas

(Kulinologi, 2011).

Ada 4 macam tipe mentega yang diproduksi antara lain:

1. Sweet cream salted butter

2. Cultured salted butter (Nothern Europe)

3. Cultured unsalted butter (EEC Country)

4. Sweet cream unsaltedd butter (Produksi meningkat dibanding yang lain)

Perbedaan mentega yang digarami dan tidak digarami adalah terletak pada

(10)

sedangkan mentega yang tidak digarami cenderung memiliki rasa manis. Mentega

yang tidak digarami mengandung 84% lemak susu (cream), 1,4% susu tanpa

lemak, dan 15% kandungan air. Mentega yang digarami mengandung 84% lemak

susu (cream), 1,4% susu tanpa lemak, dan 15% kandungan air dan ditambahkan

garam 1,5%, Lactic butter mengandung 84% lemak susu (cream), 1,4% susu tanpa

lemak, dan 15% kandungan air, dengan penambahan komponen aroma asam

lactic.

Ciri-ciri mentega yang baik adalah mentgea yang tidak termasuk kedalam

kategori dibawah ini:

- Crumbly, lemak tidak bersatu, nampak kering dan mudah pecah

berkeping-keping. Hal ini disebabkan karena pengolahan yang kurang baik.

- Gummy, mentega melekat pada atap rongga mulut, dan terasa seperti gum.

Hal ini terjadi bila ransum sapi mengandung tepung biji kapas, sehingga

susu yang mengandung tinggi gliseridanya mempunyai titik leleh yang

tinggi. Mentega tersa keras, waktu tempering yang lama.

- Leaky, mentega menunjukan adanya butir-butir air pada sampel yang

diambil diatas trier. Mentega tidak mampu menjaga kadar airnya, karena

ukuran butir-butir air yang diperoleh besar-besar. Hal ini disebabkan proses

yang kurang sempurna dalam mereduksi ukuran air, sehingga dapat

terdistribusi merata dalam masa mentega.

- Mealy atau grainny, mentega dengan mudah dikenali bila mentega yang

sebagian telah di pres antara lidah dan atap rongga mulut, terasa kasar atau

butir-butir (Anjarsari,2010).

- Ragged boring, mentega pada trier mempunyai tekstur yang kasar dan

(11)

- Spongy atau Weak, mentega yang terlalu mudah meleleh pada suhu kamar.

Hal ini disebabkan karena proses kristalisasi lemak yang kurang cukup.

CCP dari pembuatan mentega terletak pada proses peneumbukkan, hal ini

disebabkan karena mentega dapat terbentuk dengan baik bila penumbukkan

dilakukan dengan baik. Jika penumbukkan kurang sempurna maka mentega akan

sulit terbentuk.

Berdasarkan SNI mentega yang telah dibuat sesuai dengan kategori yang

terdapat dalam tabel SNI. Tidak ada penyimpangan yang terjadi, adapun rasa yang

manis hal itu disebabkan karena pada pembuatan mentega tidak dilakukan

penggaraman.

(12)

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, (2) Saran.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan pembuatan mentega dengan berat basis 200

gram dan berat produk 53 gram maka mempunyai % produk adalah 26,5 %. Hasil

dari pengamatan secara oraganoleptik pada mentega memiliki warna putih gading

rasa khas mentega beraroma khas mentega tekstur lembut dan kenampakannya

menarik.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah percobaan dilakukan

secara higienis dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta harus lebih

teliti dalam penambahan bahan tambahan dan prosedurnya.

(13)

Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta.

Kersani, Cepi. 2011. Pembuatan Mentega.

http://posluhdesdesacijambu.blogspot.com/. Diakses: 20 April 2015.

Ketaren, S. 1986, Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.

Kulinologi. 2011. Better Butter. http://kulinologi.biz/. Diakses: 20 April 2015.

Muchtadi, T.R, dan Sugiyono., 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Saleh, Eniza. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil

Ternak, www.digitallibrary.com. Diakses: 20 April 2015.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Mentega

Diketahui :

(14)

Susu murni = 50 % = x 200 = 100 gram

Whipping cream = 50 % = x 200 = 100 gram

Ditanyakan : % produk ?

Jawab : % produk = x 100 %

= 53 g x 100 % 200 g

= 26,5 %

LAMPIRAN BAHAN DISKUSI

1. Apa fungsi churning pada pembuatan mentega?

Jawab:

Maksud penumbukan adalah supaya lemak susu dipisahkan dari bahan

krim lainnya. Prinsip penumbukan adalah destabilisasi krim, yang merupakan

(15)

dan mengandung titik-titik air sampai 16 % yang terdispersi halus. Pada saat

proses churning alat churning tersebut diputar 60 rpm dan krim dikocok terus

menerus dan terantuk-antuk pada baling-baling, sehingga akhirnya terpisahlah

lemak dari bagian krim lainnya.

2. Apa fungsi emulsifier pada pembuatan mentega?

Jawab:

Berfungsi swbagai pengikat antara lemak dengan air sehingga proses

pembuatan mentega tersebut sulit untuk dipisahkan

3. Jelaskan hal-hal yang mempengaruh tingkat pengadukan krim?

Jawab:

- Waktu pengadukan

- Metode pengadukan

- Keceatan pengadukan

LAMPIRAN KUIS

1. Apa yang dimaksud crumbly, gummy, dan leaky ?

Jawab :

- Crumbly, lemak tidak bersatu, Nampak kering dan mudah pecah

berkeping-keping. Hal ini disebabkan karena pengolahan yang kurang baik - Gummy, mentega melekat pada atap rongga mulut, dan terasa seperti gum.

(16)

susu yang mengandung tinggi gliseridanya mempunyai titik leleh yang

tinggi. Mentega terasa keras, waktu tempering yang lama.

- Leaky, mentega menunjukan adanya butir-butir air pada sampel yang

diambil diatas trier. Mentega tidak mampu menjaga kadar airnya, karena

ukuran butir-butir air yang diperoleh besar-besar. Hal ini disebabkan

proses yang kurang sempurna dalam mereduksi ukuran air, sehingga dapat

terdistribusi merata dalam masa mentega. 2. Tujuan penyaringan pada yoghurt !

Jawab :

Tujuan penyaringan pada yoghurt adalah untuk menyamakan ukuran agar

seragam, serta dapat juga untuk menyaring kotoran yang terdapat pada yoghurt.

3. Sebutkan prinsip pembuatan mentega dan stik susu !

Jawab :

Prinsip percobaan pembuatan mentega berdasarkan penambahan kedudukan

globula lemak yang semula merupakan emulsi lemak dalam air (susu) menjadi

emulsi air dalam lemak sehingga membentuk tekstur yang semi padat

Prinsip percobaan pembuatan stick susu berdasarkan koagulasi kasein

dengan penambahan asam dan pemanasan, serta berdasarkan pencampuran

adonan hingga kalis.

4. Kisaran % over run ?

Jawab :

Kisaran % over run pada es krim adalah sekitar 80% - 100%

5. Tuliskan diagram alir pembuatan mayonaise !

(17)

Gambar Diagram alir pembuatan mayonaise

LAMPIRAN SNI

Syarat Mutu Mentega

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1

(18)

5 Garam dapur (NaCl) mg/kg Maks 4 6

Gambar

Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Mentega
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Mentega
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mentega
Gambar Diagram alir pembuatan mayonaise

Referensi

Dokumen terkait