HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari penelitian yang telah dilaksanakan mengenai hasil dan mutu jagung
manis dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium dikemukakan bahwa
berdasarkan hasil analisis secara statistik diketahui tidak terdapat pengaruh
signifikan terhadap parameter pertumbuhan, hasil dan mutu jagung manis.
Adapun hasil analisis sidik ragam terhadap parameter yang diamati
dikemukakan sebagai berikut :
Tinggi Jagung Manis (cm)
Data Tinggi Jagung Manis umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dan hasil
statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 1 – 8. Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi
antara kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Tinggi Jagung
Manis pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam. Respons Tinggi Jagung Manis
Tabel 1. Tinggi Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium Pada Umur 2,4,6 Dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST)
Pupuk Kandang Ayam/ Pupuk Kalium
Umur Pengamatan
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jagung manis tertinggi akibat
pemberian pupuk kandang ayam dan kalium pada umur 2 dan 4 minggu setelah
tanam dijumpai pada perlakuan A3K0, tetapi pada umur 6 dan 8 minggu setelah
Pertumbuhan Tinggi Jagung Manis terendah akibat pemberian pupuk kandang
ayam dan kalium pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dijumpai pada
perlakuan A1K0 walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.
Luas Daun (cm2
Data Luas Daun umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dan hasil statistik
sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9 – 16. Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi
antara kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Luas Daun pada
umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam. Respons Luas Daun pada setiap aplikasi
pupuk kandang ayam dan kalium dapat dilihat pada Tabel 2. )
Tabel 2 menunjukkan bahwa Luas Daun jagung manis tertinggi akibat
pemberian pupuk kandang ayam dan kalium pada umur 2 minggu setelah tanam
dijumpai pada perlakuan A2K0, pada umur 4 minggu setelah tanam dijumpai pada
perlakuan A2K1, pada umur 6 minggu setelah tanam dijumpai pada perlakuan A1K2
dan pada umur 8 minggu setelah tanam Luas Daun jagung manis tertinggi dijumpai
pada perlakuan A1K1. Sedangkan Luas Daun jagung manis terendah akibat
pemberian pupuk kandang ayam dan kalium pada umur 2 dan 4 minggu setelah
tanam dijumpai pada perlakuan A3K2, pada umur 6 minggu setelah tanam dijumpai
pada perlakuan A3K0 dan pada umur 8 minggu setelah tanam dijumpai pada
Tabel 2. Luas Daun Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium Pada Umur 2,4,6 Dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST)
Pupuk Kandang Ayam/ Pupuk Kalium
Umur Pengamatan
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf
5% berdasarkan uji jarak Duncan. Bobot Kering (gram)
Data Bobot Kering jagung manis umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah
tanam dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17 – 24.
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang
berpengaruh nyata terhadap Bobot Kering jagung manis pada umur 2, 4, 6 dan 8
minggu setelah tanam. Respons Bobot Kering jagung manis pada setiap aplikasi
pupuk kandang ayam dan kalium dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan bahwa Bobot Kering jagung manis tertinggi akibat
pemberian pupuk kandang ayam dan kalium pada umur 2 minggu setelah tanam
dijumpai pada perlakuan A2K0, pada umur 4 dan 6 minggu setelah tanam dijumpai
pada perlakuan A3K0 dan pada umur 8 minggu setelah tanam dijumpai pada
perlakuan A3K3. Sedangkan Luas Daun jagung manis terendah akibat pemberian
pupuk kandang ayam dan kalium pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dijumpai
pada perlakuan A3K2, pada umur 6 minggu setelah tanam dijumpai pada perlakuan
A1K2 dan pada umur 8 minggu setelah tanam dijumpai pada perlakuan A3K1
Tabel 3. Bobot Kering Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium Pada Umur 2,4,6 Dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST)
Pupuk Kandang Ayam/ Pupuk Kalium
Umur Pengamatan
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf
Laju Tumbuh Relatif (mg.cm2.hari -1
Data Laju Tumbuh Relatif 1 (4-2), Laju Tumbuh Relatif 2 (6-4) dan
Laju Tumbuh Relatif 3 (8-6) dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat pada
Lampiran 25-30. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk kandang ayam dan kalium tidak berpengaruh nyata terhadap Laju
Tumbuh Relatif 1 (4-2) dan Laju Tumbuh Relatif 2 (6-4). Sedangkan pada Laju
Tumbuh Relatif 3 (8-6) berpengaruh nyata akibat perlakuan pupuk kandang
ayam, tetapi tidak berpengaruh nyata akibat perlakuan pupuk kalium.
Selanjutnya interaksi antara kedua perlakuan tersebut juga tidak menunjukan
pengaruh yang nyata terhadap Laju Tumbuh Relatif 1 (4-2) dan Laju Tumbuh
Relatif 2 (6-4), tetapi berpengaruh nyata pada Laju Tumbuh Relatif 3 (8-6).
Respons Laju Tumbuh Relatif pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan
kalium dapat dilihat pada Tabel 4. )
Tabel 4 menunjukkan bahwa Laju Tumbuh Relatif jagung manis
tertinggi akibat pemberian pupuk kandang ayam dan kalium dijumpai pada
perlakuan A3K1 dan Laju Tumbuh Relatif jagung manis terendah dijumpai
Tabel 4. Laju Tumbuh Relatif Jagung Manis Umur 2 – 8 Minggu Setelah Tanam Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium.
Pupuk Kandang Ayam/ Pupuk Kalium
Laju Tumbuh Realtif
1 (4-2) 2 (6-4) 3 (8-6)
Laju Asimilasi Bersih (mg cm2.hari-1
Data Laju Asimilasi Bersih 1 (4-2), Laju Asimilasi Bersih 2 (6-4), Laju
Asimilasi Bersih 3 (8-6) dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat pada
Lampiran 31 – 36. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium tidak berpengaruh nyata terhadap
Laju Asimilasi Bersih 1 (4-2) dan Laju Asimilasi Bersih 2 (6-4). Sedangkan
pada Laju Asimilasi Bersih 3 (8-6) berpengaruh nyata akibat perlakuan pupuk
kandang ayam, tetapi tidak berpengaruh nyata akibat perlakuan pupuk kalium.
Selanjutnya interaksi antara kedua perlakuan tersebut juga tidak menunjukkan
pengaruh nyata terhadap Laju Asimilasi Bersih 1 (4-2) dan Laju Asimilasi
Bersih 2 (6-4), tetapi berpengaruh nyata pada Laju Asimilasi Bersih 3 (8-6).
Respons Laju Asimilasi Bersih pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan
kalium dapat dilihat pada Tabel 5. )
Tabel 5 menunjukkan bahwa Laju Asimilasi Bersih jagung manis
tertinggi akibat pemberian pupuk kandang ayam dan kalium dijumpai pada
perlakuan A1K2 dan Laju Tumbuh Relatif jagung manis terendah dijumpai
Tabel 5. Laju Asimilasi Bersih Jagung Manis Umur 2 – 8 Minggu Setelah Tanam Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium.
Pupuk Kandang Ayam/ Pupuk Kalium
Laju Asimilasi Bersih
1 (4-2) 2 (6-4) 3 (8-6)
Serapan Kalium (mg)
Data Serapan Kalium dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat pada
Lampiran 37 – 38. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi antara kedua
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Serapan Kalium. Respons
Serapan Kalium pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan kalium dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Serapan Kalium Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- mg ---
A0 A1 A2 A3
151,06 139,40 139,05 151,61
144,53 158,37 146,03 121,57
144,46 125,87 137,87 136,49
143,15 148,56 126,16 158,86
145,80 143,08 137,28 142,13 Rataan 145,28 142,62 136,20 144,18
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 6 menunjukkan bahwa Serapan Kalium jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K0 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A2, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K2
Kadar Kalium Jaringan Tanaman (%)
Data Kadar Kalium dalam jaringan tanaman dan hasil statistik sidik ragam
dapat dilihat pada Lampiran 39 – 40. Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi
antara kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Kadar
Kalium dalam jaringan tanaman. Respons Kadar Kalium dalam jaringan
tanaman pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan kalium dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Kadar Kalium Jaringan Tanaman Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- % ---
A0 A1 A2 A3
7,39 6,82 6,80 7,41
7,07 7,74 7,14 5,94
7,06 6,16 6,74 6,67
7,00 7,26 6,17 7,77
7,13 7,00 6,71 6,95
Rataan 7,01 6,94 6,52 7,07
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 7 menunjukkan bahwa Kadar Kalium jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K3 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A2, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K2
Panjang Tongkol (cm)
Data Panjang Tongkol jagung manis dan hasil statistik sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 41 – 42. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi antara kedua
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Panjang Tongkol. Respons
Panjang Tongkol jagung manis pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan
kalium dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Panjang Tongkol Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium.
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- cm --- A0
A1 A2 A3
22,33 21,87 22,00 22,53
22,80 22,80 23,00 22,67
23,27 22,60 22,93 21,47
22,20 22,40 21,80 22,53
22,65 22,42 22,43 22,30
Rataan 22,18 22,82 22,57 22,23
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 8 menunjukkan bahwa panjang tongkol jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K1 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A3, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K0
Bobot Tongkol (gr)
Data Bobot Tongkol jagung manis dan hasil statistik sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 43 – 44. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi antara kedua
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Bobot Tongkol jagung
manis. Respons Bobot Tongkol pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan
kalium dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Bobot Tongkol Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- gram --- A0
A1 A2 A3
189,77 183,40 195,37 242,47
212,80 222,30 198,57 184,13
249,30 211,30 206,20 202,63
219,63 211,03 177,17 196,50
217,88 207,01 194,33 206,43 Rataan 201,75 204,45 207,36 201,08
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 9 menunjukkan bahwa Serapan Kalium jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K2 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A2, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K0
Jumlah Biji per Baris (butir)
Data jumlah biji per baris dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat
pada Lampiran 45 – 46. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi antara kedua
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per baris.
Respons jumlah biji per baris jagung manis pada setiap aplikasi pupuk kandang
ayam dan kalium dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Biji Per Baris Jagung Manis Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium.
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- butir --- A0
A1 A2 A3
33,60 32,60 32,67 34,53
35,27 34,27 35,83 31,87
37,17 33,80 33,40 33,67
35,70 31,07 31,40 32,53
35,43 32,88 33,33 33,15
Rataan 33,30 34,31 34,51 32,68
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 10 menunjukkan bahwa Serapan Kalium jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K2 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A1, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K3
Indeks Panen (%)
Data Indeks Panen dan hasil statistik sidik ragam dapat dilihat pada
Lampiran 47 – 48. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksi antara kedua
perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap Indeks Panen. Respons
Indeks Panen pada setiap aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk kalium dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Indeks Panen Jagung Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium
Pupuk Kandang Ayam/
Pupuk Kalium K0 K1 K2 K3 Rataan
--- % --- A0
A1 A2 A3
55,77 56,52 58,86 58,21
59,94 58,31 57,40 60,32
63,45 62,31 60,13 59,11
60,22 58,65 58,41 54,26
59,84 58,95 58,70 58,85
Rataan 58,21 58,99 61,25 57,89
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Tabel 11 menunjukkan bahwa Serapan Kalium jagung manis tertinggi
akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada perlakuan A0, sedangkan
pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K1 dan Serapan Kalium
jagung manis terendah akibat pemberian pupuk kandang ayam dijumpai pada
perlakuan A2, sedangkan pada pemberian kalium dijumpai pada perlakuan K3
Kadar Gulal Total (%)
Pada perlakuan setiap aplikasi kombinasi pupuk kandang ayam dan kalium,
diperoleh nilai Kadar Gula total yang berbeda. Respons Kadar Gula total pada setiap
aplikasi pupuk kandang ayam dan kalium dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12 menunjukkan bahwa total gula jagung manis tertinggi akibat
pemberian pupuk kandang ayam dan kalium dijumpai pada perlakuan A0K2
dan Kadar Gula jagung manis terendah dijumpai pada perlakuan A0K1.
Tabel 12. Total Gula pada Setiap Taraf Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Kalium.
Pupuk kandang ayam/
pupuk kalium Total gula
--- % ---
A0K0 A0K1 A0K2 A0K3 A1K0 A1K1 A1K2 A1K3 A2K0 A2K1 A2K2 A2K3 A3K0 A3K1 A3K2 A3K3
10,23 5,54 18,22 13,03 9,57 8,64 10,29 11,59 7,98 12,76
8,64 10,08
PEMBAHASAN
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium secara statistik
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, Luas Daun, Bobot
Kering tanaman, Serapan Kalium, Kadar Kalium dalam jaringan, Panjang
Tongkol, Bobot Tongkol, jumlah biji per baris dan Indeks Panen pada berbagai
tahap pengamatan. Kondisi ini diduga akibat faktor lingkungan tumbuh jagung
manis yang tidak optimum. Sifat kimia tanah pada lokasi penelitian memiliki
tingkat kesuburan kimia yang rendah, hal ini terlihat dari hasil analisis tanah,
yang mana pH tanah berada pada kriteria masam, yakni 5.37, N-total tanah
rendah yakni 0,11%, kandungan P2O5 sedang yakni 20.18 dan K-dd rendah
yakni 0.15 serta K2
Rendahnya tingkat kesuburan tanah yang terdapat pada lokasi penelitian
dikarenakan tanah ini tergolong dalam jenis tanah ultisol yang merupakan tanah
mineral masam yang telah mengalami pelapukan lanjut (Litbang Pertanian,
2006). Disamping itu curah hujan dilokasi penelitian termasuk tinggi, sehingga
selain mengakibatkan tanah menjadi masam juga terjadi pencucian unsur hara
terutama hara yang kelarutannya tinggi seperti nitrogen dan kalium.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pemberian kalium belum dapat diserap O rendah yakni 0.01, keadaan ini dapat menjadi faktor
secara optimal sehingga belum menunjukkan respons yang signifikan. Curah
hujan dilokasi penelitian selama 6 bulan disajikan pada Tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13. Curah Hujan Bulanan Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan Polonia Tahun 2012.
Curah Hujan/Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
--- mm ---
278.8 160.2 255.3 333.8 234.8 270.2
Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa curah hujan pada waktu penelitian
dilaksanakan tergolong tinggi yakni lebih besar dari 200 mm/bulan. Keadaan ini
memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan jagung manis karena dapat
menimbulkan kejenuhan akar serta mengakibatkan terjadinya pencucian unsur
hara terutama nitrogen dan kalium sehingga ketersediaan bagi tanaman menjadi
rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Putra, et al (2010), kehilangan kalium
akibat pencucian dan erosi cukup besar sehingga menganggu pertumbuhan
tanaman. Selain itu, air yang berlebihan dapat mengubah berbagai proses kimia
dan biologis dalam tanah yang membatasi jumlah oksigen sehingga akar jagung
tidak dapat melaksanakan respirasi normal aerob tetapi terjadi respirasi anaerob.
Keadaan seperti ini akan dapat mengganggu pertumbuhan jagung manis
(Tjingor’s, 2009).
mengakibatkan pemberian kalium belum optimal sehingga tanaman tidak
menunjukkan respons yang signifikan secara statistik terhadap semua parameter
yang diamati. Berkaitan dengan hal ini, Wang et all (2013) mengemukakan
bahwa kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung
meningkatkan pertumbuhan, memperluas pertumbuhan akar dan Luas Daun.
Selain itu rendahnya status hara nitrogen yakni 0,11% juga berdampak terhadap
pertumbuhan jagung manis. Berkaitan dengan keberadaan unsur nitrogen,
Liferdi (2010) dan Laude dan Tambing (2010) mengemukakan bahwa manfaat
dari nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif,
serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan
persenyawaan lain. Hal senada juga dikemukakan
Ketersediaan hara makro utama dalam tanah sangat ditentukan oleh pH
yang mana nitrogen tersedia pada pH 5.5 – 8.5, fosfor pada pH 5.5 - 7.5
sedangkan K pada pH 5.5 – 10 (Mirza, 2013). Untuk menunjang pertumbuhan
dan produksi, tanaman membutuhkan suplai hara yang cukup selama
pertumbuhannya.
Pranata (2010) bahwa zat
hijau daun yang terbentuk oleh nitrogen berperan membantu proses fotosintesis.
Proses immobilisasi nitrogen dan kalium menunjukkan bahwa unsur hara
tersebut belum tersedia dalam jumlah yang cukup didalam tanah sehingga
Pada parameter Laju Tumbuh Relatif (LTR) dan Laju Asimilasi Bersih
(LAB) secara umum tidak terdapat pengaruh signifikan akibat perlakuan pupuk
kandang ayam dan kalium baik pada LTR 1, LTR 2, LAB 1 maupun LAB 2,
tetapi berpengaruh nyata pada LTR 3 dan LAB 3 akibat perlakuan pupuk
kandang ayam dan interaksi antara pupuk kandang ayam dengan kalium. Hal ini
diduga bahwa pada awal pertumbuhan tanaman yakni pengamatan LTR 1, LTR
2, LAB 1 dan LAB 2 keberadaan pupuk kandang ayam dan kalium belum
tersedia dalam komposisi yang tepat untuk memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman. Namun pengaruh pupuk kandang ayam dan kalium, baru terlihat pada
akhir pengamatan yakni LTR 3 dan LAB 3. Disamping itu seiring
bertambahnya umur tanaman maka indeks Luas Daun juga semakin meningkat
dan terlihat banyak daun yang saling melindungi sehingga memacu tanaman
dalam memanfaatkan radiasi matahari. Laju Tumbuh Relatif adalah
peningkatan Bobot Kering tanaman dalam suatu interval waktu tertentu,
sedangkan Laju Asimilasi Bersih menunjukkan kemampuan tanaman untuk
meningkatkan berat kering pada setiap luasan daun.
Nilai Laju Tumbuh Relatif dan Laju Asimilasi Bersih erat kaitannya
dengan efesiensi cahaya oleh daun, dalam hal ini Luas Daun dan Laju Asimilasi
Bersih akan mempengaruhi Laju Tumbuh Relatif. Peningkatan Luas Daun yang
yang diterima oleh luasan daun maka kecepatan asimilasi CO2 meningkat yang
mengakibatkan nilai Laju Asimilasi Bersih tinggi. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Herlina (2011), LajuAasimilasi Bersih berhubungan dengan indeks
Luas Daun dan cahaya matahari. Daun yang menerima cahaya matahari lebih
banyak mampu menghasilkan fotosintat yang tinggi. Semakin banyak cahaya
matahari diterima daun semakin tinggi pula Laju Asimilasi Bersih.
Kadar Gula total tertinggi dalam penelitian ini diperoleh pada perlakuan
A0K2 yaitu 18,22 % dan terendah diperoleh pada perlakuan A0K1 yaitu 5.54%.
Hal ini menunjukkan bahwa pupuk kalium lebih berperan terhadap peningkatan
KESIMPULAN
Pemberian pupuk kandang ayam dan kalium secara umum belum
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil dan mutu
jagung manis. Peningkatan pertumbuhan jagung manis secara signifikan hanya
terlihat pada perlakuan pupuk kandang ayam terhadap parameter Laju Asimilasi
Bersih dan Laju Tumbuh Relatif. Pemberian pupuk kandang ayam 20 ton/ha
dan kalium 90 Kg K2O/ha memberikan nilai tertinggi Laju Tumbuh Relatif
sebesar 0,68 mg cm2.hari_1 dan Pemberian pupuk kandang ayam 10 ton/ha dan
kalium 120 Kg K2O/ha memberikan nilai tertinggi Laju Asimilasi Bersih
sebesar 0,0220mg cm2.hari_1.
SARAN
Pemberian pupuk kandang ayam belum menunjukkan respons terhadap
peningkatan produksi dan mutu jagung manis. Terdapat kecenderungan
peningkatan kadar gula (mutu) jagung manis sejalan dengan penambahan