• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dan Mutu Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dengan perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Kalium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hasil dan Mutu Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dengan perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Kalium"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Jagung

Jagung mempunyai daya adaptasi yang luas dan relatif mudah

dibudidayakan, sehingga komoditas ini ditanam oleh petani di Indonesia pada

lingkungan fisik dan sosial ekonomi yang sangat beragam. Jagung dapat

ditanam pada lahan kering, lahan sawah, lebak, dan pasang-surut, dengan

berbagai jenis tanah, pada berbagai tipe iklim, dan pada ketinggian tempat 0–

2.000 m dari permukaan laut. Meskipun demikian, setiap tanaman dalam proses

hidupnya selalu membutuhkan syarat tumbuh, demikian pula dengan tanaman

jagung. Persyaratan tumbuh yang sesuai diharapkan dapat menunjang tingkat

produksi tanaman. Umumnya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

adalah faktor iklim dan tanah. Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman meliputi : sinar matahari, curah hujan, kelembaban, suhu udara dan

angin.

Sinar Matahari

Radiasi matahari mempengaruhi organisme melalui energi yang

dikandungnya dan diabsorbsi tanaman. Oleh sebab itu, radiasi merupakan salah

satu faktor lingkungan terpenting dan mempengaruhi proses fotosintesis yang

merupakan hal pokok dalam metabolisme tanaman. Jagung merupakan tanaman

(2)

dapat berakibat pada terganggunya proses metabolisme yang berimplikasi

kepada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya sintesis karbohidrat (Murty,

et. al, 1992). Pada tempat-tempat yang ternaungi, pertumbuhan jagung akan

terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak mampu

membentuk buah (Najiyati dan Danarti, 1999).

Curah Hujan

Curah hujan merupakan faktor iklim yang selalu berubah-ubah dan sulit

diramalkan. Setiap daerah memiliki pola curah hujan yang berbeda sehingga

jumlah sepanjang tahun berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Berdasarkan distribusinya, Oldeman et al (1980) membagi pola curah hujan

menjadi tiga tipe yaitu (1) curah hujan merata sepanjang tahun dan tidak jelas

perbedaan antara musim hujan dan musim kering, (2) pola curah hujan

monomodal yaitu dalam satu tahun hanya terdapat satu bulan yang curah

hujannya tertinggi ataupun terendah, namun jelas adanya musim kering dan

musim hujan (3) pola curah hujan bimodal yaitu dalam satu tahun terjadi dua

kali periode dengan curah hujan tinggi dan diantaranya terdapat musim kering.

Jagung merupakan tanaman dengan tingkat penggunaan air sedang, berkisar

antara 100 – 200 mm/bulan. Curah hujan paling optimum adalah sekitar 100 –

125 mm/bulan dengan distribusi yang merata. Ketepatan pemberian air sesuai

dengan tingkat pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap produksi. FAO

(3)

adanya pengairan dibagi menjadi lima fase yaitu fase pertumbuhan awal

(selama 15 – 25 hari), fase vegetatif (25 – 40 hari), fase pembungaan (15 – 20

hari), fase pengisian biji (35 – 45 hari) dan fase pematangan (10 – 25 hari).

Frekuensi dan kedalaman pemberian air dan curah hujan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap hasil jagung. Tanaman jagung lebih toleran

terhadap kekurangan air pada fase vegetatif dan fase pematangan. Penurunan

hasil terbesar terjadi apabila tanaman mengalami kekurangan air pada fase

pembungaan, pada saat terjadi proses penyerbukan, pada fase pengisian biji

juga dapat menurunkan hasil secara nyata akibat mengecilnya ukuran biji.

Penurunan hasil tersebut disebabkan oleh kekurangan air yang mengakibatkan

terhambatnya proses pengisian biji karena bunga betina/tongkol mengering,

sehingga jumlah biji dalam tongkol berkurang. Kekurangan air pada fase

vegetative dan fase pemasakan sangat kecil pengaruhnya terhadap hasil

tanaman (Aqil, et. al., 2007).

Suhu/temperatur

Suhu berpengaruh langsung pada proses fotosintesis, respirasi, permeabilitas

dinding sel, absorbsi air dan hara, transpirasi, aktivitas enzim dan koagolasi

protein. Untuk syarat pertumbuhannya, jagung menghendaki kisaran suhu 21°C

– 30°C dengan suhu optimum 23°C – 27°C. Barnito (2009) mengemukakan

(4)

suhu yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan,

sehingga akan menurunkan produksi.

Kelembaban Udara

Kelembaban udara nisbi tidak banyak berpengaruh terhadap

pertumbuhan jagung, asalkan air tersedia dalam tanah cukup. Kisaran

kelembaban nisbi adalah 60 – 80%, tetapi pada nilai kelembaban nisbi rendah

dan jika air tersedia dalam tanah terbatas akan berpengaruh terhadap hasil,

seperti yang dikemukakan Grubben dan Sutarya (1995) bahwa persediaan air

tanah yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil

dan mempengaruhi perkembangan klobot dan pengisian biji.

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam merupakan salah satu jenis pupuk organik yang

mudah didapatkan dan sering digunakan dalam budidaya pertanian. Menurut

Widodo (2008), pupuk kandang ayam berperan dalam memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Bila dibandingkan dengan bahan

organik lainnya, pupuk kandang ayam memiliki kandungan nitrogen cukup

tinggi yakni 2.6%, fosfor 2.9% dan 3.4% kalium dengan perbandingan C/N

ratio 8.3 (Zakaria dan Vimala, 2002). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian

Sutejo (2002) yang mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung

(5)

lanjut dikemukakan bahwa kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam

lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat.

Pupuk kandang ayam memiliki sifat yang alami dan tidak merusak

tanah, menyediakan unsur hara makro dan mikro (Syekhfani, 2000). Disamping

itu pupuk kandang ayam berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air,

aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki

struktur tanah. Uraian diatas memperlihatkan bahwa peranan pupuk kandang

ayam sangat besar dalam meningkatkan kesuburan tanah, dan akan menentukan

produktivitas tanah serta dapat meningkatkan hasil dan mutu tanaman pertanian.

Pupuk Kalium

Kalium merupakan hara makro bagi tanaman yang dibutuhkan dalam

jumlah banyak setelah Nitrogen dan fospor serta memegang peranan penting

sebagai agen katalis dalam proses metabolisme tanaman, seperti: (1)

meningkatkan aktivasi enzim, (2) mengurangi kehilangan air transpirasi melalui

pengaturan stomata, (3) meningkatkan produksi adenosine triphosphate (ATP),

(4) membantu translokasi asimilat, dan (5) meningkatkan serapan N dan sintesis

protein (Hanafiah, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Sanjaya (2002) Aplikasi kalium pada

jagung manis dapat meningkatkan bobot tongkol yang dihasilkan dan

meningkatkan rasa kemanisannya. Didalam tubuh tanaman, unsur kalium

(6)

enzim dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dan kandungan gula pada

tongkol dapat terjadi dengan cara mengefisiensi proses fotosintesis pada

tanaman dan meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian tongkol. Laju

pertumbuhan tongkol sebagai dasar kekuatan organ pengguna dan penampung

hasil fotosintat sangat ditentukan oleh kalium. Disamping itu kalium juga dapat

mencegah transportasi gula yang tidak normal dari daun ke biji. Selain itu unsur

kalium juga mempunyai peranan dalam mengatur tata air didalam sel dan

transfer kation melewati membran.

Bila ketersediaan kalium tanah rendah maka pertumbuhan tanaman

terganggu dan tanaman akan memperlihatkan gejala kekahatan. Respon pertama

akan diperlihatkan oleh akar, diikuti oleh batang, tangkai daun dan lembaran

daun serta akhirnya buah. Kekurangan kalium menunjukkan gejala pada ujung

daun bagian bawah menguning dan mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir

daun. Meskipun kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang

dihasilkannya kecil, ujungnya meruncing dan biji tidak melekat kuat pada

tongkolnya serta pembentukan pati dan gula tidak sempurna sehingga hasil dan

mutu jagung manis menjadi rendah.

Tanah

Tanah merupakan suatu lingkungan untuk pertumbuhan tanaman yang sangat

kompleks. secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya

(7)

udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi

dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif

dalam penyediaan hara bagi tanaman serta secara integral mampu menunjang

produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman

pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Hanafiah,2007).

Jagung dapat ditanam di hampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya

subur, gembur dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, aerasi, dan

pengelolaan yang baik akan membantu keberhasilan usaha tanaman jagung.

Walaupun toleran terhadap berbagai jenis tanah, namun tanaman jagung akan

tumbuh lebih baik pada tanah yang bertekstur lempung (lempung berdebu atau

berpasir) dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik serta cukup

air (AAK, 1996).

Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk pertumbuhan

jagung di Indonesia adalah antara 5.5 – 7.5, sedangkan yang paling baik adalah

pH 6.8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5) pertumbuhan

tanaman jagung kurang baik, hal ini bisa disebabkan karena keracunan ion-ion

alumanium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih dapat tumbuh baik

(8)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan dikebun percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan dengan jenis tanah ultisol

dengan analisis tanah awal adalah pH (5.37), N-Total (0.11%), P-Bray II (20.18

ppm), K-dd (0.15me), K2

Bahan dan Alat

O (0.01%). Pelaksanaan penelitian pada bulan

Agustus sampai bulan November 2012.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih jagung manis

hibrida Sugar 75 produksi PT. Syngenta Indonesia, pupuk kandang ayam,

pupuk kalium dalam bentuk KCl (60% K2O), Urea, TSP. dan pestisida.

Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah alat pengolah tanah, tugal, ajir, leaf

area meter, meteran, gembor, timbangan dan oven.

Model Rancangan

Penelitian ini dilaksanakan dilapangan dengan menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu :

Faktor pertama adalah aplikasi pupuk kandang ayam dengan simbol A terdiri dari 4

taraf yaitu :

A0 = Tanpa pupuk kandang

A1 = 10 ton/ha pupuk kandang ayam, setara 6 kg/plot

(9)

A3 = 20 ton/ha pupuk kandang ayam, setara 12 kg/plot

Faktor kedua adalah aplikasi pupuk kalium, dengan simbol K terdiri dari 4 taraf yaitu

:

K0 = Tanpa kalium

K1 = 90 kg K2

K2 = 120 kg K

O/ha, setara dengan 90 gram KCl/plot

2

K3 = 150 kg K

O /ha, setara dengan 120 gram KCl/plot

2

Dengan demikian diperoleh 16 kombinasi perlakuan dan setiap

kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 48 petak percobaan.

Jumlah sampel perplot 17 tanaman dengan 12 sampel destruktif dan 5 sampel

non destruktif diukur hingga panen. Berdasarkan perlakuan diatas, maka

kombinasi perlakuan dapat digambarkan sebagai berikut : O /ha, setara dengan 150 gramKCl/plot

A0K0 A1K0 A2K0 A3K

Data hasil pengamatan diolah dalam anova untuk masing-masing

peubah. Jika terdapat pengaruh yang nyata atau sangat nyata terhadap peubah

(10)

Metode Analisis Data

Percobaan ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

dengan model matematis sebagai berikut :

Yijk

Dimana :

= µ + βi + Aj + Kk + (AK)jk + εijk.

Yijk : Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan pupuk kandang ayam ke j dan faktor perlakuan pupuk kalium taraf ke-k

µ : Rata-rata umum nilai pengamatan

β : Pengaruh kelompok ke i (i = 1,2,3 dan 4)

Aj : Pengaruh pupuk kandang ke j (j=1,2,3 dan 4)

Kk : Pengaruh pupuk kalium ke k (k=1,2,3 dan 4)

(KJ)jk : Pengaruh interaksi antara pupuk kandang ayam dan kalium.

εijk : Pengaruh galat

PELAKSANAAN PENELITIAN Analisis Tanah

Sebelum lahan dipersiapkan untuk penanaman, terlebih dahulu dilakukan

analisis tanah pada lahan percobaan. Sampel tanah diambil secara acak, lalu

dikompositkan dan dikering anginkan. Pelaksanaan analisis tanah dilakukan di

(11)

Persiapan lahan

Lahan untuk penanaman dibabat dan kemudian dicangkul serta

dibersihkan dari rerumputan dan sisa-sisa tanaman yang mengganggu.

Pengolahan tanah dilakukan dua kali. Pengolahan pertama yaitu dicangkul

sedalam kira-kira 20 – 30 cm, lalu digemburkan, setelah dibersihkan dari

sisa-sisa tanaman lalu diratakan. Pengolahan kedua, tanah digemburkan dengan cara

memecahkan hasil olahan tanah pertama sekaligus dilakukan pembuatan petak

percobaan dengan ukuran 2 x 3 m. Jarak antar petak 50 cm serta jarak antar

ulangan 1 m.

Perlakuan Benih

Benih yang akan ditanam, terlebih dahulu dilakukan seed treatment dengan

merendam benih jagung manis dalam larutan fungisida Acrobat 50 WP dengan

konsentrasi 2 gr/liter air, tujuannya untuk mencegah serangan penyakit bulai

yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menugal sedalam 5 cm, kemudian

diisi dua benih jagung manis pada setiap lubang dengan jarak tanam 50 x 30

cm. Setelah tanaman berumur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan

(12)

Pemupukan

Pupuk kalium dan pupuk kandang ayam diberikan sesuai dengan takaran yang

telah ditetapkan. Aplikasi pupuk kandang ayam dilakukan 2 minggu sebelum

tanam, sedangkan kalium diberikan 3 kali, 1/3 bagian diberikan pada umur 2

minggu setelah tanam, 1/3 bagian diberikan pada umur 30 hari setelah tanam

dan 1/3 bagian lagi diberikan pada umur 45 hari setelah tanam. Cara pemberian

dilakukan dengan cara menanam disamping tanaman dengan jarak 5 cm.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

mencakup penyulaman, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit serta

pengendalian gulma. Pemeliharaan dilakukan bertujuan untuk memberikan

ruang tumbuh yang lebih baik bagi tanaman.

Panen

Pemanenan dilakukan pada saat tongkol masak dan biji telah terisi penuh atau

tanaman berumur 70 hari setelah tanam yang ditandai dengan kelobot berwarna

(13)

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap komponen tumbuh dan komponen hasil

tanaman yang terdiri dari :

Tinggi tanaman (cm).

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan 4 kali yakni 2, 4, 6 dan 8 minggu

setelah tanam (MST) pada 5 tanaman sampel non destruktif dengan mengukur batang

dimulai dari leher akar sampai ujung daun tertinggi setelah diluruskan.

Luas daun (cm2

Total luas daun diukur dengan menggunakan leaf area meter pada 3 tanaman

sampel destruktif umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST).

).

Bobot kering jagung (g)

Penimbangan bobot kering tanaman dilakukan setelah tanaman dikeringkan dengan

menggunakan oven pada suhu 70°C sampai bobotnya stabil. Pengukuran bobot

kering tanaman termasuk bagian akar, batang dan daun dilakukan pada 3 tanaman

sampel destruktif pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST).

(14)

Laju Tumbuh Relatif (LTR) atau Relative Growth Rate (RGR) ditentukan

Pengukuran LTR dilakukan pada 3 tanaman sampel destruktif umur 2, 4, 6 dan 8

minggu setelah tanam (MST).

Laju Asimilasi Bersih (Kg)

Laju Assimilasi Bersih (LAB) atau Net Assimilation Rate (NAR) dinyatakan

sebagai peningkatan bobot kering tanaman untuk setiap satuan luas daun selama

waktu tertentu. Nilai LAB dihitung dengan rumus:

(15)

Pengukuran LAB dilakukan pada 3 tanaman sampel destruktif pada umur 2, 4, 6 dan 8

minggu setelah tanam (MST)

Serapan Kalium (Mg)

Untuk mengetahui serapan kalium tanaman dilakukan analisis kadar K di

laboratorium dengan metode destruksi kering. Analisis serapan K dilakukan pada

umur 8 minggu setalah tanam, dihitung dengan rumus :

Serapan K = kadar kalium dalam jaringan x bobot kering tanaman.

Kadar Kalium Jaringan Tanaman (%)

Analisis kadar kalium dalam jaringan tanaman dilakukan pada saat

tanaman berbunga dan daun yang ambil untuk sampel adalah daun ke 5,6 dan

7. Lalu daun diekstrak dan dinalisa di dilaboratorium.

Panjang tongkol (cm)

Pengukuran panjang tongkol dilakukan pada saat panen dengan mengukur

panjang tongkol dari masing-masing tanaman sampel.

Bobot tongkol (g)

Bobot tongkol dihitung dengan menimbang tongkol pertanaman sampel pada

saat panen.

Jumlah biji perbaris (butir)

(16)

Indeks panen (%)

Indeks panen merupakan total hasil produksi segar per tanaman dibagi total

bobot kering per tanaman secara keseluruhan dengan persamaan sebagai berikut :

��=��

��� 100%

Dimana EY = Economic yield

BY = Biological yield

Kadar gula total (%)

Penentuan kadar gula total dalam biji dilakukan di laboratorium dengan

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI ALGEBRATOR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PERSAMAAN GARIS. LURUS SISWA MTs DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG

(3) Arsip yang tercipta pada lembaga negara, pemerintahan daerah, dan perguruan tinggi negeri yang berkaitan dengan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) wajib

25 Mina Wuwu Demen, Sriharjo, Imogiri, Bantul induk lele 2 paket. 26 Mino Lestari Kediwung, Mangunan, Dlingo induk lele

Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi

[r]

Pendidikan Karakter dalam Tafsir Al-Huda mentransmisikan nilai-nilai budi pekerti Jawa yang merupakan akumulasi dari cipta-rasa- karsa yang dilandasi kegiatan berpikir atau olah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dan penerapan media teka-teki silang dan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS

*Keterangan: Siswa sedang berlatih menyanyikan tembang dolanan.. TurnapeL