ANALISIS PENGARUH BANK-SPECIFIC DAN MACROECONOMIC
INDICATOR TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Diajukan Oleh :
ALBAR NAMURATA ARARIAN TOBING 1310522021
PROGRAM STUDI S1 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judulPengaruh Analisis Pengaruh Bank-Specific dan Macroeconomic Indicator Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari tahap awal sampai pada tahap akhir penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi:
1. Bapak/Ibu Dr. Harif Amali Rivai, S.E, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas yang telah memberikan dukungan kepada saya menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas;
2. Bapak/Ibu selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Bapak/Ibu Dr. Verinita, SE, M.Siselaku Sekretaris Jurusan Manajemen yang telah menfasilitasi dari tahap penulisan proposal hingga pelaksanaan seminar hasil;
3. Bapak/IbuHendra Lukito, SE, MM.PhD, selaku Kepala Program Studi S1 Jurusan Manajemen yang telah menfasilitasi dari tahap penulisan proposal hingga pelaksanaan seminar hasil;
4. Bapak Mohammad Fany Alfarisi, S.E, MS. Fin selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan
7. Rekan-rekan seangkatan, sahabat, dan semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...….i
DAFTAR TABEL………...v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...….1
1.2Rumusan Masalah ...5
1.3Tujuan Penelitian ...5
1.4Manfaat Penelitian ...6
1.5Sistematika Penulisan ...7
BAB II. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Landasan Teori...8
2.1.1 Perbankan ...8
2.1.2 Azaz, Fungsi, dan Tujuan Perbankan…………..………...9
2.1.3Prinsip Bank……….………...9
2.1.4 Jenis Bank………..10
2.1.5 Perbankan Konvensional…..……….13
2.1.6 Perbankan Syariah……….16
2.1.7 Profitabilitas…….………...……..23
2.1.9 Bank Spesific Indicator……….………27
2.1.10 Macroeconomic Indicator………..….29
2.2 Tujuan Penelitian Terdahulu...………..…….30
2.3 Pengembangan Hipotesis ...……….……….………...35
2.4 KerangkaPemikiran……….………...……..…...38
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian………...39 3.2 JenisPenelitian………...40
3.3Populasi dan Sampel………...40
3.4 Jenisdan Sumber Data………..………40
3.5 Metode Pengumpulan Data ...40
3.6 Operasionalisasi Variabel ...41
3.7 Teknik Analisa Data ...43
3.7.1 Analisis LinearBerganda………..40
3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif………..41
3.7.3 Uji Asumsi Klasik……….42 3.7.3.1 Uji Normalitas………43
3.7.3.2 Uji Autokorelasi……….43
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas………...45
3.7.3.4 Uji Multikolinearitas………..…45
3.7.4 Uji Hipotesis…..….………...44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data………..………52
4.2 Hasil Analisis Data………...53
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda…….……….61
4.2.2HasilAnalisis Statistik Deskriptif………..53
4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik………....56
4.2.3.1 Uji Normalitas……….58
4.2.3.2 Uji Autokorelasi………..60
4.2.3.3 Uji Heterokedastisitas……….…………61
4.2.3.4 UjiMultikolinearitas………...62
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis ………...…63
4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)………...62
4.2.4.2 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)………...65
4.2.4.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)………...65
4.3 Pembahasan ...81
4.3.1 Pengaruh Asset Management Terhadap ROA…...81
4.3.2 Pengaruh Likuiditas dengan ROA………82
4.3.3 Pengaruh asset quality (loan/total asset) terhadap ROA……....82
4.3.4 Pengaruh asset management terhadap ROE………..83
4.3.5 Hubungan Antara Size dan ROE……….…...84
4.3.6Hubungan antara GDP dengan ROE……….85
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan...87
5.2 Keterbatasan Penelitian ...88
5.4Saran...89
DAFTAR PUSTAKA………....90
DAFTAR TABEL
2.1 Ringkasan Peneltian Terdahulu...32
3.1 Operasionalisasi Variabel ...38
4.1 Daftar Sampel Perusahaan ...48
4.2 Hasil Analisis Regresi Variabel Independen Terhadap Variabel DependenROA………...49
4.3 Hasil Analisis Regresi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ROE………..52
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen ROA………..55
4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen ROE………...57
4.6Hasil Uji Autokorelasi Variabel Dependen ROA………60
4.7 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Dependen ROE………...61
4.8Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Dependen ROA…..……….62
4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Dependen ROE………....62
4.10Hasil Uji Gejala Multikolinearitas……….63
4.11 Hasil Koefisien Determinasi R2Vareiabel Dependen ROA……….64
4.12 Hasil Koefisien Determinasi R2Vareiabel Dependen ROE………..64
4.13 HasilPengujian f statistic Variabel Dependen ROA……….65
4.14 Hasil Pengujian f statistic Variabel Dependen ROE……….66
4.15Hasil Pengujian t Statistik Variabel ROA……….66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran...35
4.1Hasil Uji Normalitas Variabel Dependen ROA………….………..…59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data SampelPerusahaan………..83
Lampiran 2 : Data Variabel………...85
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sejatinya aktivitas perbankan telah mulai diaplikasikan oleh masyarakat
dunia sejak tahun 2000 SM dimana ketika itu kerajaan romawi mewajibkan
masyarakatnya menukarkan mata uang romawi yang mana dijadikan sebagai mata
uang seluruh wilayah romawi dan konstantinopel. Pertukaran ini dilakukan pada
sebuah bangunan yang kemudian hari dikenal dengan istilah Greek Temple. Peran
bank semakin meluas dan vital ketika dunia memasuki era ekspansi global, saat
itu peran bank tidak hanya sebatas tempat pertukaran uang, namun juga berperan
bahkan hingga unusr-unsur vital lain seperti penerbitan uang dan pembiayaan
perang (Lucifer, 2007).
Setelah selesai masa ekspansi lalu melewati era revolusi industri, dunia
memasuki masa modern dimana pada masa ini peran dan fungsi bank semakin
luas dan vital. Jika pada era sebelumnya peran bank hanya terasa penting oleh
pemerintah, kerajaan, atau sekelompok besar masyarakat, maka pada era ini bank
bahkan mampu menyasar hingga unsur terkecil dalam struktur masyarakat yaitu
individu. Uraian diatas sebenarnya mencoba menjelaskan bahwa keluasan peran
perbankan seiring sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan
Ketika perbankan telah sedemikian dalam masuk kedalam struktur
kehidupan masyarakat, maka ketika itu perbankan mampu mempengaruhi kondisi
sebuah negara dan pemerintahan baik dari sisi kondusifitas dan stabilitasnya
melalui sistem keuangan. Namun ketergantungan ini tidak terjadi satu arah,
masyarakat dan individu mampu pula mengganggu kondusifitas bank melalui
perilaku pembayaran, pendapatan dan lain sebagainya. Demikian halnya dengan
negara yang mampu mempengaruhi kondusifitas bank melalui regulasi atau
perekonomian secara keseluruhan, satu hal yang pasti dari hubungan mutualisme
ini adalah eksistensi bank sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas
pembayaran sangat perlu diperhatikan, karena segala perilaku baik masyarakat
secara keseluruhan ataupun parsial dan negara yang dapat mengganggu
kondusifitas dan stabilitas perbankan akan sangat berpengaruh pada
perekonomian melalui sistem keuangan.
Dalam sebuah perekonomian, institusi keuangan memegang peranan
penting dalam aktivitas finansial yang mana keseluruhannya mencakup
mekanisme pembayaran, persoalan yang menyangkut pasar dan instrumen
keuangan, memastikan transparansi didalam pasar keuangan, peran fungsional
seperti manajemen dan transfer risiko serta perilaku permintaan dan penawaran
dalam pasar keuangan (Masood dan Ashraf, 2012). Didalam sebuah negara bank
hadir menjadi sebuah entitas yang memegang peran besar sebagai financial
sebuah krisis, oleh karena itu profitabilitas bank sebagai nyawa dari eksistensinya
sangat berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank sangat penting.
Secara konvensional perbankan mengelola sistemnya menggunakan
bunga. Bunga dalam hal ini dijadikan sebagai harga, baik unutk produk simpanan
seperti tabungan dan produk pinjaman sebagai mana yang dikemukakan oleh
Martono (2002). Lebih jelas Kasmir (2002) mengemukakan bahwa bunga bank
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip Konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman). Praktik bank secara konvensional ini
sebenarnya telah lama dipraktikkan oleh masyarakat dunia jauh sebelum
berdirinya perbankan pertama didunia.
Islam sebagai agama dengan usia 1406 tahun dan sebagai agama dengan
penganut paling banyak didunia melarang praktik bank secara konvensional ini
dengan menyebutnya sebagai riba. Sebagaimana termaktub dalam Al-quran surah
Ali-Imran ayat 130 “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada allah supaya kamu
yang tidak menggunakan sistem konvensional melainkan menerapkan sistem bagi
hasil.
Adanya perbankan syariah membuat adanya dua sistem perbankan yang
terdikotomi baik secara defenitif dan interpretatif dalam mainstream lembaga
penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran. Kedua perbankan ini tentunya
memiliki tujuan sama yaitu menghasilkan profit yang tinggi pada return on
investment. Tujuan ini tidak hanya ditujukan bagi pemilik perusahaan, namun juga kepada depositor. secara global baik perbankan konvensional maupun perbankan
syariah tentunya beroperasi pada sebuah negara yang sama, melayani kelompok
masyarakat yang sama, terdampak pada regulasi pemerintah yang sama serta
terpengaruh dan dipegaruhi kondisi perekonomian yang sama. Namun karena
memiliki sistem yang berbeda secara mutlak, maka akan terjadi pula perbedaan
eksistensi antara perbankan syariah dan perbankan konvensional yang pada
penelitian ini ditelaah melalui profitabilitas masing masing perbankan.
Dengan pertimbangan sebagaimana telah diuraikan diatas, maka penelitian
ini mengangkat judul “PENGARUH BANK
SPECIFICANDMACROECONOMIC INDICATOR TERHADAP
1.2 Rumusan Masalah
Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Saat ini di Indonesia terdapat dua
jenis perbankan yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perbankan
konvensional maupun perbankan syariah sebenarnya secara simultan dipengaruhi
olah faktor-faktor tersebut. Namun perbedaan sistem antara kedua perbankan
tersebut membedakan sejauh mana faktor-faktor itu mempengaruhi perbankan
yang dalam penelitian ini pembahasan dikhususkan kepada perbankan syariah.
Dengan menganalisis profitabilitas perbankan syariah sebagai instrumen
pengukur kondusifitas dan stabilitas perbankan syariah. Maka disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh bank specificindicator terhadap nilai ROA dan
ROE perbankan syariah di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh macroeconomic indicator terhadap nilai ROA dan
ROE perbankan syariah di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh bank specific indicator terhadap nilai ROA
dan ROE perbankan syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh macroeconomic indicator terhadap nilai ROA
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya :
1. Bagi Dunia Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi dunia perbankan khususnya perbankan syariah mengenai
pengaruh bank specific indicatordan macroeconomic indicator terhadap
kinerja perbankan syariah di Indonesia.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu
pengetahuan dalam hal menambah literatur mengenai pengaruh bank
specific indicator dan macroeconomic indicator terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta
BAB II Tinjauan Literatur
Berisi penjelasan mengenai konsep dan teori yang menjadi
dasar acuan penelitian serta penelitian-penelitian terdahulu
yang berhungan dengan pokok bahasan.
BAB III Metode Penelitian
Berisi penjelasan mengenai variabel penelitian dan definisi
operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, serta metode analisis.
BAB IV Hasil Dan Analisis
Berisi penjelasan mengenai deskripsi objek penelitian,
analisis data, dan interpretasi hasil.
BAB V Penutup
Berisi penjelasan mengenai simpulan, keterbatasan, dan
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Landasan Teori
Dalam penelitian ini terdapat beberapa teori yang akan dibahas yaitu teori
mengenai perbankan, profitabilitas,bank specific indicator dan macroeconomic
indicator. Berikut penjelasan dari masing-masing teori dalam penelitian ini :
2.1.1 Perbankan
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan. Dewasa ini banyak terdapat literatur yang memberikan
pengertian atau definisi tentang Bank, antara lain:
“Bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan dari masyarakat dan atau dari pihak lainnya, kemudian
mengalokasikan kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa
jasa dalam lalu lintas pembayaran (Dahlan : 1999)”.
Sedangkan menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2.1.2 Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan
Lembaga keuangan bank sangat penting peranannya dalam pembangunan
ekonomi seuatu negara. Hal ini disebabkan karena lembaga keuangan bank
mempunyai fungsi, asas, dan tujuan yang sangat mendukung terhadap
pembangunan ekonomi suatu negara. Berikut adalah fungsi, asas, dan tujuan
Menurut Pasal 2, 3, dan 4 UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dinyatakan
bahwa :
a. Asas : Perbankan berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan
prinsip kehati-hatian.
b. Fungsi : Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dana dan
penyalur dana masyarakat
C. Tujuan : Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat
banyak.
2.1.3 Prinsip Bank
Lukman (2003) menyatakan pada dasarnya terdapat tiga prinsip yang
1. Likuiditas adalah prinsip dimana bank harus dapat memenuhi
kewajibannya.
2. Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Bank yang solvable adalah bank
yang manpu manjamin seluruh hutangnya.
3. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu.
2.1.4 Jenis Bank
Lukman (2003) menjelaskan bahwa jenis perbankan dibedakan menjadi 4
(empat), yaitu :
1. Dilihat dari segi fungsinya, dibagi menjadi :
a. Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
2. Dilihat dari segi kepemilikan, dibagi menjadi :
a. Bank Milik Negara (BUMN)
Bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki
oleh pemerintah.
b. Bank Milik Pemerintah Daerah (BUMD)
Bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki
oleh Pemerintah Daerah, sehingga keuntungan bank dimiliki oleh
Pemerintah Daerah.
c. Bank Milik Koperasi
Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
hukum koperasi.
d. Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besar sahamnya dimiliki
oleh Swasta Nasional, akte pendiriannya didirikan oleh swasta dan
pembagian penuh untuk keuntungan swasta pula.
e. Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri baik milik swasta
f. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional.
3. Dilihat dari segi status, dibagi menjadi:
a. Bank Devisa
Bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
Bank yang belum mempunyai izin untuk melakukan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi.
4. Dilihat dari segi penentuan harga, dibagi menjadi :
a. Bank Konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya
menggunakan metode penetapan bunga, sebagai harga untuk produk
simpanan demikian juga dengan produk pinjamannya.
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syari’ah
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga berdasarkan prinsip
syari’ah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),prinsip penyertaan modal (musyarokah), prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari
pihak bank kepada pihak penyewa (ijarah wa igtina).
2.1.5 Perbankan Konvensional
2.1.5.1 Pengertian Perbankan Konvensional
Perbankan konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank
umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan
menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan
berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk
suatu periode tertentu. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan
prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan
kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.
Keuntungan dari selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based.
Apabila suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga
simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama
2.1.5.2 Kegiatan Dalam Perbankan Konvensional
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini
adalah (Booklet Perbankan Indonesia, 2007):
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang
masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam
perdagangan suratsurat dimaksud.
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud.
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
e. Obligasi
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga .
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di Bursa Efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
Prinsip Syari’ah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI .
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang tentang perbankan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI .
16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementaran untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari’ah dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh BI.
17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun
yang berlaku.
2.1.6 Perbankan Syariah
2.1.6.1 Pengertian Perbankan Syariah
Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU perbankan maka
syari’ah nasional per Mei 2007 telah berjumlah Rp. 29 triliyun. Perkembangan Bank umum syari’ah dan Bank konvensional yang membuka cabang syari’ah juga didukung dengan tetap bertahannya Bank syariah pada saat perbankan nasional
mengalami krisis cukup parah pada tahun 1998.
Bank islam atau selanjutnya disebut sebagai bank syari’ah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa
disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW atau dengan kata lain bank islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat islam.
2.1.6.2 Asas dan Tujuan Perbankan Syariah
Berdasarkan asas operasional bank syari’ah berdasarakan pasal 2 UU No. 21 tahun 2008, disebutkan bahwa perbankan syari’ah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syari’ah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Selanjutnya terkait dengan tujuan bank pembangunana nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Menurut Hidayat (2008), sebagai suatu sistem keuangan yang berdasarkan
syariat Islam, maka menurutnya, arah dan tujuan didirikannya keuangan Islam
tujuan syari’ah dikategorikan kepada pendidikan (tarbiyah), keadilan (adalah), dan kesejahteraan umat (maslahatul ammah). Berikut adalah tujuan dari bank syari’ah menurut Warkum Sumintro:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam
khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar
dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang
mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut
selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan ekonomi rakyat.
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian
usaha.
4. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank
syari’ah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga
keuangan.
2.1.6.3 Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Batasan-batasan bank syari’ah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syari’ah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan yariat Islam. Adapun
prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak
lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikankapan saja si penitip menghendaki (Antonio, 2001). Secara
umumterdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:
a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)
b. Wadiah yad adh-dhamanah (Guarantee Depositor)
2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
a. Al-Murabahah
3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,
dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau
mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama
bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga
sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).
4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis:
a. Ijarah, sewa murni.
b. Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan
beli,dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang
pada akhir masa sewa.
5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.
2.1.6.4 Kegiatan Perbankan Syariah
Berikut adalah kegiatan bank syri’ah (Booklet Perbankan Indonesia, 2007) :
1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
a. Giro berdasarkan pinsip wadiah
b. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan atau mudharabah
c. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
2. Menyalurkan dana melalui:
a. Prinsip jual beli berdasarkan akad meliputi :
1. murabahah
2. istishna
3. Salam
b. Prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain :
1. Mudharabah 2. Musyarakah
c. Prinsip sewa menyewa berdasarkan akad antara lain :
1. Ijarah
2. Ijarah Muntahiya Bittamlik
d. Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh .
e. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad
antara lain :
1. Wakalah
2. Hawalah
3. Membeli, menjual dan/atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
(underlying transaction) berdasarkan Prinsip Syari’ah.
4. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syari’ah yang diterbitkan oleh Pemerintah dan/atau BI.
5. Menerbitkan surat berharga berdasarkan Prinsip Syari’ah.
6. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah
berdasarkan Prinsip Syari’ah.
7. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip
Syari’ah.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga
berdasarkan prinsip wadiah yad amanah.
9. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah.
10. Memberikanfasilitas Letter of Credit (L/C) berdasarkan Prinsip Syari’ah . 11.Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan Prinsip Syari’ah.
12. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan Prinsip
Syari’ah.
13. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah.
14. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui
15. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan akad sharf.
16. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
dibidang keuangan berdasarkan Prinsip Syari’ah seperti sewa guna usaha modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan.
17. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan Prinsip
Syari’ah untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan ketentuan sebagaimana
ditetapkan oleh Bank Indonesia .
18. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
berdasarkan Prinsip Syari’ah sesuai ketentuan dalam perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
19. Bank Syari'ah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak sebagai
penerima dana sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah,
waqaf, hibah dan menyalurkannya sesuai Syari’ah atas nama Bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah.
2.1.7 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang
sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan,
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang
akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Prolitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Shapiro (1991:731) “Profitability ratios measure managements objectiveness as indicated by return on sales, assets and owners equity”.
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya
guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu
sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan
badan usaha tersebut. Menurut Brigham (1993:79) “Profitability is the net result of a large number of policies and decision. The ratio examined thus far reveal some interesting thing about the wry the firm operates, but the profitability ratio show the combined objects of liquidity, asset management, and debt management on operating mult.”Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang
baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu
profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut
akan lebih terjamin. Seperti diungkapkan oleh Giulio Battazzi, Angelo Secchi, and
Federico Tamagni (2008) dalam jurnalnya yang berjudul “Productivity, Profitabilty, and Financial Performance” menyatakan bahwa A comparative analysis of two crucial dimensions of firms performance: profitability and productivity, and find independently from the particular sector of activity and from financial conditions, there seems to be weak market pressure and little behavioral inclination for the more efficient and more profitable firms to grow faster.
Menurut pendapat Shapiro (1991) yang menunjukkan bahwa profitabilitas
sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja
manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola
aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian
yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja
ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari
keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan yang padaakhirnya akan
menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut.
2.1.8 Return On Asset dan Return On Equity
ROE ( Return On Equity ) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri
Return On Equity ) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz,
2005). Menurut Tandelilin (2002), ROE (Return On Equity ) mereflesikan
seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah
diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang
telah ditahan). Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif
dan efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan,
demikian sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu
mengelolah modal yang tersedia secara efisisen untuk menghasilkan pendapatan.
ROA ( Return On Total Assets ) merupakan rasio antara saldo laba bersih
setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.ROA juga
menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset yang
dimiliki perusahaan. Menurut Syahyunan ( 2004 ),ROA menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan.Besarnya perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan
seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya. Menurut
Tandelilin (2003), ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-aset
yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan laba, Rasio ROA diperoleh
dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan jumlah asset perusahaan.
Gibson (2001), memmaparkan bahwa rasio ROA merupakan rasio yang
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dengan membandingkan pendapatan
dengan aktiva yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
2.1.9 Bank Specific Indicator
bank specific indicator adalah faktor internal yang menentukan pilihan kebijakan dan keputusan yang diambil didalam manajemen (masood&ashraf,
2012). pada penelitian ini yang dijadikan sebagai bank-specific indicator adalah
size, capital adequacy, asset quality, liquidity, depositts,asset management, operating efficiency dan gearing ratio.
size merupakan variabel yang paling sering digunakan dalam setiap literatur keuangan khususnya yang berhubungan dengan perusahaan profit
oriented. Baik perbankan dan non perbankan, size akan tergambar dari total asset yang dimiliki perusahaan. Pada perbankan. Ukuran asset sebuah bank
mempengaruhi profitabilitas dan umumnya menunjukkan hubungan yang searah.
Capital adequacy menunjukkan kekuatan ,odal sebuah bank dan merupakan salah satu rasio dasar yang menggambarkan kekuatan modal
(masood&ashraf, 2012). capital adequacy juga mengindikasikan kemamupuan
perusahaan dalam menyaring tekanan dari luar dan mengelola risiko yang akan
Asset quality. Asset quality pada peneltian ini menggunakan dua buah proxy. Pertama loan to total asset, yang digunakan untuk mengukur dan
memprediksi sejauh mana sumber pendapatan bank mempengaruhi profitabilitas
bank (masood&ashraf, 2012). loans adalah salah satu komponen terbesar dari
interest bearing assets dari sebuah bank. Semakin banyak deposito yang dikonversi menjadi loan, profit yang didapatkan bank diharapkan. Bagaimanapun,
ketika bank mengharapkan untuk meningkatkan loan,maka bank juga harus
mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menghimpun dana, hal inilah yang
kemudain mengurangi likuiditas perbankan.
Asset management merupakan rasio yang mengukur kemampuan asset sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba. Secara normatif semakin banyak
asset yang dimiliki bank maka akan semakin tinggi kemampuan bank untuk
menghasilkan laba melalui penjualan produk-produk perbankan dan pemberian
kredit. Namun dapat terjadi paradoks pada relasional antara asset manajemen
dengan profitablitas jika sebuah bank tidak beroperasi secara efektif dan efisien
dalam mengelola asset sehingga menimbulkan idling money yang dikemudian
hari menjadi biaya baru bagi perusahaan.
Operating efficiency merupakan proxy yang digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan untuk keseluruhan pendapatan bank. Semakin tinggi rasio
operating efficiency, semakin rendah risiko terhadap bank tersebut. Koefisien dari
koefisien efficiency bernilai positif maka ini menunjukkan bank mampu
membebankan biaya operasional mereka kepada debitur dan kreditur mereka. Jika
koefisien operating efficiency bernilai negatif, maka ini menunjukkan bank mapu
beroperasi secara efisien.
Liquidity adalah rasio yang membandingkan jumlah asset lancar bank dari total asset perusahaan. Rasio ini diperlukan karena salah satu faktor yang
menyebabkan kegagalan sebuah bank adalah sedikitnya aset likuid yang dimiliki
bank.
Gearing ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan antara modal
dan pinjaman yang dimiliki perusahaan. Modal yang dimiliki perusahaan dapat
menghindarkan perusahaan dari kondisi financial losses. Modal bank dapat
melindungi bank jika suatu ketika nilai asset bank berkurang atau piutang yang
diberikan bank bermasalah. Oleh karena itu semakin rendah rasio hutang yang
dimiliki bank maka akan semakin baik.
2.1.10Macroeconomic Indicator
Makroeconomic indicator adalah variabel yang menunjukkan kondisi
perekonomian pada tahun tertentu macroeconomic variable yang digunakan
dalam penelitian ini adalah gross domestic product (GDP) dan tingkat inflasi.
Indikator makroekonomi yang pertama digunakan adalah GDP. Secara
normatif GDP dapat mempengaruhi deposito dan kredit perbankan melalui efek
yang ditimbulkan dari dinamika permintaan dan penawaran. Pada beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antara GDP
dengan profitabilitas. Indikator makroekonomi berikutnya yang digunakan adalah
tingkat inflasi. Tingkat inflasi mengukur keniakan harga barang secara
keseluruhan yang disebabkan penurunan nilai mata uang. Nilai actual biaya dan
pendapatan ditentukan oleh tingkat inflasi. Beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat dengan
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Ringkasan Peneltian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data dan Hasil
Penelitian
Masood (2012)
Pengaruh Bank Specific Indicator dan Macroeconomic
Indicator
X : capital adequacy, asset quality, operating efficiency dan operating expense, RGDP, Inflasi
Y : Profitabilitas
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil dan Teknik Analisis Data
X :capitalization, asset quality, firm size, liquidity dan operating efficieny, GDP, dan Inflasi.
Y :Profitanilitas.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model ordinary least square method. padahasil penelitian Firm size dan inflasi tidak signifikan terhadap perofitabilitas perusahaan.
GDP sebagai variabel makroekonomi signifikan dan berbanding lurus terhadap profitabilitas perusahaan. Equity Asset Ratio dan efficiency, GDP dan salary costs
Y : ROA dan Z-score
4 Antanasoglu
X : Loan Asset Ratio, Equity Asset Ratio dan Operating Expense
Y : ROA dan ROE
teknik analisis data yang digunakan adalah genealized model method (GMM). pada hasil penelitian Operating expense memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan profit revenue dan loan to total
Y : Profitabilitas
teknik analisis data yang digunkan adalah model regresi dengan membandingkan dua model.
Pada hasil penelitian Capital variables, net profit revenue dan loan to total asset lebih mampu mendorong profitabilitas pad abank syariah dibandingkan bank konvensional .
X : bank characteristics, macroeconomic indicator, taxation indicator, financial structures indicator
Y : ROA, ROE, BTP/TA profitabilitas adalah GDP dan inflasi, sementara bank characteristic yang mempengaruhi ROA dan ROE adalah overhead to total asset ratio, liabilities to total asset ratio, short term fund to total asset ratio.
7. Rachdi,
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan generelized method moment (GMM) . pada hasil penelitian Credit risk, IRR, cost to income, ownership, GDP dan capital ratio berpengaruh signifikan terhadap ROA sementara size, age, liquidity dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan postulat dalam ilmu manajemen keuangan dan didukung oleh
beberapa penelitian terdahulu, maka dikembangkan lah beberapa hipotesispada
penelitian ini.
Pada penelitian Masood dan Ashraf (2012) ditemukan hubungan yang
positif dan signifikan antara size dan prifitabilitas perbankan. Size yang
menunjukkan kekuatan asset perbankan dapat menentukan determinasi perbankan
pada pasarnya, dengan jumlah asset yang besar pula perbankan dapat menetapkan
bunga yang lebih rendah kepada peminjam (Wazziussman & Tarmizi, 2008).
Berdasarkan argumentasi ini maka dirumuskanlah H1 yaitu ukuran perusahaan
(Size) didugaberhubungan signifikan dengan profitabilitas ( ROA & ROE ).
Hubungan antara asset management terhadap profitabilitas ditemukan
berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada penelitian Masood
& Ashraf (2012). hal ini tentunya sejalan dengan konsep bahwa semakin baik
sebuah perusahaan memanajemen assetnya, maka semakin baik perusahaan
tersebut dalam menghasilkan laba. Dengan demikian maka dirumuskanlah H2
yaitu Asset Manajemen diduga berhubungan signifikan dengan profitabilitas (
ROA & ROE ).
Capital adequacy menunjukkan sejauh mana kekuatan modal sebuah perbankan. Perbankan dengan struktur modal yang kuat akan mampu lebih
berorientasi pada hal ini maka dikembangkanlah hipotesis tiga (H3) yaitu Capital
Adequacy diduga berhubungan signifikan dengan profitabilitas (ROA&ROE).
Pada penelitian Raluca dan Christian (2015) ditemukan hubungan positif
dan siginifikan antara Asset quality ( loan to total asset) terhadap profitabilitas
perbankan. Temuan ini menjelaskan bahwa loan sebagai sumber pendapatan
perbankan merupakan salah satu hal utama yang dapat menaikkan profitabilitas
perbankan. Dengan demikian maka dirumuskan hipotesis empat (H4) yaitu Asset
quality ( Loan to total asset) diduga berhubungan signifikan terhadap profitabilitas (ROA&ROE).
Pada penelitian Masood dan Ashraf (2012) hubungan antara asset quality
(Non Performing Loan to Total Asset) berhubungan negatif signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Tingginya nilai NPL menjadi indiktor perbankan
memenuhi kewajiban bunganya (Masood & Ashraf, 2012) yang dengan hal ini
sangat mengganggu profitabilitas perbankan. Maka dengan demikian dirumuskan
hipotesis lima (H5) yaitu Asset quality (Non Performing Loan to Total Asset)
diduga berhubungan signifikan terhadap profitabilitas ( ROA & ROE ).
Sebagaimana dikatakan Masood dan Ashraf (2012) bahwa semakin tinggi
persentasi asset liquid perbankan maka menunjukkan perbankan tersebut semakin
liquid. Berdasarkan hal tersebut dirumuskan hipotesis enam (H6) Likuiditas
diduga berhubungan signifikan terhadap profitabilitas ( ROA & ROE ).
perbankan (Masood & Ashraf, 2012) dengan demikian dirumuskan hipotesis tujuh
(H7) yaitu Operating expense diduga berhubungan signifikan terhadap profitabilitas ( ROA & ROE ).
Gearing ratio menggambarkan kemampuan perbankan dalam mengatasi financial losses (Masood & Ashraf, 2012) dalam hal ini nilai gearing ratio yang rendah akan semakin baik bagi perbankan. Dengan demikian dirumuskan
hipotesis delapan (H8) yaitu gearing ratio diduga berhubungan signifikan
terhadap profitabilitas ( ROA & ROE ).
Pada penelitian yang dilakukan Wazziusman dan Tarmizi (2008)
ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara GDP dengan profitabilitas
perbankan. Hal ini sejalan dengan konsep bahwa ketika sebuah negara mengalami
resesi dalam perekonomian, maka kualitas kredit perbankan secara keseluruhan
akan menurun ( Waziussman & Tarmizi, 2008). berdasarkan hal tersebut maka
disusun hipotesis sembilan (H9) yaitu pertumbuhan GDP diduga berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas ( ROA & ROE ).
Inflasi menggambarkan biaya dan pendapatan aktual sebuah negara (
Masood & Ashraf, 2012 ), tingginya nilai inflasi akan mempengaruhi kemampuan
bayar dan daya beli sebuah negara. Dengan demikian dirumuskan hipotesis
sepuluh (H10) yaitu Tingkat Inflasi diduga berpengaruh signifikan terhadap
2.3 Kerangka Pemikiran
Profitabilitas yang di proxykan dengan ROA & ROE diasumsikan
memiliki hubungan dengan variable bank-specific (Asset Management, Size of
Firm, Liquidity, Asset Quality, Capital Adequcy Gearing Ratio) dan diasumsikan juga memiliki hubungan dengan variabel Macroeconomic(GDP, Inflation)
Gambar 2.1 Model Penelitian Bank Specific Indicator
a. Size of firm
b. Asset Management c. Capital adequacy
d. Gearing ratio
e. Liquidity
f. Loan to total asset
g. Non Performing loan to total Asset
h. Operating Efficiency
Macro Economic Indicator i. Gross domestic product j. Inflation rate
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian
hipotesis yang mana menurut Sekaran (2012 )pengujian hipotesis bertujuan untuk
menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok
atau kebebasan (interdependensi) dua atau lebih faktor dalam satu situasi.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel terikat atau
untuk memperkirakan keluaran organisasi.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis investigasi korelasional. Investigasi
korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan variabel penting
berkaitan dengan masalah. (Sekaran, 2012). Pada penelitian ingin diketahui sejauh
mana variabel dependen ( ROA dan ROE) dipengaruhi oleh variabel independen
(size, AM, CA, GR, Liquidity, LTA, NPLTA, OE, IF, dan RGDP) pada
perbankan syariah di Indonesia.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perbankan syariah yang ada di Indonesia. Sampel yang digunakan adalah
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah probability
sampling yang mana syarat sebuah penelitian dikatakan probability sapling adalah
ketika diketahuinya jumlah population frame.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini nmenggunakan jenis data sekunder yang didapatkan
dalam laporan keuangan tahunan perbankan syariah yang dijadikan sampel
penelitian. Sumber data berasal dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan
oleh masing-masing perusahaan pada situs resmi perusahaan, serta jurnal-jurnal
terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
Studi tentang literatur dilakukan dengan membaca buku-buku, artikel, dan
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topic yang dibahas dalam penelitian ini
sehingga nantinya menemukan banyak informasi yang akan menyelesaikan
persoalan penelitian ini.
2. Teknik Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mengadakan arsip-arsip serta catatan
3.6 Operasionalisasi Variabel
Berikut ini disajikan tabel mengenai defenisi operasional variabel :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
aktiva yang digunakan
dalam perusahaan dan
merupakan suatu
ROA = EAIT / Total Assets Rasio
Return On
ROE = EAIT / Equity Rasio
Firm size Variabel yang menggambarkan
ukuran perusahaan
melalui jumlah
assetnya (Dessy, 2008)
Capital adequacy
Rasio yang
menunjukkan kekuatan
modal sebuah bank
dan juga menjadi
indikator ketahanan
bank terhadap
kepanikan dan risiko
CA : equity/ total asset Rasio
Asset quality
Rasio yang digunakan
untuk mengukur
sejauh mana income
source dalam
Liquidity Rasio yang digunakan
untuk mengukur asset
liquid perusahaan
dalam seluruh assetnya
LQ = liquid asset/total asset Rasio
Asset managemen t
AM = operating income / total
asset
Rasio ini bertujuan
mengukur sejauh mana
modal yang dimiliki
bank dapat melindungi
adalah dua vriabel
makro yang dijadikan
ekonomi dan indeks
harga konsumen
tahunan
Sumber : Disarikan dari artikel yang dijadikan referensi.
3.7 Teknik Analisa Data
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini statistik deskriptif diperlukan untuk mengetahui
gambaran dari data yang akan digunakan (sumber). Analisa statistik deskriptif
yang digunakan terdiri atas:
1. Mean (nilai rata-rata) yaitu nilai rata-rata dari data yang diamati
2. Maximum (nilai tertinggi) yaitu mengetahui nilai tertinggi dari data
3. Minimum (nilai terendah) yaitu mengetahui nilai terendah dari data
4. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui variabilitas dari
penyimpangan terhadap nilai rata-rata.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data diolah dan digunakan lebih lanjut, terlebih dahulu diuji
3.7.2.1 Uji Normalitas
Digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen dan dependen saling mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal,
maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2009). Uji normalitas dilakukan pada variabel dependen
dan independen.
Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Jerque-Bera (JB-test)
dan metode grafik. Jika Probabilitas JB-test > α = 5% (0,05) maka H0 diterima yang berarti bahwa data terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika probabilitas
JB-test < α = 5% (0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa data tidak terdistribusi dengan normal.
3.7.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linier berganda ada korelasi antara pengganggu periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelum). Uji Durbin Watson adalah salah satu alat uji untuk
mengetahui apakah suatu model regresi terdapat autokorelasi. Nilai Durbin
Watson akan dibandingkan dengan nilai dalam tabel Durbin-Watson untuk
yang digunakan 5%. Menurut Priyatno (2009) model regresi tidak terdapat
autokorelasi jika hasil Durbin Watson berada diantara 1,54–2,5 .
3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas
Menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik
adalah homokedastisitas datau tidak terjadi heterokedastisitas.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
menggunakan program Eviews dapat dilakukan dengan Uji Park, Uji White, Uji
Gletser, dan uji Breush-Pagan-Godfrey (Gujarati, 2007). Dalam penelitian ini
mengetahui adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji White
yang tersedia dalam yang tersedia dalam program Eviews. Apabila nilai
Obs*R-Squared lebih besar dari tingkat kepercayaan α = 5% maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.7.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Apabila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8 maka
multikolinearitas menjadi masalah serius (Gujarati, 2007).
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,80)
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
c. Dengan melihat nilai korelasi parsial. Metode ini dilakukan dengan
membandingkan nilai R2model regresi awal regresi R2 model regresi tiao variabel independen. Jika koefisien determinasi regresi awal secara
keseluruhan lebih tinggi daripada koefisien determinasi regresi tiap-tiap
variabel independen, maka hal itu menunjukkan tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
d. Melihat nilai tolerance dari nilai Variance inflation Factor (VIF). Suatu
model regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel bebas
(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) maka
penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda (Multiple Linier
(OLS). Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat
diunggulkan, yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan
penarikan interpretasinya (Gujarati, 2007). Dalam penelitian metode ini
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat kecil
biasa dengan software Eviews 8. Metode OLS berusaha meminimalkan
penyimpangan hasil perhitungan (regresi) terhadap kondisi aktual.
Dengan menggunakan data panel diharapkan penafsiran koefisien tersebut
dengan berbagai tingkat keyakinan akan dapat membantu menjelaskan pengaruh
size, AM, CA, GR, Liquidity, LTA, NPLTA, OE, IF, dan RGDP terhadap ROA dan ROE, dengan rumus dapat dijabarkan sebagai berikut:
Yi= a +b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+ b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 +b8x8
+ b9x9 +b10x10 + e
Yj= a +b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4+ b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 +b8x8
+ b9x9 +b10x10 + e Keterangan:
Yi : ROA
Yj : ROE
a : Konstanta
b : Koefisien
X1 : Firm Size
X2 : AM
X3 : CA
X5 : Liquidity
X6 : LTA
X7 : NPLTA
X8 : OE
X9 : IF
X10 : RGDP
e : Standar Error
3.7.5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah
suatu koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien
sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui kebenaran hipotesis, maka perlu uji statistik berupa koefisien
determinasi R2(Godness Of Fit), uji F dan Uji T:
3.7.5.1Koefisen Determinasi R2 (Godness Of Fit)
Koefisien Determinasi R2bertujuan mengetahui seberapa jauh variasi variabel independen dapat menerangkan dengan baik variasi variabel dependen.
Untuk mengukur kebaikan suatu model (godness of fit) dengan digunakan
memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel terikat yang
dijelaskan oleh variabel bebas. (Gujarati, 2007).
Nilai R2 yang sempurna adalah satu, yaitu apabila keseluruhan variasi dependen dapat dijelaskan sepenuhnya oleh variabel independen yang
dimasukkan dalam model. Dimana 0 < R2< 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa nilai R2 yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai R2 mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
3.7.5.2Uji F-test Statistik
Uji statistic F pada dasarnyamenunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan di dalam model memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan melihat besarnya nilai
probabilitas signifikansinya. Jika nilainya kurang dari 5% maka variabel
independen akan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel
dependen. (Ghozali, 2009).
Pengambilan keputusan uji hipotesis secara simultan didasarkan pada nilai
probabilitas sebagai berikut:
1. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 % maka hipotesis yang
artinya secara simultan variabel bebas (X1 s/d X10) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Y)= hipotesis diterima.
2. Jika tingkat signfikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 % maka hipotesis yang
diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (H1 ditolak dan Ho
diterima), artinya secara simultan variabel bebas (X1 s/d X10) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y)= hipotesis ditolak.
3.7.5.3 Uji t-test statistik
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel
independen lainnya konstan (Ghozali, 2009). Untuk mengetahui nilai t statistik
tabel ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu df=
(nk-1), dimana n= jumlah observasi dan k= jumlah variabel.
Pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial jugadidasarkan pada
nilai probabilitas yang didapatkan dari hasilpengolahan data sebagaiberikut :
1. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang
diajukan diterima atau dikatakan signifikan (H1 diterima dan Ho ditolak),
artinya secara parsial variabel bebas (X1 s/d X10) berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Y)= hipotesis diterima.
2. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis
diterima), artinya secara parsial variabel bebas (X1 s/d X10) tidak
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini mengkaji hubungan size, AM, CA, GR, Liquidity, LTA,
NPLTA, OE, IF, dan RGDP terhadap Return on Assets dan Return On Equity.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah size, AM, CA, GR, Liquidity,
LTA, NPLTA, OE, IF, dan RGDP. Sedangkan variabel dependen adalah return on
asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian adalah seluruh perbankan
syariah yang publik selama periode tahun 2011-2015. Sampel yang didapatkan
yaitu sebanyak 11 perusahaan sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian ini
adalah 11 x 5 = 55 objek penelitian. Data sampel diolah dengan menggunakan
Eviews versi 8. Berikut daftar sampel yang diteliti :
Tabel 4.1
4 Bank Jabar Banten Syariah, PT
5 Bank Maybank Syariah, PT
6 Bank Muamalat Indonesia, PT
7 Bank Panin Syariah, PT, Tbk
8 Bank Bukopin Syariah, PT
10 Bank Syariah Mega Indonesia, PT
11 Bank Victoria Syariah, PT
Sumber Data : Bank Indonesia 2011-2015
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi dari suatu
data yang dapat dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
(mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis
dengan statistik deskriptif data sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen ROA
ROA SIZE AM CA GR LIQUIDITY
Mean 0.006971 29.55562 0.005490 0.155665 3.285068 0.948111 Median 0.008000 29.39355 0.007334 0.110886 2.291246 0.962116 Maximum 0.069300 31.88479 0.041629 0.537814 14.83290 0.992110 Minimum -0.201300 27.18789 -0.224471 0.043339 0.365025 0.487214 Std. Dev. 0.031762 1.300565 0.033415 0.119931 3.372429 0.074675
Observations 55 55 55 55 55 55
LTA NPLTA OE RGDP IF
Mean 0.705072 0.017536 8.006889 0.056760 0.055040 Median 0.713202 0.015727 5.037414 0.057200 0.043000 Maximum 0.890327 0.052187 68.63342 0.065000 0.083600 Minimum 0.333254 0.000000 -17.34957 0.050100 0.033500 Std. Dev. 0.087031 0.013616 12.38590 0.005915 0.021215
Observations 55 55 55 55 55
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan Eviews 8
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa variabel ROA memiliki nilai
minimum sebesar -0,2013 dan nilai maksimum 0,0693 dengan rata-rata sebesar