• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Yang Dibiayai Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan 2015-2016 Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Yang Dibiayai Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan 2015-2016 Chapter III V"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan suatu langkah yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan

menguji hipotesis penelitian. Penelitian Berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Research”

atau riset adalah suatu pengumpulan data.pengolahan, penyajian, dan analisa data

yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efesien dan sistematis dan hasilnya

berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan dalam suaha pengembangan ilmu dan

pengetahuan untuk membuat keputusan dalam pemecahan masalah.(J.Supranto,1986)

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluasi yang berfungsi untuk

menjelaskan fenomena dalam sutu kejadian yang akan dijelaskan secara deskriptif

dengan metode kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini (1994), metode deskriptif

adalah metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian

diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta

historis tersebut.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang menggunakan proyek bantuan dari

(2)

Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan.Waktu Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari 2017.

3.3Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini, batasan masalah yang akan diteliti mencakup tentang

tingkat partisipasi masyarakat pada 3 tahapan pembangunan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan dalam pembangunan di Kecamatan Sei Dadap dan

hubungan sosial ekonomi masyarakat(jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

penghasilan) terhadap tahapan partisipasi masyarakat.

3.4Defenisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini yaitu partisipasi masyarakat dan variabel sosial

ekonomi masyarakat pada pembangunan di Kecamatan Sei Dadap Kabupaten

Asahan. Variabel partisipasi masyarakat dalam penelitian ini menggunakan

indikator pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sebagai berikut:

1. Perencanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten

Asahan dalam merencanakan pemangunan,seperti keaktifan dalam

mengikuti pertemuan, menyampaikan saran atau usulan dalam keterlibatan

dalam pengambilan keputusan.

2. Pelaksanaan, berupa keikutsertaan masyarakat Sei Dadap Kabupaten

Asahan dalam memberikan kontibusi guna menunjang pelaksanaan

(3)

3. Pengawasan, berupa kegiatan untuk melihat kesesuaian prasarana dengan

yang telah direncanakan,serta mengoreksi penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi selama proses pembangunan di Desa Sei Dadap Kabupaten

Asahan.

4. Sosial Ekonomi Masyarakat, terdiri dari jenis kelamin,usia,pendidikan,dan

penghasilan masyarakat Sei Dadap Kabupaten Asahan.

3.5Populasi Dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono

(2008:115) .

Pemangunan yang dilakukan menggunakan Keungan Dana Desa Berupa

dranase,jembatan dan pembangunan di kecamatan sei dadap. Maka populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang telah mengunakan

proyek pembangunan melalui keuangan dana pedesaan di kecamatan sei

Dadap Kab.Asahan. Berikut jumlah rumah tangga dari tiap-tiap desa di

(4)

Tabel 3.5

Jumlah Rumah Tangga di Kecamatan Sei Dadap

No Desa Jumlah Rumah Tangga

1 Tanjung Alam 1.232

2 Perk.Sei Dadap ¾ 457

3 Bahung Sibatu-batu 803

4 Sei Halim Hassak 1.448

5 Perk. Sei Dadap ½ 461

6 Sei Kamah 2 712

7 Sei Kamah 1 523

8 Tanjung Asri 348

9 Sei Kamah Baru 822

10 Pasiran 468

Jumlah 7.274

Sumber : BPS Asahan

Daritabel 3.5 dapat dilihat bahwa dari Setiap Desa mempunyai jumlah rumah tangga

masing-masing sehingga didapatkan jumlah populasi sebesar 7.274 rumah tangga.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono(2008:116),sampel merupakan bagian dari jumlah dan

(5)

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive Sampling. Metode ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel

itu.(Nasution,2006).

Dalam penelitian ini, kriteria masyarakat yang dapat dijadikan responden

adalah masyarakat yang terdaftar sebagai penduduk kecamatan Sei Dadap.untuk

mengetahui jumlah sampel, teknik yang pertama digunakan adalah menggunakan

rumus Slovin ( Husein,2008 ) yaitu :

� = �

� (�)2+ 1

dimana:

n = jumlah responden

N = ukuran populasi

d = persentase kelonggaran karena ketidaktelitian dan kesalahan dalam

pengambilan sampel 10%

Dengan menggunakan rumus slovin tersebut maka diperoleh :

�= �

� (�)2+ 1

(6)

� =7.274 73,74

� = 99 �����

Dari perhitungan diatas, sampel yang akan diambil sebanyak 99 responden.

Setelah jumlah responden diketahui, pengambilan responden akan dibagi-bagi

berdasarkan jumlah masyarakat masing-masing kelurahan yang ada di Kecamatan

Sei Dadap. Untuk menentukan jumlah responden,peneliti terlebih dahulu

mengelompokkan jumlah masyarakat berdasarkan desa masing-masing.

Peneliti menggunakan rumus pengambilan jumlah responden yang kedua yaitu

Probability Sampling dengan menggunakan rumus Proportionate Stratified Random Sampling (sujarweni,2014) yaitu :

n = ����� ℎ��������� ������ ���������

�������� ��������� ×�����ℎ���������

dimana :

(7)

Tabel 3.6

Daftar Desa Kecamatan Sei Dadap

Desa Jumlah Rumah Tangga Responden

Tanjung Alam 1.232 ����

����x 99 = 17

Perk.Sei Dadap ¾ 457 ���

����x 99 = 6

Bahung Sibatu-batu 803 ���

����x 99 = 11

Sumber : BPS Asahan, diolah

Berdasarkan tabel 3.6, penelitiakan mengambil responden di Desa tanjung alam

sebanyak 17 responden,perk.sei dadap ¾ sebanyak 6 responden,bahung sibatu-batu

sebanyak 11 responden,sei halim hassak sebanyak 20 responden,perk.sei dadap ½

(8)

responden,Tanjung asri sebanyak 5 responden,Sei kamah baru sebanyak 11

responden dan Pasiran sebanyak 6 responden.

3.6Jenis Penelitian dan Analisis Pengumpulan Data 3.6.1 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan seperti hasil wawancara/kuesioner yang dilakukan peneliti

(Husein,2008). Dalam penelitian ini,data primer diperoleh dengan cara

memberikan kuesioner kepada masyarakat Kecamatan Sei Dadap yang diambil

sebagai responden sebanyak 99 orang.

2. Data Sekunder

datasekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik

oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misal dalam bentuk

tabel-tabel atau digram-diagram ( Husein,2008). Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik,jurnal-jurnal penelitian

terdahulu,data kantor camat sei dadap,buku-buku pendukung dan penelusuran

(9)

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data yang digunkan penulis dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :

1. Studi Lapangan

Studi Lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh

secara langsung oleh peneliti yang datang langsung ke lapangan

terhadap objek yang diteliti dengan mempergunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

. Kuesiner

Menurut sugiyono (2008:119), kuesioner adalah suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner

juga cocok digunakan bila responden yang cukup besar dan tersebar di

wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan

tertutup atau terbuka,dapat diberikan kepada responden secara

langsung atau internet.

Penulis menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yaitu

(10)

responden di desa tanjung alam, 6 responden di desa perk. sei dadap

¾, 11 responden di desa bahung sibatu-batu, 20 responden di desa sei

halim hassak, 6 responden di desa perk. sei dadap ½, 10 responden di

desa sei kamah 2, 7 responden di desa sei kamah 1, 5 responden di

desa tanjung asri, 11 responden di desa sei kamah baru dan 6

responden di desa pasiran.

. Wawancara (interview)

Menurut Sugiono (2008:194), wawancara adalah teknik pengumpulan

data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil.

penulis menggunakan metode ini untuk pengumpulan data dan

informasi yang langsung penulis amati terhadap penelitian, yang

terkait dengan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa

di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengamati,membaca,dan menulis data-data dari literatur yang

(11)

menggali dasar-dasar teori yang terkait dengan konsep partisipasi

masyarakat desa dalam pembbangunan yang dibiayai oleh keuangan

dana desa di kecamatan sei dadap kabupaten asahan.

3.7 Teknis Analisis Data

Menurut Sujarweni (2014),analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah

tersedia kemudian diolah dengan statistic sehingga dapat digunakan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Teknik analisis deskriptif dapat

diartikan sebagai teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan

mendeskripsikan data-data yang sudah dikumpulkan kemudian disajikan dalam

bentuk tabel,grafik,persentase,frekuensi ataupun diagram. Adapun cara yang akan

digunakan untuk menjawab rumusan masalah :

1. masalah pertama,tingkat partisipasi masyarakat(perencanaan,pelaksanaan,dan

pengawasan)dalam pembangunan yang dibiayai oleh keuangan Dana Desa di

kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan. Pada tahap ini akan dilakukan

dengan teknik deskriptif kualitatif berdasarkan data dari masyarakat. Dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi,maka dapat diketahui persentase

tingkat partisipasi masyarakat.

2. masalah kedua,hubungan kondisi sosial ekonomi masyarakat(jenis

(12)

pada tahap perencanaan,pelaksaan,pengawasan pembangunan di Kecamatan

Sei Dadap.

Untuk mengetahui hubugan ini,dapat dilakukan dengan menggunakan model

tabulsi silang. tabulasi silang adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui

kombinasi nilai-nilai yang bebeda dari dua variabel atau lebih dengan menghitung

harga-harga statistik beserta ujinya. Data dari tiap varibel dikelompokkan dalam

beberapa kategori,dimana dari setiap kategori tersebut diberi skor untuk

mempermudah perhitungan. Kemudian variabel-variabel yang akan diidentifikasi

hubugannya disusun dalam baris dan kolom. Selanjutya dilakukan perhitungan

koefesien kontingensi (contingency coefficient)yaitu koefesien yang digunakan

untuk melihat ada atau tidak,kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel.

Metode tabulasi silang yang akan mentabulasikan beberapa variabel yag

berbeda ke dalam suatu matriks,hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu

tabel dengan variabel-variabel yang terusun sebagai kolom dan baris tabel

tersebut. Untuk mengamati dan menganalisa variabel-variabel tersebut dipakai

dengan tabel dua dimensi yang merupakan cara termudah. Selanjutnya dicari nilai

(13)

2

=

(0−E)² E

Dimana :

X² = Nilai Chi kuadrat

O = Frekuensi yang di observasi

E = Frekuensi yang diharapkan

Selanjutnya nilai Chi Square akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t

tabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah nilai t tabel dengan df – 2,

pada tingkat kepercayaan 95% = 5,991. Adapun ketentuan/kriteria dalam

pembuktian adanya hubunan kondisi sosial ekonomi (jenis kelamin, usia,

pedidikan dan penghasilan) terhadap partisipasi masyarakat(tahap

perencanaan,pelaksanaan,dan pengawasan). Adalah jika X² hitung < X² tabel

maka (df k-1 x k-1) = 2, H0 diterima,dan jika X² hitung > X² tabel (df k-1 x k-1)

(14)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Kecamatan Sei Dadap

Kecamatan Sei Dadap adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Asahan, Sumatera Utara. Kecamatan Sei Dadap mempunyai lus wilayah 6.581 Ha

(65,81 Km²). Alamnya berupa dataran rendah dengan keadaan iklim tropis yang

dipengaruhi dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Jarak dari kecamatan ke ibukota kabupaten ±19,2 km dengan waktu tempuh ±

47 menit. Kecamatan Sei dadap terdiri dari 10 desa, yaitu Tanjung alam Perk. Sei

dadap ¾, Bahung sibatu-batu, Sei halim hassak, Perk. Sei dadap ½, sei Kamah 2, sei

kamah 1, Tanjung Asri, Sei kamah baru dan Pasiran. Luas kecamatan Sei dadap dapat

dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan Sei Dadap

No Desa Luas (Km²)

1 Tanjung Alam 02,85

2 Perk. Sei Dadap ¾ 19,47

3 Bahung Sibatu-batu 04,66

4 Sei Alim Hassak 08,44

(15)

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui luas masing-masing desa yang

ada di kecamatan Sei dadap yaitu Tanjung alam memiliki luas 02,85 Km², Perk. Sei

dadap¾ memiliki luas 19,47Km², Bahung sibatu-batu memiliki luas 04,66 Km², Sei

halim hassak memiliki luas 08,44 Km², Perk. Sei dadap ½ memiliki luas 20,32 Km²,

Sei kamah 2 memiliki luas 02,10 Km², Sei kamah 1 memiliki luas 02,50 Km², Tanjung

asri memiliki luas 01,12 Km², Sei kamah baru memiliki luas 02,05 Km², dan Pasiran

memiliki luas 02,30 Km². Total luas keseluruhan Kecamatan Sei Dadap adalah 65,81

Km². Kecamatan Sei dadap secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air joman dan Kisaran

Timur

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Air Batu

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tinggi Raja dan Kisaran

Barat

4.2Kependudukan

4.2.1 Jumlah Penduduk

(16)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sei Dadap

No Desa

Luas Penduduk (orang) Kepadatan penduduk Sumber: Kantor BPS ASAHAN

4.3 Kondisi Sarana Dan Lingkungan

4.3.1 Fasilitas Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kecamatan Sei Dadap pada saat ini masihterbatas,

seperti Fasilitas kesehatan berupa 1 unit Rumah Sakit Pemerintah, 1 unit puskesmas,

4 unit pustu, 3 unit balai pengobatan, dan 3 unit klinik yang terlihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.3

Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sei Dadap

No Jenis Fasilitas Jumlah Persen ( % )

(17)

4.3.2 Tempat Ibadah

Sementara itu, untuk tempat ibadah di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari

mesjid, langgar, gereja, vihara seperti tersaji pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Tempat Ibadah di Kecamatan Sei Dadap No Tempat ibadah Jumlah Persen (%)

Industri yang ada di Kecamatan Sei Dadap berupa industri kecil dan kerajinan

Rumah Tangga, dan Perindustrian Besar/Sedang. Jumlah industri yang ada dapat

diihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Industri Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap

No Jenis Industri Jumlah Persen (%)

1 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 18 85,7

2 Perusahaan Industri Besar/Sedang 3 14,2

Jumlah 21 100

Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap

4.3.4 Pasar

Jenis pasar yang ada di Kecamatan Sei Dadap terdiri dari Pasar Pekan, Toko

(18)

Tabel 4.6

Jumlah Pasar Menurut Jenisnya di Kecamatan Sei Dadap

No Jenis Pasar Jumlah Persen (%)

1 Pasar Pakan 6 2,4

2 Toko 22 8,9

3 Kios 218 88,6

Jumlah 246 100

Sumber: Kantor Balai Desa Kecamatan Sei Dadap

4.4 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akan dianalisis dalam penelitian ini

terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, dan penghasilan. Hasil perhitungan

frekuensi selengkapnya tentang kondisi sosial ekonomi berdasarkan sampel di

Kecamatan Sei Dadap dapat di jelaskan sebagai berikut :

4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang

partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang di biayai keuangan dana desa, dapat

dilihat jenis kelamin yang paling dominan berpartisipasi yaitu jenis kelamin laki-laki

sebanyak 76 orang, sedangkan perempuan sebanyak 23 orang. Berikut adalah tabel

distribusi responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

1 Laki-Laki 76 77,7

2 Perempuan 23 23,3

Jumlah 99 100

(19)

Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi pada tabel diatas, terlihat

bahwa persentase jenis kelamin pria sebanyak 77,7% dan wanita sebanyak 23,3%.

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah partisipan laki-laki lebih banyak dari

perempuan.Hal ini disebabkan adanya system pelapisan sosial yang terbentuk dalam

masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara laki-laki dan

perempuan. Perbedaan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan hak dan

kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu, ada kecenderungan

kelompok laki-laki lebih banyak berpartisipasi daripada kelempok perempuan.

4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan Hasil kuesioner yang di kategorikan dalam lima bagian,

diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut :

Tabel 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persen (%)

Pada perhitungan distribusi frekuensi usia responden di atas, diperoleh bahwa

responden berusia 41 – 50 tahun mendominasikan dalam pelaksanaan partisipasi

pembangunan yang dibiayai keuangan dana desa. Dari perhitungan ini terlihat pula

(20)

partisipan terbanyak pada urutan kedua adalah pada golongan responden berusia 31 –

40.Hal ini menunjukkan adanya junior dalam berpartisipasi. Perbedan usia ini

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, karena dalam masyarakat terdapat

perbedaan kedudukan antara rentang usia, sehingga akan memunculkan golongan tua

dan muda. Menurut Slamet (1994), usia berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk

bepartisipasi. Dalam hal ini golongan tua dianggap lebih berpengalaman daripada

yang muda, dan akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal menetapkan

keputusan.

4.4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Bardasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat tentang

partisipasi pembangunan, terlihat bahwa tingkat pendidikan responden yang paling

banyak adalah SMA berjumlah 54 orang.sementara yang paling kecil adalah pada

tingat Akademi berjumlah 3 orang.

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persen (%)

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa persentase tingkat

(21)

Sarjana 18,1%, SMP sebanyak 13,1%, SD sebanyak 11,1% dan Akademi sebanyak

3%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Sei

Dadap sangat bervariasi, timgkat pendidikan di desa ini tergolong baik dengan

mayoritas penduduknya menyelesaikan pendidikan dengan hingga jenjang yang

cukup tinggi yaitu SMP dan SMA, disamping itu banyak pula yang berpendidikan

hingga sarjana walaupun masih banyak juga yang hanya sampai tingkat SD.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tinggi rendahnya

tingkat pendidikan masyarakat tidak memiliki hubungan dengan partisipasi

masyarakat, khususnya dalam ketiga tahapan partisipasi.

4.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan hasil kuesioner yang dikategorikan dalam tiga bagian, sehingga

diperoleh distribusi penghasilan responden sebagai berikut :

Tabel 4.10

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan

No Penghasilan Jumlah Persen (%)

1 < Rp 1.000.000 24 24,2

2 Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 71 71,7

3 > Rp 5.000.000 4 4

Jumlah 99 100

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Pada perhitungan distribusi frekuensi penghasilan responden, diperoleh

informasi bahwa partisipasi responden paling tinggi adalah responden yang

mempunyai penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 perbulan sebanyak 71,7%,

(22)

24,2%, sedangkan golongan yang berpenghasilan lebih tinggi yaitu > Rp 5.000.000

hanya sebesar 4%.

Menurut Turner dalam Panudju (1999), tingkat penghasilan ini akan

mempengaruhi kemampuan financial masyarakat untuk memberikan sumbangan.

Masyarakat hanya akan bersedia untuk mengerahkan semua kemampuannya apabila

hasil yang dicapaiakan sesuai dengan kenginan dan prioritas kebutuhan mereka.

4.5 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Pembnagunan Yang dibiayai oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap

4.5.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan

Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat desa berkaitan

dengan partisipasi pada tahap perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh

keuangan dana desa,dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11

Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan

No Partisipasi Pada TahapPerencanaan Jumlah Persen (%)

1 Ikut berpartisipasi 89 89,9

2 Tidak ikut berpartisipasi 10 10,1

Jumlah 99 100

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Pada tabel diatas, dapat diliha persentase masyarakat yang berpartisipasi pada

tahap perencanaan adalah sebesar 89,9% atau sebanyak 89 orang, sedangkan yang

(23)

Ada beragam alasan responden mengapa mereka tidak ikut berpartisipasi

diantaranya adalah cenderung masyarakat untuk melimpahkan kewenagan dengan

anggapan bahwa lebih baik program tersebut ditanganin oleh pihak-pihak yang terkait

saja, yaitu pemerintah melalui perangkat desa,fasilitator,kepala dusun ataupun ketua

kelompok masyarakat setempat didalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasannya. Masyarakat hanya memberikan persetujuan saja dengan sosialisasi

program dan tinggal menunggu hasilnya.Sementara ada beberapa responden yang

tidak ikut berpartisipasi dengan alasan sibuk bekerja.

Menurut Slamet (1992), ada dua faktor yang menyebabkan orang kurang

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, yaitu karena mereka mengetahui bahwa final

decision bukan pada mereka tetapi ada pada orang-orang yang mempunyai

kekuasaan, serta mereka tidak mempunyai kepentingan khusus yang

memperngaruhinya secara langsung. Bentuk partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa dapat dilihat pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12

Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan No Partisipasi Pada Tahap Perencanaan Jumlah Persen (%)

1 Aktif mengikuti Pertemuan 63 63,6

2 Aktif menyampaikan usulan/saran 18 18,1 3 Terlibat dalam mengambil keputusan 8 8

4 Tidak ikut berpartisipasi 10 10,1

Jumlah 99 100

(24)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa bentuk partisipasi dengan aktif

mengikuti pertemuan adalah 63 responden.ke 63 responden ini adalah mereka yang

selalu hadir mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan. Dari 63 responden

tersebut yang aktif menyampaikan usulan/saran ada 18 responden dan 8 responden

yang terlibat dalam pengambilan keputusan.Tingginya bentuk partisipasi responden

ini disebabkan pendapat bahwa kehadiran dalam mengikuti pertemuan dipandang

penting dalam tahap perencanaan.

Dalam penelitian ini, bentuk partisipasi responden dalam menyampaikan

usulan/saran dalam pertemuan hanya 18,1% saja. Angka ini menunjukkan bahwa

tidak semua responden yang mengikuti pertemuan ikut juga dalam pengambilan

keputusan.Hal ini disebabkan karena masyarakat banyak yang melimpahkan atau

memberikan kewenangan kepada golongan tertentu, yang dalam hal ini adalah

pimpinan kelompok ataupun para kepala dusun untuk diajukan dalam rapat.

menurut Slamet (1994), ada 3 kepemimpinan yang mempengaruhi

penyampaian usul/saran dalam sebuah program yaitu :

1. Kepemimpinan yang bersifat koordinatif, yaitu kepemimpinan yang lebih

memberikan kemungkinan kepada warga untuk lebih banyak berpartisipasi.

2. Kepemimpinan yang bersifat oligarcy, yaitu kepemimpinan dengan sifat

terbatas, dimana keputusan-keputusan yang diambil bukan merupakan

(25)

ini bukan merupakan kesalahan dari pimpinan tetapi memang keadaan

masyarakat sendiri yang memberikan kemungkinan untuk terjadinya system

ini.

3. Kepemipinan yang bersifat Paternalistis. Pada tipe kepemimpinan ini, bahwa

segalanya diserahkan kepada kehendak pimpinan. Keputusan tentang

perencanaan pembangunan tidak dicetuskan melalui rapat-rapat,tetapin rakyat

sudah menyerahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pimpinan

setempat.

4.5.2 Analisis Bentuk Partisipsi Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan

Jawaban dari responden berkaitan dengan pertanyaan apakah ikut

berpartisipasi pada tahap pembnagunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di

desa mereka, total jawaban menunjukkan bahwa 81% masyarakat terlibat dalam

kegiatan pelaksanaan pembangunan,selengkapnya dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13

Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan

No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)

1 Ikut berpartisipasi 83 83,8

2 Tidak ikut berpartisipasi 16 16,1

Jumlah 99 100

Sumber: Diolah dari Kuesioner

(26)

sebesar 89,9%, maka pada tahap pelaksanaan, partisipasi masyarakat

sedikitberkurang, terlihat dari banyaknya jumlah responden yang ikut berpartisipasi

sebesar

83,8% atau 83 orang. Hal ini disebabkan oleh anggapan masyarakat yang menyatakan

bahwa pada tahap pelaksanaan adalah urusan yang dominan dilakukan bagi

yangwarga di pilih atau duduk sebagai dewan kelurahan, namun dalam proses

pelaksanaannya merupakan kerja sama yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat

desa.

Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan pembangunan yang di biayai

oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap berupa tenaga, sumbangan uang

yang dalam hal ini untuk konsumsi pada proses pembnagunan, tanah/pasir yang

diberikan masyarakat secara Cuma-Cuma untuk tempat pembangunan, dan keahlian

dalam membangun infrastruktur seperti masyarakat yang biasnya bekerja sebagai

tukang bangunan dan lainnya. Untuk golongan perempuan, sumbangan keahlian

ditunjukkan dengan kesediaan menjadi bendahara dalam mencatat dalam

pelaksanaan.

Bedasarkan hasil jawab para respoden, diketahui bahwa 56,5% responden

memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga, 4% dalam bentuk uang, 2% dalam

bentuk tanah, dan 21,1% dala bentuk keahlian. Dari 83 responden tersebut, yang ikut

(27)

responden lain dalam bentuk lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan dari

warga bahwa pembangunan prasarana tersebut berasal dari dana yang diberikan

pemerintah dan warga tidak perlu membayar apapun.

Tabel 4.14

Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan No Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Jumlah Persen (%)

1 Tenaga 56 56,5

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Tingginya tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan menunjukkan

bahwa dana yang berasal dari bantuan langsung dari pemerintah benar-benar

direalisasikan agar dapat disampaikan kepada masyarakat untuk pembangunan

infrastruktur yang memberikan manfaat sehingga memotivasi masyarakat semakin

kuat untuk berpartisipasi.

4.5.3 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pengawasan

Dalam konsep partisipasi masyarakat, tidak hanya perencanaan dan

pelaksanaan dalam pembangunan saja yang dilakukan oleh masyarakat, namun harus

berlanjut keproses pengawasan/monitoringnya. Sehingga dalam pembangunan

infrastruktur, hasil yang diperoleh akan sesuai dengan apa yang diinginkan

(28)

apakah proyek tersebut udah sesuai dengan model (blue print) yang telah di tetapkan

(soekartawi,1990).

Jawaban dari responden berkaitan dengan keaktifan mereka dalam melakukan

kegiatan pengawasan menunjukkan bahwa 90,9% responden aktif dan yang tidak

aktif 9%

Tabel 4.15

Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan

No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan Jumlah Persen (%)

1 Ikut berpartisipasi 90 90,9

2 Tidak ikut berpartisipasi 9 9

Jumlah 99 100

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa rersponden yang aktif berpartisipasi

mengalmi peningkatan, yaitu dari 83 orang menjadi 90 orang pada tahap

pengawasan.Kenaikan ini disebabkan setelah pembangunan telah selesai

dilaksanakan, yang melakukan pengawasan hampir semua responden.

Pada tabel yang terlihat tidak aktif dalam tahap pengawasan beralasan bahwa

pengawasan sudah bukan tugas wajib lagi, melainkan merupakan tugas pihak-pihak

terkait yang biasanya dilakukan oleh pihak seperti camat,kepala desa,kepala

dusun,perangkat desa dan sebagainya. Sementara itu, bentuk partisipasi masyarakat

(29)

Tabel 4.16

Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pengawasan No Partisipasi Pada Tahap Pengawasan Jumlah Persen (%)

1 Kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana 35 35,3

2 Daya guna 15 15,1

3 Hasil guna 40 40,4

4 Tidak ikut berpartisipasi 9 9

Jumlah 99 100

Sumber: Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa kesesuaian bentuk

prasarana dengan rencana yaitu 35,3%. Penentuan jenis atau bentuk prasarana dan

lokasi didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang dihimpun dan ditetapkan melalui

system perkumpulan yang ada pada masyarakat.Angka itu menunjukkan bahwa

masih ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat beranggapan bahwa bentuk

prasana tidak terlalu sesuai dengan yang diinginkan.Namun, hal ini sepenuhnya

disadari oleh masyarakat, bahwa dari banyaknya keinginan yang disampaikan

masyarakat memang tidak semuanya dapat ditampung dan direalisasikan dengan

sempurna. Pendapat Conyers (1994), yang menyatakan bahwa memang skala

prioritas masyarakat mungkin saja sangat berbeda dari skala prioritas yang dimiliki

oleh perencana itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pula bahwa 15,1% dan 40,4%

responden telah merasakan daya guna dan hasil guna dari hasil pelaksanaan

(30)

4.6 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa di Kecamatan Sei Dadap

Berdasarkan tabel-tabel diatas, diperoleh informasi bahwa pendapat

responden tentang partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh

keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap, semua berada diatas 50%. Tingginya

keikutsertaan responden dalam pembangunan ini dikarenakan bahwa infrastruktur

yang dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi. Persentase

partisipasi pada tahap perencanaan sebesar 89,9%, pada tahap pelaksanaan sebesar

83,8% dan pada tahap pengawasan sebesar 90,9%.

Pendapat Sherry Arnstein (1969), pada makalahnya yang termuat di journal of

the American Institute of Planners berjudul “A Ladder of Citizen Partisipation”, bahwa terdapat delapan anak tangga tingkat partisipasi berdasarkan kadar kekuatan

masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan. Untuk itu, penulis akan

menganalisis bagaimana sebenarnya partisipasi masyarakat yang terjadi dan pada

tingkatan yang mana partisipasi masyarakat pada pembangunan yang di biayai oleh

(31)

4.7 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Bentuk Partisipasi Pada Tahapan Pembangunan Yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa

Sebelum melakukan uji statistic tentang hubungan sosial ekonomi,makaakan

di jelaskan terlebih dahulu perbandingan antara komdisi sosial ekonomi dengan

tahapan-tahapan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan

Sei Dadap.

4.7.1Perbandingan Kondisi Sosial Ekonomi Responden pada Tahap Perencanaan

Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada

tahap perencanaan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di

Kecamatan Sei Dadap:

Tabel 4.17

Perbandingan Jenis Kelamin Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Perencanaan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahap perencanaan,

(32)

bentuk partisipasi yang ada, sebanyak 51 orang lakilaki aktif mengikuti pertemuan,

11 orang aktif menyampaikan usulan, 6 orang terlibat dalam pengambilan keputusan,

dan 8 orang yang tidak memberikan pilihan. Sementara, sebanyak 12 orang

perempuan aktif mengikuti pertemuan, 7 orang aktif menyampaikan usulan, 2 orang

terlibat dalam pengambilan keputusan dan hanya 2 orang yang tidak memberikan

pilihan:

Tabel 4.18

Perbandingan Usia Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Perencanaan

No Bentuk Partisipasi Usia Jumlah

< 20 21-30 31-40 41-50 >50

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti

pertemuan direntang usia 31-40 sebanyak 23 orang, usia 41-50 sebanyak 22 orang,

usia >50 sebanyak 12 orang, usia 21-30 sebanyak 5 orang dan usia <20 hanya 1

orang. Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran di usia 21-30 sebanyak 2

orang, usia 31-40 sebanyak 6 orang, usia 41-50 sebanyak 9 orang, dan usia >50 hanya

1 orang. Respoden yang terlibat dalam pengambilan keputusan di usia 21-30 hanya 1

orang, usia 41-50 sebanyak 4 orang, dan usia >50 sebanyak 3 orang. Usia 41-50

(33)

Tabel 4.19

Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Perencanaan

No Bentuk Partisipasi Tingkat Pendidikan Jumlah SD SMP SMA Akd Sarjana

1 Aktif mengikuti Pertemuan 7 9 36 2 9 63

2 Aktif menyampaikan usulan/saran - 2 13 - 3 18

3 Terlibat dalam pengambilan keputusan 1 1 3 1 2 8

4 Tidak memberikan pilihan 3 1 2 - 4 10

Jumlah 11 13 54 3 18 99 Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti

pertemuan yang berpendidikan SD sebanyak 7 orang, SMP sebanyak 9 orang, SMA

sebanyak 36 orang, Akademi sebanyak 2 orang, dan Sarjana sebanyak 9 orang.

Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran yang berpendidikan SMP hanya 2

orang, SMA sebanyak 13 orang, dan Sarjana sebanyak 3 orang. Reesponden yang

terlibat dalam pengambilan keputusan yang berpendidikan SD,SMP,Akademi hanya

1 orang, SMA sebanyak 3 orang dan Sarjana sebanyak 2 orang. Pada Tahap

perencanaan ini, responden yang lebih banyak berpartisipasi adalah yang

(34)

Tabel 4.20

Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Perencanaan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

<1 juta 1-5 juta >5 Juta

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang aktif mengikuti

pertemuan yang mempunyai penghasilan <1 juta sebanyak 15 orang, 1-5 juta 47

orang, dan >5 juta hanya 1 orang. Responden yang aktif menyampaikan usulan/saran

yang mempunyai penghasilan <1 juta hanya 2 orang, 1-5 juta sebanyak 14 orang dan

>5 juta sebanyak 2 orang. Responden yang terlibat dalam pengambilan keputusan

yang mempunyai penghasilan <1 juta sebanyak 3 orang, dan 1-5 juta sebanyak 5

orang.Pada tahap ini, responden yng lebih banyak berpartisipasi adalah yang

mempunyai penghasilan 1-5 juta.

4.7.2 Perbandingan Kondisi Sosial Ekonomi Responden pada Tahap Pelaksanaan

Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada

tahap pelaksanaan pembangunan yang di biayai oleh keuangan dana desa di

(35)

Tabel 4.21

Perbandingan Jenis Kelamin Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahap pelaksanaan,

laki-laki juga lebih mendominasikan dibandingkan dengan perempuan. Terlihat dari

jumlah laki-laki yang berpartisipasi melalui tenaga sebanyak 42 orang, uang sebanyak

2 orang, tanah 2 orang, dan keahlian sebanyak 20 orang. Sedangkan perempuan yang

berpartisipasi melalui tenaga sebanyak 14 orang, uang 2 orang, dan keahlian hanya 1

orang.

Tabel 4.22

Perbandingan Usia Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

No Bentuk Partisipasi Usia Jumlah

< 20 21-30 31-40 41-50 >50

(36)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

melalui keahlian di umur <20 hanya 1 orang saja. Responden yang berpartisipasi

melalui tenaga di usia 21-30 sebanyak 6 orang, usia 31-40 sebanyak 20 orang, usia

41-50 sebanyak 18 orang dan usia <50 sebanyak 12 orang. Responden yang

berpartisipasi melalui uang dari setiap umur sebanyak 4 orang.Responden yang

melalui tanah sebanyak 2 orang dari umur 31-40 dan 41-50. Responden yang

berpartisipasi melalui keahlian di usia 31-40 sebanyak 4 orang, usia 41-50 sebanyak

13 orang dan usia <50 sebanyak 3 orang. Rentang usia 41-50 tahun juga

mendominasikan pada tahap pelaksanaan.

Tabel 4.23

Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

No Bentuk Partisipasi Tingkat Pendidikan Jumlah SD SMP SMA Akd Sarjana Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

melalui tenaga dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang, SMP 5 orang, SMA

32 orang, Akademi 2 orang dan Sarjana sebanyak 10 orang. Responden yang

berpartisipasi melalui uang hanya pada sarjana yang tidak berpartisipasi.Responden

(37)

responden yang berpartisipasi melalui keahlian dengan tingkat SD 2 orang, SMP 5

orang, SMA 13 orang, dan Sarjana hanya 1 orang.Pada tahap ini, responden yang

paling banyak berpartisipasi adalah responden dengan tingkat pendidikan SMA.

Tabel 4.24

Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

<1 juta 1-5 juta >5 Juta

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

melalui tenaga dengan penghasilan <1 juta sebanyak 15 orang, 1-5 juta sebanyak 39

orang, >5 juta sebanyak 2 orang. Respoden yang berpartisipasi melalui uang hanya

pada responden dengan penghasilan 1-5 juta sebanyak 4 orang.Responden yang

berpartisipasi dengan tanah hanya terdapat responden yang berpenghasilan 1-5 juta

sebanyak 2 orang. Dan Responden yang berpartisipasi melalui keahlian dengan

tingkat penghasilan <1 juta sebanyak 7 orang, 1-5 juta sebanyak 14 orang dan

berpenghasilan >5 juta sebanyak 2 orang. Pada tahap ini, responden yang paling

(38)

4.7.3 Perbandingan Kondisi Sosial Ekonomi Responden pada Tahap Pengawasan

Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada

tahap pengawasan pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di

Kecamatan Sei Dadap :

Tabel 4.25

Perbandingan Jenis Kelamin Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana 24 11 35

2 Daya guna 10 5 15

3 Hasil guna 37 3 40

4 Tidak memberikan pilihan 5 4 9

Jumlah 76 23 99

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahap pengawasan,

laki-laki juga lebih mendominasikan dibandingkan dengan perempuan. Terlihat dari

jumlah laki-laki yang berpartisipasi dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana

dengan rencana yang ditetapkan sebanyak 24 orang, daya guna 10 orang, dan hasil

guna 37 orang. Sedangkan perempuan yang berpartisipasi dalam mengawasi

kesesuaian bentuk prasarana yang ditetapkan sebanyak 11 orang, daya guna 5 orang

(39)

Tabel 4.26

Perbandingan Usia Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan

No Bentuk Partisipasi Usia Jumlah

< 20 21-30 31-40 41-50 >50

1 Kesesuaian bentuk prasarana dengan

rencana di tetapkan 1 7 6 15 6 35

2 Daya guna - - 9 6 - 15

3 Hasil guna - - 15 16 9 40

4 Tidak memberikan pilihan - 1 3 3 2 9

Jumlah 1 8 33 40 17 99

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

melalui pengawasan kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan di

usia<20 hanya 1 orang, usia 21-30 7 orang, uisa 31-40 6 orang, usia 41-50 15 orang

dan usia >50 6 orang. Daya guna di usia 31-40 sebanyak 9 orang dan usia 41-50

sebanyak 6 oang. Dan hasil guna usia 21-30 hanya 1 orang, usia 31-40 3 orang, usia

41-50 3 orang dan usia <50 2 orang.

Tabel 4.27

Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan

No Bentuk Partisipasi Tingkat Pendidikan Jumlah SD SMP SMA Akd Sarjana

1 Kesesuaian bentuk prasarana dengan

rencana ditetapkan 4 3 19 2 7 35

2 Daya guna 2 2 7 1 3 15

3 Hasil guna 5 7 22 - 6 40

4 Tidak memberikan pilihan - 1 6 - 2 9

(40)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan

tingkat pendidikan SD sebanyak 4 orang, SMP 3 orang, SMA 19 orang, Akademi 2

orang, dan Sarjana 7 orang. Daya guna dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 2

orang, SMP 2 orang, SMA 7 orang, Akademi 1 orang, dan Sarjana 3 orang. Dan hasil

guna dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 5 orang, SMP 7 orang, SMA 22 orang

dan Sarjana 2 orang. Pada tahap ini tingkat Pendidikan SMA yang paling banyak

berpartisipasi.

Tabel 4.28

Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan

No Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin Jumlah

<1 juta 1-5 juta >5 Juta

1 Kesesuaian bentuk prasarana dengan

rencana di tetapkan 10 22 3 35

2 Daya guna 3 12 - 15

3 Hasil guna 9 30 1 40

4 Tidak memberikan pilihan 2 7 - 9

Jumlah 24 71 4 99

Sumber : Diolah dari Kuesioner

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi

dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan

dengan penghasilan <1 juta sebanyak 10 orang, 1-5 jut 22 orang, dan >5 juta 3 orang.

Daya guna pada penghasilan <1 juta sebanyak 3 orang, dan 1-5 juta 12 orang. Dan

(41)

juta hanya 1 orang. Pada tahap ini, responden yang paling banyak berpartisipasi

adalah responden dengan penghasilan 1-5 juta.

4.8 Anlisis Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Patrisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan

Berdasarkan tabel-tabel diatas, diperoleh informasi bahwa dari ketiga tahapan

pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa beserta bentuk partisipasi yang

dilakukan, jenis kelamin laki-laki mendominasi dibandingkan dengan jenis kelami

perempuan. Hal ini cukup beralasan karena partisipasi yang diberikan oleh seorang

laki-laki dan perempuan dalam pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan

oleh adanya system pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang

membedakan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan perbedaan-perbedaan

hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan rentang usia, dapat dilihat bahwa usia 41-50 tahun

mendominasikan pada setiap tahapan pelaksanaan pembngunan, baik dilihat dari

bentuk partisipasi yang diberikan maupun dari jumlah keseluruhan responden. Usia

tersebut merupakan usia produktif. Penduduk usia produktif secara riil berarti

penduduk produktif yang pada umumnya masuk dalam kelompok telah siap bekerja

atau bisa bekerja, dimana pada usia ini sangat berpengaruh pada keaktifan seseorang

(42)

Untuk tingkat pendidikan yang paling banyak memberikan bentuk partisipasi,

baik pada tingkat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan adalah tingkat SMA,

diikuti dengan jenjang pendidikan yang selisihnya tidak terlalu jauh. Menurut Litwin

(2000), bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan seseorang, tentunya

mempunyai pengetahuan yang luas tentang pembangunan dan bentuk serta tata cara

partisipasi yang dapat diberikan. Namun, dari penelitian ini terjadi perbedaan, dapat

dilihat bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tidak memiliki

hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam ketiga tahapan partisipasi dalam

pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa. Bukti menunjukkan bahwa

masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah malah lebih banyak

berpartisipsi diandingkan dengan berpendidikan tinggi.

Menurut Barros (1993), bahwa penduduk yang lebih kaya kebanyakan

membayar pengeluaran tunai dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara

dengn penduduk yang berpenghasilan pas-pasan cenderung berpartisipasi dalam hal

tenaga. Dari tabel penghasilan yang telah dijelaskan, terlihat bahwa penghasilan

responden yang paling banyak memberikan bentuk partisipasi, baik pada tingkar

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan adalah mereka yang memiliki

penghasilan 1-5 juta. Sedangkan yang memberikan partisipasi paling sedikit pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan adalah mereka yang berpengasilan

(43)

Berikut adalah hasil uji statistik hubungan sosial ekonomi dengan bentuk

partisipasi masyarakat pada pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa

dengan ketentuan : jika X² hitung < X² tabel (df k-1xk-1) = 2, H0: diterima, dan jika

X² hitung > X² tabel (df k-1 x k-1) = 2, H1: diterima (H0 ditolak), pada tingkat

kepercayaan 95% = 5,991

Tabel 4.29

Hubungan Bentuk Partisipasi Responden Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Pada Tahapan Pembangunan yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa No

Bentuk Partisipasi Pada Pembangunan

yang dibiayai oleh keuangan dana desa

Nilai X² Kondisi Sosial ekonomi Responden Nilai g, tanah dan keahlian)

10,006 15,610 15,931 7,987 5,991

3 Tahap pengawasan ( kesesuaian prasarana dgn rencana, daya guna dan hasil guna

9,998 12,216 9,663 4,388 5,991

Sumber : Hasil Analisis SPSS

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahap perencanaan nilai

X² hitung Usia (16,890) dan tingkat pendidikan (23,585) lebih besar dari nilai X²

tabel (5,991). Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan antara bentuk

partisipasi dengan kondisi sosial responden. Dengan kata lain, faktor yang paling

(44)

dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap adalah usia dan tingkat

pendidikan.

Pada tahap pelaksanaan dapat diketahui bahwa nilai X² hitung jenis kelamin

(10,006), usia (15,610), pendidikan (15,931), dan penghasilan (7,987) lebih besar dari

nilai X² tabel (5,991). Dengan kata lain, bahwa ada pengaruh bentuk partisipasi

responden dengan kondisi sosial ekonomi pada tahap pelaksanaan pembangunan yang

dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap yaitu jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan penghasilan.

Pada tahap pengawasan, diketahui bahwa nilai X² hitung jenis kelamin (9,998)

usia (12,216), dan tingkat pendidikan (9,663) lebih besar dari X² tabel (5,991).

Dengan demikian terdapat hubungan antara bentuk partisipasi responden dengan

kondisi sosial ekonomi. Dengan kata lain, bahwa ada pengaruh bentuk partisipasi

responden dengan kondisi sosial ekonomi pada tahap pengawasan pembangunan

yang dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap yaitu jenis kelamin,

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan

yang dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei Dadap yang telah dianalisis

secara deskriptif, maka peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh

selama melakukan penelitian. Adapun kesimpulannya yaitu :

1. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana

desa di Kecamatan Sei Dadap berada dalam kategori baik, hal ini terlihat dari

keikutsertaan masyarakat serta bentuk partisipasi yang tinggi dalam setiap

tahapan pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun

pengawasan.

2. Berdasarkan tangga partisipasi, tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan yang dibiayai oleh keuangan dana desa di Kecamatan Sei

Dadap berada pada tingkat partnership. Pada tingkat ini pemerintah melalui

perangkat desa telah melakukan kerja sama yang baik dengan masyarakat.

Mereka memperlakukan masyarakat selayaknya rekan kerja, dan mereka

bermitra dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai macam

keputusan sehingga dapat diterima semua pihak.

3. Berdasarkan pengujian bentuk partisipasi masyarakat dengan kondisi sosial

(46)

dengan tingkat partisipasi masyarakat (perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan ). Dimana tahap perncanaan, bentuk partisipasi dipengaruhi oleh

usia dan tingkat pendidikan. Pada tahap pelaksanaan, bentuk partisipasi

dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan penghasilan. Dan

pada tahap pengawasan, bentuk partisipasi dipengaruhi oleh jenis kelamin,

usia, dan tingkat pendidikan.

5.2 Saran

1.Untuk Pemerintah, Sosialisasi program yang ditekankan pada tujuan dan

prinsip-prinsip keuangan dana desa harus terus dilakukan secara intensif dan menyentuh

seluruh lapisan sehingga dapat diimplementasikan pada berbagai program-program

dan kegiatan pembangunan selanjutnya. Untuk lebih meningkatkan bentuk partisipasi

masyarakat dalam setiap tahapan dalam pelaksanaan pembangunan selanjutnya,

pemeritah setempat hendaknya memberikan pelatihan, penyuluhan atau peningkatan

kemampuan masyarakat merasa benar-benar terlibat dalam program pembangunan

yang telah dilaksanakan.

2. Untuk Masyarakat, sebaiknya lebih menyadari bahwa partisipasi itu sangat

berpengaruh dalam suatu proses pembangunan. Masyarakat harus lebih koperatif

terhadap program-program pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan

masyarakat.Dari hasil penelitian ini mereka dapat melihat bahwa tingkat partisipasi

(47)

3. Bagi peneliti selanjutnya adalah perlu dikaji lebih mendalam tentang faktor-faktor

yang menjadi pendorong maupun penghambat dari partisipasi masyarakat pada

Gambar

Tabel 3.5 Jumlah Rumah Tangga di Kecamatan Sei Dadap
Tabel 3.6 Daftar Desa Kecamatan Sei Dadap
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Sei Dadap
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan (approach), menurut Joni (1991) dalam Rianto (2006:4), menunjukan cara umum dalam memandang permasalahaan atau objek kajian, sehingga berdampak pada permasalahan atau

Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerjasama dengan..

jawab dari siswa tersebut. Variabel kemandirian menggunakan skala interval yang.. pada instrument diturunkan menjadi ordinal. Indikator yang digunakan untuk..

Simbol yang terdapat pada ornamen yang ada pada rumah adat melayu Kampar,.. diantaranya tercipta dan diciptakan atas dorongan pengaruh lingkungan seperti

dapat mencapai hal tersebut, karena dipengaruhi banyak faktor dan kondisi yang menunjang maupun menghambat implementasi pelaksanaannya, seperti bagaimana

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir program studi strata satu (S1) Progdi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kristen Satya Wacana , saya melakukan penelitian

Hasil penelitian tema yang dihasilkan menghormati orang lain, mengenali kelebihan dan kekurangan, diskusi, menjalin hubungan baik dan saling percaya, berkomunikasi,

berdasarkan hasil evaluasi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.51/Menhut-II/2006 tentang Penggunaan SKAU Untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak