• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Kapur (CaO) dan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Kondisi tanah di Indonesia sangat bervariasi ditinjau dari segi kemampuan

dukungnya. Tanah merupakan salah satu material yang memegang peranan

penting dalam konstruksi atau pondasi, sehingga diperlukan tanah dengan

sifat-sifat teknik yang memadai. Dalam kenyataanya sering dijumpai sifat-sifat tanah yang

tidak memadai misalnya kompresibilitas, permeabilitas, maupun plastisitasnya.

Menurut Bowles (1989) tanah merupakan campuran partikel-partikel yang

terdiri dari salah satu atau seluruh jenis seperti berangkal (boulders), kerikil

(gravel), pasir (sand), lanau (silt), lempung (clay) dan koloid (colloids). Selain

sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, tanah juga

berfungsi sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Pada mulanya, seni rekayasa

tanah dilaksanakan hanya berdasarkan pengalaman di masa lalu saja. Tetapi

dengan pertumbuhan ilmu dan teknologi, perancangan dan pelaksanaan struktur

yang lebih baik dan lebih ekonomis adalah hal yang sangat diperlukan (Das,

1998).

Apabila tanah dasar yang ada berupa tanah lempung yang mempunyai daya

dukung dan kuat geser yang rendah, maka konstruksi di atasnya bisa mengalami

kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah bersifat keras agar sesuai dengan

persyaratan teknis.

Umumnya sebagian besar wilayah Indonesia terdiri oleh tanah lempung

(2)

persyaratan teknis, maka tanah dasar dapat diperbaiki, hal ini dikenal dengan

nama stabilisasi tanah.

Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna

memperbaiki sifat-sifat teknis tanah tertentu agar memenuhi syarat teknis tertentu

(Hardiyatmo, 2010).

Pada penelitian ini akan dibahas tentang stabilisasi tanah lempung dengan

penambahan kapur dan abu vulkanik sebagai bahan stabilisator yang diharapkan

dapat memperbaiki sifat-sifat fisis maupun mekanis dari sampel tanah sehingga

didapat tanah lempung yang memenuhi syarat teknis penggunaan pada konstruksi

di lapangan.

Kapur merupakan salah satu bahan bangunan yang dapat digunakan untuk

perbaikan tanah. Batu kapur merupakan bahan dasar pembuatan kapur yang

mengandung kalsium karbonat (CaCO ) yang apabila tercampur dengan air akan

menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH) ). Ketika kapur dengan mineral

lempung bereaksi, maka akan membentuk gel yang kuat dan keras yaitu kalsium

silikat yang dapat melapisi dan mengikat partikel lempung serta menutup

pori-pori tanah sehingga dapat memperkecil indeks plastisitas tanah.

Abu vulkanik yang keluar saat gunung meletus memang memberikan

manfaat jangka panjang. Namun ketika terjadi letusan gunung berapi maka

biasanya hanya ada dampak negatif bagi manusia. Abu vulkanik yang menyebar

ke berbagai wilayah bisa merusak rumah, menghambat saluran air, merusak

tanaman pertanian, mengganggu kesehatan penduduk, mengacaukan aktivitas

(3)

Abu vulkanik selain dapat merusak lingkungan di sekitarnya, ternyata

mempunyai manfaat yang menguntungkan. Kebanyakan masyarakat

memanfaatkan abu tersebut sebagai pupuk, seperti halnya masyarakat di

Kabupaten Karo. Untuk di daerah lain, seperti di daerah Gunung Merapi, Gunung

Galunggung, Gunung Kelud dan yang lainnya masyarakat di sekitar gunung

tersebut pun memanfaatkan abu vulkanik hanya sebagai pupuk untuk pertanian

mereka. Hal ini disebabkan karena pengetahuan masyarakat sekitar tentang abu

vulkanik hanya sebatas sebagai pupuk. Padahal abu vulkanik memiliki kandungan

silika yang tinggi. Silika (SiO2) adalah unsur penyusun utama dalam pembentukan

semen, maka abu vulkanik memiliki sifat pozolanik. Sifat pozolanik adalah

perilaku mengikat mineral lain yang ada di lempung sehingga menjadi semakin

keras dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, abu vulkanik dapat

dimanfaatkan sebagai material pengganti semen.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu antara lain:

1.Apakah kapur dan abu Gunung Sinabung dapat dimanfaatkan untuk

bahan stabilisasi tanah?

2.Apakan tanah seperti dari Patumbak dapat digunakan sebagai tanah

timbunan dengan memperbaiki index propertiesnya?

3.Berapakah kadar campuran kapur dan abu Gunung Sinabung yang

sesuai untuk stabilisasi tanah ?

4.Berapa kadar air optimum kombinasi kapur dan abu Gunung Sinabung

(4)

I.3. TUJUAN DAN MANFAAT 1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini diantaranya:

1. Mengetahui sifat fisis dan teknis dari kapur dan abu Gunung Sinabung

2. Mengetahui pengaruh penambahan Kapur sebesar 2%, 4%, 6%, 8%

terhadap index properties

3. Mencari campuran yang optimal yang memberikan nilai kuat tekan

bebas (UCT) dan CBR terbesar dari tanah lempung yang distabilisasi

dengan abu kapur dan abu Gunung Sinabung

1.3.2 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan suatu timbunan yang menggunakan tanah

lempung Patumbak dapat distabilisasi. Sifat tanah lempung ini dapat

membahayakan suatu konstruksi dan dapat memperlambat suatu pekerjaan

konstruksi ataupun pekerjaan timbunan. Dalam penelitian akan dilakukan variasi

antara kapur dan abu Gunung Sinabung yang sedemikian rupa agar hasil yang

diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Diharapkan juga bahwa variasi kapur dan abu Gunung Sinabung dapat

mencapai hasil yang diharapkan sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk

menjadi satu bahan stabilisator sehingga kedua limbah tersebut dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat mengurangi dampak

(5)

I.4. PEMBATASAN MASALAH

Pada Tugas Akhir ini, batasan-batasannya antara lain :

1. Tanah yang dipakai tanah lempung Patumbak, Deli Serdang.

2. Bahan stabilitas yang digunakan adalah kapur yang telah lolos saringan no

200.

3. Kapur yang digunakan adalah kapur yang dibeli dari Toko.

4. Abu vulkanik yang digunakan adalah abu vulkanik Gunung Sinabung.

5. Uji index properties tanah asli untuk mengetahui sifat fisis tanah yang

dilakukan pada awal penelitian, meliputi:

➢ Uji kadar air

➢ Uji berat jenis tanah

➢ Uji nilai Atterberg (batas-batas konsistensi)

➢ Uji distribusi butiran atau analisa saringan

6. Uji index properties Kapur Tohor untuk mengetahui sifat fisis tanah yang

dilakukan pada awal penelitian, meliputi:

➢ Uji kadar air

➢ Uji berat jenis tanah

➢ Uji nilai Atterberg (batas-batas konsistensi)

➢ Uji distribusi butiran atau analisa saringan

7. Pengujian untuk enginering properties dilakukan dengan uji Proctor

Standard, uji CBR Laboratorium (California Bearing Ratio) Tidak

Terendam (Unsoaked) dan uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression

(6)

8. Berat tanah yang dimaksud adalah tanah dalam kondisi kering setelah

dijemur di bawah sinar matahari dan lolos saringan no 4.

9. Masa pemeraman yaitu 7 hari.

10. Pada penelitian ini, tidak berfokus pada segi ekonomis.

I.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibuat dalam 5 bab dengan

uraian sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat, rumusan

masalah, pembatasan masalah.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Bab ini mencakup hal-hal yang dijadikan penulis sebagai dasar dalam

membahas pengaruh penambahan kapur dan abu vulkanik pada tanah lempung,

terhadap peningkatan daya dukung tanah dengan pengujian CBR Laboratorium

(California Bearing Ratio) dan pengujian kuat tekan bebas (Unconfined

Compression Test).

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang segala metodologi yang dilakukan dalam penelitian

berupa urutan-urutan tahapan pelaksanaan penelitian mulai dari pekerjaan di

lapangan sampai jenis penelitian yang dilakukan di laboratorium hingga analisis

(7)

Bab IV: Pembahasan

Bab ini berisi tentang pembahasan mengenai pengaruh penambahan kapur

dan abu vulkanik pada tanah lempung yang dilihat dari pengujian

laboratorium yaitu CBR Laboratorium sesuai dengan variasi kadar campuran

yang direncanakan. Membahas tentang data-data yang didapat dari penelitian

yang dilakukan yakni nilai CBR pada uji CBR Lab. dan Unconfined Compression

Test sesuai dengan variasi kadar campuran yang direncanakan. Membahas

tentang data-data yang didapat dari penelitian yang dilakukan yakni nilai � dan

�� pada uji kuat tekan bebas , membahas grafik hubungan antara kapur dan abu

vulkanik dengan lama pemeraman terhadap kekuatan tanah yang diperoleh, serta

analisa angka dari pengujian Atterberg.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, kondisi tersebut dapat mengindikasikan bahwa manajer yang juga sebagai pemilik dapat memainkan peranan yang dapat selaras dengan pemegang saham lainnya

TUGAS METODE NUMERIK PROGRAM FORTRAN REGRESI POLINOMIAL.. Yang dibina oleh

Selanjutnya pada bagian jari tengah memegang pangkal atau tepian dari ujung tali bagian belakang lembing yaitu dengan cara melingkarkan, ditopang dengan ibu jari berada di tepi

Hasil analisis data sampai pada kesimpulan, bahwa penyingkapan diri lebih sering dilakukan ketika berkaitan dengan hal-hal yang memang lazim di dalam perbincangan

 Bentuk talus : koloni senobium bergerak.  Bentuk kloroplas

Dan yang menarik bahwa I ndonesia juga termasuk dalam indeks yang dikeluarkan oleh lembaga komunitas LGBT dunia ini yaitu memiliki 1 majalah cetak (GAYa Nusantara) yang

The point of this character make these choices are usually lead the story to the climactic moment, and the effect or implication of this choice usually represents the conclusion

Segala tindakan redaksi Okezone.com dalam menerjemahkan baik pada judul, lead, paragraf pertama, tubuh berita dan penutup dan akhirnya pada keseluruhan teks dalam upaya mencapai