• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Militeristik Otoritarian : Perbandingan Gaya Kepemimpinan Saloth Sar di Kamboja (1975-1979) dan Soeharto di Indonesia (Periode 1965-1970)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemimpinan Militeristik Otoritarian : Perbandingan Gaya Kepemimpinan Saloth Sar di Kamboja (1975-1979) dan Soeharto di Indonesia (Periode 1965-1970)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL SALOTH SAR DAN SOEHARTO SERTA SISTEM POLITIK DI

KAMBOJA DAN INDONESIA

2.1. Profil Saloth Sar

Saloth Sar, atau yang secara umum lebih dikenal dengan nama Pol Pot, adalah mantan Perdana Menteri Demokratik Kamboja. Selama menjadi Perdana Menteri, ia dikenal otoriter dan kejam baik kepada rakyat maupun pejabat. Ketika ia berkuasa, sekitar 21% penduduk Kamboja tewas karena pembantaian, kerja paksa, maupun kelaparan. Kediktatoran dan kekejaman Pol Pot membuatnya masuk dalam jajaran 15 Diktator Kelas Dunia dan 10 Orang Terkejam Sepanjang Masa.43

Saloth Sar lahir di Kompong Thom pada tanggal 19 Mei tahun 1928. Saloth Sar merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara dan yang kedua dari tiga putra dari pasangan Pen Saloth dan Sok Nem. Kakaknya Saloth Chhay lahir tiga tahun sebelumnya. Keluarga itu tinggal di desa nelayan kecil Prek Sbauv, Provinsi Kampong Thom selama daerah kolonialisme Prancis. Pen Saloth adalah seorang petani padi yang memiliki 12 hektar lahan dan beberapa kerbau. Keluarga tersebut dianggap cukup kaya dengan standar seperti itu di masanya. Keluarga Pen Saloth adalah keturunan Sino-Khmer dan ia dinamakan Saloth Sar karena sesuai dengan warna kulit nya ("Sar" berarti putih dalam bahasa Khmer),keluarga

43Pol Pot. Dikutip melalu

(2)

Saloth Sar sudah berasimilasi diri dengan masyarakat Khmer umumnya pada saat Saloth Sar lahir.44

Pada tahun 1935, Saloth Sar meninggalkan Prek Sbauv untuk pindah ke École Miche, sebuah sekolah Katolik di Phnom Penh. Dia tinggal bersama sepupunya, seorang wanita bernama Meak, anggota dari Royal Ballet. Pada tahun 1926, Meak melahirkan anak Raja Monivong,

yaitu Pangeran Sisowath Kusarak. Dia diberi gelar resmi Khun Preah Moneang Bopha Norleak Meak. Saloth Sar tinggal bersama keluarga Meak

sampai tahun 1942. Kakaknya Roeung adalah selir Raja Monivong, sehingga melalui kedua wanita tersebut, ia sering memiliki alasan untuk dapat mengunjungi istana kerajaan. Pada tahun 1947, Saloth Sar berkesempatan masuk secara eksklusif ke Lycée Sisowath, tetapi tidak berhasil dalam studinya.45

Pada masa mudanya, Saloth Sar bekerja di perkebunan karet dan menghabiskan waktu selama dua tahun menjadi pendeta Budhha. Selama Perang Dunia II, dia bergabung dengan Ho Chi Minh melawan kolonialisme Prancis. Pada tahun 1946, menjadi anggota (gerakan bawah tanah) Partai Komunis Indocina. Pada tahun 1949, dia mendapat beasiswa untuk belajar elektronik di Prancis, tetapi di sana dia menghabiskan waktunya dengan kegiatan politik, sehingga selama tiga tahun berturut-turut dia selalu gagal ujian, sebuah kegagalan yang kemudian dilihat

44 Philip Short.

First Chapter – Pol Pot. Dikutip melalui

17.34 WIB.

45 David P. Chandler. Brother Number One: A Political Biography Of Pol Pot. Thailand : Silkworm Books.

(3)

sebagai bagian dari sikapnya yang anti-intelektualisme. Setelah kembali ke Kamboja, dia bekerja sebagai seorang guru geografi di sekolah swasta di Phnom Penh dan menulis artikel untuk publikasi aliran sayap kiri.46

Ketika Prancis menarik diri dari Indocina pada tahun 1954, Pangeran Norodom Sihanouk memegang kekuasaan di Kamboja. Saat pembentukan anggota kongres Partai Komunis Kamboja pada tahun 1960, Saloth Sar terpilih menjadi komite pusat dan menjadi sekretaris partai pada tahun 1963. Khawatir terhadap pemberontakan Sihanouk, Saloth Sar dan para pemimpin komunis yang lain melarikan diri ke hutan. Di sana dia melakukan perlawanan secara bergerilya. Namun, kemudian dibubarkan oleh Sihanouk dan dikenal dengan Khmer Rouge atau Khmer Merah.47

Setelah gelombang represi lain yang dilakukan oleh Sihanouk pada tahun 1965, Khmer Merah di bawah Saloth Sar tumbuh secara cepat. Banyak guru dan siswa meninggalkan kota menuju ke pedesaan untuk bergabung dengan Khmer Merah. Pada bulan April 1965, Saloth Sar pergi ke Vietnam Utara untuk mendapatkan persetujuan melakukan pemberontakan di Kamboja terhadap pemerintah. Vietnam Utara menolak untuk mendukung pemberontakan tersebut karena adanya negosiasi yang sedang berlangsung dengan pemerintah Kamboja, di mana Sihanouk berjanji untuk memungkinkan Vietnam menggunakan wilayah Kamboja dalam perang mereka melawan Vietnam Selatan. Tidak sampai awal tahun 1967 di mana Saloth Sar memutuskan untuk meluncurkan pemberontakan

46 Emdievi Y.G. Alejandro. Op.Cit., hal. 138. 47

(4)

nasional, meskipun Vietnam Utara menolak untuk membantu. Pemberontakan diluncurkan pada tanggal 18 Januari 1968 dengan serangan di pangkalan militer selatan dari Battambang. 48

Meskipun Sihanouk telah berusaha menjaga kestabilan negaranya dengan sangat disiplin, perang yang terjadi di negara tetangganya, Vietnam, tetap berpengaruh pada Kamboja. Pada tahun 1970, Amerika Serikat memberi dukungan terhadap penggulingan rezim Sihanouk yang dilakukan oleh Jenderal Lon Nol yang pro-Amerika. Dengan dukungan Komunis Vietnam, yang telah membangun kamp di sepanjang wilayah perbatasan, Khmer Merah melaksanakan perang gerilya melawan Lon Nol. Penyerangan Amerika Serikat terhadap Kamboja pada tahun 1970 dan usahanya menjatuhkan bom di seberang perbatasan secara terus-terusan

Pada musim panas tahun 1968, Saloth Sar memulai transisi dari seorang pemimpin partai yang bekerja dengan kepemimpinan kolektif, menjadi pemimpin absolut Khmer Merah. Dimana sebelumnya dia berbagi dengan pemimpin lain, namun sekarang ia memiliki senyawa sendiri dengan staf pribadi dan penjaga pribadi. Orang luar tidak lagi diizinkan untuk mendekatinya. Sebaliknya, orang yang dipanggil untuk menemui nya harus melalui stafnya terlebih dahulu.

48Pol Pot. Dikutip melalu

(5)

menyebabkan banyak anggota Khmer Merah tewas. Kenyataan ini tentu menarik simpati dunia internasional.49

Tak lama usai berkuasa, negara Khmer diubah namanya menjadi "Kampuchea Demokratik". Tahun di mana Khmer Merah berkuasa ditetapkan sebagai tahun nol. Sementara untuk mewujudkan ambisinya menciptakan negara agraris yang mandiri & tanpa kesenjangan sosial, Khmer Merah merelokasi paksa jutaan penduduk Kampuchea ke lahan-lahan pertanian yang tersebar di seluruh negeri untuk dijadikan buruh tani. Akibat relokasi paksa ini, banyak penduduk Kampuchea yang terpisah dari keluarganya sendiri. Rakyat Kampuchea juga diperintahkan memanggil sesama penduduk dengan sebutan "saudara", sementara Saloth Sar selaku pemimpin Kampuchea sendiri menyandang gelar "Saudara Nomor 1".50

Selama Khmer Merah berkuasa, banyak penduduk Kampuchea yang ditangkap dan disiksa hingga tewas oleh aparat negara mereka sendiri. Salah satu kompleks penjara sekaligus tempat penyiksaan yang paling terkenal adalah Tuol Sleng, Phnom Penh. Menurut kesaksian dari orang-orang yang pernah ditahan di Tuol Sleng, anggota Khmer Merah akan menempatkan para tahanan di sejumlah sel, lalu kemudian membawa mereka ke ruangan lain untuk disiksa sambil diinterogasi. Ada pula kasus di mana tahanan wanita melahirkan di dalam penjara karena tidak diperbolehkan meninggalkan selnya, lalu kemudian bayinya diambil paksa

49

Khmer Rouge Defendent: US Policies Enabled Cambodian Genocide. Dikutip melalui

24 Mei 2017 pukul 16.27 WIB.

50

Khmer Merah, Kelompok Penuh Darah dari Kamboja. Dikutip melalu

(6)

oleh anggota Khmer Merah & dibanting hingga tewas. Selain menjadikan sisa-sisa anggota pemerintahan lama & orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka sebagai target penangkapan & pemusnahan, Khmer Merah juga menargetkan orang-orang yang berkacamata & bisa berbahasa asing karena menganggap mereka sudah dicuci otaknya oleh pemikiran bangsa asing. Bukan hanya itu, Khmer Merah juga menargetkan para penganut agama & orang-orang dari etnis minoritas semisal etnis Vietnam yang banyak mendiami kawasan perbatasan Kampuchea bagian timur. Maraknya aksi penyiksaan massal, kerja paksa, & tidak tersedianya obat-obatan modern membuat banyak rakyat Kampuchea yang harus kehilangan nyawanya. Jumlah rakyat Kampuchea yang meninggal selama Khmer Merah berkuasa diperkirakan mencapai 2 juta jiwa.51

Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dikalahkan dengan mudah, dan Saloth Sar lari ke perbatasan Thailand. Pada Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah Heng Samrin, yang terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke Vietnam untuk menghindari pembasmian yang terjadi pada tahun 1954. Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Saloth Sar berhasil mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu, Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Saloth Sar,

51

(7)

menyerang dan menyebabkan Perang Tiongkok-Vietnam, tetapi tidak berlangsung lama.

Selama empat tahun di bawah kepemimpinan Saloth Sar, perang saudara dan invasi Vietnam diperkirakan menewaskan 1,7 juta orang (lebih dari 20% dari jumlah penduduk) karena penyakit, kelaparan, kurang gizi, dipaksa untuk bekerja, disiksa dan dibunuh. Namun, jumlah tersebut hingga kini masih dipertentangkan. Sumber-sumber yang dapat dipercaya dari pihak Barat menyebut angka 1,6 juta jiwa. Sebuah sumber yang spesifik, yakni rezim Phnom Penh yang didukung Vietnam, menyebutkan korban dari 1975-1979 berjumlah sekitar tiga juta jiwa. Ponchaud memberikan perkiraan sebanyak 2,3 juta jiwa (jumlah ini termasuk ratusan ribu korban sebelum pengambilalihan yang dilakukan Partai Komunis). Amnesti Internasional menyebutkan 1,4 juta jiwa dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan sekitar 1,2 juta jiwa. Sementara itu, Khieu Samphan dan Saloth Sar sendiri, masing-masing menyebutkan satu juta dan 800.000 jiwa.52

Saloth Sar mundur dari jabatannya pada tahun 1985, tetapi secara de facto masih bertahan sebagai pemimpin Partai Komunis. Pada tahun

1989, Vietnam mundur dari Kamboja. Saloth Sar menolak proses perdamaian dan tetap berperang melawan pemerintah koalisi yang baru. Saat itu, Saloth Sar memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya, Son Sen dan sebelas anggota keluarganya pada tanggal 10 Juni 1997 karena mencoba mengadakan persetujuan dengan pemerintah. Saloth Sar lalu

52 Emdievi Y.G. Alejandro.

(8)

melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap oleh Kepala Militer Khmer Merah, Ta Mok dan dijadikan tahanan rumah seumur hidup. Pada bulan April 1998, Ta Mok lari ke hutan sambil membawa Saloth Sar setelah mendapat serangan dari pemerintah yang baru. Beberapa hari kemudian, pada tanggal 15 April 1998, Saloth Sar meninggal saat berumur 70 tahun akibat serangan jantung. Jasadnya kemudian dibakar di wilayah perdesaan dan disaksikan oleh beberapa anggota eks Khmer Merah.53

53

(9)

2.2. Profil Soeharto

Jawa tengah merupakan pusat dari kerajaan-kerajaan jawa kuno, terdapat sebuah desa bernama Kemusuk. Desa kecil dan damai ini hampir tidak pernah diperhatikan orang sampai salah satu putranya menjadi presiden Indonesia kedua. Putra itu adalah H.M. Soeharto yang dilahirkan pada 8 Juni 1921 di Kampung Kemusuk, Argomulyo, Desa Godean, sekitar 15 kilometer dari kota Yogyakarta. Ia adalah anak pasangan Kertosudiro, seorang petugas ulu-ulu (petugas irigasi desa), dan Sukirah. Dalam “Taksonomi” Jawa, Soe berarti lebih baik dan Harto berarti kekayaan.54

Tahun 1921 bukanlah tahun yang mengembirakan, bukan pula saat yang menjanjikan kesejahteraan bagi penduduk Kampung Kemusuk. Tiga tahun setelah berakhirnya perang Dunia I ditandai dengan krisis ekonomi yang merata sampai ke Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau penghasil rempah-rempah lainnya dalam koloni Hindia Belanda. Dalam kondisi kesejahteraan yang terbatas itulah, Kertosudiro berharap kelak putranya tumbuh menjadi orang yang kaya dan berkedudukan tinggi. Harapan itu dimulai dengan kenyataan yang tidak terlalu baik, tidak lama setelah melahirkan Soeharto, Sukirah dan Kertasudiro bercerai. Sukirah kemudian menikah lagi dengan Atmopawiro dan memiliki tujuh anak yang salah satunya adalah Probosutedjo, yang pada masa pemerintahan Orde Baru

54 Retnowati Abdulgani. Soeharto The Life and Legacy of Indonesia’s Second President. Jakarta : Kasta

(10)

dikenal sebagai konglomerat kontroversial, sedang Kertosudiro juga menikah lagi dan memperoleh empat orang anak.55

Soeharto yang beranjak besar disekolahkan Sukirah di Desa Puluhan, Godean. Namun karena Sukirah dan Atmopawiro pindah ke daerah kemusuk Kidul, maka Soeharto pun pindah sekolah ke desa Pedes. ketika Soeharto memasuki usia delapan tahun. Kertosudiro, ayah kandungnya memutuskan agar Soeharto dipelihara oleh adik perempuannya, Ibu Prawirowihardjo di Wuryantoro. Sebuah tempat yang

Soeharto adalah putra satu-satunya dari perkawinan Kertosudiro dan Sukirah. Belum genap berumur 40 hari, Soeharto dibawa ke rumah adik kakeknya, Kromodiryo, seorang dukun bayi yang juga membantu kelahiran Soeharto, hal ini disebabkan karena kesehatan Sukirah memburuk, akhirnya Soeharto harus tinggal dirumah Kromodiryo lebih lama kurang lebih empat tahun. Di rumah Kromodiryo, Soeharto menemukan kehangatan kasih sayang, dirumah Kromodiryo, Soeharto belajar berdiri dan berjalan. Ketika berumur empat tahun, Soeharto diambil kembali oleh Sukirah dan diajak tinggal bersama Atmopawiro yaitu ayah tiri Soeharto. Atmopawiro sayang pada putra tirinya dan bahkan membelikan Soeharto seekor kambing. Tindakan ini dengan tegas memperlihatkan kasih sayangnya pada Soeharto karena kambing adalah ternak yang bernilai tinggi di Indonesia. Setelah mulai beranjak besar, Soeharto menghabiskan waktu senggangnya dengan mengembala.

55 A.Yogaswara. Biografi Daripada Soeharto dari Kemusuk Hingga ”Kudeta Camdessus”. Jakarta: Media

(11)

lebih makmur apabila dibandingkan dengan Kemusuk. Karena Prawirowihardjo adalah seorang mantri tani, sebuah jabatan yang cukup tinggi di kalangan orang desa, diharap dapat memberi Soeharto pendidikan yang lebih baik. Kehidupan Prawirowihardjo sebagai seorang mantri tani membuat kehidupan Soeharto merasa lebih baik daripada sebelumnya. Pada masa ini, Soeharto banyak belajar tentang segala sesuatu, dari masalah pertanian hingga keagamaan. Karena Prawirowihardjo adalah seorang mantri tani atau petugas tanah, sebuah jabatan yang cukup tinggi di kalangan orang desa. Dari mengikutinya, Soeharto menjadi tahu banyak hal mengenai kegiatan bercocok tanam. Sebuah kegiatan yang pada akhirnya menjadi kegemaran Soeharto hingga usia tua. Dan pada masa-masa ini telah membangkitkan rasa simpati Soeharto yang mendalam terhadap para petani.56

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar selama lima tahun, Soeharto meneruskan pelajarannya di Schakel School, sebuah sekolah menengah pertama di Wonogiri, disana Soeharto tinggal bersama Hardjowijono, teman ayah Soeharto yang merupakan pensiunan pegawai kereta api. Hardjowijono adalah murid Kyai Darjatmo, seorang guru agama terkenal yang bisa menyembuhkan penyakit dan meramal masa depan. Soeharto belajar filsafat dari beliau dan sering ikut dengannya ke mesjid dimana ia mengajar. Termasuk diantara para pengikut Kyai Darjatmo adalah dari kalangan intelek, birokrat, pedagang dan petani. Pada masa-masa ini Soeharto belajar untuk meracik obat-obat tradisional

56

(12)

dari berbagai tanaman yang tumbuh di sekitar daerah itu. Kemudian soeharto pindah bersekolah di sekolah menengah Muhammadiyah di kota Jogja, dari kehidupan di Jogja ini, Soeharto mendengar awal-awal protes bangsa Indonesia terhadap penjajahan pemerintahan kolonial Belanda. Tidak lama setelah itu, angin perang mulai menyapu seluruh wilayah Pasifik. Karena terlalu disibukkan oleh urusan perang, belanda tidak menggubris gerakan –gerakan pertemuan di bawah tanah yang diselenggarakan oleh para politisi muda Indonesia. Mereka banyak mengadakan rapat untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa dari penjajahan belanda. Soeharto tidak terlalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini karena ia sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan pendidikannya yang baru selesai pada tahun 1939.

Setelah lulus di tahun 1939, ia dituntut untuk mencari nafkah sendiri. Setengah menyalahkan keadaan, Soeharto mencatat,”sangat sulit memperoleh pekerjaan tanpa bantuan orang yang berkedudukan ataau berpengaruh, tanpa uluran tangan orang kaya ataupun pengusaha besar saat itu”. Soeharto kembali ke Wuryantoro, kemudian ia diterima bekerja di sebuah bank desa (Volks-bank) sebagai pembantu klerek yang bertugas berkeliling kampung untuk bertemu dengan para petani, pedagang kecil ataupun pemilik warung kecil yang ingin mengajukan pinjaman.57

Karier Soeharto sebagai prajurit diawali dengan Soeharto mendaftar ke KNIL (Koninklijk Nederlans Indisch leger, sebutan bagi Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda), yang kemudian Soeharto mendapat

57

(13)

surat panggilan untuk bergabung dengan KNIL. Soeharto bergabung dengan KNIL pada 1 juni 1940 dan itu merupakan langkah pertama yang mengawali karir militernya yang panjang. Karier militer Soeharto makin mengilap ketika memimpin Serangan fajar 1 Maret 1949 melawan agresi militer Belanda kedua di Yogyakarta, serangan ini bertujuan merebut Yogyakarta dari tangan penjajah, dan berhasil menduduki ibu kota selama enam jam, karena Yogyakarta sebagai simbol kedaulatan negara, dimana pada saat itu Yogyakarta adalaha Ibukota Negara Indonesia.

Tanggal 1 januari 1962, pangkat Soeharto dinaikkan menjadi Mayor Jenderal dan secara resmi menjadi Panglima Komandan Mandala sejak tanggal 23 Januari 1962. penunujukan diri Soeharto sebagai Panglima Komando Mandala ini menandai berakhirnya kekelaman karier militer Soeharto yang selama ini berjalan biasa-biasa saja. Segera sosok Soeharto menjadi sosok popular yang sering menghiasi suratkabar di Jakarta. Pers menjuluki Soeharto sebagai Seorang militer yang memiliki wajah yang bersih, murah senyum, rambut berombak tersisir ke belakang, tapi selalu menjadi “momok bagi Belanda”. Prestasi Soeharto di Serangan umum 1 Maret diangkat ke permukaan.58

Pada Maret 1966, Soeharto menerima surat perintah 11 Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Bermodal Supersemar, Soeharto kemudian memulihkan stabilitas nasional. Langkah yang diambil Soeharto adalah

58A.Yogaswara.

(14)

segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat di tentang Presiden Soekarno. Soeharto juga melakukan penangkapan besar-besaran terhadap orang yang diduga terlibat G-30-S.

Setelah menerima Supersemar dari Presiden Soekarno, Soeharto mulai menampakkan pengaruhnya di pemerintahan. Krisis politik yang disebabkan oleh pemberontakan PKI menuntut dilakukannya Sidang Umm ke IV MPRS 1966 yang menghasilkan 24 ketetapan. Ketetapan-ketetapan itu diantaranya yang terpenting adalah Tap No.X/MPRS/1966 tentang pengfungsian kembali lembaga-lembaga negara dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945. ketetapan ini kemudian dipertegas dengan UU No.5/1974/ tentang sistem pemerintahan desa. Tap No.XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran/larangan terhadap faham Leninisme-Marxisme di Indonesia. Melalui ketetapan ini, Soeharto mendapatkan legitimasi yuridis konstitusional untuk melakukan pembersihan terhadap unsur-unsur yang berkaitan dengan PKI, termasuk orang-orang PKI yang dibunuh tanpa melalui proses pengadilan.

(15)

refleksi total terhadap seluruh penyelewengan yang dilakukan selama Orde Lama.59

Pada hari Minggu, tanggal 27 Januari 2008, Soeharto, mantan Presiden kedua Republik Indonesia, wafat. Penguasa Orde Baru itu tutup usia pada pukul 13.10 WIB di usia 86 tahun, Soeharto menghembuskan nafas terakhir pada hari ke-23 dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Pusat. Soeharto wafat tanpa meninggalkan kata-kata

Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Soeharto telah menjadikan dirinya sebagai sosok “power”. Hampir tidak ada yang dapat menggoyangkan kursi kekuasaan Soeharto. Kalaupun ada tokoh yang berani muncul menyaingi pamornya, dapat dipastikan tokoh tersebut, tidak dalam waktu yang lama, akan tersingkir oleh upaya-upaya politik yang kadangkala dilakukan secara terang-terangan. Akhirnya, setelah melakukan berbagai akomodasi politik dan perubahan susunan cabinet yang kemudian ditolak oleh para menteri dan sejumlah tokoh, pada hari kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 10:00 pagi di ruang uapacara Istana Merdeka, Soeharto menyamapaikan pidato Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia. Pidato kemunduran Soeharto menjadi batas

sejarah antara Orde Baru dan Orde Reformasi, juga menandai matinya ideologi Soeharto dan rezimnya. Meski demikian, nilai-nilainya tidak serta merta seutuhnya runtuh, juga kasusnya. Isu tentang pengadilan pengadilan Soeharto hingga sekarang masih tetap menarik dan memperoleh dukungan dan penolakan (pro-kontra).

59Gregorus Sahdan,S.IP.

(16)

terakhir, sekitar pukul 14.55 WIB jenazah Soeharto tiba di jalan Cendana, Menteng , Jakarta Pusat yang merupakan episentrum Orde Baru.60

60Soeharto. Dikutip melalu

(17)

2.3. Sistem Politik Kamboja (1975-1979)

Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah kerajaan. Negara Kamboja dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu kota Phnom Penh. Kamboja merupakan wilayah protektorat Perancis sejak tahun 1863, dan pada tahun 1951 pemerintah Perancis mengangkat Sihanouk sebagai raja, yang menjadikan negara ini berbentuk kerajaan konstitusional dengan nama resmi Kerajaan Kamboja. Pada tanggal 9 November 1953, Perancis memberikan kemerdekaan untuk Kamboja dan pada saat itu Sihanouk menyatakan bahwa Kamboja merupakan negara netral yang tidak terlibat dalam perang Vietnam. Dalam periode 1970-1993, Kamboja memasuki masa perang saudara yang menghancurkan infrastruktur fisik dan kemampuan sumber daya manusia, sewaktu Pangeran Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya yaitu Pangeran Sisowath Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu kemelut semakin besar di negara Kamboja. Pada masa ini juga ditandai dengan berkuasanya rezim Khmer Merah.

(18)

pemberontak, pada 17 April 1975 berhasil menapakkan kakinya pada tampuk kekuasaan tertinggi di Kamboja.

Meskipun dituding sebagai pemberontak, namun mereka berhasil memperoleh dukungan sebagian besar masyarakat Kamboja yang sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan Lon Nol kala itu. Maka dari itu, dengan cepat mereka dapat mengambilalih ibukota Phnom Penh dan mendeklarasikan diri sebagai rezim yang berdaulat penuh atas bumi Kamboja.

Masuknya pasukan revolusioner Kamboja ke Phnom Penh disambut suka cita oleh rakyat Phnom Penh, tidak ada perlawanan dari rakyat maupun militer. Mereka memasuki kota dengan damai. Hal ini terjadi karena rakyat Kamboja menganggap Khmer Merah sebagai pembebas dari rezim Lon Nol. Tahun kenaikan Khmer Merah sebagai penguasa di Kamboja dikenal sebagai “tahun nol” atau zero year.61

Pada masa rezim Khmer Merah, Sihanouk kembali naik tahta sebagai kepala negara. Sedangkan Khieu Samphan menjabat sebagai Perdana Menteri. Meskipun Sihanouk masih mendapat simpati yang besar

Setelah berhasil memasuki Phnom Penh, Khmer Merah segera mengambil alih tempat-tempat penting, terutama stasiun radio Phnom Penh. Stasiun radio dipilih karena merupakan tempat yang digunakan untuk mensosialisasikan segala program Khmer Merah.

61 Zero year merupakan istilah yang digunakan Saloth Sar dan kawan-kawan untuk menandai naiknya Khmer

Merah pada tampuk kekuasaan. Dinamakan zero year atau tahun nol karena Saloth Sar ingin melakukan

(19)

dari masyarakat Kamboja, namun naiknya Sihanouk sebagai presiden sebenarnya hanya merupakan boneka Khmer Merah. Karena sesungguhnya pemerintahan dikendalikan oleh Saloth Sar dan kawan-kawan.62 Pada 11 Maret 1976, CPK (Communist Party of Kampuchea) yang diketuai oleh Saloth Sar menggelar sidang pemberhentian Sihanouk sebagai kepala negara karena alasan kesehatan.63

Kebanyakan kader CPK yang menjabat dalam rezim Demokratic Kampuchea adalah kawan-kawan Saloth Sar yang merupakan mahasiswa lulusan Prancis. Di antaranya Khieu Samphan, Ieng Sary, Son Sen, dan Noun Chea.

Akhirnya terpilihlah Khieu Samphan sebagai kepala negara, dan Saloth Sar sebagai Perdana Menteri. Bersamaan dengan itu Kamboja berganti nama menjadi Democratic Kampuchea.

64

Setelah naiknya Saloth Sar dan Khmer Merah pada tampuk kekuasaan tertinggi di Kamboja, seketika itulah mereka menguasai berbagai tempat penting di ibukota. Langkah pertama yang diambil oleh Khmer Merah, adalah memutus semua komuniskasi Kamboja dengan dunia luar.

Saloth Sar dikenal sebagai Brother Number One atau kakak pertama. Saloth Sar lah yang pada masa kemudian memainkan peranan yang cukup besar di dalam pemerintahan Khmer Merah.

65

62

Salah Siapa Kamboja Komunis?. Kompas: 18 April 1975.

63Khmboly Dy.

A History of Demokratic Kampuchea 1975-1979. Phnom Penh: Document Center of

Kampuchea. 2007. hal. 21.

64 Lebih lanjut mengenai struktur organisasi Demokratic Kampuchea lihat: Ibid. hal. 22. 65

Komuniskasi Phnom Penh di Putus. Kompas : 19 April 1979.

(20)

luar semenjak kejatuhannya ke tangan komunis. Setelah itu pemerintah Khmer Merah bergegas menerapkan kebijakan yang tertuang dalam Eight Points Plans. Di antaranya :

“Evacuating people from all town. Abolishing all market. Withdrawing all Lon Nol Currency and witholding the Revolutionary currency which had been printed. Defrocking all Buddhist monk and putting down to work growing rice. Executing all leaders of the Lon Nol regime, beginning with the top leaders. Estabilishing high level cooperatives throughout the country with communal eating. Expelling the entrie Vietnamse minority population”.66

Pada tanggal 5 Januari 1976, pemerintah Khmer Merah mempublikasikan Konstitusi Democratic Kampuchea (Demokratic Kampuchea Constitution) yang bersisi 15 Bab dan 21 Pasal. Konstitusi ini

mengatur mulai dari dasar negara Kamboja, perekonomian, budaya, kebijakan asing sampai dengan pasal yang membahas mengenai ibadah dan keagamaan.

Terjemahan :

“Evakuasi semua warga dari perkotaan.Tutup semua pasar (segala kegiatan jual beli). Menarik semua mata uang masa Lon Nol, dan mengganti dengan mata uang revolusioner yang akan dicetak. Memecat semua pendeta Budha, dan memerintahkan mereka untuk bekerja menanam padi. Eksekusi mati semua pemimpin rezim Lon Nol, dimulai dari pimpinan tertinggi. Meningkatkan kerjasama dengan semua wilayah dan menjadikannya milik bersama. Mengusir semua minoritas etnis Vietnam.”

67

66

Farina So.The Hijab of Cambodia : Memories of Cham Muslim Women After the Khmer Rouge. Phnom

Penh: Document Center of Cambodia. 2011. hal. 36.

67 Konstitusi Khmer Merah atau Democratic Kampuchea Constitution adalah perundang-undangan yang

menjadi dasar negara Kamboja di bawah pemerintah Khmer Merah. Konstitusi ini dibuat dalam pertemuan kader Khmer Merah yang dilangsungkan di Phnom Penh pada tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 1975. Namun baru diumumkan pada tanggal 5 Januari 1976. Lihat: Demokratic Kampuchea Constitution 1976 E3/259. Phnom Penh: Document Center of Cambodia. Tersedia di:

(21)

2.4. Sistem Politik Indonesia (1965-1970)

Di Indonesia konfigurasi politik berkembang melalui tolak tarik antara demokratis dan otoritarian. Sepanjang sejarah Indonesia ternyata telah terjadi tolak-tarik antara konfigurasi politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter. Demokrasi dan otoritarian muncul secara bergantian dan dengan kecendrungan liner di setiap periode pada konfigurasi otoriter.68

Semua kontitusi yang pernah berlaku di Indonesia menjadikan demokrasi sebagai salah satu asasnya yang menonjol, tetapi tidak semua konstitusi mampu melahirkan konfigurasi politik yang demokratis. Artinya sebuah konstitusi yang jelas-jelas menganut paham demokratis dapat melahirkan konfigurasi politik yang tidak demokratis atau otoriter. Bahkan, di bawah sebuah kontitusi yang sama dapat lahir konfigurasi politik yang berbeda-beda pada periode yang berbeda-beda pula. UUD 1945 yang berlaku pada periode 1945-1949 melahirkan konfigurasi yang jauh berbeda dengan kofigurasi politik padasaat UUD tersebut berlaku Sejalan dengan tolak-tarik konfigurasi politik itu, perkembangan karakter produk hukum memperlihatkan kepengaruhannya dengan terjadinya tolak-tarik antara produk hukum yang berkarekter responsif dan produk hukum yang berkarater konservatif dengan kecendrungan linear yang sama.

68Moh.Mahfud MD.

(22)

pada periode 1959-1966, yang untuk selanjutnya melahirkan konfigurasi politik yang berbeda lagi pada periode setelah tahun 1966.69

Selama peninggalan terakhir masa demokrasi terpimpin, politik Indonesia hubungan kekuasaan yang saling bersaing adalah diantara tiga kekuatan politik yaitu: Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI (Partai Komunis Indonesia), dimana Soekarno bertindak sebagai penyeimbang antara dua kekuatan politik.70 Demokrasi terpimpin sendiri diadakan dengan tujuan untuk menjamin stabilitas dan kontuinitas dibidang politik, agar rencana pembangunan semesta dapat dilaksanakan.71

69 Moh.Mahfud MD.

Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta : Gama Media. 1999. hal. 11.

70 Priyo Budi Santoso. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1995. hal.81. 71 Dr. TB Simatupang. Dari Revolusi ke Pembangunan. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 1987. hal.134.

(23)

Selama periode demokrasi terpimpin terlihat dengan jelas betapa besar pengaruh dan peran Soekarno, walau dalam pelaksanaan pemerintahannya tidakbekerja sendiri. Tujuan presiden menciptakan stabilitas pemerintahan tidak dapat terwujud sebagaimana yang diterapkannya, walaupun persoalan keamanan dapat diselesaikan, dalam arti “diakhirinya” berbagai bentuk perlawanan bersenjata, seperti PRRI, Permesta dan DI/TII. Banyak ahli yang mengatakan lahirnya instabilitas tersebut adalah tidak seimbangnya pembangunan ekonomi dan pembangunan politik. Termasuk penyebabnya adalah tidak harmonisnya hubungan antara tentara pusat dan tentara yang ada di daerah.

Tiga kekuatan politik yang dominan pada masa itu, memandang masalah ekonomi sebagai hal yang kurang penting dibandingkan dengan masalah-masalah politik yang mendesak.72 Selain itu juga menjaga perimbangan kekuatan, Presiden Soekarno selalu menunda keputusan-keputusan ekonomi politik yang dapat merugikan unsur-unsur yang ada dalam pemerintahan.73

72 Priyo Budi Santoso. Op.Cit., hal. 87. 73 Ibid.

(24)

Kegagalan dari kondisi perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno adalah merupakan dalah satu faktor yang melarbelakangi lahirnya pemerintahan Soeharto. Tujuan dari adanya pemerintahan Soeharto sendiri adalah menciptakan stabilitas politik dan pembangunan ekonomi.74

Partai Komunis Indonesia (PKI) yang merupakan salah satu kekuatan politik pada waktu itu, tidak pernah berhenti untuk mewujudkan cita-citanya dalam rangka mendirikan Negara komunis melalui berbagai cara dalam merebut kekuasaan pemerintahan.75 Setelah gagal dalam pemberontakan di Madiun 1948, PKI di bawah pimpinan D.N.Aidit berhasil mengangkat dirinya kembali kegelanggang politik Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1956 mulailah gerakan mereka dengan melakukan penculikan terhadap enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama TNI AD.76

Adanya krisis politik yang tidak menentu adalah akibat Soekarno yang enggang untuk menyelesaikan kasus G 30 S, krisis ekonomi semakin parah, masyarakat menjadi gelisah dan tidak puas pada akhirnya terjadilah Adanya peristiwa G 30 S ini, secara tidak langsung telah menimbulkan ketidakstabilan dalam bidang politik dalam waktu yang cepat sedangkan kondisi pemerintahan dalam keadaan darurat. Hal ini juga berimplikasi terhadap kondisi stabilitas dan keamanan Negara.

74

Ibid. hal. 89.

75 Arief Yulianto. Hubungan Sipil-Militer di Indonesia Pasca Orde Baru Ditengah Pusaran Demokrasi.

Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2002. hal. 232. 76

(25)

demonstrasi mahasiswa yang mengajukan tiga tuntutan rakyat yang dikenal dengan tritura.77 Untuk mengatasi krisis nasional yang semakin parah tersebut maka pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri / Pangad Letnan Jenderal Soeharto untuk atas nama Presiden (Panglima Tertinggi / Pemimpin Besar Revolusi) mengambil segala tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketegangan serta stabilitas jalannya pemerintahan danrevolusi serta menjamin keselamatan pribadi dan wibawa kepemimpinan Presiden. Adanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) ini merupakan tonggak lahirnya pemerintahan Soeharto.78

Keluarnya Surat Perintah 11 Maret tahun 1966 merupakan titik awal lahirnya Orde Baru.79 Pelantikan Jenderal Soeharto menjadi Presiden dalam sidang MPRS bulan Maret 1968 menandai surutnya dua kekuatan politik utama dalam demokrasi terpimpin dari panggung politik nasional, yaitu Soekarno dan PKI, dengan meninggalkan ABRI seorang diri. Dalam keadaan demikian, ABRI memiliki surplus of power untuk berbuat apa saja.80 ABRI kemudian “mengajak” kaum teknokrat untuk menata perekonomian nasional. Dalam bidang politik, pemerintah Orde Baru diharuskan menciptakan sebuah format politik baru yang berlainan dengan format politik masa sebelumnya.

77 Tiga Tuntutan Rakyat tanggal 10 Januari 1966, yaitu Bubarkan PKI, Turunkan Harga, Retool Cabinet

Dwikora. Lihat Ibid., hal. 244.

78

Ibid.,hal. 245.

79 Marwati Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.

Sejarah Nasional Indonesia, Jilid VI. Jakarta :

Depdikbud dan Balai Pustaka. 1984. Hal. 406.

80 Alfian.

Referensi

Dokumen terkait