• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Kereta Api Pengguna Antar Moda Transportasi Udara (Studi Di PT.Railink Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Kereta Api Pengguna Antar Moda Transportasi Udara (Studi Di PT.Railink Medan)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KERETA API

A. Sejarah Perkeretaapiaan

Pada masa penjajahan Belanda hingga setelah pada masa penjajahan

Jepang kita bisa melihat sejarah pengangkutan.19 Pada tahun 1800 alat angkut

yang dipergunakan antara lain adalah tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga

dari alam seperti angin atau air. Barang–barang yang diangkut pada masa tersebut

pun rata–rata dalam jumlah kecil dan waktu yang ditempuh juga relatif lama.

Maka dari itu timbullah pemikiran untuk membangun jalan rel guna memenuhi

kebutuhan tersebut.

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi pada

umumnya yang diawali dengan penemuan moda. Mulanya dikenal kereta kuda

yang hanya terdiri dari satu kereta, kemudian dibuatlah kereta kuda yang lebih

dari satu rel yang berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi, dan digunakan

khususnya di daerah pertambangan untuk menarik hasil tambang dengan tenaga

kuda.20 Seiring dengan berkembangnya zaman maka mulai dimanfaatkanlah

tenaga mekanik seperti kapal uap dan kereta api yang banyak digunakan sebagai

alat transportasi.

Pengangkutan itu diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari

tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari

19

Hasnil Basri. Siregar, Hukum Pengangkutan, Kelompok Studi Hukum Fakultas Hukum USU Medan, Medan, 2002, hal.13

20

(2)

tempat asal, darimana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan, kemana

kegiatan pengangkutan itu sendiri.21

Kehadiran kereta api di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan kereta api di Desa Kemijen pada 17 Juni 1864, oleh Gubernur

Jenderal Hindia Belanda, Mr.L.A.J Baron Sloet Van Den Beele yang diprakarsai

oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij”

(NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J. P De Bordes dari Desa Kemijen menuju

Desa Tanggung sepanjang 26 km dengan lebar spur 1435 mm. Empat tahun

kemudian, tepatnya tanggal 17 Juni 1868, pengoperasian pertama perjalanan

kereta api (KA) antara Stasiun Kemijen-Tanggung diresmikan. Ruas jalan ini

dibuka untuk angkutan umum pada 10 Agustus 1867.22

Keberhasilan swasta NV.NISM membangun jalan kereta api antara

Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat

menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat

investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya.

Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh

(1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),

bahkan tahun 1992 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47

km antara Makassar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli

1923, sisanya Ujung Pandang–Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di

Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun studi jalan kereta api Pontianak–

21

Muchtarudin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen Pengangkutan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1990, hal.3

22

(3)

Sambas (220 km) sudah diselesaikan. Demikian juga di Pulau Bali dan Lombok

juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia

mencapai 6811 km. Akan tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi

5910 km. Sekitar 901 km jalan kereta api raib, diperkirakan karena dibongkar

semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan

kereta api di sana.

Tujuan didirikannya perusahaan KA oleh zaman Pemerintah Hindia

Belanda adalah sebagai sarana logistik dan politik untuk kepentingan strategis

peperangan dan untuk menunjang kebutuhan ekonomi Pemerintah Hindia

Belanda, terutama setelah terjadinya revolusi industri di Eropa yang mendorong

Pemerintah Hindia Belanda untuk mengekspor hasil bumi dari Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang seluruh jaringan jalan KA zaman

Pemerintah Hindia Belanda dikuasai oleh Jepang dengan nama Tedsudo Kyoku

yang berkantor pusat di Bandung. Sedangkan perkeretaapian di Sumatera disebut

Tedsudo Tai yang bekantor pusat di Bukit Tinggi.

Setelah kemerdekaan RI diproklamirkan, karyawan kereta api yang

tergabung dalam “Angkutan Moeda Kereta Api” (AMKA), mengambil alih

kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi

pada tanggal 28 September 1945 di Balai Besar Kereta Api Bandung tersebut

ditandai dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota

AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945, kekuasaan

(4)

tidak lagi diperkenankan campur tangan dengan urusan perkeretaapian di

Indonesia. Hal ini Kereta Api di Indonesia serta dibentuknya Djawatan Kereta Api

Republik Indonesia (DKARI).

Perkeretaapian di Sumatera Utara diawali oleh perusahaan swasta Belanda

pada 17 Juli 1886 yang bernama Deli Spoorweg Maatchscapay (DSM). Hingga

tahun 1931, panjang lintas mencapai 17 Km yang menghubungkan Labuhan

dengan kota Medan. Pembukaan rute ini dilandasi dengan motif utamanya untuk

membawa hasil perkebunan daari pedalaman ke pelabuhan Belawan.23

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) semua kereta api di Indonesia

berada di bawah pendudukan Jepang. Untuk daerah Sumatera Utara di bawah

pemerintah Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudo-Tai yang berpusat di

Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Setelah Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945 perkeretaapian di Sumatera

Utara dikembalikan kepada DSM sampai masa dilakukan alih wewenang pada

perusahaan milik Belanda kepada penguasa militer daerah Sumatera Utara (14

Desember 1957, dasar SK Panglima T dan T1 No.PM/KP TS/045/12/97).

Selanjutnya mulai tanggal 29 April 1963, berdasarkan UU No.80 Tahun

1963 jo PP 41 Tahun 1959 dengan SK MENHUB No.37/1/20 tanggal 17 Januari

1963 maka seluruh kereta api ex DSM menjadi bagian Djawatan Kereta Api

(DKA) yang berpusat di Bandung. Dan sejak 2 Januari 2001 telah ditetapkan

perubahan nama dari Eksploatasi menjadi Divisi Regional I Sumatera Utara

(Selanjutnya disingkat Divre I SU).24

23

http:// sipil ugm.wordpress.com, Diakses tanggal 09 Oktober 2016 24

(5)

Seiring dengan perkembangan zaman maka tidak terlepas dari peningkatan

kebutuhan akan transportasi sehingga dibutuhkan alternatif untuk memudahkan

dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat dimana salah satunya adalah

dengan adanya jalur kereta api bandara yaitu Railink.

PT. Railink merupakan anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) yang beroperasi mengangkut

penumpang khusus untuk penumpang yang tujuannya ke Bandara Udara Kuala

Namu. Berbeda dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang dapat

mengangkut penumpang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.25

PT. Railink merupakan kereta api bandara yang mempersembahkan

layanan baru kali pertama di Indonesia yang berdiri pada tanggal 25 Juli 2013

bersamaan dengan pengoperasian perdana bandara kuala namu. PT. Railink

didirikan dengan visi untuk menyuguhkan semangat baru dalam pelayanan moda

transportasi kereta api di Indonesia.26

PT. Railink sebagai kereta api bandara pertama ini melayani penumpang

dari kota medan menuju bandara demikian juga sebaliknya. Sebagai layanan

transportasi khusus, kereta api bandara ini memiliki fasilitas serta layanan yang

menjadi standard baru dalam perkeretaapian Indonesia. Dimana angkutan kereta

api bandara ini dirancang untuk mempermudah serta memberikan kenyamanan

bagi para penumpang angkutan udara.

Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi massal ini juga

mempunyai visi dan misi yang mendukung pengoperasiannya sebagai salah satu

angkutan kereta api. Adapun visi dan misi PT. Railink antara lain :

25

Hasil Riset di PT. Railink Medan 26

(6)

1. Visi

Menyelenggarakan bisnis kereta api bandara serta kegiatan usaha

lainnya terkait secara sehat, tumbuh dan berkembang dengan model

organisasi yang baik dan praktek bisnis yang etis serta mengutamakan

keselamatan dan keamanan operasional, kepuasaan pelanggan,

kesejahteraan karyawan serta memberi manfaat bagi masyarakat dan

kelestarian lingkungan.

2. Misi

Berusaha dalam bidang pengangkutan darat, dengan melaksanakan

kegiatan usaha :

a. Pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara;

b. Pengembangan dan pengelolaan stasiun;

c. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api;

d. Pembangunan prasarana kereta api;

e. Konsultasi dan desain sistem perkeretaapian;

f. Pengusahaan jasa lainnya yang menunjang usaha pokok

PT. Railink telah mengembangkan sistem layanan terpadu dalam

pengelolaan dua stasiun yang menghubungkan rute Medan–Kuala Namu ini

memiliki dua stasiun. Dua stasiun tersebut adalah City Railway Station di pusat

kota Medan dan Airport Railway Station di Bandara Kuala Namu. Masing–

masing stasiun ini telah dibangun untuk melayani penumpang dengan berbagai

fasilitas pendukung yang modern serta dikelola oleh sumber daya manusia yang

(7)

Penumpang, pengantar maupun penjemput, akan mendapatkan tempat

yang aman, sejuk, dan nyaman saat menunggu kereta api bandara, baik di stasiun

kereta api bandara Medan maupun di stasiun kereta api bandara Kuala Namu.

Sejumlah fasilitas tersedia lengkap, dari fasilitas umum seperti toilet, musholla,

serta ruang menyusui yang selalu dalam kondisi yang bersih dan nyaman. Tidak

hanya itu pihak railink juga menyediakan galeri ATM, minimarket serta tempat

makan dan minum. Penumpang kereta api bandara juga dapat menginap di hotel

yang tempatnya masih didalam kawasan stasiun kereta api bandara Medan.

Adapun tujuan PT. Railink Medan sebagai salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang pengangkutan, antara lain:

1. Mewujudkan penyelenggara jasa angkutan penumpang guna

memberikan manfaat utama bagi kepentingan pemerintah, publik, dan

lingkungan setempat.

2. Menunjang upaya pengurangan kemacetan di jalan raya.

3. Membantu kelancaran kegiatan masyarakat khususnya di bidang

pengangkutan.

B. Peran dan Fungsi Perkeretaapian

Peran pengangkutan sebagai pihak yang menyelenggarakan pengangkutan

barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.

Fungsi pengangkutan adalah untuk memindahkan barang atau orang dari

suatu tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai.

(8)

suatu tempat yang dirasa barang itu kurang berguna ketempat dimana barang–

barang tadi dirasakan akan lebih bermanfaat.

Peran dan Fungsi pengangkutan sangat penting dalam kehidupan

masyarakat dan berpengaruh pada berbagai aspek. Baik sosial, politis, hukum dan

ekonomi. Dari aspek hukum, dalam pengoprasian dan pemilikan alat angkutan

diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab serta

perasuransian apabila terjadi kecelakaan atau kerugian.27

Kemajuan dibidang transpotasi mendorong pengembangan ilmu hukum,

baik perundang-undangan maupun kebiasaan yang berlaku dibidang

pengangkutan. Sesuai atau tidaknya Undang-Undang maupun kebiasaan yang

berlaku sekarang dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini tergantung dari

penyelenggaraan pengangkutan tersebut. Demikian juga perkembangan hukum

kebiasaan, seberapa banyak prilaku yang timbul sebagai kebiasaan dalam

pengangkutan tergantung dari penyelenggaraan pengangkutan.28

Dalam prakteknya masalah terlihat atau dirasakan oleh pengguna dan

masyarakat adalah kondisi pelayanan sistem pengangkutan, seperti kenyamanan,

tarif, waktu perjalanan, waktu tunggu, aksesibilitas dan lain sebagainya. Namun

jika dilihat secara detail, masalah operasional tersebut merupakan hasil interaksi

penyusunan kebijakan. Dengan demikian bagaimanapun juga penyelesaian

masalah pengangkutan harus dimulai dengan mengkaji kebijakan pengangkutan

yang ada, yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun program secara teknis di

lapangan.

27

Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal.79

28

(9)

Kereta Api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel yang

efisien dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan daya angkutnya baik berupa

manusia ataupun barang yang lebih besar dibandingkan moda transportasi darat

lainnya. Begitu juga dengan konsumsi bahan bakar kereta api relatif lebih hemat

dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Dengan kelebihan-

kelebihan tersebut, perkeretaapian lebih dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif

solusi dalam menyelesaikan permasalahan kemacetan.

Peran pengangkutan khususnya kereta api sangat memegang peran penting

dalam mengatasi permasalahan di daerah perkotaan terutama untuk membantu

mengatasi kemacetan lalu lintas di wilayah perkotaan. Angkutan massal ini sangat

strategis khususnya mengatasi kemacetan perkotaan yang semakin parah,

disamping juga dapat menghemat waktu perjalanan dan tarifnya pun lebih murah

sehingga terjangkau oleh masyarakat.

HMN. Purwosutijpto, mengatakan bahwa :

“ Pengangkutan adalah memindahkan orang atau barang dari suatu tempat

ketempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai.

Hasril Basri Siregar, mengatakan bahwa :

“ Pengangkutan adalah perpindahan tempat baik mengenai benda-benda

maupun orang-orang karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai

dan meninggikan manfaat serta efisiensi.

Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,

sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan dan prosedur

(10)

Dari pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengangkutan

tidak hanya berguna untuk orang saja tetapi juga berguna untuk barang. Dari segi

pengangkutan kereta api ternyata pengangkutan ini sangat besar manfaatnya

terhadap pengangkutan terutama barang, karena dengan pengangkutan kereta api

barang yang dibawa dapat dengan cepat sampai ketempat tujuan sehingga barang

yang diangkut tersebut memiliki daya guna dan nilai ekonomi yang tinggi.

Jika dilihat fungsi dari pengangkutan yaitu memindahkan orang atau

barang dari suatu tempat lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan

nilai. Pengangkutan dilakukan karena nilai barang akan lebih tinggi di tempat

tujuan daripada di tempat asalnya, karena pengangkutan memberikan nilai kepada

barang yang diangkut. Peningkatan daya guna dan nilai inilah yang merupakan

tujuan dari pengangkutan.

C. Jenis Pengangkutan Kereta Api

Angkutan kereta api adalah kegiatan sarana perkeretaapian dengan tenaga

gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian

lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan

perjalanan kereta api.

Jenis pengangkutan perkeretaapian dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Angkutan orang

Adalah pengangkutan orang yang dilakukan oleh pihak pengangkut

dengan menggunakan gerbong atas persetujuan pemerintah yang wajib memenuhi

persyaratan dan memperhatikan keselamatan serta fasilitas minimumnya. Bagi

(11)

Pihak penyelenggara pengangkutan wajib memberikan fasilitas khusus tanpa

dipungut biaya tambahan.

Mengenai pengertian penumpang dalam pengangkutan dengan kereta api

dapat terdiri dari:29

1) Satu orang

Untuk penumpang yang berpergian dengan kereta api satu orang

dikenakan biaya angkutan sebesar tarif yang berlaku, baik dewasa

maupun anak-anak. Untuk dewasa dikenakan tarif penuh sedangkan

untuk penumpang anak-anak dikenakan biaya setengah harga.

2) Lebih dari satu orang

Kepada penumpang lebih dari satu orang oleh penyelenggara

pengangkutan dapat dibebankan tarif khusus, dimana permohonan

untuk mendapatkan tarif khusus tersebut harus diajukan suatu

permintaan kepada kepala stasiun paling lambat 3 (tiga) hari sebelum

pemberangkatan, dengan keterangan mengenai jumlah penumpang,

tujuan dan lain-lain secara lengkap agar dapat diatur sebaik-baiknya

oleh pihak pengangkut.

2. Angkutan barang

Adalah pengangkutan barang dengan kereta api dengan

menggunakan gerbong. Angkutan barang terdiri atas sebagai berikut:

(12)

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melalukan pengangkutan umum

dan khusus yaitu :

a. Pemuatan, penyusunan dan pembongkaran barang pada tempat-tempat

yang telah ditetapkan sesuai klasifikasinya.

b. Keselamatan dan keamanan barang yang diangkut.

c. Gerbong yang digunakan sesuai dengan klasifikasi barang yang diangkut.

Menurut jenisnya, kereta api terdiri dari : (Pasal 4 UU KA)

1. Kereta api kecepatan normal;

Adalah kereta api yang mempunyai kecepatan kurang dari 200 km/jam.

2. Kereta api kecepatan tinggi;

Adalah kereta api yang mempunyai kecepatan lebih dari 200 km/jam.

3. Kereta api monorel;

Adalah kereta api yang bergerak pada 1 (satu) rel.

4. Kereta api motor induksi linear;

Adalah kereta api yang menggunakan penggerak motor induksi linear

dengan stator pada jalan rel dan rotor pada sarana perkeretaapian.

5. Kereta api gerak udara;

Adalah kereta api yang bergerak dengan menggunakan tekanan udara.

6. Kereta api levitasi magnetik;

Adalah kereta api yang digerakkan dengan tenaga magnetik sehingga pada

waktu bergerak tidak ada gesekan antara sarana perkeretaapian dan jalan

(13)

7. Trem;

Adalah kereta api yang bergerak di atas jalan rel yang sebidang dengan

jalan.

8. Kereta gantung

Adalah kereta yang bergerak dengan cara menggantung pada tali baja.

Selain daripada jenis kereta api tersebut diatas, jenis pengangkutan kereta api juga

dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Perkeretaapian umum

Perkeretaapian umum adalah satu kesatuan sistem perkeretaapian yang

disebut perkeretaapian nasional (Pasal 5 UUKA). Perkeretaapian umum

digunakan untuk melayani angkutan orang ataupun barang dan dipungut

biaya. Perkeretaapian umum dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Perkeretaapian perkotaan

Adalah perkeretaapian yang melayani perpindahan orang di wilayah

perkotaan dan/atau perjalanan ulang-alik dengan jangkauan:

a. Seluruh wilayah administrasi kota; dan/atau

b. Melebihi wilayah administrasi kota.

2) Perkeretaapian antarkota

Adalah perkeretaapian yang melayani perpindahan orang dan/atau

barang dari satu kota ke kota yang lain.

Sedangkan jika ditinjau secara tatanan perkeretaapian umum dibagi

(14)

1) Perkeretaapian nasional

Adalah tatanan perkeretaapian yang melayani angkutan orang

dan/atau barang lebih dari satu provinsi.

2) Perkeretaapian provinsi

Adalah tatanan perkeretaapian yang melayani angkutan orang

dan/atau barang yang melebihi satu kabupaten/kota dalam satu

provonsi.

3) Perkeretaapian kabupaten/kota

Adalah tatanan perkeretaapian yang melayani angkutan orang

dan/atau barang dalam satu kabupaten/kota.

2. Perkeretaapian khusus

Perkeretaapian khusus adalah perkeretaapian yang hanya digunakan untuk

menunjang kegiatan pokok badan usaha tertentu dan tidak digunakan

untuk melayani masyarakat umum. Perkeretaapian khusus diselenggarakan

oleh badan usaha tertentu yang pengusahaan sarana dan prasarana

perkeretaapiannya dilakukan berdasarkan norma, standard, dan kriteria

perkeretaapian.

D. Pelaksanaan Perjanjian Pengangkutan Kereta Api

Perjanjian adalah “ Suatu perhubungan hukum mengenai harta benda

kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji

(15)

tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji

itu.30

Perjanjian yang dilakukan oleh para pihak haruslah memenuhi persyaratan

yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu

berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut :

1) Adanya kesepakatan diantara para pihak mengenai apapun yang

diperjanjikan diantara para pihak.

2) Kecakapan, yang membuat perjanjian harus mempunyai kecakapan untuk

melakukan perbuatan hukum.

3) Hal tertentu, yaitu bahwa setiap perjanjian harus mempunyai objek

perjanjiannya.

4) Klausa yang halal berarti tujuan dari perjanjian itu harus halal atau tidak

bertentangan dengan hukum.31

HMN. Poerwosutjipto, mengatakan bahwa :

“ Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan

pengirim dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan

pengangkutan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan

selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan”.

Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek, yaitu :

30

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Sumur, Bandung, 1981, hal.11

31

(16)

1. Pengangkutan sebagai usaha

Pengangkutan usaha sebagai bisnis adalah kegiatan usaha di bidang jasa

pengangkutan yang menggunakan alat pengangkut mekanik. Alat

pengangkut mekanik contohnya ialah gerbong untuk mengangkut barang.

Kereta untuk mengangkut penumpang, truk untuk mengangkut barang, bus

untuk mengangkut penumpang, pesawat kargo untuk mengangkut barang,

pesawat penumpang untuk mengangkut penumpang, kapal kargo untuk

mengangkut barang, dan kapal penumpang untuk mengangkut

penumpang.

2. Pengangkutan sebagai perjanjian

Pengangkutan sebagai perjanjian selalu didahului oleh kesepakatan antara

pihak pengangkut dan pihak penumpang atau pengirim. Kesepakatan

tersebut pada dasarnya bersisi kewajiban dan hak, baik pengangkut dan

penumpang maupun pengirim. Kewajiban pengangkut adalah mengangkut

penumpang atau barang sejak tempat pemberangkatan sampai ke tempat

tujuan yang telah disepakati dengan selamat.

3. Pengangkutan sebagai proses penerapan

Pengangkutan sebagai proses terdiri atas serangkaian perbuatan mulai dari

pemuatan ke dalam alat pengangkut, kemudian dibawa oleh pengangkut

menuju ke tempat tujuan yang telah ditentukan, dan pembongkaran atau

penurunan di tempat tujuan. Ketiga aspek pengangkutan tersebut

menyatakan kegiatan yang berakhir dengan pencapaian tujuan

(17)

keuntungan dan/atau laba. Tujuan kegiatan perjanjian pengangkutan

adalah memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh pihak – pihak dan

tujuan kegiatan pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh

keuntungan dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ketiga aspek

pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan pelakunya.32

Sebelum penyelenggaraan pengangkutan terlebih dahulu harus ada perjanjian

pengangkutan antara pengangkut dengan penumpang atau pengirim.

Perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian di mana satu pihak

menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu tempat

ke lain tempat, sedangkan pihak yang lain menyanggupi akan membayar

ongkosnya.33

Berdasarkan definisi diatas tersebut terdapat unsur-unsur yang harus

diketahui yaitu bahwa :

1. Sifat perjanjiannya adalah timbal balik, baik antara pengangkut dengan

penumpang atau pengirim barang, masing-masing mempunyai hak dan

kewajibannya sendiri. Pengangkut dengan penumpang/atau pengirim

barang mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang, maka sifat

hubungan hukum yang terjalin antar masing-masing pihak adalah bersifat

campuran.

2. Penyelenggara pengangkutan didasarkan pada perjanjian, hal ini berarti

antara pengangkut dengan penumpang dan/atau pengirim barang harus

32

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal.1 33

(18)

memenuhi syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.

3. Istilah menyelenggarakan pengangkutan berarti pengangkutan tersebut

dapat dilakukan sendiri oleh pengangkut atau dilakukan oleh orang lain

atas perintahnya.

4. Ke tempat tujuan, dalam pengangkutan barang, berarti barang dapat

diterima oleh si penerima yang mungkin si pengirim sendiri atau orang

lain, sedangkan dalam pengangkutan orang berarti sampai di tempat tujuan

yang telah disepakati dengan keadaan selamat.

5. Istilah dengan selamat, mengandung arti apabila pengangkutan itu tidak

berjalan dengan selamat maka pengangkut wajib bertanggung jawab untuk

mengganti kerugian kepada penumpang atau pengirim barang.34

Perjanjian pengangkutan yang dibuktikan dengan adanya tiket, maka

perjanjian pengangkutan tersebut mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban

para pihak dalam proses penyelenggaraan pengangkutan.

Hak dan Kewajiban para pihak tersebut antara lain :

1. Hak dan kewajiban penumpang

Hak penumpang akan muncul ketika ia sudah membeli tiket atau karcis

dari pihak penyelenggara pengangkutan. Dengan demikian penumpang

berhak untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan tarif yang

dibayarkannya kepada pihak penyelenggara, selain daripada itu

penumpang juga mendapatkan fasilitas yang sesuai dengan standardnya.

34

(19)

Jika hak penumpang sudah terpenuhi maka penumpang juga mempunyai

kewajiban sebagai penyeimbang haknya. Kewajiban penumpang yang

paling utama adalah membayar ongkos atau tarif angkutan yang disepakati

bersama.35 Selain daripada itu penumpang berkewajiban untuk mengikuti

kegiatan pengangkutan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh

pihak pengangkut, misalnya datang lebih awal sebelum jam keberangkatan

kereta.

2. Hak dan kewajiban pihak pengangkut sebagai penyelenggara angkutan

Kewajiban utama pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan

dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menjaga keselamatan

penumpang dan juga barang.36 Kewajiban pihak pengangkut terdiri dari

beberapa bagian yaitu :

a. Kewajiban pihak penyelenggara prasarana perkeretaapian antara lain

sebagai berikut :

a) Merawat prasarana perkeretaapian agar tetap laik operasi, sesuai

standar dan tata cara perawatan yang ditetapkan oleh Menteri

(Pasal 65 UUKA).

b) Memenuhi persyaratan kelaikan yang berlaku bagi setiap jenis

prasarana perkeretaapian, terhadap prasarana perkeretaapian yang

dioperasikan (Pasal 67 UUKA).

c) Melakukan pengujian dan pemeriksaan untuk menjamin kelaikan

prasarana perkeretaapian (Pasal 68 UUKA).

35

Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, FH UII Press,Yogyakarta, hal.183 36

(20)

d) Menempatkan tanda larangan di jalur kereta api secara lengkap dan

jelas (Pasal 81 UUKA).

e) Mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap penyelenggara

sarana perkeretaapian dan pihak ketiga (Pasal 166 UUKA).

b. Kewajiban pihak pengangkut sebagai penyelenggara sarana

perkeretaapian antara lain, sebagai berikut :

a) Memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan operasi yang berlaku

bagi setiap jenis sarana perkeretaapian (Pasal 96 ayat (2) UUKA).

b) Melakukan pengujian dan pemeriksaan untuk menjamin kelaikan

operasi sarana perkeretaapian (Pasal 98 UUKA).

c) Merawat sarana perkeretaapian agar tetap laik operasi (Pasal 114

UUKA).

d) Dalam pengoperasian sarana perkeretaapian, dilakukan oleh awak

yang telah memenuhi persyaratan dan kualifikasi kecakapan yang

dibuktikan dengan sertifikat kecakapan (Pasal 116 UUKA).

e) Memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang

cacat, wanita hamil, anak dibawah lima tahun, orang sakit, dan

orang lanjut usia (Pasal 131 UUKA).

f) Mengangkut orang yang telah memiliki karcis (Pasal 132 ayat (1)

UUKA).

g) Dalam penyelenggaran angkutan orang (Pasal 133 ayat (1) UUKA)

1) Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang;

2) Mengutamakan pelayanan kepentingan umum;

(21)

4) Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif

pengangkutan kepada masyarakat;

5) Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api;

6) Mengumumkan kepada pengguna jasa apabila terjadi

pembatalan dan penundaan keberangkatan, atau pengalihan

pelayanan lintas kereta api disertai dengan alasan yang jelas;

7) Menanggani biaya yang telah dibayar oleh orang yang telah

membeli karcis, apabila terjadi pembatalan keberangkatan

perjalanan kereta api;

8) Menyediakan angkutan dengan kereta api lain atau moda

transportasi lain sampai stasiun tujuan atau memberikan ganti

kerugian senilai harga karcis, apabila dalam perjalanan kereta

api tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai stasiun tujuan

yang telah disepakati;

9) Mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap pengguna jasa.

Perjanjian pengangkutan yang diadakan oleh PT. KAI (Persero) terdiri atas

dua jenis angkutan, yaitu :

1) Perjanjian pengangkutan penumpang

Tiap penumpang yang ingin naik kereta api dapat membeli karcis lewat

loket penjualan karcis di stasiun-stasiun PT. KAI atau dapat lewat agen perjualan.

Karcis kereta api yang dibeli oleh penumpang itu fungsinya sebagai surat yang

membuktikan tentang adanya perjanjian pengangkutan antara penumpang (orang

(22)

Perjanjian pengangkutan tidak harus diisyaratkan tertulis, cukup dengan

lisan saja sepanjang ada persesuaian kehendak sehingga dapat diartikan bahwa

untuk adanya suatu perjanjian pengangkutan cukup dengan adanya kesepakatan

diantara para pihak. Pengangkutan penumpang dengan kereta api dimulai dengan

adanya perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpang. Terjadinya

perjanjian pengangkutan antara pengangkut dengan penumpang adalah pada

waktu penumpang menerima penawaran umum yang dilakukan oleh para pihak

pengangkut, yang dilahirkan dengan keinginan untuk diangkut ke tempat tujuan

tertentu serta diikuti dengan perbuatan membeli karcis.37

Karcis merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan

pengangkutan penumpang atau pengiriman barang dalam perkeretaapian. Dalam

karcis juga memuat hal-hal yang diangkut antara lain, sebagai berikut:

1. Karcis yang mengangkut penumpang, yaitu sebagai tanda bukti bagi

penumpang dalam pegangkutan perkeretaapian yang akan

menghantarkannya ke tempat tujuan.

2. Karcis yang mengangkut barang, yaitu sebagai tanda bukti atau

pengiriman barang kepada ekspeditur.

Seseorang yang menjadi pemegang karcis kereta api yang secara formal

telah memenuhi syarat, maka hanya dengan menunjukkan karcis kepada petugas

kereta api, ia sudah dianggap sebagai orang yang berhak sehingga berhaklah ia

mendapatkan pelayanan atau fasilitas untuk diangkut sampai ke tempat tujuan.

Dalam kereta api kadang-kadang terdapat penumpang tanpa karcis, untuk

(23)

1. Penumpang tanpa karcis yang dengan kemauan sendiri secepatnya

memberitahukan kepada kondektur

2. Penumpang tanpa karcis yang lalai memberitahukan kepada kondektur

Di dalam karcis sendiri sudah terdapat perjanjian baku mengenai

pengangkutan penumpang atau barang serta sudah tertera suatu pertanggung

jawaban pengangkutan serta perjanjian asuransi didalamnya juga terdapat jumlah

harga yang harus dibayarkan oleh penumpang.

Dalam angkutan kereta api, karcis merupakan sebagai tanda bukti bahwa

telah terjadi suatu perjanjian pengangkutan dari pihak yang terlibat di dalamnya

yaitu pihak pengangkut dengan pihak penumpang atau pengirim barang. Karcis

tersebut tidak menentukan syarat sahnya perjanjian tersebut tetapi hanya sebagai

tanda bukti saja. Dengan karcis inilah dapat dibuktikan bahwa adanya perjanjian

pengangkutan sehingga proses pengangkutan baru dapat dilaksanakan.

2) Perjanjian pengangkutan barang

Pengangkutan barang dengan kereta api, terdiri dari barang umum, barang

khusus, bahan berbahaya dan beracun, serta limbah bahan berbahaya dan

beracun (Pasal 139 ayat (2) UUKA).

Barang khusus adalah bahan atau benda yang sifat atau bentuknya harus

diperlakukan secara khusus, antara lain:

a. Muatan barang curah, misalnya semen curah dan batubara;

b. Muatan barang cair, misalnya BBM dan bahan dasar gula pasir;

c. Muatan yang diletakkan di atas palet;

(24)

e. Pengangkutan barang yang memerlukan fasilitas pendingin;

f. Pengangkutan tumbuh-tumbuhan dan hewan hidup; dan

g. Pengangkutan kendaraan.

Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan atau benda yang karena

sifat dan ciri khasnya dapat membahayakan keselamatan, kesehatan

manusia, makhluk hidup lainnya dan ketertiban umum.

Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang

karena sifat dan/atau kosentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau

merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, dan makhluk hidup lain.

Perjanjian pengangkutan bersifat pelayanan berkala sebab pelayanan itu

tidak bersifat tetap, hanya kadang kala saja bila penumpang atau pengirim barang

membutuhkan pengangkutan.39

Undang-Undang pengangkutan menentukan bahwa pengangkutan baru

akan diselenggarakan apabila biaya pengangkutan dibayar terlebih dahulu oleh

penumpang atau pengirim barang. Namun pengangkutan juga dapat terjadi karena

adanya hukum kebiasaan dari masyarakat yang membayar biaya pengangkutan

setelah proses pengangkutan diselenggarakan atau dengan kata lain dibayar

kemudian.

Terjadinya perjanjian pengangkutan tertentu terdapat pihak-pihak yang

terlibat didalamnya atau disebut sebagai subjek hukum. Subjek hukum merupakan

39

(25)

pendukung hak dan kewajiban, dalam hal ini adalah hukum pengangkutan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut, yaitu :40

1. Pihak pengangkut, adalah pihak yang mengikatkan dirinya untuk

menyelenggarakan pengangkutan orang/barang. Dengan kata lain,

pengangkut adalah penyelenggara pengangkutan.

2. Pihak penumpang, dalam angkutan kereta api penumpang disebut sebagai

pengguna jasa yang mana artinya adalah setiap orang dan/atau badan

hukum yang menggunakan jasa kereta api, baik untuk angkutan orang

maupun barang ( Pasal 1 butir 12 UUKA ). Berkaitan dengan penumpang

ini juga terdapat penumpang di bawah umur, kenyataan menunjukkan

bahwa anak-anak dapat membuat perjanjian pengangkutan menurut

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Adapun yang menjadi

pertimbangan masyarakat ialah fungsi dan tujuan pengangkutan, dimana

anak-anak naik bus atau taksi untuk mencapai tujuan tertentu seperti pergi

ke sekolah atau pulang kembali ke rumah dengan selamat. Perjanjian yang

dilakukan oleh anak-anak ini tertentunya ada kuasa atau pengawasan dari

orang tua, dengan demikian orang tua tetap bertanggung jawab atas

anak-anak tersebut.

3. Pihak pengirim, adalah pihak yang menggunakan jasa penyelenggara

pengangkutan untuk menghantarkan orang dan/atau barang dari tempat

semula sampai tempat tujuan dengan selamat serta membayar biaya atau

tarif pengangkutan.

40

(26)

4. Pihak penerima, adalah pihak yang menerima barang yang disangkut oleh

alat pengangkut. Dimana pihak penerima ini sudah berada di tempat tujuan

yang diperjanjikan.

Dalam perjanjian pengangkutan perkeretaapian terdapat sifat keperdataan

yang menjadikan suatu prinsip perjanjian pengangkutan, yaitu :41

a. Konsensual

Konsensual berasal dari kata consensus yakni sepakat, artinya bahwa

perjanjian pengangkutan tersebut tidak diharuskan dilakukan secara

tertulis, dapat juga hanya dengan lisan saja tetapi dengan adanya terlebih

dahulu kesepakatan para pihak yang menyatakan bahwa perjanjian

tersebut sudah terjadi dan dapat dibuktikan dengan dokumen

pengangkutan.

b. Campuran

Mengandung makna bahwa perjanjian pengangkutan merupakan campuran

dari 3 (tiga) jenis perjanjian yaitu pemberian kuasa, penyimpanan barang

dan melakukan pekerjaan dari penumpang atau pemilik barang kepada

pengangkut.

c. Koordinatif

Yang dimaksud dengan koordinatif ialah bahwa pihak-pihak dalam

pengangkutan mempunyai kedudukan setara atau sejajar, walaupun pihak

pengangkut melaksanakan pengangkutan atas perintah penumpang atau

pengirim bukan berarti pihak pengangkut sebagai bawahan dalam proses

pengangkutan tersebut.

41

(27)

d. Pembuktian dengan dokumen

Setiap perjanjian yang dibuat harus dapat dibuktikan dengan adanya

dokumen pengangkutan. Apabila dokumen pengangkutan tidak ada maka

perjanjian juga tidak ada, kecuali ditentukan lain dalam hukum kebiasaan

masyarakat seperti naik angkutan umum yang tidak memiliki karcis

Referensi

Dokumen terkait

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul

Morphometric analysis consists of 5 parameters geomorphic indices: drainage basin asymmetry (AF), hypsometric curve and integral (Hc and Hi), stream length gradient (SL)

Saliman, Abdul R., dkk, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Jakarta : Kencana, 2004 Sastrawidjaja, Man S., Hukum Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran. Utang, Bandung

Skripsi ini berjudul “JULO-JULO PADI DITINJAU DARI FIQH MUAMALAH (Studi kasus di Desa Koto Pulai Kenagarian Barung-Barung Balantai Selatan Kecamatan Koto XI tarusan

2 Bahwa Judex Facti pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Putusan Perkara Nol0/Pailit/2012/PN.NiagaJKT.PST tertanggal 4 April 2012 telah salah

Pada penelitian ini, tegangan motor induksi 3 fasa 380 V di ubah menjadi 80 V dengan cara menggulung ulang motor dan menjadi dua kecepatan yaitu 750 rpm dan 1500 rpm,

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah: (i) aplikasi pembelian Unit