• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Grand Kuede Kupie Ulee Kareng Jalan Sei Serayu No 85 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Grand Kuede Kupie Ulee Kareng Jalan Sei Serayu No 85 Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan

manusia dan masyarakat. Menurut Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan orang lain.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu

dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga

barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi,

pemasaran, dan konsumsi. “Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan

produksi dan konsumsi” Limakrisna dan Susilo (2012:3).

“Pemasaran merupakan proses kegiatan yang dimulai jauh sebelum

barang-barang atau bahan-bahan masuk dalam proses produksi, seperti keputusan

mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga dan promosinya” Assauri (2007:3).

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat suskes dalam

persaingan adalah “berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan” Levitt (dalam Tjiptono, 2008: 19). Agar tujuan

tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan

(2)

Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku

konsumen pada pasar sasarannya. Karena kelangsungan hidup perusahaan

tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan

para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya.

2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Kotler dan Keller (2009:24) menyatakan bahwa bauran pemasaran atau yang

sering disebut sebagai 4P dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, sudut

pandang penjual dan sudut pandang pembeli. Dari sudut pandang penjual, 4P

merupakan perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli.

Sedangkan, dari sudut pandang pembeli 4P merupakan perangkat pemasaran yang

dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Komponen-komponen dari

bauran pemasaran yang sering disebut 4P tersebut antara lain: Produk, harga

(price), tempat (place) dan promosi (promotion).

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) bauran pemasaran (marketing mix)

adalah “kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan

untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran”. Bauran

pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk

mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat

dikelompokkan menjadi empat variabel yang disebut “4P” yaitu:

1. Produk (Product)

Merupakan bentuk penawaran barang dan jasa yang ditujukan untuk mencapai

tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa

(3)

kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh

dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi, dan ide.

2. Harga (Price)

Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat

harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara

berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang

harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan

hendaknya harga dapat terjangkau oleh konsumen.

3. Promosi (Promotion)

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan penjualan, penjualan

tatap muka, dan hubungan masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara

yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

4. Tempat (Place)

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

barang dan jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam

sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakn pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.Tjiptono

(4)

1. People

People berarti orang yang melayani ataupun merencanakan pelayanan

terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang, maka

orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga memberikan kepuasaan

terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan

terhadap konsumen dengan sikap perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai

memecahkan masalah, sabar dan iklas Alma (2003:37).

2. Physical Evidence

Physical evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan

nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang berkunjung ke bank

akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabot, bahkan sampai ke

pakaian seragam karyawan. Lebih rinci, beberapa contoh bukti fisik ialah untuk

fasilitas eksternal misalnya; konsumen akan memperhatikan desain eksterior,

tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk fasilitas

interior konsumen akan memperhatikan perlengkapan, gambar-gambar, penataan

ruang, kesegaran udara dan temperatur suhu ruangan. Alma (2003:38).

3. Process

Proses ini terjadi di luar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu

bagaimana proses tejadi, yang penting jasa yang ia terima harus memuaskan.

Yang penting semua proses operasional, apalagi yang behubungan dengan

konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua rantai nilai yang ikut dalam

proses tersebut harus bekerjasama dengan penampilan yang prima. Alma

(5)

4. Customer servive

Customer service (layanan pelanggan) memiliki perbedaan makna pada

organisasi yang berbeda. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan

sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu,

tanggung jawab bauran pemasaran ini tidak hanya bisa diserahkan pada

departemen layanan pelanggan saja. Semua personil harus memiliki perhatian dan

tanggung jawab terhadap masalah layanan pelanggan ini. Manajemen kualitas jasa

layanan pelanggan yang ditawarkan berkaitan erat dengan kebijakan desain

produk dan personalia Tjiptono (2005:32). 2.3 Harga (Price)

2.3.1 Pengertian Harga

Menurut Tjiptono (2008:151) harga adalah merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaaan suatu barang atau jasa. Laksana

(2008:105) menyatakan harga merupakan jumlah uang yang diperlukan serbagai

penukar kombinasi produk dan jasa.

Harga merupakan suatu alat pemasaran yang dipergunakan oleh suatu

organisasi (marketing objectives). Harga merupan alat yang sangat penting,

merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli didalam sektor publik

Limakrisna dan Susilo (2012:61).

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi,

(6)

baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin

dicapai oleh suatu lini usaha. Jadi harga tidaklah sekedar perhitungan biaya-biaya

ditambah sejumlah persentase tertentu sebagai tingkat keuntungan yang

diharapkan.

2.3.2Peranan Harga

Menurut Tjiptono (2008:152) Harga memiliki dua peranan utama dalam

proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Pembeli membandingkan harga dari

berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang

dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen

mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat

dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor

produk atau manfaatnya secara objektif.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2008:152) tujuan umum penetapan harga adalah untuk

memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang

ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam

menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan. Pada dasarnya ada empat jenis

(7)

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. Tujuan ini

dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan

harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang

biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditargetkan

sedemikian rupa agar dapat mencapai volume penjualan.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan

untuk membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan Stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu

perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus pula

menurunkan harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya

tujuan stabilisasi harga dalam industry-industri tertentu yang produknya sangat

(8)

5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campurtangan pemerintah.

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor

yang harus dipertimbangkan Kotler & Amstrong (dalam Tjiptono, 2008:154),

yaitu:

1. Faktor Internal Perusahaan, meliputi:

a. Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang

besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,

melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b. Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga

perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya,

yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

(9)

perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta

jenis-jenis biaya lainnya.

2. Faktor Eksternal Perusahaan, meliputi:

a. Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli,

maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas

permintaan.

b. Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis

pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat jenis

pasar, antara lain: pasar persaingan murni, pasar persaingan monopoli, pasar

persaingan oligopoli, pasar monopoli murni.

2.4 Lokasi atau Tempat

2.4.1 Pengertian Lokasi atau Tempat

Lokasi (place) keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

jasa bagi para pelanggan potensial. Sugiyono (2008:105) menyatakan bahwa

tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,

menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat dengan pelanggan perlu untuk

mempertahankan daya saing. Selain faktor kedekatan dengan pelanggan, faktor

(10)

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42) berhubungan dengan di mana perusahaan

harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga

jenis interaksi yang mempengaruhi

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti

ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat

dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus

strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,

tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap

berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia

jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon,

komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama

komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

2.4.2Jenis Lokasi

Sumaatmadja (2008:86) menyatakan bahwa lokasi dapat dibedakan menjadi

dua jenis lokasi, yaitu :

1. Lokasi absolut adalah suatu tempat atau wilayah yang lokasinya berkaitan

dengan letak astronomis yaitu dengan menggunakan garis lintang dan garis

bujur, dan dapat diketahui secara pasti dengan menggunakan peta. Lokasi

absolut suatu daerah tidak dapat berubah atau berganti sesuai perubahan jaman

(11)

2. Lokasi relatif adalah suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan

karakteristik tempat atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang

bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan

gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang

bersangkutan dibandingkan dengan wilayah lainnya. Lokasi relatif dapat

ditinjau dari site dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter

internal dari suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari

tempat atau wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat

eksternal suatu region.

2.4.3 Faktor – Faktor dalam pemilihan Lokasi atau Tempat

Menurut Fandy Tjiptono (2007:96), Dalam pemilihan lokasi atau tempat memerlukan beberapa pertimbangan terhadap beberapa faktor berikut ini:

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan besar terjadinya impulse buying.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran dan ambulans.

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perusahaan usaha

(12)

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk atau jasa

yangditawarkan.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing, misalnya dalam menentukan lokasi wartel,

perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama banyak pula

terdapat wartellainnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang tempat

reparasi(bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman

penduduk.

2.5 Promosi

2.5.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari

informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku

pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi

membeli dan tetap mengingat produk tersebut Laksana (2008:133).

Menurut Tjiptono (2008:219) promosi adalah suatu bentuk komunikasi

pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan.

2.5.2 Tujuan Promosi

Menurut Tjiptono (2008:221) tujuan utama dari promosi adalah

(13)

sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan

promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan, dapat berupa:

a. Menginpormasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan

f. Meluruskan kesan yang keliru

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

h. Membangun citra perusahaan

2. Membujuk pelanggan sasaran untuk:

a. Membentuk pilihan merek

b. Mengalihkan piihan kemerek tertentu,

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

3. Mengingatkan dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan digunakan dalam

waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

(14)

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

2.5.3 Bauran Promosi

Kotler (2005:264) mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion

mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu :

1. Periklanan

Iklan adalah segala bentuk penyajian non pribadi dan promosi gagasan, barang,

atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Penggunaan

promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti lewat:

Pemasangan billboard (papan nama) di jalan-jalan strategis, pencetakan brosur

disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan, pemasangan

spanduk di lokasi tertentu dan strategis, melalui koran, melalui majalah,

melalui internet, melalui televisi, melalui radio,dan menggunakan media

lainnya.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan.

Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli

setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi penjualan adalah bentuk

persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur

untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan.

3. Penjualan Pribadi

Penjualan pribadi ini dilakukan secara tatap muka yaitu dengan melakukan

(15)

penjualan. Penjualan perorangan merupakan alat promosi yang mahal tetapi

mempunyai peranan yang sangat besar bagi industri jasa.

4. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing perhatian penonton

melalui kegiatan seperti pameran, reality show, bakti sosial serta kegiatan

lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan minat calon konsumen untuk

membeli tiket nonton.

5. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung adalah kombinasi dari berbagai metode promosi yang

ditujukan langsung kepada pasar sasaran dan berusaha untuk memperoleh

respon langsung. Dalam direct marketing kombinasi promosi ditujukan

langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan

tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos

atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Contoh dari direct marketing

adalah katalog, surat, dan lain-lain.

2.6 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku,

dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup

mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Suryani, 2008: 6), bahwa perilaku

konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat

keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang

(16)

Menurut Kotler dan Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,

dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan mereka.

Menurut Kotler dan Keller (2009:166) Perilaku pembelian konsumen

dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan

pengaruh yang paling luas dan dalam.

a. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah cerminan dasar keinginan dan

perilaku seseorang melalui keluarga dan institusi lainnya. Setiap budaya terdiri

dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya

meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Kelas sosial

memiliki beberapa karakteristik yaitu:

1. Orang-orang yang berada dalam masing-masing kelas cenderung mempunyai

kemiripan dalam cara berpakaian, pola bicara, dan preferensi reaksional

dibandingkan orang dari kelas sosial yang berbeda.

2. Orang dianggap menduduki posisi lebih rendah atau lebih tinggi menurut

kelas sosial.

3. Kelompok variabel, misalnya pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan,

(17)

4. Kelas sosial seseorang dalam tangga kelas sosial dapat bergerak naik atau

turun sepanjang hidup mereka. Seberapa mudah dan seberapa jauh gerakannya

tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial itu.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan

status mempengaruhi perilaku pembelian. Kelompok referensi seseorang adalah

semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama

yang paling berpengaruh. Peran dan status adalah posisi seseorang dalam tiap

kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Orang

memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta

status aktual atau status yang diinginkan dalam masyarakat. Pemasar harus

menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan

dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.

Usia dan tahap siklus hidup, selera kita dalam makanan, pakaian, perabot, dan

rekreasi sering berhubungan dengan usia kita.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta

(18)

“perjalanan” atau “transformasi” tertentu sepanjang hidupnya. Tetapi perilaku

yang diperlihatkan seseorang ketika mereka melalui perjalanan ini, misalnya

menjadi orangtua, tidak selalu tetap dan berubah sepanjang waktu.

Pekerjaan dan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi. Pekerja kerah biru

akan membeli baju kerja, sepatu kerja, dan kotak makanan. Pilihan produk sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat,

stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan asset (termasuk persentase asset likuid),

utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

Kepribadian dan konsep diri, kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis

manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama

terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Konsumen

sering memilih dan menggunakan merek yang mempunyai kepribadian merek

yang konsisten dengan konsep diri mereka sendiri (cara kita memandang diri

sendiri) atau bahkan berdasarkan konsep diri orang lain (cara pandang orang lain

terhadap kita). Gaya hidup dan nilai, orang-orang dari subbudaya, kelas sosial,

dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda.

2.7 Gaya Hidup

2.7.1 Pengertian Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang

sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah “pola hidup

seseorang didunia yang tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya” Kotler

(19)

yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara

produk mereka dan kelompok gaya hidup.

Gaya hidup menunjukkan “bagaimana individu menjalankan kehidupan,

bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana memanfaatkan waktunya”

Mowen dan Minor (dalam Suryani 2008:73). Gaya hidup juga menunjukkan

bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk

maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu

kategori jenis produk yang ada Suryani (2008:73).

Dalam perspektif pemasaran, tampak jelas bahwa konsumen yang memiliki

gaya hidup yang sama akan mengelompok dengan sendirinya ke dalam satu

kelompok berdasarkan apa yang mereka minati untuk menghabiskan waktu

senggang, dan bagaimana mereka membelanjakan uangnya. Adanya perubahan

gaya hidup dari generasi ke genarasi karena adanya perubahan sosial di

masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah. Merupakan peluang bagi

pemasar untuk menciptakan produk-produk dan menyesuaikan produknya sesuai

dengan gaya hidup pasar yang dituju.

2.7.2 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengukur gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran

psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya

hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya

hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis.

(20)

activities), minat (I= interest) dan opini (O=opinion) konsumen, yang disering

diistilahkan sebagai AIO statement.

Menurut Josep Plumer (dalam Suryani, 2008:74) menyatakan bahwa

segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:

1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal.

Tabel 2.1

Dimensi Pengukuran Gaya Hidup AIO

Aktivitas Minat Opini Demografi

Pekerjaan Keluarga Mereka Sendiri Usia

Hobi Rumah Masalah Sosial Pendidikan

Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik Pendapat

Liburan Komunitas Bisnis Jabatan

Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran Keluarga

Keanggotaan Klub Mode Pendidikan Tempat Tinggal

Komunitas Makanan Produk Georgrafi

Belanja Media Masa Depan Ukuran Kota

Olahraga Prestasi Budaya Tahap Daur

Hidup Sumber: Wells, et al.(1997: 27-25) dalam Suryani (2008:75).

2.8 Minat Berkunjung Kembali

2.8.1 Pengertian Minat Berkunjung Kembali

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744), Minat diartikan

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, keinginan yang kuat. Minat

seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau

(21)

untuk melihat sesuatu KBBI (2005:614). Minat konsumen untuk berkunjung ke

suatu tempat tentunya didasari alasan tertentu, dimana kunjungan tersebut dapat

memberikan nilai manfaat yang akan berdampak pada kepuasan konsumen

tersebut.

Adapun tiga hal yang harus dikembangkan agar suatu tempat menjadi

menarik untuk dikunjungi Yoeti (1996:178), yaitu :

1. Adanya something to see, yaitu sesuatu yang menarik untuk dilihat.

2. Adanya something to buy, yaitu adanya sesuatu yang menarik dan khas untuk

dibeli.

3. Adanya something to do, yaitu adanya sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan

di tempat itu.

Minat berkunjung kembali adalah perilaku yang muncul sebagai respon

terhadap objek. Minat berkunjung kembali menunjukkan keinginan untuk

melakukan kunjungan kembali untuk waktu yang akan datang Tjiptono

(2005:231). Menurut Kapferer dan Laurent( dalam Tjiptono, 2005:231), perilaku

pembelian kembali bisa dijabarkan menjadi dua kemungkinan , yakni loyalitas

dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek (brand sensivity) yang

didefenisikan sebagai sejauh mana merek memainkan peran kunci dalam

pemilihan alternatif dalam kategori produk tertentu.

Sensitivitas merek dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan merek dan tingkat

keterlibatan konsumen dalam kategori produk. Perilaku pembelian kembali dalam

(22)

konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama dan menganggap pilihan

merek sangat penting baginya.

Sebaliknya pembelian kembali dalam situasi sensitivitas merek yang lemah

dikategorikan sebagai inersia, yakni konsumen cenderung membeli ulang merek

yang sama, namun ia tidak menganggap nama merek itu penting, karena ia tidak

bisa membedakan berbagai merek yang ada dan tidak terlibat secara intensif

dalam pemilihan kategori produk.

2.8.2 Indikator Minat Berkunjung Kembali

Menurut Grewal dkk (2007:53) Indikator-indikator dari minat berkunjung

kembali antara lain:

1. Keinginan untuk menggunakan/mengkonsumsi produk

2. Rencana menggunakan/mengkonsumsi produk dimasa yang akan datang

3. Kebutuhan untuk menggunakan/mengkonsumsi produk

2.9 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Zen,

dependent (minat

(23)

No Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

2 Pratama determinasi 34,7% faktor-faktor kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel bebas (Budaya, Gaya Hidup

dan Psikologis) sedangkan sisanya 60,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. produk, harga, tempat

dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan minat berkunjung pada ini Rumah Makan Mie Aceh Titi Bobrok

(24)

No Peneliti Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

5. Nurlisa negatif dan tidak berpengaruh

signifikan parsial terhadap keputusan pembelian kecap manis merek bango pada ibu rumah tangga di komplek Villa Mutiara Johor II dan Taman Johor Mas. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,974 > 0,1) dan nilai T hitung (0,032) < (1,295). Ada pengaruh yang signifikan antara dillihat dari hasil koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0, 566 dimana r hitung > r tabel

pada taraf signifikan 5% yaitu r tabel 0,202.

(25)

2.10 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah merupakan sintesa

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan, masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survey literatur Sugiyono (2010;60).

Harga adalah merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk

barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaaan suatu barang atau jasa. Segala keputusan yang menyangkut dengan

harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha baik yang

menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai

oleh suatu lini usaha. Ini berarti harga menggambarkan nilai uang sebuah barang

atau jasa.

Lokasi (Place), kemudahan akses terhadap lokasi usaha bagi semua para

pelanggan dan calon pelanggan potensial. Tempat yang menarik bagi konsumen

adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien.. Memilih lokasi

dekat dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor

kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga mutlak diperhatikan untuk

menarik minat konsumen berkunjung kembali.

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari

informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku

(26)

Gaya hidup menunjukkan “bagaimana individu menjalankan kehidupan,

bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana memanfaatkan waktunya” . Gaya

hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan

lingkungannya oleh karena itu, gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku

konsumsi seorang konsumen yang tentunya mempengaruhi keputusan pembelian

suatu barang atau jasa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pembelian

kembali barang atau jasa tersebut.

Adanya minat konsumen untuk membeli kembali suatu barang atau

berkunjung kembali ke suatu tempat tentunya didasari alasan tertentu, dimana

kunjungan tersebut dapat memberikan nilai manfaat yang akan berdampak pada

kepuasan konsumen tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

harga, lokasi, promosi dan gaya mempengaruhi keputusan minat berkunjung yang

dapat digambarkan pada suatu kerangka konseptual pada gambar 2.1:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

MINAT BERKUNJUNG

KEMBALI (Y) HARGA (X1)

PROMOSI (X3) LOKASI (X2)

(27)

2.11 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian dimana rumuusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik Sugiyono (2010:64).

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dihipotesiskan

sebagai berikut “Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup berpengaruh terhadap

Minat Berkunjung Kembali ke Kuede Kupie Ule Kareng Jl Sei Serayu No.85

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Mesin Genset Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh (Silent) sebesar @ 500KVA yang telah memasuki tahap Pembuktian Kualifikasi untuk itu

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W2, 2013 XXIV International CIPA Symposium, 2 – 6 September 2013,

Website Toko Cantik Parcel ini menyajikan banyak jenis parsel berikut keterangan harga dan gambarnya pengunjung dapat memesan parsel yang diinginkan, dapat melihat

(3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 dan Rancangan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang Sistem pakar trouble shooting pada komputer rumah atau personal komputer (PC) dengan menggunakan program visual basic

Mengarahkan alokasi anggaran belanja daerah pada pembangunan infrastruktur pedesaan yang mendukung pembangunan sektor pertanian, dan pencegahan terhadap bencana alam,

Penulisan ilmiah ini membahas mengenai cara pembuatan situs jasapantura.com dengan fasilitas dan pengelolaan yang baik. Situs jasapantura.com sendiri merupakan sarana