33
DAFTAR PUSTAKA
Alfian. R dan I. Fatmal. 2008. Preferensi tikus (Rattus argentiventer) terhadap jenis umpan pada tanaman padi sawah. Jurusan HPT Fakultas Pertanian Unsyiah Kuala Banda Aceh. J. Floratek. 3:86-73.
Aplin. K. P., Brown. P. R., Jacob. J., Krebs. C. J., dan Singleton. G. R. 2003. Field methods for rodent studies in asia and the indo pacific. Melbourne. BPA Print Group.
Ayuning. B. A., R. Y. Nabila., A. Laksamana., dan L. Zakiyatunnufus. 2013. Pemanfaatan bagian daun dan biji tumbuhan kacang babi (Tephrosia sp.) sebagai bahan rodentisida nabati untuk mengendalikan tikus sawah (Rattus argentiventer) dan tikus rumah (Rattus rattus diardii). Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. 2015. Hasil Rapat Posko Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara di Medan Tanggal 16 Maret 2015.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Tikus.http://www.knowledgebank.irri.org. Tanggal akses 08 Oktober 2015.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011. Pengendalian hama tikus terpadu. Agroinovasi Edisi 17-23 Agustus 2011 No. 3419 Thn. XLI.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi padi dan palawija sumatera utara (angka sementara tahun 2014). Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 22/03/12Thn. XVIII, 2 Maret 2015. Diakses pada 1 Oktober 2015.
Christine. 1985. Penggunaan Tanaman Obat. Agromedika Pustaka, Jakarta. Hal 5.
Dasmendi. 2009. Program pengendalian hama tikus. Laporan akhir kuliah kerja nyata (kkn) kemitraan mahasiswa universitas andalas di jorong atas kenagarian situjuh ladang laweh kecamatan situjuh limo nagari kabupaten lima puluh kota. Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Departemen Kesehatan. 1995. Materia medika indonesia. Edisi VI. Hlm. 182:321-325.
Dhika. R. S., L. Mulqie., dan S. Hazar. 2015. Uji efek diuretik ekstrak etanol herba ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum L.) terhadap tikus wistar jantan.
34
Prodi Farmasi Fakultas MIPA Unisba, Bandung. Prosiding Penelitian Sivitas Akademi Unisba (Kesehatan dan Farmasi).
Diah. D., R. Panigoro., S. Surialaga., dan P. Purushothman. 2012. Metode cepat identifikasi flavonoid dari daunO.sanctum L. (selasih). Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2015. Hama tikus. Diakses pada 1 Oktober 2015.
Elena. A. Y., Nanik. H. S., dan Jafron. W. H. 2009. pengaruh ekstrak daun teklan (Eupatorium riparium) terhadap mortalitas dan perkembangan larva Aedes aegypti. Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. BIOMA. 11(1) :11-17.
Gunawan. E. 2011. Efek potensiasi larvasida kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan biji jarak (Ricinus communis Linn.) terhadap Aedes aegypti. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hasyim. A., W. Setiawati., R. Murtiningsih., dan E. Sofiari. 2010. Efikasi dan persistensi minyak serehwangi sebagai biopestisida terhadap Helicoverpa aemigera . Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.
Hopkins. W. G. and N. P. A.Honer. 2004. Introduction to plant physiology. third edition. John Wiley and Sons, Inc. Ontario.
Diakses pada 1 Oktober 2015.
Rattus argentiventer. Diakses pada 11 Mei
2016.
Ocimum sanctum. Diakses pada 11 Mei
2016.
Hutagalung. L. E. 2011. Isolasi dan analisis komponen kimia dari minyak atsiri daun ruku-ruku (Ocimum sanctum L.) dengan metode gc-ms.Departemen
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ivakdalam. L. M. 2014. Uji Keefektifan lima jenis perangkap dalam pengendalian tikus sawah. Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku. J. Agrilan. 2:38-46. Hlm. 39.
Laba. I. W. 2012. Formulasi produk pestisida nabati berbahan aktif saponin, azadirachtin, eugenol, dan sitronellal untuk mengendalikan hama utama
35
kakao (Conopomorpha caramella, Hyposidra sp., dan Helopeltis sp.). Program PKPP Ristek. Kementrian Pertanian Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Lapenris. E. H. 2011. Isolasi dan analisis komponen kimia dari minyak atsiri daun
ruku-ruku (Ocimum sanctum L) dengan metode gc-ms. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lisa. M. 2013. Pengujian biji Phaleria macrocarpa sebagai rodentisida nabati terhadap Rattus argentiventer dan Rattus tiomanicus. Departemen proteksi tanaman fakultas pertanian institut pertanian bogor.
Mansur. 2008. Toksikologi dan distribusi agent toksi Diakses pada 1 Oktober 2015.
Martin. G. J. M. Sianturi, dan Y. Tarigan. 1990. Vertebrate pest management course. Proyek Pengembangan Tanaman Perkebunan Bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Perkebunan, Medan.
Martono. B., H. Endang., dan U. Laba. 2004. Plasma nutfah insektisida nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Perkembangan Teknologi TRO. 16(1):52.
Muchrodji., Y. Santosa., dan A. H. Mustari. 2006. Prospek Penggunaan Sarcosystis singaporensis Untuk Pengendalian Biologis Populasi Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Media Konservasi XI :52-58.
Natawigena. W. D. 2006. Sistem Pengendalian Hama Tikus Secara Kontinu dan Ekonomis. Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran, Bandung.
Posmaningsih. D. A. A., I. N. Purna., dan I. W. Sali. 2014. Efektivitas Pemanfaatan Umbi Gadung Dioscorea hispida dennust pada umpan sebagai rodentisida nabati dalam pengendalian tikus. Jurnal Skala Husada11(1):79-85.
Prescott. C., A. Buckle., J. Carlton., A. Meyer. 2010. Anticoagulant resistence in the norway rat and guidelines for the management of resistant rat infestations in the u.k. rodenticide resistance action group.
Priyambodo. S. 2003. Pengendalian hama tikus terpadu.edisi ke-3. Penebar Swadaya, Jakarta.
Puspita. D. 2007. Tanaman Obat Indonesia. pada 1 Oktober 2015.
Rahmawati. N., Y. Zetra., dan R. Burhan. 2009. Pemanfaatan minyak atsiri akar wangi (Vetiveria zizanoides) dari famili Poaceae sebagai senyawa antimikroba dan insektisida alami. Prosiding KIMIA FMIPA - ITS.
36
Rodenticide Resistence Action Committee. 2015. Guidelines on anticoagulant rodenticide resistance management. Crop Life International. Brussels.
Sharma. O. P. 1993. Plant taxonomy. New Delhi. McGrawhill Publishing Company Limited.
Sitepu. P. 2008. Pengujian efektifias beberapa fumigan terhadap tikus sawah (Rattus argentiventer). Program Studi Hama dan Penyakit Tanaman. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Singh. S., M. Taneja., dan D. K. Majumdar. 2007. Biological activities of Ocimum sanctum L. Fixed oil-An Overwiew. Indian Journal of Experimental Biology. 45:403-412.
Sudarmaji dan A. W. Anggara. 2008. Modul pengendalian hama tikus terpadu. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sudarmaji dan N. Herawati, 2008. Efikasi ekstrak biji jarak terhadap mortalitas tikus sawah. Lokakarya dan Seminar Nasional. UGM. Yogyakarta.
Sutrisna. E. M., A. S. Wahyuni., S. Setyowati., dan I. Triwinarsih. 2009. Potensi efek daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan daun dewa (Gynura pseudochina (L) D.C). Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. J. Farmacon. 10(2):64-69.
Sastrohamidjojo. H. 2004. Kimia minyak atsiri. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sudarsono. P. N., Gunawan. D., Wahyuono. S., Donatus. I. A.,dan Purnomo. 2002. Tumbuhan obat ii (hasil penelitian, sifat-sifat, dan penggunaan). Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada.
Syamsuddin. 2007. Tingkah laku tikus dan pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sulsel.
Tjitrosoepomo. G. 1994. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). cetakan VII. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Widjanarko. R. T. H., dan N. C. Idris. 2009. Bioekologi tikus sebagai pengetahuan dasar dalam tindakan pengendalian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara.