• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUNGGULAN KOMPETITIF KABUPATEN SIMEULUE BERDASARKAN PENDEKATAN SHIFT SHARE MODIFIKASI ESTABAN-MARQUILLAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEUNGGULAN KOMPETITIF KABUPATEN SIMEULUE BERDASARKAN PENDEKATAN SHIFT SHARE MODIFIKASI ESTABAN-MARQUILLAS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEUNGGULAN KOMPETITIF KABUPATEN SIMEULUE BERDASARKAN PENDEKATAN SHIFT SHARE MODIFIKASI ESTABAN-MARQUILLAS

COMPETITIVE ADVANTAGES SIMEULUE DISTRICT BASED ON SHIFT SHARE MODIFICATION ESTEBAN-MARQUILLAS

Irwan Safwadi

Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Abulyatama, Aceh Besar e-mail : irwan_safwadi@yahoo.com

Diterima: 12 Maret 2017; direvisi: 10 Mei 2017; diterbitkan: 1 Juni 2017

ABSTRAK

Keunggulan kompetitif suatu daerah perlu diidentifikasi sebagai upaya mengarahkan kebijakan sektoral untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keunggulan kompetitif sektor-sektor atau kategori ekonomi di Kabupaten Simeulue. Data sekunder adalah data utama yang digunakan untuk menganalisis keunggulan kompetitif Kabupaten Simeulue berupa PDRB Kabupaten Simeulue dan Provinsi Aceh kurun waktu 2011-2015. Shift Share modifikasi Estaban-Marquillassebagaialat analisis utama untuk menjelaskan keunggulan kompetitif tersebut. Berdasarkan analisis Shift Share modifikasi Estaban-Marquillasmengungkapkan bahwa peningkatan PDRB di Kabupaten Simeulue dominan dipengaruhi kebijakan pertumbuhan ekonomi agregat di Aceh, disamping juga dampak pertumbuhan bauran industri dan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Adapun dampak spesialisasi perekonomian kurang mendorong pertumbuhan agregat PDRB Simeulue.

Shift SharemodifikasiEstaban-Marquillasmenunjukkan bahwa sektor atau kategori pengadaan Listrik dan Gas, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan kategori Jasa Pendidikanyang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Simeulue.

Kata Kunci : shift share estaban-marquillas, keunggulan kompetitif, spesialisasi

ABSTRACT

The competitive advantage of a region needs to be identified as an effort to direct sectoral policies to promote the acceleration of economic development. This study aims to determine the competitive advantage of economic sectors in Simeulue District. Secondary data is the main data used to analyze the competitive advantage of Simeulue District in the form of Gross Regional Domestic Product (PDRB) of Simeulue Regency and Aceh Province during 2011-2015 period. Shift Share of Estaban-Marquillas modification as the main analytical tool used to explain the competitive advantage. Based on Shift Share Modification of Estaban-Marquillas analysis, the increasing of PDRB in Simeulue Regency is dominantly influenced by the growth of economic policy in Aceh, as well as the impact of the growth of industry and the competitive advantage. The impact of economic specialization does not encourage the growth of Simeulue PDRB. Shift Shareof Estaban-Marquillas Modification indicates that the sector or the category of procurement of Electricity and Gas, the category of Government Administration, Defense and Social Security Mandatory and the category of Educational Services which having the competitive advantage and specialization in Simeulue District.

(2)

PENDAHULUAN

Pendekatan standar untuk analisis regional, terutama berkenaan dengan variabel ekonomi wilayah adalah metodeShiftShare.Aplikasi metode ini telah dipresentasikan sejak tahun 1960 oleh Dunn.ShiftShare banyak digunakan untuk menganalisis daya saing berbagai industri di suatu wilayah relatif terhadap pembangunan ekonomi negara.Sebuah teknik yang relatif sederhana, Shift Sharedigunakan untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi regional, mengukur dampak kebijakan, dan meramalkan pertumbuhan di masa depan di suatu wilayah (Sirakaya et al., 1995). Salah satu manfaat metode iniadalah mengurangi kebutuhan pengumpulan data primer (misalnya, mensurvei bisnis), yang merupakan aktivitas mahal dan menyita waktu.Shift Sharedilakukan berdasarkan data sekunder.

Teknik Shift Share disarankan sebagai alternatif untuk pembuat kebijakan, yang membutuhkan alat analisis cepat dan murah untuk mengevaluasi kinerja dan komposisi ekonomi lokal. Shift Sharedapat membantu mengevaluasi perubahan kinerja suatu wilayah relatif terhadap negara selama periode waktu tertentu(Doeringer et al., 1987; Kurre and Weller, 1989; Andrikopoulos et al., 1990; Shi& Yang, 2008; Leigh and Blakely, 2013).

Karakter analisis Shift Share, belum terlalu sempurnakarena informasi statistikyang dibutuhkan sangat mendasar dan kemungkinan analitis yang ditawarkannyacukup besar.Teknik analisis ini bermaksud untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya perbedaan pertumbuhan antar daerah. Untuk jangka waktu tertentu, pertumbuhan regional masing-masing sektor dapat dibagi menjadi tiga komponen: pertumbuhan nasional, industri-campuran dan efek

kompetitif (Esteban, 1972).

Shift ShareKlasik tidak memecahkan masalahpengaruh efek lokasi dan spesialisasi serta terdiri dari tiga komponen: komponen pertumbuhan nasional, komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (Budiharsono, 2001).Sedangkan analisis Shift ShareDinamik, menurut Herzog danOlsen (1977) bahwa komponen pertumbuhan pangsa wilayah diurai menjadi komponen spesialisasi dankomponen kompetitif, kedua komponen ini dinamakan dengan komponen efek alokasi. Teknik baru reformulasi Esteban-Marquillasdari shift share klasik memperluas analisis Shift Share. Penelitian ini memperluas dari analisis Shift Share klasik yang bertujuan untuk menentukan keunggulan kompetitif sektor-sektor atau kategori ekonomi di Kabupaten Simeulue.

METODE

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi atau kategori ekonomi yang tercantum dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simeulue menurut lapangan usaha yang dibandingkan dengan Provinsi Aceh. Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada mengkaji keunggulan kompetitif Kabupaten Simeulue berdasarkan alat analisis Shift ShareEstaban-Marquillas. Perkembangan PDRB dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue juga disajikan dalam penelitian ini, disamping juga dibandingkan dengan kondisi PDRB Provinsi Aceh serta pertumbuhan ekonomi nasional.

Sumber Data

Data sekunder merupakan data utama dalam penelitian ini. Data sekunder tersebut mencakup Produk Domestik

(3)

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) Kabupaten Simeulue menurut lapangan usaha dan PDRB ADHK non-migas Provinsi Aceh menurut lapangan usaha periode 2011-2015. Data utamadigunakan untuk analisis keunggulan kompetitif Kabupaten

Simeulue berdasarkan Shift

ShareEstaban-Marquillas, disamping juga dapat melihat dampak dari kebijakan provinsi terhadap peningkatan PDRB di Kabupaten Simeulue. Data PDRB dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simeulue (2016)dan Provinsi Aceh (2016). Penggunaan data harga konstan dengan tahun dasar yang sama agar bobotnya (nilai riilnya) bisa sama dan perbandingan menjadi valid (Tarigan, 2007).

Metode Analisis Data

Dalam konteks shift share klasik, maka pertumbuhan ekonomi dan pergeseranstruktural perekonomian wilayah ditentukan oleh tigakomponen, yaitu:

1. Provincial Share (N), yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ataupergeseran struktur perekonomian wilayahdengan melihat nilaiPDRB Kabupaten Simeulue sebagai daerah pengamatan pada periode awalyang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian Provinsi Aceh. Hasil perhitungan Provincial Share akan menggambarkanperanan wilayah Provinsi Aceh yang mempengaruhipertumbuhan

perekonomian Kabupaten Simeulue. Jika pertumbuhannya sama dengan pertumbuhan Provinsi Aceh maka peranannya terhadap provinsi tetap. 2. Proportional Shift/Mixed Shift(M)

adalah pertumbuhan nilai tambah

bruto suatu sektor i Kabupaten Simeulue dibandingkan total sektor di tingkat Provinsi Aceh.

3. Differential Shift/CompetitiveShift (C) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue dan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat Provinsi Aceh. Unsur pertumbuhan inilah yang merupakan keuntungan kompetitif daerah yang dapat mendorong ekspor.

Perubahan (pertumbuhan) nilai tambah bruto sektor tertentu (i) dalam PDRBKabupaten Simeulue merupakan penjumlahan Provincial Share (N), ProportionalShift/Mixed Shift(M), dan Differential Shift/Competitive Shift(C) sebagai berikut: ) ( ) ( . . n ij in n ij ij in ij ij E r E r r E r r D      ....(1) Dimana :

Dij = pertumbuhan ekonomi regional (PDRB) sektor i di Kabupaten Simeulue Eij = PDRB sektor i di Kabupaten Simeulue rn = tingkat pertumbuhan PDRB Provinsi Aceh

rin = tingkat pertumbuhan PDRB sektor i di Provinsi Aceh

rij = tingkat pertumbuhan PDRB sektor i di Kabupaten Simeulue

Kedua komponen shift, yaitu ProportionalShift/Mixed Shift(M) dan Differential Shift/Competitive Shift(C) memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal daninternal. ProportionalShift/Mixed Shift(M) merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternalyang bekerja secara

(4)

) 2 ... )... ( ) ' ( ) ( ' ) ( in ij ij ij in ij ij n in ij in ij ij r r E E r r E r r E r E D        

nasional (Provinsi), sedangkan Differential Shift/Competitive Shift(C) adalahakibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.

Sektor-sektor di Kabupaten Simeulue yang memiliki Differential Shift/Competitive Shift(C)positif memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama di Provinsi Aceh. Selain itu, sektor-sektoryang memiliki nilai C positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasidi Kabupaten Simeulueserta mempunyai pertumbuhan yang lebih cepatdibandingkan dengan Provinsi Aceh. Apabila nilai C negatif, maka tingkatpertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.

Selanjutnya, untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan efek alokasi yang terjadi digunakan analisis Shift-Share Estaban-Marquillas (E-M) dengan formulasi sebagai berikut:

Dimana :

Dij = pertumbuhan ekonomi regional (PDRB) sektor i di Kabupaten Simeulue

Eij = PDRB sektor i di Kabupaten Simeulue tahun dasar analisis

E’ij = PDRB sektor i di Kabupaten Simeulue tahun akhir analisis rn = tingkat pertumbuhan PDRB Provinsi

Aceh

rin = tingkat pertumbuhan PDRB sektor i di Provinsi Aceh

rij = tingkat pertumbuhan PDRB sektor i di Kabupaten Simeulue

Efek alokasi (Aij) sektor i di Kabupaten Simeulue ditentukan dengan :

) )( ' ( ij ij ij in ij E E r r A    ...(3)

Dari Aij akan diperoleh :

1. Tingkat spesialisasi sektor i di Kabupaten Simeulue dengan simbol (Eij-E’ij), jika rij > rin.

2. Keunggulan kompetitif sektor i di Kabupaten Simeulue ditunjukkan nilai dari (rij-rin).

Dengan demikian, Aij sebagai pengaruh alokasi dapat dilihat dalam dua bagian yaitu tingkat spesialisasi sektor i di wilayah kabupaten/kota (Eij–E’ij) yang dikalikan dengan keunggulan kompetitif (rij–rin). Persamaan tersebut dapat bermakna bahwa bila suatu wilayah mempunyai suatu spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektor tersebut pasti akan menikmati pula keunggulan kompetitif yang lebih baik. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dari dampak alokasi akan dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kemungkinan-kemungkinan terjadi pada efek alokasi

Kode Kriteria Aij

(Efek Alokasi)

Komponen (Eij – E’ij) (ri - rin) 1 Ketidakunggulan Kompetitif,

spesialisasi

Negatif Positif Negatif 2 Ketidakunggulan Kompetitif, Tidak

Spesialisasi

Positif Negatif Negatif 3 Keunggulan Kompetitif, Tidak

Spesialisasi

Negatif Negatif Positif 4 Keunggulan Kompetitif, Spesialisasi Positif Positif Positif

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Tren PDRB Kabupaten Simeulue

Dalam lima tahun terakhir, aktivitas ekonomi Kabupaten Simeulue terus berkembang. Upaya percepatan pembangunan yang diimplementasikan pemerintah kabupaten dengan dukungan positif dari seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha berdampak signifikan terhadap perbaikan dan kemajuan ekonomi Kabupaten Simeulue. Sebagai bagian koridor ekonomi wilayah barat-selatan Aceh, Kabupaten Simeulue terus berupaya keras memacu pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. BPS mencatat, produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Simeulue cenderung meningkat signifikan. Tahun 2015, PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) telah mencapai Rp.1,66 triliyun. PDRB tersebut telah bertambah rata-rata hampir 9,18 persen dari lima tahun sebelumnya. Tahun 2010, PDRB ADHB Kabupaten

Simeulue paling kurang Rp.1,07 triliyun. PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) juga naik signifikan, meskipun pertumbuhannya masih dibawah rata-rata PDRB ADHB. Kurun waktu 2010-2015, PDRB ADHK naik rata-rata 4,76 persen setiap tahunnya. Mengutip data BPS, nilai

tambah PDRB ADHK Kabupaten

Simeulue tahun 2010 sebesar Rp.1,07 triliyun (menggunakan ADHK 2010). Kemudian, nilai tambah tersebut meningkat menjadi Rp.1,12 triliyun tahun 2011, atau naik hampir 4,8 persen dari tahun 2010. Kenaikan nilai tambah PDRB ADHK terus berlanjut pada tahun berikutnya dan akhir tahun 2015 telah mencapai Rp.1,35 triliyun. Capaian nilai tambah tersebut menandakan pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat terus tumbuh, meskipun pertumbuhan nilai tambah PDRB tertekan dan memerlukan terobosan kebijakan Pemerintah Kabupaten Simeulue dalam mendorong percepatan pembangunan.

Sumber: BPS Kab. Simeulue 2016

Gambar 1. Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK Kabupaten Simeulue Tahun 2010-2015 (Rp.Juta) 9,18 4,76 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pert. rata-rata (%) Rp. Triliyun PDRB ADHB PDRB ADHK ADHK (%) ADHB (%)

(6)

Dari total PDRB ADHK (non-migas) Aceh sebesar Rp.106,59 triliyun tahun 2015, Kabupaten Simeulue menyumbang paling kurang 1,27 persen. Periode 2010-2015, kontribusi nilai tambah Simeulue dalam mendorong

percepatan ekonomi Aceh relatif stabil, berkisar rata-rata 1 persen. Disisi lainnya, pertumbuhan PDRB ADHK Simeulue rata-rata lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB ADHK Aceh, periode 2010-2015 (Tabel 2).

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto ADHK non-MigasAceh dan Kabupaten Simeulue Tahun 2010-2015 Tahun PDRB Aceh (Rp.Triliun) PDRB Simeulue (Rp.Triliun) Share (%) 2010 86,08 1,07 1,24 2011 89,84 1,12 1,25 2012 94,29 1,18 1,25 2013 98,44 1,23 1,25 2014 102,51 1,30 1,27 2015 106,59 1,35 1,27 Pertumbuhan rata-rata (%) 4,37 4,76 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi daerah adalah satu ukuran kinerja pembangunan

daerah dalam meningkatkan

perekonomiannya. Stabilitas

perekonomian merupakan prasyarat dasar dalam tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan. Pencapaian stabilitas perekonomian adalah sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya tinggi (hight cost economy) bagi perekonomian dan masyarakat. Ketidakstabilan ini akan menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga, serta berimplikasi akan meningkatkan angka kemiskinan pada suatu daerah.

Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional dan Aceh juga mempengaruhi perkembangan ekonomi di Kabupaten Simeulue. Kinerja perekonomian Kabupaten Simeulue mencerminkan kondisi yang membaik, namun masih rentan terhadap gejolak ekonomi ataupun dinamika yang terjadi secara eksternal. Kurun waktu 2010-2015, aktivitas ekonomi Kabupaten Simeulue tumbuh berfluktuasi serta tumbuh dibawah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue sebesar 5,91 persen. Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Aceh (sebesar 5,16 persen), namun dibawah dari pertumbuhan ekonomi Nasional (sebesar 6,2 persen).

Upaya keras Pemerintah Simeulue meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(7)

masih relatif memberikan sinyal yang positif pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 5,16 persen, meningkat dibandingkan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 4,38 persen. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut masih lebih rendah dari pencapaian tahun 2010. Capaian tahun 2010 merupakan prestasi tertinggi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simeulue selama enam tahun terakhir (periode 2010-2015).

Momentum capaian keberhasilan pembangunan tahun sebelumnya belum sepenuhnya kokoh dalam mengantisipasi berbagai gejolak ekonomi. Tahun 2014, aktivitas ekonomi Simeulue mengalami

perlambatan dan implikasinya pertumbuhan ekonomi menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perlambatan ekonomi tidak hanya terjadi di Simeulue saja, ekonomi Aceh dan nasional juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2014. Adapun laju pertumbuhan ekonomi Simeulue sebesar 4,64 persen tahun 2014, terendah selama dua tahun terakhir. Untuk tahun 2015, aktivitas ekonomi Kabupaten Simeulue mengalami peningkatan sebesar 4,72 persen, lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya, meskipun masih berkisar di bawah dari 5 persen (Gambar 2).

Sumber : BPS,2015

Gambar 2.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simeulue, Aceh, dan Nasional Tahun 2010-2015 (%)

Melambatnya pertumbuhan

ekonomi Simeulue tidak terlepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dipicu dari dinamika ekonomi global yang memberikan tekanan perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi global yang belum pulih (terbatas) turut mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Kondisi tersebut diperburuk oleh penurunan harga komoditas dunia, termasuk harga minyak pada paruh kedua 2014. Permintaan ekonomi global yang masih lemah dan harga komoditas global yang rendah berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang melambat. Hal ini terkait dengan struktur ekspor Indonesia masih bertumpu pada komoditas berbasis sumberdaya alam.

(8)

Di sisi fiskal, reformasi subsidi sektor energi berjalan lambat sehingga berdampak pada beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi. Hal ini menyebabkan ruang fiskal yang tersedia untuk belanja produktif menjadi terbatas. Kebijakan untuk mengurangi beban subsidi BBM ditempuh melalui kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan November 2014 yang juga berimplikasi terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Simeulue.

Secara sektoral, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tertinggi dicapai pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang dan kontruksi masing-masing sebesar 6,0 persen pada tahun 2015. Semua lapangan usaha sebagai penggerak

pertumbuhan PDRB pada tahun 2015 terjadi pertumbuhan yang positif. Delapan lapangan usaha lainnya yang menyentuh pertumbuhan 5 persen meliputi Pengadaan Listrik dan Gas,Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan Jasa Pendidikan. Adapun lapangan usaha lainnya tumbuh dibawah dari 5 persen. Adapun Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai penyumbang terbesar dalam PDRB tumbuh sebesar 4,12 persen pada tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2011 yang sebesar 2,17 persen (Tabel 3).

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Simeulue Tahun 2011–2015 (Persen)

Lapangan Usaha/Industri 2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,17 4,05 3,64 3,47 4,12 Pertambangan dan Penggalian 5,16 5,16 6,43 5,18 4,97 Industri Pengolahan 2,62 3,22 2,92 3,19 2,86 Pengadaan Listrik dan Gas 6,41 7,72 5,57 7,70 5,42 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

5,70 8,26 7,63 5,86 6,0

Konstruksi 7,24 7,34 7,38 6,11 6,0

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,10 6,29 5,91 5,65 5,05 Transportasi dan Pergudangan 4,30 4,69 4,96 3,42 4,49 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,78 6,59 6,07 5,31 5,25 Informasi dan Komunikasi 7,72 6,51 4,11 3,05 5,60 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,11 2,94 1,21 2,65 3,60

Real Estat 4,12 4,86 4,54 5,60 5,17

Jasa Perusahaan 5,85 6,71 6,29 5,39 5,32 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

4,82 5,70 4,98 6,22 5,20 Jasa Pendidikan 4,82 5,70 4,98 5,22 5,64 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,13 5,24 4,67 4,78 3,42 Jasa Lainnya 5,80 5,31 5,04 4,88 4,62 Total 4,08 5,16 4,69 4,64 4,72 Sumber : BPS Kab.Simeulue 2016

(9)

Beberapa sektor ekonomi Kabupaten Simeulue tumbuh lebih baik dari pertumbuhan sektoral Aceh, seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan air, pengelolaan

sampah, limbah, dan daur ulang, transportasi dan pergudangan, perdagangan besar dan eceran, serta jasa pendidikan. Perbandingan pertumbuhan sektoral di Kabupaten Simeulue dengan Provinsi Aceh dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : BPS Kab.Simeulue 2016

Gambar 3.Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Kabupaten Simeuluedan Aceh Tahun 2015

Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas

Peningkatan kegiatan ekonomi yang diindikasikan oleh kenaikan PDRB suatu wilayah dapat diperluas (decompose) atas 3 faktor pengaruh (Syafrizal, 2002). Secara rinci ketiga faktor pengaruh tersebut adalah peningkatan PDRB yang disebabkan oleh faktor luar (kebijakan provinsi) atau sering disebut dengan efek pertumbuhan ekonomi regional (Nij). Pengaruh kedua adalah pengaruh struktur pertumbuhan kategori, atau disebut dengan industrial mix-effect (efek bauran industri-Mij) dan terakhir adalah pengaruh keuntungan kompetitif wilayah studi (Cij). Namun dalam perkembangannya ketiga pengaruh ini bertambahlagi, yaitu

pengaruh spesialisasi perekonomian wilayah (Aij). Penambahan komponen pengaruh pertumbuhan ini telah dikembangkan oleh Estaban-Marquillas (1972) yang direpresentasikan dalam model analisis shift-share modifikasi Estaban-Marquillas.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa kurun waktu 2011-2015 terjadi peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue sebesar Rp.23.170.370 juta. Berdasarkan hasil analisis shift-share modifikasi Estaban-Marquillas maka kenaikan PDRB ini didominasi oleh 4 kategori ekonomi yaitu: kategori pertanian, kehutanan dan perikanan yang meningkat Rp. 6,764,360 juta, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 Simeulue Aceh

(10)

yang meningkat Rp.4,119,460 juta, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

meningkat Rp. 3,451,210 juta dan kategori kontruksi yang meningkat sebesar Rp. 2,816,390 juta.

Tabel 4. Hasil Analisis Shift Share Modifikasi Estaban-Marquillas Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2015 (dalam jutaan rupiah)

Kategori Ekonomi Komponen Pertumbuhan Provinsi (Nij) Komponen Bauran Industri (Mij) Total Peningkatan PDRB Kompetitif Spesialisasi

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 7,791,681.57 - 511,881.26 (408,275.47) -107,164.84 6,764,360.00 Pertambangan dan Penggalian 394,049.72 -1,220,988.22 1.582.326,15 -997.560,86 498,450.00 Industri Pengolahan 317,022.76 - 800,085.11 346.009,76 -250.867,48 217,210.00 Pengadaan Listrik dan

Gas 37,562.18 14,119.88 5,192.78

1,795.17 58,670.00 Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1,801.99 788.57 1,311.26 -931.82 2,970.00

Konstruksi 1,770,522.64 412,448.52 723,698.46 - 90,279.62 2,816,390.00

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2,578,227.76 371,881.29 661,228.34 - 160,127.40 3,451,210.00

Transportasi dan

Pergudangan 706,661.62 - 52,643.53 144,717.20 - 88,055.29 710,680.00

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 304,988.40 173,482.93 (48,102.26) -16,109.07 414,260.00

Informasi dan

Komunikasi 884,419.03 234,944.64 (124,552.66) - 14,111.00 980,700.00

Jasa Keuangan dan

Asuransi 376,560.96 - 112,308.49 (45,295.89) - 806.58 218,150.00

Real Estat 769,457.19 333,331.60 (203,319.34) - 1,439.45 898,030.00

Jasa Perusahaan 30,876.01 4,845.91 30,600.67 -23,412.58 42,910.00

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,199,812.18 331,772.40 321,556.46 266,318.96 4,119,460.00

Jasa Pendidikan 647,764.46 61,160.54 75,056.73 27,528.27 811,510.00

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 901,693.49 757,066.15 (420,422.93) - 301,276.72 937,060.00

Jasa Lainnya 199,064.44 52,066.55 (31,273.83) 8,492.83 228,350.00

Jumlah 20,912,166.40 50,002.37 17,295,612.82 - 15,087,411.59 23,170,370.00

Sumber : BPS (diolah)

Berdasarkan hasil analisis SS-EM, maka peningkatan PDRBdi Kabupaten Simeulue sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu dampak pertumbuhan ekonomi agregat di Aceh (faktor eksternal) yang mampumeningkatkan agregat PDRB Kabupaten Simeulue sebesar Rp. 23.170.370 juta, dampak pertumbuhan ekonomi kategorial

(industrial mix) di Aceh yang mampu meningkatkan pertumbuhan positif agregat PDRB Simeulue sebesar Rp. 50.002,37 juta,dan dampak keunggulan kompetitif (competitiveadvantage) yang mampu mengakibatkan pertumbuhan positif agregat PDRB Simeulue sebesar Rp. 17.295.612,82 juta. Adapun dampak spesialisasi perekonomian di Kabupaten

(11)

Simeulue memperlihatkan penurunan yang mengakibatkan pertumbuhan agregat

PDRB Simeulue sebesar Rp.

15.087.411,59 juta.

Dampak Pertumbuhan Ekonomi Aceh terhadap Perekonomian Simeulue

Peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kebijakan regional atau wilayah yang lebih luas (provinsi) seperti yang telah diungkapkan oleh Syafrizal (2002). Kebijakan-kebijakan ini secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak pada kinerja perekonomian daerah. Dalam kaitan tersebut, perkembangan perekonomian di Aceh

yang diindikasikan oleh laju pertumbuhan ekonomi akan berdampak bagi

perkembangan perekonomian

kabupaten/kota yang tercakup dalam wilayah Aceh.Hal ini tentu akan berpengaruh pula pada aktifitas perekonomian di Kabupaten Simeulue. Dampak atau pengaruh pertumbuhan ekonomi Aceh ini dapat dikatakan sebagai pengaruh yang bersumber dari luar Kabupaten Simeulue (di luar kebijakan daerah). Karena itu, pengaruh ini sering juga disebut faktor eksternal. Secara rinci dampak pertumbuhan ekonomi Aceh terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Aceh terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun 2011- 2015

Kategori Ekonomi Komponen Pertumbuhan Provinsi(Rp.Juta) Total Peningkatan PDRB (Rp.Juta) Share (%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.791.681,57 6.764,360 37,26 Pertambangan dan Penggalian 394.049,72 498.450 1,88

Industri Pengolahan 317.022,76 217.210 1,52

Pengadaan Listrik dan Gas 37.562,18 58.670 0,18

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1.801,99 2.970 0,01

Konstruksi 1.770.522,64 2.816.390 8,47

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2.578.227,76 3.451.210 12,33

Transportasi dan Pergudangan 706.661,62 710.680 3,38 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

304.988,40 414.260 1,46

Informasi dan Komunikasi 884.419,03 980.700 4,23

Jasa Keuangan dan Asuransi 376.560,96 218.150 1,80

Real Estat 769.457,19 898.030 3,68

Jasa Perusahaan 30.876,01 42.910 0,15

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3.199.812,18 4.119.460 15,30

Jasa Pendidikan 647.764,46 811.510 3,10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 901.693,49 937.060 4,31

Jasa Lainnya 199.064,44 228.350 0,95

Jumlah 20.912.166,40 23.170.370 90,25

(12)

Tabel 5 memperlihatkan bahwa pengaruh kinerja perekonomian di Provinsi Aceh, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi memiliki kontribusi yang besar bagi kinerja perekonomian di Kabupaten Simeulue. Secara riil, pengaruh eksternal ini mampu

meningkatkan PDRB Kabupaten

Simeulue sebesar Rp.20.912.166,40 juta. Kondisi ini menunjukkan bahwa hampir 90,25 persen peningkatan PDRB (pertumbuhan ekonomi) Kabupaten Simeulue disebabkan oleh pengaruh perekonomian agregat Provinsi Aceh. Hal ini menunjukkan juga bahwa kinerja perekonomian Kabupaten Simeuluemasih sangat tergantung dari aktivitas ekonomi yang berkembang di Provinsi Aceh.

Secara keseluruhan, semua kategori ekonomi di Kabupaten Simeulue mengalami perkembangan yang positif dari implikasi pertumbuhan ekonomi Aceh. Terdapat 4 (empat) kategori ekonomi yang cukup besar menerima dampak dari kemajuan kinerja ekonomi Aceh, meliputi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan, kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dan kategori kontruksi. Pengaruh kebijakan dari luar daerah (Provinsi Aceh) telah mampu meningkatkan kontribusi kategori ekonomi terhadap PDRB Simeulue, meliputi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 37,26 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajibsebesar 15,30 persen, kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motorsebesar 12,33 persen dan kategori kontruksi sebesar 8,47 persen. Adapun kategori ekonomi lainnya masih dibawah kisaran 5 persen kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Simeulue sebagai dampak pengaruh pertumbuhan ekonomi Aceh.

Dampak Bauran Industri di Aceh terhadap Perekonomian Kabupaten Simeulue

Dampak bauran industri

(industrial mix-effect) atau struktur pertumbuhan ekonomi di Aceh juga berpengaruh positif terhadap peningkatan PDRB di Kabupaten Simeulue seperti yang terlihat pada Tabel 6. Akibat dampak bauran industri tersebut PDRB Kabupaten Simeulue mengalami peningkatan sebesar Rp. 50.002,37 juta selama periode 2011-2015. Dampak positif bauran industri menunjukan bahwa struktur pertumbuhan ekonomi di Aceh mampu mendorong perekonomian di Kabupaten Simeulue sebesar 0,21 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dari dampak komponen pertumbuhan agregat Provinsi Aceh yang mampu mempengaruhi peningkatan kinerja perekonomian Kabupaten Simeulue sebesar 90,25 persen.

Kategori ekonomi pertanian, kehutanan dan perikanan justru berdampak negatif dari bauran industri di Aceh. Kategori ekonomi lainnya yang juga negatif implikasi dari bauran industri di Aceh adalah pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, serta jasa keuangan dan asuransi. Kategori ekonomi Kabupaten Simeulue yang paling besar memperoleh imbas negatif dari Provinsi Aceh adalah kategori pertambangan dan penggalian yang menurunkan PDRB

Kabupaten Simeulue sebesar

Rp.1.220.988,22 juta.

Disisi lainnya, beberapa kategori ekonomi lainnya justru mampu

mendorong peningkatan PDRB

Kabupaten Simeulue dari imbas bauran industri. Adapun kategori ekonomi yang dominan berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Simeulue adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial, disamping juga kategori kontruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, real estat, dan administrasi

(13)

pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Gambaran lebih rinci dampak bauran industri terhadap

peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Dampak Industrial Mix terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2015 Kategori Ekonomi Komponen Bauran Industri (Rp.Juta) Total Peningkatan PDRB (Rp.Juta) Share (%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 511.881,26 6.764.360 - 1.023,71 Pertambangan dan Penggalian - 1.220.988,22 498.450 - 2.441,86 Industri Pengolahan - 800.085,11 217.210 - 1.600,09

Pengadaan Listrik dan Gas 14.119,88 58.670 28,24

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

788,57 2.970 1,58

Konstruksi 412.448,52 2.816.390 824,86

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

371.881,29 3.451.210 743,73

Transportasi dan Pergudangan - 52.643,53 710.680 - 105,28 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

173.482,93 414.260 346,95

Informasi dan Komunikasi 234.944,64 980.700 469,87 Jasa Keuangan dan Asuransi - 112.308,49 218.150 - 224,61

Real Estat 333.331,60 898.030 666,63

Jasa Perusahaan 4.845,91 42.910 9,69

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

331.772,40 4.119.460 663,51

Jasa Pendidikan 61.160,54 811.510 122,32

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 757.066,15 937.060 1.514,06

Jasa Lainnya 52.066,55 228.350 104,13

Jumlah 50.002,37 23.170.370 0,22

Sumber : BPS (diolah)

Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Analisis Shift Share Esteban-Marquillas dapat mendeteksi kategori ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi pada suatu wilayah. Kategori ekonomi dikatakan memiliki keunggulan kompetitif sekaligus spesialisasi jika pertumbuhan dan peranannya lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan dan peranan kategori yang sama dalam perekonomian Kabupaten Simeulue. Tabel 7 menunjuk kan bahwa ada 3 (tiga) kategori ekonomi

yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Simeulue yaitu kategori pengadaan listrik dan gas, kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajibdan kategorijasa pendidikan.Ketiga kategori ini memperlihatkan pertumbuhan yang lebih baik dari kategori yang sama di Kabupaten Simeulue. Selain itu, peran ketiga kategori ini sangat menonjol terhadap kinerja ekonomi Kabupaten Simeulue kurun waktu 2011-2015. Dengan demikian, berdasarkan hasil

(14)

analisis Shift Share Esteban-Marquillas menempatkan kategori pengadaan listrik dan gas, kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dan kategori jasa pendidikan sebagai ketegori ekonomi memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Simeulue.

Kabupaten Simeulue merupakan wilayah kepulauan di pantai barat–selatan Aceh. Simeulue memiliki potensi yang memadai di sektor pertanian dan perikanan. Namun, lapangan usaha pertanian dan perikanan tidak memiliki keunggulan kompetitif, tetapi termasuk dalam kriteria spesialisasi berdasarkan hasil analisis Shift Share Esteban-Marquillas. Pertumbuhan nilai tambah lapangan usaha ini masih lebih rendah dari

pertumbuhan nilai tambah Provinsi Aceh, disamping juga masih lebih rendah dibandingkan lapangan usaha lainnya. Dengan demikian, pertanian dan perikanan belum memiliki daya saing secara kategorial.

Beberapa lapangan usaha atau kategori ekonomi lainnya yang tergolong berspesialisasi dan tidak memiliki keunggulan kompetitif meliputi pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estate, dan jasa kesehatan dan sosial lainnya. Gambaran lebih rinci keunggulan kompetitif dan spesialisasi perekonomian Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2015 sebagaimana tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Keunggulan Kompetitif dan SpesialisasiPerekonomian Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2015

Kategori Ekonomi rij-rin (%)

Eij-E*ij

(Rp. Juta) Kriteria Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan -1,23 86.932,12 Ketidakunggulan Kompetitif spesialisasi

Pertambangan dan Penggalian 27,65 -36.073,14 Keunggulan kompetitif

Tidak berspesialisasi Industri Pengolahan 5,59 -44.857,64 keunggulan

kompetitif

Tidak berspesialisasi Pengadaan Listrik dan Gas 3,47 517,82 keunggulan

kompetitif spesialisasi Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,92 - 237,47 keunggulan kompetitif Tidak berspesialisasi Konstruksi 6,67 -3.541,77 keunggulan kompetitif Tidak berspesialisasi Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3,62 -4.211,66 keunggulan kompetitif

Tidak berspesialisasi

Transportasi dan Pergudangan 1,49 -58.931,96 keunggulan kompetitif

Tidak berspesialisasi Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum -3,92 4.105,99

Ketidakunggulan

Kompetitif Spesialisasi

Informasi dan Komunikasi -2,92 4.829,79 Ketidakunggulan

Kompetitif Spesialisasi Jasa Keuangan dan Asuransi -2,28 353,54 Ketidakunggulan

Kompetitif Spesialisasi

Real Estat -4,96 290,28 Ketidakunggulan

(15)

Kategori Ekonomi rij-rin (%)

Eij-E*ij

(Rp. Juta) Kriteria

Jasa Perusahaan 4,34 - 5.396,75 keunggulan kompetitif

Tidak berspesialisasi Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,42 77.788,68 keunggulan

kompetitif spesialisasi

Jasa Pendidikan 2,95 9.327,97 kenggulan

kompetitif Spesialisasi Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial -14,91 20.199,62

Ketidakunggulan

Kompetitif Spesialisasi Jasa Lainnya -2,13 - 3.982,44 Ketidakunggulan

Kompetitif

Tidak berspesialisasi Sumber : BPS (diolah)

Tabel 8 terlihat bahwa dampak keunggulan kompetitif terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue dipengaruhi kategori pertambangan dan penggalian(sebesar 6,83 persen), kategori Konstruksi (sebesar 3,12 persen), kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (sebesar 2,85 persen), Industri Pengolahan (sebesar 1,49 persen) dan kategori administrasi

pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib(sebesar 1,39 persen). Adapun dampak alokasi terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue dipengaruhi oleh kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib(sebesar 1,15 persen), jasa pendidikan (0,12 persen), jasa lainnya (0,04 persen) dan pengadaan listrik dan gas (0,01 persen).

Tabel 8. Dampak Keunggulan Kompetitif dan Alokasi Terhadap Peningkatan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2015

Kategori Ekonomi Dampak Keunggulan Kompetitif (Rp.juta) Dampak Alokasi (Rp.juta) Pengaruh Dampak Keunggulan Kompetitif (%) Pengaruh Dampak Alokasi (%)

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan -408,275,47 -107.164,84 -1.76 - 0,46

Pertambangan dan Penggalian 1.582.326,15 -997.560,86 6,83 - 4,31 Industri Pengolahan 346.009,76 -250.867,48 1,49 -1,08 Pengadaan Listrik dan Gas 5.192,78 1.795,17 0.02 0,01 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1.311,26 - 931,82 0.01 - 0,00

Konstruksi 723.698,46 - 90.279,62 3.12 - 0,39

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

661.228,34 -160.127,40 2.85 -0,69 Transportasi dan Pergudangan 144.717,20 - 88.055,29 0.62 - 0,38 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum -48.102,26 -16.109,07 - 0.21 - 0,07

(16)

Kategori Ekonomi Dampak Keunggulan Kompetitif (Rp.juta) Dampak Alokasi (Rp.juta) Pengaruh Dampak Keunggulan Kompetitif (%) Pengaruh Dampak Alokasi (%)

Jasa Keuangan dan Asuransi -45.295,89 - 806,58 - 0.20 -0,00

Real Estat -203.319,34 - 1.439,45 - 0.88 -0,01

Jasa Perusahaan 30.600,67 - 23.412,58 0.13 -0,10

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

321.556,46 266.318,96 1.39 1,15

Jasa Pendidikan 75.056,73 27.528,27 0.32 0,12

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -420.422,93 - 301.276,72 - 1.81 - 1,30 Jasa Lainnya -31.273,83 8.492,83 - 0.13 0,04 Total 17.295.612,82 - 15.087.411,59 74.65 - 65,12 Sumber : BPS (diolah) KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis Shift SharemodifikasiEstaban-Marquillas, peningkatan PDRBdi Kabupaten Simeulue sangat dipengaruhi oleh: dampakpertumbuhan ekonomi agregat di Aceh yang mampumeningkatkan agregat PDRB Kabupaten Simeulue sebesar Rp. 23.170.370 juta, dampak pertumbuhan ekonomi kategorial (industrial mix) di

Aceh yangmampu meningkatkan

pertumbuhan positif agregat PDRB Simeulue sebesar Rp. 50.002,37 juta,dan dampak keunggulan kompetitif (competitiveadvantage) yang mampu mengakibatkan pertumbuhan positif agregat PDRB Simeulue sebesar Rp. 17.295.612,82 juta. Adapun dampak spesialisasiperekonomian di Kabupaten Simeulue memperlihatkan penurunan yang mengakibatkanpertumbuhan agregat

PDRB Simeulue sebesar Rp.

15.087.411,59 juta. Hasil analisis Shift Share

modifikasiEstaban-Marquillas.menunjukkan bahwa sektor ekonomiatau kategori yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Simeulue adalah pengadaan Listrik dan Gas, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib dan kategori Jasa Pendidikan.Ketiga kategori ini memiliki keunggulan kompetitif sekaligus spesialisasi karena pertumbuhan dan peranannya lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan dan peranan kategori yang sama dalam perekonomian Kabupaten Simeulue.

DAFTAR PUSTAKA

Andrikopoulos, A., J. Brox, J., and E. Carvalho. 1990. Shift-share analysis and the potential for predicting regional growth patterns: Some evidence for the region of Quebec, Canada. Growth and Change, 21(1):1-10.

Badan Pusat Statistik. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Simeulue 2010-2015. Kabupaten Simeulue.

Badan Pusat Statistik. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Aceh 2010-2015. Banda Aceh.

Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramitha. Jakarta.

(17)

Dunn, E. S., Jr. 1960. A Statistical and Analytical Technique for Regional Analysis,Papers, Regional Science Association, 97-112.

Doeringer, P. B., D. G. Terkla, D. G., and G.C. Topakian. 1987. Invisible factors in Local Economic Development. Oxford University Press New York.

Esteban-Marquillas, J. M. 1972. A Reinterpretation of Shift-Share Analysis. Regional and Urban Economics, 249-255.

Herzog, H.W and R. Olsen. 1977. Shift-Share Analysis Revisited : The Allocation Effect and The

Stability of Regional Structure. OAK Ridge National Laboratory. Tennesse.

Kurre, J. A., and B. R. Weller. 1989. Forecasting the local economy, using time-series and shift-share techniques. Environment and Planning. 21(6):753-770.

Leigh, N. G., and E. J. Blakely. 2013.

Planning local economic

development: Theory and practice. Incorporated: SAGE Publications. Shi, C.-Y., and Y. Yang. 2008. A review

of shift-share analysis and its application in tourism. International

Journal of Management

Perspectives, 1(1): 21-30.

Sirakaya, E., M. Uysal, M., &L. Toepper.

1995. Measuring tourism

performance using a shift-share analysis: The case of South Carolina. Journal of Travel Research. 34(2),55e61.

Sjafrizal. 2012. Ekonomi Regional: Teori

dan Aplikasi. Baduose

Media.Padang.

Tarigan, R. 2007. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Kemungkinan-kemungkinan terjadi pada efek alokasi
Gambar  1.  Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK Kabupaten Simeulue Tahun  2010-2015 (Rp.Juta)  9,18 4,76 0123456789 100,000,200,400,600,801,001,201,401,601,80201020112012201320142015 Pert
Tabel 2.  Produk Domestik Regional Bruto ADHK non-MigasAceh dan Kabupaten  Simeulue Tahun 2010-2015   Tahun  PDRB Aceh  (Rp.Triliun)  PDRB Simeulue (Rp.Triliun)  Share (%)  2010  86,08  1,07  1,24  2011  89,84  1,12  1,25  2012  94,29  1,18  1,25  2013  98
Gambar  2.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simeulue, Aceh, dan Nasional Tahun 2010-2015 (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan fonologi dan leksikal antara satu dialek dengan dialek lainnya dalam satu bahasa tidak disebutkan, persentase

Fasilitasi Kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak Terhadap Tindak Kekerasan dan Masalah Sosial Lainnya. Jasa Lainnya 1

Definisi Pegawai Negeri sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, ialah mereka yang telah

Ratnaningrum, Heni Susilowati (2010) Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi PER antara Saham yang Tercatat dalam Index Syariah dan Saham Biasa (Studi pada Perusahaan Non

Mesin molen atau biasa disebut mixing ini berguna untuk mencampur granul yang sudah siap dari mesin FBD dengan campuran vitamin atau bahan pewarna sesuai dengan produk yang

Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan nilai, tujuan dan.. keyakinan

Slogan yang ditampilkan dalam majalah Bobo ialah “Teman Bermain dan Belajar.” Slogan ini memberikan sosialisasi nilai pada anak bahwa Bobo bisa menjadi teman anak-anak, baik

Baris enam menunjukkan bahwa jumlah lapisan umbi pada ukuran umbi terbesar tidak berbeda nyata terhadap berat umbi bibit yang digunakan, jumlah lapisan paling