PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI BUGIS MELALUI MEDIA
KOMIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WATANSOPPENG*
ANDI SYAMSIA HERA
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
e-mail : andisyamsiahera@yahoo.co.id
Dibimbing oleh : Prof. Dr. Johar Amir, M.Hum.1, Dr.Hj.Kembong Daeng, M.Hum2 Diuji oleh : Dr.Syamsudduha, M.Hum.1, Dr.Andi Agussalim Aj,.M.Hum.2
ABSTRAK
Andi Syamsia Hera. 2018. Pembelajaran Menulis Teks Narasi Bugis Melalui Media Komik Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar. Dibimbing olehJohar Amir dan Kembong Daeng. Penulisanskripsiinibertujuanuntuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks narasi Bugis melalui media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng.
Penelitianiniadalahpenelitian deskriptif kuantitatif.Data yang diperolehdiolahsecaradeskriptifkuantitatif.Teknikpengumpulan data dalampenelitianiniyakni tesdandokumentasi.Lokasipenelitiandilakukan di SMP Negeri 1 Watansoppeng.Populasidaripenelitianiniadalahseluruhsiswakelas VIISMP Negeri1 Watansoppeng yang berjumlah170siswa.Adapunsampelnyaadalah118 siswa yang berdasarkan tabel Fernandes dipilihmenggunakanSimple Random Sampling.Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwahasil analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif diperoleh belummencapai standar pencapaian yang ditentukan yaitu 75% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 75. Berdasarkan kriteria penilaian keterampilan siswa keseluruhan tidak mampu, hasil penilaian terdapat 40 siswa presentase 34% memperoleh nilai ≤75 dan 78 siswa presentase 66% yang memperoleh nilai ≥75.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis teks narasi Bugis masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya pengetahuan siswa tentang menulis teks narasi yang baik dan benarkhususnya menulis teks narasi dalam bahasa Bugis.
Kata Kunci :kemampuan, menulis teks narasi, media komik, bahasaBugis
PENDAHULUAN
BahasaBugismerupakansalahsatubahasad aerah di Indonesia yang menjadibagiankebudayaannasional yang hidupdantetapdipergunakandalammasyarakatBu gis.BahasaBugisperludilestarikan agar terhindardarikepunahan.Dengandemikiantetapte rjagakedudukandanfungsinya.BahasaBugismenj adialatkomunikasisebagianbesarmasyarakatBug is, terutama di desa-desa.Namun, fakta-fakta lain menunjukkanbahwapembelajaranbahasaBugis di sekolah-sekolahpedesaan masihrendah, tidakterkecualiminatbelajar murid di sekolahjugamasihrendah. Salahsatuketerampilanberbahasa yang harusdikuasaisiswaadalahketerampilanmenulis.
Keterampilanmenulisdipelajarisetiapsiswapadas etiapjenjangpendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi.Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak terlepas dari kegiata menulis.Pentingnya penguasaan keterampilan menulis dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk mengungkapkan pikiran gagasan atau mencapai maksud dan tujuan.
Kemampuan menulis tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang teratur. Tujuannya, siswaakan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis.Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus dikuasai di pendidikan SMP.Apabila siswa tidak menguasai menulis, maka siswa tidak dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan secara tertulis.
Pembelajaran keterampilan menulis pada siswa SMP kelas VII mencakup menulis deskripsi, argumentasi, persuasi,narasi.Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki siswa SMP kelas VII adalah menulis narasi.Sejalan dengan itu, Zainurrahman, (2011:32) mengemukakan bahwa narasi adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian. Di dalamnya terdapat pelaku, jalan cerita (alur), penokohan cerita, danlatar cerita.Narasi bertujuan menyampaikan atau menceritakanrangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu.Keterampilan menulis narasi perlu dikuasai siswa karena menulis narasi siswa dapat menyampaikan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-harinya secara kronologis.Pembelajaran keterampilan menulis narasi juga bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan ide.
Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng pada pembelajaran bahasa daerah adalah pada pembelajaran menulis teks narasi atau karangan narasi.Hal tersebut ditandai oleh (1) rendahnya kemampuan siswa dalam menuliskan alur cerita,(2) rendahnya kemampuan menentukan tokoh cerita (3) dan penulisan latar cerita.
Melalui penelitian pada kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng, kompotensi dasar ini
dalam pengajaranya kurang memenuhi indikator kompotensi dasar yang diharapkan.Misalnya pembelajaran menulis teks narasi dengan gambar seri, kompotensi dasar yang harus dicapai adalah siswa mampu menulis teks narasi berdasarkan rangkaian gambar seri dengan menggunakan kalimat yang makin kompleks, dengan memenuhi indikator sebagai berikut: (1) siswa dapat menangkap urutan dan maksud gambar seri,(2) menjadi cerita berdasarkan rangkaian gambar seri, serta (3) siswa dapat menyusun rangkaian kalimat lepas menjadi kalimat yang padu sehingga menjadi karangan utuh (Depdiknas, 2003:3)
Hasil tes pembelajaran menulis teks narasi pada siswa kelasVIISMP Negeri 1 Watansoppeng pada kegiatan observasi ditemukan rendahnya kemampuan siswa menulis teks narasi, rendahnya kemampuan menulis teks narasi siswa adalah faktor siswa itu sendiri dan faktor guru bahasa daerah. Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat berimajinasi, mengungkapkan ide, dan kemudian menuangkanya kedalam bentuk teks narasi, rendahnya kemampuan siswa dalam menuliskan alurcerita, rendahnya kemamapuan siswa dalam menentukan tokoh ceritadan rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan latar cerita, sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis teks narasi siswa dari faktor guru adalah kurangnyakreativitas guru dalammenggunakanalat/bahan yang dapatmembantusiswa.
Mengingat kompotensi dasarnya adalah menulis teks narasi berdasarkan rangkaian gambar seri, maka diperlukan media berupa gambar seri untuk memotivasi kemampuan siswa dalam menulis teks narasi.Dengan media diharapkan kemampuan siswa dalam menulis teks narasi lebih meningkat dan terarah berdarkan media yang diberikan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media komik sebagai media pembelajaran.dan penelitian yang relevan mengenai menulis teks narasi dengan penelitian sebelumnya yaitupenelitian yang dilakukan oleh Kalmayasari Program Studi Bahasa Daerah FIB UNM dengan judul “Meningkatkan
Keterampilan Mengarang Narasi dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas VII SMPNegeri 1 Kristen Pare pare. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan penelitian ini mempunyai persamaan terkait peningkatan keterampilan menulis narasi siswa menggunakan media komik pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng.Namun, media yang digunakan adalah gambar berseri.Berdasarkan penelitian tersebut penelititi ingin melakukan pembelaj kemudian melakukan tes sdalam menulis teks menulis narasi Bugis dengan menggunakan media komik, media komik merupakan gambar seri berurutan yang membentuk cerita disamping itu ada narasi yang memperjelas gambar sehingga akan lebih memudahkan siswa dalam menulis teks narasi.
Media komik dipilih karena didalamnya terdapat gambar yang dapat merangsang siswa mengembangkan daya imajinasi serta ide/gagasannya menjadi tulisan narasi. Hal ini sesuai dengan pendapat parera (2005: 408) bahwa pada umumnya komik bertujuan anak untuk merangsang membaca, mengembangkan daya imajinasi, dan mengembangkan rasa keindahan dan diketahui komik adalah bacaan yang digemari oleh siswa di SMP maka manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan komik sebagai media pembelajaran pada pengajaran menulis teks narasi atau
diantaranya sebagaiberikut : (1) Memudahkan pemahaman akan isi/maksud gambar, (2) membantu siswa mengembangkan ide, (3) serta menambah kegembiraan dan meningkatkan motivasi belajar. Dari berbagai manfaat komik tersebut diharapkan dengan media komik dapat meningkatkan kemampuan menulis
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kemampuan menulis alur teks narasi Bugis dengan menggunakan media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng ?
2. Bagaimanakah kemampuan
penokohan teks narasi Bugis dengan menggunakan media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng ?
Keterampilan Mengarang Narasi dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas VII SMPNegeri 1 Kristen Pare-pare. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan yai persamaan terkait peningkatan keterampilan menulis narasi siswa menggunakan media komik pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng.Namun, media yang digunakan adalah gambar Berdasarkan penelitian tersebut penelititi ingin melakukan pembelajaran kemudian melakukan tes sdalam menulis teks menulis narasi Bugis dengan menggunakan omik merupakan gambar seri berurutan yang membentuk cerita ada narasi yang memperjelas gambar sehingga akan lebih memudahkan siswa Media komik dipilih karena didalamnya terdapat gambar yang dapat merangsang siswa mengembangkan daya imajinasi serta ide/gagasannya menjadi tulisan narasi. Hal ini sesuai dengan pendapat parera (2005: 408) ertujuan anak untuk merangsang membaca, mengembangkan daya imajinasi, dan mengembangkan rasa komik adalah bacaan yang digemari oleh siswa di SMP maka manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan komik sebagai media pembelajaran pada teks narasi atau karangan diantaranya sebagaiberikut : (1) Memudahkan pemahaman akan isi/maksud gambar, (2) membantu siswa mengembangkan ide, (3) serta raan dan meningkatkan motivasi belajar. Dari berbagai manfaat komik tersebut diharapkan dengan media komik dapat
narasi.
mpuan menuliskan Bugis dengan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng ?
menuliskan Bugis dengan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng ?
3. Bagaimanakah kemampuan menulis latar teks narasi Bugis dengan menggunakan media komik
latar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng ?
METODE
Penelitian ini hanya mengkaji variabel “Pembelajaran menulis teks narasi Bugis melalui media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dengan tiga
yaitu menentukan alur, penokohan, latar Kemudian penelitian didesain secara
kuantitatif. Desain deskriptif kuantitatif adalah rancangan penelitian yang menggambarkan variabel penelitian dalam bentuk angka atau statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VI
IWatansoppeng yang berjumlah
siswa.Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 118 siswa yang dipilih menggunakan
random sampling berdasarkan aturan praktis dalam bentuk tabel.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahteknik tesyaitu menilai kemampu
menulis teks narasi Bugis melalui media komik .Dalam penelitian, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Adapun langkah
menganalisis data sebagai berikut:(1) Membuat daftar skor mentah, (2) Membuat distribusi frekuensi dari skor mentah (3) Menghitung nilai kemampuan siswa ; rumus yang digunakan untuk menghitung nilai kemampuan siswa secara individual dikemukakan oleh Purwanto (2012-112) sebagai berikut:
Keterangan :
S : Nilai yang dicari, R : Skor mentah yang diperoleh, N : Skor maksimal, dan
tetap.
(4) Membuat tabel klasifikasi kemampuan siswa.
mpuan menuliskan Bugis dengan menggunakan media komik pada aspek latar siswa kelas VII SMP Negeri 1
mengkaji variabel Pembelajaran menulis teks narasi Bugis melalui media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dengan tiga subvariabel menentukan alur, penokohan, latar Kemudian penelitian didesain secara deskriptif . Desain deskriptif kuantitatif adalah rancangan penelitian yang menggambarkan variabel penelitian dalam bentuk angka-angka opulasi dalam penelitian ini adalah las VII SMP Negeri yang berjumlah 170 el dalam penelitian ini yaitu yang dipilih menggunakan simple berdasarkan aturan praktis Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menilai kemampuan siswa menulis teks narasi Bugis melalui media komik Dalam penelitian, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkah menganalisis data sebagai berikut:(1) Membuat tah, (2) Membuat distribusi frekuensi dari skor mentah (3) Menghitung nilai umus yang digunakan untuk menghitung nilai kemampuan siswa secara individual dikemukakan oleh Purwanto
R : Skor mentah yang , dan 100 : Nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diolah sesuai dengan teknik dan prosedur yang telah dikemukakan pada bab III. Data yang diolah dan dianalisis adalah data skor mentah hasil tes kemampuan menulis teks narasi Bugis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng.Tes menulis teks narasi Bugis dinilai oleh peneliti itu sendiri, teman sejawat guru bahasa daerah Bugis dan guru mata pelajaran bahasa daerah Bugis SMP Negeri 1 Watansoppeng.
Analisis Data KemampuanMenulis Teks Narasi Bugis Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng No Nilai Frekue nsi Persenta se Kategori Kemamp uan 1 75 - 100 78 66% Mampu 2 0 – 74 40 34% Tidak mampu Jumlah 118 100%
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa kemampuan menulis teks narasi Bugis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dikategorikan tidak mampu. Hal ini dibuktikan dari tes mendongeng siswa yang memperoleh nilai 75 – 100 hanya mencapai 66% dari standar KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 34%. Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis dalam penelitian ini meneliti tentang teks narasi, teks narasi merupakan suatu karangan yang menjelaskan secara detail sebuah kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu dan berkaitan tiga aspek yaitu (1) aspek alur. (2) aspek penokohan dan (3) aspek latar.
Pertama, aspek Alur merupakan rangkaian peristiwa sesuai urutan dan kejadian yang logis, pada aspek ini menunjukkan bahwa siswa berada pada kategori tidak mampu. Hal tersebut dibuktikan dari nlai tes siswa yang tidak mencukupi nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 presentase
75%, yang diperoleh 75 siswa dengan persentase 64% dan 43 siswa yang memenuhi dengan persentase 36%. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan karena siswa kurang menyimak jalan cerita yang ada didalam komik siswa menceritakan dengan sangat singkat bahkan menambahkan cerita yang tidak ada kaitanya dengan isi cerita media komik yang dibagikan. Dan bagi siswa yang memenuhi kriteria penilaian siswa sudah mampu menceritakan kejadian sesuai urutan kejadian yang ada di dalam media komik.
Kedua, aspek penokohan adalah tokohceritabergerakdalamsuaturangkaianperisti wadankejadian, pada aspek ini menunjukkan bahwa siswa berada pada kategori tidak mampu. Hal tersebut dibuktikan dari nlai tes siswa yang tidak mencukupi nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 presentase 75%, yang diperoleh 63 siswa dengan persentase 53% dan 55 siswa yang memenuhi dengan persentase 77%. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan siswa kurang mampu menetukan tokoh cerita yang ada didalam komik ada beberapa tokoh cerita yang ada di dalam komik yaitu Ali, Beddu, Datu, Nenek, Tomanurung, Cakkele. Siswa hanya menuliskan beberapa nama tokoh saja bahkan ada yang mengganti nama tokoh yang tidak ada kaitanya dengan isi cerita komik sedangkan siswa yang sudah mampu dapat menuliskan nama tokoh/pelaku dalam tes narasinya sesuai dengan tokoh/pelaku yang ada dalam isi cerita komik.
Ketiga, aspek latar adalah tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh, pada aspek ini menunjukkan bahwa siswa berada pada kategori tidak mampu. Hal tersebut dibuktikan dari nilai tes siswa yang tidak mencukupi nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 presentase 75%, yang diperoleh 95 siswa dengan persentase 81% dan 23 siswa yang memenuhi dengan persentase 19%. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan siswa kurang lengkap menuliskan tempat kejadian yang ada dalam isi cerita komik serta waktu kapan dan dimana cerita tersebut yang dia tuangkan dalam teks narasinya, bahkan ada siswa tidak menuliskan waktu dan kapan
terjadinya cerita. Sedangkan siswa yang memenuhi kriteria penilaian lengkap menuliskan tempat, waktu, kapan dan suasana
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kemampuan menulis teks narasi Bugis melalui media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng. Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng tidak mampu menulis teks narasi Bugis melalui media komik karena jumlah siswa sampel yang memperoleh 75-100 belum mencapai jumlah kriteria jumlah yang ditentukan 75%. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dari 118 siswa yang dijadi sampel, yang memperoleh 75-100 sebanyak 78 orang siswa (66%), sedangkan siswa sampel yang memperoleh nilai 0-74 sebanyak 40 orang siswa (34%). Dan dapat dilihat dari hasil tes siswa dari setiap aspek, sebagai berikut :
1. Kemampuan menulis teks narasi
bahasaBugis dengan menggunakan media komik pada aspek alur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dikategorikan tidak mampu
presentase 64%.
2. Kemampuan menulis teks narasi
bahasaBugis dengan menggunakan media komikpada aspek penokohan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dikategorikan
mampu dengan presentase 53% 3. Kemampuan menulis teks narasi
bahasaBugis dengan menggunakan media komikpada aspek latar
kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng dikategorikan tidak mampu
presentase 19%
A. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa saran sebagai masukan sebagai berikut:
ta. Sedangkan siswa yang memenuhi kriteria penilaian lengkap menuliskan tempat, waktu, kapan dan suasana
yang ada dalam isi cerita komik yang ditulis dalam teks narasinya.
Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kemampuan menulis teks narasi Bugis melalui media komik siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng. Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa kelas Negeri 1 Watansoppeng tidak mampu menulis teks narasi Bugis melalui media komik karena jumlah siswa sampel yang memperoleh 100 belum mencapai jumlah kriteria jumlah yang ditentukan 75%. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dari 118 siswa yang dijadikan 100 sebanyak 78 orang siswa (66%), sedangkan siswa sampel 74 sebanyak 40 orang Dan dapat dilihat dari hasil tes siswa dari mpuan menulis teks narasi dalam menggunakan pada aspek alur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng tidak mampu dengan mpuan menulis teks narasi dalam menggunakan pada aspek penokohan siswa kelas VII SMP Negeri 1 dikategorikan tidak dengan presentase 53%
mpuan menulis teks narasi dalam menggunakan pada aspek latar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng tidak mampu dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa saran sebagai masukan
1. Sebaiknya pembelajaran bahasa daerah harus diajarkan disekolah karena merupakan salah satu kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.
2. Bagi siswa sebaiknya lebih sering menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi agar mencintai bahasa daerah.
3. Pembelajaran menulis bukanlah sesuatu yang menakutkan. Siswa hendaknya sering berlatih menulis teks narasi Bugis, agar dapat terampil menulis teks narasi dengan baik tanpa merasa takut. Dengan demikian, pembelajaran menulis teks narasi akan menjadi menyenangkan.
Adanya penelitian ini diharapkan menjadi suatu kajian yang menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan mendalam DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati
Zuhdi.1998/1999.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud Akhadiah,Sabarti dkk. Menulis.Jakarta. Departemen pendidikan dan Kebudayaan
Andriana.1980. Fungsi Media Pendidikan.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar
Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis
PT.RajaGrafindo PersadaEnsiklopedi Indonesia. Depdiknas.2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta. Deepartemen Pen Nasional.
Ensiklopedi Nasional Indonesia 1990. Cipta Andi Pustaka.
Haryadi & Hamzani.1996/1997.Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Keraf Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi Gramedia Widya Sarana
M.S.Gumelar.2004.Comic Making. Jakarta: PT Indeks Sumanto. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
Kuantitatif Kualitatif dan R D
yang ada dalam isi cerita komik yang ditulis
Sebaiknya pembelajaran bahasa daerah harus diajarkan disekolah karena merupakan salah satu kekayaan yang
ikan.
Bagi siswa sebaiknya lebih sering menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi agar mencintai bahasa Pembelajaran menulis bukanlah sesuatu yang menakutkan. Siswa hendaknya sering berlatih menulis teks narasi Bugis, menulis teks narasi dengan baik tanpa merasa takut. Dengan demikian, pembelajaran menulis teks narasi akan menjadi menyenangkan.
Adanya penelitian ini diharapkan menjadi suatu kajian yang menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan mendalam
Pendidikan Bahasa dan Sastra . Jakarta: Depdikbud Jakarta. Departemen
Kautsar
Jakarta: PT Raja Keterampilan Menulis. Jakarta:
PT.RajaGrafindo PersadaEnsiklopedi Indonesia. Undang Sistem Pendidikan Jakarta. Deepartemen Pendidikan
Ensiklopedi Nasional Indonesia 1990.Jilid 8 Jakarta.PT Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia. Depdikbud Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
. Jakarta: PT Indeks
.
Metode Penelitian Pendidikan