• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SUGESTIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SUGESTIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG SKRIPSI"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

MELDA SARI NPM 12080082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang. Masalah yang ditemukan dalam penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf narasi karena siswa tidak memahami tentang paragraf narasi dan struktur paragraf narasi. Kedua, siswa kurang mampu mengembangkan idenya dalam menulis paragraf narasi. Ketiga, saat menulis paragraf narasi siswa kurang menguasai kosakata ejaan bahasa Indonesia.

Keempat, dalam menulis paragraf narasi khususnya narasi sugestif siswa tidak mampu menuliskan berdasarkan daya khayal/imajinasi, siswa hanya mampu menulis berdasarkan peristiwa yang nyata. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sebelum menggunakan media komik siswa kelas X SMAN 15 Padang.

Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sesudah menggunakan media komik siswa kelas X SMAN 15 Padang. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pre-eksperimen.

Rancangan penelitian ini ialah One Group Pretest-Postest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 15 Padang yang terdaftar tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 276 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X.8 yang berjumlah 31 orang. Variabel penelitian ini adalah penggunaan media komik sebagai variabel bebas dan keterampilan menulis paragraf narasi sugestif sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah skor hasil tes unjuk kerja menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang sebelum dan sesudah penggunaan media komik.

Hasil Penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang sebelum (pretest) menggunakan media komik, memperoleh nilai rata-rata 64,78 dengan kualifikasi Cukup (C) yang berada pada rentangan 56-65%. Kedua, keterampilan menulis paragraf narasi sugestis siswa kelas X SMAN 15 Padang sesudah (postest) menggunakan media komik memperoleh nilai rata-rata 76,34 dengan kualifikasi baik (B) yang berada pada rentangan 76-85%. Ketiga, penggunaan media komik terdapat pengaruh yang signifikan dari sebelum dan sesudah menggunakan media komik dalam pembelajaran menulis paragraf narasi sugestif dari hasil uji-t pada taraf 0,05 thitung 7,40> ttabel 1,70 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak.

(6)

ii

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMAN 15 Padang”.

Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dra. Indriani Nisja, M.Pd., selaku pembimbing I sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing penulis dan memberikan arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

2. Asri Wahyuni Sari, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dan memberikan arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Rahayu Fitri, M.Pd., Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd. dan Risa Yulisna, M,Pd.

selaku penguji I, II, dan III yang telah memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

4. Samsiarni, M.Hum., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Titiek Fujita Yusandra, M.Pd., selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

(7)

iii

7. Retno Sri Wahyuningsih, S. Pd., M, M., selaku kepala sekolah SMAN 15 Padang.

8. Ibu dan Bapak guru di SMAN 15 Padang.

9. Kedua orang tua, beserta keluarga besar yang tidak hentinya memberi motivasi, semangat, dan doa kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis.

11. Kepada siswa-siswa SMAN 15 Padang.

12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Mudah-mudahan semua amal ibadah dan bantuan dari semua pihak yang telah disebutkan mendapat pahala serta balasan dari Allah Swt. Apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis mohon kritikannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam dunia pendidikan.

Padang, Februari 2018

Penulis

(8)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Hakikat Menulis ... 7

a. Pengertian Menulis ... 7

b. Tujuan Menulis ... 8

c. Manfaat Menulis ... 10

2. Hakikat Narasi sugestif ... 10

a. Pengertian Narasi Sugestif ... 11

b. Ciri-ciri Narasi Sugestif ... 12

c. Struktur Narasi Sugestif ... 13

d. Indikator Penilaian Ketarampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif ... 15

3. Hakikat Media Komik ... 15

a. Pengertian Media Komik ... 15

b. Penggunaan Media Komik dalam Pengajaran ... 16

B. Penelitian yang Relevan ... 17

C. Kerangka Konseptual ... 19

D. Hipotesis Penelitian ... 21

(9)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis dan Metode Penelitian ... 22

B. Rancangan Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel... 23

D. Variabel dan Data Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

A. Deskripsi Data ... 32

1. Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA N 15 Padang sebelum Menggunakan Media Komik ... 33

2. Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA N 15 Padang sesudah Menggunakan Media Komik ... 37

B. Analisis Data ... 40

1. Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA N 15 Padang sebelum Menggunakan Media Komik ... 40

2. Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA N 15 Padang sesudah Menggunakan Media Komik ... 55

3. Uji Persyaratan Analisis ... 70

4. Pengujian Hipotesis ... 72

C. Pembahasan ... 74

BAB V PENUTUP ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Saran ... 102

KEPUSTAKAAN ... 104

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Rancangan Penelitian ... 22 2. Populasi dan Sampel ... 24 3. Konversi Skala 10 ... 27 4. Skor Menulis Paragraf Narasi Sugestif sebelum Menggunakan

Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 34 5. Skor Menulis Paragraf Narasi Sugestif sesudah Menggunakan Media

Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 37 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 41 7. Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi

Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 42 8. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 1 Amanat ... 44 9. Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi

Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 1 Amanat ... 45 10. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 2 Daya Khayal ... 47 11. Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi

Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 2 Daya Khayal ... 48 12. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 50

(11)

vii

13. Pengelompokkan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 51 14. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 52 15. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi

Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 54 16. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif

sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 56 17. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf Narasi

Sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 57 18. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf narasi sugestif

sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 1 Amanat ... 59 19. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf narasi

sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 1 Amanat... 60 20. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf narasi

sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 2 Daya Khayal ... 63 21. Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis

Paragraf narasi sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 65 22. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf narasi

sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 66

(12)

viii

23. Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf narasi sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa

Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 67

24. Pengelompokan Nilai Keterampilan Menulis Paragraf narasi sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 69

25. Uji Normalitas Data ... 70

26. Uji Homogenitas ... 71

27. Perbedaan Nilai Rata-rata Pretest-Postest melalui t-tes ... 72

(13)

ix DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka Konseptual ... 20 2. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang ... 43 3. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 1 Amanat ... 45 4. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 2 Daya Khayal ... 48 5. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 51 6. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sebelum

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 54 7. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sesudah

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang ... 57 8. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sesudah

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 1 Amanat ... 60 9. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sesudah

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 2 Daya Khayal ... 63 10. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sesudah

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 3 Penalaran ... 66 11. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif sesudah

Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 padang untuk Indikator 4 Bahasa Figuratif ... 69

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kode Identitas Sampel ... 106

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perlakuan ... 107

3. Instrumen Penelitian Pretest ... 112

4. Intrumen Penelitian Postest... 114

5. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Narasi Sugestif sebelum Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 116

6. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Narasi Sugestif sesudah Menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 117

7. Skor dan Nilai Per Indikator Menulis Paragraf Narasi Sugestif sebelum menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 118

8. Skor dan Nilai Per Indikator Menulis Paragraf Narasi Sugestif sebelum menggunakan Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 120

9. Total Nilai pretest-postest Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMAN 15 Padang ... 122

10. Simpangan Baku dan Variansi pretest ... 125

11. Simpangan Baku dan Variansi postest ... 126

12. Perbandingan pretest-postest Keterampilan Menulis Paragraf narasi Sugestif Siswa Kelas X SMAN 15 Padang sebelum dan sesudah Menggunakan Media Komik ... 127

13. Uji Normalitas Kelompok Pretest ... 128

14. Uji Normalitas Kelompok Postest ... 129

15. Uji Homogenitas ... 130

16. Uji Hipotesis Penelitian ... 132

17. Tabel Uji Normalitas Pretest ... 135

18. Tabel Uji Normalitas Postest ... 137

19. Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 139

(15)

xi

20. Nilai Persentil Distribusi F (Pada Taraf Nyata 0,05) untuk Uji

Homogenitas ... 140

21. Nilai Persentil untuk Ditribusi t ... 141

22. Hasil Tulisan Siswa pada Pretest ... 142

23. Hasil Tulisan Siswa pada Postest ... 143

24. Dokumentasi Postest ... 144

25. Dokumentasi Perlakuan ... 145

26. Dokumentasi Postest ... 146

Tab

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa.

Secara kronologis, menulis merupakan aspek berbahasa yang terakhir dikuasai seseorang. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik. Dengan adanya keterampilan menulis, peserta didik mampu mengungkapkan gagasan- gagasan dan ide-ide pemikiran dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis. Selain itu, keterampilan menulis dapat membantu peserta didik untuk berpikir secara kritis.

Pembelajaran menulis menuntut siswa berpikir untuk menuangkan ide-ide secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Aktivitas menulis menuntut kesungguhan untuk mengolah, menata dan mempertimbangkan secara kritis ide-ide yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Ide-ide dapat diperoleh dari pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap suatu persoalan. Ide juga dapat muncul dengan sendirinya.

Selain itu, ide juga dapat muncul dengan sering membaca baik membaca novel, koran, majalah dan artikel. Hal itulah yang akan melahirkan suatu pemikiran yang baru untuk menghasilkan sebuah tulisan.

Jenis keterampilan menulis yang dituntut sekolah adalah keterampilan menulis paragraf narasi. Keterampilan menulis paragraf narasi terdapat dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk

(17)

tingkat SMA/MA yang diajarkan di kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK) ke-4 yang berbunyi “Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.1 “Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif”.

Pembelajaran menulis paragraf narasi merupakan cara untuk menuangkan ide atau gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran seseorang. Pembelajaran menulis paragraf narasi sugestif pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian itu berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang tapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi). Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia Musdalifah, S. Pd. di SMA Negeri 15 Padang diperoleh informasi tentang beberapa masalah dalam pembelajaran menulis paragraf narasi yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf narasi karena siswa tidak memahami materi tentang paragraf narasi dan tidak mengetahui struktur paragraf narasi. Kedua, siswa kurang mampu

(18)

mengembangkan idenya dalam menulis paragraf narasi karena siswa hanya mampu menulis satu sampai dua paragraf. Ketiga, saat menulis paragraf narasi siswa kurang menguasai kosakata ejaan bahasa Indonesia. Keempat, dalam menulis paragraf narasi khususnya narasi sugestif siswa tidak mampu menuliskan berdasarkan daya khayal/imajinasi, siswa hanya mampu menulis berdasarkan peristiwa yang nyata.

Wawancara juga dilakukan dengan seorang siswa kelas X, yang bernama Fadhilah. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa, pertama, dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dianggap membosankan. Alasannya, karena siswa kesulitan dalam merangkai kata-kata dalam menulis paragraf narasi.

Kedua, siswa kesulitan dalam menulis paragraf narasi karena siswa kurang menguasai kosakata sehingga siswa kesulitan dalam mengembangkan idenya ke dalam bentuk tulisan. Ketiga, siswa kesulitan dalam menentukan tokoh, alur, latar tempat dalam menulis paragraf narasi.

Berdasarkan permasalahan yang ada, cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan menulis paragraf narasi adalah media komik. Media komik adalah suatu media yang memerankan suatu cerita yang dihubungkan dengan gambar yang memberikan hiburan kepada pembaca. Pemilihan media dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa dapat mengeluarkan dan mengembangkan ide-ide kreatifnya dengan tujuan agar siswa terampil dalam menulis paragraf narasi. Untuk mengetahui keterampilan menulis paragraf narasi

(19)

dengan menggunakan media tersebut, maka penting dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf narasi di kelas X SMA Negeri 15 Padang sebagai berikut. Pertama, siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf narasi karena siswa tidak memahami materi tentang paragraf narasi dan tidak mengetahui struktur paragraf narasi. Kedua, siswa kurang mampu mengembangkan idenya dalam menulis paragraf narasi karena siswa hanya mampu menulis satu sampai dua paragraf. Ketiga, saat menulis paragraf narasi siswa kurang menguasai kosakata dan ejaan bahasa Indonesia. Keempat, dalam menulis paragraf narasi khususnya narasi sugestif siswa tidak mampu menuliskan berdasarkan daya khayal/imajinasi, siswa hanya mampu menulis berdasarkan peristiwa yang nyata. Kelima, dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dianggap membosankan. Keenam, siswa kesulitan dalam menulis paragraf narasi karena siswa kurang menguasai kosakata sehingga siswa kesulitan dalam mengembangkan idenya ke dalam bentuk tulisan. Ketujuh, siswa kesulitan dalam menentukan tokoh, alur, latar tempat dalam menulis paragraf narasi.

(20)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sebelum menggunakan media komik siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sesudah menggunakan media komik siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang? Ketiga, bagaimanakah pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sebelum menggunakan media komik siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa sesudah menggunakan media komik siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

(21)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Pertama, bagi siswa SMA Negeri 15 Padang, sebagai umpan balik yang berguna untuk memotivasi diri dan selalu meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi. Kedua, bagi guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang sebagai bahan masukan dalam menyempurnakan proses belajar mengajar khususnya pada keterampilan menulis paragraf narasi. Ketiga, bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. Keempat, bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan dan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang menulis paragraf narasi.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian, baik yang berhubungan dengan istilah judul, maupun istilah dalam batasan masalah perlu dijelaskan definisi operasional dalam penelitian sebagai berikut. Pertama, pengaruh adalah efek, dampak atau akibat yang ditimbulkan pada suatu objek yang disebabkan oleh pemberian suatu kejadian, tindakan, atau keberjumlahan terhadap objek tersebut. Kedua, media komik adalah suatu media yang memerankan suatu cerita yang dihubungkan dengan gambar yang memberikan hiburan kepada pembaca dengan tujuan agar siswa terampil dalam menulis paragraf narasi. Ketiga, keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam suatu hal atau perlakuan. Keempat, paragraf narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.

(22)
(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Landasan teori adalah teori-teori relevan yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Berkaitan dengan masalah penelitian

yang akan dibahas, maka teori yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:

(1) hakikat menulis, (2) hakikat narasi sugestif, (3) hakikat media komik.

1. Hakikat Menulis

Teori yang akan dijelaskan pada hakikat menulis adalah (a) pengertian menulis, (b) tujuan menulis dan (c) manfaat menulis.

a. Pengertian Menulis

Tarigan (2008:22), mengemukakan bahwa menulis merupakan menirukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafis itu.

Berarti, dalam menulis terdapat lambang-lambang grafik yang bisa dipahami oleh seseorang. Selain itu, Semi (2003:14), juga berpendapat bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran dan perasaan yang diungkapkan secara lisan, maka dalam menulis bahasa lisan tersebut dipindahkan wujudnya dalam bentuk tulisan.

Menurut Rahardi (dalam Kusumaningsih dkk, 2013:65), mengatakan menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang

(24)

dikehendaki. Selain itu, Dalman (2014:3), juga mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) serta tertulis pada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis juga proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahukan, menyakinkan atau menghibur.

Hasil dari proses kreatif ini bisa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Jadi, pesan yang disampaikan merupakan bentuk komunikasi tertulis dengan menggunakan alat atau media yang bertujaun untuk menyampaikan sesuatu.

Selanjutnya Moeliono (dalam Kusumaningsih dkk, 2013:66), juga berpendapat bahwa menulis sebagai suatu rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan melalui bahasa tulis kepada pembaca. Untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang. Mengarang adalah menulis dan menyusun sebuah cerita, buku, sajak dan sebagainya.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah cara berkomunikasi tidak langsung dengan cara memindahkan bahasa lisan ke dalam tulisan dengan menggunakan lambang grafik, alat dan media. Kegiatan menulis bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau perasaan seorang penulis kepada pembaca.

b. Tujuan Menulis

Pada dasarnya keterampilan menulis mempunyai banyak manfaat bagi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk berfikir secara logis, sistematis dan kritis, memperdalam daya tangkap atau persepsi serta membantu menjelaskan pemikiran-pemikiran peserta didik. Menurut Semi (2003:14), secara umum tujuan

(25)

orang menulis adalah: (1) untuk memberikan arahan, maksudnya untuk memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu. (2) untuk menjelaskan sesuatu, maksudnya memberi uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, (3) untuk menceritakan kejadian, maksudnya memberikan informasi tentang suatu hal yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu, (4) untuk meringkas, maksudnya membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat dan (5) untuk meyakinkan, maksudnya tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.

Tarigan (2008:22), mengemukakan bahwa tujuan menulis yaitu sebagai alat komunikasi tidak langsung untuk memudahkan para pelajar berpikir secara kritis dan juga dapat memudahkan seseorang merasakan, menikmati dan memperdalam daya tangkap atau persepsi mengenai sesuatu, menyelesaikan masalah yang akan dihadapi dan dapat membantu pikiran-pikiran seseorang.

Apapun jenis tulisan hendak dihasilkan, satu hal yang harus diingat adalah tulisan itu mestilah merupakan tulisan yang akurat, jelas dan singkat (Semi, 2003:2).

Dari pendapat para ahli tentang tujuan menulis, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki tujuan yang bermacam-macam tetapi pada intinya menulis bertujuan untuk menceritakan, memberitahukan dan menginformasikan sesuatu tentang apa yang dirasakan, diinginkan atau diimpikan oleh si penulis kepada pembaca.

(26)

c. Manfaat Menulis

Morsey (dalam Tarigan, 2008:20), menjelaskan bahwa manfaat menulis yaitu merekam, meyakinkan serta mempengaruhi orang lain dengan maksud dan tujuan agara dapat menyusun pikiran serta menyampaikan pesan dengan mudah dipahami, kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, organisasi, penggunaan kata-kata dan struktur yang baik. Jadi, menulis ini bisa mempengaruhi orang lain untuk menyampaikan pesan yang dapat dipahami orang lain. Selain itu, menurut Tabroni (2007:50-51), manfaat menulis yaitu menggairahkan seseorang bisa menularkan ide yang bermanfaat kepada khalayak luas serta dapat imbalan dari apa yang ditulisnya. Menulis juga dapat memicu semangat berwirausaha dan mendidik seseorang untuk mandiri, mempengaruhi orang lain dan sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi dan unek-unek kepada pemerintah atau siapa saja yang dapat membahayakan dan merugikan orang banyak.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam meningkatkan kemauan dalam diri seseorang agar dapat terciptanya suatu kreativitas. Selain itu, menulis juga dapat membantu meringankan beban pikiran dan gagasan disampaikan untuk para pembaca.

2. Hakikat Narasi Sugestif

Pada bagian ini, yang akan dibahas yaitu (a) pengertian narasi sugestif, (b) ciri-ciri narasi sugestif, (c) struktur narasi sugestif dan (d) indikator penilaian keterampilan menulis paragraf narasi sugestif.

(27)

a. Pengertian Narasi Sugestif

Keraf (2012:136), mengemukakan bahwa narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak sedangkan makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua objek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu.

Keraf (dalam Dalman, 2014:113), mengemukakan bahwa narasi sugestif juga bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan dari sekian macam kejadian atau peristiwa sehingga merangsang daya khayal pembaca. Dalam hal ini, kepandaian seorang pengarang dalam merangkaikan suatu kejadian atau peristiwa atas tindakan atau perbuatan para tokohnya dapat merangsang daya khayal para pembaca sehingga pembaca merasa berada di tengah-tengah kejadian atau peristiwa yang dialami para tokoh. Oleh sebab itu, dalam menulis narasi sugestif seorang pengarang harus mampu membangkitkan daya imajinasi pembaca.

Semi (2007:54), berpendapat bahwa narasi sugestif disebut juga dengan narasi artistik. Narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Selanjutnya, Finoza (2009:244),

(28)

menyatakan bahwa narasi sugestif adalah narasi yang mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayal.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa narasi sugestif adalah mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi peristiwa yang berada di depan matanya. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.

b. Ciri-ciri Narasi Sugestif

Semi (2007:53), mengemukakan enam ciri-ciri narasi sugestif yaitu sebagai berikut. Pertama, tulisan itu berisi tentang kehidupan manusia. Kedua, peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi dan boleh gabungan keduanya. Ketiga, cerita itu memiliki nilai keindahan baik keindahan isinya maupun penyajiannya. Keempat, di dalam peristiwa itu ada konflik yaitu pertentangan kepentingan, kemelut atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.

Kelima, di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.

Keenam, tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.

Keraf (2012:138-139), mengemukakan bahwa ada empat ciri-ciri narasi sugestif yaitu sebagai berikut. Pertama, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. Kedua, menimbulkan daya khayal. Ketiga, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna. Keempat, bahasa yang digunakan adalah bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

(29)

c. Struktur Narasi Sugestif

Menurut Dalman (2012:114), struktur narasi dapat dilihat dari komponen- komponen yang membentuknya yaitu sebagai berikut. Pertama, perbuatan.

Kedua, penokohan. Ketiga, latar. Keempat, sudut pandang. Kelima, alur.

Dalman (2012:115), mengemukakan bahwa perbuatan lahir dari situasi.

Situasi itu harus mengandung unsur-unsur yang mudah meledak atau mampu meledakkan; setiap saat situasi dapat menghasilkan suatu perbuatan yang dapat membawa akibat atau perkembangan lebih lanjut di masa depan. Selain itu, menurut Dalman (2012:107-108), penokohan yaitu mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian, latar yaitu tempat/waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar secara umum, titik pandang atau sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Apa pun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab, watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan para pembaca dan alur merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Alur dengan jalan cerita memang tak terpisahkan tetapi harus dibedakan. Jalan cerita memuat kejadian tetapi suatu kejadian ada karena sebabnya dan alasan. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur, suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian.

(30)

Menurut Keraf (2012:145), struktur narasi terdiri atas lima, yaitu sebagai berikut. Pertama, perbuatan. Perbuatan dalam narasi merupakan aksi atau tindak- tanduk. Rangkaian perbuatan atau tindakan menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi. Rangkaian tindakan membuat kisah itu hidup. Kedua, penokohan. Penokohan merupakan penggambaran tokoh-tokoh yang berperan dalam tindakan-tindakan itu dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. Ketiga, latar. Latar (setting), waktu, kiasan makna (khususnya narasi fiktif). Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas. Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Keempat, sudut pandangan. Sudut pandangan adalah tempat atau titik dari mana seorang melihat objek deskripsinya. Sudut pandangan ini dipergunakan dalam deskripsi. Dari titik atau tempat tadi pengarang mulai mengadakan deskripsi atas obyek garapannya ke tempat yang lebih jauh, atau dari tempat yang lebih jauh perlahan-lahan menuju ke titik tadi. Kelima, alur. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu.

(31)

d. Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif

Indikator penilaian dalam menulis paragraf narasi berdasarkan ciri-ciri narasi sugestif yang dikemukakan oleh Keraf (2012:138-139). Pertama, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. Kedua, menimbulkan daya khayal. Ketiga, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar. Keempat, bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

3. Hakikat Media Komik

Teori yang dapat dijelaskan dalam media komik adalah sebagai berikut.

(a) pengertian media komik, (b) penggunaan media komik dalam pembelajaran.

a. Pengertian Media Komik

Menurut Sudjana (2011:64), komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam ukuran yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Basyiruddin (2002:55) komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami. Oleh sebab itu, media komik berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif. Hal ini media komik dirasa sangat menarik dan sesuai dengan karakter siswa sehingga diharapkan mampu menarik minat siswa untuk menulis dongeng.

Menurut Junaidi (dalam Tri, 2012:232), menyatakan bahwa komik adalah suatu cerita yang disajikan dalam gambar. Komik yang dipaparkan materinya

(32)

dihubungkan dengan kehidupan siswa. Pembuatan skenario komik itu dirancang sedemikian rupa sehingga para siswa seakan akan berada dalam cerita tersebut.

Menurut Angkowo dan Kosasih dalam Tri (2012:231), komik mempunyai kelebihan sebagai berikut: (1) menggunakan bahasa sehari-hari sehingga siswa dapat dengan cepat memahami isi dari komik, (2) menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata dari cerita pada komik, (3) menggunakan warna yang menarik dan terang sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk membaca komik dan (4) cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa sehari-hari sehingga mereka akan lebih paham dengan permasalahan yang mereka alami.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian media komik adalah suatu media yang mengungkapkan karakter dalam suatu cerita yang menampilkan gambar.

b. Penggunaan Media Komik dalam Pengajaran

Menurut Sudjana (2011:64), penggunaan komik dalam pengajaran diterapkan kepada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, sebagai contoh, guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik, tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja. Sekali minat telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan, film, gambar tetap atau foto, model, percobaan serta berbagai kegitan yang kreatif. Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar. Sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif.

(33)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan keterampilan menulis paragraf narasi ini, telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang peneliti ketahui adalah sebagai berikut. Pertama, Liza (2010) mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Media Gambar Berseri terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban”.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kemampuan menulis narasi berada pada taraf kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 79,45. Pada penelitian ini, peneliti juga meneliti keterampilan menulis siswa. Akan tetapi, penelitian ini terdapat perbedaan yang terletak pada subjek penelitian dan model yang digunakan. Penelitian ini menggunakan media komik sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan model problem based learning berbasis media gambar berseri. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Wedia (2009) mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Mapping terhadap Keterampilan Menulis Narasi Sugestif Siswa Kelas X. 1 SMA Negeri 1 Baso Kabupaten Agam”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi berada pada taraf kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 78,18. Pada penelitian ini, peneliti juga meneliti keterampilan menulis siswa. Akan tetapi, penelitian ini terdapat perbedaan yang terletak pada subjek penelitian dan teknik yang digunakan. Penelitian ini menggunakan media komik

(34)

sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan teknik mind mapping. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Gunawan (2015) mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Berbantuan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Padang”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi berada pada taraf kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 74,44. Pada penelitian ini, peneliti juga meneliti keterampilan menulis siswa. Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu.

Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan media yang digunakan. Penelitian ini menggunakan media komik sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan media gambar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

Penelitian yang keempat dilakukan oleh Wahyuni (2010) mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknik Copy The Master Berbantuan Media Comic Strip terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah keterampilan menulis cerpen berada pada taraf kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 86,89.

Pada penelitian ini, peneliti juga meneliti keterampilan menulis siswa. Akan tetapi, penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan teknik yang digunakan. Penelitian ini menggunakan media komik sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan

(35)

teknik copy the master. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 15 padang.

C. Kerangka Konseptual

Keterampilan menulis adalah kemahiran dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk keterampilan menulis yang sering dilatih atau diberikan kepada siswa adalah menulis paragraf narasi. Penulisan paragraf narasi sugestif dalam penelitian ini yaitu (1) menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat, (2) menimbulkan daya khayal, (3) penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, kalau perlu penalaran dapat dilanggar dan (4) bahasaya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Salah satu media yang dianggap mampu memberikan motivasi siswa dan menambah kreatifitas siswa dalam menulis paragraf narasi sugestif adalah media komik. Dapat dilihat pada bagan berikut.

(36)

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual Keterampilan menulis paragraf narasi

sebelum menggunakan media komik

Keterampilan Menulis

Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif

Keterampilan menulis paragraf narasi sesudah menggunakan media komik

Indikator Penilaian Ciri-ciri paragraf narasi sugestif

1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat

2. Menimbulkan daya khayal

3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif

Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang

(37)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan tersebut, maka dalam penelitian ini akan diuji hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut.

H0: Penggunaan media komik tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel pada derajat kebebasan (dk)= n-1 pada taraf signifikan 95%.

H1: Penggunaan media komik berpengaruh terhadap keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Hipotesis diterima jika t hitung < t tabel pada taraf derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf signifikan 95%.

(38)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena dalam pengumpulan data berupa angka. Menurut Sugiyono (2011:7) penelitian kuntitatif adalah penelitian ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Data berupa angka-angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data, dan terakhir ditampilkan hasilnya.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:109), metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest-Posttest Design. Menurut Suryabrata (2010:101), dalam rancangan One Group Pretest- Posttestt Design pada mulanya dilakukan pretest tanpa diberikan perlakuan, kemudian diberi perlakuan yaitu media komik, setelah itu baru dilakukan posttest.

Rancangan ini dapat didiagramkan sebagai berikut.

Tabel 1

Rancangan Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design)

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2

(39)

Keterangan:

T1 : Tes awal berupa tes keterampilan menulis paragraf narasi sugestif sebelum menggunakan media komik

X : Perlakuan yaitu penggunaan media komik dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf narasi sugestif.

T2 : Tes akhir berupa tes keterampilan menulis paragraf narasi sugestif sesudah menggunakan media komik.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang terdaftar pada 2016/2017 yang berjumlah 276 orang dan terbagi dalam 9 kelas.

Arikunto (2010:174), menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Margono (2010:128), menyatakan bahwa purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Sampel penelitian ini hanya satu kelas yaitu kelas X.8 sebanyak 31 orang.

Alasan mengambil sampel di kelas X.8 adalah karena berdasarkan standar deviasi maka kelas tersebut layak untuk diteliti dan ingin melihat pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

(40)

Tabel 2 Populasi dan Sampel Kelas Jumlah Siswa

Tahun Pelajaran 2016/2017

Rata-rata Standar Deviasi

Sampel

X 1 31 80,09 8,94

X 2 31 80,83 8,99

X 3 31 80,93 8,99

X 4 31 78,35 8,85

X 5 31 79,32 8,90

X 6 30 81,33 9,00

X 7 31 80,12 8,95

X 8 31 73,54 8,57 Kelas Sampel

X 9 29 82,17 9,03

Jumlah 276

D. Variabel dan Data Penelitian

Arikunto (2010:161) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dilambangkan dengan X dan variabel terikat dilambangkan dengan Y. Variabel bebas yaitu media komik, sedangkan variabel terikat yaitu menulis paragraf narasi sugestif.

Data menurut Arikunto (2010:161) adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka. Data penelitian ini adalah skor keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang sebelum dan sesudah menggunakan media komik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian. Arikunto (2010:203) menyatakan bahwa instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

(41)

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes keterampilan menulis paragraf narasi sugestif. Jadi, melalui tes dapat diketahui dan diukur seberapa besar keterampilan siswa dalam menulis paragraf narasi sugestif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tiga kali pertemuan, tes awal, perlakuan dan tes akhir. Pertemuan pertama, tes awal dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. Pertama, guru menjelaskan materi paragraf narasi. Kedua, siswa diberikan tes menulis paragraf narasi sugestif dengan tema “persahabatan” sebelum menggunakan media komik. Pertemuan kedua, siswa diberi perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru mengulang dan menjelaskan secara garis besar materi tentang paragraf narasi dengan menggunakan media komik. Kedua, guru memperlihatkan media komik yang berjudul gelang persahabatan dan menyuruh siswa membaca komik. Ketiga, siswa menulis paragraf narasi sugestif dengan tema “persahabatan”. Keempat, guru menilai hasil tulisan siswa.

Pertemuan ketiga siswa diberikan tes akhir yaitu, siswa menulis paragraf narasi sugestif dengan tema “keluarga” sesudah menggunakan media komik.

G. Teknik Analisis Data

Sistematika penganalisisan data penelitian ini sebagai berikut. Pertama, membaca paragraf narasi sugestif yang telah ditulis siswa. Kedua, memberi skor terhadap paragraf narasi sugestif siswa berdasarkan aspek yang diteliti dengan menggunakan format pengumpulan data berikut ini.

(42)

Format Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X.8 SMA Negeri 15 Padang

No Kode Sampel

Indikator Penilaian Skor Nilai Amanat Daya

Khayal

Penalaran Bahasa Figuratif 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1

2 3

Keterangan:

Indikator 1: Menuliskan detail atau perincian amanat

Skor 3 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat lebih dari 2 amanat.

Skor 2 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 2 amanat.

Skor 1: diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 1 amanat.

Indikator 2: Menuliskan detail atau perincian daya khayal

Skor 3 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 3 atau lebih kalimat yang menimbulkan daya khayal.

Skor 2 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 2 kalimat yang menimbulkan daya khayal.

Skor 1 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 1 kalimat yang menimbulkan daya khayal.

Indikator 3: Menuliskan detail atau perincian penalaran

Skor 3 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 3 atau lebih kalimat yang mengandung penalaran yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna.

Skor 2 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 2 kalimat yang mengandung penalaran yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna.

Skor 1 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 1 kalimat yang mengandung penalaran yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna.

(43)

Indikator 4: Menuliskan detail atau perincian bahasa figuratif

Skor 3 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 3 kata figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Skor 2 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 2 kata figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Skor 1 : diberikan apabila paragraf narasi sugestif yang ditulis siswa terdapat 1 kata figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Ketiga, mengubah skor menjadi nilai, menurut Abdurrahman dan Ellya Ratna (2003:264) penentuan nilai berdasarkan persentase dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

N = Keterangan :

N : Tingkat penguasaan SM : Skor yg diperoleh siswa

SI : Skor yang harus dicapai dalam satu tes S maks : Skala yang digunakan (100).

Keempat, mengelompokkan kemampuan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang berdasarkan skala 10 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3

Penentuan Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala 10 Tingkat Penguasaan Nilai Ubahan Kualifikasi

96 – 100% 10 Sempurna (S)

86 – 95% 9 Baik Sekali (BS)

76 – 85% 8 Baik (B)

66 – 75% 7 Lebih Dari Cukup (LdC)

56 – 65% 6 Cukup (C)

46 – 55% 5 Hampir Cukup (HC)

36 – 45% 4 Kurang (K)

26 – 35% 3 Kurang Sekali (KS)

16 – 25% 2 Buruk (Br)

0 – 15% 1 Buruk Sekali (BS)

Nurgiyantoro (dalam Ellya Ratna, 2003:253)

(44)

Kelima menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Nilai siswa ditulis dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah.

Menurut Abdurrahman dan Ratna (2003:276) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

N M

FX

Keterangan:

M = Mean

F = Frekuensi

X = Skor

N = Jumlah siswa

∑FX = Jumlah skor dikali frekuensi

Keenam, membuat histogram penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis pragraf narasi secara keseluruhan.

Ketujuh, melakukan uji normalitas dan homogenitas data dengan kriteria berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilalukan terhadap masing-masing kelompok data menggunakan uji Liliefors. Untuk pengujian hipotesis ini menurut Sudjana (2005:466) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Data X1, X2, X3,..., Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai terbesar.

(b) Data X1, X2, X3,..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,..., Zn dengan menggunakan rumus:

(45)

̅

Keterangan:

Zi = Bilangan Baku X1 = Skor Siswa ke-1 ̅ = Rata-rata

S = Simpangan Baku

(c) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi)

(d) Menghitung jumlah proposi skor baku yang lebih kecil atau sama Zi yang dinya takan dengan S(Zi) dengan menggunakan rumus

( )

(e) Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

(f) Mengambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu diberi simbol L0, L0 = maksIF(Zi) – S(Zi)I

(g) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai kritis untuk Uji Liliefors pada taraf α = 0,05. Kriterianya adalah terima H0 bahwa data hasil belajar berdistribusi normal jika L0 ≤ Ltabel.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang homogen atau tidak. Sudjana (2005:249-251) menyatakan bahwa uji homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. Pertama,

(46)

mencari varian masing-masing kelompok data kemudian menghitung harga F dengan rumus berikut ini.

Keterangan:

F = perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil S22

= varian kemampuan siswa terbesar S12

= varian kemampuan siswa terkecil

Kedua, harga Fh yang dibandingkan dengan harga Ft yang terdapat pada daftar distribudi F dengan taraf signifikan 5% dengan dk pembilang N1-1. Jika Fh < Ft, maka kedua kelompok data mempunyai varian yang homogen dan sebaliknya.

c. Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan homogenitas memberikan hasil data berdistribusi normal dan bervariasi homogen. Berdasarkan hasil tersebut, data yang terkumpul berupa nilai tes pertama dan nilai tes kedua. Tujuan penelitian adalah membandingkan dua nilai dengan mengajukan pertanyaan apakah ada penerapan antara kedua nilai tersebut secara signifikan. Pengujian perbedaan ini hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Untuk menguji hipotesis, dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001:111).

Keterangan :

D = Perbedaan skor kedua tes (X1 – X2)

∑ = Jumlah perbedaan skor kedua tes 𝐹 𝑆𝑆12

22

𝑡

∑ 𝐷

𝑛 ∑ 𝐷2− (∑ 𝐷)2 𝑛−1

(47)

n = Jumlah subjek

Kedelapan, menganalisis dan membahas data penelitian. Kesembilan, menyimpulkan hasil pembahasan.

(48)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang. Data dikumpulkan dengan cara memberikan tes awal (pretest) untuk melihat hasil belajar siswa menulis paragraf narasi sugestif sebelum menggunakan media dan memberikan tes akhir (posttest) untuk melihat hasil belajar siswa menulis paragraf narasi sugestif sesudah menggunakan media. Dalam bab ini, akan diuraikan tiga hal yang berhubungan dengan hasil penelitian, yaitu (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan hasil analisis data.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 15 Padang. Penelitian ini dilakukan selama dua minggu terhitung dari tanggal 5 September, 12 September 2017 dan 19 September 2017. Bentuk data yang dikumpulkan berupa tes unjuk kerja menulis siswa. Hasil tes yang dimaksud adalah keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X. Tes dilakukan dua kali (pretest dan postest). Hasil penelitian pretest dapat dilihat pada lampiran 5 dan hasil penelitian postest dapat dilihat pada lampiran 6. Penelitian ini mendeskripsikan dua pokok deskripsi data yaitu deskripsi skor tes menulis paragraf narasi sugestif sebelum menggunakan media dan deskripsi skor tes menulis paragraf narasi sugestif sesudah menggunakan media komik.

(49)

1. Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMAN 15 Padang sebelum Menggunakan Media Komik

Data tes keterampilan menulis paragraf narasi sugestif sebelum menggunakan media komik diperoleh melalui tes unjuk kerja. Dalam tes tersebut siswa diminta untuk menulis paragraf narasi sugestif dengan tema persahabatan tetapi tidak menggunakan media komik. Setelah data terkumpul data tersebut dinilai berdasarkan indikator sebagai berikut.

1. Indikator 1: Amanat

Pada indikator 1 yaitu amanat dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 9 siswa dengan perolehan persentase 29,04%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71%. Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 10 siswa dengan persentase 32,25%.

2. Indikator 2: Daya Khayal

Pada indikator 2 yaitu daya khayal dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 5 siswa dengan perolehan persentase 16,13%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71. Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 14 siswa dengan perolehan persentase 45,16%.

3. Indikator 3: Penalaran

Pada indikator 3 yaitu penalaran dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 17 siswa dengan perolehan persentase 54,84.

(50)

Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 2 siswa dengan perolehan persentase 6,45%.

4. Indikator 4: Bahasa Figuratif

Pada indikator 4 yaitu bahasa figuratif dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 9 siswa dengan perolehan persentase 29,04%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 6 siswa dengan perolehan persentase 19,35%.

Siswa yang memperoleh skor 1 berjumlah 16siswa dengan perolehan persentase 51,61%.

Data hasil skor menulis paragraf narasi sugestif sebelum menggunakan media komik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Skor Menulis Paragraf Narasi Sugestif Sebelum Menggunakan Media komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang

Kode Sampel

Aspek yang dinilai Jumlah Skor

I II III IV

1 2 1 3 3 9

2 1 3 2 3 9

3 1 2 2 1 6

4 3 1 3 3 10

5 1 3 2 3 9

6 2 2 2 3 9

7 3 1 3 2 9

8 2 1 2 1 6

9 1 3 1 3 8

10 2 2 2 2 8

11 2 2 3 2 9

12 2 2 2 2 8

13 1 2 2 1 6

14 3 1 3 1 8

15 2 2 3 1 8

16 2 1 2 1 6

17 3 1 3 1 8

18 1 1 2 1 5

19 2 2 2 1 7

(51)

20 1 1 3 1 6

21 2 1 2 1 6

22 3 2 2 2 9

23 3 1 3 1 8

24 3 1 2 1 7

25 2 1 2 1 6

26 1 2 1 3 7

27 3 2 3 1 9

28 3 2 3 1 9

29 1 3 3 3 10

30 1 3 2 3 9

31 2 1 2 2 7

Jumlah 61 53 72 55 241

Keterangan:

1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.

2. Menimbulkan daya khayal

3. Penalaran yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

Dapat disimpulkan skor akhir dari keterampilan menulis paragraf narasi sugestif siswa kelas X SMAN 15 Padang sebelum menggunakan media komik adalah sebagai berikut. Pertama, skor 5 diperoleh oleh 1 siswa dengan perolehan persentase 3,22%. Kedua, skor 6 diperoleh oleh 7 siswa dengan perolehan persentase 22,59%. Ketiga, skor 7 diperoleh oleh 4 siswa dengan perolehan persentase 12,90%. Keempat, skor 8 diperoleh oleh 7 siswa dengan perolehan persentase 22,59%. Kelima, skor 9 diperoleh oleh 10 siswa dengan perolehan persentase 32,25%. Keenam, skor 10 diperoleh oleh 2 siswa dengan perolehan persentase 6,45. Selanjutnya, berdasarkan lampiran halaman, skor per indikator menulis paragaraf narasi sugestif sebelum menggunakan media komik sebagai berikut ini.

(52)

1. Indikator 1: Amanat

Pada indikator 1 yaitu amanat dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 9 siswa dengan perolehan persentase 29,04%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71%. Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 10 siswa dengan persentase 32,25%.

2. Indikator 2: Daya Khayal

Pada indikator 2 yaitu daya khayal dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 5 siswa dengan perolehan persentase 16,13%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71. Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 14 siswa dengan perolehan persentase 45,16%.

3. Indikator 3: Penalaran

Pada indikator 3 yaitu penalaran dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 12 siswa dengan perolehan persentase 38,71%. Siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 17 siswa dengan perolehan persentase 54,84.

Siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 2 siswa dengan perolehan persentase 6,45%.

4. Indikator 4: Bahasa Figuratif

Pada indikator 4 yaitu bahasa figuratif dari paragraf narasi sugestif, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 3 dan terendah adalah 1. Siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 9 siswa dengan perolehan persentase 29,04%. Siswa

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual Keterampilan menulis paragraf narasi
Tabel 4. Skor Menulis Paragraf Narasi Sugestif Sebelum Menggunakan  Media komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang
Tabel  5.  Skor  Menulis  Paragraf  Narasi  Sugestif  sesudah  Menggunakan  Media Komik Siswa Kelas X SMAN 15 Padang
Tabel  6.  Distribusi  Frekuensi  Keterampilan  Menulis  Paragraf  Narasi  Sugestif  sebelum  Menggunakan  Media  Komik  Siswa  Kelas  X  SMAN  15  Padang  No  X  F  FX  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian kompensasi dan jaminan sosial akan berkaitan dengan prestasi

Berdasarkan penelitian diatas, maka dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Media Pembelajaran Jaringan Saraf Tiruan Metode Kohonen Berbasis Multimedia”, dengan studi

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan kejuruan di atas dapat di simpulkan, bahwa pendidikan kejuruan merupakan sistem pendidikan yang mempersiapkan

Pada grup Indonesia Tanpa Pacaran, dalam profil tersebut kita dapat menemukan tulisan “Gerakkan perjuangan umat menghapus pacaran dari Indonesia.” Pada grup

Implikasi lebih lanjut dari kenderungan masa depan bagi mahasiswa adalah ia harus membekali diri dengan seperangkat kecerdasan, yaitu: (1) kecerdasan spiritual, (2)

Manfaat Hasil Belajar “Perencanaan Pembelajaran” Pada Mahasiswa Prodi Tata Boga Dalam Pelaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2007 – 2027 serta memperhatikan RPJM Aceh 2012 - 2017.. RPJM Kota Banda Aceh juga menjadi pedoman bagi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN