• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. Hakikat Narasi Sugestif

Pada bagian ini, yang akan dibahas yaitu (a) pengertian narasi sugestif, (b) ciri-ciri narasi sugestif, (c) struktur narasi sugestif dan (d) indikator penilaian keterampilan menulis paragraf narasi sugestif.

a. Pengertian Narasi Sugestif

Keraf (2012:136), mengemukakan bahwa narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak sedangkan makna baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua objek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu.

Keraf (dalam Dalman, 2014:113), mengemukakan bahwa narasi sugestif juga bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan dari sekian macam kejadian atau peristiwa sehingga merangsang daya khayal pembaca. Dalam hal ini, kepandaian seorang pengarang dalam merangkaikan suatu kejadian atau peristiwa atas tindakan atau perbuatan para tokohnya dapat merangsang daya khayal para pembaca sehingga pembaca merasa berada di tengah-tengah kejadian atau peristiwa yang dialami para tokoh. Oleh sebab itu, dalam menulis narasi sugestif seorang pengarang harus mampu membangkitkan daya imajinasi pembaca.

Semi (2007:54), berpendapat bahwa narasi sugestif disebut juga dengan narasi artistik. Narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Selanjutnya, Finoza (2009:244),

menyatakan bahwa narasi sugestif adalah narasi yang mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayal.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa narasi sugestif adalah mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi peristiwa yang berada di depan matanya. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.

b. Ciri-ciri Narasi Sugestif

Semi (2007:53), mengemukakan enam ciri-ciri narasi sugestif yaitu sebagai berikut. Pertama, tulisan itu berisi tentang kehidupan manusia. Kedua, peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi dan boleh gabungan keduanya. Ketiga, cerita itu memiliki nilai keindahan baik keindahan isinya maupun penyajiannya. Keempat, di dalam peristiwa itu ada konflik yaitu pertentangan kepentingan, kemelut atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.

Kelima, di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.

Keenam, tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.

Keraf (2012:138-139), mengemukakan bahwa ada empat ciri-ciri narasi sugestif yaitu sebagai berikut. Pertama, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. Kedua, menimbulkan daya khayal. Ketiga, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna. Keempat, bahasa yang digunakan adalah bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.

c. Struktur Narasi Sugestif

Menurut Dalman (2012:114), struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya yaitu sebagai berikut. Pertama, perbuatan.

Kedua, penokohan. Ketiga, latar. Keempat, sudut pandang. Kelima, alur.

Dalman (2012:115), mengemukakan bahwa perbuatan lahir dari situasi.

Situasi itu harus mengandung unsur-unsur yang mudah meledak atau mampu meledakkan; setiap saat situasi dapat menghasilkan suatu perbuatan yang dapat membawa akibat atau perkembangan lebih lanjut di masa depan. Selain itu, menurut Dalman (2012:107-108), penokohan yaitu mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian, latar yaitu tempat/waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar secara umum, titik pandang atau sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Apa pun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab, watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan para pembaca dan alur merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Alur dengan jalan cerita memang tak terpisahkan tetapi harus dibedakan. Jalan cerita memuat kejadian tetapi suatu kejadian ada karena sebabnya dan alasan. Yang menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur, suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian.

Menurut Keraf (2012:145), struktur narasi terdiri atas lima, yaitu sebagai berikut. Pertama, perbuatan. Perbuatan dalam narasi merupakan aksi atau tindak-tanduk. Rangkaian perbuatan atau tindakan menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi. Rangkaian tindakan membuat kisah itu hidup. Kedua, penokohan. Penokohan merupakan penggambaran tokoh-tokoh yang berperan dalam tindakan-tindakan itu dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. Ketiga, latar. Latar (setting), waktu, kiasan makna (khususnya narasi fiktif). Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas. Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Keempat, sudut pandangan. Sudut pandangan adalah tempat atau titik dari mana seorang melihat objek deskripsinya. Sudut pandangan ini dipergunakan dalam deskripsi. Dari titik atau tempat tadi pengarang mulai mengadakan deskripsi atas obyek garapannya ke tempat yang lebih jauh, atau dari tempat yang lebih jauh perlahan-lahan menuju ke titik tadi. Kelima, alur. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan itu dan bagaimana situasi dan perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu.

d. Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Sugestif

Indikator penilaian dalam menulis paragraf narasi berdasarkan ciri-ciri narasi sugestif yang dikemukakan oleh Keraf (2012:138-139). Pertama, menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. Kedua, menimbulkan daya khayal. Ketiga, penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar. Keempat, bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.