PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MELALUI MEDIA ANIMASI KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP
UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH:
ANDI ISWANDI ANWAR NIM. 105331120416
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FEBRUARI 2021
ABSTRAK
Andi Iswandi Anwar. 2020. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Narasi Melalui Media Animasi Kartun pada Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar. Skripsi.Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Munirah dan Pembimbing II Muhammad Dahlan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui Media Animasi Kartun pada mata pelajaran menulis paragraf narasi. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana menerapkan media animasi kartun untuk meningkatkan hasil belajar menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dimana disetiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan.Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar yang terdiri atas 22 Siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan Siklus II dengan target ketuntasan minimal, yaitu 75,00. Nilai rata-rata siswa dari siklus I sebesar 40,90, pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 77,27 persen. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari jumlah ketuntasan siklus I sebesar 40,90 persen, dan siklus II meningkat menjadi 77,27 persen. Perilaku siswa juga mengalami perubahan yang positif selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf narasi melalui media animasi kartun.Siswa lebih aktif dan tertarik untuk belajar menulis paragraf narasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut , guru Bahasa Indonesia disarankan untuk menggunakan media animasi kartun dalam pembelajaran menulis paragraf narasi.
Kepada peneliti selanjutnya agar menerapkannya pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya, tujuannya untuk membuktikan bahwa dengan media animasi kartun adalah langkah yang efektif digunakan dalam pembelajaran.Namun perlu diperhatikan kesesuaian media dengan materi yang diberikan.
Kata Kunci:Paragraf Narasi, Media Animasi Kartun vii
KATA PENGANTAR مسب الله رلا انمح رلا ميح
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkankepada Allah Subhanahu WaTaala Yang Maha Pengasih, kepada seluruh hamba-Nya atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Salam dan salawat kepada Nabiullah Muhammad Sallallaahu Alaihi Wasallam semoga senantiasa tercurah kepadanya, demikian pula seluruh keluarga dan para sahabat yang senantiasa setia mengikuti ajaran yang dibawanya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal, namun sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari kesempurnaan, baikdari segi sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulismenyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat doa dan bantuan yang senantiasa diberikan oleh segenap keluarga. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada dosen pembimbing I Dr. Munirah, M. Pd. Dan pembimbing II Muhammad Dahlan, S. Pd., M. Pd. yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Andi Anwar dan Ibu Andi Nudiah, seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar beserta rekan-rekan yang telah membantu dan mendoakan maupun telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Makassar, Oktober 2020
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... B. RumusanMasalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. ManfaatP enelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 8
B. Kerangka Pikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28
C. Desain Penelitian ... 29
D. Instrumen Penelitian... 35
E. Teknik Penelitian ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 38
G. Indikator Keberhasilan ... 39
BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan ... 59
BAB VSIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61
B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Penilaian Paragraf narasi ... 34 Tabel 3.2 Penilaian Paragraf Narasi ... 34 Tabel 4.1 Tenaga Pengajar Sekolah Menengah Pertama Unismuh Maakassar .... 42 Tabel 4.2 Keadaan Siswa Sekolah Menengah Pertama Unismuh
Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar Tahun Ajaran 2019/2020 ... 44 Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Kelas VII
SMP Unismuh Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar melalui
Media Animasi Kartun pada Siklus Pertama ... 49 Tabel 4.4 Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Kelas VII SMP
Unismuh Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar melalui Media Animasi Kartun pada Siklus Pertama pada Siklus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi sesama individu. Maksudnya ialah, dengan adanya bahasa, individu diharapkan bukan hanya menggunakan sebagai alat komunikasi saja melainkan mampu untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa juga merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer (mana suka) yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri baik secara lisan maupun secara tulisan. Selain itu, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun juga merupakan pengertian dari bahasa.
Pembelajaran bahasa indonesia di dalam kurikurum, tidak hanya menekankan individu berfokus pada teori bahasa tetapi sangat penting untuk sikap dan pemakaian bahasa . Menurut Tarigan, 1994:1 (dalam jurnal Indrianingsih, 2013), menyatakan bahwa keterampilan berbahasa meliputi empat komponen, yaitu menyimak(mendengar), berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut mempunyai hubungan antara satu dengan yang lain. Salah satu yang harus dikuasi siswa dari keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu keterampilan menulis.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.Menulis merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan terkhusus pada materi Paragraf narasi.
Pembelajaran menulis Paragraf narasi merupakan salah satu keterampilan menuangkan ide pikiran kedalam tulisan.Pembelajaran menulis Paragraf narasi dalam kurikulum K13 diterapkan pada peserta didik kelas VII SMP.Paragraf narasi bertujuan untuk melatih peserta didik dalam mengembangkan ide dan gagasannya kedalam bentuk Paragraf narasi.
Paragraf narasi merupakan materi yang dipelajarai siswa kelas VII SMP pada semester ganjil. Berdasarkan hasil Observasi peneliti di SMP Unismuh Makassar, di sekolah tersebut peneliti menemukan salah satu masalah yaitu kemampuan siswa menulis Paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar masih dibawah standar pencapaian minimal yang ditetapkan sekolah, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian Kemampuan menulis Paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar menggunakan media Animasi Kartun dikarenakan masih sedikit peserta didik yang memiliki motivasi dan kemampuan menulis terkhusus dalam menulis Paragraf narasi, sehingga aktivitas, ide dan kreativitas siswa kurang berkembang. Selain itu, media yang digunakan guru juga monoton dan kurang variatif sehingga sangat memengaruhi minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Masalah juga sering kali terjadi saat proses pembelajaran yang dimana siswa masih banyak bermain sehingga masih sedikit siswa yang kurang memerhatikan gurunya saat sedang menjelaskan materi, hal ini juga mengakibatkan siswa kurang paham materi yang disampaikan oleh gurunya.
Penelitian menggunakan media Animasi kartun juga pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya oleh Fitri Intan Nur laili (2016) dalam penelitiannya, setelah 3
menggunakan media animasi ada pengaruh antara penggunaan media animasi dengan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf narasi. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh dua penelitian sebelumnya yaitu Furoidah pada tahun (2016) dan Ismail (2017).Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan media animasi terhadap hasil belajar siswa.Tentu saja pengaruh yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan media animasi dalam kegiatan pembelajaran menulis Paragraf narasi.
Animasi adalah salah satu hiburan yang disukai kalangan remaja khususnya kalangan pelajar SMP, animasi kartun dapat menampilkan gambar-gambar khayalan yang menarik sehingga dianggap mampu meningkatkan hasil belajar menulis Paragraf narasi siswa.Dengan media Animasi Kartun dapat memancing siswa dalam mengembangkan daya fikir, ide-ide, gagasan serta imajinasi yang lebih luas kedalam Paragraf narasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka media animasi kartun adalah salah satu media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa khususnya dalam menulis paragraf narasi.Oleh karena itu Media animasi kartun adalah salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan kemampuan menulis Paragraf narasi menggunakan media Animasi Kartun pada siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar ?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menlis paragraf narasi menggunakan media animasi kartun pada siswa kelas VII SMP Unismuh makassar
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Sebagai informasi dan teori baru bagi peserta didik, pendidik maupun peneliti bahwa dengan menggunakan media Animasi Kartun dapat meningkatkan kemampuan menulis Paragraf narasi siswa SMP Unismuh Mkassar.Selanjutnya, memperkaya pengetahuan, memperluas wawasan tentang materi paragraf narasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi melalui media Animasi Kartun.
b) Bagi Guru
1) Memberikan pengalaman bagi guru dalam meningkatkan potensi pembelajaran menulis Paragraf narasi siswa dengan menggunakan media Animasi Kartun. 2) Sebagai salah satu pilihan media yang dapat digunakan guru untuk memperbaiki
hasil belajar menulis paragraf narasi c) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan acuan atau pertimbangan untuk meneliti masalah yang relevan bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang keterampilan menulis sudah sering dilakukan oleh para peneliti lainnya dalam penyusunan skripsi meski. Meskipun sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli namun penelitian yang telah dilakuka tidak sama persis dan tidak terdapat kesamaan dalam pemakaian metode atau teknik maupun media yang digunakannya.
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai acuan antara lain:
a. Munirah, Aliem Bahri, Fatmawati (2019) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Gambar Seri pada Keterampilan Menulis Cerita Dongeng Kelas III SDdari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa media gambar seri berpengaruh digunakan dalam keterampilan menulis cerita dongeng siswa kelas III SD Negeri 37 Pa’rasangang Beru Kabupaten Bantaeng.
b. Sri (2016) dalam penelitiannya yang Berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Dengan Menggunakan Media Animasi Kartun Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Semarang, memperoleh hasilyang memuaskan. Keterampilan menulis paragraf narasi siswa meningkat 11,94% dengan nilai rata-rata 67 pada siklus 1 dan nilai rata-rata-rata-rata 75 pada siklus II. Adapun perubahan perilaku siswa, yaitu siswa semakin aktif dan antusias dalam belajar tanpa ada
tekanan dan lebih termotifasi untuk menulis paragraf narasi serta tidak bermalas-malasan dalam proses pembelajara.
c. Susparni (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Melalui Teknik Pemberian Tugas dengan Media Tes Lagu Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bumijawa Tegal, memperoleh hasil yaitu Keterampilan menulis paragraf narasi prasiklus 77 nilai tertinggi dengan nilai rata-rata 56,17. Pada siklus I nilai tertinggi 86 dengan rata-rata 70,55 dan nilai siklus II nilai tertinggi 93 dengan nilai rata-rata 76,87. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik pemberian tugas dengan media teks lagu dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi siswa.
d. Asih (2008) dalam Penelitiannya yang berjudul Keterampilan Menulis Paragraf narasi Menggunakan media Komik strip melalui Teknik Pemodelan pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Sragen, memperoleh hasil yaitudengan menggunakan media komik dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,66. Pada siklus II diperoleh 79,31% atau meningkat sebesar 10,65% dari rata-rata siklus I. selain pembelajaeran menulis Narasi menggunakan media komik strip melalui teknik tidak monoton dan meyenangkan juga terjadi perubahan tingkah laku dalam peneltian ini yaitu para siswa tampak senang, bersemangat, antusias, dan serius mengikuti pembelajaran menulis narasi.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang saya lakukan sehingga dijadikan sebagai acuan penelitian.Persamaan dari keempat penelitian tersebut sama-sama merujuk pada keterampilan menulis paragraf narasi.Letak
perbedaannya kita bisa melihat dari hasil setiap penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan media yang diteliti juga berbeda-beda.
Dari beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa media gambar atau media animasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis, khususnya dalam menulis paragraf narasi. Dari segi pemakaian, media gambar dapat menjadikan perilaku siswa menjadi lebih semangat, antusias dalam mengikuti pemebelajaran menulis narasi, sedangkan dari aspek hasil, gambar dapat meningkatkan kualitas, struktur ejaan, dan isi tulisan yang dibuat siswa.
2. Landasan teori
a. Keterampilan Menulis
Keterampilan adalah keahlian seseorang dan dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Sedangkan dalam KBBI menurut Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (2005:1180) menyebutkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Dalam KBBI (2002:1219) yang dikutip oleh Acep Yoni (2010:34), menulis diartikan sebagai melahirkan pikiran atau perasaan 9seperti mengarang atau membuat surat) dengan tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat menuangkan ide-idenya atau meluapkan isi perasaannya. Dengan demikian, menulis merupakan suatu cara mengekspresikan pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan
Menurut tarigan (1986:3-4) menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatkan
grafologistruktur kata, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam jurnal: http://enpritis.uny.ac.id) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur.
Daeng Murjamal (2011:69) juga berpendapat bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa menulis merupakan suatu cara dalam mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pemikirannya kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
Menulis dapat diistilahkan mengarang, yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui Bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.Dikutip dari (http://repository.unpas.ac.id).
Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan dan buah pikirannya melalui tulisan.Buah pikir tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan, pengalaman, keinginan, atau perasaan seseorang yang dirancang sedemikian rupa agar dapat dipahami pembaca.
b. Tujuan Menulis
Menulis mempunyai banyak tujuan yang penting bagi pengembangan intelektual seseorang. Orang yang telah menyadari arti penting dari menulis, akan tumbuh minatnya terhadap kegiatan menulis. Semakin tinggi minat seseorang untuk menulis maka semakin besar kemungkinan ia mahir menulis yang dapat dicapai dengan latihan secara terus-menerus
Menurut keraf (2010:23), tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar yang disebut wacana onformatif.
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana narasi.
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan estetik yang disebut tulisan literer.
4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api yang disebut wacana ekspresif.
Salah satu fungsi dalam menulis yaitu sebagai sarana untuk mengungkapkan diri yang artinya dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan hati, seperti saat gelisah maupun untuk meluapkan amarah. Menulis juga dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat dan bukan sekadar penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan peka terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehingga ia menjadi seseorang yang kreatif. menulis sama halnya dengan ketiga keterampilan berbahas lainnya yang merupakan suatu proses
pengembangan. menulis menuntut watu, kesempatan, pengalaman, pelatihan, keterampilan-ketrampilan yang khusus, dan pengajaran langsng menjadi pnulis. Adapun manfaat dari menulis ialah meningkatkan kcerdasan, mengembangjan daya inisiatif dan krativitas, menumbuhkan rasa berani, dan mendorong kemauan dan kemampuan dalam mengumpulkan informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai tujuan bagi peneliti dan juga pembacanya, yaitu sebagai alat komunikasi tidak langsung, dan memudahkan daya pikir kritis, mempertajam daya tangkap/daya ingat, memberika kesenangan, mempengaruhu dan meyakinkan pembaca, menyampaikan ide/gagasan, serta perasaan kepada orang lain.
c. Paragraf
1) Pengertian paragraf
Paragraf didefinisikan secara bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga yang cukup rumit dan terperinci. Pertama, perlu disebutkan bahwa paragraf sesungguhnya merupakan sebuah karangan mini. Dikatakan sebagai karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat didalam karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat didalam karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-mengarang dan tulis-menulis pula
Menurut Rahardi (2009 : 101-158), mengemukakan bahwa paragraf merupakan bagian karangan/tulisan yang membentuk satu kesatuan pikiran atau ide atau gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok yang dikemas
dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat utama. Dari kalimat utama paragraf itulah kalimat-kalimat penjelas, baik yang sifatnya mayor ataupun minor, ditulis secara tuntas, lengkap dan terperinci
Menurut Keraf (dalam Nursinar, 2013:25), paragraf (alinea) adalah tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Sri dkk (2013), mengatakan bahwa paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membentuk suatu gagasan (ide). Dalal hirarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Dari beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang didalamnya terdapat kalimat utama dan kalimat penjelas
2) Fungsi Paragraf
a) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
b) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
c) Menandai peralihan (pergantian0 gagasan baru sebgai karangan yang terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
d) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
e) Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil, dan
f) Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdirii atas beberapa variabel.
3) Syarat-syarat Paragraf
Menurut Wijayanti, dkk (2013), sekumpulan kalimat dikatakan paragraf jika memenuhi syarat-syarat kesatuan, kesinambungan, kelengkapan, dan keberurutan. Menurut Wijayanti, dkk (2013) sekumpulan kalimat dikatakan paragraf jika memenuhi syarat-syarat kesatuan, kesinambungan (koherensi), kelengkapan, dan keberurutan.
a) Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu topik yang didiskusikan didalam paragraf. Kalimat-kalimat di dalam paragraf disusun bertalian 9relevan) dengan menggunakan gagasan pokok didalam kalimat topik. Tidak ada penjelasan yang saling bertentangan. Untuk menjaga agar kalimat yang ditulis tidak menyimpan dari gagasan pokok, cobalah terus mengungkapkan didalam hati tentang kebertalian gagasan antara kalimat yang ditulis dengan gagasan pokok.
b) Kesinambungan (koherensi)
Kesinambungan paragraf diperlihatkan dengan adanya jalinan antar kalimat yang erat dan peralihan atas pergerakan dari kalimat ke kalimat yang berjalan logis (seperti kronologis, divisi gagasan, atau perbandingan) dan menggunakan pemarkah transisi yang tepat seperti repetisi, konjungsi, atau penggunaan pronominal. Repetisi (pengulangan) dilakukan terhadap kata kunci termasuk pengulangan dengan imbuhan sebagai penekanan. Kata atau frase peralihan yang umum digunakan antara lain sebaliknya, sesudah itu, akan tetapi, maka, oleh karena itu, dan oleh sebab itu. Kata ganti (pronominal) juga dapat digunakan, misalnya ia, dia, -nya, mereka, demikian, dan diatas.
c) Kelengkapan
Paragraf perlu dikembangkan dengan kalimat-kalimat penejelas yang menunjang gagasan pokok atau kalimat pokok, jangan dikembangkan atau diperluas hanya dengan pengulangan gagasan pokok kalimat sebelumnya, karena itu, penulis hendaknya menyampaikan informasi secara memadai dan lengkap agar pembaca benar-benar memahami maksud penulis.
d) Keberurutan
Keberurutan berkaitan dengan bagaimana informasi ditulis sesuai dengan gaya penulisan. Pola yang umum digunakan untuk menjelaskan gagasan pokok paragraf adalah, umum ke khusus, khusus ke umum, keseluruhan ke bagian-bagian, pertanyaan ke jawaban, akibat ke sebab atau sebab ke akibat
4) Jenis-jenis paragraf
Munirah (2015), dalam sebuah karangan (komposisi). Biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya
a) Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai kepada pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh karena itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
b) Paragraf pengembang
Paragraf pengembang adalah yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir didalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang, dengan kata lain paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, satu paagraf dan paragraf lainnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentasi
c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil didalam karangan itu. Biasanya paragraf
penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya
d. Paragraf narasi
Salah satu keterampilan menulis yang dituntut untuk dapat dikuasai siswa kelas VII SMP, yaitu keterampilan menulis paragraf narasi. Menurut Kadariyah (2015:30) Paragraf narasi adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Namun, narasi bisa juga dimulai dari peristiwa di tengah atau paling belakang, sehingga memunculkan flashback.Narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu (Keraf, 2007:36).
Menurut Parera (dalam Purwaningrum dan Purwadi, 2013:2) narasi adalah satu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.Karangan narasi mementingkan suatu urutan kronologis dalam peristiwa, kejadian, dan masalah. Narasi (penceritaan atau pengisahan) adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian atau peristiwa. Sasaranya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.Sederhananya narasi merupakan cerita.Pada paragraf narasi terdapat tiga unsur pokok diantaranya kejadian, tokoh dan konflik.
Widjono (2007 : 175) Paragraf narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan , keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir hingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain.
Bahasanya berupa berupa paparan yang gayanya bersifat naratif.eks narasi atau Paragraf Naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian cerita yang lengkap.
Keraf (2001 : 137) suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian yang seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalaha unsur perbuatan atau tindakan.Apa yang terjadi tidak lain tindak-tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu.
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut maka saya dapat menyimpulkan bahwa Paragraf narasi adalah karangan berupa khayalan penulis, yang ditulis secara teratur (berdasarkan urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian cerita.
e. Struktur Paragraf narasi
Menurut Waluyo (2016:40) Paragraf narasi dibangun oleh suatu struktur meliputi: Orientasi, Komplikasi, Evaluasi, Resolusi, dan Koda.
1) Orientasi, merupakan pengenalan suatu cerita
2) Komplikasi, merupakan bagian inti atau isi dari suatu cerita yang menjelaskan tentang peristiwa itu.
3) Evaluasi, merupakan bagain yang menjelaskan bagaimana masalah dari suatu peristiwa akan diselesaikan
4) Resolusi, merupakan bagian yang menjelaskan solusi dari permasalahan suatu peristiwa yang diceritakan.
5) Koda, merupakan bagian penutup yang menjelaskan kaitan atau makna dari suatu peristiwa yang diceritakan.
f. Unsur Intrisik Paragraf narasi
Menurut Waluyo (2016: 37) unsur intrinsik Paragraf narasi meliputi: 1) Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya.
2) Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah pemeran atau pelaku dari suatu cerita, sedangkan Penokohan adalah sifat atau watak dari masing masing tokoh.
3) Amanat
Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup.
4) Alur/plot
Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. 5) Latar/Setting
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
6) Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.
g. Ciri-ciri Paragraf narasi
menurut Keraf (2010) ciri-ciri paragraf narasi adalah sebagai berikut: 1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2) Dirangkai dalam urutan waktu.
3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi. 4) Ada konflik.
h. Jenis Paragraf narasi
Paragraf narasi dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu, paragraf narasi ekspositoris dan sugesti.
1) Narasi Ekpositoris, Jenis narasi ini mengisahkan serangkaian kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan nyata atau bisa disebut dengan narasi nonfiksi. paragraf narasi bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca untuk mengtahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya yaitu rasio yang isinya menyampaikan informasi untuk memperluas pengtahuan bagi pembaca. Contohnya riwayat perjalanan, biografi, autobiografi dan lain-lain.
2) Narasi Sugesti, Jenis narasi ini mengisahkan suatu hasil khayalan atau imajinasi dari pengarang, sehingga bersifat fikti. Jenis karangan ini menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi. Rangkain kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk mengambarkan sifat, ciri, atau watak diciptakan sugesti tertentu pada pembaca. Narasi Sugesti ini selalu melibatkan imajiansi karena
sasaran yang ingin dicapai ialah kesan terhadap peristiwa itu. Contohnya: Cerpen, donggeng, novel dan sebagainya.
i. Kaidah Kebahasaan Paragraf narasi
1) Penggunaan kata kerja yaitu kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, pekerjaan, proses atau kejadian.
2) Penggunaan kata sandang yaitu kata yang digunakan untuk membatasi kata benda.
3) Penggunaan Keterangan waktu dan tempat ini biasanya digunakan untuk menghidupkan suasana. Kata keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan kata keterangan waktu digunakan kata depan pada atau kata yang menunjuk informasi waktu.
4) Penggunaan kata hubung juga disebut dengan konjungsi. Kata hubung ini merupakan kata tugas yang menghubungkan antarklausa, antar kalimat, dan antar paragraf.
5) Kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat langsung merupakan kutipan langsungdari pembicaraan yang sama persis dengan apa yang dikatakan, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang digunakan untuk memberitahu perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.
j. Media
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi
dari satu sumber kepada penerimanya. Dalam dunia pengajaran pada umumnya pesan atau informasinya adalah para siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh para siswa.
Media pengajaran adal suatu alat yang dipergunakan guru dalam proses penyampaian pegajaran kepada siswa untuk membantu, mempermudah, memperlancar jalannya pengajaran sehingga materi tersebut dapat dipahami oleh siswa. Fungsinya adalah sebagai alat yang membantu siswa dalam memahami materi melalui pengalaman yang tidak langsung itu (Hidayat, Dkk 1998:107). Media pembelajaran adalah suatu media yang bermuataan pesan tertentu yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu pula. Oleh karena itu, media pembelajaran disebut juga sebagai perantara.
Penggunaan media dan strategi yang tepat akan menimbulkan minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sehingga memacu siswa untuk lebih bersikap kreatif khususnya menulis paragraf narasi. Dalam peneltian tindakan kelas ini penulis memilih animasi kartun sebagai media.
k. Media Animasi Kartun
Kata media berasal dari bahasa latinn medus yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Trianto dalam jurnalnya, Peningkatan Keterampilan menulis Paragraf Narasi Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Gumukrejo Kabupaten Piringsewu mengemukakan istilah medium sebagai pengantara yang mengantar informasi antara sumber da penerima. Jadi televisi, film, radio, foto, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya.
Menurut Arsyad (2007:21), bahwa dampak positif dari penggunaan media sebagai bagaian integral pembelajaran dikelas sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. 2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan prisip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau dperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap[ apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan dan,
8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif
Trianto mengatakan pengguanan media dalam pembelajaran memiliki tujuan instruksional yang mengandung maksud pengajaran. Media itu lebih sering disebut dengan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan (the carriers of messages) dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan. Media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan
secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana ( arti empit). Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1) Bahan yang disajian menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalisrtik.
2) Metode pembelajaran lebih bervariatif
3) Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktifitas 4) Pembelajaran lebih menarik, serta
5) Mengatasi keterbatasan ruang
Media animasi merupakan rangkaian gambar visual yang memberikan ilusi gerak pada layar komputer. Hal ini sesuai dengan pendapat Burke (2000: 33), beberapa fungsi animasi diantaranya dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian siswa pada aspek penting dari materi yang dipelajarinya, dapat digunakan untuk mengajarkan pengetahuan prosedural, penunjang belajar siswa dalam melakukan proses kognitif.
Trianto dalam jurnalnya “peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi menggunakan media gambar siswa kelas VII Smp Gumukrejo Kabupaten Pringsewu, mengatakan animasi memiliki tiga fungsi dalam pembelajaran yaitu mengambil perhatian, presentasi, dan latihan. Animasi untuk menarik perhatian dimaksudkan agar siswa dapat memilih persepsi ciri-ciri tampilan tertentu dari pembelahan sel saat informasi tersebut disampaikan dan diproses dalam memori jangka pendek. Animasi membantu dalam memperpanjang aspek visual dari memori jangka panjang.
Hamzah (2012: 55). Dalam Jurnal “Penggunaan Media Animasi Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Organ Pencernaan Manusia”, menyatakan bahwa animasi yang anda buat membuat siswa lebih mengingat materi lebih lama, gambar gambar yang ada dapat memperjelas materi yang belum dipahami.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media animasi dapat membantu siswa dalam proses belajar, siswa menjadi lebih mudah mengingat materi, siswa juga menjadi lebih semangat dalam belajar. Yang berarti bahwa aktifitas belajar siswa meningkat
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan akan terpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Saat ini banyak media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya yang sesuai dengan materi pembelajaran adalah media animasi kartun. Media animasi kartun dapat menyajikan informasi secara lebih konkrit, sehingga informasi tersebut lebih mudah dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan.
Animasi dapat menampilkan urutan-uruitan gambar dari suatu peristiwa seperti kejadian yang seharusnya. Selain itu animasi dapat menjelaskan perubahan keadaan tiap waktu. Hal ini sangat membantu dalam menjelaskan informasi yang bersifat prosedural atau urutan kejadian. Dengan demikian, diharapkan media animasi kartun dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam
menulis paragraf narasi. prosedural atau urutan kejadian. Dengam demikian, diharapkan media animasi kartun dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menulis teks Narasi.
Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menulis Paragraf Narasi Siklus N Media Animasi kartun Kemampuan siswa menulisParagraf Narasi meningkat Kurikulum K13
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Suharsimi Arikunto, dkk, (1996: 3), mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. sedangkan, Kunandar (2012: 45) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan gruru (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau menaikkan mutu siklus.
Berdasarkan jenis-jenis penelitian tindakan kelas, di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tindakan kolaborasi. Menurut Dr. H. Amiruddin Hatibe (2015:38) Penelitian tindakan kolaborasi adalah bentuk penelitian yang melibatkan beberapa pihak yaitu peneliti dan guru kelas untuk bekerja sama menjadi suatu tim peneliti mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan sampai dengan refleksi. Peneliti dan guru kelas secara bersama-sama melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa dengan media Animasi Kartun.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Penelitian tersebut dilaksanakan di SMP Unismuh makassar, jalan Talasalapang Raya No. 40 D kota Makassar. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil survei melalui observasi dan hasil tes menulis paragraf narasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VII, ditemukan adanya permasalahan dalam pembelajaran menulis paragraf anarasi yaitu rendahnya keterampilan menulis paragraf narasi siswa..
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Adapun jumlah siswa yang terlibat adalah 104 siswa dimana terdiri dari 61 siswa laki-laki dan 43 siswa perempuan
C. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan didalam penelitian ini adalah desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart, 1988 (Kasihani Kasbolah,1999: 113). Desain Penelitian Kemmis dan Mc Taggart merupakan desain penelitian yang mengguanakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refkelsi
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan
Penyusunan perencanaan tindakan dilakukan untuk merumuskan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti yaitu adalah rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dikalukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Hasil dari perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti menemukan masalah penelitian yang ditemukan berdasarkan hasil observasi awal. Masalah yang dipilih adalah meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian.
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, yaitu media Animasi Kartun.
d. Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
e. Melakukan tes untuk mengukur hasil karangan narasi siswa. Tes dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
2. Melaksanakan Pembelajaran/ Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.Namun, perencanaan yang dibuat bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Oleh
karena itu, penelitian bersifat tidak tetap dan dinamis, yang memerlukan keputusan cepat tentang apa yang perlu dilakukan. Pada tahap ini, guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menulis karangan narasi dengan menggunakan media film. Peneliti melaksanakan tindakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan media film. Pengamatan difokuskan pada keaktifan siswa saat menulis karangan narasi siswa, kegiatan yang dilakukan oleh guru, dan situasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.Pengamatan dilakukan terhadap siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran.Observasi terhadap hasil pelaksanaan tindakan dilakukan untuk mendokumentasikan hasil menulis karangan narasi siswa sebagai dasar untuk kegiatan refleksi untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada kegiatan selanjutnya (revisi).
Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai observer yang melakukan pengamatan dengan pedoman lembar observasi.Selain itu, peneliti juga mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi.Setelah itu, peneliti dan guru berdiskusi mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pengamatan.Refleksi dilakukan secara bertahap untuk memperbaiki pelaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan dan kendala kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran.
Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan, dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya. Apabila pada tindakan pertama hasil penelitian masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, dapat dilakukan perbaikan terhadap kekurangan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran sebelumnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Penyusunan perencanaan tindakan dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil observasi.Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Hasil dari perencanaan adalah sebagai berikut.
a. Peneliti menemukan masalah yang ditemukan berdasarkan hasil observasi awal. Masalah yang dipilih adalah meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian.
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, yaitu media Animasi Kartun.
d. Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan tindakan kelas.
e. Melakukan tes untuk mengukur hasil karangan narasi siswa. Tes dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
2. Melaksanakan Pembelajaran/ Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi pada siklus I ini adalah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.Materi pembelajaran adalah keterampilan menulis Paragraf narasi melalui media animasi kartun.Setiap pelaksanaan dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Pada pertemuan pertama, tahap persiapan dilakukan dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dengan memberikan apersepsi kepada siswa mengenai tujuan dan manfaat serta petunjuk pembelajaran menulis paragraph narasi melalui media animasi kartun.
Pada tahap pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran paragraf narasir. Guru memberi contoh paragraf narasi pada siswa dan menuntun siswa menemukan aspek-aspek yang ada dalam paragraf narasi. Guru bersama siswa menemukan langkah-langkah menulis paragraf narasi dan memberi kesempatan pada siswa menulis paragraf narasi, kemudian guru menugasi siswa untuk berlatih menulis paragraf narasi dengan menggunakan media animasi kartun sebagai
sumber inspirasinya. Setelah paragraf narasi selesai ditulis, tiap- tiap siswa diarahkan untuk saling mengomentari paragraf narasi teman sebangkunya, kemudian memastikan tulisan paragraf narasinya sudah benar. Kemudian guru mengambil tiga contoh hasil tulisan siswa untuk ditampilkan didepan kelas dan siswa lain boleh mengomentarinya.
Apabila terjadi penyimpangan pendapat guru segera meluruskan sambil memberi penguatan. Sebagai tindak lanjut, guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk menulis paragraf narasi dengan memilih salah satu gambar karukatur yang tersedia sebagai bahan tema atau mencari media animasi kartun lain agar lebih banyak pilihannya.
5. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf narasi dengan media animasi kartun. Pengamatan difokuskan pada keaktifan siswa saat menulis karangan narasi siswa, kegiatan yang dilakukan oleh guru, dan situasi pada saat pelaksanaan pembelajaran.Pengamatan dilakukan terhadap siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran. Observasi terhadap hasil tindakan dilakukan untuk mendokumentasikan hasil menulis karangan narasi siswa sebagai dasar untuk kegiatan refleksi untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada kegiatan selanjutnya (revisi).
Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai observer yang melakukan pengamatan dengan pedoman lembar observasi.Selain itu, peneliti juga mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi.Setelah itu, peneliti dan guru
berdiskusi mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
6. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pengamatan.Refleksi dilakukan secara bertahap untuk memperbaiki pelaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan dan kendala kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran.
Data ataun hasil perubahan setelah adanya tindakan, dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya. Apabila pada tindakan pertama hasil penelitian masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, dapat dilakukan perbaikan terhadap kekurangan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran selanjutnya.
D. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes menulis karangan narasi siswa.Soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan menulis karangan narasi.Instrumen ini dipilih karena penelitian ini berfokus pada hasil setelah pelaksanaan tindakan, yaitu peningkatan keterampilan menulis Paragraf narasi dengan menggunakan media Animasi Kartun.
Tabel: penilaian Paragraf narasi No Aspek
yang dinilai
kriteria Penilaian
Baik sekali Baik Kurang baik Perlu Bimbingan 4 3 2 1 1 Kesesuaian isi dengan judul ata tema Seluruh isi karangan sesuai judul atau tema Setengah atau lebih isi karangan sesuai judul atau tema Kurang sesuai isi judul atau tema karangan Seluruh isi karangan belum sesuai 2 Keruntutan cerita Seluruh isi karangan tersusun dengan runtut Setengah atau lebih isi karangan tersusun dengan runtut Kurang darisetengah isi karangan tersusun runtut Seluruh isi karangan belum tersusun dengan runtut 3 Ketepatan ejaan Seluruh tulisan menggunakan ejaan yang tepat Setengah tulisan menggunakan ejaan yang tepat Kurang dari setengah tulisan menggunakan ejaan yang tepat Seluruh tulisan belum menggunakan ejaan yang tepat
Perolehan nilai = Skor perolehan x 100 Skor maksimal
(sumber: Ahmad Human Tappa:2017:32-33) Table: Kriteria Penilaian Paragraf narasi
Angka Keterangan
86-100 Sangat Baik
75-85 Cukup Baik
50-74 Sedang
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi, dokumentasi dan penilaian karangan.
1. Teknik Tes
Teknik Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa menulis Paragraf narasi. Arikunto (2007: 129) menyatakan bahwa teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui media animasi kartun. Teknik Tes digunakan untuk memberikan tugas menulis teks narasi.
2. Teknik Observasi
Burhan Nurgiyantoro (2013: 93), mengemukakan bahwa observasi (pengamatan) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Pengamatan dilakukan kepada objek secara langsung, cermat, dan sistematis dengan mendasar pada rambu-rambu tertentu. Biasanya kegiatan pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap suatu hal yang diamati.
Teknik Observasi digunakan peneliti untuk mengamati setiap kegiatan yang berlangsung dan mencatat dalam lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan tindakan.
Peneliti melakukan observasi dengan melakukan pengamatan langsung kegiatan pembelajaran menulis paragraf narasi pada siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.Selain melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan pencatatan menggunakan lembar observasi. Melalui observasi, peneliti
akanmengetahui kendalakendala yang dihadapi oleh siswa dalam menulis karangan narasi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif diperoleh dari data non tes yaitu observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi.Data observasi dan jurnal kegiatan siswa yang dikelompokkan berdasarkan aspek aspek yang diteliti.Dalam hal ini, data observasi dan jurnal digunakan untuk memilih siswa yang mengalami kesulitan untuk dijadikan responden dalam wawancara.
Data wawancara yang digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa, sehingga dapat dicari penyelesaiannya dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf narasi yang tengah dilakukan.
2. Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh siswa setelah tes dilakukan.Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada akhir siklus I dan akhir siklus II.Nilai masing-masing siswa pada setiap akhir siklus dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut dihitung persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑀 = Σ𝑋 𝑁
Keterangan: M = nilai rata-rata ∑x = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa
untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa, dilakukan perbandingan nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II. Apabila nilai rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata siklus I maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis paragraf narasi siswa meningkat.
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini akan dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan keterampilan menulis paragraf narasi yang ditunjukan dengan meningkatnya jumlah nilai rata-rata kelas. Adapun kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan adalah 75%
Kemampuan menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassarmelaluiumedia animasi kartun, diklasifikasikan atas 5 kategori adalah sebagai berikut: 86 – 100 Sangat Mampu (SM) 75 – 85 Mampu (M) 61 – 74 Cukup Mampu (CM) 51 – 60 Kurang Mampu (KM) <50 Tidak Mampu (TM)
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil penelitian
Hasil penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap 22 subjek penelitian di kelas VII SMP Unismuh Makassar.Hasil tes siklus I dan siklus II berupa keterampilan menulis paragraf narasi dengan media animasi kartun.disajikan dalam dua bagian, dianalisis secara deskriptif yaitu deskriptif hasil siklus pertama dan siklus kedua. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus pertama dan kedua, yaitu sebagai berikut:
Deskripsi Hasil Siklus I
Kegiatan pada siklus pertama meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar melalui media animasi kartun. Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Hasil dari perencanaan yang dilaksanakan adalah menyusun pedoman aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, menyusun lembar kerja, menyusun format penilaian keterampilan menulis paragraf narasi siswa, menetapkan waktu kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan, dan menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 75% (mampu).
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan perincian yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes keterampilan menulis paragraf narasi siswa. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin 3 Februari 2020 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis 6 Februari 2020 diikuti oleh 22 Siswa kelas VII A2 SMP Unismuh Makassar. Proses pembelajaran melalui media animasi kartun, dibagi menjadi tiga kegiatan. Kegiatan awal yang dilakukan siswa kelas VII A2 SMP Unismuh Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar pada siklus pertama, yaitu: berdoa dipimpin oleh ketua kelas dan absensi. Apersepsi, memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan, dan mengemukakan tujuan pembelajaran menulis paragraf narasi.Kegiatan intiyang dilakukan adalah guru menjelaskan materi pelajaran meliputi pengertian paragraf narasi, ciri-ciri paragraf narasi dan struktur paragraf narasi kemudia memperlihatkan contoh paragraf narasi lalu menugaskan siswa untuk menulis paragraf narasi.Kegiatan akhir, yaitu siswa dan guru membuat simpulan, melakukan refleksi, dan mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
3. Observasi
a. Hasil Observasi mengajar Guru (Siklus I)
Hasil observasi mengajar guru terhadap proses pembelajaran menulis paragraf narasimelalui Media Animasi Kartundalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi di kelas VII SMP Unismuh Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota makassar, menunjukkan bahwa hasil observasi
terhadap aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran menulis paragraf narasi pada umumnya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.Proses pembelajaran menulis paragraf narasimelalui media animasi kartundi kelas VII, yaitu: guru menjelaskan materi secara singkat, jelas, dan sistematis, kemudian mengelompokkan siswa secara kelompok memperhatikan aspek heterogen siswa, dan mengarahkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membaca teks.
Pada pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi tidak semua siswa aktif secara penuh memperhatikan penjelasan guru, dari 4 aspek yang diamati 3 aspek berada pada kategori cukup dan 1 aspek berada pada kategori kurang.
Aspek yang berada pada kategori cukup diuraikan sebagai berikut:
1) Guru membantumengembangkan pemikiran siswa dengan berusaha memahami inti dan makna dari satu paragraf narasi. Namun dikategorikan cukup karena saat siswa belajar secara kelompok dalam memahami inti dari paragraf narasi yang ditampilkan guru sama sekali tidak memberikan motivasi dan penguatan terhadap siswa yang aktif dalam kerja kelompok dan tanya jawab.
2) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan mereka dan melakukan refleksi terhadap proses yang telah dilakukan dalam memecahkan masalah. Dikategorikan cukup karena guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah dan membantu siswa melakukan refleksi terhadap pemecahan masalah tanpa guru memberikan saran terhadap proses yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
3) Pada akhir pertemuan, guru mengarahkan siswa untuk memantapkan pengetahuannya dengan menyimpulkan materi pelajaran. Dikategorikan cukup karena guru hanya meminta siswa untuk menyimpulkan materi secara lisan tanpa memberikan penguatan.
Aspek yang berada pada kategori kurang adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Dikategorikan kurang karena guru hanya menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran dengan lisan tanpa menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dipapan tulis dan mengajukan pertanyaan kepada siswa apa yang siswa ketahui mengenai paragraf narasi.
Hasil observasi aktivitas mengajar gurupada pertemuan 1 diatas dalam pembelajaran menulis paragraf narasimelalui media animasi kartundalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi di kelas VII SMP Unismuh Makassar Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota makassar pada, siklus pertama, presentase aktivitas mengajar guru memperoleh 40 skor dengan indokator keberhasilan 60% berada pada kategori cukup (C), dengan demikian aktivitas mengajar guru belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan adanya peningkatan pada aspek mengajar guru, yaitu dari 4 aspek yang diamati terdapat 1 aspek yang berada pada kategori baik dan 4 aspek berada pada kategori cukup. Diuraikan sebagai berikut:
Aspek yang berada pada kategori cukup diuraikan sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Dikategorikan kurang karena guru hanya menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran dengan lisan tanpa menuliskan tujuan pembelajaran tersebut dipapan tulis dan mengajukan pertanyaan kepada siswa apa yang siswa ketahui mengenai paragraf narasi.
2) Guru membantu mengembangkan pemikiran siswa dengan berusaha memahami inti dan makna dari satu paragraf narasi. Namun dikategorikan cukup karena saat siswa belajar secara kelompok dalam memahami inti dari paragraf narasi yang ditampilkan guru sama sekali tidak memberikan motivasi dan penguatan terhadap siswa yang aktif dalam kerja kelompok dan tanya jawab.
3) Pada akhir pertemuan, guru mengarahkan siswa untuk memantapkan pengetahuannya dengan menyimpulkan materi pelajaran. Dikategorikan cukup karena guru hanya meminta siswa untuk menyimpulkan materi secara lisan tanpa memberikan penguatan.
Aspek yang berada pada kategori baik adalah sebagai berikut:
1) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan mereka dan melakukan refleksi terhadap proses yang telah dilakukan dalam memecahkan masalah. Dikategorikan cukup karena guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah dan membantu siswa melakukan refleksi terhadap pemecahan masalah kemudian memberikan saran terhadap proses yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi mengajar guru pada pertemuan 2 melalui mediaanimasi kartun di kelas VII A2 SMP Unismuh Makassar menunjukkan bahwa presentase aktivitas mengajar guru memperoleh skor 45 dengan indikator keberhasilan 70%
dan berada pada kategori cukup (C), dengan demikian aktivitas mengajar guru belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
b. Hasil Observasi Belajar Siswa (Siklus 1)
Hasil observasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan media animasi kartun pada siklus 1 selama 2 pertemuan adalah sebagai berikut:
Siklus 1 pertemuan 1 menunjukkan bahwa dari 4 aspek yang diamati, terdapat 2 aspek pada kategori kurang dan 2 aspek pada sangat kurang. Diuraikan sebagai berikut:
Aspek yang berada pada kategori kurang adalah sebagai berikut:
1) Siswa melakukan pengamatan, mendengarkan dengan aktif misal menunjukkan respon dengan tersenyum, dsb. Dikategorikan kurang karena siswa mendengarkan atau mengamati apa yang disampaikan oleh guru dan menulis tujuan pembelajaran tanpa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal yang belum dipahami.
2) Siswa berlatih, berpikir kreatif, berpikir kritis. Dikategorikan kurang karena siswa berlatih dan berpikir kreatif/kritis tanpa siswa meminta bantuan kepada guru apabila ada yang kurang dimengerti.
Aspek yang berada pada kategori sangat kurang yaitu sebagai berikut: 1) Siswa mengemukakan pendapat, menjelaskan, berdiskusi, melaporkan hasil
pekerjaan, memperlihatkan kepada temannya. Dikategorikan sangat kurang karena siswa hanya mengumpulkan hasil kerjanya tanpa mengemukakan
pendapat secara spontan dan menjelaskan atau melihat buku, baiknya tanpa melihat buku.
2) Siswa mengomentari hasil pembelajaran, memperbaiki kesalahan, menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri. Dikategorikan sangat kurang karena siswa tidak dapat menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri dan tanpa mengomentari hasil pembelajaran temannya.
Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada pertemuan 1 di atas menunjukkan bahwa presentase kegiatan belajar siswa hanya memperoleh 20 skor dengan indikator keberhasilan 50% dan berada pada kategori kurang (K) dengan begitu maka, kegiatan belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan bahwa ada 4 aspek kegiatan belajar siswa, yaitu dari 4 aspek yang diamati ada 2 aspek pada kategori cukup dan 2 aspek pada kategori sangat kurang, diuraikan sebagai berikut:
Aspek yang berada pada kategori cukup, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa melakukan pengamatan, membaca dengan akti misal mencatat hal-hal penting di buku catatannya, mendengarkan dengan aktif misal menunjukkan respon dengan tersenyum, dsb. Dikategorikan cukup karena siswa mendengarkan atau mengamati apa yang disampaikan oleh guru dan menulis tujuan pembelajaran dibuku masing-masing tanpa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal yang belum dipahami.