• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode kuasa dan aplikasinya pada mesin pencari internet.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode kuasa dan aplikasinya pada mesin pencari internet."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Metode Kuasa adalah metode hampiran yang menggunakan barisan

pangkat untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen dominan suatu matriks.

Pada aplikasinya, Metode Kuasa digunakan untuk mengembangkan suatu

algoritma pencarian yang disebut algoritma PageRank. Algoritma tersebut digunakan dalam mesin pencari Google untuk mengonstruksikan matriks yang menggambarkan struktur perujukan halaman-halaman yang sesuai dengan

pencarian. Kemudian dengan menggunakan vektor eigen dominan dari matriks itu

disusun daftar situs-situs yang dicari dengan urutan tertentu untuk menentukan

peringkat situs-situs tersebut dalam urutan kepentingannya sebagai otoritas dan

(2)

ix ABSTRACT

The Power Method is an approximation method using power sequence to

obtain dominant eigenvalue and eigenvector of a matrix. In its application, the

Power Method is used to develop a search algorithm called the PageRank

algorithm. The algorithm in fact is used in Google search engine to construct a matrix which describes the structure of the referring pages that match the search.

Then using the dominant eigenvector of the matrix, sites will be listed in

(3)

METODE KUASA DAN APLIKASINYA

PADA MESIN PENCARI INTERNET

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika

Disusun oleh: Lina Meiliana NIM: 043114014

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

POWER METHOD AND ITS APPLICATION

TO INTERNET SEARCH ENGINES

Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain SARJANA SAINS Degree

In Mathematics

By: Lina Meiliana

Student Number: 043114014

MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

v

Sang Till Friheten

(Engkaulah yang Terbaik yang Aku Kenal)

Engkaulah yang terbaik yang aku kenal Engkaulah yang terkasih di dunia ini Engkau seperti bintang, seperti angin,

seperti gelombang, seperti burung, seperti bunga di ladang.

Engkaulah pembimbing dan sahabatku. Engkaulah kebenaranku, harapanku, kekasihku.

Engkaulah darahku, nafasku, mataku, bahuku, tanganku, dan hatiku.

Kebebasan adalah namamu yang indah. Persahabatan adalah ibumu yang bangga.

Perhatian adalah saudaramu lelaki. Perdamaian adalah saudaramu perempuan.

Keberanian adalah ayahmu. Masa depan adalah tanggung jawabmu.

Engkaulah yang terbaik di dunia ini.

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Papa dan Mama Tercinta

Cici, Koko, Adik, dan “Sang Jagoan Kecil”

Romo Susilo, Teman-teman, dan Segenap Keluarga Besar

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Metode Kuasa adalah metode hampiran yang menggunakan barisan

pangkat untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen dominan suatu matriks.

Pada aplikasinya, Metode Kuasa digunakan untuk mengembangkan suatu

algoritma pencarian yang disebut algoritma PageRank. Algoritma tersebut digunakan dalam mesin pencari Google untuk mengonstruksikan matriks yang menggambarkan struktur perujukan halaman-halaman yang sesuai dengan

pencarian. Kemudian dengan menggunakan vektor eigen dominan dari matriks itu

disusun daftar situs-situs yang dicari dengan urutan tertentu untuk menentukan

peringkat situs-situs tersebut dalam urutan kepentingannya sebagai otoritas dan

(11)

ix ABSTRACT

The Power Method is an approximation method using power sequence to

obtain dominant eigenvalue and eigenvector of a matrix. In its application, the

Power Method is used to develop a search algorithm called the PageRank

algorithm. The algorithm in fact is used in Google search engine to construct a matrix which describes the structure of the referring pages that match the search.

Then using the dominant eigenvector of the matrix, sites will be listed in

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang

karena berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang disusun untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis merasa bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan,

bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi

penulis. Karena itu, dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si., selaku Kaprodi Matematika

Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dan membimbing penulis

secara akademik baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Romo Prof. Dr. Frans Susilo, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan waktunya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan, masukan, kritik, saran dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Maria Vianney Anny Herawati, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang

pernah memberikan masukan untuk penulis.

4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing

sementara. Terimakasih atas lelucon, ide, dan semangat yang diberikan.

5. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku dosen yang menginspirasiku

secara tak langsung lewat canda tawa.

6. Bapak/Ibu Dosen Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

mendidik penulis selama menjalani studi di Fakultas Sains dan Teknologi ini.

Terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama ini.

7. Bapak Zaerilus Tukija, Ibu Erma Linda Santyas Rahayu, Ibu Chatarina Maria

sri Wijayanti, Mas Dwiratno Susilo dan para staff lain yang telah banyak

memberikan bantuan di sekretariat FST dan laboratorium atas pelayanan

(13)

xi

8. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staff yang telah menyediakan

fasilitas dan pelayanan kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Mama dan Papa tercinta dan terkasih, terima kasih buat semua doa, didikan,

bimbingan, nasehat, dukungan dan kepercayaan yang diberikan pada penulis

untuk mengambil keputusan dan langkah dalam menjalani kehidupan ini.

10. Grace Dalinartha dan Esther Natalia, S.Sn., kedua kakakku yang cerewet tapi

baik hati ini. Terima kasih untuk bantuan yang tak terhingga kalian untukku.

11. Kie Van Ivanky Saputra, S.Si., Ph.D., yang banyak membantu aku

menjelaskan dan memecahkan persoalan-persoalan mata kuliah dan skripsi.

12. Untuk “Sang Pemberi Kisah” dalam hidupku yang tidak ingin disebutkan namanya, yang mengajariku untuk selalu tegar untuk setiap cobaan.

13. Teman-teman Universitas Kristen Maranatha, khususnya Reymon

Marlisyuniardi dan Yohanes Daniel Pangaribuan yang bersedia membantu

dalam penjelasan-penjelasan bidang IT yang dibahas dalam skripsi ini.

14. Teman-teman Kost Wisma Manunggal, Riko, Doddy, Qnoy, Pipin, Desy

yang tidak pernah lelah memberikan semangat untukku.

15. Teman-teman Matematika, terima kasih untuk keceriaan, kebersamaan,

dinamika, pertemuan, dan dukungan.

16. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu per satu di sini, terima kasih

untuk semua dukungan dan perhatiannya.

Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan dari pembaca yang dapat

membangun penulis untuk mengembangkan kemampuan penulis menjadi lebih

baik. Penulis berharap agar skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.

Penulis,

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(15)

xiii

F. Nilai Eigen Matriks 2×2 ... 20

G. Nilai Eigen Matriks Simetrik 2×2 ... 23

H. Determinan dan Teras Dinyatakan dalam Nilai Eigen ... 28

I. Diagonalisasi ... 30

BAB III METODE KUASA ... 39

A. Metode Kuasa ... 39

B. Metode Kuasa dengan Perskalaan Euclides ... 42

C. Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum ... 44

D. Laju Konvergensi Hasil Bagi Rayleigh... 48

E. Prosedur Penghentian Iterasi ... 49

F. Aplikasi Metode Kuasa pada Mesin Pencari Internet ... 51

BAB IV PENUTUP ... 60

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang

mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke

negara lain di seluruh dunia, di mana di dalamnya terdapat berbagai sumber

daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.

Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan

Amerika, melalui U.S. Defense Advanced Research Projects Agency

(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana

menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik.

Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih

dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka

bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama,

lambang @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan

"at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang

(17)

komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah

gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini

dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu

Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan. Pada 1979, Tom

Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan

gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa

saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin

banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua

jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris,

Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan

newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka

pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal

(18)

komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000

lebih.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus

memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam

setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan.

Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee

menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu.

Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan

sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah

surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail

muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo!

didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila

seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang

tersedia di internet :

1. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobi,

(19)

2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja: sains, teknologi,

perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi

bisnis, berbagai forum komunikasi.

Satu hal yang paling menarik adalah keanggotan internet tidak mengenal

batas negara, ras, ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor lain yang biasanya dapat

menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang

sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap

anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalu kerjasama antar pribadi

atau kelompok yang tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau

dikenal oleh masyarakat atau pengguna internet. Karena efektif atau tidaknya situs

sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk

mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi

atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti dengan pamflet-pamflet, selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini

bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya

dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah

publikasi langsung di internet melalui mesin pencari-mesin pencari (search engine, seperti : Yahoo, Google, Search Indonesia, dan sebagainya).

Cara publikasi di mesin pencari ada yang gratis dan ada pula yang

membayar. Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan

(20)

publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan biaya,

akan tetapi situs cepat masuk ke mesin pencari dan dikenal oleh pengguna.

Teori yang mendasari cara kerja mesin pencari internet ini adalah Metode

Kuasa yang berkaitan dengan nilai eigen dan vektor eigen.

Banyak penerapan yang mengharuskan kita menemukan suatu matriks

taknol sedemikian sehingga λ , dengan A adalah matriks n × n yang diketahui dan λ adalah skalar. Masalah ini dinamakan masalah nilai eigen dan

merupakan masalah matriks kedua yang paling sering dijumpai selain masalah

pemecahan sistem persamaan linear.

Nilai eigen matriks bujursangkar, secara teori dapat ditemukan dengan

menentukan persamaan karakteristik. Namun, prosedur ini memiliki begitu

banyak kesulitan perhitungan yang hampir tidak pernah digunakan dalam aplikasi.

Metode Kuasa akan membahas sebuah algoritma yang dapat digunakan untuk

mendekati nilai eigen dengan nilai mutlak terbesar dan vektor eigen yang sesuai.

Nilai eigen dan vektor eigen yang sesuai sangat penting karena mereka muncul

secara alami dalam berbagai proses iteratif. Metode yang akan dibahas dalam

bagian ini telah diterapkan untuk menghasilkan mesin pencari internet yang

sangat cepat, dan akan dijelaskan bagaimana hal tersebut dilakukan.

Metode Kuasa adalah metode hampiran yang menggunakan barisan

pangkat dari suatu matriks untuk mendapatkan nilai eigen dominan suatu matriks

yang memenui sifat | | | | untuk , , , , dengan merupakan nilai

(21)

Pengurutan hasil pencarian pada mesin pencari saat ini menjadi titik fokus

bagi mesin pencari untuk menampilkan hasil pencarian yang penting. Sistem

pengurutan diharapkan memberikan hasil yang signifikan. PageRank merupakan sistem pengurutan yang digunakan Google dan merupakan salah satu sistem pengurutan yang bekerja berdasarkan analisa jalur. Perhitungan pengurutan

dengan menggunakan algoritma PageRank saat ini menjadi banyak perbincangan para peneliti karena perhitungan tersebut menghabiskan waktu yang lama, dan

berhari-hari sehingga jika ada halaman baru tiap detik, maka PageRank tidak secara langsung memperbaharui halaman tersebut tetapi menunggu waktu

perhitungan PageRank selanjutnya yang akan dilakukan secara offline. Untuk mempercepat perhitungan PageRank, dalam penelitian digunakan Hasil Bagi Rayleigh. Hasil Bagi Rayleigh dapat mempercepat konvergensi dengan cara menentukan nilai eigen dominan sehingga perhitungan galat berdasarkan selisih

nilai eigen dominan tersebut dengan nilai eigen dominan sebelumnya.

Berdasarkan analisa dari hasil uji coba, didapatkan bahwa waktu perhitungan

PageRank dengan menggunakan Hasil Bagi Rayleigh lebih cepat dibandingkan dengan tanpa menggunakan Hasil Bagi Rayleigh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Metode Kuasa?

(22)

C. Batasan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas aplikasi pada mesin

pencari internet berdasarkan operasi-operasi matriks.

D. Tujuan Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dan landasan

teori yang digunakan dan bagaimana mesin pencari internet bekerja sehingga

menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi dalam menyajikan suatu

informasi.

E. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan

menggunakan buku-buku, jurnal ilmiah, dan makalah yang telah

dipublikasikan. Oleh karena itu dalam skripsi ini tidak disajikan hal baru

dalam bidang matematika.

F. Manfaat Penulisan

Memahami cara kerja mesin pencari internet dengan kecepatan yang

(23)

G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran secara umum tentang isi skripsi yang meliputi

latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB II NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN

Bab ini berisi beberapa teori yang melandasi pembahasan, yaitu nilai

eigen dan vektor eigen, nilai eigen pada matriks segitiga, matriks

pangkat, nilai eigen kompleks, kegandaan aljabar, nilai eigen matriks

, nilai eigen matriks simetris , dan nilai eigen dalam

determinan dan teras suatu matriks.

BAB III METODE KUASA DAN APLIKASINYA PADA MESIN PENCARI INTERNET

Bab ini membahas tentang metode kuasa, metode kuasa dengan

perskalaan Euclides dan entri maksimum, dan aplikasinya yang

digunakan pada mesin pencari internet.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah

(24)

BAB II

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN

A. Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Banyak aplikasi dari Aljabar Linear yang melibatkan sistem dengan n

persamaan linear dan n variabel yang dinyatakan dalam bentuk

, (2.1.1)

dengan λ adalah suatu skalar, x adalah suatu sebarang vektor taknol di , dan A adalah suatu matriks n × n. Sistem semacam ini sebenarnya merupakan

sistem linear yang tersamar, karena persamaan (2.1.1) dapat ditulis kembali

sebagai , atau dengan menyisipkan suatu matriks identitas dan

memfaktorkannya menjadi

– . (2.1.2)

Masalah utama yang harus diperhatikan untuk sistem linear yang

ter-bentuk pada persamaan (2.1.2) adalah bagaimana menentukan nilai λ

se-hingga sistem tersebut memiliki penyelesaian taktrivial. Nilai λ yang

demi-kian disebut nilai eigen (nilai karakteristik) dari matriks A, dan penyele-saian taktrivial dari persamaan (2.1.2) disebut vektor eigen dari A yang ter-kait dengan λ.

Sistem (λI – A)x = 0 memiliki penyelesaian taktrivial jika dan hanya jika

– (2.1.3)

yang disebut persamaan karakteristik dari A. Nilai-nilai eigen dari A dapat

(25)

– adalah sebuah polinomial dalam variabel λ yang disebut po-linomial karakteristik matriks A.

Definisi 2.1.1

Jika A adalah sebuah matriks n × n, maka skalar λ disebut nilai eigen dari A jika terdapat vektor taknol x sedemikian sehingga . Jika λ adalah nilai eigen dari A, maka vektor taknol x sedemikian hingga

disebut vektor eigen dari A yang berkaitan dengan λ.

Cara untuk menentukan nilai eigen dari matriks A adalah dengan menulis

kembali persamaan menjadi

– .

Persamaan tersebut mempunyai penyelesaian taktrivial jika dan hanya jika

– .

Skalar-skalar λ yang memenuhi persamaan ini adalah nilai-nilai eigen dari A.

Teorema 2.1.1

Jika matriks A adalah sebuah matriks n × ndan λ adalah skalar, maka

pernyataan berikut adalah ekivalen :

(a) λ adalah nilai eigen dari A.

(b) λ adalah penyelesaian persamaan – .

(26)

Bukti :

Berdasarkan definisi, λ adalah nilai eigen dari A jika dan hanya jika terdapat

vektor taknol x sedemikian sehingga

,

yang ekivalen dengan

– .

yaitu sistem persamaan linear homogen ini mempunyai penyelesaian

taktrivi-al, yang terjadi jika dan hanya jika

– .

yaitu λ adalah penyelesaian dari persamaan tersebut. „

Contoh 2.1.1

Akan dicari nilai eigen dan vektor eigen terkait dari matriks

Mencari nilai eigen dengan persamaan karakteristik

.

Persamaan karakteristik dari A adalah

,

– ,

– ,

– ,

(27)

Jadi nilai eigen dari A adalah dan .

Untuk menentukan vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen tersebut,

harus diselesaikan sistem penyelesaian

. (2.1.5)

Untuk , persamaan (2.1.5) akan menjadi

,

.

Penyelesaian ini memberikan hasil

, , (2.1.6)

maka vektor eigen yang berkaitan dengan adalah vektor taknol

berbentuk

. (2.1.7)

Periksa

.

Dengan cara yang sama untuk , penyelesaiannya memberikan hasil

, , (2.1.8)

dan vektor eigen yang berkaitan dengan adalah vektor taknol

berbentuk

(28)

Jika λ adalah nilai eigen dari A dan x adalah vektor eigen yang terkait, maka , sehingga perkalian dengan A memetakan ke dalam suatu

perka-lian skalar dengan dirinya sendiri. Pada dan , ini berarti bahwa

perka-lian dengan A memetakan setiap vektor eigen x ke suatu vektor yang terletak

pada garis yang sama dengan . Operator linear memperkecil

dengan suatu faktor λ jika atau memperbesar dengan suatu

fak-tor λ jika . Jika , maka membalik arah , dan

memper-kecil vektor yang telah diputar tersebut dengan suatu faktor |λ| jika

| | atau memperbesar vektor yang telah diputar tersebut dengan suatu

faktor |λ| jika | | .

Contoh 2.1.2

Akan dicari nilai eigen dari matriks .

Dari determinan

det (2.1.10)

didapatkan persamaan karakteristik . (2.1.11)

Untuk mencari penyelesaian persamaan ini, akan dimulai dengan mencari

penyelesaian bilangan bulatnya. Penyelesaian bilangan bulat (jika memang

ada) untuk sebuah persamaan polinomial dengan koefisien-koefisien bilangan

(29)

haruslah merupakan faktor-faktor pembagi dari konstanta . Sehingga,

penyelesaian bilangan bulat yang mungkin dari persamaan (2.1.11) hanyalah

faktor-aktor pembagi dari bilangan , yaitu , , dan . Dengan

mensubstitusi nilai tersebut secara berturut-turut ke dalam persamaan (2.1.11)

akan menghasilkan sebagai sebuah penyelesaian bilangan bulatnya.

Sebagai konsekuensinya, haruslah merupakan salah satu faktor dari

ruas kiri persamaan (2.1.11), sehingga persamaan (2.1.11) dapat ditulis

kem-bali menjadi

– .

Maka, penyelesaian persamaan (2.1.11) adalah

, √ , √ .

Definisi 2.1.2

Ruang penyelesaian sistem persamaan linear homogen –

disebut ruang eigen dari matriks A yang berkaitan dengan nilai eigen λ. Vek-tor-vektor eigen yang terkait dengan nilai eigen λ adalah adalah vektor-vektor

taknol dalam ruang eigen.

B. Nilai Eigen Matriks Segitiga

Jika A adalah matriks segitiga n × n dengan entri diagonal

, , , , maka – adalah matriks segitiga dengan entri diagonal

, , , . Jadi polinomial karateristiknya adalah

(30)

yang secara tidak langsung menyatakan bahwa nilai eigen dari A adalah

, , ,

Teorema 2.2.1

Jika A adalah matriks segitiga n × n (segitiga atas, segitiga bawah,

atau diagonal), maka nilai-nilai eigennya adalah entri diagonal utama dari

matriks A.

Bukti :

Misalkan A adalah matriks segitiga atas

.

Telah diketahui bahwa nilai determinan sebuah matriks segitiga adalah hasil

kali entri-entri yang terletak pada diagonal utamanya, maka

det

sehingga diperoleh persamaan karakteristiknya

,

dan nilai-nilai eigennya adalah

, , , ,

(31)

Dengan cara yang sama dapat dibuktikan pula untuk matriks segitiga bawah

dan matriks diagonal. Jadi terbukti bahwa nilai eigen matriks segitiga adalah

entri-entri diagonal utamanya. „

C. Nilai Eigen Matriks Pangkat

Ketika nilai eigen dan vektor eigen dari suatu matriks A telah

ditemukan, tidaklah sulit untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari

pangkat bilangan bulat positif sebarang dari A. Sebagai contoh, jika λ

merupakan nilai eigen dari A dan x merupakan vektor eigen terkaitnya, maka ,

yang menunjukkan bahwa nilai eigen dari dan x adalah vektor eigen

kaitannya.

Teorema 2.3.1

Jika λ adalah nilai eigen dari matriks A, x adalah vektor eigen kaitannya, dan k adalah sebarang bilangan bulat positif, maka adalah nilai

eigen dari matriks dan x adalah vektor eigen yang terkait dengannya.

Bukti :

Misalkan A adalah matriks persegi dan x adalah vektor eigen yang terkait

dengan nilai eigen λ. Maka , yaitu Teorema benar untuk k = 1.

Andaikan . Akan dibuktikan bahwa .

(32)

         

 

 

 

       

Sehingga  . Jadi Teorema benar untuk setiap bilangan bulat

positf k. „ 

D. Nilai Eigen Kompleks

Bukanlah hal yang mustahil bahwa persamaan karakteristik sebuah

matriks yang entri-entrinya bilangan real memiliki penyelesaian bilangan

kompleks. Sebagai contoh, polinomial karakteristik dari matriks

(2.4.1)

adalah

, (2.4.2)

sehingga persamaan karakteristiknya adalah . Akar-akar

persamaan karakteristiknya merupakan bilangan kompleks dan .

Dengan demikian, kita harus berurusan dengan nilai eigen bilangan

kom-pleks, bahkan untuk matriks real sekalipun. Penyelesaian kompleks dari

(33)

E. Kegandaan Aljabar

Jika A adalah matriks n × n, maka suatu bentuk khusus dari

determinan – adalah polinomial berderajat n di mana koefisien

adalah 1, yaitu

– , (2.5.1)

bentuk polinomialnya adalah

, (2.5.2)

yang disebut polinomial karakteristik dari A. Sebagai contoh, polinomial

karakteristik dari matriks A2 × 2 dalam Contoh 2.1.1 adalah polinomial

berderajat dua, – (lihat persamaan (2.1.4)) dan polinomial

karakteristik matriks A3 × 3 dalam Contoh 2.1.2 adalah polinomial berderajat

tiga, (lihat persamaan (2.1.11)).

Salah satu dari ketiga hal di bawah ini dapat terjadi untuk

faktor-faktor polinomial karakteristik

,

1. Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar real yang berbeda,

sebagai contoh

– – .

2. Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar real yang berbeda,

namun terdapat pengulangan beberapa faktor, sebagai contoh

(34)

3. Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar kompleks, sebagai

contoh

– – – .

Dapat dibuktikan bahwa jika nilai eigen kompleks dimungkinkan,

maka polinomial karakteristik dari matriks An × n dapat difaktorkan menjadi

– – … – (2.5.3)

di mana , , … adalah nilai-nilai eigen dari A. Hal ini disebut

pemfaktoran linear lengkap dari polinomial karakteristik. Jika k faktor-faktor pertama berbeda, dan sisanya merupakan pengulangan dari k

faktor-faktor pertama, maka persamaan (2.5.3) dapat ditulis kembali menjadi

– – … – (2.5.4)

di mana , , … adalah nilai-nilai eigen yang berbeda dari A. Pangkat

disebut kegandaan aljabar dari nilai eigen yang menggambarkan berapa kali pengulangan nilai eigen dalam pemfaktoran linear lengkap dari

polinomial karaktersitik.

Jumlahan dari kegandaan aljabar nilai eigen dalam persamaan (2.5.4)

harus sama dengan n, karena polinomial karaktersitik berderajat n. Sebagai

contoh, jika A matriks 6 × 6dengan polinomial karakteristiknya adalah

maka nilai eigen berbeda dari A adalah , , dan , dan

ke-gandaan aljabar nilai eigen ini berturut-turut adalah 3, 2, 1, yang jumlahannya

(35)

Teorema 2.5.1

Jika A adalah matriks n × n, maka polinomial karakteristik dari A

dapat dinyatakan sebagai

– – – … –

di mana , , … adalah nilai eigen yang berbeda dari A dan

.

Bukti :

Polinomial karakteristik dari A adalah :

– – … –

– – … – ,

di mana , , … , adalah pengulangan faktor yang berbeda sedemikian

sehingga jumlahan yang sama dengan pangkat

ter-tinggi dari λ. „

F. Nilai Eigen Matriks 2 × 2 Definisi 2.6.1

Jika A adalah sebuah matrks bujursangkar, maka teras dari A, yang

dinyatakan sebagai , adalah jumlahan entri-entri pada diagonal utama

(36)

Selanjutnya, akan dibahas nilai-nilai eigen matriks 2 × 2 dalam Teorema

be-rikut.

Teorema 2.6.1

Jika A adalah matriks 2 × 2 dengan entri bilangan real, maka

persamaan karakteristik dari A adalah

– ,

dan

(a) A mempunyai dua nilai eigen real yang berbeda bila – ;

(b) A mempunyai satu nilai eigen real yang berulang bila

– ;

(c) A mempunyai dua nilai eigen kompleks bila – .

Bukti :

Misalkan

dengan , , , .

Polinomial karakteristik dari A adalah

det

.

Karena teras dari matriks A adalah dan determinan dari

(37)

– – (2.6.1)

sehingga persamaan karakteristik dari matriks A adalah

– (2.6.2)

Akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah

, det

(a) Jika – , maka A mempunyai dua nilai eigen real

ber-beda, yaitu – dan – .

(b) Jika – , maka , √ , yaitu A

mem-punyai satu nilai eigen real yang berulang.

(c) Jika – , maka – merupakan

bi-langan kompleks, sehingga A mempunyai dua nilai eigen kompleks, yaitu

dan – . „

Contoh 2.6.1

Dengan menggunakan persamaan karakteristik pada persamaan (2.6.2) akan

dicari nilai eigen dari

(a) , (b) , (c) .

Diketahui dan , maka persamaaan karakteristik dari

A adalah

(38)

hasil pemfaktorannya adalah – – , maka nilai eigennya

dan .

Dengan cara yang sama, maka nilai eigen pada soal (b) adalah , dan

ni-lai eigen pada soal (c) adalah .

G. Nilai Eigen Matriks Simetrik 2 × 2 Teorema 2.7.1

Matriks simetrik 2 × 2 dengan entri real mempunyai nilai eigen real.

Jika A berbentuk

, (2.7.1)

maka A mempunyai satu nilai eigen berulang, yakni .

Bukti :

Misalkan matriks simetrik 2 × 2 adalah

,

maka

– – – ,

sehingga dengan Teorema 2.6.1 (a) dan (b), A mempunyai nilai eigen real.

Jika , maka

– ,

sehingga A mempunyai satu nilai eigen berulang, yaitu . „

(39)

Teorema 2.7.2

(a) Jika sebuah matriks simetrik 2 × 2 dengan entri real mempunyai nilai

eigen berulang, maka ruang eigen terkaitnya adalah .

(b) Jika sebuah matriks simetrik 2 × 2 dengan entri real mempunyai dua nilai

eigen berbeda, maka ruang eigen terkaitnya adalah dua garis tegak lurus

yang melalui titik 0 pada .

Bukti :

(a) Misalkan matriks simetrik 2 × 2 adalah . Jika A mempunyai

nilai eigen berulang, maka – .

Ka-rena jika hanya jika dan , maka

ma-triks , sehingga nilai eigen berulangnya adalah λ .

Menu-rut Definisi 2.1.2, ruang eigen yang terkait dengan nilai eigen λ

ada-lah ruang penyelesaian dari sistem persamaan linear homogen

yaitu setiap titik dalam . Maka ruang eigen terkaitnya adalah .

(b) Jika A mempunyai dua nilai eigen berbeda, maka –

(40)

dan

.

Ruang eigennya adalah ruang penyelesaian sistem persamaan linear

ho-mogen

Untuk , maka

.

Misalkan dan , maka

.

Selanjutnya dengan operasi baris elementer diperoleh

.

yang menghasilkan

dan .

Penyelesaian tersebut merupakan garis melalui 0 di yang berkaitan

(41)

Dengan cara yang sama, untuk akan diperoleh

penyelesaian

dan .

yang merupakan garis melalui 0 di yang berkaitan dengan .

Kedua garis tersebut saling tegak lurus karena

· ·

Jadi terbukti bahwa ruang eigen terkaitnya adalah dua garis tegak lurus

yang melalui titik 0 pada . „

Contoh 2.7.1

Tentukan ruang eigen dari matriks simetrik

.

Karena dan , maka persamaan karakteristik dari A

ada-lah

(42)

sehingga nilai eigen dari A adalah dan . Ruang eigennya adalah

ruang penyelesaian sistem persamaan linear homogen

. (2.7.2)

Untuk , persamaan 2.7.2 menjadi

.

Penyelesaian ini menghasilkan

, , (2.7.3)

yang merupakan persamaan parameter dari garis . Garis ini adalah

ruang eigen yang terkait dengan . Dengan cara yang sama, untuk

akan dihasilkan penyelesaian

, , (2.7.4)

yang merupakan persamaan parameter dari garis .

x

seperti dikatakan dalam Teorema 2.7.2 (b). Vektor-vektor pada persamaan

(43)

dan ,

dengan vektor perentangnya adalah

dan (2.7.5)

yaitu dua vektor eigen yang orthogonal.

H. Determinan dan Teras Matriks Dinyatakan dalam Nilai Eigen Teorema 2.8.1

Jika A adalah matriks n × n dengan nilai eigen , , , (mungkin

ada yang berulang), maka

(a)

b

Bukti :

(a) Dengan menulis polinomial karakteristik dalam bentuk faktorisasi:

– – – … – (2.8.1)

dan dengan memasukkan , dihasilkan

.

Karena , maka

. (2.8.2)

(b) Misalkan , maka

(44)

Bila dihitung dari determinan tersebut dengan membentuk jumlahan

dari perkalian elementer bertanda, maka perkalian elementer yang memuat

entri yang tidak berada pada dari diagonal utama dari 2.8.3 sebagai faktor,

akan memuat paling banyak faktor yang melibatkan λ. Jadi

koefi-sien dari dalam sama dengan koefisien dari dalam

perka-lian

Dengan mengembangkan perkalian tersebut, akan diperoleh

(2.8.4)

Dan dengan mengembangkan persamaan pada 2.8.1, akan diperoleh

sehingga didapatkan

„

Contoh 2.8.1

Akan dicari determinan dan teras dari matriks 3 × 3 yang mempunyai

karakteristik polinomial

. (2.8.5)

Polinomial tersebut dapat difaktorkan menjadi

– ,

maka nilai eigennya adalah , , dan . Jadi,

(45)

I. Diagonalisasi Definisi 2.9.1

Sebuah matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalkan jika terdapat sebuah matriks P yang yang taksingular sedemikian sehingga

adalah sebuah matriks diagonal. Matriks P dikatakan mendiagonalkan ma-triks A.

Definisi 2.9.2

Matriks A dan B yang berukuran n × n dikatakan similar jika terdapat matriks

P yang taksingular sedemikian sehingga

. (2.9.1)

Teorema 2.9.1

Jika A adalah sebuah matriks n × n, maka A dapat didiagonalkan jika

hanya jika matriks A memiliki n vektor eigen yang bebas linear.

Bukti:

Misalkan matriks A berukuran n × n dan memiliki n buah vektor eigen

yang bebas linear, yaitu , , , . Vektor-vektor eigen tersebut dapat

di-susun sebagai kolom-kolom dari matriks P berukuran n × n

| | |

(46)

Matriks P tersebut taksingular karena mempunyai n vektor kolom di yang

karena , dengan adalah nilai eigen yang berkaitan dengan vektor

eigen , , , .

Misalkan D matriks diagonal dengan elemen-elemen diagonal nilai

ei-gen . Maka

Karena P taksingular, maka:

(2.9.4)

Jadi matriks A dapat didiagonalkan. Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa jika

matriks A dapat didiagonalkan, maka A mempunyai n buah vektor eigen yang

(47)

elemen-elemen diagonalnya , , , , dan adalah

matriks taksingular sedemikian sehingga . Maka .

Ka-rena

(2.9.5)

dan

(2.9.6)

maka

untuk , , … , . Hal ini berarti bahwa merupakan vektor eigen dari

ma-triks A dengan adalah nilai eigen yang berkaitan untuk , , … , .

Ka-rena P adalah matriks yang taksingular, maka vektor-vektor , , ,

be-bas linear. Jadi A mempunyai n buah vector eigen yang bebe-bas linear. „

Dari bukti di atas, didapatkan langkah-langkah untuk

mendiagonali-kan sebuah matriks A berukuran n × n, sebagai berikut :

Langkah 1 : Tentukan vektor-vektor eigen yang bebas linear dari A.

Langkah 2 : Susun vektor-vektor eigen tersebut sebagai kolom-kolom dari

ma-triks P.

Langkah 3 : Tentukan

Langkah 4 : Tentukan di mana D adalah matriks diagonal dengan

(48)

Contoh 2.9.1

Diketahui matriks yang mempunyai nilai eigen dan

dan vektor eigen yang berkaitan adalah , dan

, . Dengan mengambil , maka ,

se-hingga

Definisi 2.9.3

Sebuah matriks bujursangkar A disebut matriks ortogonal jika .

Dengan kata lain untuk matriks A tersebut berlaku .

Definisi 2.9.4

Matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalkan secara orthogonal jika terdapat matriks orthogonal P dan matriks diagonal D sedemikian

sehing-ga .

Teorema 2.9.2

Matriks bujur sangkar A dapat didiagonalkan secara orthogonal jika

(49)

Bukti:

Misalkan A adalah matriks yang dapat didiagonalkan secara orthogonal.

Ma-ka terdapat matriks orthogonal P dan matriks diagonal D sedemikian sehingga

, sehingga

. (2.9.8)

Karena D adalah matriks diagonal, maka , sehingga

yaitu A adalah matriks simetrik.

Sebaliknya, dengan induksi matematis, akan dibuktikan bahwa jika A matriks

simetrik, maka A dapat didiagonalkan secara orthogonal. Untuk matriks

beru-kuran 1 × 1, jelas bahwa A dapat didiagonalkan secara orthogonal. Untuk

, asumsikan bahwa setiap matriks simetrik dapat

di-diagonalkan secara orthogonal. Misalkan A matriks simetrik berukuran ,

maka A selalu mempunyai nilai eigen real λ. Misalkan vektor eigen yang

berkaitan dengan λ, dan

| |, sehingga | | . Selanjutnya dengan

menggunakan algoritma Gram-Schmidt ditentukan vektor-vektor , ,

sehingga , , , adalah himpunan vektor-vektor othonormal.

(50)

dan

.

Karena , , , orthonomal, maka

dengan * adalah elemen yang mungkin taknol. Tetapi

Karena matriks A simetrik, maka matriks B juga simetrik. Oleh karena itu,

ba-ris pertama dari matriks B sama dengan kolom pertamanya. Jadi, bentuk B

adalah

di mana C adalah matriks simetrik berukuran . Berdasarkan

asumsi, ada matriks orthogonal R dan matriks diagonal sedemikian

(51)

yang juga merupakan matriks orthogonal, karena vektvektor kolomnya

or-thonormal. Selanjutnya

.

Jadi yang merupakan matriks diagonal. Misalkan , maka

merupakan matriks orthogonal karena dan matriks-matriks orthogonal,

dan

(52)

Teorema 2.9.3

Vektor-vektor eigen yang berkaitan dengan nilai-nilai eigen yang

ber-beda dari matriks simetrik adalah orthogonal

Bukti:

Misalkan A matriks simetrik, dan adalah nilai-nilai eigen berbeda dari

matriks A, dan , vektor-vektor eigen yang berkaitan. Akan ditunjukkan

bahwa · . Perhatikan bahwa

· · dan · · (2.9.7)

Selanjutnya

·

·

Dengan demikian, kedua ruas kanan dari persamaan (2.9.7) adalah sama, yaitu

· ·

·

(53)

Contoh 2.9.2

Diketahui matriks simetrik yang mempunyai nilai eigen

, , dan dan vektor-vektor eigen yang berkaitan adalah

, , , , , , dan , , , dengan

· · ·

(54)

BAB III METODE KUASA

A. Metode Kuasa

Dalam banyak aplikasi suatu vektor dalam seringkali dikalikan

secara berulang-ulang dengan matriks A berukuran n × n sehingga

mengha-silkan suatu barisan , , , , , . Bentuk seperti ini disebut

barisan kuasa yang dibangun oleh A.

Dalam tulisan ini, akan dibahas kekonvergenan barisan kuasa tersebut

dan hubungannya dengan nilai eigen dan vektor eigen.

Definisi 3.1.1

Jika nilai-nilai eigen yang berbeda dari sebuah matriks A adalah

, , , , dan jika | | lebih besar dari | |, , | |, maka disebut

ni-lai eigen dominan dari A. Vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen dominan disebut vektor eigen dominan dari A.

Contoh 3.1.1

Diketahui nilai-nilai eigen sebuah matriks adalah , , ,

dan . Nilai merupakan nilai eigen dominan karena | |

lebih besar dari nilai mutlak nilai eigen lainnya. Namun, jika diketahui

nilai-nilai eigen sebuah matriks adalah , , , dan ,

(55)

mutlak-nya lebih besar daripada semua nilai eigen lainmutlak-nya, sehingga tidak terdapat

nilai eigen dominan.

Teorema 3.1.1

Misalkan A adalah matriks simetrik n × n dengan nilai eigen dominan

positif . Jika adalah vektor satuan dalam yang tidak ortogonal

terha-dap ruang eigen yang terkait dengan , maka barisan kuasa ternormalkan

, , , , , (3.1.1)

konvergen ke vektor eigen dominan satuan dari matriks A, dan barisan

· , · , · , , · , (3.1.2)

konvergen ke nilai eigen dominan dari matriks A.

Bukti :

Misalkan matriks A simetrik berukuran n × n, maka A dapat didiagonalkan

secara orthogonal, sehingga A mempunyai n vektor eigen bebas linear

, , , yang berkaitan dengan nilai eigen , , , dan membentuk

basis di . Misalkan adalah nilai eigen dominan positif dari A, dan

adalah vektor satuan dalam yang tidak orthogonal terhadap ruang eigen

yang terkait dengan . Maka merupakan kombinasi linear dari

vektor-vektor basis :

,

(56)

dan

.

karena | | lebih besar dari | |, , | |, maka untuk setiap i = 2, 3, …, n,

. Jadi untuk setiap i = 2, 3, …, n, bila , sehingga

untuk .

Barisan 3.1.1 dapat dinyatakan dengan

, , , , ,

dan barisan tersebut konvergen ke vektor eigen dominan satuan karena

, untuk .

Terbukti barisan 3.1.1 konvergen ke vektor eigen dominan satuan dari A.

Ka-rena konvergen ke , maka · akan konvergen ke

· ·

(57)

B. Metode Kuasa dengan Perskalaan Euclides

Teorema 3.1.1 memberikan suatu algoritma untuk pendekatan nilai

ei-gen dominan dan vektor eiei-gen dominan satuan yang terkait dari sebuah

ma-triks simetrik A, asalkan nilai eigen dominannya positif. Algoritma ini disebut

metode kuasa dengan perskalaan Euclides, dengan langkah-langkah seba-gai berikut:

1. Langkah 1 : Pilihlah sebarang vektor satuan .

2. Langkah 2 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan

pertama terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan

· untuk memperoleh pendekatan pertama ke nilai eigen dominan.

3. Langkah 3 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan

kedua terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan

· untuk memperoleh pendekatan kedua ke nilai eigen dominan.

4. Langkah 4 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan

ketiga terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan

· untuk memperoleh pendekatan ketiga ke nilai eigen dominan.

Lanjutkan langkah-langkah tersebut sampai menghasilkan barisan

yang cukup untuk menghasilkan pendekatan yang terbaik untuk nilai eigen

(58)

Contoh 3.2.1

Akan digunakan metode kuasa dengan perskalaan Euclides pada matriks

dengan dan akan dibandingkan hasil penghitungan pada

x5 dengan nilai eigen dan vektor eigen dominan yang eksak.

Pada Contoh 2.8.1, telah diketahui bahwa nilai eigen dari matriks A adalah

dan , maka nilai eigen dominan matriks A adalah . Ruang

eigen yang terkait dengan juga telah ditunjukkan pada Contoh 2.8.1,

yang merupakan sebuah garis yang dsajikan oleh persamaan parameter x

dan x , yang dapat ditulis dalam bentuk vektor sebagai

(3.2.1)

Jadi dengan mengambil

√ dan √ akan diperoleh dua vektor eigen

satuan dominan, yaitu

dan √

(3.2.2)

Sekarang akan digunakan metode kuasa untuk memperoleh pendekatan

terhadap nilai eigen dan vektor eigen dominan.

(59)

· . . .. .

· . . .. .

· . . .. .

· . . .. .

· . . .. .

Jadi adalah pendekatan nilai eigen dominan dengan ketepatan lima angka

desimal dan x5 adalah pendekatan terhadap vektor eigen dominan

. …

. …

dengan ketepatan tiga angka desimal.

C. Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum

Variasi dari metode kuasa adalah metode di mana setiap iterasinya

diskalakan dengan entri maksimum. Akan digunakan notasi max untuk

menyatakan nilai mutlak terbesar dari entri-entri dalam vektor .

Teorema 3.3.1

Misalkan A adalah matriks simetrik n × n dengan nilai eigen dominan

positif . Jika adalah vektor taknol dalam yang tidak ortogonal

terhadap ruang eigen yang terkait dengan , maka barisan

(60)

konvergen ke vektor eigen yang berkaitan dengan , dan barisan

·

·

,

·

·

,

·

·

,

,

·

·

,

(3.3.2)

konvergen ke .

Bukti :

Misalkan matriks A simetrik berukuran n × n, maka A dapat didiagonalkan

secara orthogonal, sehingga A mempunyai n vektor eigen bebas linear

, , , yang berkaitan dengan nilai eigen , , , dan membentuk

basis di . Misalkan adalah nilai eigen dominan positif dari A, dan

vektor satuan dalam yang tidak orthogonal terhadap ruang eigen yang

terkait dengan . Maka merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor

basis:

,

sehingga

dan

(61)

karena | | lebih besar dari | |, , | |, maka untuk setiap i = 2, 3, …, n,

. Jadi untuk setiap i = 2, 3, …, n, bila , sehingga

untuk .

Barisan 3.3.1 dapat dinyatakan dengan

, max , max , , max ,

dan barisan tersebut konvergen ke vektor eigen yang berkaitan dengan nilai

eigen dominan , yaitu , karena

untuk .

Terbukti barisan 3.3.1 konvergen ke vektor eigen dominan dari A. Karena

konvergen ke , maka ·

· akan konvergen ke

·

·

· ·

· ·

yang merupakan nilai eigen dominan dari matriks A . „

Definisi 3.3.1

Hasil bagi Rayleigh dari vektor terhadap matriks A didefinisikan sebagai

(62)

Langkah-langkah Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum :

1. Langkah 1 : Pilihlah sebuah vektor taknol .

2. Langkah 2 : Tentukan dan kalikan dengan untuk

menghasilkan pendekatan pertama terhadap vektor eigen dominan.

Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan

pertama terhadap nilai eigen dominan.

3. Langkah 3 : Tentukan dan kalikan dengan untuk

menghasilkan pendekatan kedua terhadap vektor eigen dominan.

Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan

kedua terhadap nilai eigen dominan.

4. Langkah 4 : Tentukan dan kalikan dengan untuk

menghasilkan pendekatan ketiga terhadap vektor eigen dominan.

Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan

ketiga terhadap nilai eigen dominan.

Lanjutkan langkah-langkah tersebut sampai menghasilkan barisan

yang cukup untuk pendekatan yang terbaik terhadap nilai eigen dominan dan

vektor eigen yang berkaitan.

Contoh 3.3.1

Akan dihitung ulang Contoh 3.2.1 dengan metode ini.

. . .

(63)

.

Jadi adalah pendekatan terhadap nilai eigen dominan dengan ketelitian

lima angka desimal, dan adalah pendekatan terhadap vektor eigen

domi-nan

dengan mengambil dalam persamaan 3.2.1.

D. Laju Konvergensi Hasil Bagi Rayleigh

Jika A adalah matriks simetrik yang nilai-nilai eigennya yang berbeda

dapat disusun sebagai berikut :

(64)

maka laju hasil bagi Rayleigh konvergen ke nilai eigen dominan

bergan-tung pada nilai perbandingan | |

| |, yaitu konvergensi tersebut lambat bila

per-bandingan itu mendekati 1 dan cepat bila perper-bandingan itu bernilai besar.

Dengan kata lain, makin besar nilai perbandingan tersebut, makin cepat

kon-vergensinya.

Contoh 3.4.1

Akan dibandingkan laju konvergensi Hasil Bagi Rayleigh pada matriks

dengan nilai eigen dan dan matriks

dengan nilai eigen dan .

Perbandingan | |

| | pada matriks A adalah , dan perbandingan | | | | pada

matriks B adalah . Maka laju konvergensi pada matriks B berjalan lebih

cepat dibandingkan laju konvergensi pada matriks A.

E. Prosedur Penghentian Iterasi

Jika λ adalah nilai eksak dari nilai eigen dominan, dan adalah

hasil pendekatan metode kuasa pada iterasi ke-k, maka

(3.5.1)

(65)

dominan, dan tujuannya adalah untuk menghentikan langkah-langkah iterasi

setelah galat relatif dalam pendekatan terhadap nilai eigen kurang dari E.

Namun, terdapat masalah dalam menghitung galat relatif dengan

menggunakan persamaan 3.5.1, karena nilai eigen λ tidak diketahui. Untuk

menghindari masalah ini, biasanya λ diestimasi dengan λk dan menghentikan

iterasi ketika

(3.5.2)

di mana . Ruas kiri ketaksamaan 3.5.2 disebut galat relatif estimasi

dalam , dan bentuk prosentasenya disebut galat prosentase estimasi

dalam .

Contoh 3.5.1

Akan ditentukan nilai terkecil dari k pada Contoh 3.3.1 sedemikian sehingga

galat prosentase estimasi dalam kurang dari 0.1%

Pendekatan Galat Relatif Galat Prosentase

: . . . . . %

: . . . . . %

: . . . . . %

: . . . . %

Jadi . adalah pendekaan pertama yang galat prosentase

(66)

F. Aplikasi Metode Kuasa pada Mesin Pencari Internet

Metode kuasa baru-baru ini telah digunakan untuk mengembangkan

sebuah algoritma pencarian jenis baru yang didasarkan tidak pada isi halaman

tetapi pada hipertaut (hyperlink) antara halaman-halaman. Algoritma itu,

yang disebut algoritma PageRank, digunakan dalam mesin pencari Google

dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Larry Page dan Sergey Brin di

Universitas Stanford. Ide dasar di belakang metode tersebut adalah

mengonstruksikan matriks-matriks yang sesuai yang menggambarkan struktur

perujukan halaman-halaman yang sesuai dengan pencarian, dan kemudian

menggunakan vektor eigen dominan matriks-matriks itu untuk menyusun

daftar halaman-halaman tersebut dengan urutan menurun sesuai dengan

kriteria terntentu.

Cara kerja mesin pencari Google adalah sebagai berikut :

1. Bila pengguna meminta Google untuk mencari suatu kata atau frasa,

langkah pertama adalah menggunakan mesin pencari standar berbasis teks

untuk menemukan himpunan awal S0 dari situs-situs yang relevan,

biasanya beberapa ratus atau lebih.

2. Karena kata-kata dapat memiliki beberapa makna, himpunan S0 biasanya

juga memuat situs-situs yang tidak relevan, dan karena kata-kata dapat

memiliki sinonim, himpunan S0 mungkin tidak memuat situs-situs penting

yang menggunakan terminologi yang berbeda untuk kata-kata yang dicari.

Oleh karena itu, Google kemudian mencari situs-situs yang merujuk ke

(67)

1 2 3 4

yang lebih besar yang berisi situs-situs itu. Pengandaian yang

melandasinya adalah bahwa himpunan S akan memuat situs-situs yang

paling penting yang terkait dengan kata-kata yang dicari. Himpunan ini

disebut himpunanpencarian.

3. Karena himpunan pencarian dapat memuat ribuan situs, tugas utama mesin

pencari adalah mengurutkan situs-situs tersebut berdasarkan relevansinya

dengan kata-kata yang dicari. Dalam bagian ini dari pencarian tersebut

metode kuasa dan algoritma PageRank memainkan peranan.

Untuk menjelaskan algoritma PageRank, misalnya himpunan

pencarian S memuat n situs. Didefinisikan matriks damping dari S, yaitu matriks di mana jika situs i merujuk situs j dan

jika situs i tidak merujuk situs j. Dengan pengandaian bahwa tidak ada situs

yang merujuk dirinya sendiri, maka entri diagonal dari A adalah nol.

Contoh 3.6.1

Matriks A di bawah ini adalah matriks damping dari himpunan pencarian S

yang memuat empat situs internet :

(3.6.1)

Entri berarti situs 1 merujuk situs 3 dan situs 4. Entri

berarti situs 2 merujuk situs 1, dan seterusnya. Secara umum, entri Situs yang dirujuk

1 2 3 4

(68)

berarti situs i merujuk situs j, dan entri berarti situs i tidak merujuk

situs j.

Ada dua peran dasar yang dapat dimainkan oleh suatu situs dalam

proses pencarian, yaitu :

1. Situs tersebut memainkan peranan sebagai hub, artinya situs tersebut

merujuk banyak situs lainnya.

2. Situs tersebut memainkan peranan sebagai otoritas, artinya situs tersebut

dirujuk oleh banyak situs lainnya.

Suatu situs biasanya berperan sebagai hub maupun sebagai otoritas, yang

berarti bahwa situs tersebut merujuk maupun dirujuk.

Pada umumnya, jika A adalah matriks damping dari himpunan n buah

situs internet, maka jumlahan elemen-elemen pada kolom dari A merupakan

ukuran aspek otoritas dari situs-situs itu dan jumlahan elemen-elemen pada

baris dari A merupakan ukuran aspek hub dari situs-situs itu. Sebagai contoh,

jumlahan elemen-elemen pada kolom dari matriks A pada Contoh 3.6.1

adalah 3, 1, 2, dan 2, yang berarti bahwa situs 1 dirujuk oleh tiga situs

lainnya, situs 2 dirujuk oleh 1 situs lain, dan seterusnya. Begitu juga jumlahan

elemen-elemen pada baris dari A adalah 2, 1, 2, dan 3, yang berarti bahwa

situs 1 merujuk dua situs lain, situs 2 merujuk satu situs lain, dan seterusnya.

Jika A adalah suatu matriks damping, maka vektor h0, yaitu vektor

jumlahan elemen-elemen baris dari matriks A, disebut vektor hub awal dari

matriks A, dan vektor a0, yaitu vektor jumlahan elemen-elemen kolom dari

(69)

Situs 1

dapat juga dipandang sebagai vektor jumlahan elemen-elemen baris dari

matriks AT, yang ternyata dapat mempermudah dalam melakukan

penghitungan. Entri-entri dalam vektor hub disebut bobot hub, dan entri-entri

dalam vektor otoritas disebut bobot otoritas.

Contoh 3.6.2

Pada Contoh 3.6.1, vektor hub awal dari matriks damping A adalah jumlahan

elemen-elemen baris dari A, yaitu

dan vektor otoritas awal dari matriks damping A adalah jumlahan

elemen-elemen baris dari AT (atau elemen-elemen kolom dari A), yaitu

Contoh 3.6.2 menunjukkan bahwa situs 4 adalah hub terbesar, dan

situs 1 adalah otoritas terbesar. Namun, penghitungan tersebut tidak

menjelaskan semuanya. Misalnya, tampaknya masuk akal bahwa jika situs 1

adalah otoritas terbesar, maka bobot lebih harus diberikan pada hub-hub yang

merujuk situs tersebut, dan jika situs 4 adalah hub terbesar, maka bobot lebih

harus diberikan pada situs-situs yang dirujuk oleh situs tersebut. Jadi, ada

interaksi antara hub dan otoritas yang perlu diperhitungkan dalam proses

(70)

Situs yang dirujuk

awal a0, informasi dalam vektor tersebut digunakannya untuk menyusun

vektor-vektor hub dan otoritas baru h1 dan a1 dengan menggunakan rumus

dan (3.6.4)

Pembilang dalam rumus tersebut melakukan pembobotan, dan

normalisasi berfungsi untuk mengontrol ukuran entri-entri. Untuk memahami

bagaimana pembilang itu melakukan pembobotan, perkalian Aa0 dipandang

sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor kolom A dengan

koefisien-koefisien dari a0. Misalnya, dengan matriks damping dalam Contoh 3.6.1, dan

vektor otoritas yang dihitung dalam Contoh 3.6.2 didapatkan

A

Dengan demikian masing-masing situs yang dirujuk terbobot oleh entri-entri

dalam vektor a0. Untuk mengontrol ukuran entri-entri, Google menormalisir

Aa0 untuk menghasilkan vektor hub yang baru:

. . . .

Vektor hub h1 yang baru sekarang dapat digunakan untuk

memperbarui vektor otoritas dengan menggunakan rumus 3.6.4. Perkalian

(71)

Situs yang dirujuk

Setelah vektor-vektor hub h1 dan otoritas a1 yang baru diperoleh, mesin

Google mengulangi proses itu dan menghitung barisan vektor-vektor hub dan

otoritas yang saling terkait:

, , , , , (3.6.5)

, , , , , , (3.6.6)

Masing-masing barisan sebenarnya adalah barisan kuasa. Misalnya, ekspresi

(72)

Situs yang dirujuk

yang berarti bahwa barisan 3.6.6 dapat ditulis sebagai:

, , , , , , (3.6.7)

Demikian pula, barisan 3.6.5 dapat ditulis sebagai:

, , , , , (3.6.8)

Teorema 3.1.1 dapat diaplikasikan untuk matriks-matriks simetrik

dan , sehingga barisan kuasa 3.6.7 dan 3.6.8 konvergen ke vektor

eigen dominan satuan dari dan berturut-turut. Entri-entri dalam

vek-tor-vektor eigen tersebut adalah bobot otoritas dan bobot hub yang digunakan

Google untuk menentukan peringkat situs-situs yang dicari dalam urutan

ke-pentingannya sebagai otoritas dan hub.

Contoh 3.6.3

Misalnya mesin pencari Google menghasilkan himpunan pencarian yang

memuat 10 situs internet dan matriks damping dari himpunan tersebut adalah

(73)

Algoritma PageRank akan digunakan untuk menentukan peringkat situs-situs

tersebut sebagai otoritas dalam urutan turun. Sebagai a0 diambil vektor

otoritas awal yang telah ternormalisasi:

Dilanjutkan dengan cara ini akan menghasilkan barisan vektor otoritas sebagai

(74)

Situs 1

Perbedaan kecil antara a9 dan a10 memperlihatkan bahwa iterasi vektor

otori-tas itu telah stabil di dekat vektor eigen dominan dari matriks ATA. Dari

entri-entri dalam vektor otoritas a10 dapat disimpulkan bahwa situs 1, 6, 7, dan 9

mungkin tidak relevan sebagai situs otoritas dalam pencarian itu dan

situs-situs lainnya sebagai otoritas harus dicari dengan urutan sebagai berikut: situs-situs

(75)

BAB IV PENUTUP

Internet banyak digunakan sekarang ini karena dapat memberi informasi

penting dalam waktu singkat dan tanpa mengenal jarak dengan menggunakan

mesin pencari yang memberikan informasi situs-situs yang dibutuhkan para

pengguna. Mesin pencari Google menggunakan algoritma PageRank dengan mengonstruksikan matriks yang menggambarkan struktur perujukan

halaman-halaman yang sesuai dengan pencarian, dan kemudian menggunakan vektor eigen

dominan matriks itu untuk menyusun daftar halaman-halaman tersebut dengan

urutan kepentingannya sesuai dengan kriteria tertentu. Teori yang melandasi cara

kerja mesin pencari internet itu adalah Metode Kuasa.

Pada mesin pencari internet, metode kuasa tersebut dilaksanakan dengan

iterasi numerik untuk menghasilkan barisan vektor yang konvergen ke vektor

ei-gen dominan dengan menggunakan metode perskalaan Euclides atau metode

per-skalaan entri maksimum. Dengan metode perper-skalaan Euclides, barisan

vektor-vektor tersebut adalah

, , , , ,

yang konvergen ke vektor eigen dominan satuan dari matriks A, dan barisan

· , · , · , , · ,

yang konvergen ke nilai eigen dominan dari matriks A. Iterasi tersebut dihentikan ketika galat relatif dalam pendekatan terhadap nilai eigen kurang dari galat relatif

(76)

Pada aplikasinya, dengan Metode Kuasa dikembangkan suatu algoritma

pencarian yang disebut algoritma PageRank yang digunakan dalam mesin pencari

Google. Ide dasar di belakang algoritma tersebut adalah mengonstruksikan ma-triks yang menggambarkan struktur perujukan halaman-halaman yang sesuai

de-ngan pencarian, dan kemudian menggunakan vektor eigen dominan dari matriks

itu untuk menyusun daftar situs-situs yang dicari dengan urutan berdasarkan

krite-ria tertentu. Karena ada interaksi antara situs hub (merujuk) dan situs otoritas

(dirujuk), Google menentukan vektor otoritas awal a0 dan vektor hub awal h0

un-tuk menyusun vektor-vektor hub dan otoritas baru h1 dan a1 dengan menggunakan

rumus

dan

Kemudian Google mengulangi proses itu dan menghitung vektor-vektor hub dan otoritas yang saling terkait :

, , , , ,

, , , , , ,

Masing-masing barisan tersebut adalah barisan kuasa yang konvergen ke vektor

eigen dominan matriks simetrik dan .

Urutan situs-situs hasil pencarian tersebut tercermin dalam entri-entri

vek-tor-vektor eigen. Entri-entri dalam vekvek-tor-vektor eigen tersebut adalah bobot

(77)

situs-situs ini ditentukan dengan urutan turun, yaitu dari entri yang bernilai paling

(78)

DAFTAR PUSTAKA

Ackleh, Azmy, et al. (2010). Classical and Modern Numerical Analysis: Theory, Methods and Practice. Boca Raton: CRC.

Anton, Howard and R. C. Busby. (2003). Contemporary Linear Algebra. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Anton, Howard dan Chris Rorres. (2005). Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Erlangga.

Bradie, Brian. (2006). A Friendly to Numerical Analysis. Upper Saddle River: Pearson Education.

Budhi, Wono Setya. (1995). Aljabar Linear. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Conte, S. D., dan Carl de Boor. (1980). Dasar-dasar Analisis Numerik: Suatu Pendekatan Algoritma. Jakarta: Erlangga.

Cullen, Charles G. (1993). Aljabar Linear dan Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hoffman, Joe D. (1993). Numerical Methods for Engineers and Scientist. New York: McGraw-Hill, Inc.

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Survey traffic counting volume lalu lintas kendaraan dilakukan selama 12 Jam di hari senin (hari sibuk) pada pukul 06.00 WIB sampai dengan selesai pada pukul 18.00 WIB. Data

Struktur komunitas memiliki karakter tertentu yang dapat membedakan suatu komunitas dengan komunitas lainnya. Berikut adalah karakteristik dari suatu komunitas, yaitu 1)

Hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dari metode pembiayaan terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Pengaturan Emosi ( Emotional Management ) yang artinya adalah kemampuan individu dalam memadukan data-data mengenai emosi yang dirasakan oleh diri sendiri maupun

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar perawat di RSUD Ungaran memiliki kinerja yang kurang baik pada pemenuhan aspek spiritual pada pasien pre

Strategi pembelajaran dalam mencapai tujuan yang besifat keterampilan teknis melakukan atau menghasilkan suatu produk kerja baik dalam bentuk barang maupun jasa

Ada beberapa manfaat lagu yang bisa diketahui, antara lain: (dikutip dari http://www.psikologizo- ne.com/lagu-anak-download-lagu- anak-mp). Dengan me- lakukan kegiatan

Kecamatan 5 Kecamatan Pahandut, Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Rakumpit2. Anak Disabilitas 557 Gangguan Motorik, Lamban Belajar, Tuna