• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Beti, Rosnita, Kaswari

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak Email : beti_pongga@yahoo.co.id

Abstrak: Metode yang cocok dan dianggap berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa adalah media gambar. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa menggunakan media gambar dalam pembelajajaran ilmu pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga dengan jumlah siswa 6 orang Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan prosedur perencanaan, pengumpulan data menggunakan observasi, yang kemudian dianalisis secara sistematis. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata yang diperoleh dari 6 orang siswa adalah 277,78 dengan persentase 46.30 Yang memperoleh nilai diatas 60. Kemudian meningkat dengan cukup siknifikan pada siklus II yang mendapat nilai di atas 60 adalah 467 dengan persentase 79.63. pada siklus II ini menjadi nilai akhir dari rangkaian kegiatan penelitian yang nampak adanya peningkatan pada tiap siklus. Dengan demikian penggunaan media gambar telah mampu meningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Media Gambar, IPA, SD

Abstract: So in this case as a fourth grade elementary school teacher in the learning process or learning activities to choose and use teaching methods that are considered successful. The method considered suitable and managed to improve learning outcomes Elementary School fourth grade students in learning improve student learning outcomes is the media image. By using media images can improve student learning outcomes in. Results of this research is to improve student learning outcomes using media images in pembelajajaran Natural science in the fourth grade students of State Elementary School 23 Pongga. The subjects were fourth grade students of State Elementary School 23 Pongga the number of students 6 This study was conducted in two cycles with planning procedures, data collection using observation, which is then analyzed systematically. Student learning outcomes in the first cycle the average obtained from 6 student was 277.78 with a percentage of 46.30 Yang scored above 60. Then fairly significant increase in cycle II, who scored in the top 60 is 467 with a percentage of 79.63. on the second cycle this be the final value of a series of research activities which appear to have an increase in each cycle. Thus the use of media images have been able to improve student learning outcomes, especially in science subjects.

(2)

4 alah satu harapan dan tekad Pendidik adalah agar anak didiknya berkembang di pendidikan akademis. Guru sebagai pengajar dalam hal ini harus bisa menempatkan situasi yang nyaman dan beradaptasi dengan siswa agar terjalin proses pembelajaran yang berkualitas. Menyikapi hal tersebut sangatlah perlu diadakan tindakan-tindakan terobosan dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, mengingat hasil belajar siswa yang semakin hari semakin berkurang.

Kurangnya hasil belajar siswa diantaranya adalah karena minimnya metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, selain itu kurangnya minat guru dalam menggunakan media pembelajaran, misalnya seperti media gambar dapat membuat suasana dan proses belajar mengajar tidak begitu efektif dan maksimal. Dalam situasi demikian, guru harus mampu memacu semangat dan hasil belajar siswa, diantaranya dengan menampilkan media gambar yang relevan dan mudah dipahami. Selain itu juga, kurangnya hasil belajar dan semangat siswa dalam belajar tanpa menggunakan alat media yang mendukung, terutama pada mata pelajaran IPA dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Apalagi metode tersebut adalah metode ceramah yang biasanya sering digunakan, hal tersebut akan menimbulkan kesan monoton. Hal ini membuat peneliti tergugah untuk mencari penyelesaian permasalahan tersebut. Memperhatikan kondisi yang demikian, maka peneliti berusaha mencari informasi dan megadakan observasi pembelajaran pada siswa kelas IV SD, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih meningkat.

Mengunakan alat media gambar pada pelajaran IPA sangatlah penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD, yang nantinya akan dilakukan oleh Penulis pada SD Negeri 23 Pongga. Dengan memberikan media gambar IPA yang berkarakter, mudah dipahami dan relevan dengan situasi dan kondisi belajar di kelas, yakni kelas IV di SD Negeri 23 Pongga, peneliti sangat mengharapkan meningkatnya hasil belajar siswa dan semangat siswa untuk menimba ilmu IPA Kelas IV SD dapat lebih baik dan meningkat dari sebelumnya. Permasalah itu muncul diwaktu jam belajar mengajar dan di dalam ruangan dan bisa juga di luar ruangan tergantung metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, contoh masalah diwaktu jam belajar ; siswa yang terlalu pasif, kurang memperhatikan mata pelajaran, kurang semangat dan tidak kreatif dalam bertanya. Dan masalah bisa terjadi diluar jam belajar contohnya kurangnya persiapan media belajar dan fasilitas lain, dan kurangnya tata kelola lingkungan belajar.

Upaya yang seharusnya dilakukan selaku tenaga pembelajaran antara lain ialah, guru harus menguasai berbagai macam metode dalam mengajar agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar salah satunya dengan menggunakan media gambar, guru mampu membaca media apa yang mampu menarik minat siswa, guru selalu mengikuti diklat atau seminar yang berkaitan dengan kependidikan

(3)

5 guna menambah wawasan dan pengetahuan guru itu sendiri, dan kepala sekolah beserta staf menata ulang fasilitas dan lingkungan belajar agar lebih menarik dan memadai serta melakukan seleksi untuk menentukan guru mata pelajaran di setiap mata pelajaran.

Peneliti ingin menciptakan suasana belajar yang lebih baik, nyaman, kondusif dan siswa dapat menangkap apa yang kita ajarkan dan mampu memahami setiap pelajaran sehingga hasilnya nanti siswa mampu menyelesaikan ujian yang diberikan dan bisa menerapkan ke dalam kehidupan nyata.

Konsep atau metode ini diharapkan mampu menumbuh kembangkan hasil belajar siswa anak pada umunya dan khususnya siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga baik itu secara berfikir, inovasi, kreasi, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata sesuai apa yang mereka lihat dan dengar. Hal ini yang mendasari atau melatar belakangi peneliti melakukan penelitan ini yang berjudul ” Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Munggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 23 Pongga. dilakukan dengan harapan agar diperoleh informasi yang tepat dan memberi wawasan kepada masyarakat luas tentang bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi pembelajaran menurut beberapa ahli. Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Knowles, 2001: 11. Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman. Slavin, 2009: 15. Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku. Woolfolk, 2000: 15. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi Munif Chatib. 2009: 16. Warsita 2008: 85 “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”. Sudjana 2004: 28 “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”. Corey 1986:195

“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja

dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.

IPA berasal dari kata sains (science) yang berarti alam. Menurut Suyoso, Suharjo dan Sujoko (1998), sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara

universal. H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan

terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

(4)

6 membantu peserta dididk melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran adalah sesuatu perubahan prilaku yang relative tetap dan hasil praktek yang terus di ulang

– ulang. Kimble dan Garmezy, 2002. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan,memecahkan masalah, dan menyimpulkan masalah. Tujuan pembelajaran mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peserta anak didik. pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan atau kelompok) serta peserta didik (perorangan atau kelompok) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau penyalur”. Menurut

Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Dwi Rianarwati 2006: 8, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut Gagne dalam Arief S. Sadiman, 2007: 6, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa untuk belajar. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, salah satunya adalah media visual yaitu media gambar. Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana Arief S. Sadiman, 1986: 29 Menurut Sudjana 2007: 68, pengertian media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis.

Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad 1995: 83, mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, katakata, simbol-simbol, maupun gambaran. Menurut Azhar Arsyad 2009: 2, disamping mampu menggunakan alat - alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang pengembangan media pembelajaran.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu objek atau subjek penelitia pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Berdasarkan hal tersebut metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengambarkan keadaan dan kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

(5)

7 Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, pembelajaran IPA dengan berbantu media gambar. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & Taggart yang meliputi empat komponen, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Tetapi komponen tindakan dan komponen pengamatan dijadikan satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan (dalam Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, 2011 : 20)

Bentuk penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu antara peneliti dengan rekan teman sejawat, penelitian tindakan kelas diperlukan hadir suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain menurut John Eliot (2009 : 26). penelitian tindakan kelas yang

bersifat kolaboratif adalah “peristiwa social dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas tindakan didalamnya. Dimana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan

professional”. Berdasarkan beberapa pemahaman bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan di dalam kelas dengan aturan sesuai dengan metodologi penelitian dalam beberapa periode atau siklus penelitian tindakan kelasdapat dilakukan secara kolaboratif.

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari tahap-tahap: perencanaan

(plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect).

Tahapan ini berbentuk siklus dapat dilihat pada gambar yang dikemukakan Suharsimi arikunto 2009 : 16-20.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan langkah model penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Teknik ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data-data melalui observasi. Data yang diambil tersebut dari hal-hal yang diamati dalam penelitian tindakan kelas (PTK) melalui format instrument penelitian. Data yang diambil bersumber dari proses pembelajaran yang dilakukan penulis bersama siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga dengan berbantu media gambar.

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Data-data tersebut berupa instrument penelitian dalam bentuk format penilaian yang telah disiapkan penulis. Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan medel pembelajaran IPA, dalam peneulisan ini analisis data dimulai dari sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Data yang diperoleh dalam perhitungan persentase dari hasil penelitian observasi pada saat tindakan dilakukan. Hasil observasi tesebut kemudian digunakan sebagai indikator tingkat keberhasilan dalam menigkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas IV SD Negeri 23 Pongga.

Perhitungan dalam teknik deskriptif yaitu proses analisis data menghasilkan presentase pencapaian yang selanjutnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:349) cara mencari presentase adalah :

(6)

8 Nilai : = Skor perolehan

Skor maksimal

x 100%

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam penelitian ini adalah apabila siswa telah mendapat nilai 60 atau skor 60 secara perorangan, sedangkan criteria keberhasilan penelitian ini adalah apabila 70% dari jumlah siswa secara klasikal telah memperoleh nilai 60 ke atas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di SD Negeri 23 Pongga. yaitu pada kelas IV yang berjumlah 6 orang siswa, dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa dengan menunggunakan media gambar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan. refleksi. Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis lakukan maka sasaran yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar. Data yang ditampilkan adalah data apa adanya yang diperoleh dari siklus-siklus penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SD Negeri 23 Pongga.

Pada tahap pelaksanaan siklus I ini, peneliti melakukan kegiatan pelaksanaan sesuai dengan tahap perencanaan, dimana pada tahap pelaksanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah (1) Mengelompokan 6 orang siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang siswa scara heterogen. (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan yang akan dilakukan. (3) Membagikan media gambar kepada setiap kelompok. (4) Memberikan kuis kepada setiap kelompok. (5) Memberikan lembar kerja siswa kepada setiap individu.

Nilai rata-rata kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) pada siklus I adalah 2,9 menunjukkan bahwa pada siklus I hanya terdapat hampir 3 deskriptor yang tampak sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 3,9 yang menunjukkan bahwa pada siklus II hampir semua deskriptor dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar. Selisih nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya kenaikan nilai rata-rata guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu sebesar 1. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif, maka dilakukan penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran

Dari data yang di peroleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah 2,9. Hal ini menunjukan pada siklus I terdapat hampir hanya 3 deskriptor yang tampak pada pelaksanaan siklus I. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar adalah sebesar 3,8. Dari hasil pada siklus II menunjukkan bahwa hampir semua deskriptor tampak pada pelaksanaan pembelajaran di siklus ke II. Selisih rata-rata penilaian kemampuan guru pada siklus I dan II mengalami kenaikan sebesar 0,9.

(7)

9 Instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) dijelaskan bahwa ternyata secara umum terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Hal ini terbukti dengan adanya hasil-hasil yang signifikan baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil-hasil tersebut tampak pada adanya kenaikan nilai dari siklus I ke siklus II. Selanjutnya kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan media dapat dilihat pada grafik 1 sebagai berikut:

Grafik I

Kemampuan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Pembahasan

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 15 Agustus 2015 dengan pokok bahasan mengolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya guru mengelompokkan siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang siswa secara heterogen yang berbeda anggotanya. Dari rangkaian kegiatan proses pembelajarabn yang dilakukan pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I siswa masih ada yang kurang aktif, ada juga kelompok yang tidak terlalu aktif dalam kegiatan karena masih belum mengerti cara kerja tim. Siswa masih memilih-milih teman untuk beramanya dalam satu kelompok.

Dalam kegiatan pelaksanaan siklus I ini peneliti dibantu oleh obsever mendampingi siswa untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran.

Peneliti mengobservasi pengetahuan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh guru kelas selaku observer unuk mengamati kreativitas belajar siswa dengan tujuan agar data yang di paparkan lebih objektif. Data yang di peroleh menunjukan bahwa ada 5 Orang siswa atau 67% yang kurang aktif mendapat nilai di bawah ketuntasan

2,9 2,9 3,9 3,8 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

IPKG I IPKG II IPKG I IPKG II

Siklus I Siklus II Nilai Rat a -r ata Tindakan

(8)

10 minimal yakni 60 dan terdapat 1 orang atau 17% siswa yang memperoleh nilai diatas ketuntasan minimal.

Hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada tindakan siklus I, siswa terlihat lebih aktif dan antusias dibandingkan dengan sebelumnya dilakukan tindakan kelas. Suasana kelas terlihat lebih hidup. Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan siklus I.

Berikut ini adalah perolehan skor individu dalam kelompok yang diperoleh berdasarkan hasil observasi.

Tabel 1, Skor Rata-rata Hasil Belajar kelompok pada siklus I No Nama Kelmpok Nilai Rata-rata Kualifikasi

1 Kembang sepatu 70 Tim yang baik

2 Singa 50 Tim yang kurang baik

Berdasarkan hasil pengamatan dan penskoran pada siklus I diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam tim masih belum mencapai kriteria dan kualifikasi tim yang istimewa.Peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan Siklus II dalam penelitian ini, dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut ini:

Sebelum melakukan tindakan siklus II dilakukan peneliti dan guru merancang kembali perencanaan yang akan dilakukan pada tindakan silkus II. Pada siklus II peneliti memeerikan pengarahan kepada siswa supaya dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya dan peneliti merolling anggota kelompok yang ada selain itu guru kelas juga memberikan pengarahan kepada peneliti supaya pada pelaksanaan siklus II ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 31 Agustus 2015 dengan pokok bahasan mengelompokan hewan berdasarkan jenis makannya guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang siswa secara heterogen yang berbeda anggotanya.

Data tersebut menunjukan bahwa ada 0 Orang siswa atau 0% yang masih kurang memperoleh nilai di bawah ketuntasan minimal yakni 60 dan terdapat 6 orang atau 100% siswa memperoleh nilai di atas ketuntasan minimal.

Hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada tindakan siklus II, siswa terlihat lebih aktif dan antusias dibandingkan dengan sebelumnya dilakukan tindakan kelas. Suasana kelas terlihat lebih hidup. Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Dikatakan berhasil. Berikut ini adalah perolehan skor dalam kelompok yang diperoleh berdasarkan hasil observasi.

Tabel 2, Rata-rata Hasil Belajar Kelompok Pada Siklus II No Nama Kelmpok Nilai Rata-rata Kualifikasi

1 Kembang sepatu 100 Tim yang Istimewa

(9)

11 Berdasarkan hasil pengamatan dan penskoran pada siklus II di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa dalam tim sudah mencapai kriteria dari kualifikasi yang ditetapkan, karena sudah ada kelompok yang memperoleh nilai kualifikasi yang istimewa.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menunjukan bahwa hasil kegiatan belajar sudah mencukupi karakteristik ketercapaian yang telah ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa pertemuan diakhiri pada siklus II karena di anggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pada setiap tahapan yaitu siklus I dan siklus II, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga Kabupaten Meawi. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan perolehan nilai dari siklus I ke siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 46.30% pada siklus II menjadi 79.63% pada siklus II. Atau ada kenaikan sebesar 33.33%. Bagaimana peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 23 Pongga Kabupaten Meawi. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan perolehan nilai dari siklus I ke siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 2,9 pada siklus I menjadi 3,8 pada siklus II. Atau ada kenaikan sebesar 0,9 poin. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 23 Pongga Kabupaten Meawi. Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 23 pongga menggunakan media gambar mengalami peningkatan sampai pada ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siklus I adalah 64.30 menjadi 78. Siswa yang tuntas 67% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam menggunakan media gambar adalah sebesar 0,52 dan tergolong sedang.

Saran

Saran yang dapat peneliti berikan setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, didalam suatu proses pembelajaran yang harus ditekankan terlebih dahulu adalah konsepnya, apabila siswa sudah tahu konsepnya maka akan lebih mudah bagi siswa memecahkan berbagai masalah dalam pembelajaran. Suatu konsep pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa dengan menghadirkan media-media pembelajaran yang dekat dengan lingkungan siswa, misalnya dengan menghadirkan media dari potensi sumber daya alam

(10)

12 sekitar, atau benda-benda disekitar lingkungan sekolah. Siswa akan senang, muncul rasa ingin tahunya, bersemangat, aktif dan lain sebagainya, apabila seorang guru dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mengesankan, misalnya dengan membuat media pembelajaran yang menarik bagi siswa, menghadirkan warna pada media, dan tentunya media tersebut dapat membantu mereka memahami konsep.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi .2009. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Angkasa Dimyati & Muliono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Haryanto,2007. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas ,( 2006 ). Kurikulum KTSP

Hera Lestari Mikarsa,dkk.( 2007). Pendidikan Anak SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Joko susilo. Muhammad. ( 2005 ). Dasar – Dasar Dan Proses Pembelajaran 1. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.

Munandar. (2009:25). http/.pengertian-motivasi-org.html

Riris, Anggi dkk. Buku Refrensi Ilmu Pengetahua Alam Kelas IV SD Karanganya : Hasan Pratama.

Rusman.2010. Model - model Pembelajaran Edisi Kedua.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2003. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfaBeta

Suciati,dkk. ( 2007 ). Belajar dan Pembelajaran 2 . Jakarta : Universitas Terbuka. Suprayekti,dkk. ( 2007 ). Pembaharuan Pembelajaran Di SD. Jakarta :

Universitas Terbuka

Supriadi.(2005:15).http/.pengertian-motivasi-org.html

Sutarno, Nono, dkk. ( 2007 ). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan beberapa alasan sebagai berikut: Strategi pembelajaran

1) menggunakan metode belajar kooperatif jigsaw dalam menyelesaikan Turunan Fungsi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII TKR-2 SMK Negeri 5 Semarang.

Uji t dalam analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh secara parsial antara variabel bebas biaya operasional (X1), angka harapan hidup (X2),

Dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan antara harga tiket dan kualitas pelayanan secara bersama – sama terhadap keputusan penggunaan kereta api

berdesak-desakan dalam kapal selama berlayar, penipuan dalam urusan masuk keluar barang-barang Jemaah di pelabuhan Jeddah, service yang tidak memuas- kan selama di Jeddah,

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa 1) Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran dengan mind mapping berbasis mindjet mind

Jika kita memperhitungkan Qu sebagai range , maka nilai daya dukung yang didapat dari hasil pengujian masih masuk ke dalam range metode analitis, kecuali untuk

Pekerjaan yang harus dilakukan untuk usaha tersebut di atas adalah perencanaan saluran irigasi yang meliputi perencanaan saluran induk atau saluran primer, saluran