• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Konsep Pemalsuan menurut Hukum Pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Konsep Pemalsuan menurut Hukum Pidana"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

2.1.

Tinjauan Pustaka

Berikut ini sebelum memaparkan hasil penelitian tentang pemalsuan sebagai carding menurut teori Keadilan Bermartabat digambarkan terlebih dahulu suatu tinjauan pustaka mengenai konsep-konsep pemalsuan dalam hukum pidana dan konsep carding. Dimaksudkan dengan tinjauan pustakan di sini adalah tinjauan konsep-konsep terkait, menurut literatur dalam bidang hukum Pidana dan Hukum Telematika serta, uraian mengenai teori Keadilan Bermartabat.

2.1.1 Konsep Pemalsuan menurut Hukum Pidana

Pemalsuan pada hakikatnya adalah suatu tindak pidana. Oleh sebab itu, berikut ini dikemukakan apa yang dimaksud dengan konsep tindak pidana, dalam hal ini, yaitu konsep yang tidak dapat dipisakan dari konsep pemalsuan. Tindak pidana memiliki makna atau pengertian pengertian dasar dalam hukum pidana (yuridis normatif). Tindak pidana berhubungan dengan perbuatan yang melanggar hukum pidana. Banyak pengertian tindak pidana seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli, dan untuk itu pengertian-pegertian tersebut dikemukakan di bawah ini, sebagai berikut.

(2)

2

Menurut Vos, tindak pidana adalah salah kelakuan yang diancam dengan sanksi pidana oleh peraturan perundang-undangan, jadi suatu kelakuan yang pada umumnya dilarang dengan ancaman pidana.1

Menurut Simons, tindak pidana adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab.2

Menurut Pompe mendefinisikan tindak pidana menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena kesalahan sipelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum sedangkan menurut hukum positif adalah suatu kejadian yang oleh peraturan undang-undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum.3

Dalam isi dari Hukum Pidana terdiri dari dua jenis yaitu hukum pidana umum dan hukum pidana khusus. Hukum Pidana Umum merupakan Hukum Pidana yang dari sisi subjek atau pelaku serta jangkauan berlakunya mengatur seluruh manusia yang berada di wilayah Indonesia, tanpa pengecualian. Hukum Pidana Umum pada prinsipnya sebagaimana di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Hukum Pidana Khusus adalah Hukum Pidana yang berlaku bagi orang-orang yang mempunyai kualifikasi khusus atau tertentu di wilayah Indonesia dan

1

Tri Andrisman, Hukum Pidana, Diktat, Universitas Lampung, 2007, Bandar Lampung, hal. 81.

2

Ibid.

3

(3)

3

memiliki peraturan teresendiri di luar ketentuan yang ada dalam KUHP. Misalnya, Hukum Pidana Militer, dimana hukum ini berlaku bagi anggota Militer, Hukum Pidana Ekonomi, yaitu hukum pidana yang berlaku pada bidang perekonomian, selanjutnya hukum mayantara atau Cybercrime, yaitu hukum yang mengatur tindak pidana melalui jaringan internet.4

Kejahatan pemalsuan mempunyai konsep Kejahatan pemalsuan menurut Teguh Prasetyo adalah “Kejahatan yang di dalamnya mengandung sistem ketidakbenaran atau palsu atas suatu hal (objek) yang sesuatunya itu nampak dari luar seolah-olah benar adanya, padahal sesungguhnya bertentangan dengan yang sebenarnya itulah yang di namakan dengan tindak pidana pemalsuan dalam bentuk (kejahatan dan pelanggaran).”5

Objek tindak pidana selalu berhubungan erat dengan suatu kepentingan hukum (rechtsebelang) yang hendak dilindungi dengan dibentuknya tindak pidana yang bersangkutan. Pada pemalsuan surat, objeknya adalah surat. Dengan dibentuk Pasal 263 ayat (1), maka telah dibentuk suatu perlindungan hukum terhadap kepentingan hukum terhadap kepercayaan masyarakat mengenai kebenaran isi surat-surat.

Isi surat dalam bentuk tulisan dapat mengenai macam-macam hal, misalnya informasi, berita, keadaan tertentu dan sebagainya. Dari sudut objek yang selalu berhubungan dengan suatu kepentingan hukum yang hendak dilindungi, tindak pidana dapat dibeda-bedakan. Informasi atau berita, atau isi suatu tulisan sebagai objek tindak pidana dapat bentuknya yang tertulis dan lisan

4

Ilham Bisri, Sistem Hukum Indonesia, Prinsip-Prinsip dan Implementasi Hukum di Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 2004, hal. 40-41.

5

(4)

4

atau verbal. Untuk melindungi kepentingan hukum mengenai kepercayaan masyarakat terhadap informasi atau berita yang disampaikan atau ditulisakan maka dibentuklah beberapa macam tindak pidana, salah satunya yaitu tindak pidana pemalsuan surat.6

2.1.2

Konsep

Carding

Maknanya Menurut Hukum Telematika

Kejahatan ini biasanya menggunakan sara internet. Pembelanjaaan ditawarkan nelalui sitem internet, untuk pembelanjaan dan pembayaran biasanya menggunakan kartu kredit denagn menyebutkan, menuliskan, menginput nomor kartu kredit pada kolom pembayaran yang telah tersedia dan Pihak penjual akan melakukan pengecekan atau otorisasi kepada penyelenggara kartu kredit atau bank. Setelah otorisasi serta nomor dan pemiliknya dinyatakan maka barang akan dikrim ke alamat pribadi.7

Carding adalah penipuan kartu kredit bila pelaku mengetahui nomor kartu kredit seseorang yang masih berlaku, maka pelaku dapat membeli barang secara on-line yang tagihannya dialamatkan pada pemilik asli kartu kredit tersebut, sedangkan pelakunya dinamakan carder.8

6

Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Pemalsuan: Tindak Pidana yang Menyerang Kepentingan Hukum Terhadap Kepercayaan Masyarakat Mengenai Kebenaran Isi Tulisan dan Berita yang Disampaikan, Cetakan ke-1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, hal. 5-6.

7

Tb. Irman S., Anatomi Kejahatan Perbankan, Cetakan ke-1, MQS Publishing, Jakarta, 2006, hal. 161.

8

Ade Ary Syam Indradi, Carding: Modus Operandi, Penyidikan dan Penindakan, Jakarta:PTIK, 2006, hal. 36.

(5)

5

Carding (credit card fraud) Melibatkan berbagai macam aktifitas yang melibatkan kartu kredit. Terjadi ketika seseorang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut melawan Hukum.9

Terminologi carding dalam bahasa formal atau bahasa hukum, digolongkan sebagai credit/debit card fraud (penipuan menggunakan kartu kredit/kartu debit), yang menurut IFCC (Internet Fraud Compalint Center) yaitu salah satu unit di FBI yang menangani komplain dari masyarakat berkaitan dengan cyber crime, adalah: “The unauthorized use of a credit/debit card number

can be stolen from unsecured web sites, or can be obtained in an identity theft scheme” (Penyalahgunaan kartu kredit/debet untuk menipu dalam mendapatkan uang atau properti. Nomor kartu kredit dapat dicuri dari website yang tidak terjaga/tidak aman atau didapatkan melalui pencurian identitas).10

Adapun jenis carding yang penulis temui dalam penelitian pusatakan, antara lain: Misuse (compromise) of card data, yaitu berupa penyalahgunaan kartu kredit yang tidak dipresentasikan. Di samping itu ada pula jenis carding counterfeiting, yaitu pemalsuan kartu kredit. Kartu palsu sudah diubah sedemikian rupa menyerupai kartu asli. Carding jenis ini dilakukan oleh perorangan sampai sindikat pemalsu kartu kredit yang memiliki jaringan luas, dana besar dan didukung oleh keahlian tertentu.

9

Lita Sari Marita. Penerapan Cyber Law dalam Pemberantasan Cyber Crime di Indonesia. Jurnal AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta. Vol. XV. No. 2 September 2015, hal 45-46.

10

Mehda Zuraida, Credit Card Fraud (Carding) dan Dampaknya Terhadap Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2015, hal., 1629.

(6)

6

Perkembangan counterfeiting saat ini telah menggunakan software

tertentu yang tersedia secara umum di situs-situs tertentu (creditmaster, credit probe) untuk menghasilkan nomor-nomor kartu kredit serta dengan menggunakan mesin atau terminal yang dicuri dan telepon genggam untuk mengecek keabsahan nomor-nomor tersebut. Di samping itu, counterfeiting juga menggunakan

skimmimg device yang berukuran kecil untuk mengkloning data yang tertera di

magnetic stripe kartu kredit asli dan menggunakan peralatan-peralatan untuk meng-intercept jaringan telekomunikasi serta menggunakan terminal implants.

Kejahatan carding lainnya dilakukan dengan sistem Wire Tapping yaitu penyadapan transaksi kartu kredit melalui jaringan komunikasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan software yang berfungsi sebagai traffic logger

untuk mengawasi paket data yang dikirimkan melalui internet.

Selain itu kejahatan Carding dilakukan dengan Phishing yaitu penyadapan melalui situs website aspal (asli-tapi palsu) agar personal data nasabah dapat di curi. Phising biasanya mengirimkan email kepada korban untuk merujuk kepada website buatannya.

2.1.3 Teori Keadilan Bermartabat

Pengertian atau definisi dari konsep sistem yang dianut dalam teori keadilan bermartabat adalah, suatu perangkat prinsip atau perangkat asas dan perangkat kaidah hukum positif yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan teramat penting dari suatu hukum positif yang keseluruhannya telah dirancang menurut pola tertentu, saking berkaitan erat antara satu bagian dengan bagian

(7)

7

yang lain dan saling bahu-membahu antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam suatu kesatuan tujuan.11

Dalam batasan tentang sistem menurut teori keadilan bermartabat, diperoleh lagi makna bahwa sistem itu tidak ada dengan sendirinya. Sehingga hasil rancang bangun teori keadilan bermartabat menjadi suatu sistem kaidah dan asas-asas hukum yang utuh dan sistemik sebagai hukum dan sistem hukum berdasarkan Pancasila.12

Teori keadilan bermartabat sebagai suatu filsafat dibangun dalam konteks untuk memahami, menjelaskan dan menerapkan suatu sistem hukum positif tertentu. Dalam hal ini menjelaskan, menerapkan, memahami, korporasi sebagai subjek hukum yang dapat dikenai sanksi pidana (denda). Teori Keadilan Bermartabat merupakan suatu filsafat hukum, teori hukum, ilmu hukum (jurisprudence).13

2

.2.

Temuan Pemalsuan sebagai

Carding

menurut Keadilan

Bermartabat

Seperti telah dikemukakan di muka, rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pemalsuan sebagai carding dalam perspektif Keadilan

Bermartabat. Sudah dikemukakan di atas, bahwa Keadilan Bermartabat berpendirian bahwa apabila orang hendak mencari hukumnya maka orang harus mencari hukum tersebut di dalam jiwa bangsa (Volkgeist). Dalam hal ini, seperti yang akan digambarkan di bawah ini, suatu gambaran tentang bagaimana

11

Teguh Prasetyo, Sistem Hukum Pancasila, Nusamedia, Bandung, 2016, hal. 29.

12

Ibid.

13

(8)

8

hukumnya pemalsuan sebagai carding yang terdapat di dalam jiwa bangsa, dalam hal ini, yaitu yang terdapat dalam manifestasi dari jiwa bangsa, yaitu Putusan Pengadilan. Berikut gambaran tentang pemalsuan sebagai carding dalam Putusan No. 922/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel.

Putusan yang di dalamnya dapat dijumpai hukumnya pemalsuan sebagai

carding yang digambarkan di bawah ini dihasilkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam perspektif Keadilan Bermartabat, Putusan No. 922/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel. adalah suatu temuan. Putusan pengadilan sebagai temuan ini mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa dalam ruang persidangan yang telah ditentukan untuk itu.

2.2.1. Identitas Pelaku Pemalsuan sebagai

Carding

dalam

Temuan

Terdakwa yang diadili dalam Putusan yang menjadi temuan penelitian ini adalah Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami; untuk selanjutnya disingkat dengan Terdakwa atau Yulita. Berikut di bawah ini analisis, dalam pengertian uraian atau deskripsi atas temuan tersebut.

Adapun usia dari Terdakwa ketika perkara mulai didaftarkan di pengadilan adalah 49 tahun. Terdakwa seorang perempuan lahir di Jakarta pada 29 Oktober 1965. Yulita, seorang berkebangsaan Indonesia, tinggal di Rumah Susun Tebet Superindo No.414 JI.Tebet Barat IV No. 20 Jakarta Selatan. Yulita bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan berpendidikan Diploma 3.

(9)

9

2.2.2. Masa Penahanan Pelaku Pemalsuan sebagai

Carding

dalam Temuan

Terdakwa di tahan oleh Penyidik sejak tanggal: 9 Februari 2009 sampai dengan 28 Februari 2009 dan Diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak tangga 1 Maret 2009 sampai dengan tanggal 9 April 2009. Penuntut Umum sejak tanggal 2 April 2009 s/d tanggal 21 April 2009. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 15 April 2009 sampai dengan tanggal 14 Mei 2009. Setelah itu Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 15 Mei 2009 sampai dengan tanggal 13 Juli 2009. Sejak tanggal 28 Mei 2009, berdasarkan Putusan Sela No. 698/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel, dikeluarkan dari tahanan. Dalam perkara ini terhadap terdakwa tidak dilakukan penahanan.

2.2.3 Para Pihak Pelaku Pemalsuan sebagai

Carding

dalam

Temuan

Dalam kasus ini Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya, yaitu: Maju Posko Simbolon, SH, Dkk, pada Advokat dan pembela Umum pada kantor Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, beralamat di Ruko Mitra Sunter Blok D No. 9 – 11, Jl. Sunter Boulevard Raya, Jakarta, yang bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, berdasarkan surat kuasa khusus No. A 73-KP. 04.13-80 tertanggal 17 Juni 2009 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 18-06-2009, dibawah No. 126/SK/HKM/VI/2009.

(10)

10

2.2.4 Tuntutan Pelaku Pemalsuan sebagai

Carding

dalam

Temuan

Dalam kasus Pemalsuan sebagai carding dalam perspektif Keadilan bermartabat Jaksa Penuntut umum menuntut Terdakwa Khoirunnisa Yulita alias Maya alias Suri binti Handoko alias Mami bersalah melakukan Tindak Pidana yaitu: telah melakukan, yang menyuruh melakukan, turut serta melakukan Pidana yaitu membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu perjanjian dengan maksud untuk menyuruh orang lain menggunakan surat tersebut, seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsukan, sebagaimana diatur dalam Pasal 263 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP .

Jaksa Penuntut Umum juga menuntut untuk menjatuhkan Pidana Penjara terhadap Terdakwa Khoirunnisa Yulita alias Maya alias Suri binti Handoko alias Mami selama 2 Tahun 6 bulan potong tahanan dengan perintah Terdakwa ditahan. Adapun beberapa Barang Bukti yang di sita dari terdakwa berupa kartu Kredit Palsu yang disita, mesin Emboser, 1 mesin Skimmer MSR 206, 1 alat Sablon, 3 buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron, 3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell untuk disita dan dimusnahkan. Selain itu Jaksa Penuntut Umum menyatakan agar Terdakwa dibebani biaya perkara, sebesar dua ribu rupiah.

Pada sidang dengan agenda Pembelaan Penasehat Hukum dari terdakwa secara tertulis tertanggal 28 Desember 2009, yang pada pokoknya antara lain menyatakan yakin dan percaya Majelis Hakim yang Mulia memiliki rasa keadilan dan kecintaan terhadap rakyat yang sangat tinggi sehingga Majelis Hakim yang mulia mengabdikan diri kepada negara ini dalam jabatan yang yang sangat mulia.

(11)

11

Bersama ini juga Penasehat Hukum serahkan nasib dan masa depan terdakwa dan keluarganya kepada Majelis Hakim yang mulia.

Tim Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat berkenan memberikan putusan kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan penuntut umum, Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum, Membebankan biaya perkara kepada Negara atau apabila Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum mengajukan atas Nota Pembelaan (Pledoi) Replik secara tertulis tertanggal 7 Januari 2010 yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutan pidana atau dari terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri binti Handoko Alias Mami yang telah dibacakan dan diserahkan pada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada sidang hari Senin tanggal 21 Desember 2009.

Setelah di bacakan Replik dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, Tim Penasehat hukum terdakwa mengajukan Duplik secara tertulis tertanggal 14 Januari 2010 yang pada pokoknya. Memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat berkenan memberikan putusan yang menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum, Membebaskan atau setidak-tidaknya melaporkan terdakwa dari segala tuntutan hukum Membebankan biaya perkara kepada negara atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

(12)

12

2.2.5 Dakwaan Pelaku Pemalsuan sebagai

Carding

dalam

Temuan

Terdakwa diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum dengan dakwaan sebagai berikut: ia terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami bertindak sendiri-sendiri maupun bersama sama dengan saksi Andre Cristian Brail Alias Christopher Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2009 atau setidak tidaknya pada waktu lain masih dalam tahun 2009 bertempat di Hotel Kristal Jalan Terogong Raya Cilandak Jakarta Selatan dan di Rumah Susun Tebet Superindo No. 414 Jalan Tebet Barat IV No.20 Tebet Jakarta Selatan atau setidak- tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Terdakwa telah melakukan, yang menyuruh melakukan, turut serta melakukan pidana, yaitu membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian atau suatu pembebasan utang atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain mengunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka kalau mempergunakannya dapat menimbulkan kerugian.

2.2.6 Modus Operandi Pelaku Pemalsuan Sebagai

Carding

dalam Temuan

Awalnya Terdakwa pada hari dan waktu yang sudah tidak dapat ditentukan lagi dalam tahun 2009 terdakwa dengan menggunakan nomor telepon

(13)

13

02199952965 miliknya menghubungi Nomor telepon 02194568487 milik Kawi Rahmat Alias Winarso (belum tertangkap) untuk membeli satu nomor kartu Kredit asing seharga satu juta, rupiah, selanjutnya Kawi Rahmat Alias Winarso melalui internet mengirimkan kepada terdakwa nomor kartu kredit Master card Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W kartu Kredit Visa Bank Danamon No: 498066200385 7300, atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA Citibank No: 498066200385 7300 atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184 7388 2015 atas nama Reese Michele, Kartu Kredit Mastercard Citibank No: 4980 0600 2946 5036 atas.nama Maya Osaka, Kartu Kredit VISA Bank HSBC No: 4980 6605 7838 8602 atas nama Christoper Le sedangkan fisik kartu kredit diperoleh terdakwa dengan cara membeli dari Kim-Kim Alias Michael seharga tiga ratus ribu rupiah perlembarnya Kemudian pada tanggal 20 Januari 2009 bertempat di rumah susun Tebet Jakarta Selatan terdakwa memberikan nomor kartu dan fisik kartu tersebut kepada Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail.

Pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2009 sekira jam 22.00 Wib bertempat di Hotel Crystal Jalan Terogong Pondok Indah Jakarta Selatan dilakukan perbuatan sebagai berikut. Terdakwa bersama dengan Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail mencetak dan membuat kartu kredit Mastercard Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W. Kartu Kredit Visa Bank Danamon No: 498066200385 7300 atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA Citibank No: 4980 0166 1086

(14)

14

9648 atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184 7388 2015 atas nama Reese Michele, Kartu Kredit Mastercard Citibank No: 4980 0600 2946 5036 atas nama Maya Osaka, Kartu Kredit VISA Bank HSBC No: 4980 6605 7838 8602 atas nama Christopher Le.

Dalam melaksanakan Pemalsuan sebagai Carding disini Terdakwa menggunakan satu unit laptop/komputer untuk membuka jaringan internet dan memasukkan data, satu unit mesin skimmer untuk untuk memasukkan data/nomor atau mengcopy data, satu unit mesin emboser untuk mencetak nama dan angka timbul pada kartu kredit, satu unit mesin omron untuk mengakses kartu kredit apakah dapat digunakan, satu unit sablon untuk mencetak empat angka kecil yang ada di depan dan di belakang kartu dan satu unit kompor kecil untuk pemanas kartu kredit.

Setelah itu Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail melakukan otorisasi melalui program skype (berbelanja melalui internet) yang beralamatkan di www.skype.com untuk mengecek 16 digit nomor kartu kredit yang di beli dari Kawi Rahmat Alias Winarso apakah masih aktif atau tidak dan apabila nomor-nomor kartu kredit tersebut masih aktif selanjutnya Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail membuka program Magnetic Strife Card Rieder Writer 206 DDX.51 Oct. 2007 (kode CCV) untuk memasukkan 16 digit nomor kartu kredit tersebut.

Selanjutnya terdakwa mencetak 4 angka kecil yang terdapat di depan dan di belakang kartu kredit tersebut dengan menggunakan mesin sablon dan

(15)

15

kemudian Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail mencetak 16 digit nomor dan nama pada kartu kredit dengan menggunakan mesin emboser dan setelah setelah nomor dan nama tercetak pada kartu kredit tersebut, selanjutnya Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail memasukkan ke mesin skimmer untuk memasukkan 20 digit nomor CVV1 pada magnetif strife setelah itu di cek kembali melalui layar laptop/komputer apakah 20 digit nomor tersebut sudah masuk dan apabila sudah masuk maka kartu kredit tersebut dapat digunakan untuk bertransaksi.

Dari 6 kartu kredit tersebut yang dapat digunakan untuk bertransaksi adalah kartu kredit Mastercard Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W yang sebelumnya oleh terdakwa telah disablon angka 7618010 yang terletak di bawah angka magnetik (garis tebal hitam) dengan menggunakan mesin sablon sedangkan Andre W digunakan oleh Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail membuat dan mencetak nama Andre W dan nomor angka 5232 5342 0103 7618 dengan masa berlaku bulan 06 Juni tahun 2009 dengan menggunakan mesin emboser dan mengisi angka magnetik ke luar negeri dengan nomor 5546 4100 8626 3010 ke dalam fisik kartu kredit dengan menggunakan mesin skimmer.

Kemudian kartu kredit Mastercard Bank Danamon No.5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W pada hari Jum'at tanggal 6 Februari 2009 dipergunakan oleh Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail untuk membayar makan siang di Restoran Peacock Hotel Sultan Jakarta

(16)

16

sebesar delapan ratus sepuluh ribu tujuh ratus rupiah, selanjutnya sekira jam 18.00 Wib untuk membayar/ Deposit cek in atau menginap selama tiga hari di kamar nomor 983 Hotel Sultan Jakarta sebesar empat juta rupiah,

Setelah itu sekitar jam 22.00 wib dipergunakan untuk membayar makan malam di Restoran Peacock Hotel Sultan Jakarta sebesar seratus lima puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh delapan rupiah dan kemudian pada hari sabtu tanggal 7 Februari 2009 sekitar jam 11.00 wib Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail melakukan tarik tunai sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah di Hotel Sultan Jakarta dan pada sore harinya terdakwa menerima uang sebesar empat ratus ribu rupiah dari uang hasil transaksi penarikan tunai di Hotel Sultan dengan menggunakan kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W, kemudian sekira jam 20.00 Wib kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232534201037618 dipergunakan untuk membeli dua buah Tas Wanita di Toko Charles & Keith di Hotel Sultan sebesar sembilan ratus ribu tiga puluh tujuh ribu rupiah

Fisik kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W yang dipergunakan oleh Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail berbeda dengan nomor yang keluar pada sales draft dari mesin EDC BCA yang ada di front desk Hotel Sultan Jakarta yaitu nomor 5546 4100 8626 3010 atas nama Andre W sebagaimana hasil pengecekan yang dilakukan oleh Bank BCA melalui system Early Detection Unit

(17)

17

kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W diatas sebenarnya adalah 5546 4100 8626 3010 An. Andre W, dimana 5546-41 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak penerbitnya adalah Bank Euro Kartensysteme Gmbh Germany terdapat ketidak sesuaian dengan logo Bank dan nama yang tercetak pada kartu kredit tersebut.

Fisik kartu Kredit Visa Bank Danamon No: 4980 6620 0385 7300 atas nama Christopher Le, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.

Fisik kartu Kredit VISA Citibank No: 4980 0166 1086 9648 atas nama Christopher Le, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.

Fisik Kartu Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184 7388 2015 atas nama Reese Michele, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.

Fisik Kartu Kredit Mastercard Citibank No: 4980 0600 2946 5036 atas nama Maya Osaka yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.

Akibat perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami bersama-sama dengan Andre Cristian Brail Alias

(18)

18

Christopher Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pihak Bank BCA cq Euro Karten Systems Germany dirugikan sebesar Lima Juta Sembilan Ratus Tiga puluh Ribu Rupiah.

Perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami diatur dan diancam pidana menurut bunyi pasal 263 ayat (1) jo pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP. Atas pertimbangan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Penasehat Hukum terdakwa mengajukan keberatan/Eksepsi secara tertulis tertanggal 25 Juni 2009.

Setelah mendengar dan membaca Eksepsi dari Penasihat Hukum dan pendapat Jaksa Penuntut Umum Majelis Hakim mengeluarkan Putusan Sela yang menyatakan Nota keberatan/Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa tidak dapat diterima dan memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk mengajukan upaya pembuktian yang diperlukan dalam perkara ini.

2.2.7 Alat Bukti Pemalsuan sebagai

Carding

dalam Temuan

Penuntut Umum untuk membuktikan dakwaanya telah mengajukan saksi saksi yang telah di sumpah menurut agamanya. Saksi yang pertama adalah saudara Wahyudi Rafly, S.Kom. dia bekerja di Bank BCA sebagai Officer sejak 2008. Pada waktu persidangan saksi memberi keterangan dirinya mengetahui perkara ini adanya pemalsuan kartu kredit, ia mendapat informasi dari petugas Hotel Sultan pada Februari 2009 ada penggunaan kartu kredit yang datanya berbeda antara fisik dengan yang ada di mesin EDC. Dia diberi tahu oleh kasir Hotel Sultan di jalan Gatot Subroto bahawa ada laporan ke bank BCA. Saksi tersebut langsung mengecek ke Hotel Sultan dari data yang di terima

(19)

19

kesimpulannya kartu itu bermasalah. Dan indetitas di kartu dengan yang memakai berbeda karna pemilik tersebut di jerman.

Dala keterangannya saksi menyatakan kartu kredit tersebut dipakai terdakwa sebagai deposit. Terdakwa melakukan transaksi at faund sebesar 1 juta rupiah di tambah dengan pembayaran di restoran. Saksi juga menyatakan dia hanya mendengar dari polisi, terdakwa mempunyai banyak data dan kartu hasil emboss di rumah. Saksi juga membenarkan dia melihat polisi membawa barang bukti yang di ambil dari kamar hotel terdakwa dan mendapatkan 7 kartu kredit.

Jaksa Penuntut Umum menghadirkan saksi lainya yaitu Inus Hudiyanto, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah. Dalam keteranganya, benar saksi bekerja di bank BCA dibagian Monitoring penyalahgunaan Kartu Kredit, saksi mengetahui perkara ini dari pengembangan polisi, terdakwa sebagai salah satu pelaku pengguna kartu kredit yang dinyatakan palsu, selain itu saksi yang buat laporan dari Bank BCA, saksi juga membenarkan sekitar 2 jam ada sistem interval security sistem ada informasi dari Hotel Sultan tentang pemalsuan kartu kredit dan langsung mengetahui pada saat itu juga, Bank BCA langsung melakukan koordinasi dengan pihak Hotel Sultan untuk mengamankan pelaku, dan langsung membawa pelaku ke Polda dibantu oleh Polisi dan Keamanan Hotel.

Dalam keteranganya saksi menyatakan bank BCA dalam hal ini mengalami kerugian kurang lebih enam juta rupiah, saksi juga mengetahui kartu yang digunakan adalah dari Jerman yang tidak ada nama pemiliknya tetapi hanya nomernya saja, hal itu bisa terjadi karena proses pembuatannya kurang bagus

(20)

20

maka datanya jadi berbeda, dengan modus mencuri data data Bank dengan alat

Skimmer dan juga bisa dilakukan dengan kartu debet dengan memakai PIN. Dalam keterangan saksi Inus Hiduyanto pernah melihat barang bukti di Kantor Polisi seperti mesin skimmer bisa digunakan untuk menggandakan dan mentransfer kartu, tetapi saksi tidak pernah ditunjukkan barang bukti berupa buku yang berisi kode-kode nomer bank dan angka-angka kartu kredit. Tetapi dari 6 angka awal menunjukkan dari bank mana kartu itu berasal.

Saksi juga bertemu dengan Andre Christian Brail dan ditemukan 7 buah kartu kredit palsu, dan saksi mengetahui asal kartu-kartu tersebut dari Ibu Suri atau Mami tetapi tidak menanyakan kapan kartu kredit itu diperoleh. Saksi juga mengatakan dirinya di panggil oleh Polda untuk sebagai saksi, selama di polda saksi ditunjukkan yang kartu kredit saja, yang lain tidak ditunjukkan kepada saksi hanya diberitahu saja, dan saksi mengetahui ada banyak kartu kredit yang disita polisi, saksi tidak hitung.

Setelah saksi dari pihak Bank BCA, Jaksa Penuntut Umum mendatangkan saksi dari pihak Hotel Sultan yang bernama Adnan Rifai, dalam persidangan saksi menerangkan dibawah sumpah. Dalam keterangannya saksii bekerja di Hotel Sultan sebagai Front Desk Agent (FDA), tugas saksi adalah menghandel cek in-cek out dan melayani pembayaran tamu disamping itu juga melayani Cash Advance (tarik tunai), dalam pembayaran dilakukan oleh para tamu secara tunai (cash) atau pakai kartu kredit, jika pembayaran dengan kartu kredit dengan mengecek dari nomernya apakah sesuai atau tidak dengan data-datanya.

(21)

21

Dalam keterangan saksi dirinya ingat kejadian tanggal 7 Februari 2009, yaitu ada penggunaan kartu kredit palsu, saat itu kartu digunakan untuk penarikan tunai, penarikan tunai yang saksi ketahui dari sales draft printnya sebesar seratus tujuh puluh ribu rupiah fisik kartunya Bank Danamon, tetapi nomernya berbeda, draft printnya, kemudian saksi laporkan kepada bank BCA, karena kita semuanya memakai mesin dari BCA dan Duty Manager, waktu penarikan tunai Andre Christian Brail melakukan sendirian saja, dan ada struk penarikan dengan data print outnya, selain penarikan tunai tidak ada transaksi lain yang dilakukan oleh terdakwa. Saksi mengetahui juga Polisi datang kekamar terdakwa dan tidak ada orang selain terdakwasaksi lupa kartu kredit yang mana Andre Christian Brail pakai di Hotel Sultan.

Saksi selanjutnya adalah Gesang Widiastuti, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah. Dalam keterangan saksi bekerja di Hotel Sultan sejak September tahun 2008 sebagai kasir di restoran Pea Cock, biasannya yang makan di restoran tamu dari Hotel dan dari luar hotel, pembayarannya bisa dilakukan secara tunai dan memakai kartu kredit.

Saksi juga mengatakan pada bulan Februari 2009, benar ada yang menggunakan kartu kredit palsu, yang menggunakan adalah Andre Christian Brail. Dan saksi lupa, kartu kredit yang digunakan oleh Andre Christian Brail. kartu kredit digunakan untuk membayar makan sekitar delapan puluh ribu rupiah. kartu yang asli kartu dan namanya sama, kartu kredit tersebut diantarkan oleh Waiter atau pelayan kepada saksi. setelah dilakukan transaksi berbeda data-datanya dengan yang ada di kartu. tetapi transaksinya tetap dilakukan, saksi

(22)

22

mengetahui jika kartu kredit itu palsu belakangan. Saksi tidak tahu siapa yang menandatangani dokumen-dokumen tersebut.

Dalam keteranganya saksi tidak pernah melihat terdakwa. tetapi saksi ingat kartu kredit yang dipakai Andre Christian Brail hanya ada warna kuningnya saja. Dan saksi kurang mengetahui ketika bill diminta. Saksi baru mengetahui palsu setelah saksi dipanggil pihak karena kartu dengan yang ada di otorisasi berbeda.

Saksi Endah Budi Kuspitaningrum, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah. Dalam keteranganya saksi bekerja di Hotel Sultan sejak 15 April 2008 sebagai Resepsionis depan, bertugas mencek tamu yang cek in-cek out, melakukan transaksi pembayaran untuk tamu yang akan cek in-cek out. Untuk pembayaran Hotel bisa dengan cash atau memakai kartu kredit.

Pada bulan Februari 2009, ada tamu yang memakai kartu kredit palsu, yang melakukan benar Andre Wijaya, terdakwa memberikan kredit card dari Bank Danamon, umtuk melakukan pembayaran Hotel, terdakwa Cek in di kamar 983 dia deposit sebesar empat juta rupiah untuk 3 malam. Pada saat otorisasi, benar sudah berhasil dilakukan. ternyata kartu kredit itu palsu, setelah di Skimmer

dan slipnya keluar ternyata memang berbeda.

Saksi mengatakan benar dia memasukan 16 digit. Dalam melakukan transaksi melalui kartu kredit harus melakukan verifikasi kartu tersebut untutk tujuan deposit.tetapi saksi secara tidak langsung sudah dengan Verify saja. Setelah transaksi dilakukan dan saksi melakukan pengecekan diketemukan kartu itu palsu. Saksi lagsung melaporkan kepada Duty manager. Saksi tidak tahu apa yang

(23)

23

dilakukan pimpinan kemudian. Pada saat itu transaksi dilakukan oleh seorang laki-laki sendirian dan saksi tidak mengetahui ada transaksi lain lagi.

Setelah itu beberapa hari kemudian setelah itu saksi mengetahui pernyataan dari Polisi. saksi tidak kenal dengan terdakwa. Benar kartu kredit yang digunakan Andre Christian Brail adalah Master Card Bank Danamon dengan Nomer 5253534601037618 transaksi langsung berhasil.

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum membawa saksi lagi yaitu Heru Purnomo, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya saksi bekerja di bank UOB Buana di bagian Risk managemen. Mesin Skimmer berguna untuk mengetahui nomer kartu dan isinya. Saksi juga mengatakan tidak dibenarkan pemakaian kartu kredit apabila kartu milik dan atas nama orang lain digunakan oleh orang yang bukan pemilik dan bukan atas namanya. Saksi menerangkan mekanismenya gesekkan kartu pada mesin EDC, setelah mengetahui harganya, slip keluar kemudian ditandatangani si pemilik kartu.

Disini saksi tidak terlibat dalam proses penyitaan oleh Polisi. Saksi lupa apa Andre Christian diperiksa di Jakarta Pusat, dan saksi tidak tahu disita darimana mesin skimmer tersebut dan saksi juga tidak mengenal terdakwa.

Selanjutnya ada Saksi Yosi Mahendra, S.E., dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya saksi tidak mengenal terdakwa. Saksi bekerja di Citi Bank di bagian Fraud Management Departemen Citi Bank tugasnya melakukan Investigasi terhadap kasus- kasus yang memiliki indikasi Fraud. Saksi mengatakan perbedaanya dilihat dari 6 angka awal, maka dapat dikenali bank penerbitnya. Menurut saksi kartu kredit yang asli dibalik magnetic

(24)

24

Stripe harus sama dengan muka depan, nomer sama dengan digitnya sama masa berlakunya. dan setiap kartu kredit ada nama pemiliknya dan ada yang tidak. Nama di kartu kredit cardnya harus sama dengan yang keluar disales draftnya. Kode kepala 4 milik Visa Card, kepala 5 milik Master card dilihat dari 6 angka. Saksi juga mengatakan fungsi mesin skimmer gunanya membaca data, dan data yang dilihat di mesin skimmer bisa disambungkan ke Laptop dan bisa terdeteksi data-datanya.

Saksi Maria Regina, dalam persidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya saksi benar pernah diperiksa di polisi. Saksi pernah ketemu terdakwa tahun lalu satu kali pada tahun 2008. Dalam rangka dikenalkan oleh Andre Christian Brail, ketemu dipinggir jalan didepan Hotel Aston. Benar pertemuan yang kedua bersama dengan Andre Christian Brail di Hotel Christal. saksi dalam hal ini apa yang dibicarakan antara terdakwa dengan Andre Christian Brail tidak tahu.

Saksi pernah ketemu lagi sebulan sebelum dia (Andre Christian Brail) ditangkap. Saat itu saksi pernah dibelikan barang oleh Andre Christian Brail. Saksi dalam hal ini mengenai kartu kartu kredit yang dimiliki Andre Christian Brail yang dijadikan barang bukti tidak tahu. Saksi hanya mengetahui pekerjaan Andre Christian Brail yang berkaitan dengan urusan Bank-bank. Saksi pernah menanyakan pada Andre Christian Brail, siapa ibu ini, dan dijawab katanya terdakwa adalah bosnya. Pada saat bertemu disitu sudah ada laptop dan saksi disitu tidak melihat mesin skimmer.

(25)

25

Keterangan Ahli dari Yanda Prafebriandi, SE,MM, menerangkan: ciri-ciri dari kartu kredit Visa ada lambang merpati dengan 16 Digit sebagai pengenal Bank Penerbit, sedangkan ciri-ciri kartu kredit dari master bola dunia dengan lingkaran digabung. Ciri-ciri kartu kredit yang palsu logonya seperti stiker tidak melekat, namanya tempelan sedangkan yang asli menyatu. Barang bukti yang diajukan dipersidangan berupa 21 buah kartu kredit, dari bukti-bukti tersebut ada yang sebagian asli, ada yang seluruhnya palsu dan dari 6 digit pertama menunjukkan identitas bank penerbit.

Saksi dengan Andre Christian Brail sempat bermalam di Hotel Sultan. Tetapi, Andre Christian Brail yang duluan datang. Saksi dalam hal ini Andre christian Brail tidak melihat dengan apa membayar hotel. Saksi juga tidak tahu berapa jumlah yang dibayarkan oleh Andre Christian Brail. Saksi mengatakan Andre Christian Brail memanggil terdakwa dengan sebutan mami. Pada saat menginap saksi tidak melihat barang bukti seperti mesin skimmer. Disini saksi bertemu terdakwa setengah jam saja. Pada saat Andre Christian Brail ditangkap saksi juga dibawa. Pada saat itu saksi bersama Andre Christian Brail juga ikut diperiksa oleh Polisi. Tas isinya dibuka, ada baju baju ditas laptopnya ada

skimmer dan kartu kartu kredit. kemudian saksi lihat ada mesin embosnya di kantor Polisi.

Saksi ini dalam perkara Andre Christian Brail tidak dijadikan saksi. dalam keteranganya saksi mengenai Andre Christian Brail tidak tahu bekerja di Bank dan hubungan Andre Christian Brail dengan terdakwa saksi dalam hal perkara ini tidak tahu. Mengenai Andre Christian Brail saksi tidak tahu membuat

(26)

26

kartu kredit, karena ketemunya hanya sebentar-sebentar. Saksi di Hotel ditangkap pada hari ke 2. Pada hari itu saksi datang sore ke hotel, kemudian paginya saksi bekerja, makan dan nonton.

Selanjutnya, saksi Achirusman Bin Surachman dipersidangan menerangkan dibawah sumpah. Dalam keteranganya saksi bekerja dibagian Risk Management. Andre Christian Brail dan terdakwa saksi dalam hal ini tidak kenal. Mengenai barang bukti yang diajukan oleh penuntut Umum berupa master card Bank Danamon saksi tidak pernah melihatnya, dan kartu-kartu yang digunakan terdakwa dan Andre Christian Brail saksi tidak tahu. Saksi tidak mengenal terdakwa.

Selanjutnya Saksi Andre Christian Brail Alias Christoper Lee Alias Andre Wijaya Bin Robert, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya benar saksi menggunakan kartu kredit palsu di Hotel Hilton, Dan benar saksi tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master Card Bank Danamon atas nama Andre Wijaya.

Saksi mengetahui Wahyudi Rafly S, kom, dia orang BCA dan saksi tidak mengenal dia dan tidak ada hubungan keluarga. Saksi ditangkap oleh Polisi pada tanggal 8 Pebruari 2009, bersama dengan teman saksi Maria Regina. benar saksi kenal yang bernama Kim-Kim dia teman saksi sebagai penjual nomer kartu kredit. Saksi menggunakan kartu kredit Master Card, Bank Danamon No. 5232 5342 01037618 atas nama Andre White. Biaya yang saksi gunakan menginap di Hotel Sultan sebesar empat juta rupiah. Benar saksi membayar makan malam juga menggunakan kartu kredit Master Card bank Danamon.

(27)

27

Saksi membenarkan tarik tunai di Hotel Sultan sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah dengan menggunakan master card bank Danamon dengan Nomer: 5232 5342 01037618 atas nama Andre White. Beberapa kartu kredit yang disita terdiri dari: master card bank danamon dengan Nomer: 5232 5342 01037618 atas nama Andre White, kartu kredit Visa bank Danamon No. 4980 6620 03785 7300 an. Christoper Lee, Kartu kredit Visa Citi bank No. 4980 0166 1086 9648 an Christoper Le, Kartu Kredit Visa Citi bank No. 4866 3200 4729 2904 an. Christoper Le, kartu kredit Master card Citibank No. 5369 9300 4981 3176 an. Reese Michaele, kartu Kredit Master card Citi bank No. 5421 7701 9179 7982 an. Andre CH Brail, kartu kredit Visa bank ANZ No. 4888 9300 2030 7028 an Christoper Le.

Saksi mendapat data-data kartu kredit dari kim-kim sebagai penyedia data kemudian saksi cetak dengan menggunakan alat-alat. Saksi dalam hal ini Kim-kim membeli data-data darimana saksi tidak tahu. Disini saksi mendapatkan kartu kredit yang masih kosong dari Ibu Maya atau terdakwa. Kartu kredit yang saksi beli, belum ada datanya masih kosong.kartu kredit yang belum ada datanya ini belum bisa dipakai. Terdakwa mendapat kartu kredit tersebut dari mana saksi mengenai hal tersebut saksi tidak tahu. Terdakwa pernah ikut saksi dalam menggunakan kartu kredit tersebut di Hotel Sultan.

Cara saksi membuat kartu kredit palsu yaitu pertama tama saksi menyiapkan handphone, laptop, Skimmer, Embosser, Omron, Sablon, Kompor kecil, setelah mendapat nomer-nomer kartu kemudian saksi mengaktifkan laptop membuka program Skype untuk mengecek nomer-nomer yang didapat dari

(28)

Kim-28

kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin emboser untuk di cetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam komputer.

Alat-alat mesin tersebut milik terdakwa, saksi hanya meminjam. setelah selesai ada dengan cara bagi hasil antara saksi dengan terdakwa. Baru satu kali yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya satu yang bisa. Saksi ikut melakukan penggeledahan oleh polisi dirumah terdakwa. Hanya satu yang berhasil dari beberapa kartu kredit palsu tersebut. mesin emboser dan alat sablon milik terdakwa. Dalam yang mengerjakan sablon adalah terdakwa di Hotel Christal dilakukan seminggu sebelum ditangkap.

Benar nama yang saksi gunakan didalam kartu kredit seperti Christoper Le, Rese Michele, Andre White adalah pals,u sedangkan nama saksi sebenarnya adalah Christian Brail. Kartu kredit atas nama yang lain, yang mempunyai KTP tidak ada, jika diminta KTPnya saksi kabur saja. Saksi sudah pernah dihukum 10 bulan. Untuk yang melakukan embos adalah saksi.

Kartu yang akan digunakan diserahkan terdakwa di Hotel Christal. Saksi beli data-data dari kawi Rahmat sebesar satu juta rupiah. Kawi Rahmat membeli data darimana saksi tidak tahu. Kartu kredit palsu yang sudah saksi buat sebanyak 7 buah, tetapi hanya 1 saja yang berhasil. kartu kredit tersebut sudah berisi nomer dari terdakwa, kemudian dimasukkan dalam mesin embos milik terdakwa, kemudian dimasukkan dalam mesin skimmer setelah itu baru bisa digunakan. Saksi belajar membuat kartu kredit palsu dari teman. Karena saksi dalam

(29)

29

membuat kartu kredit palsu kurang bisa. Saksi membenarkan ada petunjuk dari terdakwa, tetapi terdakwa kurang bisa.

Kawi Rahmat dia komplotan juga, terdakwa mempunyai usaha percetakan. Caranya per data yang berhasil ditransaksikan atau dicairkan baru kemudian dibagi dua dengan terdakwa. Saksi mengatakan belum ada korban lain selain di Hotel Sultan. Kartu-kartu yang lain sudah pernah digunakan bersama terdakwa tetapi tidak berhasil dan digunakan di berbagai tempat tetapi dia hanya ikut saksi saja. Benar kartu kredit yang ditemukan dirumah terdakwa pernah dicoba dimana-mana, tetapi tidak berhasil dan dikembalikan kepada terdakwa. Peran terdakwa adalah sama-sama mencoba untuk membelanjakan. Telah dinikmati oleh terdakwa sebesar empat ratus ribu rupiah.

Saksi mengatakan yang membeli nomer dari Kim-kim adalah saksi sendiri. Dan buku yang isinya berupa kode-kode nomer milik terdakwa. cara bagi hasil, saksi bayar apabila kartu kredit tersebut bisa digunakan dan sudah beberapa kali. Benar nomer-nomer yang didapat selanjutnya di program Skype yaitu berbelanja melalui internet yang beralamatkan di www.skype.Com. Disini peran terdakwa menyablon kartu kredit. Setelah disablon dikembalikan ke saksi untuk kemudian digunakan. kartu kredit dibuat di Hotel Christal bulan Pebruari 2009. Saksi duluan yang lebih dulu sampai/datang. Terdakwa datang ke Hotel Christal untuk mengerjakan sablon, dan yang menyediakan alat-alat dari terdakwa. Saksi lupa kamar berapa saksi menginap kira-kira saksi menginap 2 atau 3 hari.

Saksi bertemu Kim-kim di Hotel Sultan dalam rangka pembelian data-data. Pada saat itu Kim-kim tidak bertemu dengan terdakwa. Setelah bertemu

(30)

30

Kim-kim saksi menyerahkan uang. Setelah mendapatkan kartu dari Kim-kim saksi kembali ke Hotel Sultan dari tempat Indah. Benar saksi ke tempat Indah bersama terdakwa. Ada dibelanjakan di Hotel Christal yaitu membeli tas dan mencairkan uang sebesar satu juta rupiah. Saksi membenarkan terdakwa juga ada ditempat yaitu menunggu di loby hotel dan saksi menyerahkan uang disana. jarak denga terdakwa dalam melakukan transaksi lumayan jauh jaraknya, saksi dari Front Office kemudian menghampiri terdakwa di loby hotel.

Selanjutnya dipersidangan dihadiri oleh saksi A de charge atau saksi yang meringankan Saksi atas nama Soecitra. menerangkan, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya Benar saksi mengenal terdakwa, karena terdakwa sebagai pengontrak di Rusun selesai. Karena terdakwa sebagai penghuni di rusun saksi di tebet. Saksi bekerja di Rusun sebagai pelaksana bagian penagihan terhadap uang sewa, uang air, dan uang listrik setiap bulan. Benar saksi melakukan penagihan kepada terdakwa karena jatuh temponya tanggal 3 Pebruari 2009, sedangkan terdakwa menjanjikan tanggal 4 Pebruari 2009.

Terdakwa menjanjikan akan melakukan pembayaran padaa tanggal 4 Pebruari 2009, karena jatuh tempo tanggal 3 Pebruari 2009 dan sebelumnya dia menitipkan kunci rumahnya kepada saksi, pada siang harinya tanggal 4 Pebruari 2009, karena malam harinya akan diambil. Saksi dalam hal terdakwa menitipkan kunci, saksi itu tidak tahu. kira-kira jam sembilan atau setengah sepuluh malam sebelum Superindo ditutup. benar ada catatan , seperti catatan penagihan.

(31)

31

Saksi bertemu terdakwa ditangga superindo karena dia minta kunci, ya saksi datang. Saksi mengemukakan terdakwa menerima uang sebesar empat ratus rinu rupiah dari Andre, saksi itu tidak tahu. Saksi menguasai pemalsuan kartu kredit mesin skimmer, sablon , handphone, emboser dan komputer tidak tahu. pada malam hari sekitar jam sembilan atau setengah sepuluh sampai saksi antarkan barangnya keatas sekitar sepuluh menit. Perjalanan dari Rusun ke Pondok Indah kalau tidak macet 1 jam.

Setelah memperhatikan barang bukti yang diajukan dipersidangan yaitu Kartu Kredit Palsu yang disita dari Terdakwa, 1 mesin Emboser, 1 mesin Skimmer

MSR 206, 1 alat Sablon, 3 buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron, 3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell.

2.2.8

Pertimbangan Majelis Hakim dalam Perkara Pidana

Pemalsuan

Dalam pertimbangan Hakim mengenai fakta-fakta Hukum, Majelis akan menentukan bersamaan dengan pembahasan atau pembuktian unsur-unsur pasal dari dakwaan jaksa Penuntut Umum dibawah nanti. Selanjutnya apakah terdakwa dapat dipersalahkan telah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum, Majelis akan mempertimbangkan lebih lanjut. Terdakwa telah diajukan kepersidangan dengan dakwaan tunggal yang diancam dan diatur dalam pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP.

Pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP unsur-unsurnya adalah: Barang siapa; Membuat surat palsu atau memalsukan surat; Yang dapat

(32)

32

menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan; Dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan; Mendatangkan suatu kerugian; Sebagai orang yang melakukan atau turut melakukan perbuatan itu.

Soalnya adalah apakah unsur unsur tersebut di atas dapat diterapkan pada diri dan perbuatan terdakwa, Majelis kemudan mempertimbangkan unsur-unsur tersebut di atas sebagai berikut di bawah ini.

Menurut Majelis, untuk unsur barang siapa dalam pemalsuan sebagai

carding mengemukakan yang dimaksud barang siapa adalah setiap orang yang menjadi subyek hukum yaitu sebagai pendukung hak dan kewajibannya yang dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

Dalam perkara ini ternayata terdakwa setelah ditanyakan identitasnya sama dengan identitas yang tertera dalam surat dakwaan. Seperti dikemukakan di atas, yaitu Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami, dilihat dari umurnya telah dewasa. Terdakwa sehat jasmani dan rohani sehingga dengan demikian dengan sendirinya unsur barang siapa, dalam pemalsuan sebagai

carding telah terpenuhi pada diri terdakwa.

Selanjutnya, Unsur Membuat Surat palsu atau memalsukan surat dalam pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis Hakim adalah ditentukan dari apakah yang dimaksud dengan surat. Menurut Majelis Hakim, undang-undang ternyata tidak memberikan penjelasannya tentang yang dimaksud dengan surat. Dari sejarah pembentukkan ketentuan pidana yang diatur

(33)

33

dalam pasal 263 ayat (1) KUHP dapat diketahui, menurut para pembentuknya

Elke in Schrift gebrachte Voorstelling Van Gedachte in Woorden atau setiap pemeriksaan yang dinyatakan dalam kata-kata secara tertulis itu harus dimasukkan kedalam pengertian surat tanpa orang perlu memperhatikan kenyataan yakni apakah pernyataan dalam kata kata secara tertulis dilakukan oleh orang yang bersangkutan dengan tulisan atau dengan cara mekanik.

Selanjutnya Majelis Hakim merujuk pendapat R Susilo memudian mengartikan surat adalah segala surat baik yang ditulis dengan tangan dicetak, maupun ditulis memakai mesin tik, laptop dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud mebuat surat palsu adalah membuat yang isinya bukan semestinya tidak benar atau membuat surat demikian rupa, sehingga menunjukkan asal surat itu yang tidak benar. Memalsu surat artinya mengubah surat demikian rupa sehingga isinya menjadi lain dari isinya yang asli atau sehingga surat itu menjadi lain daripada yang lain. Berkaitan dengan unsur surat yang dikemukakan di atas, diperoleh dari keterangan saksi-saksi.

Saksi Maria Regina menerangkan: benar saksi oleh Andre Christian Brail dikenalkan kepada terdakwa, dimana saksi bertanya pada Andre Christian Brail siapa ini dan dijawab ketanya terdakwa adalah Bossnya. Ketika saksi bertemu sudah ada terdakwa, Andre Christian Brail memanggil terdakwa dengan sebutan mami. Benar Andre Christian Brail ditangkap dan dibawa Polisi, ketika tasnya dibuka isinya ada baju-baju diatas laptopnya, ada skimmer dan kartu kredit-kartu kredit.

(34)

34

Saksi Andre Christian Brail Alias Christoper Lee Alias Andre Wijaya Bin Robert menerangkan: benar saksi tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master card Bank danamon atas nama Andre Wijaya. Saksi ditangkap oleh Polisi pada tanggal 8 Pebruari 2009 bersama saksi Maria Regina. Saksi kenal yang bernama Kim-Kim, dia teman saksi sebagai penjual nomor kartu kredit. Saksi juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon No. 5232534201037618 atas nama Andre White. Benar saksi membayar makan malam juga menggunakan kartu kredit Master card bank danamon, menginap di hotel Sultan sebesar empat juta rupiah. Benar saksi tarik tunai di Hotel Sultan sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah dengan menggunakan Master card Danamon dengan Nomor: 5232 534201037618 atas nama Andre White.

Dalam keterangan saudari Maria Regina, kartu kredit yang disita terdiri dari Master Card Bank Danamon dengan nomor: 5232534201037618 atas nama Andre White, Kartu Kredit Visa bank Danamon No. 4980662003857300 an. Christopere Lee, Kartu kredit Visa Citi Bank No. 49800166108696448 atas nama Christopere Lee, kartu kredit Visa Citibank No. 4866320047292904 atas nama Christoper Lee, kartu kredit Master card Citi Bank No. 5421770191797982 atas nama Andre CH Brail, kartu kredit Visa bank ANZ No. 48889300020307028 atas nama Christoper Lee.

Saksi mendapat data-data kartu kredit dari Kim-kim sebagai penyedia data kemudian saksi cetak dengan menggunakan alat-alat. Saksi mendapat kartu kredit yang masih kosong dari ibu Yulita/terdakwa. Terdakwa mendapat kartu kredit tersebut saksi tidak tahu. benar terdakwa pernah ikut saksi dalam

(35)

35

menggunakan kartu kredit tersebut di hotel sultan. Cara saksi mendapat kartu kredit palsu yaitu pertama tama saksi mempersiapkan Handphone, Laptop, skimmer, emboser, omrom, sablon, kompor kecil.

Setelah mendapat nomor-nomor kartu kredit kemudian saksi mengaktifkan laptop, membuka program skype untuk mengecek nomor-nomor yang didapat dari kim-kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin emboser untuk dicetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam komputer, semuanya dikerjakan di Hotel Christal. Alat-alat mesin tersebut milik terdakwa saksi pinjam.

Benar setelah selesai adalah dengan cara bagi hasil, baru satu kali yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya satu yang bisa. Benar saksi ikut melakukan penggeledahan, mesin emboser, alat sablon milik terdakwa. Dalam mengerjakan sablon adalah terdakwa di Hotel Christal yaitu seminggu sebelum ditangkap. Kartu kredit yang akan digunakan diserahkan terdakwa di Hotel christal.

Keterangan Ahli dari Yanda Prafebriandi, SE,MM, menerangkan: ciri-ciri dari kartu kredit Visa ada lambang merpati dengan 16 Digit sebagai pengenal Bank Penerbit, sedangkan ciri-ciri kartu kredit dari master bola dunia dengan lingkaran digabung. Ciri-ciri kartu kredit yang palsu logonya seperti stiker tidak melekat, namanya tempelan sedangkan yang asli menyatu. Barang bukti yang diajukan dipersidangan berupa 21 buah kartu kredit, dari bukti-bukti tersebut ada yang sebagian asli, ada yang seluruhnya palsu dan dari 6 digit pertama menunjukkan identitas bank penerbit.

(36)

36

Keterangan terdakwa, dipersidangan menerangkan antara lain: Benar Christian Brail tinggal bersama Maria Regina di Kuningan Kost, kadangkala tinggal ditempat terdakwa. Terdakwa terima uang empat ratus ribu rupiah tetapi tidak mengerti hasil darimana. Terdakwa tidak mengetahui Andre Christian Brail memakai kartu kredit palsu, terdakwa tidak mengerti karena terdakwa terima lebih dahulu daripada dia, pada saat itu terdakwa mengunjungi dia kesana untuk mengambil Laptop terdakwa karena terlalu lama menunggu akhirnya terdakwa pulang duluan. Terdakwa dalam membuat kartu kredit tidak pernah ikut-ikutan , terdakwa hanya mengambil laptop Vaio.

Benar ada kartu kredit yang disita 21 buah dimana yang menaruh kartu kredit di rumah terdakwa adalah Andre Christian Brail. terdakwa sendiri yang mencatat nomer dibuku, Andre bilang minta tolong kepada terdakwa untuk mencatat “mami tolong catat nanti ada orang yang akan mengirim nomor-nomor ini“ Benar catatan catatan nomor kartu kredit yang disita dirumah terdakwa, juga benar kartu kredit palsu, mesin emboser, Laptop, Skimmer ada di rumah terdakwa. Dalam hal ini yang dimaksud surat termasuk surat dalam bentuk tulisan diatas dan didalam kartu kredit. meskipun terdakwa disatu sisi membantah perbuatannya dengan menyatakan terdakwa tidak mengetahui Andre Christian brail memakai kartu kredit palsu, terdakwa tidak pernah ikut-ikutan dalam membuat kartu kredit palsu, tetapi disisi lain terdakwa menerangkan dan membenarkan antara lain terdakwa terima uang empat ratus ribu rupiah dari Andre Christian Brail. Benar ada kartu kredit yang disita 21 buah dirumah terdakwa, begitu juga benar terdakwa yang membuat catatan-catatan nomer kartu

(37)

37

kredit yang disita dirumah terdakwa juga membenarkan mesin emboser, laptop skemmer yang dipakai untuk membuat kartu kredit palsu ada dirumah terdakwa.

Keterangan-keterangan ini bila dihubungkan dengan keterangan saksi Maria Regina, saksi Andre Brail, keterangan ahli Yanda Prafebriandi SE,MM maka adanya barang barang bukti berupa kartu kartu kredit palsu, emboser, Laptop, skimmer, alat sablon ternyata berhubungan sedemikian rupa sehingga Majelis dapat menarik kesimpulan adanya fakta-fakta saksi Andre Christian Brail tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master Card Bank Danamon atas nama Andre Wijaya.

Saksi Andre juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon atas nama Andre White dengan No. 5232534201037618. Saksi Andre Christian Brail membayar makan malam juga memakai kartu kredit Master card Bank Danamon tersebut, membayar Hotel di Hotel Sultan empat juta rupiah kemudian menarik lagi sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah dan benar dari penarikan kartu kredit palsu tersebut kebagian sebesar empat ratus ribu rupiah diberikan kepada terdakwa.

Benar kartu kartu kredit yang disita tersebut, awalnya kartu kredit yang masih kosong dari terdakwa, sedangkan data-data kartu kredit dari Kim-kim dan Kawi Rahmat sebagai penyedia data, kemudian Andre Christian Brail cetak menggunakan alat. Saksi Andre Christian Brail membuat kartu kredit palsu yaitu: pertama-tama saksi Andre Christian Brail menyiapkan Handphone, Laptop,

(38)

38

kredit, kemudian saksi mengaktifkan laptop, membuka program Skype, untuk mengecek nomor-nomor yang didapat dari Kim-kim dan Kawi Rahmat.

Setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin

embosser untuk dicetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam komputer, semuanya dikerjakan di Hotel Christal. Benar setelah selesai ada dengan cara bagi hasil, baru satu yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya satu yang bisa mengerjakan sablon adalah terdakwa di Hotel Christal yaitu seminggu sebelum ditangkap.

Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas Majelis dapat menarik kesimpulan terdakwa ikut memalsukan kartu kredit sehingga kartu kredit yang semula kosong menjadi berisi dapat digunakan untuk mengambil uang secara tunai dalam hal ini sudah termasuk pengertian memalsukan surat yaitu mengubah surat/kartu kredit kosong sedemikian rupa sehingga isinya menjadi lain seperti aslinya dapat dipergunakan menarik tunai sehingga dengan demikian unsur membuat surat palsu atau memalsukan surat telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa.

Selanjutnya, Unsur yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan dalam pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis Hakim dihubungkan dengan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan seperti telah diuraikan didalam mempertimbangkan unsur sebelumnya dimana saksi Andre Christian Brail membuat/mencetak kartu kredit dari yang isinya kosong yang diperoleh dari

(39)

39

terdakwa dengan menggunakan alat-alat milik terdakwa antara lain laptop,

emboser, skimmer dan sablon dengan memasukkan data data yang diperoleh dari Kim-kim dan terdakwa ikut menyablonnya, kemudian digunakan untuk menarik uang secara tunai.

Dimana terdakwa telah mendapatkan bagian sebesar empat ratus ribu rupiah, menurut Majelis sudah termasuk perbuatan yang dapat menerbitkan sesuatu hak yaitu seolah olah saksi Andre Christian Brail dan terdakwa sebagai yang berhak untuk menarik uang tunai tersebut, sehingga dengan demikian unsur ini pun telah terpenuhi adanya.

Selanjutnya, Unsur dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan sesuatu itu seolah-olah sesuatu itu asli dan tidak dipalsukan dalam pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis dihubungkan dengan fakta- fakta antara lain: benar saksi Andre Christian Brail tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master card Bank Danamon atas nama Andre Wijaya.

Saksi Andre juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon atas nama Andre White dengan No. 5232.53. 4201037618. Saksi Andre Christian Brail membayar makan malam juga memakai kartu kredit Master card Bank Danamon tersebut, membayar Hotel di Hotel Sultan tersebut, membayar di Hotel Sultan empat juta rupiah kemudian menarik lagi sebesar satu juta rupiah benar dari penarikan kartu kredit palsu tersebut sebagian sebesar empat ratus ribu rupiah diberikan kepada terdakwa.

(40)

40

Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas menurut Majelis terdakwa bersama Andre Christoper Brail telah menggunakan kartu kredit yang telah dipalsukan tersebut seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan sehingga dapat menarik uang secara tunai, sehingga dengan demikian unsur ini pun telah terpenuhi.

Selanjutnya, Unsur mendatangkan suatu kerugian dalam pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis dengan melihat fakta-fakta tersebut diatas menurut Majelis jelas pihak Bank penerbit yang dirugikan oleh perbuatan Andre Christian Brail dengan terdakwa yang telah mengambil uang tunai melalui kartu kredit palsu tersebut, sehingga dengan demikian unsur ini pun telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa.

Selanjutnya, Unsur Sebagai Orang yang melakukan yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan tersebut dalam pemalsuan sebagai

carding menurut pandangan dan penilaian Majelis dengan melihat fakta-fakta tersebut diatas menurut Majelis orang yang melakukan (pleger) adalah orang ini ialah seorang yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen dari peristiwa pidana. Orang yang menyuruh melakukan (doen pleger) disini sedikitnya ada dua orang, yang menyuruh (doen pleger) dan yang disuruh (pleger). Jadi bukan orang itu sendirian yang melakukan peristiwa pidana, akan tetapi ia menyuruh orang lain.

Orang yang turut melakukan (medepleger) atau turut melakukan dalam dalam arti kata lain sama-sama melakukan, sedikit dikitnya harus ada dua orang , ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan

(41)

41

(medepleger) peristiwa itu dalam hal ini majelis mengambil pendapat SR Sianturi, SH.14 Kerjasama secara sadar setiap perbuatan saling mengetahui tindakan dari pelaku peserta lainnya. Tindakan disyaratkan apakah telah ada kesepakatan itu jauh sebelumnya, walaupun kesepakatan itu baru terjadi dekat sebelumnya atau bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan termasuk kerjasama secara sadar. Kerjasama secara langsung yaitu perwujudan dari tindak pidana itu adalah secara langsung sebagai akibat dari tindakan dari para peserta pelaku dan bukan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam pasal 56 b KUHP.

Dengan demikian unsur inipun sifatnya alternatif, apabila salah satu yang terbukti dianggap terbuktilah unsur ini terbukti. Berhubungan dengan unsur ini, dalam hal ini juga berdasarkan fakta-fakta dipersidangan sebagaimana telah diuraikan diatas antara lain: Awalnya kartu kredit yang masih kosong dari terdakwa, sedangkan data-data dari Kim-Kim sebagai penyedia data, kemudian Andre Christian Brail untuk menggunakan alat.

Saksi Andre Christian Brail membuat kartu kredit palsu yaitu pertama-tama saksi Andre Christian Brail menyiapkan Handphone, laptop, Skimmer,

emboser, sablon, kompor kecil, setelah mendapat nomer-nomer kartu kredit, kemudian saksi mengaktifkan Laptop, membuka program skype untuk mengecek nomer-nomer yang didapat dari Kim-kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin emboser untuk dicetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam emboser untuk dicetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam komputer, semuanya dikerjakan di Hotel Christal.

14

Dalam bukunya “Azas-Azas Hukum pidana Indonesia dan Penerapannya“ diterbitkan Alumni AHM-HM Jakarta 1998.

(42)

42

Setelah selesai ada dengan cara bagi hasil, baru satu yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya satu yang bisa. Yang mengerjakan sablon adalah terdakwa di Hotel Christal yaitu seminggu sebelum ditangkap.

Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas nampak jelas adanya kerjasama antara Andre Christian Brail dengan terdakwa didalam membuat surat/kartu kredit palsu tersebut sampai pada saat menggunakan dan membagi hasil dari penggunaan kartu kredit palsu tersebut sehingga dengan demikian unsur ini pun telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa.

Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut diatas maka seluruh unsur-unsur pasal 263 ayat (1) Jo pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP tidak terpenuhi pada diri dan perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami, sehingga dengan demikian terdakwa tersebut, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta membuat atau memalsukan surat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Majelis sependapat dengan Jaksa penuntut Umum, sedangkan terhadap pembelaan Penasehat hukum terdakwa yang pada pokoknya memohon kepada Majelis Hakim berkenan memberikan putusan sebagai berikut: Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum. Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan terdakwa dari segala tuntutan Hukum. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Referensi

Dokumen terkait

Subyek penelitian ini adalah anggota Lembaga Kewadayaan Masyarakat (LKM) Karya Buana, dan fasilitator kelurahan (faskel) PNPM-MP, serta Pemerintah Desa Patalan, dan penerima

Didorong oleh kebutuhan akan alsintan untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja pada saat tertentu dan disertai dengan naiknya upah buruh tani, lembaga ini muncul dan

Tujuan penelitian ini antara lain untuk membandingkan pertumbuhan pedet Sapi Sumbawa melalui pengukuran lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi gumba (TG), bobot

Pada fase aquatic, proses penyebaran jentik nyamuk tidak dipengaruhi oleh faktor angin dan sayap seperti pada fase mature, jadi pada fase ini tidak terjadi proses penyebaran

( soft skills ) dan manusia dengan memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak ( hard skills ) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi

mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. Hal ini menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar

Berdasarkan Hasil Penetapan Pemenang Lelang Nomor : DTKT-06/PPL/POKJA V/APBN/MT/VI/2016 Tanggal 02 Juni 2016 dengan ini Pokja V Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten

tersebut. Guru mendemonstrasikan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi dengan mengulas kembali apa isi materi tadi scara kritis dengan masing- masing kelompoknya, tujuan