• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENERAPAN AKUNTANSI SYARI AH PADA PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH DI BTM AL-AMIN METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENERAPAN AKUNTANSI SYARI AH PADA PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH DI BTM AL-AMIN METRO"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN AKUNTANSI SYARI’AH PADA PROGRAM

TABUNGAN MUDHARABAH DI BTM AL-AMIN METRO

Oleh :

EKA PURNAMASARI NPM : 1287594

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Syari’ah dan Ekonomi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

METRO

(2)

SKRIPSI

PENERAPAN AKUNTANSI SYARI’AH PADA PROGRAM

TABUNGAN MUDHARABAH DI BTM AL-AMIN METRO

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

EKA PURNAMASARI NPM : 1287594

Pembimbing I : Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag Pembimbing II : Liberty, SE., MA

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Syari’ah dan Ekonomi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

METRO

(3)
(4)
(5)
(6)

PENERAPAN AKUNTANSI SYARI’AH PADA PROGRAM TABUNGAN MUDHARABAH DI BTM AL-AMIN METRO

ABSTRAK Oleh :

EKA PURNAMASARI

BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) merupakan amal usaha Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari’ah dan kegiatan muamalah berdasarkan syari’ah Islam. Dalam sistem oprasionalnya BTm menggunakan akuntansi syariah dengan tujuan untuk identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia.

Pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana Penerapan Akuntansi Syari’ah Pada Program Tabungan Mudharabah di BTM Al-Amin Metro. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk perhitungan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro. Manfaat penelitian ini adalah secara teoritis, adalah Menambah wawasan keilmuan mengenai bagi tabungan mudharabah, khususnya di BTM Al-Amin Metro dan secara praktis, adalah memberikan pengetahuan tentang metode perhitungan akuntansi syari’ah dan memberikan pengetahuan tentang program tabungan mudharabah.

Metode dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan dan sifat penelitian yang akan peneliti gunakan ini adalah penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer adalah Komarudin, selaku manager dan karyawan BTM AL-Amin Metro dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Analisa yang digunakan yaitu dengan cara berfikir induktif. Peneliti dapat mengetahui penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro.

Adapun hasil dalam penelitian ini tentang penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro. BTM Al-Amin Metro tidak terlepas dari kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi juga ikut berpengaruh dalam sistem bagi hasil. Kebijakan yang mempengaruhi bagi hasil yaitu penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh pada laba usaha bank apabila menggunakan metode profit/loss sharing. Oleh karena itu, dalam program tabungan BTM Al-Amin Metro menggunakan metode bagi hasil revenue sharing

agar penyusutan tidak mempengaruhi bagi hasil. BTM Al-Amin Metro menggunakan metode profit/loss sharing, keuntungan yang didapat oleh bank akan lebih sedikit karena dikurangi oleh akun penyusutan. Terbukti bahwa perusahaan tersebut dapat dikatakan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi syariah karena perhitungan yang sesuai dengan teorinya.

(7)
(8)

MOTTO

َمَّلَسَو يهْيَلَع ُللها َىلَص يللها ُلْوُسَر َلاَق : ُهْنَع ُللها َييضَر َةَرْ يَرُه ْيبَِا ْنَع

يةَعاَّسلا يريظَتْ ناَف يهيلْهَا يْيَْغ َلىيا ُرْمَلاْا َريسُواَذيا

Artinya : Dari Abu Hurairah R.A. berkata : Rasulullah SAW bersabda

“Jika sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan kehancurannya”. (HR. Ahmad bin Hambal) 1

1 Ahmad bin Hambal, Sunan Ahmad bin Hambal, Jilid III, Dar Al-Maktab Al-

(9)

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ilmu kepada peneliti, saya persembahkan Tugas Akhir ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih saya yang tulus kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Ismanto dan Ibu Siti Hanisah yang tak pernah lelah senantiasa mendorong, memotivasi dan mendoakan untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan Study.

2. Pembimbing terbaik Ibu Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu Liberty, SE. MA selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penulisan skripsi ini. 3. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah memotivasi dalam

menyelesaikan studi.

4. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri Metro.

Terima kasih saya ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan cinta, kasih sayang dan do’anya untuk saya. Terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan kalian semua. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat

(10)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum. Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Diantara salah satu kesempurnaan-Nya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan. Salawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini peneliti menyadari adanya halangan, rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak terlepas dari beberapa individu yang sepanjang penulisan Skripsi ini banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada peneliti guna penyempurnaan Skripsi ini.

Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini peneliti ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada terhingga :

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Rektor IAIN Metro

2. Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Zumaroh, S.E.I, M.E.Sy selaku ketua program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah.

4. Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag dan Liberty, SE., MA selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat

(11)

berharga serta mengarahkan dan memberikan motivasi kepada peneliti.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta fasilitas selama peneliti menempuh pendidikan

6. Tika Indriyati, A.Md selaku Manager BTM Al-Amin Kota Metro yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian serta meluangkan waktunya kepada peneliti untuk memberikan bimbingan maupun pengarahan untuk meneliti.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat bermanfaat bagi banyak pihak guna memenuhi ilmu pengetahuan perbankan syariah.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Metro, 06 Juli 2017 Peneliti

Eka Purnamasari

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Penelitian Relevan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Syariah ... 12

1. Pengertian Akuntansi Syariah ... 12

2. Prinsip Akuntansi Syariah ... 13

3. Tujuan Akuntansi Syariah ... 15

4. Fungsi Akuntansi Syariah ... 16

B. Bagi Hasil ... 18

1. Pengertian Mudharabah ... 18

2. Jenis-Jenis Mudharabah ... 20

3. Sistem Bagi Hasil dan Perhitungannya ... 21

C. Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) ... 22

(13)

2. Perkembnagan BTM di Indonesia ... 23

3. Sistem Oprasional BTM ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 27

B. Sumber Data ... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 30

E. Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BTM Al-Amin Metro ... 34

1. Sejarah Singkat BTM Al-Amin Metro ... 34

2. Visi, Misi dan Tujuan BTM Al-Amin Metro ... 36

3. Kepengurusan ... 37

4. Organisasi dan Kelembagaan ... 39

5. Produk BTM Al-Amin Metro ... 38

6. Kantor dan Karyawan BTM Al-Amin Metro ... 42

B. Pelaksanaan Program Tabungan Mudharabah di BTM Al-Amin Metro ... 43

C. Analisis Terhadap Penerapan Akuntansi Syari’ah Pada Program Tabungan Mudharabah di BTM Al-Amin Metro ... 51

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

I. Surat Bimbingan Tugas Akhir IAIN Metro II. Surat Izin Research dari IAIN Metro III. Surat Tugas dari IAIN Metro

IV. Surat Keterangan Penelitian dari BTM Al-Amin Metro V. Kartu Konsultasi Skripsi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) merupakan amal usaha Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari’ah dan kegiatan muamalah berdasarkan syari’ah Islam. Dari segi namanya, “Baitul Tamwil” berarti lembaga bisnis yang menjadi penyangga operasional BTM. Baitut Tamwil ini bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk simpanan serta menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan usaha dengan sistem jual beli, bagi hasil maupun jasa.

Baitut Tamwil melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi.2

Di Indonesia, kegiatan Baitut Tamwil Muhammadiyah bisa dijalankan oleh industri perbankan syariah maupun Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Kedua jenis lembaga keuangan pada prinsipnya memiliki kesamaan konsep operasional, perbedaannya terletak pada bentuk badan hukum serta konsekuensi yang mengikutinya sebagai badan hukum.

2

Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, (Yogyakarta:P3EI Press,2008), h 32

(17)

Penerapan akuntansi syariah di Indonesia baru muncul dan perkembangan lembaga keuangan syariah pada saat itu menghimbau agar semua sistem yang ada baik secara prinsip ataupun prakteknya harus sesuai dengan tuntunan syariah tidak terkecuali dalam pencatatan laporan keuangan yang ditandai dengan berlakunya PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah. Bank syariah disukai para nasabah karena sistem atau prinsip yang berkiblat atau berpatok pada agama islam atau Al-Qur’an. Dalam prinsip syariah terutama pada penerapan akuntansi syariahnya tidak boleh dikenakan bunga, karena bunga dalam ajaran islam atau dalam hadist al-qur’an dapat menimbulkan Riba yang artinya penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah).3

Penjelasan di atas dapat peneliti pahami bahwa akuntansi syariah adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 282 sebagai berikut:4

3 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 4 Q.S Al-Baqarah (2) :282.

(18)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah

(19)

mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”5

Tafsir dari Q.S Al-Baqarah ayat 282 perintah ayat ini ditunjukkan kepada orang-orang beriman, tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi hutang-piutang, bahkan yang lebih khusus adalah yang berhutang. Ini agar yang memberi piutang merasa lebih tenang dengan penulisan itu, karena menulisnya adalah perintah atau tuntunan yang sangat dianjurkan, walau kreditor tidak memintanya. Perintah utang piutang dipahami oleh banyak ulama sebagai anjuran, bukan kewajiban. Allah SWT menegaskan: “Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil.” Yakni dengan benar, tidak menyalahi ketentuan Allah dan perundangan yang berlaku dalam masyarakat. Tidak juga merugikan salah satu pihak yang bermuamalah, sebagaimana dipahami dari kata adil dan di antara kamu. 6

Ayat ini mendahulukan penyebutan adil daripada penyebutan pengetahuan yang diajarkan Allah. Ini karena keadilan, di samping menuntut adanya pengetahauan bagi yang akan berlaku adil, juga karena seseorang yang adil tapi tidak mengetahui, keadilannya akan mendorong dia untuk belajar. Berbeda dengan yang mengetahui tetapi tidak adil. Ketika itu pengetahuannya akan digunakan untuk menutupi ketidakadilannya. Penggalan ayat ini meletakkan tanggung jawab di atas pundak penulis yang mampu, bahkan setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Setelah menjelaskan tentang hukum penulisan hutang piutang, penulis, kriteria, dan tanggung jawabnya. 7

Kemudian ayat selanjutnya adalah menyatakan nasihat, janganlah ia mengurangi sedikitpun dari hutangnya, baik yang berkaitan dengan kadar hutang, waktu, cara pembayaran dan lain-lain, yang dicakup kesepakatan bersama. Setelah menjelaskan penulisan, maka uraian berikut adalah menyangkut persaksian, baik dalam tulis menulis maupun selainnya. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orng lelaki di antara kamu. Dua orang saksi dimaksud adalah saksi-saksi lelaki yang merupakan anggota masyarakat muslim, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

5 Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terkemahnya, (Bandung : CV Diponegoro,

2008), h. 43.

6 Muhammad Ar-Rifa’i, “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir”, Jilid 1, Penerjemah: Syihabuddin

(Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 462.

(20)

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, yakni yang disepakati oleh yang melakukan transaksi. Saksi adalah orang yang berpotensi menjadi saksi, walaupun ketika itu dia belum melaksanakan kesaksian, dan dapat juga secara aktual telah menjadi saksi. Jika anda melihat satu peristiwa, katakanlah tabrakan, maka ketika itu anda telah berpotensi memikul tugas kesaksian, sejak saat itu anda telah dapat dinamai saksi walaupun belum lagi melakukan kesaksian itu di pengadilan. Petunjuk-petunjuk di atas adalah jika muammalah dilakukan dalam bentuk hutang-piutang. Tetapi jika ia merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; perintah di sini oleh mayoritas ulama dipahami sebagai petunjuk umum, bukan perintah wajib. Saksi dan penulis yang diminta atau diwajibkan untuk menulis dan menyaksikan, tentu saja maempunyai aneka kepentingan pribadi atau keluarga; kehadirannya sebagai saksi, dan atau tugasnya menulis, dapat mengganggu kepentingannya.8

Di sisi lain, mereka yang melakukan transaksi jual beli atau hutang piutang itu, dapat juga mengalami kesulitan dari para penulis dan saksi jika karena menyelewengkan kesaksiasn atau menyalahi ketentuan penulisan. Transaki perdagangan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan berbagai cara terselubung untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin. 9

Berdasarkan Tafsir Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282 Ayat tersebut menganjurkan kepada manusia untuk mencatat apabila melakukan suatu hutang piutang untuk menghindari perselisihan dikemudian hari apabila terjadi suatu permasalahan yang timbul selama berjalannya transaksi hutang sampai kepada suatu pelunasan. Apabila terjadi suatu masalah, catatan perjanjian perlu dikaji kembali pada saat telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Allah SWT memperbolehkan umat manusia bermuamalah didalam kehidupannya. transaksi muamalah dalam Islam dibagi menjadi dua yaitu bermuamalah secara tunai dan bermuamalah secara tidak tunai. Dalam bermuamalah diwajibkan untuk melakukan pencatatan dan saksi dengan

8Ibid 9Ibid

(21)

tujuan menjaga agar tidak terjadi manipulasi atau penipuan (keraguan kedua belah pihak) baik dalam berbagai transaksi.

Tabungan mudharabah adalah perkongsian antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan dana.10 Pendapat lain mengatakan bahwa tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabha membutuhkan.11

Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal. Tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul maal (pihak yang menyediakan dana) akan kehilangan sebagai imbalan dari hasil kerjanya selama proyek berlangsung.

Berdasarkan survey yang peneliti lakukan Pada BTM Al-Amin Metro bahwasannya kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) di Al-Amin Metro dan sekitarnya kini semakin tinggi. Keberadaannya sebagai salah satu lembaga keuangan alternatif dan

partner bagi pengusaha kecil dan menengah serta masyarakat golongan ekonomi lemah semakin mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat bahkan menjadi tujuan utama di kota Metro karena tabungan mudharabah yang ditawarkan cukup menguntungkan dan aman. Fungsi intermediasi yang dijalankan BTM di Kota Metro dan sekitarnya, berupa kegiatan menghimpun

10 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah. (Bandung : Alfabeta,

2009), h. 10.

(22)

dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat.12

Sistem transaksi ekonomi pada BTM Al-Amin Metro mengutamakan pola jual beli, bagi hasil, sewa, dan simpanan, sistem ini tidak memakai bunga/riba namun menggunakan sistem bagi hasil. BTM Al-Amin Metro memiliki beberapa produk diantaranya produk pendanaan yang salah satunya adalah tabungan mudharabah. Tabungan mudharabah transaksinya hampir sama dengan tabungan biasa akantetapi terdapat perbedaan yaitu bagi hasil yang diberikan pihak BTM Al-Amin Metro kepada anggotanya. Tabungan mudharabah merupakan simpanan untuk anggota berbentuk tabungan yang diadakan oleh BTM Al-Amin Metro.13

Peneliti melakukan wawancara kepada manager BTM Al-Amin Metro untuk mengetahui penerapan akuntansi syariah pada program tabungan, yaitu bagi hasil dalam akuntansi syariah tidak diperbolehkan karena dapat mengakibatkan riba. Dalam proses menabung di BTM Al-Amin Metro, pihak bank melakukan negoisasi dan kesepakatan dengan pihak nasabah atau pemilik dana tentang nisbah keuntungan yang telah ditentukan oleh BTM Al-Amin Metro setahun sekali. Jika pihak nasabah menyetujui nisbah keuntungan yang telah ditentukan dari pihak BTM Al-Amin Metro, maka dilakukan hitam diatas putih atau surat persetujuan untuk menandai bahwa

12 Hasil Survey di BTM Al-Amin Metro , Pada Tanggal 27 November 2016.

13 Tika Indriati, selaku Manager BTM Al-Amin Metro, Wawancara, Pada Tanggal 27

(23)

telah terjadi persetujuan tentang bagi hasil yang di dapat oleh pihak pengelola dana atau mudharib dan pihak nasabah atau pemilik dana (shahibul maal).14

Syarat dan ketentuan membuat tabungan mudharabah BTM Al-Amin Metro antara lain:

1. KTP/Tanda penduduk lainnya.

2. Membayar Rp 20.000 (tanpa administrasi) masuk dalam buku tabungan.

3. Setor minimal Rp 5000. 4. Dapat diambil sewaktu-waktu 5. Bagi hasil jangka waktu satu bulan.15

Peneliti memilih BTM Al-Amin Metro karena BTM Al-Amin Metro bertindak sebagai lembaga ekonomi yang kegiatannya berupa pendanaan dan pembiayaan dengan mengunakan sistem syariah yaitu dengan sistem bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Salah satunya adalah produk tabungan yang bagi hasilnya berupa jumlah nominal.

Keberadaan lembaga syariah diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup melalui produk perbankan yang disediakan. Lembaga keuangan syariah menyedikan produk tabungan mudharabah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dan berbagi hasil usaha antara: pemilik dana (rabbul maal) yang menyimpan uangnya dilembaga, lembaga selaku pengelola dana (mudharib), dan masyarakat yang membutuhkan pembiayaan dengan status peminjam dana atau yang menjalankan usaha.

14Ibid.

15 Septi Lindasari Selaku Kasir Di BTM Al-Amin Metro, Wawancara, Pada Tanggal 02

(24)

Disisi yang lain, ketika lembaga keuangan syariah telah beroperasi untuk pencatatan transaksi keuangannya diperlukan Standar akuntansi yang berdasarkan dengan prinsip – prinsip syariah. Dengan menerapkan prinsip standar akuntansi syariah merupakan kunci sukses bagi bank/lembaga keuangan syariah untuk menjalankan sistemnya dalam rangka melayani masyarakat. Standar akuntansi tersebut akan terlihat dalam sistem akuntansi yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan sistem laporan keuangan.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perhitungan bagi hasil dalam program tabungan pada BTM Al-Amin Metro, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Penerapan Akuntansi Syari’ah Pada Program Tabungan Mudharabah di BTM Al-Amin Metro”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana Penerapan Akuntansi Syari’ah Pada Program Tabungan Mudharabah di BTM Al-Amin Metro”?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk perhitungan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro.

2. Manfaat Penelitian

(25)

a. Secara teoritis, adalah Menambah wawasan keilmuan mengenai bagi tabungan mudharabah, khususnya di BTM Al-Amin Metro.

b. Secara praktis, adalah memberikan pengetahuan tentang metode perhitungan akuntansi syari’ah dan memberikan pengetahuan tentang program tabungan mudharabah.

D. Penelitian Relevan

Penelitian proposal skripsi ini peneliti menemukan beberapa skripsi yang dapat dijadikan kajian terdahulu bagi peneliti, adalah:

Evina Suci Anggraini, judul skripsi Bagi Hasil Berjangka Produk Mudharabah Mutlaqah Dalam Pespektif Ekonomi Islam.16 Penelitian ini membahas tentang sistem bagi hasil yang menggunakan produk mudharabah mutlaqah yang digunakan pada BMT untuk meningkatakan minat anggota dalam menginvestasi sebagian uangnya pada BMT tersebut.

Naning Sudiarti, Judul skripsinya Keuangan BMT Fajar Metro Dilihat Dari Sistem Akuntansi Islam.17 Penelitian ini membahas tentang sistem

pengelolaan keuangan pada BMT Fajar Metro dalan berbagai transaksinya yang menggunakan akuntansi Islam.

Ahmad Hasyim, judul skripsinya Penggunaan Sisem Bagi Hasil pada BMT Al-Hasanah Sumbergede Kecamatan Sekampung Ditinjau dari Ekonomi

16 Evina Suci Anggraini, judul skripsi Bagi Hasil Berjangka Produk Mudharabah Mutlaqah

Dalam Pespektif Ekonomi Islam”, Skripsi Jurusan Ekonomi Islam STAIN Jurai Siwo Metro, 2011.

17 Naning Sudiarti, Judul skripsinya Keuangan BMT Fajar Metro Dilihat Dari Sistem

(26)

Islam.18 Penelitian ini membahas sistem bagi hasil yang merupakan produk

yang banyak diminati oleh anggota BMT Al-Hasanah Sumbergede dalam menabung dan menginvestasikan sebagaian hartanya bertujuan mendapatkan keuntungan dari sistem bagi hasil tersebut kemudian bagaimana tinjauan dari ekonomi Islam.

Berdasarkan penelusuran pustaka yang peneliti lakukan terdapat persamaan membahas tentang sistem bagi hasil dan sistem akuntansi Islam. Namun terdapat perbedaan penelitian yaitu penelitian tersebut tidak membahas tentang penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah, maka dapat dikatakan penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah ada

18 Ahmad Hasyim, judul skripsinya Penggunaan Sisem Bagi Hasil pada BMT Al-Hasanah

Sumbergede Kecamatan Sekampung Ditinjau dari Ekonomi Islam., Skripsi Jurusan Ekonomi Islam STAIN Jurai Siwo Metro, 2010.

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akuntansi Syariah

1. Pengertian Akuntansi Syariah

Akuntansi tidak hanya memberikan informasi tetapi juga dapat menafsirkan hasil yang berupa suatu keputusan yang merupakan serangkaian proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.19

Pendapat lain mengatakan bahwa akuntansi dalam konsep syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber syariah Islam dan dipakai sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam menjalankan profesinya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.20

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam transaksi perbankan syariah menggunakan akuntansi syariah sesuai dengan ketentuan Islam. Oleh karena itu akuntansi syariah adalah suatu

19 Khoerul Umam, ManajemenPerbankan Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 332 20 Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010),

(28)

proses dalam mengolah data keuangan pribadi/perusahaan berdasarkan syariah/aturan hukum Islam. Akuntansi syariah lebih berorientasi kepada masalah-masalah agama dan sosial. Orientasi penyajian informasi akuntansi syariah diekspektasikan memberikan informasi yang lebih adil bila dibandingkan dengan akuntansi modern.

Akuntansi syariah tidak hanya berfungsi sebagai tim audit tetapi juga dapat sebagai tempat untuk menabung, meminjam modal yang tanpa bunga, melayani dalam pemberi kartu kredit, pembuatan visa untuk pembelanjaan keluar negeri, berbagai transaksi di luar negeri sekaligus beribadah dan beramal melalui perbankan syariah .21 Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran,

Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam.22

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kaidah-kaidah dalam akuntansi syariah, memiliki ciri khusus yang membedakan dari kaidah akuntansi konvensional. Ketentuan akuntansi syariah berdasarkan norma-norma masyarakat Islami, dan bagian dari disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan akuntansi tersebut.

2. Prinsip Akuntansi Syariah

Beberapa prinsip yang harus dipegang oleh bank syariah dalam kegiatan operasi serta pelayanan terhadap masyarakat, antara lain :

21 http://www.beritasatu.com/blog/ekonomi/Penerapan_Akuntansi_Syariah diakses pada

tanggal 03 Desember 2016 Pukul 10.20 WIB

22 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

(29)

a. Prinsip persaudaraan (Ukhuwah), merupakan bentuk interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dan saling tolong-menolong. Dalam transaksi syariah meliputi berbagai aspek, yaitu saling mengenal, memahami, menolong, menjamin, dan saling bersinergi.

b. Prinsip keadilan (‘Adalah), merupakan menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan sesuatu pada yang berhak dan sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang unsur riba, dzulm, maysir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta’alluq , dan penggunaan unsur haram dalam barang dan jasa, maupun dalam aktivitas operasi. c. Prinsip kemaslahatan (maslahah), merupakan sesuatu yang harus

memenuhi dua unsur, yaitu halal (sesuai dengan syariah) dan

thayyib (bermanfaat dan mmbawa kebaikan).

d. Keseimbangan (Tawazun), menekankan pada manfaat yang didapat dari transaksi syariah tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, melainkan padasemua pihak yang dapat merasakan manfaat ekonomi.

e. Universalisme (syumuliyyah), merupakan transaksi syariah dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang ber kepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. 23

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep syariah dapat dihubungkan dengan masalah akuntansi. Syariah adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya dalam hal akuntansi.

Prinsip Syariah menurut UU No.10/1998 adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.24

23 Ahim Abdurahim dan Aji Erlangga Martawireja, Akuntansi Perbankan Syariah Teori

dan Praktik Kontemporer. (Jakarta : Salemba Empat, 2009), h. 62.

(30)

Pendapat lain mengatakan bahwa prinsip akuntansi syariah terdapat tiga komponen prinsip akuntansi syariah yaitu:

a. Prinsip pertanggungjawaban (accountability) pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah SWT di muka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktek bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

b. Prinsip Keadilan, berkaitan dengan praktik moral, seperti kejujuran yang merupakan faktor yang sangat dominan.

c. Prinsip Kebenaran, aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan menciptakan keadilan mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.25

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip syariah harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam agar tidak merugikan satu sama lain yang bertujuan untuk mensejakterakan umat manusia terutama dalam bermuamalah, piutang dan lain-lain yang didalamnya sudah ditentukan dalam Al-Qur’an.

3. Tujuan Akuntansi Syariah

Dalam menerapkan akuntansi syariah sesuai dengan ketentuan Islam maka harus mempunyai tujuan agar tujuan tersebut tercapai sesuai dengan kebutuhannya.

Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transcendental dan teleological.26

25 Muhammad, Pengantar Akuntansi, h. 57.

26 Iwan Triyuwono, Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah , (Depok : Ghalia

(31)

Tujuan akuntansi menurut Islam adalah upaya mencari keridhoan Allah SWT sebagai tujuan utama dalam menentukan keadilan sosial ekonomi sesuai perintah Allah dalam Al-Qur’an dan Hadis yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam bermuamalah serta mementingkan kepentingan kemaslahatan masyarakat umum dengan menjaga hak-hak mereka agar tidak terzhalimi.27

Akuntansi syariah digunakan untuk melakukan transaksi syariah yang meliputi pengakuan, pengukuran, pencatatan, penilaian, dan penyajian di laporan keuangan. 28

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa akuntansi syariah dapat dikatakan sebagai kegiatan pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

4. Fungsi Akuntansi Syariah

Lembaga keuangan syariah pada saat itu menghimbau agar semua sistem yang ada baik secara prinsip ataupun prakteknya harus sesuai dengan tuntunan syariah tidak terkecuali dalam pencatatan laporan keuangan yang ditandai dengan berlakunya PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah. Bank syariah disukai para nasabah karena sistem atau prinsip yang berkiblat atau berpatok pada agama islam atau Al-Qur’an. Dalam prinsip syariah terutama pada penerapan akuntansi syariahnya tidak boleh dikenakan bunga, karena bunga dalam ajaran Islam atau dalam

27 Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi, h. 41

28 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,

(32)

hadist Al-Qur’an dapat menimbulkan riba yang artinya penambahan pendapatan secara tidak sah (batil).

Fungsi akuntansi dalam perbankan sebagai berikut: a. Accrual basis didalam pencatatan biaya.

b. Cash basis didalam pencatatan pendapatan. c. Dasar rancang bangun akuntansi perbankan.

d. Harus adanya perincian dari asetnya sehingga dapat menggambarkan jumlah dana yang diinvestasikan pada masing-masing aset tersebut.

e. Harus ada perincian dari utang-utangnya yang disusun menurut jatuh waktunya dan tingkat kekekalannya.

f. Dapat menggambarkan laba/rugi yang diperoleh dari hasil kegiatannya dengan jelas.

g. Menyediakan informasi secara periodik mengenai efisiensi dari hasil kegiatan usahanya.

h. Ada sistem internal control yang ketat.

i. Dapat meyediakan data untuk penguasa moneter. j. Dasar-sadar penyusunan rekening stelsel bank.

k. Rekening aset disusun atas dasar tingkat likuiditasnya.

l. Rekening utang bank disusun atas dasar urutan pemakaiannya atau urutan jatah waktunya.

m. Rekening modal disusun berurutan atas dasar urutan kekekalannya.

n. Rekening income/expense bank disusun berurutan atas dasar urutan ranking byang paling besar atau berurutan dari tingkat prioritasnya kegiatan utama dari bank yang bersangkutan.29

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa konsep syariah dapat dihubungkan dengan masalah akuntansi. Syariah adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya dalam hal akuntansi.

(33)

B.Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Bank syariah menggunakan produk mudharah untuk menarik minat dari para anggota dengan tujuan menabung atupun menginvestasikan sebagian harta anggotan yang nominalnya dan jangka waktunya ditentukan oleh pihak bank syariah .

Mudharabah berasal dari kata dharb artinya memukul atau lebih tepatnya proses seseorang meukulkan kakinya dalam perjalanan usaha. Secara teknis mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib).30 Pendapat lain mengatakan bahwa mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama usaha.31

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa mudharabah merupakan investasi atau tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati dan tidak dapat ditarik dengan dengan cek atau semacamnya.

Mudharabah biasanya diaplikasikan pada produk pembiaayaan atau pendanaan, seperti pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan berjangka. Dana tersebut juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.32

30 Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lemabga

Keuangan Syariah , (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.173.

31 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2014), h.83 32 Mia Lasmi Wardiah, Dasar-dasar Perbankan, h. 95.

(34)

Mudharabah biasanya diaplikasikan pada produk pembiaayaan atau pendanaan, seperti pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan berjangka. Dana tersebut juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.33

Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Diantaranya keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan mudharib (dalam hal ini bank) dan adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan. Karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.34

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa mudharabah merupakan investasi atau tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati dan tidak dapat ditarik dengan dengan cek atau semacamnya.

Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional dari jumlah modal, yaitu pemilik modal. Kerugian yang timbul disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.35

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan

33Ibid.

34 Muhammad Antonio Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani

Press, 2001), h. 54

(35)

suatu usaha. Hasil usaha yang dilaksanakan pengelola dana atau pengguna dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan pembagian sesuai dengan kesepakatan diantaranya.

Sistem bagi hasil merupakan suatu amanat yang diberikan anggota BMT kepada karyawan BMT untuk mengelola tabungan anggota tersebut. Amanat atau pesan merupakan hal yang sangat penting oleh karena itu amanat harus disampaikan kepada yang berhak menerimanya, dan jika menetapkan hukum maka harus menetapkan hukum secara adil. Apabila tidak bisa menetapkan hukum secara adil Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat atas segala yang dilakukan oleh manusia.

2. Jenis-Jenis Mudharabah

Berdasarkan jenisnya mudharabah dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut:

a. Mudharabah Muthlaqah merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu shahibul maal dan madharib, yang mana shahibul maal

menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada

madharib untuk mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah.

shahibul maal tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang dilakukan. shahibul maal memberikan kewenangan yang sanga besar kepada madharib untuk menjalankan aktivitas usahanya. b. Mudharabah Muqayyadah merupakan akad kerjasama usaha

antara dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua sebagai pengelola dana (madharib). shahibul maal menginvestasikan dananya kepada

madharib, dan memberi batasan atas penggunaan dana yang diinvestasikannya. Batasanya antara lain tentang tempat dan cara berinvestasi, jenis investasi, objek investasi dan jangka waktu.36

(36)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Mudharabah Muthlaqah adalah seseoranng yang menginvestasikan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada pengelola untuk mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah tanpa memberikan batasan tertentu sedangkan

Mudharabah Muqayyadah kerjasama yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak kedua sebagai pengelola dana. Namun pemilik dana menginvestasikan dananya kepada pengelola dengan memberikan batasan tempat, cara berinvestasi, jenis investasi, objek investasi dan jangka waktu.

3. Sistem Bagi Hasil dan Perhitungannya

Bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib „pengelola‟, sedangkan penabung

bertidak sebagai shahibul maal „penyandang dana‟. Antara keduanya

diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.37

Rumusan perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah adalah sebagai berikut :

Pendapatan Penyimpanan Dana x 365

Rata-rata setahun saldo harian Umur bulan yang bersangkutan.38

37 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah h. 137

(37)

C.Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM)

1. Pengertian Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM)

Salah satu cabang muamalah yaitu tentang kegiatan ekonomi, seperti jual beli, sewa menyewa, utang piutang dan kegiatan lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu bergaul dengan manusia lain pasti pernah bahkan sering melakukan aktivitas atau kegiatan ekonomi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam bermuamalah umat manusia harus sesuai dengan dasar hukum yang bernilai ibadah.

BTM (Baitut Tamwil Muhamadiyah) merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang dipayungi oleh persyarikatan Muhammadiyah. BTM atau Baitut Tamwil Muhammadiyah (Amal usaha Muhammadiyah) yang merupakan lembaga keuangan mikro yang mampu menembus pasar keuangan masyarakat usaha kecil dan menengah, BTM mampu menjadi salah satu pendorong ekonomi umat dan banyak membantu masyarakat untuk memperbaiki perekonomian, khususnya dalam hal permodalan usaha kecil maupun peminjaman uang untuk kebutuhan sehari-hari. 39

Baitut Tamwil melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha

39 http://www.wordpress.com/blog/Pengertian BTM diakses pada tanggal 06 Januari 2017

(38)

dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi.40

Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan Islam yang usaha pokoknya mengimpun dana dari pihak lain (anggota/deposan) dan menyalurkan kepada yang memerlukan melalui pembiayaan-pembiayaan untuk usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil.41 Menurut pendapat lain mengatakan bahwa Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang bersifat profit motive. 42

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa BTM atau Baitut Tamwil Muhammadiyah (Amal usaha Muhammadiyah) yang merupakan lembaga keuangan mikro yang beroperasi sebagai badan usaha yang mana memberikan pelayanan yang dapat membantu usahausaha para pedagang kecil atau sebagai penambah modal usaha. Dalam kaitannya tersebut tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga melakukanpenghimpunan dana serta menyediakan produk jasa.

2. Perkembangan BTM di Indonesia

BTM yaitu lembaga keuangan mikro yang beroprasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah artinya semua transaksi keuangan dilakukan dengan akad sesuai syariat tersebut. Sedangkan kedudukan

40 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK

Syariah, (Yogyakarta:P3EI Press,2008), h 32

41 Muhammad Syaini Usman, Petunjuk Praktis Mendirikan Baitul Maal dan Baitut Tamwil

(BMT) di Lingkungan Perserikatan Muhamadiyah, (Jakarta: Yayasan Baitul Maal Muhamadiyah, 2002), h. 8

42

Ahmad Dahlan, Lembaga Mikro dan Pembiayaan Mudharabah (Yogyakarta: Global Pustaka Utama Yogyakarta, 2004), h. 9.

(39)

lembaga keungan tersebut merupakan amal usaha Ekonomi Muhammadiyah. BTM dibangun dengan mengambil konsep dasar Baitul Maal Wat-Tamwil yang merupakan gabungan antara Baitul Tamra komersial dan wil, unit yang menjalankan pembiayaan secara komersial

Baitul Mal unit yang menjalankan pembiayaan non komersial-sosial dengan dana yanng bersumber dari titipan zakat, infak dan shodaqoh.43

Untuk membangun kembali ekonomi mikro berbasis kerakyatan, Muhammadiyah akan membangun jaringan Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) di seluruh Indonesia. Muhammadiyah telah menetapkan beberapa program prioritas di bidang ekonomi diantaranya menumbuhkan, mengembangkan lembaga keuangan mikro dengan membangun jaringan Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) di seluruh Indonesia tujuannya untuk mendorong pertumbuhan sektor UKM dan kewirausahaan melalui penciptaan permodalan, peningkatan wawasan, profesionalitas dan manajemen. Dalam waktu 2-3 bulan mendatang akan berdiri mini market di sejumlah wilayah. Mini market yang dibentuk Muhammadiyah itu rencananya akan bekerja sama dengan sebuah perusahaan mini market yang sudah ada. 44

BTM didirikan oleh warga Muhammadiyah beranggotakan orang-per orang (bukan badan hukum) yang bisa seluruhnya atau sebagian di antaranya adalah Persyarikatan Muhammadiyah, dan beroprasi di lingkungan Muhammadiyah, di mana terdapat para pengusaha kecil dan

43 Muhammad Syaini Usman, Petunjuk Praktis, h. 16

44 http://www.beritasatu.com/blog/ Perkembangan BTM diakses pada tanggal 05 Januari

(40)

mikro yang menjadi anggotanya. BTM dapat melayani seluruh lapisan masyarakat, ini sebagai bukti konsep rahmatan lil’alamiin Muhammadiyah.

Untuk menjaga ruh atau idiologi Muhammadiyah, pengurus dan pengawas BTM merupakan representasi Muhammadiyah. Aturan ini tidak boleh tertera di dalam Anggaran Dasar BTM tetapi dapat diatur dalam Anggaran Rumah Tangganya. Di samping kepemilikan melalui perseorangan, Muhammadiyah akan mendapat bagian dari laba/SHU setiap tahun sebagai syirkah wujuh dan dana dana da’wah BTM atau sejenis

Corporate Social Responsibility, yang diatur dalam bab tersendiri. 45

3. Sistem Oprasional BTM

Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) adalah lembaga keuangan Islam yang usaha pokoknya mengimpun dana dari anggota dan menyalurkan kepada anggota lain yang memerlukan melalui pembiayaan-pembiayaan untuk usaha yang produktif dan investasi dengan menggunakan sistem bagi hasil. Dari sistem operasionalnya BTM sebagai berikut:

a. Visi dan misinya ekonomi.

b. Sebagai mediator antara penabung dengan pihak yang memerlukan dana.

c. mencari keuntungan dari operasinya berdasar ketentuan syariah.

d. Biaya operasionalnya dari keuntungan usahanya. e. Wajib zakat atas keuntungan usahanya.46

45 Muhammad Syaini Usman, Petunjuk Praktis, h. 31

(41)

Pendapat lain mengatakan bahwa sistem oprasional BTM adalah mengimpun dana dari anggota dan menyalurkan kepada yang memerlukan melalui pembiayaan-pembiayaan untuk usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil.47 Pendapat lain mengatakan bahwa baitul tamwil

ialah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil ke bawah dan kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan meminjam pembiayaan ekonomi.48

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa BTM adalah lembaga keuangan syariah yang bantuan kepada para pedagang untuk menambah modal usaha agar usaha yang ditekuni berkembang. BTM mempunyai sistem oprasional menyalurkan dana dan menghimpun dana serta menyediakan produk jasa.

47 Muhammad Syaini Usman, Petunjuk Praktis, h. 9

48

Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakata: Kencana, 2012), h. 365

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukura).49 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan mengguna kan data empiris.50

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang berusaha untuk mengembangkan konsep, pemahaman, teori dari kondisi lapangan dan berbentuk deskripsi. Penelitian kualitatif ini suatu penelitian yang mendeskripsikannya melalui bahasa non-numerik dalam konteks dan paradigma alamiah. Penggunaan paradigma alamiah mengasumsikan bahwa kenyataan-kenyataan empirik terjadi dalam konteks sosio kultural yang saling terkait satu sama lain.

2. Sifat Penelitian

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.51

49Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami,

(Yogyakarta: Pustaka Baru, 2014), h.19

50Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,

(Bandung: Refika Aditama, 2011) h.20

(43)

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang teliti secara tepat. Peneliti akan mengungkap fenomena atau kejadian dengan cara menjelaskan, memaparkan/menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci melalui bahasa yang tidak berwujud nomor/angka. Dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan fenomenologi maka dapat diasumsikan bahwa sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif.

B. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.52 Sumber datanya dapat diperoleh berdasarkan dari dua sumber yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.53 Pendapat lain mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 54

Sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu Manager, Bagian Administrasi Umum dan Keuangan BTM AL-Amin Metro.

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 172.

53 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 91

54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

(44)

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 55

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa sumber data sekunder adalah sumber data kedua yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber lain yang tidak berkaitan secara langsung, antara lain :

a. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah. Bandung : Alfabeta, 2009.

b. Dwi Suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010.

c. Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lemabga Keuangan Syariah ,Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

d. Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2014.

e. Iwan Tri Yuwono, Organisasi dan Akuntansi Syariah, Yogyakarta : 2002.

C. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti untuk memperoleh data yang objektif dan valid, berkaitan dengan penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro. Maka digunakan beberapa metode ilmiah sebagai landasan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahan tersebut.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka

(45)

antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).56

Secara fisik wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b) Wawancara tidak terstruktur yaitu dalam wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.57

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Teknik interview

atau wawancara disini peneliti gunakan untuk mencari keterangan dan data tentang penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro.

Peneliti akan melakukan wawancara kepada Tika Indriyati, A.Md Selaku Manager dan Septi Lindasari, S.Pd, selaku Bagian Administrasi Umum dan Keuangan BTM AL-Amin Metro.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa barang-barang tertulis, seperti buku harian, majalah, dokumen, notulen rapat dan lain-lain.58

56 Moh Nazir, Metode Penelitian(Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h. 19. 57Sugiyono, Metode Penelitian, h.138

(46)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai catatan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang sejarah berdirinya, Visi, Misi dan tujuan serta stuktur organisasi, BTM AL-Amin Metro.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif ialah penelitian yang dilaksanakan tanpa mengadakan manipulasi kedaan atau situasi yang diharapkan menjadi dasar timbulnya data tersebut.59 Pendapat lain mengatakan bahwa seorang peneliti yang mengadakan penelitian kualitatif biasanya berorentasi teoritis.60

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa penelitian deskriptif bermakna segala konsep dan teori yang ada atau diperoleh, diungkapkan secara apa adanya tanpa harus ada rekayasa atau pemanipulasian data. Peneliti menggunakan konsep dan teori dari berbagai referensi atau rujukan dalam mengungkapkan tentang penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah tetap bersumber primer pada referensi atau rujukan utama yang telah ditentukan, serta bersumberkan pada referensi atau rujukan penunjang yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Uji keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Uji keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses

59Muhammad, Metodologi Penelitian, h. 59

60 Lexy. G. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(47)

perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Peneliti akan menguji kredibilitas data pada penelitian kualitatif (kalibrasi) dengan menggunakan uji kredibilitas triangulasi. Triangulasi adalah pengujian krebilitas yang diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Sedangkan uji kredibilitas data dengan triangulasi sumber yaitu data dapat diambil dari manager, karyawan dan anggota BTM Al-Amin Metro. Triangulasi tersebut dapat dilakukan pada berbagai kesempatan. Apabila data yang diberikan oleh dan manager tidak sama dengan data yang diberikan oleh dan Bagian Administrasi dan Keuangan, maka data tersebut belum kredibel dan sebaliknya. Apabila data yang diberikan manager sama dengan data yang diberikan oleh Bagian Administrasi dan Keuangan, maka data tersebut sudah kredibel.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang mengharuskan peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.612 Penelitian kualitatif lapangan bertujuan untuk meneliti dan mengetahui penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah.

Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data secara induktif, yaitu berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dianalisis dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum.

(48)

Induksi adalah cara berfikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.11

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya, mencari dan menemukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.62

Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, maksudnya sumber data yang diperoleh itu tertulis atau ungkapan dan tingkah laku yang diobservasikan dari manusia.63 Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi dari BTM Al-Amin Metro akan diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Metode kualitatif maksudnya data yang diperoleh diuraikan sedemikian rupa dan disertai pembahasan dan kemudian hasil analisa tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan keterangan dengan mengacu pada berbagai teori dengan pokok masalah.

Analisa yang digunakan yaitu dengan cara berfikir induktif, peneliti dapat mengetahui penerapan akuntansi syari’ah pada program tabungan mudharabah di BTM Al-Amin Metro. Berfikir induktif adalah suatu cara berfikir yang berawal dari fakta-fakta yang khusus dan konkrit kemudian dari fakta atau peristiwa tersebut ditarik kesimpulan.

11. Moh. Kasiram, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Cet. 2, (Yogyakarta:

UIN-Maliki Press, 2010), h. 193.

62 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, h. 248

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... G ambaran Umum BTM Al-Amin Metro

1. Sejarah Singkat BTM Al-Amin Metro

Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Al-Amin Metro merupakan lembaga ekonomi Islam yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah artinya, semua transaksi keuangan dilakukan dengan akad sesuai syariat Islam.

Kedudukan BTM Al-Amin adalah sebagai salah satu Amal Usaha Ekonomi Muhammadiyah. Secara prinsip kedudukan BTM Al-Amin sama seperti Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang lain seperti sekolah, rumah sakit dan panti asuhan, tetapi karena ini lembaga merupakan lembaga bisnis, maka manajemen memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan BTM. Sebagai bukti konsep rohmatan lil’alamiin dalam menjalankan usahanya, aktivitas BTM Al-Amin diarahkan untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro, kecil dan menengah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 64

(50)

Pendirian BTM Al-Amin Kota Metro diawali dengan adanya rapat pleno yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Metro Timur dan merupakan salah satu agenda program kerja dari majelis ekonomi kewirausahaan. Atas dasar tersebut maka tanggal BTM Al-Amin dan sekaligus penunjukan personalia kepengurusan BTM. 65

Berdasarkan rapat yang diadakan pada tanggal 5 Februari 2013 ini diperoleh keputusan bahwa pendirian tersebut dikuasakan kepada 3 orang, yaitu:

a. Suyanto, SE., M.Si., CA. sebagai ketua b. Munawar MK. sebagai sekretaris c. Haryanto, S.Pd. sebagai bendahara. 66

BTM Al-Amin Kota Metro secara resmi didirikan pada tanggal 29 Mei 2013 dengan jumlah pendiri sebanyak 27 orang dan modal awal Rp 40.000.000. dalam menjalankan usahanya, BTM Al-Amin akan selalu berupaya memberikan pelayanan prima kepada anggota yang dirangkai dalam kata AMIN, yaitu: Aman (jaminan keamanan), Mudah (jaminan kemudahan), Islami (sesuai khaidah Islam), dan Nyaman (jaminan kenyamanan). BTM Al-Amin memiliki motto yaitu: Solusi Utama Masalah Keuangan Umat. 67

Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti jelaskan bahwa BTM Al-Amin Kota Metro secara resmi didirikan pada tanggal 29 Mei 2013 dan memiliki banyak investor dari berbagai kalangan masyarakat yang

65 Dokumentasi, BTM Al-Amin Kota Metro, Tahun 2016 66 Ibid

(51)

menginginkan berdirinya BTM Al-Amin Kota Metro dan melakukan berbagai transaksi perbankan dengan tujuan untuk membantu dalam menggunakan berbagai transaksi dalam menjalankan usahanya, memenuhi kebutuhannya dan menginvestasikan harta yang dimiliki anggota BTM Al-Amin Kota Metro tersebut. Pihak BTM Al-Al-Amin Kota Metro mempunyai prinsip dalam mengembangkan jasa perbankan antara lain Aman, Mudah, Islami dan Nyaman, dengan prinsip tersebut menjadi alat untuk menarik masyarakat untuk menjadi anggota di BTM Al-Amin Kota Metro.

2. Visi, Misi dan Tujuan BTM Al-Amin Metro a. Visi

BTM Al-Amin memiliki visi yaitu Terwujudnya Lembaga Keuangan Yang Handal dan Menjadi Solusi Utama Masalah Keuangan Umat dengan Mengutamakan Prinsip Syariah. 68

b. Misi

1) Turut serta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat khususnya bagi anggota melalui pelayanan simpanan, investasi dan pembiayaan. 2) Menyelenggarakan pelayanan prima kepada anggota secara efektif dan

efisien serta berpedoman pada kaidah-kaidah Islam.

3) Menyelenggarakan manajemen lembaga keuangan syariah secara profesional dan didukung dengan Sumber Daya Ekonomi yang memadahi. 69

c. Tujuan

68 Ibid. 69 Ibid

(52)

1) Meningkatkan pendapatan para anggota melalui produk simpnan, investasi maupun pembiayaan produktif secara islami.

2) Menumbuhkan usaha-usaha ekonomi baru yang potensial melalui program pendampingan.

3) Menjadi mediator bagi masyarakat yang mampu secara financial dengan masyarakat yang membutuhkan.

4) Menjadi lembaga pengelola simpanan pendidikan yang handal dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perencanaan financial pendidikan. 70

Dalam hal pencapaian suatu tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan yang nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum visi dan misi dapat dikatakan suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakanuntuk mencapai suatu tujuan.

Visi merupakan suatu pandangan tentang perbankan antara lain tujuan-tujuan perusahaan yang terdiri dari ide kreatis dalam kemajuan BTM Al-Amin Kota Metro dan apa saja yang harus dilakukan oleh perbankan untuk mencapai tujuan tersebut sedangkan misi adalah pernyataan yang tentang gambaran keadaan dan karakterisik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga khususnya perbankan syariah dimasa yang akan datang. Apabila visi dan misi berjalan seiringan sesuai dengan perkembangan teknologi dan zaman maka tujuan BTM Al-Amin Kota Metro akan tercapai.

3. Kepengurusan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya praktik jual beli pupuk bersyarat pada petani tebu di desa Mlagen.Petani yang membeli pupuk dengan pembayaran tangguh

Penelitian ini bertujuan untuk Mempelajari karakteristik profil penderita rinosinusitis kronis di Rumah Sakit PHC Surabaya pada tahun 2013. Penelitian ini

BAB I BERDIRI DI TITIK NOL ... Mengenal Arah ... Membuka Jalan ... Kerangka Berpikir ... Membaca Nama ... Menilik Legenda ... Sejarah Budidaya Karet ... Pendidikan Vokasi di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan

Pada tabel 3 tampak bahwa jumlah konidia yang menempel pada imago hama terinfeksi dengan jumlah terbanyak , diperoleh dari perlakuan, WB + Alkilarilpoliglikol 400 g/l dan

Çalışmamızda Kıbrıs Türklerinin, Kuva-yı Milliyesi olarak kabul edilebilecek olan “Türk Mukavemet Teşkilatı”nın kurulmasını gerektiren sebepler,

pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan masa antara (KB). Mampu mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan

• Siswa diminta membaca teks yang berhubungan dengan pekarangan rumah yang tidak sehat dengan lafal dan intonasi yang tepat.. • Bertanya jawab tentang isi teks yang telah