MULTIPLE REGRESI
MULTIPLE REGRESI
MULTIPLE REGRESI
MULTIPLE REGRESI
Masalah dalam multiple regresi
Masalah dalam multiple regresi
Masalah dalam multiple regresi
Masalah dalam multiple regresi
Multicollinearity Analysis
Auto-Correlations
Heteroskedastisitas
Dummy Variable
Dummy Variable
Outlier Test
Analysis MLR
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Multicollinearity
Multicollinearity
Multicollinearity
Multicollinearity
Dikenalkan oleh Frisch
Terdapat hubungan linear di antara
variabel-variabel bebas dalam model regresi
Perfect multicollinearity / hubungannya Perfect multicollinearity / hubungannya
sempurna.
Multicollinearity tidak sempurna/ Ada
hubungan tetapi tidak sempurna
Variabel-variabel dikatakan orthogonal jika
Hakekat Multicollinearity
Hakekat Multicollinearity
Hakekat Multicollinearity
Hakekat Multicollinearity
Multikollinearitas pada hakekatnya adalah fenomena
sampel. Sampel tidak memenuhi asumsi dasar mengenai ketidaktergantungan di antara variabel bebas yang masuk dalam model
Multikolinearitas adalah persoalan derajat (degree)
dan bukan persoalan jenis (kind). Bukan dan bukan persoalan jenis (kind). Bukan
mempersoalkan apakah korelasi variabel bebas positif atau negatif tetapi merupakan persoalan korelasi di antara variabel bebas.
Mutikolinearitas adalah masalah yang timbul
berkaitan dengan adanya hubungan linear di antara variabel bebas. Semakin tinggi hubungannya
Penyebab Multikolinearitas
Penyebab Multikolinearitas
Penyebab Multikolinearitas
Penyebab Multikolinearitas
Sifat dari variabel berubah bersama-sama
sepanjang waktu.
Penghasilan, tabungan, investasi, konsumsi,
kesempatan kerja cenderung meningkat pada masa makmur dan menurun pada masa
masa makmur dan menurun pada masa depresi.
Penggunaan nilai lag dari variabel bebas
tertentu dalam model regresi
Akibat Multikolinearitas
Akibat Multikolinearitas
Akibat Multikolinearitas
Akibat Multikolinearitas
Penaksir-penaksir dengan menggunakan OLS tidak bisa
ditentukan terutama jika moltikolinearitasnya sempurna
Hasil estimasi tetap tidak bias
Varian dan kovarian (standard error) dari penaksir-penaksir
menjadi besar hingga tak terhingga (molt. Sempurna). Standard error akan menjadi besar sehingga potensi kesalahan tipe II
(tidak menolak hipotesis yang salah) akan meningkat. (tidak menolak hipotesis yang salah) akan meningkat.
R2 tinggi namun tidak satu pun (sangat sedikit) koefisien regresi
yang signifikan secara statistik.
Nilai R2 dan F yang tidak berkolinearitas tidak berpengaruh oleh
munculnya kolinearitas
Taksiran parameter OLS dan standard error akan sensitif
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = -367,83 + 0,5113 X1 + 0,0427 X2 se (1,0307) (0,0942) t 0,496 0,453 R2 = 0,835 R2 = 0,835 Y = a + b1X1 + e Y = -471,43 + 0,9714X1 se (1,157) t 6,187 R2 = 0,861Pengujian untuk mendeteksi
Pengujian untuk mendeteksi
Pengujian untuk mendeteksi
Pengujian untuk mendeteksi
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Multikolinearitas
Koefisien korelasi antar variabel tinggi
Beberapa peneliti secara arbitrer menentukan
0,8 dan tinggi kolinearitasnya jika nilainya lebih tinggi dari 0,8.
High Variance Inflation Factors (VIF)
High Variance Inflation Factors (VIF)
VIF adalah estimasi seberapa besar
multikolinearitas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel
Multikolinearitas dikatakan berat jika nilai VIF
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Membiarkan saja
Multikolienaritas tidak akan selalu mengurangi
nilai t.
Perbaikan multikolinearitas perlu
dipertimbangkan hanya apabila dipertimbangkan hanya apabila
konsekuensinya menyebabkan nilai t tidak signifikan atau estimasi regresi menjadi tidak reliabel.
Menghapuskan variabel dapat
membahayakan karena muncul bias spesifikasi
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Menghapus variabel yang berlebihan
Cara menghapus dengan melihat R2 dan t,
variabel yang dihapus adalah yang dapat
meningkatkan R2 dan t-nya variabel lain yang masih ada.
masih ada.
Dukungan teori, mana variabel yang paling
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas ---- contoh
contoh
contoh
contoh
Menghapus variabel yang berlebihan
Cara menghapus dengan melihat R2 dan t,
variabel yang dihapus adalah yang dapat
meningkatkan R2 dan t-nya variabel lain yang masih ada.
masih ada.
Dukungan teori, mana variabel yang paling
Perbaikan Multikolinearitas contoh
Perbaikan Multikolinearitas contoh
Perbaikan Multikolinearitas contoh
Perbaikan Multikolinearitas contoh
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Y = -367,83 + 0,5113 X1 + 0,0427 X2 se (1,0307) (0,0942) t 0,496 0,453 R2 = 0,835 Y = a + b1X1 + e Y = -471,43 + 0,9714X1 Y = -471,43 + 0,9714X1 se (1,157) t 6,187 R2 = 0,861 Y = a + b2X2 + e Y = -199,44 + 0,08876X2 se (0,01443) t 6,153 R2 = 0,860
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Transformasi variabel motikolinearitas
Membentuk sebuah kombinasi dari
variabel-variabel moltikolinearitas.
Contoh dibentuk X3 = X1 + x2
Melakukan transformasi persamaan menjadi
Melakukan transformasi persamaan menjadi
persamaan beda pertama (first difference equation)
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Memperbesar ukuran sampel
Data yang lebih besar akan memungkinkan
hasil estimasi yang lebih akurat daripada data uanelih sedikit, karena ukuran data yang lebih besar secara normal akan mengurangi varian besar secara normal akan mengurangi varian koefisien estimasi yang akibatnya akan
menurunkan moltikolinearitas.
Misal dengan melakukan pool data
mengumpulkan kombinasi data cross section dengan data times series
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Perbaikan Multikolinearitas
Memperbesar ukuran sampel
Data yang lebih besar akan memungkinkan
hasil estimasi yang lebih akurat daripada data uanelih sedikit, karena ukuran data yang lebih besar secara normal akan mengurangi varian besar secara normal akan mengurangi varian koefisien estimasi yang akibatnya akan
menurunkan moltikolinearitas.
Misal dengan melakukan pool data
mengumpulkan kombinasi data cross section dengan data times series
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi
Otokorelasi merupakan pelanggaran asumsi
klasik
pengamatan-pengamatan yang berbeda tidak
terdapat korelasi antara error term
Otokorelasi terjadi pada kebanyakan pada
Otokorelasi terjadi pada kebanyakan pada
serangkaian data times series
Error term pada pada satu periode waktu
secara sistematis tergantung pada error term pada periode waktu yang lain
Otokorelasi murni
Otokorelasi murni
Otokorelasi murni
Otokorelasi murni
Otokorelasi murni asumsi klasik yang menyatakan bahwa
tidak ada korelasi antar error term pada periode pengamatan yang berbeda dilanggar dalam sebuah persamaan yang telah terspesifikasi dengan benar
Otokorelasi urutan pertama (first order autocorrelation)
pengamatan error term saat ini merupakan suatu fungsi pengamatan error term sebelumnya.
pengamatan error term sebelumnya.
Et = pEt-1 + e
Besarnya p menggambarkan kekuatan otokorelasi -1 < p < 1
Otokorelasi urutan kedua (second order autocorrelation)
Otokorelasi positf dan negatif
Otokorelasi positf dan negatif
Otokorelasi positf dan negatif
Otokorelasi positf dan negatif
Otokorelasi positif p>0
Error term cenderung memiliki arah yang
sama dari satu periode waktu ke periode waktu berikutnya
Otokorelasi negatif
Otokorelasi negatif
Error term memiliki kecenderungan berubah
tanda dari negatif ke positif dan seterusnya saling berganti tanda pada
Otokorelasi tidak murni
Otokorelasi tidak murni
Otokorelasi tidak murni
Otokorelasi tidak murni
Otokorelasi tidak murni otokorelasi yang
disebabkan oleh kesalahan spesifikasi seperti
menghilangkan variabel yang penting atau bentuk fungsi yang salah
Error term pada persamaan yang tidak terspesifikasi
Error term pada persamaan yang tidak terspesifikasi
dengan benar didalamnya termasuk efek variabel penting yang dihilangkan.
Memperbaiki otokorelasi tidak murni dengan mencoba
untuk menemukan variabel yang dihilangkan sehingga bentuk fungsi menjadi benar.
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + Et
Konsekuensi Otokorelasi
Konsekuensi Otokorelasi
Konsekuensi Otokorelasi
Konsekuensi Otokorelasi
Otokorelasi murni tidak menyebabkan bias
koefisien-koefisen estimasi
Sifat OLS adalah minimum varian bagi
estimator-estimator tidak bias linear
Otokorelasi meningkatkan varian padda
Otokorelasi meningkatkan varian padda
distribusi koefisien estimasi
Otokorelasi menyebabkan OLS menaksir
Pengujian Otokorelasi
Pengujian Otokorelasi
Pengujian Otokorelasi
Pengujian Otokorelasi
Uji Durbin Watson secara umum digunakan
untuk menguji otokorelasi
Statistik d Durbin Watson digunakan untuk
menentukan otokorelasi urutan pertama pada error term.
error term.
Asumsi Durbin Watson:
Model regresi melibatkan intersep
Otokorelasi adalah otokorelasi urutan pertama Model regresi tidak lagi memasukkan variabel
Statistik durbin Watson
Statistik durbin Watson
Statistik durbin Watson
Statistik durbin Watson
Formula
Otokorelasi memiliki nilai ekstrim positif d=0
Et = Et-1 maka Et – Et-1 = 0, d=0
2 1 2 1 2 ) ( ) (
∑
∑
− − = t t t t t E E E dEt = Et-1 maka Et – Et-1 = 0, d=0
Otokorelasi memiliki nilai ekstrim negatif d=4
Et = - Et-1 maka Et – Et-1 = 2, substitusikan dalam persamaan diperoleh d≈4
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Durbin Watson tidak biasa digunakan
dalam dua hal :
Tidak pernah menguji hipotesis dari sisi negatif
karena Otokorelasi negatif dari nilai residual sulit diterangkan secara teoritas baik dalam analisis ekonomi dan bisnis. Keberadaannya sering
diterangkan secara teoritas baik dalam analisis ekonomi dan bisnis. Keberadaannya sering
merupakan otokorelasi tidak murni yang disebabkan oleh kesalahan spesifikasi.
Uji Durbin Watson tidak tersimpulkan, selain ada
area diterima dan tidak diterima ada area tidak tersimpulkan
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Pengujian Statistik Durbin Watson
Tahap pengujian :
Cari nilai residu dengan OLS dan hitung statistik d
Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel
independen kemudian lihat dalam tabel statistik Durbin Watson untuk mendapatkan nilai kritis d Durbin Watson untuk mendapatkan nilai kritis d yaitu dUpper dan dLower
Hipotesis H0: p <= 0 ; H1 : p > 0
d > dL tolak ho
d < dU tidak tolak ho
Durbin Watson
Durbin Watson
Durbin Watson
Durbin Watson
Durbin Watson tidak membedakan
otokorelasi murni dan tidak murni
Otokorelasi negatif memandakan suatu
isyarat bahwa otokorelasi adalah tidak murni isyarat bahwa otokorelasi adalah tidak murni
Jika korelasinya murni maka GLS digunakan
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
Asumsi OLS adalah varian residual bersifat
homoskedastis atau bersifat konstan.
Varian resisul tidak konstan
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas sering terjadi pada data Heteroskedastisitas sering terjadi pada data
cross section.
Error term terdistribusi normal dengan variab
tidak konstan meliputi semua pengamatan.
Varian error berkorelasi dengan variabel
Penyebab Heteroskedastisitas
Penyebab Heteroskedastisitas
Penyebab Heteroskedastisitas
Penyebab Heteroskedastisitas
Data dari satu atau lebih variabel
mengandung nilai dengan jarak (range) yang lebar antara data paling kecil dengan data
yang paling besar.
Perbedaan laju pertumbuhan antara variabel
Perbedaan laju pertumbuhan antara variabel
dependen dan independen signifikan pada periode pengamatan untuk data times series.
Dalam data sendiri terdapat
Konsekuensi Heteroskedastisitas
Konsekuensi Heteroskedastisitas
Konsekuensi Heteroskedastisitas
Konsekuensi Heteroskedastisitas
Koefisien tetap tidak bias namun nilai
koefisien berfluktuasi tajam jika model
diperbaharui dengan menambah data atau sampel yang berbeda.
Estimasi menjadi tidak akurat
Mendeteksi Heteroskedastisitas
Mendeteksi Heteroskedastisitas
Mendeteksi Heteroskedastisitas
Mendeteksi Heteroskedastisitas
Banyak cara untuk mendeteksi
Heteroskedastisitas diantaranya ;
Gambar grafik nilai residu
Jika dalam plot grafik nilai residu membentuk pola yang makin meningkat (menjauhi nol) pola yang makin meningkat (menjauhi nol) dengan semakin meningkatnya variabel independen
Uji godlfeld Quant Uji Park
Cara mengatasi Heteroskedastisitas
Cara mengatasi Heteroskedastisitas
Cara mengatasi Heteroskedastisitas
Cara mengatasi Heteroskedastisitas
Mentransformasi data dengan suatu faktor
yang tepat GLS
Mentransformasi data dalam bentuk translog
Membagi variabel dengan nilai tertentu Membagi variabel dengan nilai tertentu Melogaritmakan variabel tersebut (logVar)
Dummy Variabel
Dummy Variabel
Dummy Variabel
Dummy Variabel
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel dummy digunakan untuk
menjelaskan variabel kualitatif terutama
variabel dummy yang bersifat ada atau tidak ada.
Misal pria dan wanita; kulit hitam dan putih; Misal pria dan wanita; kulit hitam dan putih;
Variabel dummy sering disebut variabel
indikator, variabel kategorik, variabel kualitatif atau variabel dikotomi
Variabel dummy hanya memiliki dua nilai 0
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel dummy akan mempengaruhi nilai
konstanta untuk observasi yang nilai dummy 1.
Variabel dummy dapat digunakan untuk
mengukur perubahan suatu fungsi sepanjang waktu yaitu dengan memasukkan tahun
mengukur perubahan suatu fungsi sepanjang waktu yaitu dengan memasukkan tahun
sebagai dummy variabel.
Variabel dummy dapat digunakan dalam
analisis musiman dengan memasukkan variabel dummy kuartal
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy
Variabel Dummy ---- Interaksi
Interaksi
Interaksi
Interaksi
Variabel dapat digunakan untuk mengukur
perubahan slope jika variabel dummy tersebut diinteraksikan dengan variabel independen.
Contoh Y = a + b1X1 + b2D1
Y = a + b1X1 + b2(X1*D1) Y = a + b1X1 + b2(X1*D1) untuk D=0 Y = a + b1X1
untuk D=1 Y = a + (b1+b2)X1
Pencantuman variabel dummy harus dapat
dipastikan bahwa pengaruhnya akan mempengaruhi konstanta atau slope
Dummy sebagai dependen Variabel
Dummy sebagai dependen Variabel
Dummy sebagai dependen Variabel
Dummy sebagai dependen Variabel
Jika variabel terikat memiliki sifat kualitatif maka
variabel dummy dapat mewakilinya sebagai variabel terikat :
Faktor yang menentukan penugasan audit diterima
atau tidak
Faktor yang mempengaruhi seorang direksi
Faktor yang mempengaruhi seorang direksi
diperpanjang masa tugasnya
Kelemahan dari fungsi ini
Variabel error tidak terdistribusi secara normal
Asumsi homoskedastisitas tidak valid
Predicted value dari variabel terikat dapat keluar dari
OUTLIER
OUTLIER
OUTLIER
OUTLIER
Outlier adalah data yang sangat ekstrem: sangat
besar atau sangat kecil.
Data dikatakan sangat ekstrem “biasanya digunakan”
ukuran 3 standard deviasi.
Jika terdapat outlier maka langkah yang dilakukan
adalah membuang data tersebut adalah membuang data tersebut
Dengan sistem dapat ditentukan batas outlier yang
dikehendaki oleh peneliti, sehingga data yang
dimasukkan dalam regresi hanyalah data yang tidak mengandung outlier.
Penghapusan data harus dilakukan dengan hati-hati
karena justru dapat menghilangkan karakteristik dari sampel