• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY : APLIKASI E-TENDER UNTUK MENDUKUNG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY : APLIKASI E-TENDER UNTUK MENDUKUNG PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Sistem Informasi Institut Teknologi Telkom

Jln. Telekomunikasi No. 1 Terusan Buah batu Bandung 40257

[email protected]

Abstrak

Procurement atau pengadaan barang dan jasa merupakan aktifitas penting dalam sebuah perguruan tinggi. Namun, saat ini aktifitas tersebut masih dilakukan secara konvensional yang dinilai memiliki beberapa kelemahan seperti kurangnya prinsif keadilan dan kejujuran, kurang transparan, dan memerlukan waktu dan biaya yang besar. Atas dasar itulah kebutuhan sistem e-Procurement di perguruan tinggi yang memanfaatkan teknologi internet menjadi penting, khususnya e-Tender.

Sistem e-Tender yang dibangun pada penelitian ini merupakan sistem yang memfasilitasi proses tender terbuka secara online untuk pengadaan barang atau jasa yang bernilai lebih dari dua ratus juta rupiah. Sistem ini dibangun menggunakan teknologi Java EE yang menerapkan arsitektur multitier untuk skalabilitas dan kinerja tinggi.

Kata kunci : e-Procurement, e-Tender, arsitektur multitier, Java EE

Abstract

Procurement is an important activity in a university. Unfortunately, this activity is performed by traditional process that causes several problems including lack of fairness and honest, lack of transparency, high cost, and long time duration. For that reason, it is necessary to implement e-Procurement system that utilizes internet technology in a university, especially e-Tender system.

E-Tender system built in this research facilitates online open tender process of goods and services procurement for more than two hundred millions rupiahs. This system was built by Java EE technology that implements multitier architecture for high scalability and performance.

Keyword : e-Procurment, e-Tender, multitier architecture, Java EE

I. PENDAHULUAN

Pengadaan barang dan jasa merupakan proses membutuhkan banyak biaya, waktu, dan tenaga.

Menurut Subramaniam dan Shaw (2004),

organisasi besar menghabiskan 14-30% dari total pendapatannya untuk proses pengadaan.

Salah satu usaha untuk menutup kelemahan dan kesulitan dalam proses pengadaan barang dan jasa dukungan sebuah tool, salah satunya dengan penerapan e-Procurement.

E-Procurement merupakan suatu sistem yang mendukung proses pengadaan barang dan jasa dengan memanfaatkan internet sebagai media komunikasinya (Croom dan Jones, 2007).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010, pengadaan secara elektronik atau

e-Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi

informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan. Sedangkan

menurut Australian Government Information

Management, AGIMO, e-Procurement merupakan

pembelian antar-bisnis (B2B) dan penjualan barang dan jasa melalui internet.

e-Procurement di dalamnya harus memfasilitasi proses pengadaan barang dan jasa,

monitoring & tracking status proses, tracking

kinerja, dan pemberdayaan supplier atau vendor.

Saat ini, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang menggunakan sistem pengadaaan barang dan jasa konvensional. Tercatat oleh data LKPP Tahun 2010, hanya ada tiga perguruan

tinggi negeri yang telah menerapkan

e-Procurement untuk proses pengadaan barang dan jasanya. Berikut adalah data implementasi

e-Procurement untuk perguruan tinggi negeri pada tahun 2010 :

(2)

Gambar 1 Implementasi e-Procurement di perguruan tinggi di Indonesia

Belum diterapkannya e-Procurement dalam

pengadaan barang dan jasa di perguruan tinggi menimbulkan berbagai masalah, yaitu proses yang lama, informasi yang tidak terkelola dengan baik, dan dokumentasi yang tidak tertata. Oleh sebab itu, sistem e-Procurement di perguruan tinggi menjadi kebutuhan primer yang harus disediakan.

Pada paper ini akan dijelaskan salah satu modul dalam sistem e-Procurment, yaitu sistem e-Tender. E-Tender adalah sistem pendukung proses pengadaan barang atau jasa secara online yang diikuti oleh vendor atau supplier yang dilakukan hanya dengan satu kali penawaran. Fitur e-Tender

pada sistem e-Procurement ini biasanya

mengakomodasi proses tender untuk pengadaan barang atau jasa lebih dari Rp 200 juta.

II. E-TENDER DALAM KONTEKS

E-PROCUREMENT

Secara umum, e-Procurement dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu e-Tender dan e-Purchasing. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010, e-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang atau jasa melalui sistem katalog elektronik,

sedangkan e-Tender merupakan tata cara pemilihan

penyedia barang atau jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua vendor atau

supplier yang terdaftar pada sistem pengadaan elektronik dengan cara menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

Ruang lingkup e-Tender meliputi proses

pengumuman pengadaan barang atau jasa sampai dengan pengumuman pemenang. Para pihak yang terlibat dalam e-Tender adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau Pejabat Pengadaan dan Penyedia barang atau jasa.

Aplikasi e-Tender wajib memenuhi unsur

perlindungan hak atas kekayaan intelektual, kerahasiaan dalam pertukaran dokumen, serta tersedianya sistem keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik.

III. SISTEM E-TENDER

Pada proses penentuan pemenang tender dalam e-Tender ditentukan kriteria penelitian seperti kriteria administrasi, teknis, dan harga. Perhitungan

tersebut dilakukan dengan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP).

Pada proses pemilihan pemenang tender proyek dengan metode AHP terdapat hirarki sistem yang telah disesuaikan dengan tujuan awal yaitu pemilihan pemenang tender pengadaan barang dan jasa. Hirarki sistem ini adalah dekomposisi dari masalah pemilihan pemenang tender, menentukan tujuan, mencari kriteria tepat yang digunakan untuk menyelesaikan tujuan, serta dekomposisi dari kriteria yang telah ditentukan. Dekomposisi ini merupakan penjabaran dari kriteria yang telah

ditentukan yang menghasilkan

identifikasi-identifikasi item dekomposisi masalah dalam pemilihan pemenang tender.

Dalam matriks keputusan, tujuan disebut sebagai goal, sedangkan administrasi, teknis, harga,

dan kualifikasi merupakan atribut yang

mendeskripsikan kriteria dari keputusan. Tiap kriteria memiliki item penilaian dimana setiap elemen item penilaian berhubungan erat dengan kriteria tersebut. Semua item penilaian itu dihubungkan secara langsung dengan kriterianya dan membentuk pohon hirarki yang dapat terlihat pada gambar berikut ini.

(3)

Gambar 2 Hirarki pemilihan pemenang tender

Setelah penyusunan hirarki selesai maka

langkah selanjutnya adalah melakukan

perbandingan antar elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level di atasnya.

Pembagian pertama dilakukan untuk elemen-elemen pada level kriteria dengan memperhatikan level di atasnya, yaitu goal atau tujuan utama

(pemilihan pemenang tender proyek).

Perbandingan dilakukan dengan skala satu sampai sembilan dan memenuhi aksioma-aksioma AHP.

Proses tender dimulai ketika calon peserta tender (vendor yang telah divalidasi sistem dan terdaftar sebagai rekanan) melakukan proses registrasi atau pendaftaran terhadap tender yang ingin diikuti sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Peserta tender yang terdaftar kemudian

akan diseleksi dalam proses prakualifikasi

berdasarkan kriteria administrasi yang sesuai. Peserta yang lolos tahap prakualifikasi kemudian akan diundang dalam sebuah proses

aanwijzing yang mempertemukan pihak penyelenggara tender (panitia lelang) dengan peserta tender. Apabila peserta datang dalam proses

aanwijzing, maka peserta tersebut dapat ikut serta dalam proses bidding (penawaran), namun apabila peserta tidak datang, maka secara otomatis peserta tersebut didiskualifikasi dari tender.

Dalam proses bidding, peserta tender hanya dapat melakukan satu kali penawaran dalam waktu

yang telah ditentukan. Setelah proses bidding

selesai dilakukan, maka proses tender dilanjutkan ke proses penentuan pemenang.

Aktor yang berperan dalam sistem e-Tender di perguruan tinggi terdiri dari enam aktor, yaitu unit, manager unit, admin logistik, warek bidang sumber daya, vendor, dan panitia lelang. Berikut daftar use case selengkapnya.

Secara umum kebutuhan fungsional dari sistem e-Tender adalah :

1. memiliki manajemen pengajuan barang dan

jasa yang mengelola proses pengajuan barang dan jasa dari unit hingga proses approval yang dilakukan oleh Warek II. Aktor yang berperan dalam proses pengajuan barang dan jasa adalah Unit, Manager Unit, Admin Logistik, dan Wakil Rektor II;

2. memiliki manajemen vendor yang melakukan

proses registrasi, validasi, maupun melihat daftar vendor yang telah terdaftar sebagai rekanan tetap. Aktor yang berperan adalah

Vendor dan Admin Logistik;

3. terintegrasi dengan e-University dan

memerlukan tingkat skalabilitas tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah arsitektur sistem yang dapat mengatasi beban request dari client

ke server dengan arsitektur multitier;

4. terintegrasi dengan database e-Procurement,

asset management, aplikasi pembelian langsung, dan aplikasi e-Budgeting;

5. memfasilitasi fitur workflow. Terdapat 8 status dalam sistem e-Tender, yaitu Sedang Proses

Pengajuan Manager, Manager Approved,

Sedang Proses Pengajuan Log, Manager

Rejected, Proses Pengajuan Gagal, Log

Approved, Sedang Proses Pengajuan Warek II, Log Rejected, Proses Pengajuan Gagal, Warek II Approved, Siap Proses Pengadaan, Warek II

Rejected, Proses Pengajuan Gagal, dan Sedang Proses Pengadaan.

Sistem e-Tender terdiri dari empat fitur utama, yaitu manajemen pengajuan barang dan jasa,

manajemen tender, manajemen vendor, dan

manajemen penentuan pemenang tender. Pada fitur

manajemen tender memiliki submodul manajemen

(4)

Gambar 4 Tampilan aplikasi e-Tender (dari kiri ke kanan dan atas ke bawah) : halaman e-University, halaman manajemen pengajuan barang dan jasa, halaman monitoring tender, dan halaman hasil penilaian vendor

IV. PERTIMBANGAN TEKNOLOGI

Aplikasi e-Tender memanfaatkan teknologi Java EE, Struts Frmaework dan Enterprise Java

Bean. Teknologi ini mendukung arsitektur

multitier. Kinerja dan skalabilitas sistem membutuhkan dukungan arsitektur multitier.

Konfigurasi multitier ini dibagi menjadi client tier, presentation tier, business logic tier, dan

database tier. Database tier berguna untuk menyimpan data-data yang terkait dengan aplikasi e-Tender. Di dalam database tier terdapat DBMS yang berfungsi untuk mengelola data-data. Sistem ini menggunakan Microsoft SQL Server.

Presentation Tier merupakan bagian yang diakses langsung oleh pengguna aplikasi. Struts Framework digunakan sebagai teknologi yang diimplementasikan di presentation tier. Struts

merupakan aplikasi framework untuk membangun

arsitektur aplikasi berbasis pada

Model-View-Controller (MVC) dengan penggunaaan servlet

Java dan Java Server Pages (JSP) sebagai

teknologinya.

Bussiness logic Tier atau dikenal sebagai

application tier merupakan bagian yang di dalamnya terdapat proses bisnis dan query untuk mengakses database. Teknologi yang berperan di

tier ini adalan Enterprise JavaBean (EJB). EJB adalah objek yang dapat dipanggil secara remote

dan merupakan komponen kunci untuk

membangun aplikasi mutitier. Berikut ini gambaran umum arsitektur multitier yang diimplementasikan di aplikasi e-Tender.

Gambar 4 Arsitektur multiter sistem e-Tender

DAFTAR PUSTAKA

1. Croom, S.R., Brandon-Jones, A. (2007). Impact

of E-procurement: experiences from implementation in the UK public sector. Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 13, Hal. 294.

2. Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos,

I.P. (2004). An e-Procurement system for

governmental purchasing. International Journal of Production Economics,Vol. 90, Hal. 79. 3. Subramaniam, C. Dan Shaw, M.J. (2004). The

Effects of Process Characteristics on The Value

of B2B E-Procurement. Information

Technology & Management, Vol.5, hal.161.

4. Tatsis,V., Mena,C., VanWassenhove,L.N.,

Whicker,L. (2006). Procurement in the Greek Food and Drink Industry. Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 12, hal. 63.

(5)

Gambar

Gambar 1 Implementasi e-Procurement di perguruan tinggi di Indonesia
Gambar 2  Hirarki pemilihan pemenang tender
Gambar 4  Tampilan aplikasi e-Tender (dari kiri ke kanan dan atas ke bawah) : halaman e-University, halaman manajemen  pengajuan barang dan jasa, halaman monitoring tender, dan halaman hasil penilaian vendor

Referensi

Dokumen terkait

Beladiri dengan kekuatan dalam yang harus diperhatikan adalah medan tenaga yaitu pancaran energi dari kepribadian karena bila jiwa dimasukan dengan energi spiritual maka

Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam, Bebek dan Ayam Peternak di Aceh Besar, Banda Aceh, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara,

(8) Fasal 7(1) dan 7(2) di dalam perlembagaan ini berkenaan korum dan penangguhan Mesyuarat Agung DwiTahunan terpakai untuk Mesyuarat Agung Khas, tetapi dengan syarat jika korum

Selain itu, sistem Full day school merupakan sistem pendidikan yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, seperti aplikasi Pendidikan Agama Islam

Dari latar belakang permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “SUBSTITUSI TEPUNG KULIT SINGKONG (Manihot utillisima) DALAM PEMBUATAN MIE DENGAN

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Pada teori conditioning yang diberi

Pertumbuhan anak beserta perkembangannya sangat ditentukan oleh ibu.Penelitian ini difokuskan untuk mengkaitkan pengetahuan ibu dengan tingkat pendidikan, pekerjaan

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik meneliti tentang pemahaman pajak penghasilan dan sanksi pajak pada (pegawai) atau wajib pajak orang pribadi di kampung petis