ABSTRAK
Penelitian tesis ini dilatarbelakangi karena banyaknya kasus mengenai akta notaris yang dipermasalahkan oleh para pihak ketiga lainnya, dikarenakan adanya salah satu pihak dalam akta melakukan wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum yang menyebabkan akta notaris memiliki kesalahan materil. Sebagai alat bukti tertulis, apa yang dinyatakan dalam akta notaris harus diterima. Notaris tidak menjamin bahwa apa yang dinyatakan oleh penghadap tersebut adalah benar atau suatu kebenaran, dikarenakan notaris tidak sebagai investigator dari data yang diberikan oleh para pihak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kriteria akta notaris dan akibat hukumnya terhadap akta otentik yang memiliki kesalahan materil, bagaimanakah pertanggungjawaban notaris dan perlindungan hukum terhadap notaris apabila terdapat kesalahan materil dalam akta yang dibuatnya, dan bagaimanakah pertimbangan Pengadilan Negeri Medan dan akibat hukum kesalahan materil akta notaris dalam putusan No.635/Pdt.G/2013/PN.Mdn.
Jenis penelitian ini menggunakan teori kepastian hukum. Penelitian ini termasuk kategori yuridis normatif dan bersifat deskriptif analitis. Pendekatannya menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder ini dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) sumber data, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari Library Research dan Field Research. Alat pengumpul data dilakukan dengan cara studi dokumen dan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif kemudian menekankan pada metode deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan kriteria akta notaris yang memiliki kesalahan materil antara lain adanya kesalahan atas isi akta notaris, sebab cacat kehendak, dan perbuatan melanggar hukum. Akibat hukum dari suatu akta yang memiliki kesalahan materil dapat menjadi batal demi hukum, dapat dibatalkan atau non existent, yaitu ketiganya mengakibatkan perbuatan hukum tersebut menjadi tidak berlaku. Notaris dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata berupa penggantian biaya, ganti rugi dan bunga. Notaris yang melakukan pelanggaran hukum yang tersebut dalam Pasal 85 UUJN dapat dimintai pertanggungjawaban administratif berupa teguran lisan, teguran tertulis, pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat, dan pemberhentian tidak hormat. Notaris yang terbukti di pengadilan melakukan pelanggaran yang tersebut dalam UUJN, Kode Etik Jabatan Notaris, dan KUHpidana dapat dikenakan sanksi pidana. Dalam melaksanakan jabatannya, notaris diberikan perlindungan oleh hukum berdasarkan UUJN, dilindungi oleh hak ingkar nya, dan dilindungi oleh Lembaga Pengawas Notaris. Pertimbangan pengadilan Negeri Medan terhadap putusan No.635/Pdt.G/2013/PN.Mdn dapat dilihat dari bukti di persidangan yang menyatakan notaris Elly Rozalia dalam membuat akta sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan namun karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak berakibat hukum tidak sah dan tidak berkekuatan hukum.
Kata Kunci : Analisis Yuridis, Kesalahan Materil, Akta Notaris
ABSTRACT
There are many cases related to notarial deeds claimed by third parties because one of them defaults or offends the law; causing the notary to be blamed for the material fault. This has motivated the research in this thesis. As written evidence, what is stated in a notarial deed has to be acknowledged. A notary does not guarantee what is stated by persons appearing is true or a truth because he/she is not the investigator of the data handed by the parties involved. The problems of the research are how the criteria of a notarial act and the legal consequence are toward an authentic deed which has material error, how the responsibility of a notary and the legal protection to him/her are in case there is a material error in the deed he/she has made, and how the consideration of Medan District Court and the legal consequence of the material error in a notarial deed are regarding the Verdict No.635/Pdt.G/2013/PN.Mdn.
The research used the theory of legal certainty. It is classified into a judicial normative research category with descriptive analysis. It also applied a case study approach. It used secondary data resources. The data had three resources, namely primary, secondary, and tertiary legal materials. They are collected through Library Research and Field Research. The data instrument used was documentary study and interview. The data were analyzed by using qualitative method, and then they were emphasized by the deductive method.
The results showed that the criteria of a notarial deed which has material error are that there are some errors in the content of the notarial deed, vitiated consent, and actions that offend law. The legal consequences of the notarial deed with material error are that it may become void before the law, annulled or non existent, meaning that these three consequences invalidate the legal action. A notary can be civilly asked for his/her responsibility such as compensation, indemnity, and interest. The notary who breaks the law as stipulated in Article 85 of UUJN (Notarial Act) can be claimed for the administrative responsibility such as verbal and written warning, temporary encumbrance, respectful encumbrance, and disrespectful encumbrance. If he/she is proven in the court for having broken the provision of UUJN, the Ethical Code of Notary, and the Civil Codes, he can be handed criminal sanction. In carrying out his/her duties, a notary is legally protected by UUJN, right of refusal, and Notary Supervision Agency. the legal consideration of Medan District Court regarding the verdict No.635/Pdt.G/2013/PN.Mdn can be viewed from the evidence in the trial which stated that Notary Elly Rozalia has made the deed in accordance with the legal provisions, but because there was an action against the law done by one of the parties involved, the deed became null and void.
Keywords: Judicial Analysis, Material Error, Notarial Deed